Anda di halaman 1dari 3

PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN WILAYAH

KELOMPOK 2

DISUSUN OLEH :

Saniyah (2110514120014)

Rizkiyatul Aulia Putri (2110514220018)

Rozak Amrullah (2110514310011)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

NIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2021/2022
Banua Anam

Banua Anam atau Banjar Hulu adalah wilayah gabungan enam kabupaten yang meliputi
1/3 dari wilayah provinsi Kalimantan Selatan, yaitu Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu
Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten
Balangan, dan Kabupaten Tabalong. Menurut Sensus Penduduk Indonesia 2020, kawasan ini
memiliki penduduk 1.060.815 jiwa.

Pembentukan Provinsi Banua Anam difungsikan sebagai pemekaran Kalimantan Selatan,


serta untuk memacu laju pembangunan daerah dan masyarakat Hulu Sungai. Hal ini terjadi
karena dari segi potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) untuk
Banua Anam cukup memadai. Sumber daya alam (SDA) di Banua Anam, antara lain
memiliki kekayaan berupa tambang, batu bara, minyak dan gas, kawasan lahan untuk
pengembangan usaha agribisnis dan agroindustri serta lainnya. Adapun dari segi sumber daya
manusia (SDM), orang-orang Banua Anam banyak yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman di bidang pemerintahan serta ilmu pengetahuan dan teknologi lainnya.

Banjar Bakula

Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Banjar Bakula atau disebut juga Metropolitan
Banjarmasin Raya mencakup Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, sebagian Kabupaten
Banjar, sebagian Barito Kuala, dan sebagian Tanah Laut dengan luas 340.446 Ha (9,07 %
luas wilayah Kalsel) dan jumlah penduduk kawasan ini tahun 2010 sekitar 1.904.427 jiwa
(52,52% dari jumlah penduduk Kalsel). Namun jika kelima daerah itu digabung maka
wilayah seutuhnya disebut dengan akronim Banjarmaskuala, dengan kata lain Banjar Bakula
terletak di dalam kawasan Banjarmaskuala. KSP Banjar Bakula sedang diperjuangkan untuk
ditingkatkan statusnya menjadi Kawasan Strategis Nasional/KSN Banjar Bakula. Sedangkan
untuk kota Banjarmasin akan ditingkatkan statusnya menjadi Pusat Kegiatan Nasional, dan
Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru akan ditingkatkan statusnya menjadi Pusat Kegiatan
Wilayah. Pada rencana Metropolitan Banjarmasin Raya ini awalnya hanya meliputi 3 daerah
disebut kawasan Tri Banjar (Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Banjar) atau metropolitan
BBM yang merupakan kependekan dari Banjarmasin, Banjarbaru dan Martapura (ibukota
Kabupaten Banjar). KSP Banjar Bakula dengan Kota Inti Kota Banjarmasin dan Kota
Banjarbaru memiliki potensi sumberdaya alam yang melimpah seperti batu bara dan biji besi
serta didukung oleh Pelabuhan Trisakti, Bandara Syamsudin Noor dan Rencana Jalan Tol
Banjarmasin-Liang Anggang-Landasan Ulin. Wilayah perkotaan Banjar Bakula berada pada
ketinggian -015–500 m dari permukaan laut, dengan ketinggian 0–7 m, 7-25 m, 25-100 m,
100-250 m dan 250-500 m.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat kita lihat bahwa perbedaan antara Banua Anam
dengan Banjar Bakula adalah terletak pada potensi daerahnya. Selain itu perbedaannya bisa
kita lihat dari segi Bahasa yang digunakan, baik dari logat, kosa kata dan lain-lain. Bahasa
Banjar Bakula dituturkan dengan logat datar tanpa intonasi tertentu, jadi berbeda dengan
bahasa Banjar Hulu dengan logat yang kental (ba-ilun). Bahasa Banjar yang dituturkan di
Banjarmasin dengan warganya yang heterogen berbeda dengan Bahasa Banjar yang
dituturkan di Hulu Sungai dengan warganya yang perkiraan homogen. Perbedaan pada
umumnya terletak pada intonasi, tekanan, tinggi-rendah dan beberapa kosa kata. Di
Banjarmasin, intonasi terbagi tiga karakter, yaitu :

 Di kawasan barat disktrik Banjarmasin Utara yaitu daerah sepanjang tepian sungai
Barito, tidak jauh Pasar Terapung, akuratnya di perkampungan Alalak (dahulu Alalak
Besar), warga asli di sana menuturkan kata, frasa, kalimat lebih cepat, keras dan tinggi.
 Di sepanjang sungai Martapura (Banjarmasin hulu) yang termasuk dalam kawasan timur
Disktrik Banjarmasin Utara dan Banjarmasin Tengah, terutama sekitar
Kelurahan Seberang Mesjid, sekitar Kampung Melayu Darat serta di sekitar
Kelurahan Sungai Jingah, warga asli di sana bercakap perkiraan cepat, mengalun dan
tinggi.
 Di pusat kota Banjarmasin di disktrik Banjarmasin Tengah, khususnya remaja perkotaan
di sana bercakap bercampur bahasa Indonesia dan gaya penuturannya tak seperti
penuturan di daerah pinggiran.

Anda mungkin juga menyukai