Anda di halaman 1dari 9

MENINGKATNYA PENGGUNAAN KENDARAAN PRIBADI

MENYEBABKAN MASALAH LALU LINTAS


DI KOTA BANJARMASIN

Zulvi Ainul Ilmy


Program Studi Pendidikan IPS Universitas Lambung Mangkurat
Email: zulvims@gmail.com

ABSTRAK

Tulisan ini untuk memaparkan permasalahan dalam lalu lintas saat ini, dimana penggunaan transportasi
pribadi semakin meningkat sehingga mengakibatkan kemacetan di jalan raya tidak sedikit juga membuat
angka kemacetan, kebisingan dan kecelakan lalu lintas naik dengan signifikan. Serta mencoba memberikan
solusi untuk permasalahan tersebut, misalnya dengan menggunakan transportasi air seperti pada
masyarakat di Kalimantan Selatan. Metode analisis yang digunakan pada tulisan ini yaitu metode hasil
studi literatur yang termasuk pada penelitian dengan analisis deskriptif sebagai bahan tambahan litaratur
yang berhubungan dengan masalah yang dikaji. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran jumlah
penduduk Kota Banjarmasin dalam meningkatkan transportasi pribadi dan permasalahan lalu lintas di
Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Berdasarkan hasil analisa permasalahan lalu lintas disebabkan oleh tiga
faktor yaitu transportasi, manusia dan jalan. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat
sehingga menghasilkan jumlah penggunaan alat transportasi bertambah, namun tidak diimbangi dengan
perkembangan ruas jalan.
Kata kunci : Kendaraan, Masalah Lalu Lintas dan Jumlah Penduduk.

ABSTRACT
This paper is to describe the problems in traffic today, where the use of private transportation is increasing
so that it causes congestion on the highway which also makes the number of congestion, noise and traffic
accidents increase significantly. As well as trying to provide solutions to these problems, for example by
using water transportation as in people in South Kalimantan. The analytical method in this article used
the method of literature study results included in research with descriptive analysis as an additional
literary material related to the problem being studied. This article aims to describe the role of the
population at Banjarmasin City in improving private transportation and traffic problems in Banjarmasin,
South Kalimantan. Based on the results of the analysis of traffic problems caused by three factors, namely
transportation, people and roads. Along with population growth which continues to increase, resulting in
an increase in the number of uses of transportation means, but this is not balanced with the development
of roads.
Keywords: Vehicles, Traffic Problems and Total Population.
Meningkatnya Penggunaan Kendaraan Pribadi Seiring Pertambahan Jumlah Penduduk Mengakibatkan
Masalah Lalu Lintas .......................................................................................... ...............(Zulvi Ainul Ilmy)
PENDAHULUAN
Kota Banjarmasin sebagai kota metropolitan dalam perkembangannya
mengakibatkan alat transportasi yang kian meningkat, transportasi sangat diperlukan
sebagai moda pemindah manusia dan barang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pada
umumnya terdapat tiga alat transportasi sebagai penunjang berbagai kegiatan manusia
yaitu transportasi udara (pesawat dan helikopter), transportasi darat (bus, mobil, motor)
dan transporatsi air (kapal/klotol) karena saat ini di Kota Banjarmasin sungai telah
berfungsi dan meliputi semua kegiatan transportasi dan lain sebagainya.
Dalam hal ini penyumbang permasalahan cukup banyak adalah transportasi darat,
banyak sekali motor dan mobil pribadi yang meningkat penggunannya menimbulkan
kualitas udara dan lingkungan menurun, angka kejadian kecelakaan lalu lintas pun tidak
bisa dikatakan sedikit dengan ruas jalan yang cukup sempit mengakibatkan pengguna
jalan lain juga menjadi korbannya.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan sensus penduduk tahun 2020,
mengatakan jumlah penduduk Kalimantan Selatan per tahun 2010-2021 sebesar 1,31%
artinya mencapai 4.073.584 juta jiwa dari keseluruhan total 256,2 juta jiwa populasi
penduduk negara Indonesia. Sehingga besarnya jumlah penduduk Kota Banjarmasin
inilah yang membuat penggunaan alat transportasi terus meningkat dan semakin
menyebabkan masalah lalu lintas yaitu kecelekaan baik kecelakaan tunggal maupun
kecelakaan beruntun. Terlebih didukung dengan kemajuan teknologi dalam pembuatan
alat transportasi nya yang menawarkan kemudahan dalam pengaksesannya membuat
manusia berbondong-bondong untuk memiliki alat tranportasi ini dan penggunaannya
secara pribadi tanpa memperhatikan dampaknya kepada lingkungan seperti pencemaran
udara, kebisingan dan getaran (Zaini, 2013).
Terdapat tiga komponen yang meliputi sistem lalu lintas pada jalan yaitu, pertama
manusia (pengguna), kedua kendaraan (alat transportasi) dan ketiga jalan raya yang
memiliki kaitan erat dalam permasalahan lalu lintas, adapun permasalahan lalu lintas ini
dapat berupa kemacetan, kecelakaan dan pelanggaran berlalu lintas. Meningkatnya
pengguna jalan raya di Kota Banjarmasin memberikan dampak langsung berupa
kemacetan lalu lintas yang mengakibatkan kerugian kepada masyarakat seperti waktu di
jalan lebih lama menyebabkan terlambat ke tempat tujuan, isi bahan bakar kendaraan
juga menjadi cepat habis. Dampak berikutnya yaitu kecelakaan bisa bersumber dari
pengguna kendaraan yang terlalu memacu motor atau mobilnya dengan kecepatan tinggi
atau kendaraan yang tidak memiliki spion serta jalan yang tidak mulus, sehingga
mengakibatkan angka permasalahan kian meningkat.
Dalam UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan, Pasal 9, jalan umum menurut
statusnya terbagi menjadi jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, serta jalan kota
dan desa. Di provinsi Kalimantan Selatan khususnya Kota Banjarmasin jumlah
kendaraan yang melintas pada ruas jalan berada di tingkat yang cukup tinggi terlebih
pada jalan-jalan di pusat kota. Polusi dari gas kendaraan pun meningkat ketika berada
2
Meningkatnya Penggunaan Kendaraan Pribadi Seiring Pertambahan Jumlah Penduduk Mengakibatkan
Masalah Lalu Lintas .......................................................................................... ...............(Zulvi Ainul Ilmy)
pada jam-jam sibuk pengguna jalan ditambah dengan kebisangan akibat knalpot atau
klakson kendaraan pengguna yang tidak sabar akan kemacetan. Sehingga peningkatan
jumlah kendaraan ini menyebabkan waktu penggunaan jalan raya juga bertambah yang
diakibatkan oleh laju pertumbuhan penduduk yang kian meningkat.
METODE
Tulisan ini menggunakan metode hasil studi literatur atau pendekatan case study
dengan berfokus pada kasus yang sesuai dengan bidang permasalahan yang sedang
diteliti. Melalui studi kasus ini akan mengumpulkan fakta dari berbagai sumber yang
relefan sehingga metode ini termasuk pada penelitian dengan analisis deskriptif. Artinya
penulis mengambil fakta dan data dalam bentuk kata dan bahasa secara terperinci,
analisis deskriptif yaitu menggunakan data yang ada untuk dianalisis melalui
pendeskripsian dan penggambaran tanpa menghasilkan kesimpulan baru yang lebih
umum.

Metode studi literatur merupakan pengumpulan data terhadap suatu peristiwa


dengan mencatat dan membaca dengan memberikan perhatian secara rinci dan detail,
bertujuan untuk mempelajari keadaan sekitar lingkungan dengan suatu objek. Sehingga
setelah melakukan studi literatur dapat menentukan rumusan permasalahan dan topik
penelitian, dan setelah menelaah beberapa jurnal yang berkaitan dengan permasalahan
transportasi maka hasil dari literatur inilah yang akan digunakan dalam
pengidentifikasian penyebab meningkatnya penggunaan transportasi serta masalah lalu
lintas di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Jelas dari definisi studi literatur mengutamakan membaca sumber alamiah yang
berkaitan dengan objek kajian dan segala referensi yang mendukung kebutuhan kajian,
agar hasilnya dapat digunakan mendeskripsikan suatu fenomena sosial yang sedang
diteliti.

PEMBAHASAN
Pembahasan untuk mengetahui jumlah penduduk di Kota Banjarmasin,
peningkatan penggunaan moda kendaraan pribadi dan permasalahan lalu lintas pada jalan
di pusat kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

1. Jumlah Penduduk Banjarmasin


Menurut data Badan Pusat Statistika Provinsi Kalimantan Selatan mencatat
jumlah penduduk pada tahun 2020 mencapai angka 4.073.584 juta jiwa dengan Kota
Banjarmasin sebagai ibukota provinsi pemegang jumlah penduduk terbanyak sebasar
16,14% dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,26% (BPS tahun 2017). Presentase
laju pertumbuhan penduduk dibutuhkan untuk mengetahui angka rata-rata pertumbuhan
penduduk di setiap kabupaten dan kota setiap tahunnya, dari rata-rata presentase ini lah
akan memprediksi jumlah penduduk di masa depan dengan segala permasalahan
3
Meningkatnya Penggunaan Kendaraan Pribadi Seiring Pertambahan Jumlah Penduduk Mengakibatkan
Masalah Lalu Lintas .......................................................................................... ...............(Zulvi Ainul Ilmy)
kehidupan yang akan datang. Prediksi digunakan pada perkembangan wilayah (kota) dan
kecenderungannya, arahan tata guna lahan perumahan maupun jalan raya untuk
menampung jumlah perkembangan penduduk tadi.
Kota Banjarmasin sebagai ibukota provinsi memiliki luas wilayah paling kecil
dari keseluruhan kota maupun kabupaten yang ada di Kalimantan Selatan, yaitu hanya
seluas 72,67 atau dapat dipresentase sebesar 0,19% dari total 37.530,52 berdasarkan
Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016. Artinya luas wilayah
tidak sebanding dengan jumlah penduduk nya sebagai pemegang tingkat tertinggi jumlah
penduduk dari seluruh kabupaten/kota provinsi Kalimantan Selatan.
Jumlah penduduk yang sangat banyak tentunya menghadirkan kebutuhan
penduduk yang begitu kompleks, satu diantara yaitu alat transportasi sebagai penunjang
kualitas hidup penduduknya. Sehingga diperlukan solusi dari pemerintah untuk
meminimalisir kepadatan penduduk di suatu wilayah saja yang mengakibatkan arus lalu
lintas menghadapi banyak masalah, dimana pertambahan penduduk di Kota Banjarmasin
tidak seimbang dengan pembangunan ruas jalan ray beserta fasilitasnya.

2. Penggunaan Kendaraan Pribadi


Hampir seluruh masyarakat Kota Banjarmasin menggunakan moda transportasi
berupa kendaraan pribadi seperti sepeda, motor dan mobil, dimana pertumbuhan
penduduk (masyarakat) memiliki ekonomi yang berkecukupan atau tingkat pendapatan
stabil yang mengakibatkan mereka dapat memiliki kendaraan pribadi. Dengan kendaraan
pribadi juga memberikan jarak tempuh yang lebih efisien dan aksesibilitas (kemudahan)
untuk sampai di tempat tujuan dalam kegiatan sehari-hari masyarakat menuju perjalanan
dari tempat asal (rumah) ke pasar, sekolah, kantor dan sebagainya.
Penggunaan kendaraan pribadi yang semakin meningkat ini dikarenakan jaringan
jalan yang terus menerus dikembangkan seiring kemajuan teknologi dan informasi, sejak
sekitar tahun 1970 an pun sudah mulai dibangun infrastruktur jalan raya untuk
menunjang berbagai aktivitas. Terdapat beberapa faktor pengaruh bagi manusia
menggunakan alat transportasi berupa kendaraan pribadi, pada masyarakat Banjarmasin
hal ini seperti biaya transportasi menjadi lebih minim, keadaan fisik atau fasilitas dan
pelayanan alat transportasi umum yang kurang mendukung, dan rute tempuh menjadi
lebih singkat, sehingga dengan kendaraan pribadi mereka merasa terdukung dalam
pergerakan dan kemudahan ke suatu tempat.
Grava (2003) mendefinisikan bahwa mobilitas penduduk suatu kota itu adalah
kemampuan manusia untuk berpindah-pindah ke suatu tempat yang berbeda dari tempat
asalnya, baik itu menggunakan transportasi umum maupun transportasi pribadi.
Kepemilikan dan penggunaan kendaraan pribadi berupa mobil dan motor yang akan
digunakan dalam kegiatan sehari-hari masyarakat ini dianggap banyak memberikan
kelebihan, tetapi tidak sedikit juga memberikan kekurangan namun belum disadari oleh
penggunanya.
4
Meningkatnya Penggunaan Kendaraan Pribadi Seiring Pertambahan Jumlah Penduduk Mengakibatkan
Masalah Lalu Lintas .......................................................................................... ...............(Zulvi Ainul Ilmy)
3. Permasalahan Lalu Lintas
Dalam perkembangan era globalisasi saat ini menghadirkan banyak kemudahan,
alat transportasi pun tidak luput dari kehadirannya. Artinya bidang transportasi juga
memanfaatkan kemajuan teknologi dalam perkembangannya, dapat dilihat transportasi
udara dan darat semakin cepat berkembang yang digunakan manusia sebagai alat untuk
berpindah ke suatu tempat. Adapun transportasi darat memberikan dampak negatif dalam
arus lalu lintas darat seperti berikut.
A. Kemacetan
Permasalahan ini diakibatkan jumlah pengguna kendaraan yang bertambah setiap
tahun namun tidak seimbang atau sesuai dengan kapasitas ruas jalan sehingga
memunculkan kemacetan dalam lalu lintas. Tidak bisa dipungkiri kemacetan ini dihadapi
oleh seluruh kota-kota besar di Indonesia, begitu pula dengan Kota Banjarmasin sebagai
ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. Kemacetan sering terjadi pada jalan-jalan utama di
pusat kota Banjarmasin yang menjadi pusat tempat perkantoran, pendidikan dan
perekonomian terutama pada waktu sibuk seperti pagi hari dan sore hari.
Masalah transportasi perkotaan ini sebagai bukti perkembangan kota sedang
menghadapi persoalan seiring bertambahnya jumlah penduduk dan jumlah pengguna
kendaraan yang tidak sebanding dengan pembangunan dan kemajuan fasilitas di jalan
raya. Dimana jalan lah sebagai sarana transportasi harus lebih ditingkatkan lagi guna
menyelesaikan jumlah kendaraan yang terus meningkat setiap tahunnya, serta masalah
total penduduk yang semakin bertambah membuat kebutuhan penduduk semakin
kompleks sehingga membuat pemanfaatan jalan tidak efisien yang harus diperbaiki lagu
guna menyikapi permasalahan kemacetan di Kota Banjarmasin.
Kemacetan yang sering terjadi di Kota Banjarmasin bertitik pada jalan-jalan
utama atau jalan pusat kota yang meliputi jalan di daerah A. Yani km. 4 menuju Simpang
Empat Gatot Subroto dan Simpang Empat Pasar Lama menuju Simpang Empat Veteran,
kemacetan terjadi pada waktu sibuk (Peak Hour) karena jalan tersebut merupakan jalan
masuk dan keluar Kota Banjarmasin.

B. Kebisingan
Meningkatnya penggunaan kendaraan membuat kepadatan arus lalu lintas
semakin meningkat di jalan raya, maka hal itu akan mengakibatkan terjadinya
kebisangan sebagai faktor menurunnya kualitas kesehatan karena kebisingan ini sangat
berdampak pada bagian pendengaran kita. Berdasarkan definisi Nasri bahwa kebisingan
merupakan suara dengan frekuensi tinggi yang tidak ingin didengar oleh pendengaran
manusia karena memiliki multi frekuensi dan multi amplitud (Nasri dalam Leksono,
2009). Sehingga kebisingan ini sangat menggangu masyarakat perkotaan dalam aktivitas
sehari-harinya karena termasuk pada pencemaran atau polusi suara, sumber utama dari
kebisingan ini berasal dari berbagai tipe kendaraan pada transportasi darat seperti mobil,

5
Meningkatnya Penggunaan Kendaraan Pribadi Seiring Pertambahan Jumlah Penduduk Mengakibatkan
Masalah Lalu Lintas .......................................................................................... ...............(Zulvi Ainul Ilmy)
motor, bus, taksi atau angkot, truk dan pick up yang mengangkut manusia maupun
barang.
Kebisingan dalam lalu lintas itu dapat terjadi apabila pengguna kendaraan
membunyikan klakson terlalu sering pada saat mendahului atau lampu lalu lintas sedang
mati dan knalpot motor yang diganti tidak sesuai dengan SNI (Standar Nasional
Indonesia). Namun tingkat kebisingan ini tergantung pada jenis kendaraan yang
digunakan pengguna saat melintasi jalan raya, adapun faktor penyebab kebisingan dari
kendaraan yaitu pada jenis kipas angin pendingin dan kendaraan berjenis motor bakar,
mesin kendaraan yang digunakan, hisapan karburator, sistem pembuangan gas sisa dan
jenis ban kendaraan apakah standart atau radial.
Tingginya tingkat kebisingan di jalan raya ini memang disebab oleh banyaknya
kendaraan yang tidak memakai knalpot dengan SNI, tetapi juga disebab oleh faktor
lingkungan sekitar jalan raya tersebut misalnya tidak banyak pohon-pohon yang ditanam
disekitar jalan sebagai penghambat kebisingan sehingga harus lebih banyak ditanami
pohon disamping jalan yang rawan akan kebisingan. Seperti pada Jalan Pangeran
Samudera di Banjarmasin memiliki tingkat kebisingan yang cukup tinggi akibat tidak
adanya pohon yang ditanam di sampin jalan meskipun mempunyai 13,5 meter pada lebar
jalannya, belum bisa mengatasi kebisingan yang terjadi pada kendaraan yang melintas di
jam-jam sibuk.
C. Kecelakaan
Kejadian kecelakaan lalu lintas di Kota Banjarmasin dipicu oleh jumlah
penduduk semakin bertambah seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan alat
transportasi masyarakat di dalamnya. Sehingga angka masalah lalu lintas di Banjarmasin
yaitu kecelakaan semakin besar, kecelakaan lalu lintas ini merupakan suatu kejadian atau
peristiwa yang tidak terduga atau tidak disengaja di jalan raya yang memakan korban
baik pengguna kendaraan itu sendiri atau pengguna kendaraan atau jalan lain yang sangat
merugikan. Adapun dampak dari kecelakaan lalu lintas ini pengguna kendaraan bisa luka
ringan atau luka berat bahkan meninggal, dari lima kecamatan yang ada di Kota
Banjarmasin, pemegang tingkat kecelakaan yang tinggi yaitu daerah Kecematan
Banjarmasin Tengah sehingga dikenal dengan dengan daerah rawan akan kecelakaan.
Latief mendefinikan daerah rawan kecelakaan (black spot area) merupakan suatu
daerah yang beresiko mempunyai angka kecelakaan yang tinggi pada seluruh ruas
jalannya, sehingga faktor penyebab pada daerah rawan kecelakaan di Kota Banjarmasin
ini adalah dari pengguna kendaraan atau alat transportasi darat itu sendiri seperti
berkendara dengan kecepatan yang tinggi bahkan dengan ugal-ugalan bahkan
pengendara motor pun banyak yang tidak menggunakan helm meskipun hanya pergi ke
tempat dekat saja, kendaraan bermuatan yang berlebih serta tidak taat akan peraturan lalu
lintas atau melanggarnya. Adapun faktor kedua yaitu dari kendaraan yang digunakan
tersebut seperti di malam hari lampu utama dan lampu rem tidak berfungsi saat melewati
jalanan yang minim penerangan, lampu sein rusak sehingga saat berbelok pengguna lain
6
Meningkatnya Penggunaan Kendaraan Pribadi Seiring Pertambahan Jumlah Penduduk Mengakibatkan
Masalah Lalu Lintas .......................................................................................... ...............(Zulvi Ainul Ilmy)
tidak mengetahuinya, serta kendaraan yang digunakan tidak memiliki kaca spion yang
lengkap.
Faktor terakhir yang memicu kecelakaan sering terjadi yaitu dari fisik jalan yang
tidak mendukung misalnya jalan berlubang dan tergenang air setelah hujan, jalan yang
rusak dan gelap saat malam hari, serta di jalan yang cukup ramai tidak tersedia marka
jalan bahkan jalan merupakan tikungan yang tajam. Kecelakaan ini sering terjadi pada
waktu terpadat atau saat pengguna jalan sangat menumpuk yaitu sekitar pukul 7 dan 8
pagi, pukul 4 dan 5 sore, serta pukul 8 dan 9 malam dengan jenis kendaraan sepeda motor
yang terhitung sering melakukan pelanggaran lalu lintas.
Adapun jalan-jalan yang rawan akan kecelakaan di Kecamatan Banjarmasin
Tengah yaitu Jalan Veteran, Jalan S. Parman, Jalan A. Yani km 1, Jalan Kolonen
Sugiono, Jalan Djok Mentaya, Jalan Jafri Zam-Zam, Jalan Ujung Murung, Jalan Sutoyo
S, Jalan Lambung Mangkurat, Jalan DI. Panjaitan, Jalan Kampung Melayu Darat, Jalan
Sulawesi, Jalan Nasution, Jalan Jendral Sudirman, Jalan Dahlian, Jalan Pahlawan, Jalan
Pangeran Antasari, Jalan Merdekja, Jalan H.A.A Kamboja, Jalan Re, Martadinata dan
Jalan Pangeran Samudera.
Maka dengan dilihat dari total kasus kecelakaan di Kota Banjarmasin pada tahun
2019 mencapai angka 95% yaitu sebanyak 31 kasus kecelakaan, sedangkan pada tahun
2020 pada seluruh wilayah kabupaten/kota Kalimantan Selatan mencapai sebanyak 305
kasus kecelakaan dengan korban tewas di jalan raya. Sehingga perlu perbaikan dari
berbagai sisi untuk menekan kasus kecelakaan yang terjadi di Kota Banjarmasin, bahkan
di Provinsi Kalimantan Selatan.

SIMPULAN
Kota Banjarmasin berjumlah penduduk sebasar 16,14% namun sebagai ibukota
provinsi hanya memiliki luas wilayah seluas 72,67% yaitu paling kecil dari keseluruhan
kota maupun kabupaten yang ada di Kalimantan Selatan. Memberikan dampak dalam
permasalahan lalu lintas seperti kemacetan yang diakibatkan oleh jumlah pengguna
kendaraan yang bertambah setiap tahun namun tidak seimbang atau sesuai dengan
kapasitas ruas jalan, dan kebisingan akibat suara yang dikeluarkan oleh kendaraan pada
transportasi darat membuat polusi suara. Serta menyebabkan kecelakaan akibat
peningkatan kebutuhan alat transportasi penduduk pengguna kendaraan yang tidak taat
aturan (human error), fasilitas jalan tidak mendukung dan kendaraan tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut seluruh
masyarakat sebagai pengguna jalan dan aparat terkait sebagai penjaga keamanan lalu
lintas harus terus berbenah.

DAFTAR PUSTAKA
Abbas, E. W., Jumriani, J., Syaharuddin, S., Subiyakto, B., & Rusmaniah, R. (2021).
Portrait of Tourism Based on River Tourism in Banjarmasin. The Kalimantan
7
Meningkatnya Penggunaan Kendaraan Pribadi Seiring Pertambahan Jumlah Penduduk Mengakibatkan
Masalah Lalu Lintas .......................................................................................... ...............(Zulvi Ainul Ilmy)
Social Studies Journal, 3(1), 18-26.Adawiyah, R., & Surya, A. (2017).
ANALISIS EFEKTIVITAS KINERJA FLY OVER PADA SIMPANG
BERSINYAL GATOT SUBROTO BANJARMASIN. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
TRANSUKMA (Tanah Transportasi Struktur Manajemen Kontruksi), 2(2), 170-
177.
Agustin, A., & Khuzaini, K. (2017). Persepsi Masyarakat Terhadap Penggunaan
Transportasi Online (GO-JEK) Di Surabaya. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen
(JIRM), 6(9).
Deasy, A. (2020). Faktor penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas pada daerah rawan
kecelakaan di Kecamatan Banjarmasin Tengah Kota Banjarmasin. JPG (Jurnal
Pendidikan Geografi), 2(3), 20-37.
Deasy, A. (2020). PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT LALU LINTAS
PESAWAT DI BANDARA SYAMSUDIN NOOR TERHADAP
KOMUNIKASI MASYARAKAT DI KELURAHAN SYAMSUDIN NOOR
KELURAHAN GUNTUNG PAYUNG DAN KELURAHAN LANDASAN
ULIN TIMUR. JPG
(Jurnal Pendidikan Geografi), 2(4), 16-28.
Fitriati, U., & Novitasari, N. (2015). Studi Kebutuhan Air Perkotaan Banjarmasin sebagai
Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. INFO-TEKNIK, 303-316.
Hayati, F. M., Wicaksono, A., & Sutikno, F. R. (2014). Biaya Kemacetan Dan Polusi
Karbon Monoksida Pada Lalu Lintas Akibat Adanya Pembangunan Fly–Over
(Studi Kasus: Fly-Over Simpang Jalan Ahmad Yani–Gatot Subroto Kota
Banjarmasin). Jurnal Tata Kota dan Daerah, 5(2), 87-96.
http://bappeda.kalselprov.go.id/data-indikator-makro/ (Di akses online, pada Minggu 11
April 2021)
Khairina, K., Arisanty, D., & Adyatma, S. (2016). Kebisingan Lalu Lintas Kendaraan
Bermotor Pada Ruas Jalan Di Kecamatan Banjarmasin Tengah. Jpg (Jurnal
Pendidikan Geografi), 1(1).
Mutiani, M., Putra, M. A. H., Abbas, E. W., Subiyakto, B., & Oktaviani, N. M. (2020).
Strengthening Local River Transportation (Klotok) As River Tourist Attraction.
Jhss (Journal of Humanities And Social Studies), 4(2), 152-157.
Putri, D. U. M., Anward, H. H., & Erlyani, N. (2017). Peranan Penyesuaian Diri terhadap
Stres Akibat Kemacetan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Lambung Mangkurat Banjarmasin. Jurnal Ecopsy, 3(2).
Putro, H. P. N. (2020). Revitalisasi Nilai-Nilai Transportasi Tradisional dalam
Pembelajaran IPS di Kalimantan Selatan.
Rizani, A. (2013). Evaluasi K Inerja Jalan Akibat Hambatan Samping (Studi Kasus Pada
Jalan Soetoyo S Banjarmasin). Polhasains: jurnal sains dan terapan Politeknik
Hasnur., 1(01), 1-8.
8
Meningkatnya Penggunaan Kendaraan Pribadi Seiring Pertambahan Jumlah Penduduk Mengakibatkan
Masalah Lalu Lintas .......................................................................................... ...............(Zulvi Ainul Ilmy)
Safitri, L., & Effendi, M. (2019). ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN,
PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN INVESTASI TERHADAP
KEMISKINAN DI KALIMANTAN SELATAN. JIEP: Jurnal Ilmu Ekonomi
dan Pembangunan, 2(4), 842-851.
Sari, Y. M., & Sa’roni, C. (2020). Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Ketimpangan
Pendapatan, dan Pengangguran terhadap Tingkat Kemiskinan di Kalimantan
Selatan. JIEP: Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan, 3(2), 570-584.
Sasambe, R. O. (2016). Kajian terhadap penyelesaian pelanggaran peraturan lalu lintas
oleh kepolisian. Lex Crimen, 5(1).

Anda mungkin juga menyukai