Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

ANALISIS SITUASI

A. Profil Lahan Praktik

RSUD Taman Husada Bontang terletak di Jl. Letjen S. Parman No.1, Belimbing, Kec.

Bontang Barat,Kota Bontang, Kalimantan Timur . RSUD Taman Husada Bontang sebagai

rumah sakit umum tipe B milik pemerintah kota Bontang dan merupakan rumah sakit

pendidikan bagi institusi pendidikan baik pemerintah maupun swasta.

1. Visi RSUD Taman Husada Bontang yaitu ” MENJADI RUMAH SAKIT TERBAIK

DI KALIMANTAN TIMUR DAN BERSTANADAR INTERNASIONAL”.

2. Misi

a. Menyelenggarakan kesehatan secara paripurna yang bermutu tinggi,berfokus pada

keselamatan pasien dan kepuasan pelanggan;

b. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dengan lingkungan kerja yang

beretika dan harmonis ;

c. Mengembangkan sarana dan prasarana rumah sakit yang memadai

d. Menyelengarakan pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Bayi (RSSIB) terbaik.

3. Nilai RSUD Taman Husada Bontang

Nilai yang dianut oleh RSUD Taman Husada Bontang yaitu

a. CEPAT : Pelayanan segera

b. EFISIEN : Hemat waktu dan biaya secara optimal

c. RAMAH : Berkata halus,tersenyum,salam,sapa

d. INOVATIF :Melakukan cara baru untuk menyelesaikan

kegiatan dan selalu menambah ilmu


e. AMAN :Bekerja hati-hati dan sesuai SPO

Sejarah berdirinya RSUD Taman Husada Bontang berawal dari diresmikannya sebagai

salah satu sarana kesehatan pemerintah kota bontang, Perubahan status dari puskesmas

Rawat Inap Bontang baru menjadi Rumah Sakit Umum Tipe C berdasarkan Keputusan

Walikota bontang Nomor 519 Tahun 2002, secara legalitas formal,RSUD Taman Husada

Bontang baru tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Bontang Nomor 16 Tahun 2003

Tentang membentukan organisasi dan tata Kerja Rumah Sakit Umun Daerah berdasarkan

peraturan Daerah kota Bontang, peresmian gedung baru dilakukan pada 13 Desember 2006

oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan mulai di fungsikan sejak tanggal 22 januari 2007 untuk

kegiatan rawat jalan dan rawat darurat, pada tanggal 4 april 2007 difungsikan secara penuh

sesuai dengan pelayanan yang tersedia RSUD Taman Husada Bontan,tanggal 25 november

2009 berdasarkan surat keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1140/

Menkes/SK/XI/2009 RSUD Taman Husada Bontang berubah menjadi Rumah Sakit Tipe

B.

Peluncuran ‘’ Patien Safety’’ pada puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) RSUD

Taman Husada Bontang yang ke -10 pada tanggal 25 november 2012,Penetapan

visi,misi,Motto Rumah Sakit Umum Daerah kota Bontang berdasarkan surat keputusan

walikota bontang Nomor 527 Tahun 2014.RSUD Taman Husada Bontang menjadi Rumah

Sakit Kelas C, berdasarkan Surat Direktorat Jendran Pelayanan Kesehatan Kementrian

Kesehatan RI Nomor : HK.04.01/I/2963/2019 tanggal 15 juli 2019 perihal Rekomendasi

Penyesuaian Kelas Rumah Sakit dan Hasil Review Kelas Rumah Sakit , tanggal 25 Oktober

2019 peresmian gedung Hemodialisa oleh walikota kota bontang, dr.Hj.Neni

Moerniaeni,Sp.OG. Penandatanganan Zona Intregritas menuju Wilayah Bebas dari korupsi


(WBK) serta Wilayah Birokrasi bersih dan melayani(WBBM) pada 09 Juli 2020,RSUD

Taman Husada Bontang menjadi Rumah Sakit Tipe B, berdasarkan keputusan Kepala Dinas

Kesehatan Provinsi KalimantanTimur,Nomor :445/0509/SK/YANKES/II/2021 pada tanggal

8 februaru 2021 dan pada tanggal 17 januari 2022 pelantikan Direktur kelima RSUD Taman

Husada Bontang, dr, Suhardi, Sp.JP,FIHA.

RSUD Taman Husada Bontang memiliki unit hemodialisis dimana berfungsi sebagai

pelayanan terapi hemodialisis pada pasien-pasien yang memerlukan perawatan

hemodialisis. Dengan kunjungan pasien setiap shift rata-rata 10 pasien. Jam pelayanan

rawat jalan hemodialisis mulai dari hari Senin s/d Minggu, Pukul 06.00 - 19.00 Wita,

memiliki 14 unit mesin hemodialisis, pengaturan quick blood hemodialisis 150-220

mL/menit, dengan durasi HD umum 4-5 jam, menggunakan dializer reuse dan perubahan

berat badan rata-rata responden 2 – 4 kilogram.

B. Analisa Masalah Keperawatan dengan Konsep Chronic Kidney Disease dan

Hemodialisa

Setelah dilakukan pengkajian pada 1 kasus yang dijelaskan pada BAB sebelumnya,

didapatkan data subjektif dan data objetif yang mengarah pada masalah keperwatan. Tidak

semua masalah keperawatan yang ada pada teori yang dialami oleh klien. Masalah

keperawatan yang muncul pada klien salah satunya adalah nyeri akut.

Pada Ny. S dari hasil pengkajian data didapatkan beberapa diagnosa keperawatan adalah

hipervolemia berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi, dan penurunan curah

jantung berhubungan dengan preload karena dua diagnose tersebut memiliki Batasan

karakteristik yang terjadi pada pasien saat ini. Sedangkan diagnosa yang muncul selama
klien menjalani hemodialisis adalah Nyeri akut berhubungan dengan agens pencedera

Fisiologis

1. Hipervolemia berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi dijadikan sebagai

prioritas masalah yang perlu penanganan khusus yaitu hemodialisis. Dimana program

pembatasan cairan sangatlah penting bagi pasien yang menjalani hemodialisis. Jumlah

cairan yang dikonsumsi penderita penyakit ginjal kronik harus dibatasi dan dipatuhi.

Parameter yang efektif agar bisa terkontrol dengan berat badan pasien itu sendiri. Jika

pasien mengalami peningkatan berat badan, akan menyebabkan komplikasi penyakit

lainnya dan juga membuat edema pada tubuh. Aturan yang dipakai untuk menentukan

asupan cairan adalah produksi urine yang dikeluarkan selama 24 jam terakhir+500 ml

(IWL). Asupan cairan ini membutuhkan pengaturan yang harus dijaga dan dipatuhi,

karena pada pasien CKD sering merasakan rasa haus dan mulut yang terasa kering.

Kenaikan dan penurunan berat badan perhari dengan cepat biasanya berhubungan

dengan perubahan volume cairan. Peningkatan berat badan lebih dari 2, 2 kg/hari (1

lb/hari) diduga ada retensi cairan. Secara umum pedoman yang dipakai adalah 473 ml

(1 pt) cairan menggambarkan 0,5 kg (1,1 lb) dari peningkatan berat badan (Morton et

al, 2012).

Selain pasien mengeluhkan tubuhnya bengkak (asites), ia mengeluhkan mulutnya yang

terasa kering

2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan preload

Pada pasien Ny S. mengeluh merasa sesak dan tekanan darah meningkat dengan nilai

170/90 mmHg. Menurut Wilkinson & Ahem (2012) penurunan curah jantung

merupakan suatu keadaan dimana pompa darah oleh jantung yang tidak adekuat untuk
mencapai kebutuhan metabolisme tubuh. Penurunan curah jantung ini disebabkan

akibat adanya gangguan pada jantung

3. Nyeri akut berhubungan dengan agens pencidera biologis

Ny.S mengeluh Nyeri kepala sampai setiap kali menjalani hemodialisa rutin.

Hemodialisis tidak hanya memberikan manfaat tapi juga menyebabkan komplikasi,

yaitu disequllibrium (ketidakseimbangan) dialisis, mual dan muntah, nyeri kepala,

hipoksia, emboli udara, dan kram otot (Callaghan, C.O., 2009 dalam jurnal Gede

Suardiana Pranatha 2019).

C. Analisis Salah Satu Intervensi dengan Konsep dan Penelitian Terkait

Salah satu diagnosa keperawatan pada kasus adalah nyeri akut berhubungan dengan
agens pencedera fisik dan pada intervensi dilakukan pemantauan tekanan darah dan
melakukan inovasi untuk menurunkan tekanan darah pada Ny.S intervensi inovasi yang
dilakukan adalah Murottal Al-Quran, Aromaterapi Lavender dan Hand And Foot Massage

Terapi inovasi Murottal Al-Quran, Aromaterapi Lavender dan Hand And Foot

Massage sangat efektif untuk mengurangi nyeri kepala pada pasien saat hemodialisa.

Dengan lantunan ayat suci al-quran dapat membangkitkan spiritualitas dalam diri sehingga

menimbulkan rasa cinta Kecintaan kepada Tuhan , dan dapat semangat dalam

mengembangakan koping yang positif untuk menghadapi nyeri (Menurut McGrego

(2001) dalam Faradisi (2009)),selain itu jga mampu memberikan efek rilexsasi(Desi

Rahmatika ,Indhit Tri Utami ,Janu Purwono 2020), serta melancarkan peredaran darah

(Sulistyowati, 2014).

Setelah dilakukan implementasi inovasi pada klien hasil dari penelitian yang

dilakukan pada pasien Ny. S pada hari pertama sebelum dilakukan inovasi skala nyeri 7

(nyeri berat) setelah dilakukan inovasi skala nyeri 2(nyeri ringan) pada hari kedua sebelum

dilakukan inovasi didapatkan Skala nyeri 7 (nyeri berat) dan sesudah terapi didapatkan hasil
Skala nyeri 2(nyeri ringan) pada hari ketiga didapatkan sebelum terapi adalah skala nyeri 7

(nyeri berat) dan sesudah terapi Skala nyeri 2(nyeri ringan) . Sedangkan pada saat

pengkajian didapatkan data bahwa tekanan pada pasien control hari pertama tanggal 1 juni

2022 adalah pada hari Ke- 1 didapatkan skala nyeri 5 (nyeri sedang) kemudian didapatkan

skala nyeri 5 (nyeri sedang), pada hari ke-2 tanggal 04 juni 2022 didapatkan skala nyeri 6

(nyeri sedang)sejam kemudian skala nyeri 5 (nyeri sedang), pada hari ke-3 tanggal 08 juni

2022 didapatkan skala nyeri 6 (nyeri sedang sejam kemudian skala nyeri 5 (nyeri sedang),

dari perbandingan pada 2 kelompok pasien tersebut dapat di simpulkan bahwa terapi inovasi

Murottal Al-Quran, Aromaterapi Lavender dan Hand And Foot Massage efektif

menurunkan nyeri kepala pada pasien CKD ON HD

D. Alternatif Pemecahan Yang Dapat Dilakukan

Menurut penelitian (Bella Ayunda Rahmawati dan Padoli 2017) didapatkan bahwa

Kejadian komplikasi intradialisis klien CKD sebagian besar (58,9%) sakit kepala, (51,2%)

kram otot, hampir setengahnya (48,7%) gatal-gatal, (35,8%) hipertensi, sebagian kecil

(2,56%) hipotensi, (7,69%) mual dan muntah, (12,8%) nyeri dada, dan (100%) tidak ada

yang mengalami demam dan menggigil.

Terapi musik klasik, selain itu terapi musik juga merupakan salah satu tindakan mandiri

perawat dalam manajemen nyeri, dikarenkan musik klasik memiliki tempo yang berkisar

antara 60-80 beats per menit selaras dengan detak jantung manusia (Suherman, 2010)

Pursed Lips Breathing exercise penelitian (Aniska Indah etall 2018) bahwa pemberian

Pursed Lips Breathing exercise adalah teknik penyembuhan yang alami dan merupakan

bagian dari strategi holistic self-care untuk mengatasi berbagai keluhan seperti fatigue,

nyeri, gangguan tidur dan stress .


Serta terapi Relaksasi Otot Progresif dimana menurut penelitian yang dilakukan (Richa

Jannet Ferdisa dan Ernawati Ernawati 2021) terapi Otot Progresif Terapi relaksasi yang

dapat menurunkan nyeri kepala pada pasien

Anda mungkin juga menyukai