Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA INOVATIF

THINK TALK WRITE (TTW)

Disusun Oleh :

1. Fajran Khalis (A1C019044)


2. Dery Saputra (A1C019068)

Semester: VII B

Dosen Pengampu:

1. Dewi Rahimah, S.Pd., M.Ed., Ph.D.

2. Elwan Setiadi, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
PEMBAHASAN
A. Pengertian Think Talk Write.......................................................1
B. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Think Talk Write....................3
C. Kelebihan Pembelajaran dengan Think Talk Write.............................4
D. Kekurangan Pembelajaran dengan Think Talk Write...........................5
E. Kesimpulan............................................................................5
F. Saran...................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran Think Talk Write

Model pembelajaran Think Talk Write. Adalah suatu strategi pembelajaran yang
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Model pembelajaran
think-talk-write dikembangkan oleh Huinker dan Laughlin (Yamin dan Ansari, 2008:84)
yang dibangun melalui berpikir, berbicara dan menulis. Alur model Think-Talk-Write
dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri
setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide dengan temannya
kemudian menulis hasil diskusi. Model ini lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok
heterogen dengan 3-5 siswa. Dalam kelompok ini semua siswa diminta membaca,
membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengar dan membagi ide bersama teman
kemudian mengungkapkannya melalui tulisan.

Adapun definisi model pembelajaran Think Talk Write (TTW) dari beberapa
sumber buku adalah sebagai berikut :
1. Menurut Suyatno (2009), Model pembelajaran Think Talk Write (TTW) adalah
model pembelajaran yang dimulai dari alur berpikir melalui bahan bacaan
(menyimak, mengkritisi dan alternatif solusi), selanjutnya berbicara dengan
melakukan diskusi, presentasi dan terakhir menulis dengan membuat laporan
hasil diskusi maupun presentasi
2. Menurut Iru (2012), Think Talk Write merupakan model pembelajaran kooperatif
yang kegiatan pembelajarannya yaitu lewat kegiatan berpikir (think),
berbicara/berdiskusi, bertukar pendapat (talk) serta menuliskan hasil diskusi
(write) agar tujuan pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan dapat
tercapai.
3. Menurut Elida (2012: 1) pembelajaran Think Talk Write (TTW) dapat diupayakan
dapat membuat siswa aktif serta berkomunikatif. Menurut Leggo (2007: 27)
menulis yang berkaitan dengan keluarga, mendapatkan rasa yang jelas, identitas
dan mengeingat memori, keinginan, hati, dan imajinasi, terutama dalam
berhubungan dengan orang lain. Menurut Yamin dan Bansu (2008: 85) aktivitas
berpikir dapat dilihat dari proses membaca suatu teks kemudian membuat
catatan tentang apa yang telah dibaca.
4. Menurut Zainal dalam (Simanjuntak, 2012) bahwa TTW merupakan salah satu
pembelajaran kooperatif yang bertujuan meningkatkan dan mengembangkan
kreativitas siswa dalam berpikir kritis, komunikasi matematis, berkarya melalui

1
diskusi kelompk dan presentasi, Think Talk Write setidaknya memiliki 4 langkah
yaitu :
a) Think (Berfikir atau Dialog Reflektif)
Menurut Huinker dan Laughlin (1996:81) “Thinking and talking are
important steps in the process of bringing meaning into student’s
writing”. Maksudnya adalah berpikir dan berbicara/berdiskusi merupakan
langkah penting dalam proses membawa pemahaman ke dalam tulisan
peserta didik. Dalam tahap ini peserta didik secara individu memikirkan
kemungkinan jawaban atau metode penyelesaian, membuat catatan kecil
tentang ide-ide yang terdapat pada bacaan, dan hal-hal yang tidak
dipahaminya sesuai dengan bahasanya sendiri.
b) Talk (Berbicara)
Setelah tahap “think” selesai dilanjutkan dengan tahap berikutnya “ talk”
yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang
mereka pahami. Fase berkomunukasi (talk) pada strategi ini
memungkinkan siswa untuk terampil berbicara. Pada umunya menurut
Huinker & Laughlin (1996) berkomunikasi dapat berlangsung alami, tatapi
menulis tidak. Proses komunikasi dipelajari siswa melalui kehidupannya
sebagai individu yang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Secara
alami dan mudah proses komunikasi dapat dibangun di kelas dan
dimanfaatkan sebagai alat sebelum menulis.
c) Write (Menulis)
Selanjutnya fase ”write” yaitu menuliskan hasil diskusi/ pada lembar
kerja yang disediakan (Lembar Aktivitas Siswa). Aktivitas menulis berarti
mengkonstruksi ide, karena setelah berdiskusi antar teman dan kemudian
mengungkapkannya melalui tulisan. Menulis dalam matematika
membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran, yaitu
pemahaman siswa tentang siswa tentang materi yang dipelajari (Shield &
Swinson, 1996). Aktivitas menulis akan membantu siswa dalam membuat
hubungan dan juga memungkinkan guru melihat pengembangan konsep
siswa. Selain itu Masingila & Wisniowska (1996) mengemukakan aktivitas
menulis siswa bagi guru dapat memantau kesalahan siswa, miskonsepsi,
dan konsepsi siswa terhadap ide yang sama.

Jadi dapat disimpulkan Think Talk Write (TTW) merupakan model pembelajaran
kooperatif yang dimulai dari alur berpikir (think) melalui kegiatan membaca, berbicara

2
(talk) melalui kegiatan diskusi, bertukar pendapat dan presentasi dan menulis (write)
melalui kegiatan menuliskan hasil diskusinya.

B. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Think Talk Write


Model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) memiliki langkah-langkah (sintaks) dalam
pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
1. Pendahuluan
a. Menginformasikan materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
b. Menjelaskan tentang teknik pembelajaran dengan strategi TTW serta tugas-
tugas dan aktivitas siswa.
c. Melakukan apersepsi.
d. Memberikan motivasi agar siswa berperan aktif dalam pembelajaran
e. Membagi siswa dalam kelompok kecil (3 - 5 siswa).
2. Inti
a. Guru membagi Lembar Kerja Peserta didik (LKS) yang berisi masalah yang
harus diselesaikan oleh peserta didik. Jika diperlukan diberikan sedikit
petunjuk.
b. Peserta didik membaca masalah yang ada dalam LKS dan membuat catatan
kecil secara individu tentang apa yang ia ketahui dan tidak ketahui dalam
masalah tersebut. Ketika peserta didik membuat catatan kecil inilah akan
terjadi proses berpikir (think) pada peserta didik. Setelah itu peserta didik
berusaha untuk meyelesaikan masalah tersebut secara individu. Kegiatan ini
bertujuan agar peserta didik dapat membedakan atau menyatukan ide-ide
yang terdapat pada bacaan untuk kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa
sendiri.
c. Peserta didik berdiskusi dengan teman dalam kelompok membahas isi
catatan yang dibuatnya dan penyelesaian masalah dikerjakan secara individu
(talk). Dalam kegiatan ini mereka menggunakan bahasa dan kata-kata
mereka sendiri untuk menyampaikan ide-ide matematika dalam diskusi.
Diskusi diharapkan dapat menghasilkan solusi atas soal yang diberikan.
Diskusi akan efektif jika anggota kelompok tidak terlalu banyak dan terdiri
dari anggota kelompok dengan kemampuan yang heterogen. Hal ini sejalan
dengan pendapat Huinker dan Laughlin (1996:82) yang menyatakan bahwa
this strategy to be effective when students working in heterogeneous group
to six students, are asked to explain, summarize, or reflect. Artinya, metode

3
TTW akan efektif ketika peserta didik bekerja dalam kelompok yang
heterogen yang terdiri dari 2 sampai 6 peserta didik yang bekerja untuk
menjelaskan, meringkas, atau merefleksi.
d. Dari hasil diskusi, peserta didik secara individu merumuskan pengetahuan
berupa jawaban atas soal (berisi landasan dan keterkaitan konsep, metode,
dan solusi) dalam bentuk tulisan (write) dengan bahasanya sendiri. Pada
tulisan itu peserta didik menghubungkan ide-ide yang diperolehnya melalui
diskusi.
e. Perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok, sedangkan
kelompok lain diminta memberikan tanggapan. Kegiatan akhir pembelajaran
adalah membuat refleksi dan kesimpulan atas materi yang dipelajari.
Sebelum itu dipilih beberapa atau satu orang peserta didik sebagai
perwakilan kelompok untuk menyajikan jawabannya, sedangkan kelompok
lain diminta memberikan tanggapan.
f. Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan atas
meteri yang dipelajari. Sebelum itu dipilih bebrapa atau satu orang peserta
didik sebagai perwakilan kelompok untuk menyajikan jawabannya,
sedangkan kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan.

C. Kelebihan Model Pembelajaran Think Talk Write


1. Dapat menjadi pemicu siswa untuk bekerja secara aktif yaitu soal-soal yang
mempunyai jawaban devergen atau open ended task.
2. Dapat membantu siswa merefleksikan, menyusun, serta menguji (negosiasi,
sharing) ide-ide dalam kegiatan diskusi kelompok.
3. Dapat meningkatkan informasi, kelompok (membaca-mencatat-menandai),
presentasi, diskusi, melaporkan.
4. Waktu lebih singkat namun dapat memenuhi bebrapa indikator, karena dalam
pembelajaran dengan metode ini penggunaan 3 indikator inti dilakukan dalam
sekalipembelajaran.
5. Belajar membuat catatan setelah membaca merangsang aktivitas bervikir
sebelum, selama,dan setelah membaca, sehingga dapat mempertinggi
pengetahuan bahkan meningkatkan keterampilan berfikir dan menulis.
6. Menulis dapat membantu peserta didik untuk mengekpresikan pengetahuan dan
gagasan yang tersi,pan agar lebih terlihat dan merefleksikan pengetahuan dan
gagasan mereka.

4
7. Berdikusi dapat meningkatkan eksploitasi dan menguji ide, berdiskusi juga
dapat meningkatkan pemahaman.

D. Kelemahan Model Pembelajaran Think Talk Write


1. Guru harus professional dibidangnya, untuk guru yang belum menguasai ke-3
indikator (Think Talk Write) akan kesulitan menguasai kelas.
2. Metode ini hanya bersifat membantu siswa merefleksikan, menyusun, serta
menguji (negosiasi, sharing) ide-ide, ketercapaiannya dipengaruhi oleh bebrapa
faktor pendukung.
3. Waktu akan singkat dan efektif jika digunakan oleh guru yang sudahprefessional
dangan metode ini, untuk pemulabisa menjadi hambatan.

E. KESIMPULAN
Think Talk write adalah metode pembelajaran berupa metode yang diterapkan
untuk berusaha memecahkan masalah oleh siswa. Model pembelajaran Think-Talk-
Write (TTW) membangun pemikiran, merefleksi, dan mengorganisasi ide, kemudian
menguji ide tersebut sebelum peserta didik diharapkan untuk menulis. Alur model
pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) dimulai dari keterlibatan peserta didik dalam
berpikir atau berdialog reflektif dengan dirinya sendiri, selanjutnya berbicara dan
berbagi ide dengan temannya, sebelum peserta didik menulis. Suatu model
pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran matematika sering
ditemui, bahwa ketika siswa diberikan tugas tertulis, siswa selalu mencoba untuk
langsung memulai menulis jawaban. Walaupun hal itu bukan sesuatu yang salah,
namun akan lebih bermakna jika dia terlebih dahulu melakukan kegiatan berpikir,
merefleksikan dan menyusun ide-ide, serta menguji ide-ide itu sebelum memulai
menulisnya. Sehingga pada prinsipnya model pembelajaran think-talk-write ini
dibangun dengan memberikan waktu kepada siswa untuk melakukan kegiatan tersebut
(berpikir, merefleksikan dan untuk menyusun ide-ide, dan menguji ide-ide itu sebelum
menulisnya). Dimana seorang siswa akan dilatih untuk menyelesaikan masalah yang
ada berupa penyajian yang telah disiapkan dan kemudian diterapkan untuk melatih
kemapuan individual siswa atau peserta didik. Diharapkan siswa mampu memahami
secara baik dan terampil untuk menyelesaikannya.

5
F. SARAN
Dalam menerapkan model Think Talk Write (TTW) terdapat bebrapa hal yang harus
diperhatikan oleh guru yaitu Guru harus professional dibidangnya, untuk guru yang
belum menguasai ke-3 indikator (Think Talk Write) akan kesulitan menguasai kelas.
Selain itu, Metode ini hanya bersifat membantu siswa merefleksikan, menyusun, serta
menguji (negosiasi, sharing) ide-ide, ketercapaiannya dipengaruhi oleh bebrapa faktor
pendukung.

6
DAFTAR PUSTAKA
Sudjana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Suyatno. 2009. Menjelajar Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Rineka Cipta
Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

7
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai