Oleh:
Irfandi
Teguh Febri Sudarma
Dosen Pengampuh:
Prof. Dr. Festiyed, MS
Dr. Asrizal, M.Si
Dr. Skunda Diliarosta, M.Pd
MK. Desain Model-Model Pembelajaran Kontenporer IPA Terpadu
Dr. Desnita, M.Si
Pembelajaran Kontenporer
• Learning to know
Pilar pendidikan
Unesco •
•
learning to do
learning to be
• learning to live together in peace
Sisdiknas
• Belajar untuk memperkuat
keimanan, ketakwaan, dan
akhlakmulia
Pembelajaran Abad 21
Critical Thinking
Creativity and
and Problem Collaboration Communication
Innovation
Solving
KARAKTER DAN KECAKAPAN ABAD 21
21st Century learning:
• To know Learning
and
• To do Innovation
• To be Skills
• To live together
• Memperkuat Keimanan
dan ketakwaan serta akhlak mulia
Core
subjects
21st
Century Flexibility
Digital Context Life and
literacy career skills
Initiative
Information Leadership
Media, and Social-skills
ICT literacy Cross cultural
Productivity
Accountability
Life-long learner
A. PILAR PENDIDIKAN
4K
Berpikir Kritis dan
Pemecahan Masalah
Komunikasi
KD
Kreatifitas dan
Inovasi Materi
Pembelajaran
Kolaborasi
HOTS
• Inquiri Sanjaya
SCL • Discovery
• Problem Solving
• pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai
titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran.
Wati
TCL
• Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai
• expository titik tolak atau sudut pandang guru terhadap proses
pembelajaran,
Rahmawati
• Pendekatan pembelajaran ialah jalan atau cara yang
akan ditempuh dan digunakan oleh pendidik untuk
memungkinkan siswa belajar sesuai dengan tujuan
tertentu
Teknik Pembelajaran
kegiatan siswa ke tujuan yang
diinginkan atau dicapai. Teknik pembelajaran mer
upakan cara guru
menyampaikan bahan
ajar yang telah disusun
(dalam metode)
berdasarkan pendekatan
yang dianut. Teknik yang
digunakan guru
tergantung kepada
kemampuan guru atau
siasat agar
proses pembelajaran dap
at berjalan dengan
lancer dan berhasil
dengan baik.
Model Pengolahan
Informasi
Model Modifikasi
Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Arends
Pangajuan Pertanyaan /
•model pembelajaran yang menyuguhkan
masalah
berbagai situasi bermasalah yang autentik dan
bermakna kepada peserta didik, yang dapat
berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi
Berfokus pada dan penyelidikan
keterkaitan antar disiplin
Trianto
•model pembelajaran yang didasarkan pada
Penyelidikan autentik banyaknya permasalahan yang membutuhkan
penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang
membutuhkan penyelesaian nyata dari
permasalahan yang nyata.
Menghasilkan produk dan
mempublikasikan Riyanto
•model pembelajaran yang dapat membantu
peserta didik untuk aktif dan mandiri dalam
Kolaborasi mengembangkan kemampuan berpikir
memecahkan masalah melalui pencarian data
sehingga diperoleh solusi dengan rasional dan
autentik
Karakteristik PBL menurut Arends
DEFINISI PROBLEM BASED LEARNING
Menurut Dewey
❑ Mendefinisikan masalah
Mengorganisasi siswa
❑ Mengorganisasi tugas belajar
Sistem Sosial
Sistem sosial yang terdapat pada model pembelajaran Problem Based
Learning ini adalah kerja sama. Dalam hal ini siswa saling membantu
menemukan pemecahan suatu masalah yang diberikan oleh guru
mengenai materi yang diajarkan. Dalam pembelajaran ini siswa saling
membantu utnutk memecahkan suatu masalah yang dihadapinya,
selain itu karena dalam suatu kelompok terdiri dari beberapa siswa maka
dalam menyelasaikan suatu masalah siswa harus bersikap saling
menghargai pendapat dari masing-masing individu.
Daya Dukung
Sistem pendukung yang diperlukan/ dibutuhkan dalam
pembelajaran Problem Based Learning adalah situasi dan kondisi kelas,
kenyamanan serta fasilitas yang ada dikelas seperti meja, kursi, papan tulis,
dll. Selain itu guru dalam proses pembelajaran ini juga harus
mempersiapkan bahan ajar dan materi yang lengkap agar siswa dapat
memahami materi dengan benar dan jelas. Pertanyaan-pertanyaan yang
disiapkan sebelum pembelajaran berlangsung untuk memancing siswa
aktif dalam proses pembelajaran. Serta Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran juga harus disiapkan dengan baik agar dalam proses
pembelajaran dapat berlangsung dengan sistematis dan terstruktur.
Dampak Intruksional dan Dampak Pengiring
Dampak intruksional adalah hasil belajar yang harus didapat atau
dipahami oleh siswa berupa pemahaman dan pengetahuan dari siswa
setelah menerima / mengikuti proses kegiatan belajar mengajar. Dampak
pengiring pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning setelah mengikuti pembelajaran ini siswa
diharapkan dapat memahami materi dan meningkatkan kerjasama
dengan duru serta dengan siswa lainnya, siswa belajar untuk bisa
bertoleransi menghargai pendapat orang lain, siswa berani
mengungkapakan pendpatnya didepan umum, siswa dapat berpikir kritis
dalam pembelajaran.
Komponen-Komponen Pembelajaran
Berbasis Masalah
Komponen-komponen pembelajaran berbasisi masalah dikemkakan oleh
Arends, diantaranya adalah :
a. Permasalahan autentik. Model pembelajaran berbasis masalah
mengorganisasikan masalah nyata yang penting secara sosial dan
bermanfaat bagi peserta didik. Permasalahan yang dihadapi peserta
didik dalam dunia nyata tidak dapat dijawab dengan jawaban yang
sederhana.
b. Fokus interdisipliner. Dimaksudkan agar peserta didik belajar berpikir
struktural dan belajar menggunakan berbagai perspektif keilmuan.
c. Pengamatan autentik. Hal ini dinaksudkan untuk menemukan solusi yang
nyata. Peserta didik diwajibkan untuk menganalisis dan menetapkan
masalahnya, mengembangkan hipotesis dan membuat prediksi,
mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen,
membuat inferensi, dan menarik kesimpulan.
d. Produk. Peserta didik dituntut untuk membuat produk hasil
pengamatan.produk bisa berupa kertas yang dideskripsikan dan
didemonstrasikan kepada orang lain.
e. Kolaborasi. Dapat mendorong penyelidikan dan dialog bersama untuk
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH
Dalam implementasi model pembelajaran berbasis masalah,
guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahan yang
dapat dipecahkan. Model pembelajaran berbasis masalah ini dapat
diterapkan dalam kelas jika :
a. Guru bertujuan agar peserta didik tidak hanya mengetahui dan hafal
materi pelajaran saja, tetapi juga mengerti dan memahaminya.
b. Guru mengiginkan agar peserta didik memecahkan masalah dan
membuat kemampuan intelektual siswa bertambah.
c. Guru menginginkan agar peserta didik dapat bertanggung jawab
dalam belajarnya.
d. Guru menginginkan agar peserta didik dapat menghubungkan
antara teori yang dipelajari di dalam kelas dan kenyataan yang
dihadapinya di luar kelas.
e. Guru bermaksud mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan, mengenal antara
fakta dan pendapat, serta mengembangkan kemampuan dalam
membuat tugas secara objektif.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH
Aspek sikap
Berfikir kreatif
Pemahaman konsep
Berfikir kritis
1
Astuti &
Supardiyono (2019)
Yulianti &
Gunawan (2019) implementasi PBL
dapat meningkatkan Hartati (2016)
Implementasi PBL kemampuan S L O VAKIA
C O L OMBIA
4. Penyelesaian
6. Evaluasi proses 5. Penyusunan dengan
dan hasil laporan & fasilitasi &
proyek presentasi monitoring
guru
6. Penilaian dalam Pembelajaran
Berbasis Proyek
1. Kemampuan pengelolaan
2. Relevansi
3. Keaslian
PPT.3a-3.18
Kompetensi dasar:
4.7 Melakukan penyelidikan untuk menentukan sifat
larutan yang ada di lingkungan sekitar
menggunakan indikator buatan maupun alami.
Indikator :
Membuat indikator buatan alami dari kunyit, buah bit
ungu, kubis ungu, bunga mawar atau tumbuhan lain
yang ada di sekitar
Contoh Alur Aktivitas Modul Projek - SMP
Modul Projek Fase D Tahap Pengenalan. Mengenali dan membangun kesadaran siswa terhadap isu pengelolaan sampah dan implikasinya terhadap
Tema: Gaya Hidup Berkelanjutan perubahan iklim
Topik: Sampahku, Tanggung
Jawabku 1. 2. 3. 4. 5.
Total waktu: 57 JP Perkenalan: Perubahan Eksplorasi Isu Refleksi awal Kunjungan ke TPA/ Diskusi Kritis Masalah
Iklim dan Masalah Komunitas Peduli Sampah
Pengelolaan Sampah Sampah
Dimensi Profil Pelajar Pancasila: Tahap Kontekstualisasi. mengkontekstualisasi masalah di lingkungan terdekat
● Beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha 6. 7. 8. 9.
Esa Pengumpulan, Trash Talk: Pengorganisasian Data Asesmen Formatif
● Gotong royong Pengorganisasian, dan Sampah di Sekolahku Secara Mandiri Presentasi: Sampah di
● Bernalar kritis Penyajian Data Sekolahku
Tahap aksi. bersama-sama mewujudkan pelajaran yang mereka dapat melalui aksi nyata
Sub-elemen yang disasar 10. 11. 12. 13. 14.
● Memahami Keterhubungan Poster Aksi Nyata Poster Aksi Nyata Poster Aksi Nyata Poster Aksi Nyata Asesmen Formatif
Ekosistem Bumi Sayangi Sekolahku: Sayangi Sekolahku: Sayangi Sekolahku: Sayangi Sekolahku: Simulasi Pameran
● Menjaga Lingkungan Alam Eksplorasi program Peranku dan Solusiku Menentukan Membuat Poster Poster Aksi Nyata
Sekitar pengelolaan sampah Karakteristik Poster Sayangi Sekolahku
● Kerja sama yang ada yang Baik
● Koordinasi Sosial Tahap Refleksi dan Tindak Lanjut. Menggenapi proses dengan berbagi karya, evaluasi dan refleksi, serta menyusun langkah strategis
● Mengajukan pertanyaan
● Mengidentifikasi,
mengklarifikasi, dan 15. 16. 17.
mengolah informasi dan Asesmen Sumatif Asesmen Sumatif Mari Beraksi Sambil
Pameran Poster Aksi Evaluasi Solusi Yang Refleksi
gagasan
Nyata Sayangi Ditawarkan Mengelola Sampah di
Sekolahku Sekolah
Format Evaluasi projek
penguatan profil pelajar
Pancasila
37
PPT.3a-3.19
Contoh .........................
Rubrik Penilaian Proyek
No Tahapan Skor
1 Perencanaan 1-5
• Menyiapkan alat
• Menyiapkan bahan
2 Pengumpulan data 1-10
• Mencatat hasil pengamatan
• Data sesuai dengan hasil pengamatan
3 Pengorganisasian data 1-5
• Mengelompokkan data berdasarkan jenis indikator buatan
4 Pengolahan data 1-5
• Menetapkan jenis indikator buatan
5 Penyajian data 1-10
• Membuat laporan tertulis
• Mempresentasikan hasil pengamatan
Jumlah skor 5-35