Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MANDIRI

ZAT DAN PERUBAHANNYA

DISUSUN OLEH :

NAMA : INTAN RATNA ANJANI

KELAS : X TKJ2

MAPEL : PROYEK IPAS

SMKN 1 PANGKALAN LESUNG

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah yang berjudul “Zat dan Perubahannya” dapat kami selesaikan sesuai dengan yang
diharapkan.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam salah satu materi dari
pelajaran “IPAS”, yang mana materi Zat dan Perubahannya sangat diperlukan untuk
memahami lingkungan hidup manusia.

Makalah ini saya susun dengan tujuan untuk Memberikan pedoman dan arahan kepada
para pembaca agar lebih mengerti tentang materi yang akan dibahas

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih


a d a kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik yang bersifat
membangun. Dan besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Pangkalan Lesung, 24 September 2022

Penyusun
A. Klasifikasi Materi

1. Berdasarkan wujud materi

a. Zat Padat
Zat padat adalah zat yang susunan partikelnya teratur terus berdekatan dan gaya
tarik menarik antar partikelnya pun sangat kuat gerak partikelnya juga tidak bebas sifat
zatnya berbentuk tetap dan volumenya pun juga tetap mengikuti zat tersebut contoh zat
padat yang ada di sekitar kita yaitu batu batu mempunyai semua ciri-ciri benda padat
yaitu batu memiliki susunan partikel yang sangat rapat dan kuat sehingga tidak mudah
ditempah dan berubah bentuk yang kedua yaitu volumenya tidak dapat berubah sesuai
dengan tempatnya artinya dimanapun tempatnya batu tetap mempunyai bentuk yang tetap
tetapi tidak semua benda padat mempunyai sifat ini sifat yang satu ini juga dipengaruhi
oleh faktor besar kecilnya benda padat dan luasnya tempat Contohnya yaitu tepung terigu
tepung terigu merupakan salah satu benda padat yang berukuran sangat kecil sehingga
bila tepung terigu itu dipindah-pindah tempat maka tepung terigu akan mempunyai
bentuk yang sama dengan tempatnya.

b. Zat Cair
Zat cair merupakan suatu benda yang dapat menempati ruang sesuai bentuk ruang
yang ditempatinya atau dengan kata lain benda mengikuti ruang yang ada.
Zat cair mempunyai ciri-ciri berikut :
 Bentuk benda cair mengikuti bentuk wadahnya Contohnya seperti minyak goreng
dalam botol berubah jika dituangkan ke dalam wajan atau penggorengan begitu
pula dengan air yang dituangkan ke dalam botol hal itu berarti bahwa bentuk
benda cair mengikuti bentuk wadahnya.
 Bentuk permukaan benda cair selalu tenang dan datar bentuk permukaan benda
cair yang tenang berbeda dengan bentuk benda cair yang bergejolak hal itu
terlihat pada wadah yang tembus pandang walaupun wadahnya dimiringkan
permukaan benda cair yang tenang selalu datar.
 Benda cair menekan ke segala arah air mempunyai tekanan semakin rendah
tekanan air pada suatu tempat maka semakin lambat alirannya pancaran air dari
tempat lebih rendah tampak lebih jauh Itulah sebabnya tembok dalam Bendungan
dibuat makin ke bawah Makin tebal hal ini untuk menahan tekanan air yang
makin besar di bagian bawah.
 Benda cair meresap melalui celah-celah kecil berbagai peristiwa meresapnya
benda cair melalui celah-celah kecil terjadi dalam kehidupan sehari-hari atau lebih
dikenal dengan peristiwa kapilaritas misalnya minyak tanah meresap pada sumbu
kompor sehingga bisa menimbulkan nyala api.

c. Zat Gas
Zat gas merupakan satu-satunya gas yang tidak dapat dilihat wujudnya zat gas
hanya bisa dirasakan Hal ini karena disebabkan oleh partikel yang membentuk zat gas
tidak memiliki gaya tarik-menarik contoh dari zat gas adalah udara yang mengalir di
sekitar dan gas yang digunakan untuk memasak zat gas terbentuk dari kumpulan zat yang
disebut molekul masing-masing molekul yang membentuk zat gas memiliki sifat dasar
yang dimiliki gas susunan molekul terbentuk dari zat yang lebih kecil lagi yang dikenal
dengan nama atom-atom tidak memiliki sifat dasar dari zat yang dibentuknya.
Sifat dari zat gas adalah :
 Memiliki bentuk yang tidak tetap maksudnya bentuk dari zat gas tergantung dari
tempat atau wadah yang menampung zat gas jika zat gas dimasukkan ke dalam
balon maka zat gas akan membentuk balon tersebut bentuk dari zat gas tidak
pernah tetap kena zat gas akan mengisi seluruh ruangan yang menjadi wadahnya.
 Menekan ke segala arah jika zat gas ditempatkan dalam sebuah ruang cat gas akan
memberikan tekanan ke segala arah untuk membentuk wadah tersebut misalnya
saat kita mengisi ban sepeda atau motor dengan udara tekanan yang diberikan
oleh udara pada ban akan merata ke segala arah sehingga ban bisa menahan beban
di semua bagiannya.

2. Berdasarkan Komposisi

a. Zat Tunggal

Zat tunggal merupakan zat yang terdiri atas materi sejenis. Contoh benda termasuk dalam
zat tunggal adalah air, garam, gula, dan emas 24 karat. Zat tunggal ini terbagi menjadi dua, yaitu
unsur dan senyawa.

- Unsur

Unsur adalah bagian dari zat tunggal yang tidak bisa diuraikan menjadi zat sederhana melalui
reaksi kimia. Hal itu karena unsur sudah dalam bentuk yang paling sederhana. Hampir sebagian
besar unsur bisa Kita temukan di alam. Contohnya oksigen (O), hidrogen (H), kalsium (Ca), dan
besi (Fe).

Unsur terbagi menjadi tiga, yaitu unsur logam, unsur nonlogam, dan unsur semilogam.

Contoh unsur logam: emas, alumunium, besi, dan masih banyak lagi.

Contoh unsur nonlogam: oksigen, hidrogen, nitrogen, belerang, dan masih banyak lagi.

Contoh unsur semilogam: arsenik, boron, silikon, dan masih banyak lagi.

- Senyawa

Senyawa adalah zat yang bisa diuraikan kembali menjadi zat lain yang lebih sederhana
melalui reaksi kimia. Senyawa biasanya adalah gabungan dari dua unsur atau lebih. Misalnya air
(H2O) merupakan gabungan dari oksigen dan hidrogen.
Senyawa terbagi menjadi dua, yaitu senyawa organik dan senyawa anorganik.

Senyawa organik berasal dari makhluk hidup dan beberapa buatan. Sementara senyawa
anorganik berasal dari mineral atau batuan. 

b. Campuran

Campuran adalah zat yang terdiri atas beberapa jenis materi atau zat tunggal. Campuran
bisa dibedakan menjadi campuran homogen dan campuran.heterogen.

- Campuran Homogen

Campuran homogen merupakan campuran yang zat penyusunnya tercampur sempurna. Pada
campuran homogen, zat penyusunnya tidak bisa dibedakan.

Contoh: air garam, sirop, udara, perunggu, kuningan.

- Campuran Heterogen

Campuran heterogen merupakan campuran yang zat penyusunnya tidak tercampur sempurna.
Pada campuran heterogen, zat penyusunnya masih bisa dibedakan.

Contoh: campuran air dengan kopi, air dengan tepung, dan air dengan pasir.
3. Pemisahan Campuran

a. Filtrasi
Filtrasi atau penyaringan adalah teknik pemisahan yang dilakukan dengan alat
berpori atau penyaring. Filtrasi akan menghasilkan filtrat atau hasil filtrasi yang biasanya
bening dan residu (ampas).

b. Kristalisasi
Kristalisasi adalah pemisahan zat padat dari larutannya sehingga mengkristal.
Teknik ini harus diterapkan pada larutan yang kental. Jika tidak, larutan harus
dipekatkan.

c. Dekantasi
Dekantasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk memisahkan campuran
larutan dan padatan yang paling sederhana yaitu dengan menuangkan cairan secara
perlahan sehingga endapan tertinggal di bagian dasar bejana.

d. Sublimasi
Sublimasi atau penyubliman adalah teknik pemisahan sifat fisika dengan
menguapkan zat padat tanpa fase cair terlebih dulu.

e. Distilasi
Distilasi atau penyulingan dilakukan untuk memisahkan zat-zat penyusun dalam
campuran yang berupa larutan. Teknik ini diterapkan berdasarkan perbedaan titik didih.

f. Kromatografi
Kromotografi merupakan teknik pemisahan yang didasarkan pada perbedaan
kecepatan perambatan pada pelarut.
B. Sifat Materi dan Pengukurannya

1. Sifat Fisis

Sifat fisis adalah sifat yang berhubungan dengan perubahan fisis zat itu.Sifat
fisika adalah perubahan yang dialami suatu benda tanpa membentuk zat baru.

a. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran-besaran dasar yang tidak dapat disusun dari
besaran lainnya. Satuan dari besaran pokok sudah ditetapkan lebih dulu. Ada 7 besaran
pokok yang perlu kamu tahu. Ketujuh besaran ini bisa kamu sebut sebagai JIWA
SMP (Jumlah zat, Intensitas cahaya, Waktu, Arus listrik, Suhu, Massa,
dan Panjang). Kamu bisa lihat daftar besaran pokok beserta lambang dan satuannya
berikut ini.

b. Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang bisa dinyatakan oleh beberapa besaran
pokok, karena besaran turunan ini disusun dari beberapa besaran pokok. Satuan dari
besaran turunan disusun dari satuan besaran-besaran pokoknya. Apa saja yang termasuk
besaran turunan? Ada 9 besaran turunan yang perlu kamu tahu. Kamu bisa lihat daftar
besaran turunan beserta rumus dan satuannya pada tabel berikut ini
2. Sifat Kimia

Sifat kimia adalah sifat zat yang berkaitan dengan kemampuan suatu zat untuk
bereaksi atau mengalami perubahan tertentu sifat kimia suatu zat tidak mudah diamati
sifat kimia berhubungan dengan pembentukan zat baru dengan kata lain sifat kimia
adalah sifat suatu zat yang berhubungan dengan zat lain membentuk zat baru.

Berikut ciri-ciri zat kimia antara lain :

1. Berubah warna
2. Berubah suhu
3. Mudah terbakar
4. Memiliki ph power of hidrogen tertentu
5. Meleleh
6. Membusuk
7. Mudah berkarat
8. Meledak

Contoh sifat kimia :


1. pembakaran akan menghasilkan jenis zat baru terbentuknya jenis zat baru ini dapat
menjadi indikator bahwa reaksi kimia telah berlangsung
2. tablet padat dicampur dengan air akan menghasilkan zat baru zat baru ini antara lain
gelembung-gelembung gas proses yang mengubah zat pereaksi menjadi zat hasil atau
produk yang berbeda disebut reaksi atau perubahan kimia
3. pisang yang dikupas dan didiamkan akan berubah warna menjadi kecoklatan itu
disebabkan zat yang terkandung di dalam pisang mengalami oksidasi atau bereaksi
dengan oksigen di udara

3. Pengukuran
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui
nilainya dengan suatu nilai standar di satuan ukur tertentu. Oleh karena itu, di dalam
pengukuran, kifa mengenal besaran dan satuan.

a. Toleransi Pengukuran

Definisi dari toleransi ukuran adalah dua batas penyimpangan yang diijinkan pada
setiap ukuran elemen. Toleransi memegang peranan yang vital pada proses produksi
dikarenakan sangat sulitnya membuat suatu alat atau benda sesuai dengan ukuran yang
tepat, karena menyangkut ketelitian dalam proses pengerjaannya.

b. Alat Ukur

 Alat Ukur Listrik


Alat ukur listrik adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mengukur besaran-besaran
listrik. Beberapa contoh alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran listrik adalah
voltmeter, ultitester, amperemeter, ohmmeter, kwh meter, tang ampere, phasa polarity,
dan lain sebagainya.

 Alat Ukur Panjang


Alat ukur panjang adalah macam alat ukur yang digunakan untuk mengukur satuan
panjang. Adapun contoh alat yang digunakan untuk mengukur satuan panjang adalah
penggaris, meteran, jangka sorong, mikrometer sekrup, dan lain sebagainya.

 Alat Ukur Massa


Alat ukur massa berfungsi untuk mengetahui berat suatu benda. Contohnya seperti untuk
mengukur neraca atau timbangan dengan berbagai tipe sesuai dengan kebutuhan.

 Alat Ukur Waktu


Alat ukur waktu adalah sebuah alat ukur yang dipakai untuk mengetahui atau mengukur
satuan waktu. Adapun contoh alat yang digunakan untuk mengukur satuan waktu adalah
jam dinding, jam tangan, stopwatch, jam pasir, dan lain sebagainya.

 Alat Ukur Temperatur atau Suhu


Alat ukur temperatur atau suhu adalah sebuah alat ukur yang berfungsi untuk mengukur
suhu dan biasanya digunakan untuk mengukur suhu pada suatu ruang. Adapun alat yang
dipakai dalam mengukur suhu adalah termometer dengan berbagai macam jenisnya.
C. Perubahan Materi

Perubahan materi dibedakan menjadi perubahan fisika dan perubahan kimia.


Perubahan fisika adalah perubahan materi yang tidak menghasilkan zat baru. Pada perubahan
fisika, susunan komponen zat tidak berubah. Perubahan kimia adalah perubahan materi yang
menghasilkan jenis dan sifat materi yang berbeda dengan zat asalnya.

1. Perubahan Fisika

Perubahan fisika adalah perubahan yang terjadi pada zat yang tidak menghasilkan
zat jenis baru. Mengutip Teguh Sugiyarto dan Eny Ismawati dalam buku Ilmu
Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas VII, peristiwa perubahan fisika mencakup
proses menguap, mengembun, membeku, mencair, menyublim, dan mengkristal.

Contoh Perubahan Fisika

 Perubahan Fisika. Merebus air yang menyebabkan perubahan dari zat cair menjadi gas
yang biasa kita kenal dengan istilah menguap.

Ciri-ciri perubahan fisika

 Tidak membentuk zat jenis baru.


 Zat yang berubah dapat kembali ke bentuk semula.
 Perubahan hanya berupa perubahan sifat fisik, seperti bentuk, ukuran, wujud, dan
warna.

a. Perubahan Wujud
Perubahan wujud benda terjadi karena adanya aksi terhadap benda tersebut misal
air yang dipanaskan atau air yang dibekukan

6 macam perubahan wujud benda :


1. Menguap
Menguap adalah peristiwa perubahan zat cair menjadi gas Terdapat 4 cara untuk
mempercepat terjadinya penguapan yakni memanaskan memperluas permukaan meniup
udara di atas permukaan dan mengurangi tekanan di atas permukaan prinsip penguap
dipakai sebagai cara kerja beberapa benda yang sering digunakan sehari-hari yakni
sebagai dasar untuk membuat kulkas dan AC .
2. Mencair
Mencair merupakan peristiwa perubahan zat padat menjadi zat cair suatu benda
dapat mencair karena adanya kenaikan suhu menjadi lebih panas contoh perubahan zat
padat menjadi zat cair adalah es batu di dalam air yang semakin lama akan berubah
menjadi air mentega yang dipanaskan di atas wajan dan menjadi minyak juga merupakan
contoh proses perubahan zat padat menjadi zat cair.
3. Menyublim
Menyumblim adalah peristiwa perubahan zat padat menjadi gas contoh peristiwa
menyublim adalah kapur barus atau kamper yang disimpan di dalam lemari dan semakin
lama akan semakin habis.

4. Mengkristal
Mengkristal adalah peristiwa perubahan zat gas menjadi zat padat proses ini dapat
terjadi karena adanya pelepasan energi panas dari suatu benda.
5. Mengembun
Mengembun adalah peristiwa perubahan zat gas menjadi zat cair peristiwa ini
dapat terjadi karena adanya paparan energi panas pada suatu benda contoh peristiwa
mengembun adalah gelas yang berisi air es di ruangan dengan suhu yang panas akan
memunculkan embun di bagian permukaan luar gelas.
6. Membeku
Membeku adalah peristiwa perubahan zat cair menjadi zat padat peristiwa ini
membutuhkan suhu yang dingin hingga titik beku contoh peristiwa membeku adalah air
yang berubah menjadi es saat dimasukkan ke dalam freezer.

b. Perubahan Bentuk dan Ukuran


Bentuk benda dapat diubah. Manusia mengubah bentuk benda sesuai
keperluannya. Kayu di hutan semula berbentuk bulat memanjang. Kemudian tukang kayu
mengolahnya menjadi perabot rumah. Contohnya meja, kursi, lemari, dan pintu. Bentuk
kayu ber- ubah menjadi persegi, segitiga, dan lingkaran. Ukurannya juga berubah. Bentuk
dan ukuran disesuaikan dengan barang yang dibuat. Es krim dapat mencair jika di-
biarkan di tempat terbuka. Apakah bahan yang digunakan untuk membuat kertas? Kertas
dibuat dari bahan kayu. Bentuk kertas berbeda dengan kayu. Ukuran kertas juga berbeda
dengan kayu Saatnya Mencoba Perubahan Warna karena Pembakaran Mari kita lakukan
percobaan ringan berikut ini. Tujuan: Mengamati perubahan warna benda karena
pembakaran. Siapkan alat dan bahannya: 1. Korek api 2. Piring 3. Selembar kertas 4.
Obat nyamuk bakar Langkah-langkahnya: 1. Letakkan selembar kertas di atas piring.
Perhatikan warna kertas tersebut. 2. Bakarlah kertas di atas piring itu. Tunggulah sampai
api membakar seluruh kertas. Hati-hati, jagalah jangan sampai api merambat ke tempat
lain. Perhatikan warna kertas setelah terbakar. 3. Letakkan obat nyamuk pada wadah
tahan api. Amati warnanya. Kemudian bakar obat nyamuk tersebut. Perhatikan warna
obat nyamuk sesudah terbakar. Coba perhatikan bentuk dan ukuran beras. Bandingkan
dengan tepung beras. Beras digiling atau ditumbuk menjadi tepung. Akibat- nya bentuk
dan ukuran beras berubah.

c. Pelarutan
Pelarutan zat berupa gas, cairan, atau padatan menjadi sebuah cairan atau larutan
adalah sebuah proses yang dilakukan untuk membuat zat asli menjadi larutan, mengubah
bentuk dari gas, cairan, atau padatan dari bentuk asalnya.
d. Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang
lainnya pelarut organik. Proses ekstraksi dapat berlangsung pada: Ekstraksi parfum,
untuk mendapatkan komponen dari bahan yang wangi.

Ekstraksi banyak dilakukan dalam bidang industri makanan dan juga farmasi.
Berdasarkan prosesnya, ekstraksi dibedakan menjadi :

 Ekstraksi cair-cair, yaitu proses pemisahan cairan dari suatu larutan dengan
menggunakan cairan sebagai bahan pelarutnya
 Ekstraksi padat-cair, yaitu proses pemisahan cairan dari padatan dengan
menggunakan cairan sebagai bahan pelarutnya

2. Perubahan Kimia
Perubahan kimia adalah perubahan yang menghasilkan suatu zat baru dan
tidak dapat dikembalikan. Perubahan menghasilkan jenis dan sifat materi berbeda dari zat
semula dinamakan yang melibatkan penataan ulang atom dari satu atau lebih zat dan
perubahan dalam sifat atau komposisinya.

a. Pembakaran

Pembakaran adalah reaksi oksidasi di mana terjadi reaksi antara suatu


zat dengan oksigen. Jika suatu zat mengalami pembakaran, sudah pasti zat
tersebut mengalami perubahan struktur secara kimiawi, contohnya kayu dibakar
menjadi arang.

b. Perkaratan (korosi)

Perkaratan adalah reaksi kimia antara logam dengan udara (oksigen)


dan air. Perkaratan merupakan peristiwa perubahan kimia karena menghasilkan
zat yang baru. Paku yang terbuat dari besi jika bereaksi dengan udara dan air,
maka besi (Fe) tersebut dapat berubah menjadi karat besi (Fe2O3⋅nH2O)

3. Perubahan Biologi

Perubahan biologi adalah salah satu perubahan yang terjadi karena


adanya pengaruh aktivitas dari makhluk hidup lain atau mikroorganisme pengurai.
Sama seperti perubahan kimia, perubahan biologi juga menyebabkan perubahan benda
yang tidak bisa kembali ke bentuk semula.
a. Fotosintesis

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan karbohidrat dari


bahan anorganik yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang
mengandung zat hijau daun, yaitu klorofil. Selain yang mengandung zat hijau
daun, ada juga makhluk hidup yang berfotosintesis yaitu alga, dan beberapa
jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbon dioksida, dan air serta
dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari.

Hampir semua makhluk hidup bergantung pada energi yang dihasilkan


dalam proses fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi
kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar
oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi
melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis
merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon
bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi.
Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah
melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.

b. Peragian (fermentasi)

Fermentasi atau peragian adalah proses produksi energi


dalam sel dengan keadaan anaerobik (tanpa oksigen) yang menghasilkan
perubahan biokimia organik melalui aksi enzim. Fermentasi adalah suatu bentuk
respirasi anaerobik secara umum, namun ada definisi yang lebih tepat yang
mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik tanpa
kehadiran akseptor elektron eksternal. Contoh fermentasi dapat ditemui dalam
pembuatan roti, minuman anggur (bir) dan pembuatan keju.

Gula adalah bahan umum dalam fermentasi. Beberapa contoh produk


fermentasi adalah etanol, asam laktat dan hidrogen. Namun, beberapa komponen
lain juga dapat dihasilkan dari fermentasi, seperti asam butirat dan aseton. Ragi
adalah bahan fermentasi yang umum digunakan untuk menghasilkan etanol dalam
bir, anggur, dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerob (tanpa akseptor
elektron eksternal) pada otot mamalia selama kerja keras dapat diklasifikasikan
sebagai bentuk fermentasi yang menghasilkan asam laktat sebagai produk
sampingan. Akumulasi asam laktat ini dapat menyebabkan kelelahan otot.

c. Pembusukan (dekomposisi)

Pembusukan atau dekomposisi merupakan salah satu perubahan secara


kimia yang membuat objek, biasanya makhluk hidup yang mati dapat
mengalami perusakan susunan/struktur yang dilakukan oleh dekomposer
atau media pembusukan (termasuk semut, belatung, bakteri dan jamur).
d. Pelapukan Akibat Organisme Biotik

Kita telah mengetahui mengenai tiga bentuk pelapukan batuan, yakni


pelapukan fisik, kimia dan juga organis. Ketiga jenis pelapukan tersebut terjadi
karena faktor yang mempengaruhinya berbeda- beda. Pelapukan fisik disebabkan
karena adanya peristiwa- peristiwa alamiah, pelapukan kimia disebabkan karena
adanya limbah pabrik yang bersifat kimiawi, sementara pelapukan organis
disebabkan karena adanya aktivitas makhluk hidup, baik binatang maupun
tumbuhan. Dalam kesempatan ini kita akan membahas salah satu jenis pelapukan,
yaitu pelapukan organis.

Pelapukan organis merupakan pelapukan batuan yang disebabkan oleh


adanya makhluk hidup, baik berupa binatang maupun tumbuh-tumbuhan.
Pelapukan organis ini juga seringkali disebut dengan pelapukan biologis. Di atas
sudah dijelaskan sebelumnya bahwa ketiga jenis pelapukan (fisik, kimia dan
organis) bekerja dalam melapukkanbatuan batuan. Nah, sebenarnya pelapukan
organis ini selalu berperan dalam pelapukan batuan, dan begitu pula dengan
pelapukan organis ini. pelapukan organis bersifat menyempurnakan pelapukan
fisika dan juga kimia yang telah terjadi sebelumnya. Sebagai contoh adalah ketika
kita melihat batu yang sudah retak karena ada perubahan suhu yang tadinya
sangat panas menjadi sangat dingin. Kemudian dari sela- sela retakan batuan yang
telah terbentuk tadi muncul tanaman- tanaman semacam lumut dan juga
mikroorganisme, tentu lama- kelamaan batu tersebut akan hancur. Itulah contoh
dari perpaduan pelapukan fisika dan biologi.

Proses Pelapukan Organis

Telah disebutkan sebelumnya bahwa pelapukan organis merupakan


pelapukan yang disebabkan karena adanya aktivitas makhluk hidup, baik itu
manusia, binatang maupun tumbuh- tumbuhan. Proses pelapukan biologi
melibatkan 2 cara, yakni cara biokimia dan juga cara mekanis. Untuk lebih
jelasnya, kita akan mempelajari mengenai contoh- contoh pelapukan organis dan
juga prosesnya .

Tumbuhan lumut yang berada di permukaan batuan kemungkinan akan membuat


batuan tersebut mengalami degradasi. Lembabnya permukaan batuan tersebut
diakibatkan oleh proses penyerapan akar serta tingginya pH di sekitar permukaan
batuan tersebut karena eksresi sisa metabolisme lumut. Hal ini akan berakibat
permukaan batuan akan cepat mengalami pelapukan.

Batuan yang berada di sekitar tanaman akan lebih cepat melapuk karena adanya
penetrasi akar tumbuhan ke dalam sela- sela batuan tersebut, sehingga mudah
mengalami perpecahan. Dalam proses penerobosan atau penetrasinya, akar- akar
tumbuhan akan mengeluarkan semacam enzim yang berfungsi untuk
menghancurkan batuan. Semakin lama, akar tersebut akan membesar dan
memecah belah batu tersebut menjadi beberapa bagian. Beberapa tumbuhan yang
akarnya termasuk kuat untuk memecah batuan antara lain tanaman pinang raja,
akasia, dan juga pilisium.

Binatang juga menjadikan batuan lebih cepat mengalami pelapukan. Binatang


yang berperan dalam pelpaukan organis antara lain cacing tanah dan beberapa
serangga tanah.

Manusia pun juga berperan dalam proses pelapukan organis. Beberapa aktivitas
manusia yang menyebabkan cepat terjadinya pelapukan adalah penambangan dan
juga penebangan pohon secara liar.

D. Bahan Berbahaya dan Beracun

Bahan Berbahaya dan Beracun atau sering disingkat dengan B3 adalah zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan serta kelangsungan hidup 

1. Klasifikasi B3

Pengertian B3
Menurut PP No. 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), yang
dimaksud dengan Bahan Berbahaya dan Beracun atau disingkat B3 adalah bahan karena sifatnya
dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

Sedangkan definisi menurut OSHA (Occupational Safety and Health of the United State
Government) B3 adalah bahan yang karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya sangat
berpotensi menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia, kerusakan dan atau pencemaran
lingkungan.

Pengelolaan Limbah B3
Adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan
atau membuang B3.

Identifikasi B3
(1) B3 dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a.  mudah meledak (explosive);


b.  pengoksidasi (oxidizing);
c.  sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
d.  sangat mudah menyala (highly flammable);
e.  mudah menyala (flammable);
f.   amat sangat beracun (extremely toxic);
g.  sangat beracun (highly toxic);
h.  beracun (moderately toxic); i. berbahaya (harmful);
j.   korosif (corrosive); k. bersifat iritasi (irritant);
l.   berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
m. karsinogenik (carcinogenic); 255 n. teratogenik (teratogenic);
o.  mutagenik (mutagenic).

(2) Klasifikasi B3 sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari :

a. B3 yang dapat dipergunakan;


b. B3 yang dilarang dipergunakan; dan
c. B3 yang terbatas dipergunakan.

(3) B3 sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tercantum dalam Lampiran Peraturan Pemerintah
ini.
Simbol B3 sesuai dalam PermenLH No. 3 tahun 2008, adalah :

Label (Tanda/Simbol) Kemasan Bahan/Material) Berbahaya / B3 (Bahan Beracun dan


Berbahaya) secara umum merujuk pada Globally Harmonized System - United Nations (GHS)
yang diterbitkan oleh PBB (Perserikatan Bangsa - Bangsa). Label (plakat) dipasang per satuan
kemasan bahan berbahaya ataupun kemasan paket kumpulan bahan/material berbahaya. Terdapat
9 (sembilan) Klasifikasi Bahan (Material) Berbahaya / B3 (Beracun dan Berbahaya), antara lain :
Label (Tanda/Simbol) Kemasan Bahan/Material) Berbahaya / B3 (Bahan Beracun dan
Berbahaya).

b. Menurut National Fire Protection Agency (nfpa)


Kebakaran  diklasifikan (dikelompokkan) berdasarkan sumber penyebab api yang
muncul dalam kejadian kebakaran. Klasifikasi (kelas) kebakaran secara umum merujuk
pada klasifikasiInternasional yaitu klasifikasi (kelas) kebakaran menurut NFPA (National
Fire Protection Association) Amerika. Sumber terakhir sampai dengan artikel ini disusun,
NFPA membagi klasifikasi (kelas) kebakaran menjadi 6 (enam) kelas yaitu : Kebakaran
Kelas A, Kebakaran Kelas B, Kebakaran Kelas C, Kebakaran Kelas D, Kebakaran Kelas E
dan Kebakaran Kelas K
2. Pengelolan B3

Pengelolaan Limbah B3 merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang mencakup


penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, dan pengolahan limbah B3 termasuk
penimbunan hasil pengolahan tersebut.

Mayoritas pabrik tidak menyadari, bahwa limbah yang dihasilkan termasuk dalam
kategori limbah B3, sehingga limbah dibuang begitu saja ke sistem perairan tanpa adanya proses
pengolahan. Pada dasarnya prinsip pengolahan limbah adalah upaya untuk memisahkan zat
pencemar dari cairan atau padatan. Walaupun volumenya kecil, konsentrasi zat pencemar yang
telah dipisahkan itu sangat tinggi. Selama ini, zat pencemar yang sudah dipisahkan
atau konsentrat belum tertangani dengan baik, sehingga terjadi akumulasi bahaya yang setiap
saat mengancam kesehatan manusia dan keselamatan lingkungan hidup. Untuk itu  limbah B3
perlu dikelola antara lain melalui pengolahan limbah B3.

a. prosedur penyimpanan B3

Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 wajib melakukan Penyimpanan Limbah B3


dan dilarang melakukan pencampuran Limbah B3 yang disimpannya.Untuk dapat melakukan
Penyimpanan Limbah B3, terlebih dahulu wajib memiliki izin Pengelolaan Limbah B3 untuk
kegiatan Penyimpanan Limbah B3. Persyaratan untuk dapat memperoleh izin Pengelolaan
Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3 yaitu wajib memiliki Izin Lingkungan dan
harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada bupati/wali kota dan melampirkan
persyaratan izin.

b. pelabelan

Dalam pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun, pemberian label Limbah B3
dan simbol sangatlah penting. Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Republik Indonesia No 14 tahun 2013 tentang Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun. Dengan adanya informasi Simbol dan Label Limbah B3 ini diharapkan masyarakat,
pekerja atau pihak-pihak terkait dapat dengan mudah mengenali informasi dasar tentang jenis
dan karakteristik limbah tersebut.

Persyaratan Simbol dan Label Limbah B3

Pemberian label limbah B3 dilakukan pada wadah dan atau kemasan limbah B3, dengan
mencantumkan informasi mengenai penghasil, alamat penghasil, waktu pengemasan, jumlah,
dan karakteristik limbah B3. Berikut adalah persyaratan simbol dan label Limbah B3 yang wajin
dipenuhi.

 Tahan lama
 Dalam Bahasa Inggris dan/atau Bahasa Indonesia
 Terlihat dengan jelas
 Berwarna kontras
 Tidak tumpang tindih dengan simbol, label, dan penanda lainnya
 Dilekati pada badan kemasan, kendaraan pengangkut, dan gudang penyimpanan

c. pengolahan limbah B3

Pengolahan limbah B3 dapat dilakukan dengan cara :

 thermal,
 stabilisasi,
 solidifikasi secara fisika,
kimia,
maupun biologi dengan cara teknologi bersih atau ramah lingkungan.

Kegiatan penimbunan limbah B3 wajib memenuhi persyaratan dalam Peraturan Pemerintah


Nomor 18 Tahun 1999.

Anda mungkin juga menyukai