Anda di halaman 1dari 2

Banyak orang memanggilnya Minke. Kenapa bisa dipanggil Minke?.

Karena namanya
sendiri dan jarang disebutkan bukan karena gila misteri, akan tetapi karena telah ditimbang-
timbang belum perlu benar tampilkan diri di hadapan mata orang lain. Minke adalah seorang
Pribumi yang bersekolah di Eropa dan belum pernah ke Eropa. Sekolah orang – orang Eropa dan
begitu terkenal di seluruh penjuru tanah air, yang mengajarkan pendidikan Belanda. Semua
guru – gurunya berasal dari tanah Eropa. Minke, Pribumi berdarah Jawa mulai merasa ada yang
berbeda pada dirinya semenjak masuk sekolah, sepertinya sedikit demi sedikit budaya Eropa
telah masuk pada dirinya. Pribadinya sedikit melenceng menyalahi wujudnya sebagai orang
Jawa.
Salah satu hasil ilmu pengetahuan yang tidak habis dikagumi adalah percetakan,
terutama zincografi. Orang dapat memperbanyak potret beribu lembar dalam sehari, gambar
pemandangan orang besar dan penting, mesin baru, gedung pencakar langit Amerika. Dan di
Eropa orang sudah mulai membikin mesin yang lebih kecil dengan tenaga lebih besar atau
setidaknya sama dengan mesin uap. Tenaga-tenaga alam mulai diubah manusia untuk
diabadikan pada dirinya. Orang malah sudah merancang akan terbang seperti Gatot Kaca,
seperti Ikarus. Salah satu seorang guru berkata,’’sebentar lagi dan hanya sebentar lagi dan
umat manusia tidak perlu membanting tulang memeras keringat dalam hasil sedikit. Mesin
akan menggantikan semua dan setiap macam pekerjaan”
Di sebuah rumah yang berloteng kayu, berpelataran luas dengan tulisan : boerderij buitenzorg.
Sampai di sana seorang pemuda Indo – Eropa telah menyambut. Teman Robert Surhorf. Dia
hanya menyambut Surhorf dan tidak menyambut Minke, pandangannya begiti tajam pada
Minke. Lalu juga ada seorang gadis berkulit putih, halus, berwajah Eropa, berambut dan
bermata Pribumi, bernama Annelies Mellema. Minke begitu terpukau, dan inilah gadis yang
dimaksud Surhorf. Minke melihat Robert Mellema dan Surhorf tenggelam dalam obrolannya
mengenai bola, dan Minke tidak mengerti. Ia memutuskan untuk melihat – lihat perabot yang
indah di rumah itu bersama Annelies. Di sela percakapan dan obrolan Minke, datang seorang
wanita Pribumi, berkebaya putih dihiasi renda – renda mahal. Begitu mengagumkan bagi
Minke. Dan juga lebih mengagetkan Minke karena wanita Pribumi itu berbahasa Belanda
dengan baik. Annelies memperkenalkan Minke pada Mamanya yang akrab disapa dengan Nyai
Ontosoroh. Nyai Ontosoroh adalah perempuan pribumi yang dijual ayahnya kepada seorang
pembesar Belanda untuk menjadi Nyai saat usianya 13 tahun. Pada masa kolonial Belanda
berarti gundik, simpanan orang Eropa, tidak dinikahi secara resmi tetapi tinggal serumah dan
bahkan melahirkan anak berdarah campuran.
Minke memasuki keluarga Mellena itu, bahkan Nyai meminta untuk tinggal di rumahnya dan
Minke jatuh cinta dengan Annelies. Setelah pulang dari kediaman Mellena Minke jadi
terbayang-bayang oleh Annelies, tetapi sejak itu banyak hal yang menantang Minke. Tantangan
pertama datang dari keluarga sendiri yang tidak terima Minke tinggal di kediaman Nyai yang
berarti gundik seorang tuan Belanda. Tantangan kedua datang dari pihak sekolah yang
memberhentikan Minke karena alasan moral.
Dalam buku Bumi Manusia ada kutipan ‘’Kau terpelajar, cobalah untuk bersetia pada kata hati.”
Setelah berbagai tantangan yang dihadapi, Minke kembali bersekolah dan dia akhirnya juga
menikah dengan Annelis dan menikah secara Islam.

Anda mungkin juga menyukai