Abstract
In this time,women also participate to increase her family income by working are
common.The role of women to fulfillment economic needs become an obligated,due to the
urgency of the necessities of life.The Difficult of family economics circumstances,often
forcing some family members speciallythe women to earn a living,given the necessities
increasingly difficult living met by the husband income,so it can not provide for the family .It
is obvious in low income families,women are encouraged to role in increasing family income
with work in public sector.Women from families of middle to top also plunge in to the world
of work.Discrimination against women a lot going on the family dependents facilities.Where
the mayority of male workers an allowances for family even after they reach the age of 40
years,while female workers do not get the same facilities in the age group 30-39
years.Women have several advantages and the potential are also no less than man both in
terms intellect,ability and skill.
Keywords : discrimination,the reason women work,jobs in the formal and informal sector.
4. Tuntutan lainnya
Alasan Wanita memilih Berkarir Ada kalanya seorang wanita dituntut untuk
meneruskan suatu karir yang tidak ia
1. Alasan ekonomi
inginkan sama sekali hanya untuk menjaga
Kebutuhan keluarga yang tidak dapat
kelangsungan suatu tujuan. Hal ini jelas
dicukupi oleh suami secara langsung dan
merupakan paksaan secara tidak langsung
tidak langsung menuntut seorang wanita
bagi para wanita.
atau istri untu ikut bekerja mencari
penghdupan untuk keluarganya. Selain itu
wanita yang merasa memiliki terlalu Pengaruh Gender Bagi Wanita
banyak kebutuhan akan tambahannya akan Adanya perbedaan gender antara pria dan
sangat tertarik untuk meniti karir agar wanita pada akhirnya menyebabkan
kebutuhan dapat terpenuhi dengan mudah. berbagai ketimpangan dan ketidakadilan
Wanita merasa mampu dan perlu untuk dalam kaum pria maupun kaum wanita.
memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa Kaum pria seringkali merasa dianggap
harus sepenuhnya bergantung kepada lebih hebat dan lebih kuat dalam banyak
orangtua ataupun suami. bidang dibandingkan dengan kaum wanita.
2. Alasan sosial Disisi lain, wanita itu sendiri dianggap
Keinginan untuk ikut serta aktif didalam lemah dan menjadi bahan atau korban
lingkungan. Kebiasaan wanita untuk selalu kekerasan dan berbagai pelecehan seksual
ingin berada di lingkungan kalangannya oleh kaum pria. Perbedaan gender itu pula
akan mampu membuatnya mengikuti apa yang melahirkan perbedaan kesempatan
yang dilakukan oleh kalangannya. Jika
kerja antara pria dan wanita. Gender telah mempertaruhkan nyawa dalam melahirkan
melahirkan berbagai anggapan yang tersebut. Karena kegiatan tersebut mereka
menilai bahwa memprkerjakan pria akan banyak tidak masuk kerja dari pada laki-
lebih menguntungkan daripada laki.
memperkerjakan wanita. Hal ini jelas
cenderung akan merugikan seorang 3. Sosio-kultural
wanita, karena masyarakat cederung
Faktor sosio-kultural yaitu tentang adat
mengabaikan kemampuan lebih yang
istiadat. Banyak adat istiadat di dunia yang
dimiliki oleh wanita dan lebih
memandang wanita itu sebelah mata,
mempercayakan peluang kerja kepada
dalam masa jahiliyah dahulu mereka
kaum pria. Masyarakat saat ini belum
dianggap sebagai pembawa sial, karena
benar-benar memberikan porsi yang sama
anggapan ini banyak masyarakat Qurais
antara kaum pria dan kaum wanita. Adat
yang membunuh anak perempuan mereka
peran kaum wanita untuk menjadi seorang
dan bagi yang tidak mau membunuh anak
ibu rumah tangga membuat wanita seolah-
wanita mereka harus mengajarkan anak
olah tidak pantas untuk bekerja.
wanita itu cara belajar memanah,
Faktor- faktor penyebab terjadinya menunggang kuda dan cara berperang.
diskriminasi terhadap pekerja wanita Selain itu wanita harus selalu dirumah dan
tugas mereka hanya di dapur.
Diskriminasi terhadap pekerja itu bukan
tanpa sebab. Banyak faktor yang 4. Peran Ganda Wanita
mempengaruhi hal tersebut, diantaranya :
Peran ganda ini yaitu wanita mempunyai
1. Fisik dua pekerjaan, bekerja dan mengurusi
keluarga. Wanita yang mempunyai peran
Faktor ini dipengaruhi oleh hormonal, ganda ini pikiran nya akan terbagi menjadi
biasanya fisik laki-laki lebih kuat dari pada dua. Karena pikirannya terbagi menjadi
wanita. Oleh karena itu wanita cenderung dua biasanya mereka bekerja tidak
bekerja yang ringan-ringan saja seperti maksimal hal ini akan berakibat fatal
pada bagian perawatan, kesekretariatan, terhadap perusahaan.
dan lain sebagainya. Selain itu laki-laki
karena mereka merasa lebih hebat dari Undang-Undang Ketenagakerjaan nomor
wanita, mereka seperti berkuasa, tidak mau 13 tahun 2013 sudah memberikan
menuruti yang lemah, ibarat hukum laut perlindungan khusus bagi pekerja
yang kuat menang dan yang lemah harus perempuan dalam keterkaitannya dengan
tunduk terhadap yang kuat. Selain itu para kodrat sebagai perempuan, misalnya:
pengusaha juga memilih-milih karyawan,
mereka hanya ingin wanita yang
berpenampilan menarik. 1. Cuti haid
Pekerja perempuan yang dalam
2. Biologis
masa haid merasakan sakit dan
Faktor ini lebih difokuskan pada masalah memberitahu kepada pengusaha
haid, melahirkan, menyusui, nifas dan lain tidak wajib bekerja pada hari
sebagainya. Secara kodrat wanita jelas pertama dan hari kedua pada waktu
berbeda dengan laki-laki, oleh karena itu haid (pasal 81 ayat 1 UUK).
pelayanan terhadap mereka harus berbeda 2. Cuti hamil/melahirkan/keguguran
pula. Dalam masa haid, melahirkan, Kebijakan pemerintah untuk
menyusui, nifas itu produktivitas wanita memberikan cuti hamil kepada
berkurang bahkan mereka tidak bisa perempuan adalah sesuatu yang
beraktivitas sama sekali. Mereka wajib karena keterkaitan kodrat
sebagai perempuan. Ketentuan ada perjanjian sebelumnya. Undang-
pasal 82 UU No 13 tahun 2003 undang No. 13/2003 Pasal 154 huruf b
tentang ketenagakerjaan mengatur bahwa perusahaan tidak dapat
mengatakan pekerja/buruh memaksa pekerja wanita yang hamil untuk
perempuan berhak memperoleh mengundurkan diri karena pengunduran
istirahat 1,5(satu setengah) bulan diri harus didasarkan pada kemauan dari
sebelum saatnya melahirkan anak pekerja itu sendiri. Sehingga, pemutusan
dan 1,5 bulan sesudah melahirkan hubungan kerja karena alasan hamil adalah
menurut perhitungan dokter tidak beralasan hukum dan dianggap batal
kandungan atau bidan. demi hukum.