Anda di halaman 1dari 15

PEMBUATAN PERMEN JELLY DARI BUAH NANAS (Ananas comosus L.

) SUBGRADE
(KAJIAN KONSENTRASI KARAGENAN DAN GELATIN)

THE MAKING OF JELLY CANDY FROM SUBGRADE PINEAPPLE (Ananas comosus L.)
(STUDY OF CARRAGEENAN AND GELATIN CONCENTRATION)
Susinggih Wijana1, Arie Febrianto Mulyadi1, Theresia Dyan Tiara Septivirta2*
1Staff Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian-Fakultas Teknologi Pertanian-Universitas

Brawijaya Jl. Veteran-Malang 65145


2Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian-Fakultas Teknologi Pertanian-Universitas

Brawijaya Jl. Veteran-Malang 65145


*email: theresiadyantiara@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh karagenan dan gelatin
terhadap kualitas permen jelly buah nanas secara fisik, kimia, dan organoleptik serta untuk
mengetahui konsentrasi karagenan dan gelatin yang tepat dalam pembuatan permen jelly
nanas. Penelitian ini menggunakan RAK dengan 2 faktor yang masing-masing terdiri dari 3
level dengan 2 kali ulangan yaitu karagenan (K) (3,0%, 3,5%, 4,0%) dan gelatin (G) (10%, 12%,
14%). Pengujian sifat kimia meliputi kadar air, total asam, total gula, dan kadar abu. Data yang
diperoleh diuji menggunakan ANOVA dilanjutkan dengan BNT jika menunjukkan adanya
beda nyata pada perlakuan atau uji DMRT jika ada interaksi antar dua faktor. Data uji
organoleptik diuji dengan uji Friedman, apabila hasil menunjukkan beda nyata maka
dilanjutkan dengan uji lanjut Friedman. Perlakuan terbaik dihitung dengan menggunakan
rumus indeks efektivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan karagenan dan
gelatin berpengaruh nyata terhadap total gula, kadar abu, dan kekerasan permen jelly nanas.
Penambahan karagenan berpengaruh nyata terhadap kadar air permen jelly nanas. Permen jelly
nanas perlakuan terbaik berdasarkan uji kesukaan panelis yaitu permen jelly dengan formulasi
penambahan karagenan 3,5% dan gelatin 14%. Rerata skor kesukaan panelis terhadap
kenampakan; rasa; aroma; dan berturut-turut ialah agak menyukai (4,167); agak menyukai
(3,83); netral (3,33); dan agak menyukai (3,83). Rerata kadar air 13,695%; total asam 0,517%; total
gula 84,69%; kadar abu 0,71%; dan kekerasan 45,00 g. Kadar air dan kadar abu permen jelly
nanas memenuhi syarat mutu SNI 3547.2-2008, yaitu dengan kadar air maksimal 20,0% dan
kadar abu maksimal 3,0%.
Kata Kunci: gelatin, karagenan, permen jelly, nanas subgrade

ABSTRACT

The aims of this research was to know the effect of carrageenan and gelatin to quality of
pineapple jelly candy in physical, chemical, and organoleptic and to know the right carrageenan and
gelatin concentration of the making pineapple jelly candy. This research used Completely Randomized
Block design, which consist of 3 levels with 2 times repeat the carrageenan (K) (3.0%, 3.5%, 4.0%) and
gelatin (G) (10%, 12%, 14%). Chemical properties of the test include water content, total acids, total
sugars, and the ash content. Obtained data were tested using ANOVA followed by BNT if it showed the
real difference in treatment and used DMRT if there were interaction between two factors. Organoleptic
data tested with Friedman then continued with a further test of Friedman. The best treatment calculated
by using effectiveness index. The result of this research showed that the addition of carrageenan and
gelatin had a real effect of total sugar, ash content, and hardness of pineapple jelly candy. The addition of
carrageenan had a real effect of moisture content of pineapple jelly candy. Pineapple jelly candy best
treatment based on testing of the panelist preffered was the formulation of carrageenan-gelatin 3,5% and
14%. The average score of the panelists preferred the appearance; taste; aroma; and texture about a
bit liked (4,167); kinda liked (3.83); neutral (3.33); and kinda liked (3.83). The average moisture content
of 13,695%; total acid 0,517%; total sugar 84,69%; ash content 0,71%; and hardness 45.00 g. Moisture
and ash content are in the levels of jelly candy qualify SNI quality 3547.2-2008, i.e., with a
maximum moisture content of 20.0% and a maximum ash content of 3.0.
Keywords: carrageenan, gelatin, jelly candy, subgrade pineapples

1
PENDAHULUAN lain yang digunakan untuk modifikasi
tekstur sehingga menghasilkan produk
Nanas merupakan tanaman semak yang kenyal.
yang memiliki nama ilmiah Ananas comosus Nanas memiliki kadar pektin yang
(L.) Merr. dan termasuk dalam famili rendah namun tingkat keasaman yang
bromiliaceae. Tanaman ini berasal dari cukup untuk pembentukan gel pada
daratan Amerika Selatan dan selanjutnya permen jelly (Albrecht, 2010). Karena kadar
berkembang meluas ke seluruh dunia yang pektin yang rendah, maka perlu
beriklim tropis, termasuk Indonesia ditambahkan bahan pembentuk gel untuk
(Ashari, 2006). Terdapat empat golongan dapat membuat permen jelly dari buah
varietas nanas yang beredar di pasaran, nanas. Karagenan merupakan salah satu
yakni golongan Spanish, Queen, Abacaxi, gelling agent yang dapat digunakan pada
dan Smooth Cayenne (Suyanti, 2010). pembuatan permen jelly namun memiliki
Menurut Ashari (2006) menambahkan kelemahan yaitu gel yang dibentuk
bahwa daerah penghasil nanas di Jawa memiliki tekstur yang rapuh dan kurang
Timur ialah di wilayah Blitar dan beberapa elastis. Gelatin digunakan sebagai gelling
daerah sekitar Gunung Kelud yang agent pada industri pangan dan industri
merupakan perbatasan antara wilayah obat-obatan. Karakteristik unik yang dapat
Kabupaten Kediri dan Blitar. Tanaman dibentuk oleh gelatin ialah karakteristik
nanas yang terdapat di wilayah Kabupaten ‘melt-in-mouth’ atau meleleh di mulut.
Kediri ialah nanas golongan queen. Sejauh ini belum ditemukan protein
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik pembentuk gel yang dapat menggantikan
tahun 2012, produktifitas buah nanas di ciri khas gelatin sebagai gelling agent (Haug
Jawa Timur ialah sebesar 196.581 ton et. al. , 2004). Kombinasi karagenan dan
dengan memanfaatkan lahan seluas 4.893 gelatin diharapkan mampu menghasilkan
ha. permen jelly nanas sesuai selera konsumen
Menurut Sucipto selaku Ketua dan memenuhi standar SNI.
Kelompok Tani Sari Nanas Desa
Sumberasri Kecamatan Nglegok Kabupaten BAHAN DAN METODE
Blitar Jawa Timur, kriteria nanas varietas
Queen subgrade ialah nanas yang memiliki Bahan
ukuran kecil dengan diameter buah Bahan yang digunakan dalam
berkisar antara 43 mm hingga 72 mm dan pembuatan permen jelly dari buah nanas
tinggi buah berkisar antara 48 mm hingga antara lain nanas subgrade varietas Queen
82 mm. Ukuran buah nanas yang tidak dengan tingkat kematangan 70-80%
memenuhi permintaan pasar akan dibuang (complete yellow) yang diperoleh dari
atau tidak dipanen dan buah nanas perbatasan Kabupaten Kediri dan Blitar.
subgrade akan ditanam kembali untuk
menjadi bibit nanas yang baru. Perkiraan Alat
jumlah buah nanas yang dapat tumbuh Alat yang digunakan dalam pembuatan
pada lahan seluas 1 Ha ialah berkisar permen jelly dari buah nanas antara lain
antara 40000 hingga 60000 buah nanas, pisau stainless steel, blender merk Kirin
namun 10% dari jumlah tersebut dengan kecepatan pisau 11.000-18.000 rpm,
merupakan nanas subgrade. kain saring, tunnel drying, kompor merk
Persentase buah nanas subgrade yang Quantum, panci, thermometer, pengaduk,
cukup tinggi dapat dijadikan alternatif cetakan jelly, sendok, loyang. Sedangkan
untuk meningkatkan nilai ekonomi dari alat yang digunakan untuk analisis antara
buah nanas subgrade. Salah satu produk lain oven Memmert, desikator, labu
olahan yang digemari oleh konsumen ialah Erlenmeyer Pyrex, gelas ukur Pyrex, pipet
permen jelly . Berdasarkan SNI 3547-2-2008, tetes, cawan petri, tabung reaksi, waterbath,
permen jelly ialah permen bertekstur lunak buret, Texture Analyzer Brookfield.
yang diproses dengan penambahan
komponen hidrokoloid seperti agar, gum, Rancangan Percobaan
pektin, pati, karagenan, gelatin dan lain- Penelitian ini menggunakan metode
Rancangan Acak kelompok (RAK) dengan

2
2 faktor, yaitu karagenan yang terdiri dari 3 Perlakuan terbaik permen jelly nanas
level, yaitu 3,0%; 3,5%; 4% dan gelatin yang didasarkan pada hasil uji organoleptk
terdiri dari 3 level, yaitu 10%; 12%; 14%. menggunakan indeks efektivitas (De
Masing-masing kombinasi diulang Garmo, 1984)
sebanyak 2 kali.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Persiapan puree buah nanas subgrade
Buah nanas subgrade dikupas dan dibuang Bahan Baku
kulit dan mata buahnya. Kemudian Bahan baku yang digunakan dalam
ditimbang dan dipotong-potong sebesar pembuatan permen jelly nanas adalah
2x1x1,5 cm. Potongan buah nanas dicuci buah nanas varietas Queen dengan kualitas
dan dilansir selama 5 menit dengan air subgrade yang berasal dari wilayah sekitar
mendidih. Potongan buah nanas yang telah Gunung Kelud (Perbatasan Kabupaten
diblansir dilumatkan dengan blender dan Kediri dan Blitar). Analisa fisik pada buah
setelah itu disaring untuk dibuang nanas subgrade meliputi rata-rata bobot
ampasnya. buah nanas, diameter, tinggi, serta edible
portion. Hasil analisa fisik buah nanas
Pembuatan permen jelly nanas subgrade terdapat pada Tabel 1.
Puree nanas diukur volumenya
sebanyak 150 ml kemudian dicampur Tabel 1 Karakteristik Fisik Buah Nanas
dengan 40% sukrosa:glukosa (1:1), Subgrade
Fisik Hasil Analisa Literatur
Karagenan 3%;3,5%;4%, gelatin Bobot dengan mahkota (g) 186,25 ≤ 400*
10%;12%;14% dan dimasak hingga Bobot tanpa mahkota (g) 138,75 -
Tinggi (mm) 65,125 ≤ 99*
mendidih. Setelah masak, api dimatikan Diameter (mm) 59,375 -
Edible portion (%)
dan setelah itu dicampur dengan asam Warna kulit
36,84
Agak kuning
53**
Agak kuning*
sitrat 0,3% dan selanjutnya adonan Keterangan=
diangkat dan dituang ke cetakan. Jelly *: dibandingkan dengan ukuran nanas kualitas
dalam cetakan didiamkan selama 10 jam C (paling rendah) berdasarkan dataDepartemen
dalam suhu ruang dan selanjutnya Pertanian (2010)
dipotong. Jelly yang telah dipotong **: dibandingkan dengan edible portion buah
dikeringkan dengan tunnel dryer selama 8 nanas potong berdasarkan sumber dari
Direktorat Gizi Depkes RI (1998) dalam Badan
jam pada suhu 50-55oC. Permen jelly yang
Penelitian dan Pengembangan Departemen
telah kering dilapisi gula castor dan Penelitian (2007)
selanjutnya dikeringkan selama 30 menit
pada suhu 50-55oC. Tabel 1 menunjukkan bahwa adanya
perbedaan signifikan pada bobot serta
Analisa kimia meliputi kadar air metode tinggi dari buah nanas subgrade dan buah
oven (Sudarmadji, 1997), total asam nanas kualitas C. Edible portion pada buah
(AOAC, 1970), total gula dengan metode nanas subgrade menurut analisa fisik ialah
Anthrone (Apriyanto dkk., 1989), dan 36,84%, sedangkan menurut literatur
kadar abu dengan metode Gravimetri sebesar 53%. Perbedaan persentase ini
(AOAC, 2005). Analisa fisik tekstur disebabkan karena ukuran buah nanas
kekerasan metode Brookfield. Analisa subgrade berbeda dengan ukuran buah
organoleptik pada permen jelly nanas pada umumnya. Ukuran buah nanas
menggunakan uji hedonic scale. subgrade hasil analisa terdapat pada
Analisa data dilakukan dengan metode Gambar 1.
analisis ragam (Analysis of Variant atau
ANOVA) dilanjutkan dengan DMRT jika
ada interaksi dan BNT jika tidak terdapat
interaksi dengan selang kepercayaan 5%,
sedangkan analisa organoleptik
menggunakan uji Friedman dan apabila
menunjukan adanya beda nyata
dilanjutkan dengan uji lanjut Friedman.

3
Hasil Analisa Organoleptik Permen Jelly
Nanas
Pengujian organoleptik pada permen
jelly nanas dilakukan dengan
menggunakan uji kesukaan (Hedonic Scale
Scoring) yang merupakan salah satu uji
penerimaan. Pengujian dalam penelitian ini
menggunakan skala 1-5 dari tidak
menyukai sampai dengan menyukai
dengan menggunakan 6 panelis semi ahli
Gambar 1. Nanas Subgrade
dengan kriteria pemilik home industry,
pelaku usaha bidang pangan (confectionary)
Analisa kimia pada bahan baku meliputi
serta yang berkompeten di bidang
analisa total gula, total asam, dan gula
confectionary. Menurut Setyaningsih dkk.
reduksi. Hasil analisa kimia untuk bahan
(2010), skala dalam uji kesukaan dapat
baku nanas subgrade dapat dilihat pada
direntangkan menurut rentangan skala
Tabel 2.
yang dikehendaki. Hasil yang paling baik
diperoleh dari skala yang seimbang, yaitu
Tabel 2. Hasil Analisa Kimia Buah Nanas
yang jumlahnya ganjil, misalnya skala 1-3,
Subgrade
Komposisi Kimia Kadar (*) Kadar 1-5, 1-7, dan 1-9.
Total Gula 14,45 (%) 14,64 (%)**
Total Asam 0,83 (%) 2,02 (%)**
Gula Reduksi 14,1 (%brix) 11-15 (%brix)*** Kenampakan
Keterangan = Parameter kenampakan dalam
* : Hasil analisa penelitian ini ialah meliputi warna serta
** : Referensi Agustina (2004) bentuk dari sampel. Bentuk dari sampel
***: Referensi (Deptan Kabupaten Blitar (2010)) dibuat semirip mungkin antar sampel.
Hasil rerata nilai kesukaan panelis
Hasil analisa kimia bahan baku buah terhadap kenampakan permen jelly nanas
nanas subgrade pada Tabel memiliki nilai berkisar antara 2,50-4,67 yaitu dari agak
yang sesuai dengan literatur untuk tidak menyukai hingga agak menyukai.
komposisi kimia total gula dan gula Rerata nilai kesukaan panelis terhadap
reduksi. Total gula buah nanas subgrade kenampakan permen jelly nanas disajikan
ialah sebesar 14,45%, sedangkan menurut pada Tabel 3. Hasil dari tabel uji Friedman
literatur, buah nanas dengan varietas Queen yang menunjukkan bahwa perbedaan
memiliki total gula 14,64%. Gula reduksi konsentrasi karagenan dan gelatin
nanas subgrade berdasarkan analisa yaitu berpengaruh nyata pada kesukaan panelis
sebesar 14,1 %brix. Nilai ini sesuai dengan terhadap kenampakan permen jelly nanas
literatur bahwa gula reduksi dari buah sehingga diperlukan uji lanjut Friedman
nanas berkisar antara 11-15 %brix. Total untuk mencari perbedaan antar perlakuan.
asam nanas subgrade hasil analisa berbeda
dengan literatur. Hal ini disebabkan karena
varietas yang digunakan tidak berasal dari
daerah yang sama sehingga diduga
perbedaan asal daerah dapat
mempengaruhi sifat kimia buah nanas.
Menurut Nasution dkk. (2012), total asam
merupakan energi tambahan pada buah
yang diperkirakan banyak menurun selama
aktivitas metabolisme berlangsung,
sehingga total asam dalam buah
diperkirakan berbeda-beda tergantung
tingkat kematangan buah itu sendiri.

4
Tabel 3. Rerata Kesukaan Panelis terhadap Grafik pada Gambar 2 menunjukkan
Kenampakan Permen Jelly Nanas bahwa nilai tertinggi rata-rata kesukaan
Perlakuan
Karagenan (%) Gelatin (%)
Kenampakan Notasi *) panelis terhadap kenampakan permen jelly
3 10 4 c nanas terdapat pada permen jelly dengan
3 12 3,83 bc
3 14 2,5 a konsentrasi gelatin 14% dan karagenan
3,5 10 3 ab 3,5%. Nilai terrendah rata-rata kesukaan
3,5 12 3,67 ab
3,5 14 4,17 c panelis terhadap kenampakan terdapat
4 10 3,33 ab
4 12 2,5 ab
pada permen jelly dengan konsentrasi
4 14 2,67 ab karagenan 4% dan gelatin 12% serta
*) Keterangan : notasi yang berbeda permen jelly dengan konsentrasi karagenan
menunjukkan adanya beda nyata pada α = 5% 3% dan gelatin 14%. Menurut Setyaningsih
dkk. (2010), penilaian kualitas sensori dapat
Hasil uji lanjut Friedman menunjukkan dilakukan dengan melihat bentuk, ukuran,
bahwa penambahan karagenan dan gelatin kejernihan, kekeruhan, warna, serta sifat-
berpengaruh pada tingkat kesukaan panelis sifat permukaan seperti kasar-halus, suram,
terhadap kenampakan permen jelly nanas mengkilap, homogen-heterogen, dan datar
yang dinyatakan dengan notasi yang bergelombang. Sifat warna yang mudah
berbeda (Tabel 3). Perlakuan dengan dikenali dapat mempengaruhi respon dan
penambahan karagenan 3%, tingkat persepsi panelis. Kenampakan permen jelly
kesukaan panelis cenderung menurun nanas berwarna kuning cenderung jernih,
dengan semakin ditambahkannya gelatin. sesuai dengan warna bahan baku yang
Hal yang berbeda terjadi pada penambahan digunakan. Diduga penambahan gelatn
karagenan 3,5%. Semakin ditambahkannya berpengaruh terhadap tingkat kejernihan
gelatin, kesukaan panelis terhadap permen jelly . Menurut Hastuti dkk. (2007),
kenampakan permen jelly nanas semakin sifat dari gelatin sebagai gelling agent ialah
meningkat. Kenampakan permen jelly membentuk film yang transparan.
nanas pada penambahan karagenan 4% Kombinasi gelling agent yang tepat akan
tidak memberikan tingkat kesukaan yang menghasilkan permen jelly dengan
berbeda dengan semakin ditambahkannya kejernihan yang disukai oleh konsumen.
gelatin. Hal tersebut terjadi karena
kenampakan permen jelly yang cenderung Rasa
keruh (tidak jernih) karena penambahan Parameter rasa yang diujikan dalam
karagenan dengan konsentrasi tinggi. Hal penelitian ini adalah meliputi rasa asam
ini sesuai dengan penelitian Harijono dkk. manis dari buah nanas dan ada atau
(2001) bahwa dengan konsentrasi tidaknya after taste (rasa kedua yang
karagenan yang tinggi akan menghasilkan muncul setelah cita rasa pertama) dari
permen jelly yang kokoh namun intensitas sampel yang diberikan. Hasil rerata nilai
warna semakin berkurang. Grafik rerata kesukaan panelis terhadap rasa permen
kesukaan panelis terhadap kenampakan jelly nanas berkisar antara 1,83-3,83 yaitu
permen jelly nanas disajikan dalam grafik dari agak tidak menyukai hingga
pada Gambar 2. menyukai. Hasil dari uji Friedman
menunjukkan bahwa perbedaan
konsentrasi karagenan dan gelatin
berpengaruh nyata pada kesukaan panelis
terhadap rasa permen jelly nanas sehingga
diperlukan uji lanjut Friedman untuk
mencari perbedaan antar perlakuan. Rerata
nilai kesukaan panelis terhadap rasa
permen jelly nanas Tabel 4.

Gambar 2. Grafik Rerata Kesukaan Panelis


terhadap Kenampakan Permen Jelly Nanas

5
Tabel 4. Rerata Nilai Kesukaan Panelis karagenan. Gambar 3 juga menunjukkan
terhadap Rasa Permen Jelly Nanas bahwa denagan semakin bertambahnya
Perlakuan
Karagenan (%) Gelatin (%)
Rasa Notasi *) karagenan, maka tingkat kesukaan panelis
3 10 3,5 bc terhadap rasa permen jelly nanas semakin
3 12 3,5 bc
3 14 3,83 c menurun. Penambhan karagenan diduga
3,5
3,5
10
12
3,17
2,67
bc
ab
dapat mempengaruhi rasa dari permen jelly
3,5 14 3,83 c nanas. Hal ini diperkuat dengan hasil
4 10 3 ab
4 12 2,17 ab analisa penelitian Harijono dkk. (2001)
4 14 1,83 a yang menyatakan bahwa pada kadar
*) Keterangan : notasi yang berbeda karagenan yang tinggi cenderung
menunjukkan adanya beda nyata pada α = 5%
dihasilkan gel yang kokoh. Efek gelasi yang
tinggi diperkirakan dapat menutupi rasa
Hasil dari uji lanjut Friedman
dari permen jelly .
menunjukkan bahwa konsentrasi
Faktor lain yang mempengaruhi
karagenan dan gelatin berpengaruh pada
rasa dari permen jelly nanas ialah rasa
tingkat kesukaan panelis terhadap rasa
manis yang dipengaruhi oleh penambahan
permen jelly nanas. Panelis cenderung
glukosa dan sukrosa serta rasa asam yang
kurang menyukai rasa dari permen jelly
berasal dari bahan baku utama (nanas) dan
dengan penambahan karagenan 4%. Nilai
penambahan asam sitrat pada pembuatan
tertinggi kesukaan panelis terhadap rasa
permen jelly . Hal ini sesuai dengan
permen jelly ada pada perlakuan
literatur yang menyatakan bahwa adanya
penambahan karagenan 3% dan 4% dengan
glukosa dan sukrosa dapat meningkatkan
gelatin 14%. Nilai terrendah kesukaan
cita rasa pada bahan makanan. Rasa manis
panelis terhadap rasa permen jelly nanas
dari sukrosa bersifat murni sebab tidak
ada pada perlakuan penambahan
meninggalkan after taste pada makanan
karagenan 4% dan gelatin 14%. Grafik
(Winarno, 2004). Kemudian Fachruddin
rerata kesukaan panelis terhadap rasa
(2002) menyatakan bahwa asam sitrat
permen jelly nanas dapat dilihat pada
merupakan bahan pemacu rasa yang
Gambar 3.
diberikan pada suatu produk pangan
untuk memberikan nilai lebih pada rasa,
sesuai dengan karakteristik produk pangan
yang dihasilkan.

Aroma
Parameter aroma yang diujikan ialah
aroma yang akan mempengaruhi kesukaan
panelis terhadap flavor nanas pada permen
jelly nanas. Hasil rerata nilai kesukaan
panelis terhadap aroma permen jelly nanas
berkisar antara 2,5-3,33 yaitu dari agak
Gambar 3. Grafik rerata nilai kesukaan tidak menyukai hingga agak menyukai.
panelis terhadap rasa permen jelly nanas Rerata nilai kesukaan panelis terhadap
aroma permen jelly nanas disajikan pada
Gambar 3 menunjukkan penurunan Tabel 5. Hasil dari tabel uji Friedman
kesukaan panelis dengan semakin menunjukkan bahwa perbedaan
bertambahnya konsentrasi gelatin pada konsentrasi karagenan dan gelatin tidak
penambahan karagenan 4%. Hal ini diduga berpengaruh nyata pada kesukaan panelis
bahwa dengan penambahan karagenan 4% terhadap kenampakan permen jelly nanas
dan gelatin 14%, rasa asli buah nanas sehingga tidak diperlukan uji lanjut
tertutupi oleh rasa dari gelling agent itu Friedman.
sendiri. Hal ini sesuai dengan penelitian
Eveline dkk. (2009) yang menyatakan
bahwa rasa asing pada jelly dapat
ditimbulkan dari rasa gelatin ataupun

6
Tabel 5. Rerata Nilai Kesukaan Panelis karagenan. Hal ini sesuai dengan
terhadap Aroma Permen Jelly Nanas pernyataan Eveline dkk. (2009) yang
Perlakuan
Karagenan (%) Gelatin (%)
Aroma menyatakan bahwa aroma asing dari jelly
3 10 3,33 berasal dari karagenan yang memiliki
3 12 3,17
3 14 2,83 karakteristik berbau amis. Pernyataan ini
3,5
3,5
10
12
3,17
2,5
diperkuat dengan hasil analisa Mahardika
3,5 14 3,33 dkk. (2014) yang menyatakan bahwa
4 10 2,83
4 12 2,83 penambahan essence buah-buahan pada
4 14 2,67 pembuatan permen jelly dapat mengurangi
*) Keterangan : notasi yang berbeda bau rumput laut dari karagenan sebab
menunjukkan adanya beda nyata pada α = 5%
penambahan senyawa ini dapat
memberikan aroma yang disukai
Nilai rerata kesukaan panelis tertinggi
konsumen. Penambahan essence tidak
ada pada sampel dengan perlakuan
dilakukan pada pembuatan permen jelly
karagenan 3% dan gelatin 10% serta
nanas sehingga diduga aroma asing yang
karagenan 3,5% dan gelatin 14%. Nilai
muncul berasal dari gelling agent yang
terrendah untuk rerata kesukaan panelis
digunakan.
terhadap aroma permen jelly nanas ada
pada sampel dengan penambahan Tekstur
karagenan 2,5% dan gelatin 12%. Tingkat Parameter tekstur yang diujikan dalam
kesukaan cenderung semakin menurun penelitian ini adalah meliputi kekerasan
dengan semakin ditambahkannya gelatin. dan elastisitas dari sampel setelah dimakan.
Penurunan ini dapat dilihat pada Gambar Hasil rerata nilai kesukaan panelis
4. Hal ini diduga karena gelatin memiliki terhadap tekstur permen jelly nanas
aroma yang dapat menimbulkan aroma berkisar antara 1,33-4 yaitu dari tidak
asing pada permen jelly apabila menyukai hingga agak menyukai. Rerata
konsentrasinya berlebihan. Hasil analisa ini nilai kesukaan panelis terhadap tekstur
diperkuat dengan pernyataan Piccone et. al. permen jelly nanas disajikan pada Tabel 6.
(2011) yang menyatakan bahwa dengan Hasil dari tabel uji Friedman menunjukkan
peningkatan kadar hidrokoloid pada bahwa perbedaan konsentrasi karagenan
formulasi bahan makanan akan dan gelatin berpengaruh nyata pada
meningkatkan ketebalan (thickness) dari kesukaan panelis terhadap kenampakan
produk terkait, namun peningkatan kadar permen jelly nanas sehingga diperlukan uji
hidrokoloid ini justru mengurangi rasa dan lanjut Friedman.
aroma asli dari produk tersebut.
Tabel 6. Rerata Nilai Kesukaan Panelis
terhadap Tekstur Permen Jelly Nanas
Perlakuan
Tekstur Notasi *)
Karagenan (%) Gelatin (%)
3 10 4 c
3 12 3,67 c
3 14 1,67 ab
3,5 10 1,33 a
3,5 12 3,33 c
3,5 14 3,83 c
4 10 2,67 bc
4 12 1,5 ab
4 14 1,33 ab
*) Keterangan : notasi yang berbeda
Gambar 4. Grafik rerata nilai kesukaan menunjukkan adanya beda nyata pada α = 5%
panelis terhadap aroma permen jelly nanas
Hasil dari uji lanjut Friedman
Berdasarkan Gambar 4 menunjukkan menunjukkan bahwa konsentrasi
tidak ada perbedaan yang signifikan dari karagenan dan gelatin berpengaruh pada
tingkat kesukaan panelis terhadap aroma tingkat kesukaan panelis terhadap rasa
permen jelly nanas namun kesukaan permen jelly nanas. Berdasarkan Tabel 6
panelis cenderung menurun dengan tingkat penerimaan panelis tertinggi ada
semakin ditambahkannya gelatin dan pada perlakuan penambahan karagenan

7
3% dan gelatin 12% dengan rerata 3,83
yang berada pada kisaran netral hingga Kadar Air
agak menyukai. Tingkat penerimaan Hasil rerata kadar air yang dari permen
panelis terrendah ada pada penambahan jelly nanas berkisar antara 10,055% -
karagenan 3,5% dan gelatin 10% dengan 15,870%. Hasil analisa sidik ragam
nilai 1,33 (tidak menyukai). Grafik rerata menunjukkan bahwa perbedaan
nilai kesukaan panelis terhadap tekstur konsentrasi karagenan berbeda nyata
permen jelly nanas disajikan pada Gambar namun tidak berbeda nyata dengan adanya
5. perbedaan konsentrasi gelatin sehingga
tidak ada interaksi di antara keduanya.
Adanya pengaruh beda nyata pada
penambahan karagenan, maka uji
dilanjutkan dengan uji BNT. Tabel uji BNT
dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 7. Hasil Analisa Kadar Air pada


Konsentrasi Karagenan
Konsentrasi Rerata Nilai Kadar Air (%) Notasi *)

Karagenan 3% 11,513 a
Gambar 5 Grafik rerata nilai kesukaan
Karagenan 3,5% 13,740 b
panelis terhadap tekstur permen jelly
Karagenan 4% 15,155 c
nanas
Sumber: Data Primer 2014
Keterangan*): Notasi yang berbeda
Nilai rerata kesukaan panelis cenderung menunjukkan perlakuan berbeda nyata pada
menurun dengan semakin ditambahkannya P<0.05
gelatin pada pembuatan permen jelly .
Panelis cenderung kurang menyukai Tabel 7 menunjukkan bahwa adanya
tekstur permen jelly nanas dengan semakin perbedaan yang signifikan antar perlakuan
ditambahkannya gelatin pada perlakuan pada uji lanjut BNT yang dinyatakan
karagenan 4%. Penurunan tingkat dengan notasi yang berbeda pada setiap
kesukaan panelis terlihat pada Gambar 6. perlakuan. Penambahan karagenan diduga
Hal ini dikarenakan konsentrasi karagenan memiliki kemampuan untuk mengikat air
yang tinggi menyebabkan tekstur permen yang lebih kuat dibandingkan dengan
jelly menjadi kokoh. Karagenan memiliki gelatin. Kemampuan karagenan dalam
kekuatan gel yang lebih kuat dari gelatin mengikat air sesuai dengan literatur yang
(Eveline dkk., 2009). Kombinasi kedua menyatakan bahwa karagenan sebagai
gelling agent ini menghasilkan tekstur yang hidrokoloid memiliki kemampuan untuk
bervariasi mengingat ciri khas karagenan mengikat air dalam jumlah besar (Harijono
dan gelatin yang berbeda dalam dkk., 2001). Karagenan memiliki ion bebas
menghasilkan tekstur gel. Menurut Rahmi OH- yang mampu berikatan dengan H2O
dkk. (2012), jika konsentrasi gelatin terlalu (air) sehingga ikatan menjadi kuat.
rendah, maka gel akan menjadi lunak atau Menurut Nussinovitch (1997), karagenan
bahkan tidak membentuk gel, tetapi bila memiliki ion OH- sehingga mampu
konsentrasi gelatin yang digunakan terlalu mengikat air dalam jumlah besar namun
tinggi maka gel yang terbentuk akan kaku. memiliki kelemahan yaitu sineresis. Grafik
peningkatan kadar air dengan semakin
Hasil Analisa Kimia Permen Jelly Nanas ditambahkannya karagenan dapat dilihat
Analisa kimia yang dilakukan pada pada Gambar 6.
permen jelly buah nanas meliputi analisa
kadar air, total asam, total gula, dan kadar
abu. Pengujian kimia juga sangat penting
dalam pengujian produk pangan untuk
menjamin keamanannya (Setyaningsih
dkk., 2010).

8
asam pada setiap perlakuan menunjukkan
adanya penurunan dengan semakin
ditambahkannya karagenan. Grafik
penurunan rerata total asam permen jelly
nanas dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 6. Grafik Rerata Kadar Air Permen


Jelly Nanas

Grafik pada Gambar 6 menunjukkan


bahwa nilai tertinggi rerata kadar air ialah
15,87%, yaitu pada permen jelly nanas
dengan penambahan karagenan 4% dan Gambar 7.Grafik Rerata Total Asam
gelatin 12%. Nilai terrendah rerata kadar Permen Jelly Nanas
air ialah 10,06%, yaitu pada permen jelly
nanas dengan penambahan karagenan 3% Grafik rerata total asam pada Gambar 7
dan gelatin 12%. Gambar 6 menunjukkan menunjukkan bahwa adanya penurunan
adanya peningkatan kadar air dengan yang tidak signifikan dengan adanya
semakin ditambahkannya karagenan pada penambahan karagenan pada setiap
konsentrasi gelatin yang tetap. penambahan gelatin pada konsentrasi yang
Hasil Analisis sidik ragam tetap. Menurut Agustin dan Putri (2014),
menunjukkan bahwa gelatin tidak karagenan merupakan hidrokoloid yang
berpengaruh nyata terhadap kadar air mengikat air oleh adanya gugus OH- yang
permen jelly namun sebagai gelling agent , relatif banyak sehingga menurunkan total
gelatin juga memiliki kemampuan untuk asam. Kandungan karagenan yang berupa
mengikat air. Hal ini dapat dilihat pada potassium, kalsium, magnesium dan
Gambar 6 dimana rerata kadar air natrium yang bereaksi dengan asam
cenderung meningkat dengan semakin membentuk garam. Garam yang terikat
ditambahkannya gelatin. Menurut dengan karagenan akan menurunkan
Ayudiarti dkk. (2007), fungsi gelatin dalam keasaman. Gelling agent karagenan
industri makanan ialah sebagai agen mengandung gugus OH- yang akan
pembentuk gel yang mampu mengikat air berikatan dengan asam sitrat yang
dalam jumlah yang besar. Kadar air merupakan H+ sehingga total asam akan
merupakan salah satu faktor penting yang menurun dengan semakin bertambahnya
berkaitan dengan kualitas produk. karagenan. Selain itu, gugus OH- juga
Menurut Herawati (2008), faktor yang berikatan dengan air sehingga berdampak
sangat berpengaruh terhadap kualitas pada kadar air yang ditunjukkan pada
produk pangan ialah kadar air dalam pembahasan mengenai kadar air.
produk. Hasil analisa sidik ragam diperkuat
dengan adanya literatur yang menyatakan
Total Asam bahwa kappa karagenan memiliki pH
Hasil analisa total asam yang dilakukan cenderung basa, sedangkan gelatin
pada permen jelly nanas didapatkan data memiliki pH cenderung netral (Eveline
bahwa rerata total asam berkisar antara dkk., 2009). pH yang semakin basa
0,461% - 0,572%. Berdasarkan hasil analisa memiliki arti bahwa kadar total asam yang
sidik ragam diketahui bahwa perbedaan rendah pada suatu bahan. Konsentrasi
konsentrasi karagenan dan gelatin tidak gelatin yang ditambahkan ialah 10% ; 12% ;
berpengaruh nyata terhadap total asam dan 14%. Penggunaan gelatin sebagai
permen jelly nanas sehingga tidak terdapat gelling agent pada permen jelly nanas,
interaksi di antara keduanya. Rerata total meskipun dengan konsentrasi yang tinggi,

9
diduga tidak memberikan pengaruh nyata Hubungan antara nilai total gula dan
terhadap total asam permen jelly nanas. pengaruhnya terhadap kesukaan panelis
pada rasa permen jelly nanas cukup
Total Gula berkaitan. Panelis menyukai permen jelly
Nilai rerata total gula permen jelly nanas pada kombinasi karagenan 3% dan
nanas berkisar antara 71,805% – 86,250%. 3,5% dan gelatin 14%. Nilai total gula pada
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan penambahan karagenan 3% dan gelatin
bahwa perbedaan konsentrasi karagenan 14% ialah 82,920%, sedangkan pada
berbeda nyata, begitu juga dengan penambahan karagenan 3,5% dan gelatin
perbedaan konsentrasi gelatin. Perbedaan 14% ialah 84,690%. Kedua kombinasi
konsentrasi karagenan dan gelatin perlakuan tersebut memiliki nilai total
menunjukkan adanya interaksi di antara asam yang rendah jika dibandingkan
keduanya sehingga dilanjutkan dengan uji dengan perlakuan lainnya. Gula
DMRT. Tabel hasil analisa total gula pada merupakan zat yang dapat larut dalam air.
permen jelly nanas dapat dilihat pada Nilai total gula yang tinggi diduga karena
Tabel 8. bahan baku (nanas) yang digunakan
memilki kematangan 70-80% atau complete
Tabel 8. Hasil Analisa Total Gula pada yellow. Hal ini sesuai dengan hasil
Permen Jelly Nanas penelitian Syahrumsyah dkk. (2010) yang
Perlakuan
Karagenan (%) Gelatin (%)
Total Gula (%) Notasi *) menyatakan bahwa tingkat kematangan
3 10 86,250 ef buah nanas menyebabkan tingginya kadar
3 12 85,715 e
3 14 82,920 de gula yang terkandung di dalamnya
3,5 10 78,440 c
3,5 12 82,735 de
semakin meningkat. Selain itu kaitan antara
3,5 14 84,690 e total gula dengan total asam ialah bahwa
4 10 81,905 d
4 12 76.890 b total asam yang tinggi dapat menurunkan
4 14 71,805 a
nilai total asam suatu bahan. Hal ini sesuai
Sumber: Data Primer 2014
dengan pembahasan mengenai total asam
Keterangan*): Notasi yang berbeda
menunjukkan perlakuan berbeda nyata pada
dimana nilai total asam permen jelly nanas
P<0.05 yang rendah. Menurut Luthony (1990)
dalam Pratama, dkk. (2013), konsentrasi
Hasil uji lanjut DMRT pada Tabel 7 gula yang ditambahkan juga berpengaruh
menunjukkan adanya perbedaan antar terhadap nilai total gula yang dihasilkan.
perlakuan. Nilai rerata total gula pada
permen jelly nanas menunjukkan bahwa Kadar Abu
kecenderungan menurun dengan semakin Nilai rerata kadar abu yang pada
ditambahkannya karagenan dan gelatin. permen jelly nanas ialah berkisar antara
Grafik penurunan nilai rerata total gula 0,510% – 1,060%. Hasil analisis sidik ragam
dapat dilihat pada Gambar 8. Nilai total menunjukkan bahwa perbedaan
gula yang tinggi diduga karena adanya konsentrasi karagenan berbeda nyata,
pelapisan gula kastor pada permen jelly begitu juga dengan perbedaan konsentrasi
nanas. gelatin serta terdapat interaksi di antara
keduanya. Adanya interaksi antara
karagenan dan gelatin maka uji dilanjutkan
dengan uji DMRT. Tabel hasil analisa kadar
abu pada permen jelly nanas dapat dilihat
pada Tabel 9.

Gambar 8. Grafik Rerata Total Gula


Permen Jelly Nanas

10
Tabel 4.9 Hasil Analisa Kadar Abu pada memenuhi standar mutu SNI 3547.2-2008
Permen Jelly Nanas yaitu di bawah 3,00%. Nilai rerata kadar
Perlakuan
Karagenan (%) Gelatin (%)
Kadar Abu (%) Notasi *) abu yang rendah diduga karena adanya
3 10 0,780 b pertukaran ion yang terjadi pada
3 12 0,680 ab
3 14 0,590 a karagenan dan gelatin sehingga kandungan
3,5
3,5
10
12
0,620
0,510
a
a
mineral atau kadar abu dari permen jelly
3,5 14 0,710 ab nanas menjadi rendah.
4 10 0,825 bc
4 12 0,805 b
4 14 1,060 c Hasil Analisa Fisik Permen Jelly Nanas
Sumber: Data Primer 2014 Kekerasan
Keterangan*): Notasi yang berbeda
Rerata kekerasan permen jelly nanas
menunjukkan perlakuan berbeda nyata pada
berkisar antara 22,20 g – 107,65 g. Hasil
P<0.05
analisis sidik ragam kekerasan permen jelly
Hasil analisa kadar abu pada Tabel 9 nanas menunjukkan bahwa perbedaan
menunjukkan adanya perbedaan yang konsentrasi karagenan berbeda nyata
signifikan antar perlakuan. Hal ini diduga terhadap kekerasan permen jelly nanas
karena dengan semakin bertambahnya begitu juga dengan perbedaan konsentrasi
karagenan dan gelatin maka kadar abu gelatin. Hasil analisis ragam juga
semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan menunjukkan adanya interaksi di antara
penelitian Mahardika (2014), yaitu dengan keduanya. Adanya pengaruh beda nyata
semakin ditambahkannya gelling agent pada penambahan karagenan dan gelatin
karagenan dan alginat maka kadar abu maka uji dilanjutkan dengan uji DMRT.
permen jelly semakin meningkat. Grafik Tabel hasil analisa kekerasan permen jelly
peningatan kadar abu pada permen jelly nanas dapat dilihat pada Tabel 10.
nanas dapat dilihat pada Gambar 9.
Tabel 10. Hasil Analisa Kekerasan pada
Permen Jelly Nanas
Perlakuan
Kekerasan (g) Notasi *)
Karagenan (%) Gelatin (%)
3 10 57,70 e
3 12 73,65 f
3 14 22,20 a
3,5 10 28,00 b
3,5 12 107,65 h
3,5 14 45,00 d
4 10 82,90 g
4 12 41,00 c
4 14 76,05 fg
Sumber: Data Primer 2014
Keterangan*): Notasi yang berbeda
Gambar 9. Grafik Rerata Kadar Abu menunjukkan perlakuan berbeda nyata pada
Permen Jelly Nanas P<0.05

Grafik pada Gambar 9 menunjukkan Tabel 10 menunjukkan adanya


bahwa nilai kadar abu dari tiap perlakuan pengaruh yang signifikan dari nilai
cenderung meningkat dengan semakin kekerasan pada perbedaan konsentrasi
ditambahkannya karagenan dan gelatin. karagenan dan gelatin. Hal ini diduga
Kadar abu berkaitan dengan kandungan karena karagenan dan gelatin memiliki
mineral pada suatu bahan. Menurut kemampuan mengikat air sehingga
Hastuti dkk. (2007), gelatin mengandung berdampak pada kekerasan permen jelly
mineral sebesar 2-4%, kemudian nanas. Grafik rerata nilai kekerasan permen
Annonymous (2012) menuliskan bahwa jelly nanas dapat dilihat pada Gambar 10.
pertukaran ion dapat menurunkan nilai
mineral atau kadar abu dari gelatin.
Standar kadar abu karagenan berdasarkan
FAO (Food and Agriculture Organization of
United Nations) berkisar antara 15-40%.
Kadar abu dari permen jelly nanas masih

11
memiliki nilai kekerasan rendah (lunak)
ataupun tinggi (keras).
Kekerasan merupakan salah satu
kriteria penting untuk menilai kualitas
permen jelly. Perubahan kekerasan sampai
taraf tertentu dapat menjadi petunjuk
kelayakan permen jelly tersebut untuk
dapat dikonsumsi. Semakin lunak permen
jelly tersebut maka semakin kecil nilai
Gambar 10. Grafik Nilai Kekerasan Permen kekerasannya (Mahardika dkk., 2014).
Jelly Nanas Peningkatan kadar air akan berdifusi ke
dalam gel sehingga gel yang terbentuk
Grafik pada Gambar 10 menunjukkan menjadi lebih lunak dan menyebabkan
bahwa kekerasan permen cenderung kekerasan menurun (Muawanah dkk.,
meningkat pada penambahan gelatin 12% 2012).
dan kemudian menurun pada penambahan
gelatin 14%. Kekerasan juga cenderung Pemilihan Perlakuan Terbaik
meningkat pada penambahan karagenan Pemilihan perlakuan terbaik, dihitung
3,5%. Nilai rerata tertinggi ada pada dari pembobotan nilai yang diberikan oleh
permen jelly nanas pada kombinasi panelis. Berdasarkan rata-rata nilai ranking
perlakuan karagenan 3,5% dan gelatin 12% dari panelis, nilai tertinggi untuk parameter
dengan nilai 107,65 g, sedangkan nilai kenampakan dihasilkan pada perlakuan
rerata terrendah ada pada permen jelly karagenan 3% dan gelatin 12%. Nilai
nanas pada kombinasi karagenan 3% dan tertinggi untuk parameter rasa dan aroma
gelatin 14% dengan nilai 22,20 g. Jika dihasilkan pada perlakuan karagenan 3,5%
konsentrasi gelatin terlalu tinggi maka gel dan gelatin 14%, sedangkan nilai tertinggi
yang terbentuk akan kaku, sebaliknya jika untuk parameter tekstur dihasilkan pada
konsentrasi gelatin terlalu rendah maka gel perlakuan karagenan 3% dan gelatin 10%.
menjadi lunak atau bahkan tidak Penentuan perlakuan terbaik dilanjutkan
membentuk gel (Rahmi dkk., 2012). Gel dengan menentukan bobot penilaian
yang dibentuk oleh karagenan bersifat berdasarkan tingkat kesukaan panelis.
kokoh (Buckle et. al., 2010). Hasil perhitungan pembobotan
Berdasarkan hasil analisa organoleptik didapatkan nilai bobot untuk masing-
pada parameter tekstur, panelis menyukai masing kriteria adalah sebagai berikut:
permen jelly nanas pada penambahan kenampakan 0,283; rasa 0,217; aroma 0,267;
konsentrasi karagenan 3% dan gelatin 10%. dan tekstur 0,233. Hasil perhitungan
Perlakuan tersebut memiliki nilai rerata menunjukkan bahwa kriteria kenampakan
kekerasan sebesar 57,10 g. Berdasarkan menjadi faktor utama dalam menentukan
keterkaitan antara hasil uji organoleptik keputusan panelis dalam menerima
dengan hasil analisa kekerasan permen jelly produk permen jelly nanas. Pemilihan
nanas, dapat dilihat bahwa panelis perlakuan terbaik dihitung dengan
menyukai permen jelly dengan nilai menggunakan rumus indeks efektivitas De
kekerasan yang tidak terlalu tinggi juga Garmo. Hasil perhitungan dari 9 sampel
tidak terlalu rendah. Nilai terrendah pada perlakuan kemudian dipilih nilai tertinggi
hasil uji organoleptik ada pada permen jelly sebagai perlakuan terbaik yakni permen
dengan konsentrasi karagenan 3,5% dan jelly nanas dengan penambahan
gelatin 10% serta pada konsentrasi konsentrasi karagenan 3,5% dan gelatin
karagenan 4% dan gelatin 14%. Rerata 14%. Rerata skor kesukaan panelis
kekerasan permen jelly nanas pada kedua terhadap kenampakan; rasa; aroma; dan
kombinasi perlakuan tersebut berturut- tekstur dari perlakuan terbaik berturt-turut
turut ialah 28,00 g dan 76,05 g. Berdasarkan ialah agak menyukai (4,167); agak
hasil analisa diduga panelis tidak menyukai (3,83); netral (3,33); dan agak
menyukai tekstur permen jelly nanas yang menyukai (3,83). Analisis organoleptik
merupakan analisis penting untuk produk

12
pangan. Meskipun nilai gizinya baik dan perlakuan terbaik berdasarkan uji kesukaan
higienis, jika rasanya sangat tidak enak panelis yaitu permen jelly dengan
maka nilai gizinya tidak termanfaatkan formulasi penambahan karagenan 3,5% dan
dengan baik sebab tidak semua orang mau gelatin 14%. Rerata skor kesukaan panelis
mengkonsumsi. Analisis organoleptik akan terhadap kenampakan; rasa; aroma; dan
memberikan keyakinan terhadap berturut-turut ialah agak menyukai (4,167);
pengambilan keputusan penting yang agak menyukai (3,83); netral (3,33); dan
sangat bergantung pada data pengujian agak menyukai (3,83). Permen jelly nanas
kualitas sensori produk (Setyaningsih dkk., perlakuan terbaik memiliki rerata kadar air
2010). Perbandingan kualitas permen jelly 13,695%; total asam 0,517%; total gula
nanas perlakuan terbaik dengan syarat 84,69%; kadar abu 0,71%; dan kekerasan
mutu SNI permen jelly nanas dapat dilihat 45,00 g. Kadar air dan kadar abu permen
pada Tabel 11. jelly nanas memenuhi syarat mutu SNI
3547.2-2008, yaitu dengan kadar air
Tabel 11. Perbandingan kualitas maksimal 20,0% dan kadar abu maksimal
organoleptik, kimia, dan fisik permen jelly 3,0%.
nanas perlakuan terbaik dengan syarat
mutu SNI permen jelly UCAPAN TERIMA KASIH
Jenis Uji Perlakuan Terbaik Literatur*
Permen Jelly Nanas
Kadar Air 13,695 (%) Maks. 20 (%) Ucapan terima kasih disampaikan kepada
Total Asam 0,517 (%) -
Total Gula 84,690 (%) -
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kadar Abu 0,710 (%) Maks. 3 (%) Provinsi Jawa Timur yang telah
Kekerasan (g) 45,00 g -
Bau (Aroma) Normal Normal mendukung penelitian dengan judul
Rasa Normal Normal
“Pembuatan Permen Jelly dari Buah Nanas
Data Primer (2014)
(Ananas comosus L.) Subgrade (Kajian
Keterangan: * : Syarat mutu SNI permen jelly
SNI 3547.2-2008
Konsentrasi Karagenan dan Gelatin) pada
tahun anggaran 2014.
Selanjutnya dari perlakuan terbaik
DAFTAR PUSTAKA
dapat dihitung rendemen dari permen jelly
nanas perlakuan terbaik. Penentuan
Agustina. 2004. Pengaruh Berbagai
rendemen pembuatan permen jelly nanas
Varietas Nanas, dalam pembuatan
perlu diketahui untuk mengetahui
keripik nanas. Jurnal IPB , 2(2): 24-
kehilangan berat pada setiap proses
30.
pembuatannya. Rendemen didapat dengan
Agustin, F. dan Putri, W. 2014. Pembuatan
cara menimbang hasil berat akhir yang
Jelly Drink Averrhoa blimbi L.
dihasilkan dari proses dibandingkan
(Kajian Proporsi Belimbing
dengan berat awal sebelum mengalami
Wuluh : Air dan Konsentrasi
proses. Input bahan utama adalah nanas
Karagenan). Jurnal Pangan dan
subgrade dengan berat 1000 g, sedangkan
Agroindustri, 2(3): 1-9.
hasil output produk berupa permen jelly
Albrecht, J.A. 2010. Let’s Preserve : Jams,
nanas 421,57 g . Rendemen yang dihasilkan
Jellies, and Preserves. University of
dari pembuatan permen jelly nanas ialah
Nebraska-Lincoln and United
sebesar 42,116%.
States Department of Agriculture.
United States of America.
KESIMPULAN DAN SARAN
AOAC. 1970. Official Methods Analysis of
The Association of Official
Kesimpulan
Analytical Chemist 13th Ed. The
Penambahan karagenan dan gelatin
Association of Official Analytical
berpengaruh nyata terhadap total gula,
Chemists. Washington DC.
kadar abu, dan kekerasan permen jelly
AOAC. 2005. Official Method of Analysis
nanas, sedangkan penambahan karagenan
of the Association of Official
berpengaruh nyata terhadap kadar air
Analytical Chemist. Benyamin
permen jelly nanas. Permen jelly nanas
Franklin Station. Washington D.C.

13
Annonymous. Carragenan. 2007. Kualitas Permen Jelly . Jurnal
http://www.fao.org. Diakses Teknologi Pertanian, 2(2): 110 – 116.
tanggal 25 Agustus 2014, pukul Hastuti, D. dan Iriane Sumpe. 2007.
21.10 WIB. Pengenalan dan Proses Pembuatan
Annonymous. 2010. Keragaan Luas Panen Gelatin. Jurnal Medagro, 3 (1): 39-
dan Produksi Nanas di Kabupaten 48.
Blitar Tahun 2005-2009. Haug, Ingvild J. Kurt I. Draget, Olav
Departemen Pertanian. Smidsrod. Physical behavior of
Annonymous. 2012. Gelatin Handbook. Fish Gelatin-K-Carrageenan
Gelatin Manufactures Institute of Mixtures. International Journal of
America. USA. Carbohydrate Polymers. 56: 11-19.
Ashari, S. 2006. Hortikultura Aspek Herawati, H. 2008. Penentuan Umur
Budaya. UI-Press. Jakarta. Simpan pada Produk Pangan.
Ayudiarti, D.L., Suryanti, Tazwir, dan Jurnal Litbang Pertanian, 27(4):
Paranginangin, R. 2007. Pengaruh 124–130.
Konsentrasi Gelatin Ikan Sebagai http://pustaka.litbang.deptan.go.i
Bahan Pengikat Terhadap Kualitas d/publikasi_conten.php?volumeID
dan Penerimaan Sirup. Jurnal =p327408.
Perikanan, 10(1): 134-141. Mahardika, B.C., YS. Darmanto, Dewi, E.N.
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet dan 2014. Karakteristik Permen Jelly
M. Wootton. 2010. Ilmu Pangan: dengan Penggunaan Campuran
Penerjemah Hari Purnomo dan Semi Refined Carrageenan dan
Adiono. UI-Press. Jakarta. Alginat dengan Konsentrasi
Badan Penelitian dan Pengembangan Berbeda. Jurnal Pengolahan dan
Pertanian Departemen Pertanian. Bioteknologi Hasil Perikanan, 3 (3):
2007. Budidaya dan Pasca Panen 112-120. http://ejournal-
Nanas. Balai Pengkajian Teknologi s1.undip.ac.id/index.php/jpbhp.
Pertanian. Kalimantan Timur. Muawanah, A., Djajanegara, I., Sa’duddin,
Budi, Y.P. 2013. Pengaruh Penambahan A., Sukandar, D., dan Radiastuti, N.
Karaginan Terhadap Karakteristik 2012. Penggunaan Bunga
Pasta Tepung Uwi Sagu sebagai Kecombrang (Etlingera elatior)
Bahan Baku Pembuatan Bihun. dalam Proses Formulasi Permen
Skripsi. Skripsi. Jurusan Teknologi Jelly . Jurnal Valensi, 2(4): 526-533.
Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Nasution, I.S., Yusmanizar, dan Melianda,
Pertanian, Universitas Brawijaya. K. 2012. Pengaruh Penggunaan
Malang. Lapisan Edible (Edible Coating),
De Garmo, E.D., W.G. Sullivan and J.R Kalsium Klorida, dan Kemasan
Canada. 1984. Engineering Plastik Terhadap Mutu Nanas
Economy. Milan Publishing (Ananas comosus Merr.) Terolah
Company. New York. Minimal. Jurnal Teknologi dan
Eveline., Santoso,J., dan Widjaya, I. 2009. Industri Pertanian Indonesia, 4(2):
Pengaruh Konsentrasi dan Rasio 21-26.
Gelatin dari Kulit Ikan Patin dan Nussinovitch, A. 1997. Hydrocolloid
Kappa Karagenan dari eucheuma Applications : Gum technology in
cottonii pada Pembuatan Jeli. the food and other industry. T.J.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan, Press. Great Britain.
7(2): 55-75. Piccone, P., Rastelli, S.L.,and Pittia, P. 2011.
Fachruddin, L. 2002. Membuat Aneka Sari Aroma Release and Sensory
Buah. Kanisius. Yogyakarta. Perception of Fruit Candies Model
Harijono., Kusnadi,J., dan Mustikasari, S.A. Systems. Procedia Food Science,
2001. Pengaruh Kadar Karagenan 1(2011): 1509-1515.
dan Total Padatan Terlarut Sari
Buah Apel Muda terhadap Aspek

14
Pratama, S.B., Wijana, S., Febrianto, A.
2013. Studi Pembuatan Sirup
Tamarillo (Kajian Perbandingan
Buah dan Konsentrasi Gula).
Jurnal Industria, 1(3): 180-193.
http://industria.ub.ac.id/index.ph
p/industri/article/view/117.
Rahmi, S.L., Tafzi, F., dan Anggraini, S.
2012. Pengaruh Penambahan
Gelatin Terhadap Pembuatan
Permen Jelly dari Bunga Rosella
(Hibiscus sabdariffa Linn). Jurnal
Penelitian Universitas Jambi Seri
Sains, 14(1): 37-44.
Saragih, N.M. 2005. Mempelajari
Pembuatan Permen Jelly dari
Kolang Kaling (Arenga pinnata
Merr). Skripsi. Jurusan Teknologi
Pertanian, Fakultas Pertania,n
Universitas Sumatera Utara.
Medan.
Setyaningsih, D., Anton Apriyantono,
Maya Puspitasari . 2010. Analisis
Sensori untuk Industri Pangan
dan Agro. IPB Press. Bogor.
Syafutri, M.I., Lidiasari E., dan Indawan,
H. 2010. Karakteristik Permen
Jelly Timun Suri (Curcumis melo
L.) dengan Penambahan Sorbitol
dan Ekstrak Kunyit (Curcuma
domestika Val.). Jurnal Gizi dan
Pangan, 5 (2): 78-86.
Syahrumsyah, H., Murdianto, W., dan
Pramanti, N. 2010. Pengaruh
Penambahan Karboksil Metil
Selulosa (CMC) dan Tingkat
Kematangan Buah Nanas (Ananas
comosus (L) Merr.) terhadap Mutu
Selai Nanas. Jurnal Teknologi
Pertanian. 6(1): 34-40.
Suyanti. 2010. Panduan Mengolah 20 Jenis
Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan
Gizi. PT. Gramedia Pustaka Tama.
Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai