Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH GEOGRAFI

“KEMACETAN SURABAYA”

TAHUN AJARAN 2023 / 2024

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

1.ACMAD ZAKY (01)

2.DINI.M (07)

3.LI’IZZA (14)

4.BAGAS.A (18)

5.FERNANDO (21)

6.RAFA (24)

7.TASYA DHITA (32)

KOORDINATOR BIDANG PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

SMA “ISLAM” MALANG

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemacetan merupakan salah satu masalah lalu lintas yang dihadapi oleh negara berkembang seperti
Indonesia dan biasa terjadi di daerah perkotaan yang padat. Kemacetan sudah menjadi bagian dari ciri
khas suatu kawasan pusat perkotaan tertentu dikarenakan waktu terjadinya yang rutin terutama pada
waktu-waktu puncak seperti yang biasa dikenal dengan jam pergi kantor, jam pulang kantor, akhir pekan
dan hari libur.

Banyak dampak yang dihasilkan oleh kemacetan dan bersifat negatif. Ditinjau dari berbagai aspek,
kemacetan menimbulkan banyak kerugian baik dari segi materi, waktu dan tenaga. Seperti dari aspek
ekonomi kemacetan menghambat proses produksi dan distribusi sehingga laju perekonomian menjadi
terganggu. Dari aspek kesehatan pun kemacetan menyumbangkan dampak negatif yaitu mempengaruhi
kondisi fisik dan psikis para pengguna lalu lintas, terlebih lagi bagi mereka yang kemudian melakukan
berbagai aktivitas seperti bekerja, belajar dan lain sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah

Kemacetan merupakan hal yang sangatlah normal di Indonesia , tingkat kemacetan Di Indonesia
sendiri memiliki angka presentase yang bisa dibilang besar yaitu sebanyak 53% . Dan Indonesia sendiri
masuk pada peringkat Kedua , negara termacet di Asia Tenggara pada 2022

Pada kesempatan kali ini, kelompok kami akan membahas solusi dalam mengurangi angka
presentase kemacetan di Indonesia, khususnya surabaya dan solusi-solusi mengurangi kemacetan

1.3. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah mencari solusi yang efektif dalam menekankan
penurunan tingkat kemacetan di Indonesia yang parah menggunakan pendekatan geografi.
BAB II

KAJIAN TEORI

Kemacetan

Menurut MKJI (1997) kemacetan yaitu kondisi yang terjadi akibat intensitas pada jalan melebihi
kapasitas jalan yang direncanakan sehingga menyebabkan kecepatan bebas dalam ruas jalan tersebut
mendekati 0 km/jam yang menciptakan antrian. Bisa terlihat dari besarnya nilai derajat ke jenuhan
dalam ruas jalan yang di tinjau jika derajat kejenuhan melebihi 0,8. Menurut MKJI (1997) keterlambatan
yaitu dimana kondisi terjadi akibat kecepatan bebas yang menurun dalam ruas jalan yang di tinjau saat
tidak terjadi kemacetan.

Dipengaruhi oleh pengguna jalan yaitu pengemudi kendaraan pribadi, dan bukan dikarenakan oleh nilai
kapasitas jalan yang berlebih. Kondisi ini dapat ditinjau jika derajat ke jenuhan sama dengan atau berada
di bawah 0.8.Kemacetan dapat diartikan sebagai situasi dimana volume lalu lintas yang lewat di jalan
yang bersangkutan melebihi kapasitas ruas jalan, mengakibatkan kecepatan bebas ruas jalan mendekati
0 km / jam yang mengarah pada antrian. Saat terjadi kemacetan, nilai saturasi di jalan akan diperiksa,
dan bila nilai saturasi melebihi 0.5 maka akan terjadi kemacetan.

Bisa diartikan kemacetan adalah situasi saat volume kendaraan yang melewati kawasan yang
bersangkutan melebihi kapasitas ruas jalan yang mengakibatkan kecepatan bebas ruas jalan mendekati
0 km/jam. Ketika terjadi nilaiBeberapa kota besar di Indonesia seperti Kota Jakarta, Kota Surabaya, Kota
Bandung, Kota Semarang, Kota Makassar, Kota Palembang, Kota Denpasar, Kota Jogjakarta dan juga
Kota Medan memiliki permasalahan kemacetan lalu lintas sehari - hari saat kondisi arus lalu lintas
mendekati kapasitas ruas jalan sehingga kemacetan mulai terjadi. Kemacetan yang semakin meningkat
begitu besar sehingga menyebabkan kendaraan berdekatan satu dengan yang lainnya.

Kemacetan total dapat terjadi apabila kendaraan diharuskan bergerak sangat lambat ataupun berhenti
bergantung pada kapasitas ruas jalan dan jumlah kendaaraan yang bergerak akan tetapi kapasitas ruas
jalan tidak bisa menampung. Kemacetan lalu lintas pada ruas jalan terjadi jika arus kendaraan meningkat
sejalan dengan bertambahnya perjalanan pada periode tertentu serta jumlah pengguna yang melebihi
kapasitas ruas jalan (MKJI,1997). Meningkatnya kemacetan lalu lintas biasanya sejalan dengan tingginya
aktifitas pengguna kendaraan, saat pada jam sibuk. Sebab adanya kelemahan pada pengaturan sistem
lampu lalu lintas, banyaknya kendaraan yang turun ke jalan kembudian banyaknya persimpangan jalan
dll. Penambahan sarana jalan, pembangunan jalan, trowongan, sistem pengaturan lampu Area Traffic
Control System (ATCS), dan lain-lain merupakan usaha yang dilakukan dalam menangani kemacetan
berlalu lintas.
BAB III

METODE PENELITIAN

Pengambilan data dilakukan langsung dilapangan dimana lokasi penelitian dilakukan, meliputi:

1. Pengukuran Geometrik Jalan

Pengukuran geometrik jalan dilakukan pada saat arus lalu lintas tidak padat agar tidak mengganggu
arus lalu lintas yang melintas. Pengukuran ini meliputi pengukuran panjang ruas jalan dan lebar jalan.

2. Pencatatan Volume Lalu Lintas

Pencatatan volume lalu lintas dilaksanakan pada saat volume jam sibuk atau volume lalu lintas
terpadat yang terjadi dan meliputi semua jenis kendaraan yang melintas di Bundaran Alun-alun
Singaparna. Cara pengisian formulir penelitian dibagi dalam interval waktu 15 menit. Pencatatan yang
dilakukan sampai batas waktu yang telah ditentukan (per 36 3.8 15 menit), kemudian hasilnya
dimasukkan dalam formulir yang telah disediakan.

3. Pengukuran Hambatan Samping

Survei hambatan samping dilakukan dengan cara menghitung langsung setiap tipe kejadian diambil
pada jam sibuk pada lajur jalan yang diamati. Tipe kejadian digolongkan menjadi sebagai berikut:

 Jumlah pejalan kaki berjalan atau menyeberang sepanjang segmen jalan.


 Jumlah kendaraan berhenti atau parkir.
 Jumlah kendaraan bermotor yang masuk dan keluar dari lahan samping jalan.
 Arus kendaraan yang bergerak lambat, yaitu arus total (kend/jam) dari sepeda, becak, delman
dan sebagainya.

Pendekatan spasial dapat digunakan untuk menganalisis permasalahan kemacetan ini , dengan jumlah
penduduk di surabaya yang mencapai 2.887.220 jiwa dengan pola penduduk setiap 1 km nya sebanyak
650 penduduk yang menyebabkan kelebihan penduduk di setiap 1 km nya dengan jumlah wilayah yang
hanya 1.

Bisa juga dengan melakukan pendekatan kompleks wilayah yaitu dengan , Pendekatan kompleks wilayah
merupakan gabungan dari pendekatan keruangan dan kelingkungan sehingga dapat membentuk
interaksi dan karakteristik wilayah tersendiri. Kemacetan di surabaya perl umempertimbangkan wilayah
lain untuk mengetahui interaksi antara kondisi penduduk dan sarana transportasi sehingga dapat
diketahui faktor pemicu terjadinya kemacetan. Kondisi lingkungan antar wilayah surabaya dan
sekitarnya juga perlu dipertimbangkan untuk dapat diiadikan acuan dalam solusi atau kebiiakan dalam
mengatasi kemacetan tersebut.
BAB IV
HASIL

Berdasarkan analisis yang kami lakukan , faktor penyebab dari parahnya kemacetan di surabaya adalah:

A. Volume lalu lintas yang membludak akibat meledaknya populasi penduduk pendatang dan penduduk
asli surabaya itu sendiri

B. Hambatan-hambatan di sepanjang jalan seperti

 Jumlah kendaraan yang berhenti atau parkir


 Jumlah kendaraan bermotor yang masuk dan keluar dari samping jalan
 Arus kendaraan yang bergerak langat , yaitu arus total (kendaraan/jam) dari sepeda , becak ,
delman dan sebagainya

C. Jumlah populasi kendaraan yang selalu membludak setiap hari dengan rentan jarak 1 km saja ,
berjumlah 650 kendaraan selalu melintas

Dengan demikian , hasil yang dapat kami simpulkan adalah penyebab utamanya adalah membludaknya
jumlah penduduk di surabaya yang selalu membludak serta jumlah kendaraan yang semakin meningkat
setiap waktunya.
BAB V

KESIMPULAN

Bedasarkan kemsimpulan dari kelompok kami yaitu :

Menyimpulan Bab 1 Tentang Latar Belakang,Rumusan masalah,tujuan

Bab 2 Kemacetan

Bab 3 menjelaskan tetnatang a.pengukuran geometrik jalan

B.pencatatan Volume lalu lintas c.pengukuran hambatan samping dan yang terakhir d.Analisis Data kami
melakukan analisis tentang data yang menyebabkan kemacetan

Kesimpulan

Dari hasil analisis penelitian kami diatas , dapat disimpulkan bahwa penyebab utama dari kemacetan
berasal dari faktor manusianya itu sendiri dengan adanya peningkatan jumlah penduduk yang
membludak serta banyakny jumlah volume kendaraan yang terus bertambah setiap harinya . Sehingga
kemacetan merupakan dampak dari peningkatan jumlah penduduk yang meningkat secara brutal tiap
waktunya.

Anda mungkin juga menyukai