A. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write
a. Pengertian Model Pembelajaran Think Talk Write
Model pembelajaran Think Talk Write adalah sebuah pembelajaran
yang dimulai dengan berfikir melalui bahan bacaan (menyimak,
mengkritisi dan alternative solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan
dengan presentasi, diskusi, dan kemudian membuat laporan hasil
presentasi, Siswanto dan Ariani, (2016 hlm 107). Model Think Talk
Write merupakan metode pembelajaran berbasis komunikasi. Metode
ini termasuk kedalam pendekatan cooperative learning, karena
aktivitas pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk kelompok-
kelompok kecil.
Think artinya berpikir. Dalam kamus besar bahasa Indonesia,
berpikir artinya menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Berpikir
merupakan kegiatan mental yang dilakukan untuk mengambil
kesimpulan setelah melalui proses
mempertimbangkan.Kemampuan membaca, dan membaca
secara kompherensif secara umum dianggap berifikir, meliputi
membaca baris demi baris atau membaca yang pentingnya saja.
Seringkali suatu teks bacaan diikuti oleh panduan bertujuan
untuk mempermudah diskusi dan mengembangkan pemahaman
konsep, Shoimin (2014 hlm 212)
Talk artinya berbicara. Dalam kamus besar bahasa Indonesia,
bicara artinya pertimbangan, pikiran dan pendapat. Talk adalah
berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata yang mereka
pahami. Pentingnya Talk dalam dalam suatu pembelajaran
adalah dapat membangu pemahaman dan pengetahuan bersama
melalui interkasi dan percakapan antar sesama individual di
dalam kelompok, Shoimin (2014 hlm 213)
Write artinya menulis. Dalam kamus besar bahasa Indonesia
menulis adalah membuat huruf (angka dsb).menuliskan hasil
9
10
Dari dua teori diatas dapat disimpulkan bahwa kelebihan Think Talk
Write yaitu model pembelajaran yang dapat mengembangkan
keterampilan berfikir kritis, siswa mampu berinteraksi dengan siswa yang
15
2. Faktor-faktor Ekstern
1) Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi
antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang
kebudayaan.
2) Faktor sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, alat pelajaran waktu sekolah, standar
pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar
dan tugas rumah.
18
Soal-soal tes ada yang disusun dalam bentuk objektif ada juga yang
dalam bentu essai atau uraian. Sedangkan bukan tes sebagai alat
penilaian mencakup observasi, kuesioner, wawancara, skala,
sosiometri, studi kasus dll.
20
Individual
Lisan Berstruktur
Kelompok
Bebas
Essai
Terbatas
Tes Tulisan
Benar-salah
Menjdodohkan
Objektif
isian pendek
Individual
Tindakan
Kelompok Pilihan
Berganda
ALAT
PENILAIAN
Langsung
Observasi
Tak Langsung
Partisipasi
Kuesioener
Berstruktur
Tak Berstruktur
Skala
Non Tes Penilaian
Sosiometri
Sikap
Studi Kasus
Minat
Checklist
Gambar 2.1
Jenis-Jenis Tes Sebagai Alat Penilaian
21
Apabila skor siswa dari hasil tes tersebut kurang dari nilai 75, maka
siswa tersebut dibawah Kriteria Kentutasan Minimal (KKM).
22
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, secara umun terdapat persamaan dan perbedaan dengan
penelitian yang akan dilakukan. Persamaan penelitian diantaranya menggunakan pendekatan kuantitatif,
di variabel X yaitu Model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write dan variabel Y yaitu dalam
meningkatkan hasil belajar. Sedangkan perbedaannya yaitu tempat pelaksanaan penelitian dan variabel
Y nya terdapat perbedaan dari penelitian terdahulu, karena penelitian ini Variabel Y nya adalah Model
Pembelajaran Cooperative learning Tipe Think Talk Write.
24
C. Kerangka Pemikiran
Belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap, Jihad dan
Haris (2013, hlm.14). Pada umumnya keberhasilan suatu pembelajaran bisa
diukur dari hasil belajar. Sebelum memperoleh hasil belajar tentunya harus
ada proses pembelajaran yang baik yang dapat menunjang siswa untuk
menyerap ilmu-ilmu yang diberikan guru.
Berangkat dari identifikasi masalah dan dari penelitian terdahulu
bahwa untuk mencapai keberhasilan proses pembelajaran tidak mudah
dicapai, terdapat fenomena mengenai banyaknya siswa yang belum memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kurang maksimalnya hasil belajar
diduga disebabkan oleh penggunaan metode pembelajaran yang konvensional
(ceramah), karena metode pembelajaran konvensional cenderung
membosankan. Dalam metode pembelajaran konvensional lebih banyak
melibatkan guru sedangkan siswa hanya sebagai penerima materi dan kurang
aktif dalam proses pembelajaran. Untuk itu perlu digunakannya model-model
pembelajaran yang kreatif, dalam upaya meningkatkan hasil belajar.
Dalam masalah ini, guru harus bisa berinovasi dalam pembelajaran.
Shoimin (2016, hlm 21) menyatakan bahwa dalam konteks pembelajaran,
inovasi merupakan bentuk kreativitas guru dalam mengelola pembelajaran
yang semula monoton, membosankan menuju pembelajaran yang
menyenangkan, variatif dan bermakna. Sekarang ini sudah banyak model-
model pembelajaran yang sudah berkembang yang dapat digunakan oleh guru
dan dianggap dapat menumbuhkan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran yaitu dengan menggunakan model cooperative learning.
Pembelajaran kooperatif ini banyak sekali tekniknya. Salah satu diantaranya
yaitu teknik pembelajaran think talk write. Model pembelajaran Think Talk
Write adalah sebuah pembelajaran yang dimulai dengan berfikir melalui
bahan bacaan (menyimak, mengkritisi dan alternative solusi), hasil bacaannya
dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian membuat laporan
25
2. Faktor-faktor Ekstern
1) Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi
antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang
kebudayaan.
2) Faktor sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi
guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, alat pelajaran waktu sekolah, standar pelajaran
diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas
rumah.
3) Lingkungan masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam
masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.
Gambar 2.2
Kerangka Penelitian
Keterangan
Kelas Eksperimen O1 O3
( X IPS 1 )
Kelas Kontrol O2 O4
( X IPS 2 )
Gambar 2.3
Paradigma Penerapan Model Pembelajaran Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Talk Write dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa
27
Keterangan :
b. Hipotesis
Menurut Moh.Nazir, (2013, hlm.151) “Hipotesis tidak lain dari
jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya
harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang
kita cari atau yang ingin kita pelajari.”Adapun hipotesis dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada kelas X di SMAN
1 Soreang .
2. Tidak terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada kelas X di
SMAN 1 Soreang .