Anda di halaman 1dari 71

AKREDITASI RUMAH SAKIT

VERSI 2012

dr. Widya Anggraini, MARS


Dinkes Provinsi Sumatera Selatan
1. ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN
RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV
2005 -2009 2010-2014 2015 -2019 2020 -2025

Bangkes Akses Akses Kes masyarakat


diarahkan untuk masyarakat thp masyarakat thd yankes yang
meningkatkan yankes yang terhadap yankes berkualitas
akses dan mutu berkualitas telah yang berkualitas telah
yankes lebih telah mulai menjangkau
berkembang dan mantap dan merata di
meningkat seluruh wilayah
Indonesia
KURATIF-
REHABILITATIF VISI:
MASYARAKAT
SEHAT
YANG MANDIRI
PROMOTIF - PREVENTIF DAN
BERKEADILAN

Arah pengembangan upaya kesehatan, dari kuratif bergerak ke arah promotif,


preventif sesuai kondisi dan kebutuhan 2
3
2. Peta Strategi Pelayanan Kesehatan 2015-2019
VISI YANKES 2019
Akses Pelayanan Kesehatan yang Terjangkau dan Berkualitas Bagi Masyarakat
Jenis Izin Permenkes
N0.56 Tahun 2014

Izin
• diajukan oleh : PEMILIK RS
Mendirikan

Izin

Izin
Operasional • diajukan oleh : PENGELOLA RS
KLASIFIKASI RUMAH SAKIT

2 KATEGORI
RS UMUM RS KHUSUS

KLASIFIKASI :
1. RS KELAS A KLASIFIKASI :
2. RS KELAS B 1. RSK KELAS A
3. RS KELAS C 2. RSK KELAS B
4. RS KELAS D 3. RSK KELAS C

RS KELAS D :
1. RSU KELAS D
2. RSU KELAS D PRATAMA
No. Nama Pelayanan Kelas C Kelas D
1. Pelayanan Medik Umum & Dasar
a. Umum 9 4
b. Gigi 2 1

2. Pelayanan Spesialis Dasar


(min 2 yan utk D)
a. Penyakit Dalam 2 1
b. Anak 2 1
c. Bedah 2 1
d. Obgyn 2 1

3. Pelayanan Medik Spesialis Penunjang


a. Anestesi 1 *?
b. Radiologi 1 1
c. Patologi Klinik 1 1
No. Nama Pelayanan Kelas C Kelas D
4. Medik Spesialis Gigi dan Mulut
(min 1 yan utk C)
a. Bedah Mulut 1 -
b. Konservasi/endodonsi 1 -
c. Orthodonti 1 -
d. Periodonti 1 -
e. Prosthodonti 1 -
f. Pedodonsi 1 -
g. Penyakit Mulut 1 -
No. Pelayanan Kefarmasian Kelas C Kelas D
1. Kepala Instalasi Farmasi RS 1 1
2. Apoteker bertugas di Rajal 2 *1
Min AA 4 *2
3. Apoteker bertugas di Ranap 4 *1
Min AA 8 *2
4. Apoteker sebagai Koordinator 1 1
Penerimaan dan Distribusi
Farmasi
Min AA 1 1

• Utk Kelas D : Rajal dan Ranap jadi 1


• Apoteker : 1 org
• AA minimal : 2 org
No. Tenaga Kesehatan dan Petugas lainnya Kelas C Kelas D
1. Keperawatan (Perawat dan Bidan) 2 : 3 thd TT 2 : 3 thd TT
2. Gizi + +
3. Keterapian Fisik + +
4. Radiografer + +
5. Keteknisian Medis + +
6. Rekam Medik + +
7. Petugas IPRS + +
8. Petugas Pengelola Limbah + +
9. Petugas Kamar Jenazah + +
 JLHTEMPAT TIDUR KELAS III PALING SEDIKIT 30 % DARI
SELURUH TT U/ RS PEMERINTAH;

 JLHTEMPAT TIDUR KELAS III PALING SEDIKIT 20% DARI


SELURUH TT U/ RS SWASTA;

 JLH
TEMPAT TIDUR PERAWATAN INTENSIF SEBANYAK 5%
DARI SELURUH TT U/ RS PEMERINTAH DAN SWASTA.
ROADMAP AKREDITASI RS
TAHUN 2015 -2019
2019
481 Kabupaten Kota memiliki
1 RSUD terakreditasi
2018
384 Kabupaten Kota memiliki 1
RSUD terakreditasi
2017
287 Kabupaten Kota memiliki
1 RSUD terakreditasi

2016
• 277 RS telah
Terakreditasi
Nasional 190 Kabupaten Kota memiliki
• 59 RSUD 1 RSUD terakreditasi
Terakreditasi
dari 50 Kab/Kota 2015
(53,19%)
94 Kabupaten Kota memiliki 1
RSUD terakreditasi

2015 Sumber : Perpres 2/2015 ttg RPJMN 2015-2019


Permenkes Nomor : Undang Undang Rumah
659/2009 Tentang RS Sakit Nomor:44
Indonesia Kelas Dunia Tahun 2009
Permenkes Nomor :
340/2010 Tentang
Klasifikasi Rumah Sakit

Permenkes Nomor :
56/2014 Tentang
Klasifikasi dan
Perizinan Rumah Sakit

Permenkes Nomor :
012/2012 Tentang
Akreditasi Rumah Sakit

SK Menteri Kesehatan Nomor: Standar Akreditasi Rumah Sakit 2012


428/2012 Tentang Penetapan (Keputusan Direktur Jenderal Bina Upa
Lembaga Independen Pelaksana Kesehatan Nomor: HK02.04/I/2790/11)
Akreditasi RS di Indonesia
1) Untuk Peningkatan mutu pelayanan RS wajib
diakreditasi minimal 3 tahun sekali
2) Akreditasi RS yg dimaksud dilakukan oleh lembaga
independen dr dalam/luar negeri berdasarkan standar
akreditasi yg berlaku
3) Lembaga independen sbgmana dimaksud pd ayat (2)
ditetapkan oleh Menteri
4) Ketentuan mengenai akreditasi RS dimaksud diatur
dgn Peraturan Menteri
Pasal 3 :
Ayat 3  RS wajib mengikuti akreditasi nasional
Ayat 5  RS yg akan mengikuti akreditasi
internasional harus sudah
mendapatkan status akreditasi
nasional
Ayat 7  RS terbaru yang telah memperoleh
izin operasional & beroperasi minimal 2 thn
wajib mengajukan permohonan akreditasi
Standar Akreditasi Rumah Sakit yang Baru
I. Kelompok Standar Pelayanan Berfokus pada Pasien
Bab 1. Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)
Bab 2. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
Bab 3. Asesmen Pasien (AP)
Bab 4. Pelayanan Pasien (PP)
Bab 5. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
Bab 6. Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO)
Bab 7. Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)
II. Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit
Bab 1. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Bab 2. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Bab 3. Tata Kelola, Kepemimpinan, dan Pengarahan (TKP)
Bab 4. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
Bab 5. Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)
Bab 6. Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI) 17
Standar Akreditasi Rumah Sakit Baru ( lanjutan)
III. Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien
Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif
Sasaran III : Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai (high- Alert)
Sasaran lV : Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-
pasien Operasi
Sasaran V : Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kes.
Sasaran VI : Pengurangan risiko pasien jatuh
IV. Sasaran Milenium Development Goals
Sasaran I : Penurunan Angka Kematian Bayi dan Peningkatan Kes.Ibu
Sasaran II : Penurunan Angka Kesakitan HIV/AIDS
Sasaran III : Penurunan Angka Kesakitan TB
18
Standar Akreditasi Rumah Sakit
Baru versi 2012
Elemen
Standar
Penilaian
Kelompok I 161 436
Kelompok II 153 569
Kelompok III 6 24
Kelompok IV 3 19
Total : 323 1048

19
PERUBAHAN PARADIGMA
STANDAR AKREDITASI BARU
1. TUJUAN AKREDITASI: QUALITY AND SAFETY
2. STANDAR AKREDITASI: MEMENUHI KRITERIA –
KRITERIA INTERNASIONAL DAN BERSIFAT DINAMIS
3. PERAN DIREKTUR SANGAT SENTRAL
4. PATIENT CENTRE CARE
5. PATIENT SAFETY
6. CONTINUITY OF CARE
7. CONTINOUS QUALITY IMPROVEMENT
8. PEDOMAN DAN CARA SURVEI AKREDITASI  TRACER
METHODOLOGY ( METODE TELUSUR)
9. KEPATUHAN TERHADAP SPO,STANDAR DAN ETIKA
PROFESI
PARADIGMA BARU PELAYANAN KESEHATAN

Patient-centered care’ sebagai “asuhan yang


menghormati dan responsif terhadap pilihan,


kebutuhan dan nilai-nilai pribadi pasien. Serta
memastikan bahwa nilai-nilai pasien menjadi panduan
bagi semua keputusan klinis”
Standar Akreditasi RS
pada badan
Internasional

Patient Fokus Pasien


Centered Care

Quality & Safety


of Patient Care
Patient centered care

View patients as multi-dimensional

body

connection

mind spirit
 Pada Model tradisional
dalam yan kes, dokter
merupakan unit sentral/ pusat
dalam model yan kes
Pedekatan yg lebih modern dlm
yan kes sekarang, diterapkan dgn
cepat di banyak RS di seluruh
dunia, model tim interdisiplin :
 model ini telah menggeser
semua PPK menjadi disekitar
pasien
 berfokus pada PCC
 Sbg tambahan, semua
profesi sama pentingnya bila
tiba pada kontribusi setiap
profesional yan kes tthd pasien
25
dan tim
Model Patient Centered Care
(Interdisciplinary Team Model – Interprofessional Collaboration)

DPJP
Perawat Apoteker
• Clinical/Team
Leader Fisio Ahli
• Review Asuhan terapis Pasien, Gizi
Keluarga
• Secara kolaboratif
melakukan sintesa Radio
& integrasi asuhan Analis
grafer
pasien
Lainnya
1. Patient Centered Care (PCC)  Pasien adalah pusat pelayanan,
Pasien adalah bagian dari tim
2. Profesional Pemberi Asuhan (PPA) diposisikan di sekitar
pasien, dgn kompetensi yg memadai, sama pentingnya pada kontribusi profesinya,
tugas mandiri, delegatif, kolaboratif, merupakan model Tim Interdisiplin
3. Peran & fungsi DPJP : sebagai Clinical Leader, melakukan Review,
Sintesa , Integrasi asuhan pasien, Koordinasi (dapat oleh PPA lain)
4. PCC merupakan pendekatan modern, inovatif,
KARS Dr.Nico Lumenta sudah menjadi trend
2 “blok” Patient Care
1 kegiatan

Asesmen Pasien
(Skrining, “Periksa Pasien”) (IAP)
Profesinal Pemberi Asuhan

1. Pengumpulan Informasi : Anamnesa,


S

Asesmen Ulang
pemeriksaan, pemeriksaan lain / penunjang,
O dsb
2. Analisis informasi : dihasilkan
A Diagnosis / PRoblem / Kondisi, 
identifikasi Kebutuhan Yan Pasien
(PPA)

3. Susun Rencana Pelayanan/Care Plan :


P untuk memenuhi Kebutuhan Yan
Pasien

2
*Implementasi Rencana
(IM)
*Monitoring
Beberapa metode pencatatan asesmen

 SOAP : Subjective, Objective, Assessment,


Plan
 ADIME : Assessment, Diagnosis,
Intervention (+ Goals), Monitoring,
Evaluation
 DART : Description, Assessment,
Response, Treatment
Akreditasi Sebagai Upaya Peningkatan Mutu
Berkesinambungan
Pendampingan
AKREDITASI

Pendampingan

Pendampingan
AKREDITASI
Pendampingan

AKREDITASI 1 2 3 4 5 6
TAHUN
BEDA STANDAR AKREDITASI VERSI 2007
DAN STANDAR AKREDITASI VERSI 2012
Versi 2007 Versi 2012

• Berfokus pada • Berfokus Pada Pasien


provider • Focus utama Pada
Proses , Output Dan
• focus pada input dan
Outcome
dokumen • Kuat Pada Implementasi
• Lemah implementasi  Melibatkan Seluruh
 kurang melibatkan Petugas
petugas • Kesinambungan
Pelayanan ( continuum
of care )
Akreditasi Sebagai Tujuan

TERAKREDITRASI TERAKREDITRASI

Saat
Penilaian

3 6
TAHUN
PERUBAHAN CARA DAN PROSES
SURVEI
METODE TELUSUR

Metode evaluasi untuk menelusuri


sistem pelayanan RS secara efektif
dengan mencari bukti bukti
implementasi mutu pelayanan dan
keselamatan pada pelayanan pasien
yg dirawat di rumah sakit
TELUSUR

1. WAWANCARA DENGAN PASIEN,


DOKTER, PERAWAT,APOTEKER DAN
STAF PELAKSANA LAINNYA

2. MELAKUKAN OBSERVASI TERHADAP


LINGKUNGAN KERJA RS

3. MENELITI DOKUMEN DAN BUKTI-BUKTI


PELAKSANAAN LAINNYA
METODE TELUSUR (TRACER
STUDY)
2 TIPE METODE TELUSUR
1. Telusur Pasien: mengikuti alur
pengobatan ( treatment path )
dari individu pasien di dalam RS
2. Telusur Sistem : mengikuti
suatu proses ( process ) di RS
dari mulai sampai akhir.
1) Sistem Manajemen Obat
2) Sistem Manajemen Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi
3) Sistem Manajemen Data
Apa yang dimaksud dg telusur
( Tracer)?
 Metode asesmen kunci JCI
 “telusur / Tracer” suatu penelusuran pasien
secara riil pada alur pelayanan pasien selama
dirawat di RS dengan menggunakan catatan
medis sebagai petunjuk ( guide )
 Sepanjang proses pelayanan pasien , JCI
mengobservasi dan mengases kepatuhan
terhadap standar
 Memberi kesemapatan untuk memahami
kinerja RS dari perspektif pasien.
 Tracer akan memeriksa sistem dan proses
yang berjalan di rumah sakit dengan cara:
 Mengikuti perjalanan perawatan seorang
pasien di rumah sakit.
 Mengikuti seluruh prosesnya dari awal
hingga akhir.
 Merupakan bagian dari program
peningkatan mutu pelayanan.
Unsur-unsur dalam tracer :
 Mereview rekam medis pasien bersama dengan staf-
staf yang bertanggung jawab pada perawatan
pasien, pengobatan serta layanan yang diberikan.
 Observasi langsung untuk perawatan pasien
 Observasi proses pengobatan
 Observasi pencegahan infeksi dan pengendalian
 Observasi proses perencanaan perawatan.
 Diskusi menggunakan data rumah sakit.
 Langkah2 peningkatan kualitas yang sudah
dilakukan, Informasi / data yang sudah dipelajari,
Perbaikan menggunakan data yang ada , serta
penyebaran datanya
 Observasi dampak lingkungan pada area
keamanan / keselamatan serta peran staf dalam
meminimalkan risiko lingkungan.
 Observasi pemeliharaan peralatan medis dan
diskusi dg staf yang bertanggung jawab atas
pemeliharaan peralatan medis.
 Wawancara dengan pasien atau keluarga (jika
diijinkan olehpasien atau keluarga). Diskusi akan
berfokus pada program perawatan yang sesuai ,
serta akan mencoba untuk memverifikasi masalah
yang timbul.
 Mengeksplorasi alur pasien dan penanganan /
manajemen bila ada gawat darurat.
 Dll.
Regulasi
Nasional/
Referensi

Regulasi RS:
• Kebijakan
• Pedoman/
Panduan
• SPO
APA MANFAAT AKREDITASI
SECARA NYATA ?
MANFAAT AKREDITASI
PROSES AKREDITASI DIRANCANG UNTUK
MENCIPTAKAN BUDAYA KESELAMATAN DAN BUDAYA
KUALITAS DI RS
• Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap RS
 Menyediakan lingkungan kerja yang lebih aman dan
efisien bagi karyawannya
• Sebagai modal negosiasi dengan pihak asuransi
kesehatan/Payer
• Lebih mendengarkan/ Menghormati hak- hak pasien
dan keluarga serta melibatkan mereka sebagai
partner/mitra dalam proses pelayanan
 Membangun learning culture dari laporan-laporan
Insiden Keselamatan Pasien untuk perbaikan sistem
COLCATA , INDIA , DESEMBER 2011
OPERASI SALAH SISI
OPERASI SALAH ORANG
TIME OUT
ENAM AREA DALAM HAND-WASH/RUB
 TELAPAK TANGAN
 PUNGGUNG TANGAN
 SELA- SELA JARI LAMA CUCI TANGAN:
 PUNGGUNG JARI-JARI (GERAKAN KUNCI) HAND RUB : 20-30 DETIK
 SEKELILING IBU JARI (PUTAR- PUTAR) HAND WASH 40-60 DETIK
 KUKU DAN UJUNG JARI (PUTAR-PUTAR)
Acknowledgement : WHO World Alliance for Patient Safety 50
KEPATUHAN TERHADAP STANDAR
DAN PROSEDUR
UU RS Pasal 13
 (3) Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di
Rumah Sakit harus bekerja sesuai dengan
 Standar profesi
 Standar pelayanan rumah sakit
 Standar prosedur operasional yang berlaku
 Etika profesi
 Menghormati hak pasien dan
 Mengutamakan keselamatan pasien

Akuntabilitas tenaga kesehatan: Kepatuhan terhadap


Standar Prosedur oprasional
UU RS
Pasal 32 Hak Pasien

q. menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit


apabila Rumah Sakit diduga memberikan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar
baik secara perdata ataupun pidana; dan

Pasal 29
s. melindungi dan memberikan bantuan
hukum bagi semua petugas Rumah Sakit dalam
melaksanakan tugas
UU PRAKTIK KEDOKTERAN PASAL 44
(1) Dokter atau dokter gigi dalam
menyelenggarakan praktik kedokteran wajib
mengikuti standar pelayanan kedokteran atau
kedokteran gigi.
(2) Standar pelayanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibedakan menurut jenis dan strata
sarana pelayanan kesehatan.
(3) Standar pelayanan untuk dokter atau dokter gigi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) diatur dengan peraturan Menteri.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR


1438/MENKES/PER/IX/2010
TENTANG STANDAR PELAYANAN KEDOKTERAN
TAK TERJADI CEDERA PASIEN

KEPATUHAN TERHADAP
STANDAR MENJADI KEHARUSAN
KONDISI Hukum
IDEAL disiplin (+)
BEKERJA SESUAI BEKERJA
SPO,STANDAR MELANGGAR
PROFESI, Pidana Pidana SPO,STANDAR
KOMPETEN dan/atau dan/atau PROFESI,
perdata (-) perdata (+) TAK
KOMPETEN
Hukum Hukum
disiplin (-) disiplin (+) MALPRAKTIK

CEDERA PASIEN/ KEGAGALAN MEDIS


IMPLEMENTASI DAN KEPATUHAN TERHADAP
KEBIJAKAN DAN STANDAR MENJADI DASAR BAGI
PELAYANAN YANG BERKUALITAS

Contoh diantaranya adalah staf/staf klinis mampu


memperagakan:
 Menggunakan APAR secara benar
 Cuci tangan dengan standar WHO dan patuh
terhadap five moment for hand hygine
 Identifkasi pasien dengan benar sebelum
memberikan Pelayanan kepada pasien
 Read back
 RJP/CPR
 dll
PEDOMAN PENILAIAN
Setiap elemen penilaian (EP) dari sebuah
standar diberi skor
1. TERCAPAI PENUH (TP)
2. TERCAPAI SEBAGIAN (TS)
3. TIDAK TERCAPAI (TT)
4. TIDAK DAPAT DITERAPKAN (TDD)

 Tujuan dari dokumen ini agar tercapai konsistensi


pada waktu memberi nilai keseluruhan dan skor dari
masing ELEMEN penilaian

* Nilai adalah persentase pencapaian DALAM


STANDAR , BAB , GROUP = DALAM PERSEN (%)
** Skor adalah angka nominal pencapaian pada tiap
ELEMEN PENILAIAN ( 10, 5, 0)
Skor “Tercapai Penuh” (TP)
NILAI 10
 Sebuah standar dinilai “tercapai penuh” apabila
jawabannya “ya” atau “selalu” dari persyaratan yang
diminta di Elemen Penilaian.
 Dengan ketentuan sbb:
 Temuan tunggal negatif tidak menghalangi nilai “tercapai
penuh” dari minimal 4 telusur pasien
 Jika 80-90% atau lebih dari temuan atau yang dicatat
dalam wawancara, observasi dan dokumen (misalnya, 9 dari
10) dipenuhi
 Catatan balik (track record) “tercapai penuh” adalah sebagai
berikut :
 Untuk survei awal :selama 4 bulan ke belakang
 Survei lanjutan: Selama 12 bulan kebelakang
Skor “Tercapai Sebagian” (TS)  Nilai 5
 Sebuah standar dinilai “tercapai sebagian” apabila jawabannya
“tidak selalu ” atau “kadang-kadang” dari persyaratan yang
diminta di EP.
 Dengan ketentuan sebagai berikut :
 Jika >20% sampai 79 % (misalnya , >2 sampai 8 dari 10) dari
temuan atau yang dicatat dalam wawancara, observasi dan dokumen
 Bukti dipenuhinya persyaratan hanya dapat ditemukan di sebagian
daerah/unit kerja dimana persyaratan harus ada
 Kebijakan/proses ditetapkan dan dilaksanakan tetapi tidak memuat
catatan yang dibutuhkan untuk persyaratan “tercapai penuh”
 kebijakan/proses ditetapkan dan dilaksanakan akan tetapi tidak
dapat dipertahankan
 Catatan balik (track record) “tercapai sebagian” adalah sbb ;
 1 sampai 3 bulan kebelakang dipenuhinya EP dari survei
awal
 5 sampai 11 bulan kebelakang dipenuhinya EP dari survei lanjutan
Skor “Tidak Tercapai” (TT)
Nilai 0
 Sebuah EP dinilai “tidak tercapai” jika jawabannya adalah
„jarang” atau “tidak pernah” dari persyaratan dari EP.
 Dengan ketentuan sebagai berikut :

 Dengan ketentuan sebagai berikut :


 Jika < /= 20% dari temuan atau yang dicatat dalam
wawancara, observasi dan dokumen
 Bukti dipenuhinya persyaratan tidak dapat
ditemukan di daerah/unit kerja dimana persyaratan
harus ada
 Kebijakan/proses ditetapkan tetapi tidak dilaksanakan
 Catatan balik (track record) “tercapai sebagian” adalah
sbb ;
 Kurang atau= 1 bulan kebelakang dipenuhinya EP
dari survei awal
 Kurang dari 5 bulan kebelakang dipenuhinya EP
dari 3 tahun survei lanjutan
Skor “Tidak Dapat Diterapkan” (TDD)

 Sebuah EP dinilai “tidak dapat


diterapkan” jika persyaratan dari
EP tidak dapat diterapkan di RS
(contohnya, RS tidak melakukan
riset, tidak ada donasi organ, tak
melakukan pelayanan HIV/AID)
URUTAN BAB DALAM PENETAPAN KELULUSAN
1. Sasaran keselamatan pasien rumah sakit (SKP)
2. Hak pasien dan keluarga (HPK)
3. Pendidikan pasien dan keluarga (PPK)
4. Peningkatan mutu dan keselamatan pasien (PMKP)
5. Millenium Development Goal’s (MDG’s)
6. Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)
7. Asesmen Pasien (AP)
8. Pelayanan Pasien (PP)
9. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
10. Manajemen Penggunaan Obat (MPO)
11. Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)
12. Kualifikasi dan Pendidikan Staff (KPS)
13. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
14. Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan ( TKP)
15. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
Pembagian GROUP
 Group Mayor: Nilai >80%
 Group Minor: Nilai >20%
Dasar
1. Sasaran keselamatan pasien rumah sakit
2. Hak pasien dan keluarga (HPK)
3. Pendidikan pasien dan keluarga (PPK)
4. Peningkatan mutu dan keselamatan pasien
Mayor
(PMKP)
5. Millenium Development Goal‟s (MDG‟s)
6. Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)
7. Asesmen Pasien (AP)
8. Pelayanan Pasien (PP) Minor
9. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
10. Manajemen Penggunaan Obat (MPO)
11. Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)
12. Kualifikasi dan Pendidikan Staff (KPS)
13. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
14. Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan ( TKP)
15. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
Madya
1. Sasaran keselamatan pasien rumah sakit
2. Hak pasien dan keluarga (HPK)
3. Pendidikan pasien dan keluarga (PPK) Mayor
4. Peningkatan mutu dan keselamatan pasien (PMKP)
5. Millenium Development Goal’s (MDG’s)
6. Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)
7. Asesmen Pasien (AP)
8. Pelayanan Pasien (PP)

9. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)


10. Manajemen Penggunaan Obat (MPO)
11. Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)
12. Kualifikasi dan Pendidikan Staff (KPS) Minor
13. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
14. Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan ( TKP)
15. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
UTAMA
1. Sasaran keselamatan pasien rumah sakit (SKP)
2. Hak pasien dan keluarga (HPK)
3. Pendidikan pasien dan keluarga (PPK)
4. Peningkatan mutu dan keselamatan pasien (PMKP) Mayor
5. Millenium Development Goal’s (MDG’s)
6. Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)
7. Asesmen Pasien (AP)
8. Pelayanan Pasien (PP)
9. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
10. Manajemen Penggunaan Obat (MPO)
11. Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)
12. Kualifikasi dan Pendidikan Staff (KPS)
13. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
14. Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan ( TKP)
15. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) Minor
Paripurna
1. Sasaran keselamatan pasien rumah sakit (SKP)
2. Hak pasien dan keluarga (HPK)
3. Pendidikan pasien dan keluarga (PPK)
4. Peningkatan mutu dan keselamatan pasien (PMKP)
5. Millenium Development Goal’s (MDG’s)
6. Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)
7. Asesmen Pasien (AP)
8. Pelayanan Pasien (PP)
9. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
Mayor
10. Manajemen Penggunaan Obat (MPO)
11. Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)
12. Kualifikasi dan Pendidikan Staff (KPS)
13. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
14. Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan ( TKP)
15. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
Hasil Penilaian Survei
Akreditasi Baru
HUBUNGAN
JAMINAN KESEHATAN DAN AKREDITASI

1. RS yang akan bekerjasama dengan BPJS harus


memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam proses
kredensial  Permenkes No. 99/2015: revisi
Permenkes No. 71/2013 maka masa peralihan
untuk memenuhi kriteria ini ditetapkan selama 5
tahun, seluruh RS yang bekerja sama dengan BPJS
sudah terakreditasi.
2. Standar-standar Akreditasi sangat terkait dengan
program-program Kemenkes dengan melibatkan
seluruh staf dan pimpinan RS serta stake holder
terkait.
KESIMPULAN
1. RS wajib melaksanakan akreditasi setiap 3 tahun sekali  amanat UU no.
44/2009 ttg RS.
2. Akreditasi merupakan upaya untuk melakukan kendali mutu dan kendali
biaya dalam implementasi Program JKN.
3. Akreditasi merupakan salah 1 kriteria Penetapan RS Rujukan Nasional,
Provinsi dan Regional (Kepmenkes 390 dan 391/2014)  sbg pendukung
Prioritas Kebijakan Alokasi Anggaran dan sasaran pencapaian target-
target kinerja Kemenkes dalam Renstra 2015-2019.
4. Jumlah RS yang terakreditasi nasional masih sangat sedikit (359 RS) 
63 Kab/Kota  diperlukan upaya bersama untuk mendukung pencapaian
akreditasi RS di Indonesia.
5. Diperlukan perubahan paradigma terkait mutu pelayanan kesehatan dan
komitmen yang kuat dari Kemenkes, Pemda, serta Pimpinan dan Staf
Fasyankes menerapkan standar akreditasi di Fasyankes.
6. Bimbingan Teknis kepada SDM Dinkes Provinsi diharapkan dapat
memberikan pemahaman dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk
melaksanakan fungsi sebagai pembina khususnya persiapan akreditasi
rumah sakit di wilayahnya.
QUESTION ?
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai