Anda di halaman 1dari 2

Nama : M.

Asyraf Mubarak

Nim : D131201018

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN

 KOMPONEN LARUTAN, Larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut, dengan demikian apa yang disebut zat
terlarut dan apa pula yang disebut pelarut, perlu diketahui terlebih dahulu. Pelarut adalah zat/komponen,
umumnya berwujud cair yang jumlahnya lebih banyak sedangkan zat terlarut adalah zat/komponen baik yang
berwujud gas, cair maupun padatan yang jumlahnya lebih kecil sehingga terbentuk larutan homogeny. Larutan
terdiri atas pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute).
 kelarutan adalah nilai batas kemampuan pelarut dalam volume tertentu (biasanya 1 dm3) untuk melarutkan zat
terlarut pada suhu 25oC, tekanan 1 atm yang menghasilkan larutan homogen (Sistem yang homogen).
 Jumlah zat telarut dalam larutan atau dalam pelarut pada volume/berat tertentu itu disebut konsentrasi
 Massa ekuivalen adalah massa dalam satuan gram suatu zat/senyawa/unsur yang diperlukan untuk memberikan
atau bereaksi dengan satu mol proton (H+) sedangkan pada reaksi redoks yang dimaksud dengan massa ekuivalen
adalah massa dalam satuan gram suatu zat/senyawa/unsur yang diperlukan untuk memberikan atau menerima satu
mol elektron.
 Persentase (%) Ada beberapa kriteria untuk menyatakan jumlah zat terlarut dalam satuan persen yaitu: % b/b, %
b/v, % v/b, atau % v/v.
 Molaritas atau molar disingkat dengan M, didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut setiap volume tertentu (1
dm3) larutan.
 Molalitas atau molal didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut setiap kilogram pelarut.
 Normalitas didefinisikan sebagai jumlah larutan yang mengandung ekuivalen zat terlarut setiap volume larutan 1
dm3.
 Fraksi mol didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah mol suatu komponen dengan jumlah mol semua
pembentuk larutan, dengan demikian fraksi mol ini selalu dituliskan dengan indeks komponennya.
 Bagian perjuta (ppm) didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam satu juta jumlah larutan atau bagian suatu
komponen dalam satu juta bagian campuran.
 Formalitas ini kadang nilainya sama dengan molaritas, kecuali dalam hal tertentu yang mana zat terlarut biasanya
mempunyai suatu bentuk dalam larutan yang berbeda dengan molekulnya, mungkin karena pengaruh ikatan
hidrogen atau lainnya.
 Selisih antara tekanan uap jenuh pelarut murni dengan tekanan uap jenuh larutan disebut penurunan tekanan uap
jenuh (P), jika tekanan uap jenuh pelarut murni V-10 dinyatakan dengan Po dan tekanan uap jenuh larutan
dengan P.
 Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut itu disebut kenaikan titik didih larutan (Tb = boiling
point elevation), atau Tb = titik didih larutan – titik didih pelarut.
 Sifat Khas Partikel Koloid Partikel koloid mempunyai sifat – sifat khas seperti efek Tyndall, gerak brown,
adsorpsi, koagulasi, koloid liofil, dan koloid liofob.
 Pembuatan Sistem Koloid.Cara Kondensasi Cara kondensasi termasuk cara kimia. Pada proses kondensasi,
molekul-molekul dari larutan direaksikan menghasilkan suatu senyawa yang sukar larut dalam air dan membentuk
partikel koloid. Reaksi kimia untuk menghasilkan partikel koloid dapat merupakan: Reaksi redoks, Hidrolisi,
Subtitusi, Dispersi, Mekanik, Busur Bredig, dan cara Peptisasi.

Anda mungkin juga menyukai