Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL KEGIATAN WEBINAR

PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT


DIMASA PANDEMI DI RT 01-10 RW 07 DESA CIMULANG KECAMATAN
RANCA BUNGUR KABUPATEN BOGOR TAHUN 2021

Oleh:

Mega Oktaviani (10180000108) Alifia Nurfauziah (07190200059)

Anisa Fitri Ramadhan (10180000106) Indah Dwi ayuni (10180000096)

Wina Sumeda (10180000105) IqramirahmaWelkom (10180000097)

Maharani Putri Hazhiyah (10180000102) Eva Fransiska Da Cunha (1018000009)

Miftakhul Jannah (10180000100) Dian Islami (10180000098)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
DAPARTEMEN KEBIDANAN JAKARTA
TAHUN 2021
i

LEMBAR PENGESAHAN

1. Kegiatan : Web seminar


2. Tema Kegiatan : Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Dimasa Pandemi Di Rt 01-10 Rw 07 Desa
Cimulang Kecamatan Ranca Bungur Kabupaten
Bogor
3. Bidang : Pengabdian masyarakat
4. Nama Mitra : RT 01-10 RW 07 desa cimulang Kec. ranca
bungur
5. Ketua pelaksana
a. Nama : Mega Oktaviani
b. NPM :10180000108
6. Waktu pelaksanaan : Rabu, 29 september 2021
7. Tempat pelaksanaan : Online, Via zoom
8. Biaya : 1.100.0000
Jakarta, 26 September 2021
Ketua Pelaksana

(Mega Oktaviani)
Mengetahui:
Kepala Dapartemen Kebidanan Pembimbing Praktek

(Hidayani, SKM,MKM) (Ratna Wulandari, S.ST,MKM


Menyetujui,
Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat
ii

(Irma Jayatmi, S.ST, M.Kes)

RINGKASAN

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran, sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan di masyarakat. PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa
ratusan. Misalnya tentang gizi: makan beraneka ragam makanan, minum tablet
tambah darah, mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan balita kapsul
vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada
tempatnya, membersihkan lingkungan. Setiap rumah tangga dianjurkan untuk
melaksanakan semua perilaku kesehatan.

Manfaat PHBSsetiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah


sakit, anak tumbuh sehat dan cerdas, anggota keluarga giat bekerja. Pengeluaran
biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan
dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.

Pengabdian Masyarakat dengan metode Daring dalam Bentuk Webinar ini


Bertujuan untuk menambah pengetahuan dan kesadaran serta memberdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hdup
bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.,
selain itu juga untuk memperkenalkan STIKIM ke masyarakat luas. Pengabdian
Masyarakat akan dilaksanakan pada Hari Rabu, 29 September 2021 dengan
metode Daring melalui Live Zoom.
iii

TIM PELAKSANA

Ketua : Mega Oktaviani

Sekretariat : Alifia Nurfauziah

Anisa Fitri Ramadhan

Bendahara dan Sponsor : Indah Dwi ayuni

Humas dan dokumentasi : Wina Sumeda

Iqramirahma Welkom

Acara : Dian Islami

Miftakhul Jannah

Perlengkapan : Maharani Putri Hazhiyah

Eva Fransiska Da Cunha


iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat, sehingga kami dapat mengadakan pengabdian masyarakat yang
merupakan bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi. Pengabdian kepada
masyarakat ini dilakukan berdasarkan kebutuhan dari warga RW 07 RT 01-10,
didapatkan data dari jumlah penduduk RW 07 RT 01-10 Desa Cimulang
Kecamatan Ranca Bungur Kabupaten masih banyaknya masyarakt yang tidak
suka melakukan kegiatan beolahraga Untuk itu pengabdian kepada masyarakat
ini dikemas dalam bentuk penyuluhan dengan media zoom sebagai wadah
memberikan informasi dan mendorong masyarakat penduduk RW 07 RT 01-10
di Desa Cimulang Kecamatan Ranca Bungur Kabupaten bogor

Dalam kegiatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak,
para kader dan masyarakat pendukung setempat yg ada di lingkungan ini, atas
ketersedian waktunya menyukseskan kegiatan Pengabdian Masyarakat
Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dimasa Pandemi Di Rt 01-10
Rw 07 Desa Cimulang Kecamatan Ranca Bungur Kabupaten Bogor. Kami
menyadari bahwa laporan ini masih mempunyai kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak sangat Penulis harapkan demi perbaikan untuk
makalah selanjutnya. Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Drs. H. Jakub Chatib sebagai Ketua Yayasan Indonesia maju Jakarta

2. Dr. Dr. Dr. H, M. Hafizurrachman, MPH sebagai Pembina Yayasan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
3. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju
4. Susaldi.,S.ST.,M.Biomed, selaku wakil ketua I Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju
5. Dr. Rindu.,S.KM.,M.Kes, selaku wakil ketua II Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju
v

6. Nur Rizky Ramadhani.,M.Epid, selaku wakil ketua III Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju
7. Hidayani, AM. Keb., SKM., MKM, selaku Kepala Departemen Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
8. Retno Sugesti, S.ST, M.Kes sebagai Koordinator Program Studi Kebidanan
Program Sarjana Terapan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
Jakarta
9. Ratna Wulandari, S.ST.,MKM, selaku dosen pembimbing Praktik asuhan
kebidanan komunitas dan tanggap darurat dalam Program Sarjana Terapan
STIKIM Jakarta
10. Irma Jayatmi, S.ST., M.Kes, selaku Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat
11. Meinasari Dewi.,S.ST.,M.Kes sebagai Koordinator dosen dalam Praktik
asuhan kebidanan komunitas dan tanggap darurat dalam Program Sarjana
Terapan STIKIM Jakarta
12. Semua warga RT 01-10 RW 07 yang berperan aktif dalam kegiatan ini
13. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
Departemen kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.
14. Seluruh mahasiswa Praktik asuhan kebidanan komunitas dan tanggap darurat
pada Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju yang membantu dalam pelaksanaan kegiatan
pengabdian masyarakat ini.
15. Rekan-rekan yang membantu dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam kegiatan Pengabdian


Masyarakat ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun
Jakarta, September 2021

Penulis
vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
TIM PELAKSANA..............................................................................................iii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................7
1.1 Analisis Situasi.........................................................................................7
1.2 Permasalahan Mitra................................................................................8
1.3 Solusi Permasalahan..............................................................................8
1.4 Target Luaran..........................................................................................9
a. Terget...........................................................................................................9
b. Luaran..........................................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................10
2.1 Pengertian Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)......................10
2.2 Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Tatanan
Rumah Tangga.................................................................................................11
2.3 Sasaran Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)...........................12
2.4 Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS).............................13
2.5 Tatanan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)..........................13
BAB III METODE PELAKSANAAN...............................................................21
3.1 Rencana Kegiatan..................................................................................21
3.2 Pelaksanaan Kegiatan...........................................................................21
BAB IV JADWAL KEGIATAN.........................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
7

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan cerminan pola hidup
keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh
anggota keluarga. Semua perilaku kesehatan yang di lakukan atas kesadaran
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri
dibidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
kesehatan di masyarakat merupakan pengertian lain dari PHBS
Berdasarkan hasil riset kesehatan daerah Bogor masih cukup banyak
penduduk yang belum menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat,
walaupun ada kecenderungan perbaikan. Berdasarkan analisis kecenderungan
secara rerata nasional, terdapat peningkatan proporsi penduduk berperilaku
cuci tangan secara benar pada tahun 2020 yaitu 47,0% dibandingkan tahun
2019 yaitu 23,2%. menggunakan air bersih 69% pada tahun 2019 menjadi
78% pada tahun 2020, Demikian pula dengan yang menggunakan jamban
sehat terjadi peningkatan dari 41,1% pada tahun 2019 menjadi 52,6% pada
tahun 2020, memberantas jentik nyamuk 45% ditahun 2019 dan terjadi
peningkatan menjadi 75% ditahun 2020, Untuk perilaku benar dalam
menyikat gigi berkaitan dengan faktor gender, ekonomi, dan daerah tempat
tinggal, ditemukan sebagian besar penduduk Bogor menyikat gigi pada saat
mandi pagi maupun mandi sore, (66,6%). Menyikat gigi dengan benar adalah
setelah makan pagi dan sebelum tidur malam, untuk Indonesia ditemukan
hanya 2,3 %
Melihat hasil riset daerah pada tahun sebelumnya tampak bahwa
masih rendahnya prilaku hidup bersih dan sehat sehingga perlu dilakukan
sosialisasi maupun keteladanan tentang PHBS. Untuk itu diperlukan agen
perubahan. Mahasiswa sebagai sebagai kelompok terdidik, dapat berperan
sebagai agen perubahan dalam masyarakat. Oleh karena itu mereka perlu
dipersiapkan agar memiliki karakter yang memadai untuk melakukan
8

perubahan pada diri sendiri maupun untuk masyarakat yang lebih luas.
Dalam hal ini adalah perubahan perilaku hidup bersih dan sehat.
Perubahan perilaku dapat dikembangkan dengan asumsi bahwa
masyarakat bukanlah sekedar obyek melainkan juga subyek dari pelayanan
kesehatan, artinya mereka perlu diajak mengidentifikasikan dan membahas
masalah kesehatan serta mencari alternatif pemecahan masalah secara aktif.
Metode ini tampaknya akan berhasil di kalangan masyarakat berpendidkan
menengah ke atas, modern, atau mereka bersikap lebih terbuka terhadap hal-
hal baru.
Oleh karena itu mahasiswa sebagai wakil masyarakat berpendidikan
dapat berperan sebagai agen perubahan. Mereka harus dibekali pengetahuan
tentang kesehatan terutama tentang berolahraga. Hasil internalisasi
pengetahuan tersebut diharapkan dapat mewarnai perilaku mereka,
khususnya PHBS.
1.2 Permasalahan Mitra
Pada bulan September di RT 01-10 RW 09 dari hasil pendataan di dapatkan
jumlah anggota keluarga yang ruti berolahraga sebanayak 97 orang, dan yang
tidak rutin melakukan olahraga sebanyak 117 orang,Berdasarkan hasil
pendataan tersebut sebagai bentuk mendorong minat penduduk untuk ikut
serta mealukan kegiatan rutin berolahraga,maka kami memberikan
pengabdian kepada masyarakat berupa webinar edukasi Penerapan Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat Dimasa Pandemi Di Rt 01-10 Rw 07 Desa
Cimulang Kecamatan Ranca Bungur Kabupaten Bogor khususnya untuk para
remaja untuk mengikuti kegiatan webinar tentang Penerapan Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat Dimasa Pandemi, dikarenakan remaja merupakan generasi
penerus bangsa yang bisa membantu mendorong dan menggerakan
masyarakan untuk melakukan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat salah
satunya dengan kegiatan rutin berolahraga .
1.3 Solusi Permasalahan
Melihat hasil riset daerah pada tahun sebelumnya tampak bahwa
masih rendahnya prilaku hidup bersih dan sehat sehingga perlu dilakukan
9

sosialisasi maupun keteladanan tentang PHBS. Untuk itu diperlukan agen


perubahan. Mahasiswa sebagai sebagai kelompok terdidik, dapat berperan
sebagai agen perubahan dalam masyarakat. Oleh karena itu mereka perlu
dipersiapkan agar memiliki karakter yang memadai untuk melakukan
perubahan pada diri sendiri maupun untuk masyarakat yang lebih luas.
Dalam hal ini adalah perubahan perilaku hidup bersih dan sehat.
Perubahan perilaku dapat dikembangkan dengan asumsi bahwa
masyarakat bukanlah sekedar obyek melainkan juga subyek dari pelayanan
kesehatan, artinya mereka perlu diajak mengidentifikasikan dan membahas
masalah kesehatan serta mencari alternatif pemecahan masalah secara aktif.
Metode ini tampaknya akan berhasil di kalangan masyarakat berpendidkan
menengah ke atas, modern, atau mereka bersikap lebih terbuka terhadap hal-
hal baru.
1.4 Target Luaran
a. Terget

Target pada webinar pada kegiatan pengabdian masyarakat


tentang penyuluhan dalam rangka memberikan informasi dan edukasi
Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dimasa Pandemi Di Rt 01-
10 Rw 07 Desa Cimulang Kecamatan Ranca Bungur Kabupaten
Bogor ,target pada kegiatan webinar ini adalah Ibu, bapak, anak berusia
diatas 15 tahun.

b. Luaran

Kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah sebagai salah satu


kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai Penerapan Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat Dimasa Pandemi Di Rt 01-10 Rw 07 Desa
Cimulang Kecamatan Ranca Bungur Kabupaten Bogor.
10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)


Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan
pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan
masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup
sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan
masyarakat (Depkes, 2019).
Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga
dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperanaktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat (Depkes, 2019). PHBS
merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran (Sari, 2019).
Program-program PHBS diharapkan dapat dilakukan kepada sasaran.
Sasaran dalam PHBS dikelompokkan dalam lima tatanan (setting) yaitu:
tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan (sekolah, madrasah,
pondok pesantren). Sasaran institusi kesehatan (puskesmas, rumah sakit,
klinik), sasaran tempat kerja (kantor, pabrik, tempat usaha dan tatanan tempat
umum (pasar, tempat ibadah, tempat rekreasi) PHBS dalam tatanan institusi
pendidikan adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan kemampuan untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat di tatanan institusi pendidikan (Menkes
RI, 2018).
Perilaku hidup sehat bersih (PHBS) adalah tindakan yang dilakukan
oleh perorangan, kelompok, atau masyarakat yang sesuai dengan norma-
norma kesehatan, menolong dirinya sendiri dan berperan aktif dalam
11

membangun kesehatan untuk memperoleh derajat kesehatan setinggi-


tingginya.

2.2 Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Tatanan
Rumah Tangga
Salah satu tatanan PHBS yang utama adalah PHBS rumah tangga yang
bertujuan memberdayakan anggota sebuah rumah tangga untuk tahu, mau
dan mampu menjalankan perilaku kehidupan yang bersih dan sehat serta
memiliki peran yang aktif pada gerakan di tingkat masyarakat. Tujuan utama
dari tatanan PHBS di tingkat rumah tangga adalah tercapainya rumah tangga
yang sehat.
Terdapat beberapa indikator PHBS pada tingkatan rumah tangga yang
dapat dijadikan acuan untuk mengenali keberhasilan dari praktek perilaku
hidup bersih dan sehat pada tingkatan rumah tangga. Berikut ini 10 indikator
PHBS pada tingkatan rumah tangga :
1. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan.
Persalinan yang mendapat pertolongan dari pihak tenaga kesehatan baik
itu dokter, bidan ataupun paramedis memiliki standar dalam penggunaan
peralatan yang bersih, steril dan juga aman. Langkah tersebut dapat
mencegah infeksi dan bahaya lain yang beresiko bagi keselamatan ibu
dan bayi yang dilahirkan.
2. Pemberian ASI eksklusif
Kesadaran mengenai pentingnya ASI bagi anak di usia 0 hingga 6 bulan
menjadi bagian penting dari indikator keberhasilan praktek perilaku
hidup bersih dan sehat pada tingkat rumah tangga.
3. Menimbang bayi dan balita secara berkala
Praktek tersebut dapat memudahkan pemantauan pertumbuhan bayi.
Penimbangan dapat dilakukan di Posyandu sejak bayi berusia 1 bulan
hingga 5 tahun. Posyandu dapat menjadi tempat memantau pertumbuhan
anak dan menyediakan kelengkapan imunisasi. Penimbangan secara
teratur juga dapat memudahkan deteksi dini kasus gizi buruk.
12

4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih


Praktek ini merupakan langkah yang berkaitan dengan kebersihan diri
sekaligus langkah pencegahan penularan berbagai jenis penyakit berkat
tangan yang bersih dan bebas dari kuman.
5. Menggunakan air bersih
Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk menjalani hidup sehat.
6. Menggunakan jamban sehat
Jamban merupakan infrastruktur sanitasi penting yang berkaitan dengan
unit pembuangan kotoran dan air untuk keperluan pembersihan.
7. Memberantas jentik nyamuk
Nyamuk merupakan vektor berbagai jenis penyakit dan memutus siklus
hidup makhluk tersebut menjadi bagian penting dalam pencegahan
berbagai penyakit.
8. Konsumsi buah dan sayur
Buah dan sayur dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral serta
serat yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh optimal dan sehat.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan olahraga ataupun aktivitas bekerja
yang melibatkan gerakan dan keluarnya tenaga.
10. Tidak merokok di dalam rumah
Perokok aktif dapat menjadi sumber berbagai penyakit dan masalah
kesehatan bagi perokok pasif. Berhenti merokok atau setidaknya tidak
merokok di dalam rumah dapat menghindarkan keluarga dari berbagai
masalah kesehatan.

2.3 Sasaran Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)


Sasaran PHBS di tatanan rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga
terbagi dalam sasaran primer, sasaran sekunder, dan sasaran tersier
(Kemenkes RI, 2018). Sasaran primer adalah sasaran utama dalam tatanan
rumah tangga yang meliputi Ibu, bapak, anak, nenek, kakek dll.
Sasaran sekunder adalah sasaran yang mampu mempengaruhi individu
13

dalam tatanan rumah tangga yang bermasalah misalnya, tenaga kesehatan,


dan lintas sektor terkait. Sasaran tersier adalah sasaran yang diharapkan dapat
menjadi unsur
14

pembantu dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan,


dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di tatanan rumah tangga
misalnya Kepala Desa, Lurah, Camat, Kepala Puskesmas, Diknas, guru,
Tokoh Masyarakat, dan Tokoh Agama. Indikator PHBS tatanan rumah tangga
adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan permasalahan kesehatan di
tatanan rumah tangga (Kemenkes, 2018).

2.4 Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS)


Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan,
kesadaran dan kemauan masyarakat agar hidup sehat, serta
meningkatkan peran aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia
usaha, dalam upaya mewujudkan derajat hidup yang optimal (Dinkes,
2019).

2.5 Tatanan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)


Ada 5 tatanan PHBS yaitu Rumah Tangga, Sekolah, Tempat Kerja,
Sarana Kesehatan dan Tempat Tempat Umum.
a. Rumah tangga

Indikator tatanan rumah tangga, Perilaku: Tidak merokok, pertolongan


persalinan oleh tenaga kesehatan, imunisasi, penimbangan balita, gizi
keluarga/sarapan, kepesertaan Askes/JPKM, mencuci tangan
pakai sabun, menggosok gigi sebelum tidur, olah raga teratur.
Lingkungan : Ada jamban, ada air bersih, ada tempat sampah, ada
SPAL, ventilasi, kepadatan.
b. Sekolah

Indikator tatanan institusi pendidikan, Perilaku : Kebersihan pribadi,


tidak merokok, olah raga teratur, Tidak menggunakan NAPZA.
Lingkungan: Ada jamban, ada air bersih, ada tempat sampah, ada
SPAL, ventilasi, kepadatan, ada warung sehat, ada UKS, ada taman
sekolah.
c. Tempat kerja
15

Indikator tatanan tempat kerja, Perilaku : Menggunakan alat pelindung,


tidak merokok/ada kebijakan dilarang merokok, olah raga teratur,
bebas Napza, kebersihan, ada Asuransi Kesehatan. Lingkungan : Ada
jamban, ada air bersih, ada tempat sampah, ada SPAL, ada klinik,
ventilasi dan pencahayaan, ada K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja), ada
kantin, terbebas dari bahan berbahaya.
d. Sarana Kesehatan

Indikator tatanan sarana kesehatan, Perilaku : Tidak merokok,


kebersihan lingkungan, kebersihan kamar mandi. Lingkungan : Ada
jamban , ada air bersih, ada tempat sampah, ada SPAL, ada IPAL (RS),
ventilasi, tempat cuci tangan, ada pencegahan serangga.
e. Tempat umum

Indikator tatanan tempat-tempat umum, Perilaku : Kebersihan


jamban, kebersihan lingkungan. Lingkungan : Ada jamban, ada air
bersih, ada tempat sampah, ada SPAL, ada K3 (Kesehatan Keselamatan
Kerja).

2.6 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan


Sehat (PHBS)
2.6.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini


terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu
objek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca indera manusia,
yakni melalui mata dan telinga. Pengetahuan terdiri dari sejumlah
fakta dan teori yang memungkinkan seseorang dapat memahami
sesuatu gejala dan memecahkan masalah yang dihadapinya (Diah,
2017).
Pengetahuan juga dapat diperoleh dari pengalaman orang lain
yang disampaikan kepadanya, dari buku, teman, orang tua, guru,
radio, televisi, poster, majalah dan surat kabar. Pengetahuan yang ada
16

pada diri manusia bertujuan untuk dapat menjawab masalah


kehidupan yang dihadapinya sehari-hari dan digunakan untuk
menawarkan berbagai kemudahan bagi manusia termasuk menerapkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Dalam hal ini pengetahuan dapat
diibaratkan sebagai suatu alat yang dipakai manusia dalam
menyelesaikan persoalan yang dihadapinya (Notoatmodjo, 2017).
2.6.1.1 Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Hidup Bersih
Dan Sehat
Perilaku seseorang merupakan suatu reaksi
seseorang terhadap lingkungannya baik dalam bentuk
pengetahuan maupun sikap. Pengetahuan merupakan hasil
tahu dari seseorang dan ini terjadi setelah orang tersebut
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Seseorang yang mempunyai pengetahuan baik akan sesuatu
hal diharapkan akan mempunyai sikap yang baik terhadap
pemeliharan lingkungan yang bersih dan sehat dalam hal ini
berkaitan dengan PHBS di tatanan rumah tangga.
2.6.2 Motivasi

Motivasi adalah suatu dorongan yang timbul dari dalam dan luar
individu yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu
aktivitas/kegiatan dalam upaya pencapaian tujuan tertentu. Motif atau
motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan dari
dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku (Syah, 2018).
Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme baik
manusia maupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.
Dalam pengertian ini motivasi berarti pemasok (energizer) untuk
bertingkah laku secara terarah. Menurut Hamalik (2018),
mengatakan bahwa istilah motivasi menunjuk kepada semua
gejala yang terkandung dalam stimulasi tindakan ke arah tujuan
tertentu dimana sebelumnya tidak ada gerakan menuju ke arah tujuan
tersebut.
17

Motivasi dapat berupa dorongan-dorongan dasar atau internal


dan insentif dari luar individu atau hadiah. Menurut Hamalik (2018),
motivasi memiliki dua komponen yaitu: Komponen dalam (inner
component) dan komponen luar (outer component). Komponen
dalam ialah perubahan di dalam diri seseorang, keadaan merasa
tidak puas, ketegangan psikologis. Komponen luar adalah apa yang
diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah tujuannya. Jadi
komponen dalam adalah kebutuhan-kebutuhan yang hendak
dipuaskan, sedangkan komponen luar adalah tujuan yang hendak
dicapai.
2.6.2.1 Hubungan Motivasi Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat
Motivasi adalah semua hal verbal, fisik, atau psikologis
yang membuat seseorang melakukan sesuatu sebagai
respons. Sementara itu, Sarwono (2000) dalam Sunaryo
(2017), mengungkapkan bahwa motivasi menunjuk pada
proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong dan
timbul dalam diri individu, serta tingkah laku yang
ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari
gerakan atau perbuatan.
Pengertian motivasi seperti yang dirumuskan oleh
Terry G. (2017) dalam Notoadmodjo (2019) adalah
keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan,
tindakan, tingkah laku atau perilaku. Menurut hasil
penelitian yang dilakukan oleh Ningrum (2018) dengan
judul hubungan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) dengan kebiasaan buang air besar (bab)
sembarangan di Dusun Krajan Desa Karangrowo Kecamatan
Undaan Kabupaten Kudus tahun 2018, didapatkan hasil
bahwa responden yang memiliki motivasi negatif sebanyak
18

21 orang (45,7%) dan yang memiliki sarana positif sebanyak


25 orang (54,3%).
Menurut analisa Ningrum (2018), responden yang
mempunyai motivasi rendah terhadap penerapan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) pada keluarga disebabkan
kurangnya sosialisasi dari petugas Puskesmas kepada
masyarakat tentang manfaat dari penerapan perilkau hidup
bersih dan sehat (PHBS), sehingga mengakibatkan
rendahnya motivasi masyarakat untuk melakukan PHBS.
2.6.3 Status kesehatan

Status Kesehatan adalah suatu keadaan kedudukan orang dalam


tingkatan sehat atau tidak sehat. Sehat adalah kesehatan fisik, mental
dan sosial yang lengkap atau terintegrasi bukan hanya tidak adanya
penyakit atau kelemahan sedangkan tadalah dak sehat suatu gangguan
dalam fungsi normal setiap orang sebagai totalitas secara
komprehensif termasuk sebagai sistem biologis dan adaptasi
(Chandra, 2017).
2.6.3.1 Hubungan Status Kesehatan Dengan Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat
Zahara (2018) mengemukakan bahwa ada hubungan
positif status kesehatan masyarakat terhadap kebersihan
lingkungan dengan perilaku hidup sehat ibu dalam keluarga.
Status kesehatan seseorang terhadap sesuatu hal akan positif
apabila didukung dengan pengetahuan atau pemahaman
yang baik akan hal tersebut. Makin sehat status kesehatan
ibu terhadap kebersihan lingkungan, maka makin tinggi pula
kualitas perilaku hidup sehat ibu dan sebaliknya makin tidak
sehat ibu terhadap kebersihan lingkungan, maka makin
buruk pula perilaku hidup bersih dan sehatnya dalam
keluarga.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
19

dilakukan oleh Sari (2019), menurut Sari (2019) mengenai


penelitiannya terhadap siswa sekolah dasar tentang PHBS
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara status kesehatan dengan PHBS di Bimbingan Rumah
Singgah Bandung.
Meskipun sebagian besar status kesehatan responden
sudah sehat namun masih tetap perlu diberikan penyuluhan
dan pengarahan secara terus-menerus bagi responden
tentang sanitasi dasar untuk lebih meningkatkan status
kesehatan yang lebih baik lagi sehingga tercipta suatu
lingkungan yang sehat baik di lingkungan masyarakat
maupun di lingkungan keluarga.
2.6.4 Pendidikan

Tingkat pendidikan berhubungan dengan kemampuan menerima


informasi kesehatan dari media massa dan petugas kesehatan. Banyak
kasus kesakitan dan kematian masyarakat diakibatkan rendahnya
tingkat pendidikan penduduk. Suatu laporan dari negara bagian Kerala
di India Utara menyatakan bahwa status kesehatan disana sangat baik,
jauh diatas rata-rata status kesehatan nasional. Setelah ditelusuri
ternyata tingkat pendidikan kaum wanitanya sangat tinggi diatas kaum
pria (Widoyono, 2019).
Tingkat pendidikan dapat berkaitan dengan kemampuan
menyerap dan menerima informasi kesehatan serta kemampuan dalam
berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Masyarakat yang
memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi pada umumnya
mempunyai wawasan luas sehingga lebih mudah menyerap dan
menerima informasi, serta dapat ikut berperan serta aktif dalam
mengatasi masalah kesehatan dirinya dan keluarganya (Dinkes Jawa
Tengah, 2019).
Jenjang pendidikan memegang peranan penting dalam kesehatan
masyarakat. Pendidikan masyarakat yang rendah menjadikan mereka
20

sulit diberi tahu mengenai pentingnya higyene perorangan dan sanitasi


lingkungan untuk mencegah terjangkitnya penyakit menular. Dengan
sulitnya mereka menerima penyuluhan, menyebabkan mereka tidak
peduli terhadap upaya pencegahan penyakit menular (Sander, 2017).
Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi
berorientasi pada tindakan preventif, mengetahui lebih banyak tentang
masalah kesehatan dan memiliki status kesehatan yang lebih baik.
Pada perempuan, semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin rendah
angka kematian bayi dan kematian ibu (Widyastuti, 2017).
Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan
sikap menuju perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang tinggi
akan memudahkan seseorang atau masyarakat memperoleh dan
mencerna informasi untuk kemudian
menentukan pilihan dalam pelayanan kesehatan dan menerapkan
hidup sehat. Tingkat pendidikan, khususnya tingkat pendidikan wanita
mempengaruhi derajat kesehatan (Depkes RI, 2017).
Pendidikan dapat meningkatkan kematangan intelektual
seseorang. Kematangan intelektual ini berpengaruh pada wawasan,
cara berfikir, baik dalam cara pengambilan keputusan maupun dalam
pembuatan kebijakan. Semakin tinggi pendidikan formal, akan
semakin baik pengetahuan tentang kesehatan (Hastono, 2017).
2.6.4.1 Hubungan Pendidikan Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat
Menurut hasil penelitian Ulfa (2017) pada 48 siswa-
siswi SDN Pajagalan I dan SDN Pajagalan II yang
bertempat tinggal di Kelurahan Pajagalan menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dan
pengetahuan orang tua terhadap PHBS anak di SDN
Pajagalan I dan SDN Pajagalan II di Kabupaten Sumenep.
Hasil penelitian Kusumawati (2018) dengan sampel
sebanyak 175 kepala keluarga (KK) di Kelurahan Joyotakan
21

Surakarta mengemukakan bahwa ada hubungan antara


pendidikan kepala keluarga dengan PHBS.
2.6.5 Peran Tenaga Kesehatan

Peran merupakan suatu kegiatan yang bermanfaat untuk


mempelajari interaksi antara individu sebagai pelaku (actors) yang
menjalankan berbagai macam peranan di dalam hidupnya, seperti
dokter, perawat, bidan atau petugas kesehatan lain yang mempunyai
kewajiban untuk menjalankan tugas atau kegiatan yang sesuai dengan
peranannya masing-masing (Muzaham, 2017).
Tenaga kesehatan berdasarkan Undang-undang Republik
Indonesia Tentang Kesehatan No 36 tahun 2018 merupakan setiap
orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan untuk jenis tertentu yang memerlukan kewenangan dalam
melakukan upaya kesehatan. Tenaga kesehatan juga memiliki peranan
penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang
maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga mampu
mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yany produktif
secara sosial dan ekonomi.
2.6.5.1 Hubungan Peran Tenaga Kesehatan Dengan Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
Ramadhan (2019) menemukan ada hubungan signifikan
antara peran tenaga kesehatan dengan perilaku hidup bersih
dan sehat. Hasil ini sejalan dengan temuan Utari (2018)
yang menyebutkan bahwa ada hubungan signifikan antara
peran petugas kesehatan dengan PHBS pada kejadian diare
di wilayah kerja Puskesmas Delenggu Klaten. Hasil studi ini
juga sejalan dengan temuan Layya dkk (2018) mengenai
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Dalam Tatanan
22

Rumah Tangga Berbasis Kerusakan Akibat Tsunami Di


Wilayah Kota Banda Aceh
23

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Rencana Kegiatan

3.1.1 Tempat dan Waktu

Pengabdian ini akan di laksanakan dengan Metode Daring melalui


Webinar Kesehatan, Kegiatan ini berlangsung pada hari Rabu, 29
September 2021.
3.1.2 Bahan dan Alat

Bahan yang di gunakan dalam kegaitan ini meliputi: aplikasi Zoom,


Laptop.
3.1.3 Prosedur Kerja

Pemateri memfokuskan pembelajaran pada Edukasi Penerapan


Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dimasa Pandemi untuk
meningkatkan minat bererilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dimasa
Pandemi sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. dengan Mengikuti
Webinar Kesehatan melalui Live Zoom.
3.2 Pelaksanaan Kegiatan

3.2.1 Informasi dan Pendaftaran

1. Peserta webinar dapat mengakses link webinar yang


dipersiapkan oleh timPanitia.
2. Sosialisasi akan dilakukan melalui poster yang dibagian melalui
media sosial.
24

3.2.2 Tahapan Pelaksanaan Webinar

3.2.2.1 Tahap Persiapan


1. Merancang topik kegiatan Proses registrasi peserta
sebelum kegiatan dilaksanakan (registrasi ditutup saat
2. Menghubungi narasumber dan moderator, serta
meminta kesediaannya untuk mengisi kegiatan webinar.
3. Koordinasi dengan tim panitia webinar
4. Publikasi kegiatan webinar kepada calon peserta
(minimal H- 3 hari)
5. Proses registrasi peserta sebelum kegiatan dilaksanakan
(registrasi ditutup saat −
6. Mengumpulkan materi presentasi narasumber ke tim
Operator
7. Mengirimkan link webinar ke peserta
8. Setting tempat webinar oleh tim operator
9. Mempersiapkan kuesioner evaluasi kegiatan (link
evaluasi)
10. Mempersiapkan sertifikat webinar untuk narasumber
dan moderator
11. Mempersiapkan sertifikat webinar untuk panitia dan
peserta.

3.2.2.2 Tahap Pelaksanaan


1. Mengingatkan peserta H - 1 sebelum pelaksanaan
kegiatan.
2. Pelaksanaan kegiatan (berkoordinasi dengan bagian
operator).
3. Penyampaian sertifikat webinar untuk narasumber dan
moderator.
4. Penyampaian sertifikat webinar untuk panitia
dan peserta webinar.
25

3.2.2.3 Tahap Evaluasi


1. Rekap pertanyaan dan jawaban yang diberikan

selama kegiatan webinar berlangsung.

2. Link kuesioner evaluasi kegiatan webinar

diberikan kepada peserta sesaat setelah kegiatan webinar

selesai berlangsung.

3. Analisis kuesioner evaluasi dan rencana perbaikan

pelaksanaan webinar berikutnya.

BAB IV
JADWAL KEGIATAN
4.1 Jadwal Kegiatan
No Jadwal Kegiatan September

22 23 25 26 27 29

1. Perencanaan

2. Penyusunan proposal

3. Penyajian Proposal

4. Kegiatan Penyuluhan

6. Pengumpulan laporan

4.2 Susunan acara


No
Kegiatan Waktu Pelaksana
.
1. Pembukaan 10:00-10:05 MC (Anisa Fitri Ramadhan )
26

WIB
Pemutaran Lagu “Indonesia 10:05-10:10
2. MC (Anisa Fitri Ramadhan )
Raya” WIB

Sambutan dari Ketua 10:10-10:15


3. Mega Oktaviani
pelaksana WIB
10:15-10:20
6. Pemaparan Materi Moderator (Miftakhul Jannah)
WIB
10:20-10:45
7. Penyampaian Materi 1 Ratna Wulandari S.ST, MKM
WIB
10.45-11:10
8. Penyampaian Materi 2 Alifia Nurfauziah
WIB
Sesi Tanya Jawab untuk 11:10-11:30
9. Peserta
Materi 1 WIB

Sesi Tanya Jawab untuk 11:30-11:50


10. Peserta
Materi 2 WIB

11:50-11:55
11. Kesimpulan Materi 1 dan 2 Moderator (Miftakhul Jannah )
WIB
11:55-12:00
12. Penutupan MC (Annisa Fitri Ramadhan )
WIB

4.3 Anggaran Biaya

No Uraian Harga satuan Jumlah Total

1 Doorprize Rp. 25,000 4 Rp.100,000

Total Rp.100,000
DAFTAR PUSTAKA

DP2M Dikti (2017).”Pedoman Pengabdian kepada Masyarakat Edisi IX 2017”.


Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas.
Abidinsyah Siregar.(2019). “Penggerak Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
dan Kesehatan Ibu dan Anak di Rumah Tangga”. Jakarta: Depkes RI.
Anonim. 2017. “Penuntun Hidup Sehat. Edisi ke Empat”. Departemen Kesehatan RI,
Jakarta:Rineka
Cipta.
Kasnodiharjo,(2019).”Perilaku Hidup bersih dan Sehat yang Terkait dengan Higiene
Perorangan, Gaya Hidup dan Kondisi Sanitasi”
Kasnodihardjo, dkk. 2018. “Meode Pelembagaan Perilaku Hidup Sehat Kaitannya
dengan Kesehatan Lingkungan dan Hygiene Perorangan pada
Keluarga di Subang Jabar”. Laporan Penelitian. Pusat Penelitian serta
Pengembangan Ekologi dan Status Kesehatan, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI
Mariyam. “Profil Personal Health Behavior Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi
FMIPA UNY”. Laporan Penelitian. FPMIA UNY

Anda mungkin juga menyukai