Anda di halaman 1dari 38

ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FASE E (KELAS X)

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 6 Balikpapan


Penyusun : Jumrani, S.Pd
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Fase/Kelas : E/X
Capaian : peserta didik mampu menganalisis cara pandang para pendiri negara tentang
Pembelajaran
rumusan Pancasila sebagai dasar negara; menganalisis fungsi dankedudukan
Pancasila sebagai dasar negara, ideologi negara, dan identitas nasional;
mengenali dan menggunakan produk dalamnegeri sekaligus
mempromosikan budaya lokal dan nasional;menganalisis hak dan kewajiban
warga negara yang diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, peserta didik mendemonstrasikan praktik
kemerdekaan berpendapat warga negara dalam era keterbukaan informasi
sesuaidengan nilai-nilai Pancasila; dan menganalisis kasus pelanggaran hak
dan pengingkaran kewajiban sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan perumusan solusi secara
kreatif, kritis, dan inovatif untuk memecahkan kasus pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban. Peserta didik mampu menginisiasi kegiatan
bersama atau gotong royong dalam praktik hidup sehari-hari untuk
membangun masyarakat sekitar dan masyarakat Indonesia berdasarkan nilai-
nilai Pancasila; memberi contoh dan memiliki kesadaran akan hak dan
kewajibannya sebagai warga sekolah, warga masyarakat dan warga negara;
dan memahami peran dan kedudukannya sebagai warga negara Indonesia.

Rasionalisasi : Pancasila adalah dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa
Indonesia. Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah-mufakat, dan
keadilan adalah nilai-nilai yang harus ditumbuhkembangkan dan
diinternalisasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Nilai-nilai itu kemudian ditetapkan sebagai norma dasar atau
grundnorm Indonesia dan diberinama Pancasila, sehingga menjadi landasan
filosofis bagi pengembangan seluruh aturan di Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa
Indonesia, nilai-nilai Pancasila semestinya mewujud dalam setiap sikap dan
perbuatan segenap warga negara Indonesia. Keterwujudan dalam sikap dan
perbuatan tersebut akan dapat mengantarkan seluruh bangsa pada
kehidupan yang adil makmur sebagaimana cita- cita kemerdekaan bangsa
Indonesia. Gambaran ideal cita-cita bangsa tersebut masih jauh dari
terwujud walaupun negara Indonesia telah menempuh perjalanan lebih dari
tiga perempat abad. Masih banyak tantangan yang harus diatasi baik dalam
kehidupan bermasyarakat maupun berbangsa dan bernegara. Dalam konteks
kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap warga negara perlu diarahkan
menjadi warga negara yang cerdas dan baik (smart and good citizen),
sehingga dapat memahami negara dan bangsa Indonesia, memiliki
kepribadian Indonesia, memiliki rasa kebangsaanIndonesia, dan mencintai
tanah air.
ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI
PEMBELAJARAN
PANCASILA WAKTU

PANCASILA Peserta didik dapat 10.A.1Peserta didik Bernalar kritis Rumusan dan isi Rumusan , tokoh 1 JP
membandingkan cara pancasila
membandingkan, memilih
pandang para pendiri
bangsa tentang dan meyakinkan rumusan
rumusan dan isi dan isi Pancasila menurut
Pancasila,
para tokoh yang
mengidentifikasi
peluang dan menyampaikan pendapat
tantangan saat sidang BPUPKI
ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI
PEMBELAJARAN
PANCASILA WAKTU

penerapan nilai-nilai 10.A.2Peserta didik Kreatif Peluang dan Nilai Pancasila 1 JP


Pancasila dalam mengumpulkan, tantangan
kehidupan global, dan menggabungkan dan
mengkaji penerapan menata informasi dari
niai-nilai Pancasila berbagai media tentang
dalam kehidupan peluang dan tantangan
penerapan nilai-nilai
bermasyarakat dan
Pancasila dalam
berbangsa. Peserta
kehidupan
didik juga dapat bermasyarakat, berbangsa
menginisiasi sebuah dan bernegara
kegiatan bersama dan
menetapkan tujuan
dan target bersama,
dan mengidentifikasi

10.A.3Peserta didik Bernalar kritis Klasifikasi Nilai Nilai Pancasila 1 JP


mengklasifikasi, memilah
Pancasila
dan menunjukkan
nilainilai Pancasila dalam
ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI
PEMBELAJARAN
PANCASILA WAKTU

kekurangan dan kehidupan sehari-hari


kelebihan secara kontektual
masingmasing dalam
anggota kelompok
untuk memenuhi
10.A.4Peserta didik menyusun, Beriman dan Penerapan nilai-nilai Nilai Pancasila 2 JP
kebutuhannya.
mengkontruksi dan
Peserta didik dapat bertaqwa Pancasila
mengusulkan rencana aksi
menganalisis hal-hal penerapan nilai-nilai terhadap Tuhan
apa dianggap penting Pancasila dalam
dan berharga yang YME, berahlak
lingkungan sekolah,
dapat diberikan keluarga dan masyarakat Mulia
kepada orang-orang
yang membutuhkan
di masyarakat luas,
dalam skala negara
dan Kawasan, dan

10.A.5Peserta didik Bergotong royong Perwujudan Nilai Pancasila 1 JP


menginisiasi, merancang Pelaksanaan nilainilai
dan memprakarsai Pancasila
kegiatan bersama
sebagai perwujudan
ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI
PEMBELAJARAN
PANCASILA WAKTU

menerapkan nilainilai pelaksanaan nilai-nilai


Pancasila dalam Pancasila
kehidupan
kesehariannya sesuai
dengan
perkembangan dan 10.A.6Peserta didik Bernalar kritis Penanaman nilainilai Nilai Pancasila 2JP
konteks peserta didik. menentukan, Pancasila
membangun dan
mematuhi target
bersama dalam
penanaman nilai-nilai
Pancasila

10.A.7Peserta didik Beriman dan Peluang dan Penanaman Nilai 2 JP


mengidentifikasi, bertaqwa terhadap tantangan Pancasila
menyeleksi dan Tuhan
mengasumsikan Peluang
dan tantangan, ancaman YME, berahlak
dan gangguan dalam Mulia
ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI
PEMBELAJARAN
PANCASILA WAKTU

penanaman nilai-nilai
Pancasila

10.A.8Peserta didik Kreatif Membumikan Aspek kehidupan 2 JP


menganalisis, Pancasila
menggunakan dan
mengelola nilai-nilai yang
berkembang, dalam
membumikan Pancasila
dalam berbagai aspek
kehidupan.

10.A.9Peserta didik mandiri kekurangan dan Nilai Pancasila 2 JP


kelebihan
mengidentifikasi,
masingmasing dalam
menunjukkan dan
anggota kelompok
membuktikan
ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI
PEMBELAJARAN
PANCASILA WAKTU

kekurangan dan kelebihan


masing-masing dalam
anggota kelompok untuk
memenuhi kebutuhannya
saat penerapan nilai-nilai
Pancasila

10.A.10Peserta didik Beriman dan Menelaah penyebab Pelanggaran 2 JP


bertaqwa terhadap pelanggaran
menelaah, Nilai Pancasila
Tuhan Pelaksanaan nilai
mengumpulkan dan
YME, berahlak
menampilkan penyebab Pancasila
pelanggaran Mulia
pelaksanaan Nilai - nilai
Pancasila dalam
kehidupan sehari – hari
ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI
PEMBELAJARAN
PANCASILA WAKTU

10.A.11Peserta didik Berbalar Kritis Hal penting dan Kebutuhan 2 JP


berharga masyarakat
menganalisis,
mengoreksi dan
menekankan hal-hal
dianggap penting dan
berharga yang dapat
diberikan kepada orang-
orang yang
membutuhkan di
masyarakat

UNDANG- Peserta didik dapat 10.B.1Peseta didik Berbalar Kritis pelaksanaan norma Norma dan 2 JP
menganalisis norma menganalisis dengan dan aturan, hak dan aturan, hak dan
UNDANG
dan aturan, hak dan mengamati, kewajiban warga kewajiban warga
DASAR kewajiban sebagai menyesuaikan dan negara negara
warga negara yang menampilkan
NEGARA
diatur dalam Pelaksanaan norma dan
REPUBLIK
ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI
PEMBELAJARAN
PANCASILA WAKTU

INDONESIA konstitusi dan norma aturan, hak dan


yang berlaku, serta kewajiban warga negara
TAHUN 1945
dapat yang diatur dalam
mempraktikkannya, konstitusi dan norma
dan mempraktikkan yang berlaku
membuat
kesepakatan bersama
di sekolah terkait
dengan norma yang
harus dipatuhi oleh 10.B.2Peserta didik Kreatif Menemukan Norma dan 2 jp
seluruh peserta. menemukan, pelanggaran norma aturan
Peserta didik juga mengoreksi dan dan aturan
dapat mengkaji melaporkan
Pelanggaran norma dan
ideide para pendiri
aturan yang berlaku
dalam kehidupan sehari
hari
ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI
PEMBELAJARAN
PANCASILA WAKTU

bangsa tentang 10.B.3Peserta didik Bergotong royong Mempratikan Norma hasil 2 jp


rumusan Pancasila mengasosiasikan, membuat kesepakatan
dan UUD 1945, dan mempraktikkan dan kesepakatan bersama bersama
mengidentifikasi mengusulkan membuat
tumpang tindih, kesepakatan bersama di
kesesuaian, dan sekolah terkait dengan
pertentangan antara norma yang harus
satu regulasi dengan dipatuhi oleh seluruh
regulasi yang setara. peserta

10.B.4Peserta didik Mandiri Rumusan Pancasila Pancasila dan 2 JP


Menggambarkan, dan UUD NRI 1945
UUD NRI 1945
memposisikan dan
menata jalannya sidang
BPUPKI dalam
merumuskan Pancasila
dan UUD Negara
ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI
PEMBELAJARAN
PANCASILA WAKTU

Republik Indonesia
Tahun 1945

10.B.5Peserta didik Bergotong Royong Latar belakang Amandemen 2 JP


menguraikan, amandemen UUD NRI
UUD NRI 1945
mengumpulkan dan 1945
membuktikan latar
belakang
dilaksanakannya
amandemen UUD
Negara Republik
Indonesia Tahun 1945

10.B.6Peserta didik Bernalar Kritis Tahapan amandemen Amandemen 2 JP


menyimpulkan, UUD NRI
UUD NRI 1945
mengonstruksi dan 1945
ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI
PEMBELAJARAN
PANCASILA WAKTU

membuktikan Tahapan
Amandemen UUD
Negara Republik
Indonesia Tahun 1945

10.B.7Peserta didik menyusun, Bernalar kritis Penyusunan regulasi Penyusunan 2 JP


menseketsa dan antar lembaga regulasi
memadukan peta negara
konsep penyusunan
regulasi antar lembaga
negara di Indonesia

10.B.8Peserta didik Bernalar Kritis Mekanisme Perumusan 2 JP


menyimpulkan, perumusan regulasi
regulasi
membentuk dan
mendukung mekanisme
perumusan regulasi
ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI
PEMBELAJARAN
PANCASILA WAKTU

yang berlaku di Indonesia

10.B.9Peserta didik Mandiri Langkah-langkah Sengketa dan 1 JP


menyajikan, membuat dalam penyusunan pertentangan
dan menata langkah - regulasi,penyelesaian antar regulasi
langkah yang dilakukan sengketa
dalam penyusunan
regulasi, penyelesaian
sengketa jika terjadi
tumpang tindih,
pertentangan antara
satu regulasi dengan
regulasi yang setara
ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI
PEMBELAJARAN
PANCASILA WAKTU

10.B.10Peserta didik Bernalar Kritis Menunjukkan contoh, regulasi 1 JP


tumpang tindih,
menunjukkan,
kesesuaian dan
mengoreksi dan
pertentangan regulasi
mempertanyakan
contoh tumpang tindih,
kesesuaian, dan
pertentangan antara
satu regulasi dengan
regulasi yang setara.

BHINEKA Peserta didik dapat 10.C.1Peserta didik Berbhinekaan Pembentukan Kelompok lokal, 4 JP
mengidentifikasi regional,nasional
TUNGGAL mengkritik, Global identitas
pengaruh dan global
mempresentasikan dan
IKA keanggotaan
melengkapi dengan cara
kelompok lokal,
mengidentifikasi
regional, nasional,
pengaruh keanggotaan
dan global terhadap
kelompok lokal,
ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI
PEMBELAJARAN
PANCASILA WAKTU

pembentukan regional, nasional, dan


global terhadap
identitas; serta
pembentukan identitas
memahami makna
dan nilai dari
keragaman. Peserta
didik dapat 10.C.2Peserta didik Beriman dan Menganalisis makna Nilai, keragaman 2 JP
mengidentifikasi Bertakwa terhadap dan nilai dari
menganalisis,
respon terhadap Tuhan YME, keragaman
mengumpulkan dan
kondisi dan keadaan Berakhlak mulia
memilih makna dan nilai
yang ada di dari keragaman dalam
lingkungan dan kehidupan berbangsa
masyarakat untuk
menghasilkan kondisi
dan keadaan yang
lebih baik. Peserta
didik juga dapat 10.C.3Peserta didik Mandiri Mengidentifikasi Mengidentifikasi 2 JP
respon terhadap respon terhadap
menginisiasi, mengoreksi
kondisi dan keadaan kondisi dan
dan memilah dengan
keadaan
cara mengidentifikasi
respon terhadap kondisi
dan
ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI
PEMBELAJARAN
PANCASILA WAKTU

mengidentifikasi keadaan yang ada di


perlunya melakukan lingkungan dan
pertukaran budaya masyarakat untuk
dan kolaborasi dalam menghasilkan kondisi
dunia yang saling dan keadaan yang lebih
terhubung, dan baik.
mengkaji makna dan
manfaat hidup dalam
kebinekaan, kaya
akan kearifan lokal,
dan memilih produk
dalam negeri. 10.C.4Peserta didik Berbhinekaan Mengidentifikasi Pertukaran 2 JP
global pertukaran budaya budaya
mengidentifikasi,
merancang dan
mendukung pertukaran
budaya dan kolaborasi
dalam dunia yang saling
terhubung
ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI
PEMBELAJARAN
PANCASILA WAKTU

10.C.5Peserta didik mengkaji, Berbhinekaan Pertukaran budaya Kearifan lokal, 2 JP


mengumpulkan dan global dan kolaborasi produk dalam
memadukan makna dan negeri
manfaat hidup dalam
kebinekaan, kaya akan
kearifan lokal, dan
memilih produk dalam
negeri

10.C.6Peserta didik Bernalar kritis Dampak pertukaran Pertukaran 2 JP


budaya budaya,
mengasosiasikan,
mengemas dan kolaborasi dalam
menanggapi dampak dunia
pertukaran budaya dan
kolaborasi dalam dunia
yang saling terhubung
ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI
PEMBELAJARAN
PANCASILA WAKTU

10.C.7Peserta didik Berbhinekaan Manfaat dan Kebhinekaan, 2 JP


global keuntungan kearifan lokal,
menyajikan,
pertukaran budaya produk dalam
memanipulasi dan
negeri
mengelola hasil diskusi
manfaat dan
keuntungan pertukaran
budaya dan kolaborasi
dalam dunia yang saling
terhubung,

10.C.8Peserta didik Berbhinekaan Diskusi manfaat dan Kebhinekaan, 2 JP


global keuntungan kearifan lokal,
menyajikan,
pertukaran budaya produk dalam
memadankan dan
negeri
menampilkan hasil
kajian makna dan
manfaat hidup dalam
kebinekaan, kaya akan
kearifan lokal, dan
ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI
PEMBELAJARAN
PANCASILA WAKTU

memilih produk dalam


negeri

NEGARA Peserta didik dapat 10.D.1Peserta didik Bernalar kritis Contoh kasus wilayah Kasus wilayah 2 JP
mengidentifikasi yang diperebutkan
KESATUAN mengidentifikasikan,
beberapa contoh
mengilustrasikan dan
REPUBLIK kasus wilayah yang
membuktikan contoh
diperebutkan
INDONESIA kasus wilayah yang
berdasarkan fakta
diperebutkan
dan regulasi,
berdasarkan fakta dan
menemukan
regulasi,
beberapa praktik
ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI
PEMBELAJARAN
PANCASILA WAKTU

baik dan sikap 10.D.2Peserta didik menelaah, Berbhinekaan Praktik baik menjaga Keutuhan NKRI 4 JP
menjaga keutuhan mendemontrasikan dan global keutuhan NKRI
NKRI yang telah mendukung beberapa
dilakukan oleh praktik baik dan sikap
orang/kelompok menjaga keutuhan NKRI
sebelumnya. Peserta yang telah dilakukan
oleh orang/kelompok
didik juga dapat
sebelumnya
memahami konsep
sistem pertahanan
dan keamanan
Nasional, dan
mengidentifikasi
peran Indonesia
sebagai negara
kesatuan dalam
pergaulan antar
10.D.3Peserta didik Bernalar kritis Mengidentifikasi Sistem 2 JP
konsep sistem pertahanan dan
menganalisis,
pertahanan dan keamanan
mengoperasikan dan
keamanan Nasional nasional
meyakini konsep sistem
pertahanan dan
keamanan Nasional
ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI
PEMBELAJARAN
PANCASILA WAKTU

bangsa dan negara di dalam menjaga


dunia keutuhan NKRI

10.D.4Peserta didik Kreatif Langkah-langkah Sistem 2 JP


menyusun, merancang peningkatan sistem pertahanan dan
dan melengkapi pertahanan dan keamanan
Langkah-langkah keamanan nasional nasional
peningkatan sistem
pertahanan dan
keamanan nasional

10.D.5Peserta didik Bergotong royong sistem pertahanan Hambatan, 2 JP


menyimpulkan, dan keamanan tantangan,
mempresentasikan dan nasional gangguan dan
menampilkan hasil ancaman
kajian
Hambatan,Tantangan,
ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI
PEMBELAJARAN
PANCASILA WAKTU

gangguan dan ancaman


dalam pelaksanakan
sistem pertahanan dan
keamanan nasional

10.D.6Peserta didik Mandiri Upaya peningkatan sistem 2 JP


menyimpulkan, sistem pertahanan pertahanan dan
menggunakan dan dan keamanan keamanan
mengusulkan upaya - Nasional Nasional
upaya yang dilakukan
dalam peningkatan
sistem pertahanan dan
keamanan Nasional
ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI
PEMBELAJARAN
PANCASILA WAKTU

10.D.7Peserta didik Berbhinekaan Peran Indonesia Peran Indonesia 2 JP


global sebagai negara
mengidentifikasi,
mengumpulkan dan kesatuan
melaporkan peran
Indonesia sebagai negara
kesatuan dalam
pergaulan antar bangsa
dan negara di dunia

10.D.8Peserta didik Bernalar kritis Kerangka berfikir Negara kesatuan, 2 JP


memutuskan, tentang peran
pergaulan antar
mempresentasikan dan Indonesia
mendukung hasil bangsa
mengembangkan
kerangka berfikir peran
Indonesia sebagai
negara kesatuan dalam
ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI
PEMBELAJARAN
PANCASILA WAKTU

pergaulan antar bangsa


dan negara di dunia.

JUMLAH ALOKASI WAKTU 72


CAPAIAN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN PANCASILA

FASE E KELAS X 2022-2023

peserta didik mampu menganalisis cara pandang para pendiri negara tentang rumusan Pancasila sebagai
dasar negara; menganalisis fungsi dankedudukan Pancasila sebagai dasar negara, ideologi negara, dan
identitas nasional; mengenali dan menggunakan produk dalamnegeri sekaligus mempromosikan budaya
lokal dan nasional;menganalisis hak dan kewajiban warga negara yang diatur dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; peserta didik mendemonstrasikan praktik kemerdekaan
berpendapat warga negara dalam era keterbukaan informasi sesuaidengan nilai-nilai Pancasila; dan
menganalisis kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan perumusan solusi secara kreatif, kritis, dan
inovatif untuk memecahkan kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban. Peserta didik mampu
menginisiasi kegiatan bersama atau gotong royong dalam praktik hidup sehari-hari untuk membangun
masyarakat sekitar dan masyarakat Indonesia berdasarkan nilai-nilai Pancasila; memberi contoh dan
memiliki kesadaran akan hak dan kewajibannya sebagai warga sekolah, warga masyarakat dan warga
negara; dan memahami peran dan kedudukannya sebagai warga negara Indonesia.

No Elemen Capaian Pembelajaran


1 Pancasila Peserta didik mampu menganalisis cara pandangpara
pendiri negara tentang rumusan Pancasila sebagai
dasar negara; Peserta didik mampu menganalisis
fungsi dan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara,
ideologi negara, dan identitas nasional; peserta didik
mengenali dan menggunakan produk dalam negeri
sekaligus mempromosikan budaya lokal dan nasional.

2 Undang-Undang Dasar Negara Peserta didik mampu menganalisis hak dan kewajiban
Republik Indonesia Tahun 1945 warga negara yang diatur dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; peserta
didik mendemonstrasikan praktik kemerdekaan
berpendapat warga negara dalam era keterbukaan
informasi sesuai dengan nilai-nilai Pancasila; peserta
didik mampu menganalisis kasus pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan perumusan solusi secara kreatif,
kritis, dan inovatif untuk memecahkan kasus
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban.

3 Bhinneka Tunggal Ika Peserta didik mampu menginisiasi kegiatan


bersamaatau gotong royong dalam praktik hidup
sehari-hari untuk membangun masyarakat sekitar
danmasyarakat Indonesia berdasarkan nilai-nilai
Pancasila;

4 Negara Kesatuan Republik Indonesia Peserta didik mampu memberi contoh dan memiliki
kesadaran akan hak dan kewajibannya sebagai warga
sekolah, warga masyarakat dan warga negara;Peserta
didik mampu memahami peran dan kedudukannya
sebagai warga negara Indonesia.
LEMBAR KERJA SISWA

Kelas : X (Sepuluh)
Mata Pelajaran : PPKn
Materi : Bab 1 ’’Memahami Nilai-Nilai Pancasila’’
A.Pasangkandenganmembuatgaris (HierarkiPeraturanPerundang- undangan)

DisusunOlehBadanPenyeldik Usaha
1. PersiapanKemerdekaan Indonesia (BPUPKI) Dan Peraturan
DitetapkanOlehPanitiaPersiapanKemerdekaan Pemerintah
Indonesia (PPKI) PadaTanggal 1945

Peraturan yang
2. Perda Provinsi
ditetapkanolehPresidendalamihwalkegentingan
yang memaksa
Peraturanperundang-undangan yang
ditetapkanolehpresidenuntukmenjalankanperinta
3.
hperaturanperundang-undangan yang Perppu
lebihtinggidalammeyelenggarakankekuasaanpeme
rintahankekuasaanpemerintah

4. PeraturanPerundang-undangan yang Peaturan


ditetapkanolehpresidenuntukmelaksanakanUndan Presiden
g-Undangsebagaimanamestinya.

PeraturanPerundang-undangan yang dibentukoleh UUD NRI


5.
DPRD provinsidenganpersetujuanbersamagubernur Tahun 1945

B.Pasangkandenganmembuatgaris (Indikator Kesadran Hukum)

Pengetahuan tentang Perbuatan –perbuatan yang Pemahaman


1. dilarang hukum,seperti penganiayaan ,penipuan, Kidah Hukum
Penggelapan

2. Perbuatan menaati aturan-aturan hukum yang berlaku


SikapTerhadap
dalam kehidupan masyarakat.
Norma Hukum

Menghayati isi hukum yang berlaku seperti memahami


3.
tujuan hukum yang mewujudkan ketertiban dan Pengetahuan
keamanan bersama Hukum

Penilaian terhadap norma-norma hukum berupa nilai


4. baik dan buruk terhadap kaidah-kaidah (aturan-
Perilaku hukum
aturana) hukum
MODUL AJAR

PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN

(SMK KELAS X)
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 6
Alamat : Jln. Soekarno Hatta KM. 7,5 RT.37Balikpapan Utara Telp. (0542) 8830033
Email : sekolah@smkn6-bpn.sch.id website : www.smkn6-bpn.sch.id

A. INFORMASI UMUM

1. Identitas

Satuan pendidikan : SMK Negeri 6 Balikpapan

Nama Penyusun : Jumrani SPd

Tahun Penyusunan modul : 2022/2023

Fase/Kelas : E/X

Alokasi Waktu : 2JP

2. Kopetensi awal : Memahami makna dan nilai-nilai pancasila

3. Sarana dan Prasarana : a.Sumber belajar : Buku siswa,Artikel

b.Media Pembelajaran : Video Pembelajaran

4. Target Peserta Didik : Seluruh Siswa Kelas X

5. Moda Pembelajaran : Daring/Luring

Model Pembelajaran : Jigsaw

B.Komponen Inti
1 Tujuan Pembelajaran : Peserta didik mampu memahami makna dan nilai-nilai
Pancasila, serta proses perumusannya sebagai dasar negara,
ideologi, dan pandangan hidup bangsa, serta mempraktikkan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
2 Pemahaman Bermakna : Mengklasifikasikan pandangan para pendiri bangsa 3
Pertanyaan Pemantik : Bagaimana pandangan para pendiri bangsa, terhadap negara
merdeka?
4 Kegiatan Pembelajaran :
Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Guru membuka kegiatan bersama siswa melakukan: 10 menit
• Berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing
• Menanyakan keadaan siswa dengan mengecek kehadiran
• Mengkondisikan dengan komitmen belajar

Kegiatan Inti 65menit


• Guru meminta peserta didik membaca materi yang berjudul ―Pokok-Pokok
Pikiran dalam BPUPK
• Langkah-langkah membaca Jigsaw:
• Guru membagi peserta didik menjadi tiga kelompok ahli.
• Pada 15 menit pertama, masing–masing kelompok akan membahas artikel
cara pandang Moh. Yamin, atau Soepomo, atau Soekarno.
• Pada 15 menit kemudian, setelah setiap anggota kelompok membaca artikel,
mereka dikelompokkan kembali dengan peserta didik yang berasal dari
kelompok ahli yang berbeda.
• Setelah masing–masing anggota kelompok ahli membagikan hasil
bacaannya, guru mengajak peserta didik berdiskusi dalam kelompok besar.
• Setelah melakukan kegiatan membaca Jigsaw, guru melanjutkan dengan
kegiatan diskusi mendalam bersama kelompok besar.
• Pilihan lain adalah, setelah berdiskusi, peserta didik membuat peta pemikiran
menggunakan graik pengorganisasian diagram venn (membandingkan)

15 menit
Penutup
• Guru memeriksa pemahaman peserta didik dengan meminta mereka menjawab
pertanyaan kunci pada awal diskusi menggunakan bahasa sederhana yang
mudah dipahami.
• Peserta didik dapat menuliskannya di kolom releksi (Buku Siswa) atau
menyampaikannya secara lisan.
• Mengakhiri pembelajaran dengan berdoá

5 Assesmen :

6 Pengayaan dan Remedial Remidial : - Menyebutkan poin yang menjadi dasar


pembentukan negara merdeka menurut para Tokoh

Pengayaan : - Silahkan cari dan baca artikel mengenai Dasar


Pembentukan Negara
C.Lampiran
Lembar Kerja Peserta Didik : Terlampir

SoalTertulis :
Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman kalian tentang
unit ini, jawablah pertanyaan berikut :

a.Bagaimana pandangan Mohammad Yamin, Soepomo, dan


Ir. Soekarno terhadap negara merdeka? Apa
perbedaannya?
b. Menurut kalian, apa yang menjadi kesamaan pemikiran
dari pendiri bangsa terhadap pengertian negara merdeka?
c. Jelaskan makna dari negara merdeka menurut pandangan
kalian sendiri?
d. Bagaimana memaknai proses perancangan dan isi dari
rumusan dasar negara yang bernama Mukadimah Hukum
Dasar atau yang juga dikenal Piagam Jakarta?
e. Apa pandangan para pendiri bangsa terkait isi
Mukadimah, terutama frase ―Ketuhanan, dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemelukpemeluknya‖?

:
 Negara Merdeka
Glosarium

 Dasar Negara

 Ketuhanan

 Kemanusiaan/ internasionalisme

 Persatuan

 Musyawarah/ demokrasi

Daftar Pustaka :
 Bacaan Unit 1 Buku Guru
 Materi Pembelajaran Buku Siswa kelas 10

 Laman ―Pameran Arsip Virtual Lahirnya Pancasila‖


https://anri.go.id
 Yamin, M. 1959. Naskah Persiapan Undang-undang
Dasar 1945. Jilid 1, Jakarta: Yayasan Prapantja.
5 Bahan Bacaan Guru dan Siswa :
Bacaan Unit 1 Buku Guru
Materi Pembelajaran Buku Siswa kelas 10
Laman ―Pameran Arsip Virtual Lahirnya Pancasila‖
https://anri.go.id
Yamin, M. 1959. Naskah Persiapan Undang-undang
Dasar 1945. Jilid 1, Jakarta: Yayasan Prapantja.

Mengetahui Balikpapan,26 Juni 2022


Kepala Sekolah Guru Pengampu

Nengti,Spd Jumrani, S. Pd
NIP.1971 10120 199702 2 006
Lampiran Materi

Ide-Ide Pendiri Bangsa tentang Negara Merdeka


Perjuangan bangsa Indonesia untuk keluar dari penjajahan melewati fase panjang.
Dalam catatan sejarah disebutkan bahwa kekalahan Belanda atas Jepang dalam perang Asia Timur Raya
menyebabkan bangsa Indonesia terlepas dari penjajahan Belanda menuju ke penjajahan Jepang. Jepang
dapat menguasai wilayah Indonesia setelah Belanda menyerah di Kalijati, Subang, Jawa Barat pada 8
Maret 1942. Jepang menggunakan sejumlah semboyan, seperti ―Jepang Pelindung Asia‖,
―Jepang Cahaya Asia‖, ―Jepang Saudara Tua‖, untuk menarik simpati bangsa Indonesia.I 1945
Namun, kemenangan Jepang ini tidak bertahan lama, karena pihak Sekutu (Inggris, Amerika
Serikat, dan Belanda) melakukan serangan balasan kepada Jepang untuk merebut kembali Indonesia.
Sekutu berhasil menguasai sejumlah daerah. Mencermati situasi yang semakin terdesak tersebut, pada
peringatan Pembangunan Djawa Baroe pada 1 Maret 1945, Jepang mengumumkan rencananya untuk
membentuk Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan/BPUPK). Jepang pun mewujudkan janjinya dengan membentuk Dokuritsu Zyunbi
Tyoosakai (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan/BPUPK) pada 29 April 1945
bersamaan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito, atas izin Panglima Letnan Jenderal Kumakichi
Harada. Di dalam BPUPK, terdapat dua badan; 1) Badan Perundingan atau Badan Persidangan, 2)
Kantor Tata Usaha atau sekretariat. Badan Perundingan diisi oleh seorang kaico (ketua), dua orang fuku
kaico (ketua muda atau wakil ketua) dan 62 orang iin atau anggota. Termasuk juga dalam BPUPK ini
adalah 7 orang Jepang berstatus sebagai pengurus istimewa yang bertugas mengawasi. BPUPK sendiri
diketuai oleh KRT Radjiman Wedyodiningrat dengan Wakil Ketua Ichibangase Yosio dan Raden Pandji
Soeroso. BPUPK ini melaksanakan 2 kali sidang; 1) 29 Mei-1 Juni 1945 membahas tentang Dasar
Negara, 2) 10-17 Juli 1945 membahas tentang Rancangan Undang-Undang Dasar. Berdasarkan
sejumlah naskah, ada sejumlah tokoh yang turut menyampaikan pidato pada sidang pertama BPUPK, 29
Mei-1 Juni 1945. Beberapa sumber menye butkan bahwa pada sidang pertama BPUPK selama empat
hari, terdapat 32 anggota BPUPK yang menyampaikan pidato, yaitu: 11 orang pada 29 Mei, 10 orang
pada 30 Mei, 6 orang pada 31 Mei, serta 5 orang pada 1 Juni 1945. Disebut BPUPK, bukan BPUPKI,
karena; Pertama, dalam bahasa Jepang badan ini bernama(Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai) yang berarti
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan. Kedua, pada saat itu belum ada kesepakatan
soal nama negara yang akan merdeka tersebut, sekalipun nama Indonesia sudah sangat familiar seiring
pertama kali digunakan oleh Earl, Logan, James Bastian, Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan para
pendiri bangsa lainnya.
APRIL 1945
APRIL 1945
MEI
PERSIAPAN KEMERDEKAAN Bagian 1
JUNI 1945
Koleksi Pringgodigdo menyebutkan beberapa nama yang berpidato pada 29 Mei 1945, yaitu:
Margono, Sosrodiningrat, Soemitro, Wiranatakoesoema, Woerjaningrat, Soerjo, Soesanto, Soedirman,
Dasaad, Rooseno, dan Aris. Sementara itu, pada 30 Mei 1945, ada sembilan tokoh yang berpidato pada
sidang BPUPK, yaitu: M. Hatta, H. Agoes Salim, Samsoedin, Wongsonagoro, Soerachman, Soewandi,
A. Rachim, Soekiman, dan Soetardjo. Adapun pada sidang BPUPK tanggal 31 Mei 1945, ada empat
belas tokoh yang menyampaikan pidato, yaitu: Soepomo, Abdul Kadir, Hendromartono, Mohammad
Yamin, Sanoesi, Liem Koen Hian, Moenandar, Dahler, Soekarno, Ki Bagoes Hadikoesoemo, Koesoema
Atmaja, Oei Tjong Hauw, Parada Harahap, dan Boentaran. Sementara pada tanggal 1 Juni, anggota
BPUPK yang menyampaikan pidato di antaranya Baswedan, Mudzakkir, Otto Iskandardinata, dan
Soekarno. Sekurang-kurangnya terdapat tiga pokok bahasan dalam sidang BPUPK berkenaan dengan
dasar negara, yaitu: 1), apakah Indonesia akan dijadikan sebagai negara kesatuan atau negara federal
(bondstaat) atau negara perserikatan (statenbond), 2), masalah hubungan agama dan negara, dan 3),
apakah negara akan menjadi republik atau kerajaan. Selain mendiskusikan secara lisan (pidato), para
anggota BPUPK juga diminta memberikan usulan secara tertulis untuk kemudian diserahkan ke
sekretariat atau Kantor Tata Usaha. Untuk menampung berbagai usulan pemikiran para pendiri
bangsa,dibentuklah panitia kecil yang berjumlah delapan orang.

Mohammad Yamin
Mohamad Yamin lahir di Sumatera Barat pada 24 Agustus 1903, wafat pada 17 Oktober 1962.
Pendidikan dasarnya ditempuh di HollandschInlandsche School (HIS) Palembang. Kemudian ia
melanjutkan ke Algemeene Middelbare School (AMS) Yogyakarta. Di sekolah AMS ini, ia belajar
sejarah purbakala dan berbagai bahasa seperti Yunani dan Latin. Ia berencana melanjutkan pendidikan
ke Belanda, tetapi diurungkan karena ayahnya wafat. Akhirnya ia melanjutkan kuliah ke
Rechtshoogeschool te Batavia (Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta yang kelak menjadi Fakultas Hukum
Universitas Indonesia. Ia berhasil memperoleh gelar Meester in de Rechten (Sarjana Hukum) pada 1932.
Yamin adalah seorang penulis dan aktivis. Ia melahirkan banyak karya. Ia juga aktif Jong Sumatranen
Bond. Pada tahun 1942, ia menjadi anggota Partindo. Setelah Partindo bubar, ia menjadi anggota
Volksrad Gerindo. Pada saat pendudukan Jepang, Yamin bertugas pada Pusat Tenaga Rakyat
(PUTERA). Pada tahun 1945, ia terpilih menjadi anggota BPUPK.
Setelah Indonesia merdeka, ia pernah menjadi Anggota DPR RI, Menteri Kehakiman
(19511952), Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan (1953-1955), Menteri Urusan Sosial dan
Budaya (1959-1960), Ketua Dewan Perancang Nasional, Ketua Dewan Pengawas IKBN Antara
(19611962), Menteri Penerangan (1962-1963)
Selain itu, Mohammad Yamin disebutkan membuat konsep tertulis tentang Indonesia merdeka, yang
isinya berbeda dengan isi pidatonya. Dalam konsep tertulisnya, Mohammad Yamin menuliskan lima
poin bagi Indonesia merdeka, yaitu: a. Ketuhanan Yang Maha Esa;
b. Kebangsaan persatuan Indonesia;
c. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab;
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan;
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Soepomo
―Maka teranglah Tuan-tuan yang terhormat, bahwa jika kita hendak mendirikan negara
Indonesia yang sesuai dengan keistimewaan sifat corak masyarakat Indonesia, maka negara kita harus
berdasar atas aliran pikiran (staatsidee) negara yang integralistik, negara yang bersatu dengan seluruh
rakyatnya, yang mengatasi seluruh golongan-golongannya dalam lapangan apa pun.‖ Demikian salah
satu cuplikan pidato Soepomo dalam sidang pertama BPUPK pada 31 Mei 1945. Ia merupakan tokoh
penting dalam merumuskan dasar negara. Pada 31 Mei 1945, Soepomo juga menyampaikan pidato di
BPUPK. Soepomo berbicara mengenai struktur sosial bangsa Indonesia yang ditopang oleh semangat
persatuan hidup, semangat kekeluargaan, keseimbangan lahir batin masyarakat, yang senantiasa
bermusyawarah dengan rakyatnya demi menyelenggarakan keinsyafan keadilan rakyat. Nugroho
Notosutanto menafsirkan bahwa Soepomo menyampaikan lima dasar bagi negara merdeka, yaitu:
(1)Persatuan, (2) Kekeluargaan, (3) Keseimbangan lahir dan batin, (4) Musyawarah, (5) Keadilan rakyat.
Dalam pidato ini, Soepomo juga menyebutkan mengenai aliran pikiran (staatsidee) Indonesia
nantinya, yaitu negara yang integralistik. Dalam konteks hubungan agama dan negara, Soepomo
memiliki pandangan yang sama dengan pidato pemikiran Mohammad Hatta pada 30 Mei 1945, yaitu
pemisahan agama dan negara. Urusan keagamaan harus dipisahkan dengan urusan kenegaraan. Mari kita
baca beberapa pokok pikiran yang disampaikan Soepomo pada sidang BPUPK tanggal 31 Mei 1945,
yang dimuat dalam Naskah Persiapan karya Mohammad Yamin.

Soekarno
Soekarno mengawali pidatonya tanpa teks pada 1 Juni 1945. Dalam pidatonya, ia memberikan
catatan kritis terhadap para anggota BPUPK yang telah menyampaikan pidato di forum itu. Soekarno
menilai bahwa isi pidato mereka tidak menjawab pertanyaan pokok yang diajukan oleh Radjiman
Wedyodiningrat selaku ketua BPUPK.
"Maaf, beribu maaf! Banjak anggota telah berpidato, dan dalam pidato mereka itu diutarakan hal-hal
jang sebenarnja bukan permintaan Paduka tuan Ketua jang mulia, jaitu bukan dasarnja Indonesia
Merdeka. Menurut anggapan saja jang diminta oleh Paduka tuan Ketua jang mulia ialah, dalam bahasa
Belanda 'Philosoische grondslag' dari pada Indonesia Merdeka. Philosoische grondslag itulah pundamen,
ilsafat, pikiran jang sedalam-dalamnja, djiwa, hasjrat-jang-sedalam-dalamnja untuk diatasnja didirikan
gedung Indonesia Merdeka jang kekal dan abadi. Hal ini nanti akan saja kemukakan, Paduka tuan Ketua
jang mulia, tetapi lebih dahulu izinkanlah saja membitjarakan, memberitahukan kepada tuantuan
sekalian, apakah jang saja artikan dengan perkataan 'merdeka'." Secara tersirat, Soekarno memberikan
respons terhadap pidato-pidato sebelumnya, khususnya yang disampaikan oleh Soepomo tentang hukum
internasional, tentang syarat negara merdeka, yaitu bumi (tanah air), rakyat dan pemerintah.
"Tuan-tuan sekalian! Kita sekarang menghadapi satu saat jang maha penting. Tidakkah kita
mengetahui, sebagaimana telah di utarakan oleh berpuluh-puluh pembitjara, bahwa sebenarnja
internationaalrecht, hukum internasional, menggampangkan pekerdjaan kita? Untuk menjusun,
mengadakan, mengakui satu negara jang merdeka, tidak diadakan sjarat jang neko-neko, jang
mendjelimet, tidak! Sjaratnja sekedar bumi, rakjat, pemerintah jang teguh! Ini sudah tjukup untuk
internationaalreclit. Tjukup, saudara-saudara. Asal ada buminja ada rakjatnja, ada pemerintahnja,
kemudian diakui oleh salah satu negara jang lain, jang merdeka inilah jang sudah bernama: merdeka.
Tidak perduli rakjat dapat batja atau tidak, tidak perduli rakjat hebat ekonominja atau tidak, tidak perduli
rakjat bodoh atau pintar, asal menurut hukum inter nasional mempunjai sjarat-sjarat suatu negara
merdeka, jaitu ada rakjatnja, ada buminja dan ada pemerintahnja, — sudahlah ia merdeka."
Kemudian, Soekarno memaparkan betapa pentingnya philosophische grondslag atau weltanschauung
bagi berdirinya sebuah negara. Istilah Pancasila philosophische grondslag berasal dari bahasa Belanda,
sebuah terminologi yang sudah dipahami oleh anggota BPUPK. Kata philosophische bermakna ilsafat,
sementara grondslag berarti norma (lag), dasar (grands). Soekarno kemudian menyampaikan bahwa
dasar negara Indonesia Merdeka yang pertama adalah Kebangsaan Indonesia. "Kita hendak mendirikan
suatu negara "semua buat semua‖. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan
bangsawan, maupun golongan jang kaja, — tetapi ―semua buat semua‖. Inilali salah satu dasar pikiran
jang nanti akan saja kupas lagi. Maka, jang selalu mendengung didalam saja punja djiwa, bukan sadja
didalam beberapa hari didalam sidang Dokuritu Zyunbi Tyoosakai ini, akan tetapi sedjak tahun 1918, 25
tahun lebih, ialah: Dasar pertama, jang baik didjadikan dasar buat Negara Indonesia, ialah dasar
kebangsaan. Kita mendirikan satu Negara Kebangsaan Indonesia.Soekarno kemudian mengajukan dasar
negara yang kedua.
"Kita bukan sadja harus mendirikan Negara Indonesia Merdeka tetapi kita harus menudju pula
kepada kekeluargaan bangsa-bangsa.
Djustru inilah prinsip saja jang kedua. Inilah ilosoisch principe jang nomor dua, jang saja
usulkan kepada tuan-tuan, jang boleh saja namakan ―internasionalisme‖. Tetapi djikalau saja
katakan internasionalisme, bukanlah saja bermaksud kosmopolitisme , jang tidak mau adanja
kebangsaau, jang mengatakan tidak ada Indonesia, tidak ada Nippon, tidak ada Birma, tidak
ada Inggris, tidak ada Amerika dan lain-lainnja."
Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945, Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden
Republik Indonesia yang pertama. Sebelumnya, Soekarno juga berhasil merumuskan Pancasila yang
kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Soekarno berupaya
mempersatukan nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan
Amerika Latin melalui Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang
menjadi Gerakan Non Blok. Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat yang
menyebabkan penolakan MPR atas pertanggungjawabannya. Sebaliknya MPR mengangkat Soeharto
sebagai Pejabat Presiden. Kesehatannya terus memburuk, hingga akhirnya pada Minggu, 21 Juni 1970,
Soekarno meninggal dunia di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di
Blitar, Jawa Timur di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah menganugerahkannya
sebagai "Pahlawan Proklamasi".
Soekarno kembali melanjutkan kepada dasar negara yang ketiga. "Kemudian, apakah dasar jang
ke-3? Dasar itu ialah dasar mufakat, dasar perwakilan, dasar permusjawaratan. Negara Indonesia bukan
satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan walaupun golongan kaja. Tetapi
kita mendirikan negara ―semua buat semua‖, satu buat semua, semua buat satu‖. Saja jakin, bahwa
sjarat jang mutlak untuk kuatnja Negara Indonesia ialah permu sjawaratan, perwakilan." Kemudian,
Soekarno melanjutkan dengan prinsip yang keempat.
"Prinsip No. 4 sekarang saja usulkan. Saja didalam 3 hari ini belum mendengarkan prinsip itu, jaitu
prinsip kesedjahteraan, prinsip: tidak akan ada kemiskinan di dalam Indonesia Merdeka.
Sajakatakantadi: prinsipnja San Min Chu I ialah Mintsu, Min Chuan, Min Cheng: nationalism,
democracy, socialism. Maka prinsip kita harus: Apakah kita mau Indonesia Merdeka, jang kaum
kapitalnja meradjalela, ataukah jang semua rakjatnja sedjahtera, jang semua orang tjukup makan, tjukup
pakaian, hidup dalam kesedjahteraan, merasa di pangku oleh Ibu Pertiwi jang tjukup memberi
sandangpangan kepadanja? Mana jang kita pilih, saudara-saudara? Djangan saudara kira, bahwa kalau
Badan
Perwakilan akjat sudah ada,, kita dengan sendirinja sudah mentjapai kesedjahteraan ini. Kita sudah
lihat, dinegara-negara Eropah adalah Badan Perwakilan, adalah parlemen taire d mocratie. Tetapi
tidakkah di Eropah djustru kaum kapitalis meradja la?"
Prinsip yang kelima menurut Soekarno. "Saudara-saudara, apakah prinsip ke-5? Saja telah
mengemukakan 4 prinsip:
1. Kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme, atau peri-kemanusiaan.
3. Mufakat, atau demokrasi.
4. Kesedjahteraan sosial.
Prinsip Indonesia Merdeka dengan bertaqwa kepada Tuhan jang Maha Esa. Prinsip Ketuhanan! Bukan
sadja bangsa Indonesia ber-Tuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknja ber-Tulian.
Tuhannja sendiri. Jang Kristen menjembali Tuhan menurut petundjuk Isa al Masih, jang belum
berTuhan menurut petundjuk Nabi Muhammad s.a.w., orang Buddha mendjalankan ibadatnja menurut
kitab-kitab jang ada padanja. Tetapi marilah kita semuanja ber- Tuhan. Hendaknja Negara Indonesia
ialah negara jang tiap-tiap orangnja dapat menjembali Tuhannja dengan tjara jang leluasa. Segenap
rakjat hendaknja ber-Tuhan setjara kebudajaan, ja’ni dengan tiada "egoisme-agama‖ . Dan hendaknja
Negara Indonesia satu Negara jang bertuhan!" Kelima prinsip dasar atau philosophische grondslag atau
weltanschauung tersebut oleh Soekarno tidak disebut dengan Panca Dharma. Dengan petunjuk
temannya yang ahli bahasa, kelima prinsip tersebut dinamakan sebagai Pancasila.

Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar Kerja

Saya Tahu……. Saya Ingin Tahu…… Saya Telah Ketahui….


Diisi diawal pembeljaran Diisi diawal pembeljaran Diisi diakhir pembelajaran

Keterangan :
• Pada kolom Saya Tahu, peserta didik menuliskan apa yang dia ketahui tentang Pancasila (diisi di
awal pembelajaran).
• Pada kolom Saya Ingin Tahu, peserta didik menuliskan apa yang dia ingin tahu lebih banyak
tentang Pancasila (diisi di awal pembelajaran).
• Pada kolom Saya Telah Ketahui, peserta didik menuliskan hal baru yang mereka pelajari tentang
Pancasila (diisi di akhir pembelajaran).

Anda mungkin juga menyukai