Anda di halaman 1dari 9

256 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol. 4, No.

4, September 2018

Peran Kegiatan Fun cooking dalam Kemampuan Sosial


Emosional dan Bahasa Anak
Yosi Amaros1, Rohita2
1,2
Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Psikologi dan Pendidikan, Universitas Al-Azhar Indonesia,
Komplek Masjid Agung Al-Azhar Jl. Sisingamangaraja, Jakarta Selatan, 12110

Penulis untuk Korespondensi/E-mail: rohita@uai.ac.id

Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran fun coooking dalam meningkatkan
kemampuan sosial emosional dan bahasa anak di TK Al Izhar Pondok Labu, Jakarta Selatan. Subjek
penelitian ini anak usia 5-6 tahun yang mengikuti kegiatan ekstra kurikuler fun cooking berjumlah 8
orang anak. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian data yang sudah
terkumpul di triangulasi dengan jenis triangulasi teknik. Berdasarkan hasil penelitian anak, diperoleh
informasi bahwa fun cooking memiliki peran dalam kemampuan sosio emosional dan bahasa anak.
Kegiatan fun cooking memiliki peran dalam kemampuan bahasa anak terutama dalam memahami
beberapa perintah secara bersamaan; menjawab pertanyaan yang lebih kompleks; memperkaya
perbendaharaan kata; serta menuliskan nama sendiri. Sementara dalam kemampuan sosial emosional
anak, fun cooking membuat anak mampu menaati aturan kelas; mengatur diri sendiri; berbagi dengan
orang lain; menunjukkan sikap toleran; serta mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang
ada.

Abstract - This study aims to determine the role of fun cooking in improving emotional social skills and
language of children in kindergarten Al Izhar Pondok Labu, South Jakarta. These research subjects 5-
6 years old children who take part in extracurricular fun cooking amounted to 8 children. The method
used is descriptive qualitative approach with data collection technique using observation, interviews,
and documentation. Then the data that have been collected in triangulation with the type of
triangulation techniques. Based on the results of the study of children, there was information that the
fun of cooking has a role in the socio-emotional and language abilities of children. Fun cooking
activities have a role in the child's language ability, especially in understanding multiple commands
simultaneously; answer more complex questions; enriching vocabulary; as well as write his own name.
While the emotional social abilities of children, fun cooking to make children able to obey the rules of
the classroom; self-regulating; share with others; show tolerance; and express the emotions that
correspond to existing conditions.

Keywords - Fun cooking, Language skills, Social emotional skills

PENDAHULUAN sosio emosional, bahasa, kognitif, fisik motorik dan


seni.

A nak usia dini adalah sosok individu yang


sedang menjalani suatu proses perkembangan
dengan pesat untuk tahap perkembangan
Agar aspek-aspek tersebut bisa tercapai dengan
optimal maka diperlukan adanya stimulasi.
selanjutnya. Pada masa ini proses pertumbuhan dan Menurut Moersintowati (2002), stimulasi yaitu
perkembangan dalam berbagai aspek sedang perangsangan dan latihan-latihan terhadap
mengalami masa yang cepat dalam rentang kepandaian anak yang datangnya dari lingkungan di
perkembangan hidup manusia. Aspek luar anak. Berbagai macam stimulasi dapat
perkembangan anak yang dikembangkan di Taman dilakukan di rumah maupun di sekolah. Stimulasi
Kanak ± Kanak meliputi moral dan nilai agama, yang diberikan di rumah oleh orangtua merupakan
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol. 4, No. 4, September 2018 257

stimulasi yang melibatkan anggota keluarga dan Kemampuan Sosial Emosional dan Bahasa
lingkungan sekitar rumah. Sementara stimulasi Anak Usia 5-6 Tahun
yang diberikan kepada anak di sekolah, dilakukan Anak usia 5-6 tahun memiliki kemampuan
dengan bimbingan guru salah satunya di lembaga berbahasa yang lebih baik dibandingkan usia
Taman Kanak-kanak (TK). Usia TK adalah usia sebelumnya. Pada usia ini anak sudah menguasai
anak yang berada pada rentang usia 4-6 tahun, yang 1500 kosa kata atau lebih dan bahkan sudah
terbagi menjadi 2 kelompok usia, yaitu usia 4-5 bercakap-cakap seperti orang dewasa serta banyak
tahun dan usia 5-6 tahun. bertanya. Kemampuan berbahasa menjadi sarana
anak untuk berbicara, mendengarkan, membaca dan
Usia 5-6 tahun berbeda karakteristik dan menulis dalam proses kegiatan belajarnya. Hal ini
kemampuan dengan anak usia 4-5 tahun, termasuk seperti yang diungkapkan oleh Suhartono (2005:
pada kemampuan sosial emosional dan bahasa. 13) bahwa peranan bahasa bagi anak usia dini
Kenyataan yang diperoleh berdasarkan observasi di diantaranya sebagai sarana untuk berpikir, sarana
beberapa sekolah diketahui bahwa anak usia 5-6 untuk mendengarkan, sarana untuk berbicara dan
tahun belum memiliki kematangan dalam sarana agar anak mampu membaca dan menulis.
emosinya. Hal ini terlihat seperti anak yang suka
terburu-buru dalam menyelesaikan tugas, tidak Berdasarkan Standar Tingkat Pencapaian
teliti dalam penyelesaiannya serta tidak dapat Perkembangan yang terdapat di dalam Peraturan
bersabar saat menunggu giliran. Demikian pula Menteri Pendidikan Nasional kemampuan yang
halnya dalam kemampuan berbahasa. Tidak semua harus dicapai pada anak usia 5-6 tahun pada aspek
nak usia 5-6 tahun memiliki perbendaharaan kata bahasa diantaranya yaitu mengerti beberapa
yang cukup sehingga proses komunikasi kurang perintah secara bersamaan, memahami aturan
berjalan lancar. Hal lain rendahnya kemampuan dalam suatu permainan, menjawab pertanyaan yang
berbahasa juga disebabkan oleh kurangnya lebih kompleks, memiliki lebih banyak kata-kata
pengalaman anak sehingga anak tidak dapat untuk mengekspersikan ide pada orang lain,
bercerita karena tidak ada yang dapat diceritakan. melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah
diperdengarkan, dll.
Berbagai metode dan kegiatan telah dilakukan guru
di dalam kelas, namun belum memberikan Sementara pada kemampuan Sosio-emosional anak
pencapaian yang optimal. Salah satu sekolah yang usia 5-6 tahun biasanya menyukai persahabatan,
terletak di wilayah Jakarta Selatan, yaitu TK Al sering mempunyai dua atau tiga teman bahkan
Izhar Pondok Labu, memiliki cara yang berbeda. lebih untuk bermain, berbagi dengan orang lain,
Sekolah memberikan sebuah kegiatan ekstra mengatur diri sendiri, mengikuti petunjuk dan
kurikulum yang bernama fun cooking. menjanlakan tugas hampir setiap waktu, biasanya
melakukan apa yang diminta orangtua dan guru.
Memasak adalah proses agar makanan menjadi Perkembangan sosiol emosional pada anak
matang, dengan memilih dan mengombinasikan merupakan perkembangan dimana anak dikenalkan
bahan-bahan menggunakan alat dan metode yang dengan lingkungan luar seperti lingkungan
luas. Salah satu sekolah yang menerapkan kegiatan masyarakat, lingkungan sekolah, lingkungan rumah
memasak yaitu sekolah TK Al Izhar Pondok Labu, sehingga anak harus bisa menyesuaikan diri dengan
Jakarta. Di sekolah tersebut kegiatan memasak lingkungan sekitarnya.
merupakan kegiatan ekstrakurikuler pilihan anak
yang dinamakan dengan fun cooking. Kegiatan fun Sutirna (2013: 118) menyatakan bahwa
cooking merupakan kegiatan dimana anak dapat perkembangan sosial merupakan proses
mencoba langsung membuat makanan dari bahan pemerolehan kemampuan untuk berperilaku yang
yang mentah hingga menjadi matang melalui sesuai dengan keinginan yang berasal dari dalam
proses-proses dan bimbingan guru. diri seseorang yang sesuai dengan tuntunan dan
harapan-harapan sosial yang berlaku dalam
Berdasarkan uraian tersebut maka diperlukan masyarakat. Berdasarkan STPPA, disajikan
sebuah kegiatan penelitian yang bertujuan untuk: kemampuan sosial emosional dan bahasa yang akan
1. Mengetahui peran fun cooking dalam diamati dalam kaitannya dengan kegiatan fun
kemampuan sosial emosional anak cooking
2. Mengetahui peran fun cooking dalam
kemampuan bahasa anak
258 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol. 4, No. 4, September 2018

Tabel 1. Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak 2013: 47) yang mengungkapkan bahwa, memasak
(TPPA) bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan dan
Lingkup Tingkat Pencapaian bermanfaat.
Perkembangan Perkembangan Anak
Bahasa Saat kegiatan memasak, diperlukan kemampuan
Bahasa Memahami beberapa mempersiapkan bahan dan peralatan yang akan
a. Memahami perintah secara dibuat. Hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan
Bahasa bersamaan. memasak adalah langkah kegiatan memasak.
b. Mengungkapkan Menjawab Pertama, menyiapkan bahan-bahan yang
Bahasa pertanyaan yang dibutuhkan dan harus sesuai dengan apa yang ingin
lebih kompleks. disajikan. Kedua, kegiatan memasak, dan ketiga,
Memperkaya adalah mengetahui cara penyajian memasaknya.
perbendaharaan kata.
c. Keaksaraan Menuliskan nama Kegiatan fun cooking merupakan kegiatan yang
sendiri. membutuhkan kolaborasi antara guru dan anak
dalam setiap tahapannya. Dimulai dengan
Sosio-emosional Menaati aturan kelas berdiskusi antara guru berdiskusi dengan anak
a. Rasa tanggung (kegiatan, aturan). untuk mengetahui apa saja yang ingin dilakukan
jawab untuk diri Mengatur diri saat kegiatan memasak, makanan apa saja yang
sendiri dan sendiri. akan dibuat, serta proses apa saja yang akan
oranglain dilakukan saat kegiatan memasak. Menurut
b. Perilaku Sosial Berbagi dengan Appleton and McCrea (2001: 29) terdapat lima
orang lain. tahap dalam kegiatan fun cooking yaitu
1. Menunjukan mengumpulkan informasi, menentukan tujuan,
sikap toleran. mengidentifikasi segala hambatan dan
kemungkinan, membuat perencanaan, dan refleksi
2. Mengekspresikan atas kegiatan yang terjadi.
emosi yang sesuai
dengan kondisi Memilih peralatan memasak juga harus
yang ada (senang- diperhatikan. Peralatan memasak harus yang aman
sedih-antusias seperti mangkuk yang kuat dan tidak mudah pecah,
dsb). pisau bergerigi plastik, sendok dan garpu plastik,
serta wadah yang terbuat dari plastik, pinggiran
meja yang tumpul, dan lain sebagainya. Hal ini
Fun cooking dilakukan untuk mengurangi resiko bahaya dalam
Kata Fun cooking terdiri dari 2 kata, yaitu fun yang memasak. Peralatan yang diperlukan dalam
mengandung makna menyenangkan dan cooking kegiatan fun cooking ada beberapa macam. Dodge
yang berarti memasak. Menurut Marwati dkk dan Colker (2001: 282), menuliskan bahwa
(2002: 70), memasak merupakan kegiatan peralatan untuk memasak yaitu: sendok takar
mempersiapkan bahan, peralatan yang digunakan, plastik, mangkuk plastik, tongkat penggiling
sampai proses pengolahan sampai bahan makanan (rolling-pin), sendok karet (spatula), cetakan kue
siap untuk dimakan. Sehingga jika dua kata tersebut kering, kertas kue, loyang muffin, loyang kue, kuas,
digabungkan, makna yang tersirat dari kata fun alat pemeras jeruk, pengupasan kulit sayuran,
cooking adalah kegiatan memasak yang sendok kayu, corong, alat kawat pengocok telur
menyenangkan. (wire whisk), penjepit, pengayak, pisau plastik atau
pisau untuk mengoles yang terbuat dari stainless,
Fun cooking adalah sesuatu hal yang gelas ukur, parutan keju, gunting, dan talenan.
menyenangkan sama halnya saat anak memakan
makanan yang sudah jadi namun kali anak terlibat Seperti kegiatan lainnya, kegiatan fun cooking juga
juga dalam proses pembuatan makanannya tersebut. dievaluasi untuk mengetahui ketercapaian dari
Kebanyakan anak sangat bersemangat saat tujuan yang diharapkan. Evaluasi yang dilakukan
mendapat kesempatan untuk melakukan tugas-tugas pada kegiatan fun cooking sama halnya seperti
yang nyata, bukan berpura-pura dalam evalausi di TK dan dilaksanakan berdasarkan
melakukannya, tetapi benar-benar melakukan. Hal gambaran atau deskripsi pertumbuhan dan
ini sesuai pendapat Schuett (dalam Mualirakhman, perkembangan anak serta unjuk kerja peserta didik
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol. 4, No. 4, September 2018 259

yang diperoleh menggunakan berbagai teknik wawancara dengan keadaan yang terjadi di
penilaian. Teknik evaluasi yang dilakukan pada lapangan (hasil dari pengamatan/observasi) serta
kegiatan pembelajaran di TK terdiri dari dua data yang di dapat dari studi dokumentasi.
macam teknik (Trianto, 2011: 103), yaitu:
a. Tes. Tes standar terdiri dari tes intelegensi,
minat, bakat, kepribadian atau yang lainnya. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
b. Non Tes. Metode ini digunakan dengan
bantuan alat-alat penilaian non tes. Alat Hasil Penelitian
penilaian non tes yang sering digunakan di TK TK Al Izhar Pondok Labu ialah sebuah lembaga
yaitu pemberian tugas, percakapan, observasi, pendidikan Taman Kanak-Kanak yang berada
catatan anekdot, skala penilaian, unjuk kerja, dibawah naungan Yayasan Anakku. Perguruan
hasil karya, portofolio dan penilaian diri Islam Al Izhar Pondok Labu (PIIPL) berdiri pada
sendiri. 11 Maret 1987. Program pendidikan PIIPL dimulai
dengan dibukanya Taman Kanak-Kanak (TK) pada
Juli 1987.
METODOLOGI PENELITIAN
Pelaksanaan kegiatan fun cooking di TK Al Izhar
Berdasarkan permasalahan yang peneliti kaji, yaitu Pondok Labu dilakukan setiap hari Rabu pukul
tentang Peran Fun cooking Dalam Kemampuan 11.00-12.00. Pada Rabu minggu pertama, kegiatan
Sosial Emosional dan Bahasa Anak Usia 5-6 yang dilakukan adalah membuat salad buah, pada
Tahun, maka penelitian ini menggunakan metode hari itu kegiatan dimulai pukul 11.00. Pada Rabu
penelitian kualitatif. Pendekatan yang peneliti minggu kedua, kegiatan yang pukul 11.00. Pada
gunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Rabu minggu ketiga, kegiatan yang dilakukan
Menurut Moleong (2011: 11) Pendekatan kualitatif adalah membuat bakwan makaroni. Pada Rabu
deskriptif adalah data yang dikumpulkan berupa minggu terahir yaitu minggu keempat, kegiatan
kata-kata, gambar, dan bukan angka. yang dilakukan adalah membuat kue kelepon.

Penelitian dilakukan di Taman Kanak-kanak Al Proses Pelaksanaan Fun cooking


Izhar Pondok Labu, Jalan RS Fatmawati Kav.49 Salad Buah
Kelurahan Pondok Labu Kecamatan Cilandak Pada hari Rabu minggu pertama, kegiatan yang
Subjek Penelitian. Adapun subjek penelitian terdiri dilakukan adalah membuat salad buah. Kegiatan
atas 8 (delapan) anak yang mengikuti ekskul fun dimulai pukul 11.00 yang diawali dengan mencuci
cooking, 1 (satu) orang wakil kepala sekolah, 2 tangannya kemudian anak duduk ditempat masing-
(dua) orang guru ekskul fun cooking, dan 3 (tiga) masing dan guru memberikan alat-alat masak
orang guru kelas TK B1, B2, dan B3. seperti talenan, pisau, dan piring secara estafet.
Kemudian guru ikut duduk dan memimpin doa
Data yang dibutuhkan dikumpulkan dengan metode sebelum memulai kegiatan, dan dilanjutkan dengan
Wawancara bentuk terstruktur, Observasi bentuk mengabsen anak. Setelah guru mengabsen anak,
partisipasi aktif, dan Dokumentasi. Sementara guru langsung membahas atau menjelaskana menu
analisis data yang digunakan pada penelitian ini yang akan dibuat, dengan posisi berdiri dan posisi
adalah analisis data di lapangan model Miles and anak tetap duduk di kursi. Kemudian guru
Hubermen dimana aktivitas dalam analisis data menjelaskan dibarengi dengan pertanyaan-
kualitatif dilakukan secara interaktif dan SHUWDQ\DDQ VHSHUWL ³Hari ini kita akan membuat
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, salad buah, ada yang tahu salad buah"´ $GD
sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam data (dua) anak yang menjawab dengan jawaban yang
meliputi reduction, display, dan conclusion EHUEHGD ³biasanya aku suka beli salad buah di
drawing/verification. (Sugiyono, 2011: 247). pizza hut sama bunda´ dan anak yang lain
mengatakaQ ³aku pernah bikin bu guru kalo
Keabsahan data dilakukan dengan meneliti mamah lagi libur katanya biar buang air besarnya
kredibilitasnya menggunakan teknik triangulasi. lancar´
Adapun jenis triangulasi yang dipilih ialah
triangulasi teknik. Hal ini dikarenakan melalui Kemudian guru menjelaskan bahan-bahan apa saja
triangulasi teknik data yang sudah di dapat bisa untuk membuat salah buah. Guru menjelaskan tetap
dilakukan pengecekan terhadap kesesuaian dari dengan posisi berdiri dan sambil menunjukan bahan
ketiganya, yaitu kesesuaian data antara hasil \DQJ DNDQ GLJXQDNDQ ³ada buah-buah seperti apel,
260 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol. 4, No. 4, September 2018

melon, anggur, dan strawbery, ada juga yogurt, Sebelum buah tersebut diberi yogerth, guru
susu dan keju´ .HWLND JXUX PHQMHODVNDQ DGD DQDN mencoba di depan anak-anak. Yogurt manakah
\DQJ EHUWDQ\D ³ibu guru yogurth aku berbeda \DQJ OHELK FRFRN XQWXN VDODG ³perhatikan ya anak-
dengan yang ini´ ODOX NHPXGLDQ LEX JXUX anak bu guru akan coba nih.. yogurt yang mana
mengambilnya dan ternyata ada anak yang yang cocok untuk salad buah ini, kita coba yaaa...
membawa yogurt cair dan ada yang membawa bu guru pertama mau mencoba dengan yogurt cair
yogurt VHSHUWL FUHDP ³diperhatikan yah..ditangan ini dulu kemudian baru dengan yogurt crim,
kanan ibu ada yogurt cair dan ditangan kiri ibu bismillahirohmanirrohiim ´ VHWHODK JXUX PHQFRED
ada yogurt berbentuk krim jadi lebih padat yogurt cair ternyata salad yang dihasilkan terlihat
teksturnya, nanti setelah kita mengiris buah- seperti sup karena yogurt cair berubah menjadi
buahnya kita coba yah... lebih cocok menggunakan seperti kuah. Kemudian ketika guru memberi salad
yougerth yang cair atau yogerth crim´ dengan krim yogurth ternyata hasilnya seperti
mayonase.
Selesai menjelaskan, guru membantu mengupas
kulit melon dan kulit apel yang cukup keras. Lalu Setelah melakukan percobaan, anak-anak
kemudian guru memotong buah melon dan apel mengantre untuk mengambil buah dan memberi
menjadi beberapa bagian. Selanjutnya guru yougerth, susu, dan keju pada buah tersebut.
menugaskan anak untuk mengiris buah. Ada anak
yang mengiris melon, strawberry, apel, anggur, dan
ada juga anak yang memarut keju. Keju tersebut
nantinya akan ditaburkan di atas buah.

Gambar 3. Hasil kerja anak dan nama anak di atas wadah


plastik

Anak secara tertib mengikuti peraturan guru.


Setelah selesai anak membereskan alat-alat
Gambar 1. Anak mengiris strawberry memasaknya seperti mencuci talenan, pisau dan
piringnya. Selanjutnya anak secara tertib duduk di
Setelah buah tersebut diiris, guru menyiapkan 7 tempatnya masing-masing dan kegiatan tersebut
(tujuh) piring untuk menaruh masing-masing buah ditutup dengan membaca hamdallah
yang sudah diiris tersebut. Hal ini bertujuan untuk ³$OKDPGXOLOODDKK ´
membantu anak membedakan jenis buah dan rasa.
Setelah piring terisi semua dengan buah, guru Pancake
memberikan tempat makan plastik yang nantinya Di Rabu minggu kedua, kegiatan yang dilakukan
akan digunakan untuk membawa pulang salad buah adalah membuat pancake. Pada hari itu kegiatan
setelah anak menuliskan namanya masing-masing dimulai pukul 11.00. Sebelum anak memulai
pada wadah makan plastik tersebut. kegiatan anak terlebih dahulu mencuci tangannya
kemudian anak duduk ditempat masing-masing dan
Ketika semua anak mendapatkan piring plastik, guru memberikan alat-alat masak seperti talenan,
anak-anak diminta mengambil buah tersebut secara pisau, piring secara estafet kepada anak. Lalu
bergiliran atau antri. kemudian guru ikut duduk dan memimpin doa
sebelum memulai kegiatan dan mengabsen anak.
kegiatan selanjutnya adalah membahas atau
menjelaskan menu yang akan dibuat dalam posisi
berdiri.

Guru menjelaskan menu yang akan dibuat sambil


memberikan pertanyaan-SHUWDQ\DDQ VHSHUWL ³hari
ini kita akan membuat pancake, yang di dalamnya
Gambar 2. Anak antri mengambil buah-buahan untuk isi pisang dan coklat keju, ada yang sudah pernah
membuat salad coba belum"´ VHRUDQJ DQDN PHQMDZDE GHQJDQ
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol. 4, No. 4, September 2018 261

³aku belum pernah buattt... tapi aku pernah Setelah adonannya jadi, adonan dimasak dengan
dibawain pancake sama ayah´ 3DGD NHJLDWDQ menggunakan teflon dan ketika adonan berubah
memasak ini guru ikut serta dalam membuat kecoklatan, diangkat kemudian diletakkan di atas
adonannya. Kemudian setelah itu guru menjelaskan piring. Ketika adonan matang, guru memberi
bahan-EDKDQ \DQJ DNDQ GLEXDW ³naahh...ini anak- perintah untuk menaruh beberapa irisan pisang, dan
anak bisa lihat yaa bahan-bahan untuk membuat taburan keju serta coklat coki-coki. Guru
pancake ada tepung terigu, susu, telur, air, garam, menjelaskan sambil mempraktikan di depan anak.
gula, baking powder, pisang ambon, keju dan
coklat, coklat yang dipakai adalah coklat coki-
coki´

Setelah itu guru juga menjelaskan cara membuat


adonannya, karena membuat pancake harus
menggunakan api maka guru ikut serta dan juga
PHQJDZDVLQ\D ³Nanti yang akan membuat adonan
disini ibu guru yaaa, nanti anak-anak yang
membantu menganduk adonan dengan mixer yaaa..
pertama bu guru akan membuat adonannya yaitu
memasukan terigu, kemudian telur, garam dan gula Gambar 5. Anak membuat pancake
serta air lalu kita aduk dengan menggunakan
mixer´ .HPXGLDQ JXUX MXJD PHPpraktekkan cara Pancake yang sudah dingin dimasukkan ke dalam
PHPRWRQJ SLVDQJQ\D ³pisangnya diiris agak ke wadah plastik yang sudah disediakan dan kemudian
samping yaaaa, boleh juga bulat-bulat´. anak memberi nama di atas wadah plastik tersebut.

Saat guru membuat adonan, semua anak


memperhatikan, dan ada anak yang bertanya
³buuuu.. kenapa aduknya menggunakan mixer,
NHQDSD WLGDN PHQJJXQDNDQ WDQJDQ VDMD"´ guru
PHQMDZDE ³kalau menggunakan mixer hasilnya
akan lebih cepat hanya 5 menit saja adonan sudah
mengental, nanti kita buktikan yaaa ´ 6DDW JXUX
membuat adonan, anak mengiris pisang dan ada
juga yang memarut keju. Saat anak membuka kulit
pisang anak-anak langsung membuangnya ke Gambar 6. Pancake milik Bagas
tempat sampah. Saat adonan sedang diolah dengan
mixer setiap anak dipanggil satu per satu untuk Setelah kegiatan selesai anak-anak membereskan
mencoba mengaduk adonan dengan mixer. peralatan memasak yang telah digunakan seperti
mencuci talenan, piring, sendok, dan pisau, serta
Saat mengaduk banyak yang tertawa dan merasa pengaduk mixer, tak lupa membuang sampah-
aneh karena baru pertama kali memegang mixer sampahnya ke tempat sampah
PHQ\DOD ³ibuuu..tangan aku geliiii soalnya
PL[HUQ\D JHWHUUU \D EXXX´ ³LEXXX PL[HUQ\D FHSHW
EDQJHW \DK PXWHUQ\D´ ³LEXX OLDt deh tangan aku
sampe ikut getarrr´ %DQ\DN VHNDOL XQJNDSDQ
perasaan anak saat memegang mixer.

Gambar 7. Anak membersihkan tempat bekerjanya

Gambar 4. Anak menggunakan mixer untuk membuat


adonan
262 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol. 4, No. 4, September 2018

Setelah semua kegiatan selesai, semua anak duduk Sementara untuk memperkaya perbendaharaan
rapih, dan ditutup dengan membaca hamdallah kosa kata anak, anak dikenalkan dengan berbagai
³DOKDPGXOLOlahhh ´ kata-kata baru sesuai dengan peralatan memasak
yang digunakan hari itu, seperti sendok takar
Peran Kegiatan Fun cooking dalam plastik, mangkuk plastik, tongkat penggiling
Pengembangan Kemampuan Sosial Emosional (rolling-pin), sendok karet (spatula), cetakan kue
dan Bahasa kering, kertas kue, loyang muffin, loyang kue, kuas,
Untuk melihat peran kegiatan fun cooking dalam alat pemeras jeruk, pengupasan kulit sayuran,
pengembangan kemampuan sosial emosional dan sendok kayu, corong, alat kawat pengocok telur
bahasa anak usia 5-6 tahun, digunakan tabel di (wire whisk), penjepit, pengayak, pisau plastik
bawah yang berdasarkan pada STPPA. mixer, talenan, teflon, dan sebagainya. Anak juga
dikenalkan dengan kata-kata yang terkait dengan
Tabel 2. Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak bahan makanan yang digunakan seperti bawang
(TPPA) putih bubuk, baking powder, adonan, taburan,
Lingkup Tingkat Pencapaian irisan, pisang ambon, dll. Selain itu, anak juga
Perkembangan Perkembangan Anak dapat menuliskan namanya sendiri pada wadah
Bahasa plastik tempat makanan yang akan dibawanya
Bahasa Memahami beberapa pulang.
a.Memahami perintah secara bersamaan.
Bahasa Sementara untuk kemampuan sosial emosional,
b. Mengungkapkan Menjawab pertanyaan yang rasa tanggung jawab untuk diri sendiri dan
Bahasa lebih kompleks. orang lain ditunjukkan anak dengan menaati aturan
Memperkaya kelas (kegiatan, aturan). Sebagai contoh, anak tahu
perbendaharaan kata. bahwa kulit pisang adalah bagian yang tidak
c. Keaksaraan Menuliskan nama sendiri. digunakan untuk membuat pancake sehingga harus
Sosio-emosional Menaati aturan kelas dibuang di tempat sampah. Kemudian, anak juga
a. Rasa tanggung (kegiatan, aturan). membersihkan kembali peralatan masak yang telah
jawab untuk diri Mengatur diri sendiri. digunakan.
sendiri dan
oranglain Rasa tanggung jawab juga ditunjukkan dengan
b. Perilaku Sosial Berbagi dengan orang lain. kemampuan anak mengatur diri sendiri saat
Menunjukan sikap toleran. mengambil buah-buahan untuk membuat salad
Mengekspresikan emosi tanpa berdesakan atau mendorong temannya hanya
yang sesuai dengan kondisi agar dapat membuat salad yang pertama. Anak
yang ada (senang-sedih- sabar untuk mendapatkan gilirannya. Masing-
antusias dsb). masing anak diminta untuk mengiris buah-buahan
yang berbeda sebagai bahan makanan penyusun
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa salad. Anak juga melakukan kegiatan memotong
kemampuan bahasa anak dalam hal memahami atau mengiris buah-buahan dengan sabar dan hati-
beberapa perintah secara bersamaan dibentuk hati agar hasil potongan sesuai dengan apa yang
ketika anak diminta untuk melakukan kegiatan diperintahkan oleh guru. Selain itu, anak juga tidak
membuat salad secara berurutan, dimulai dengan ada yang berusaha untuk memakan pancake
mengambil bermacam-macam buah, menghiasnya sebelum pancake tersebut dihidangkan. Anak juga
dengan susu, keju, dan yogurt dengan membentuk bersabar menunggu giliran untuk mengaduk adonan
antrian. dengan mixer pada saat membuat pancake.

Kemampuan menjawab pertanyaan yang lebih Memiliki perilaku sosial sebagai salah satu
kompleks dapat terlihat pada saat anak dapat perkembangan sosial yang harus dimiliki anak
menjawab dengan menyebutkan kembali bahan- ditunjukkan dengan kemampuan anak untuk
bahan makanan yang digunakan untuk membuat berbagi. Hal ini terlihat saat anak tidak mengambil
salad buah maupun pancake. Anak juga dapat buah, keju, yogurth maupun susu secara berlebihan,
menyebutkan langkah-langkah dalam membuat karena ada teman yang lain yang menginginkan hal
makanan yang akan dipraktekkan hari itu. yang sama dengan dirinya. Kemampuan tersebut
juga menunjukkan sikap toleran yang dimiliki anak.
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol. 4, No. 4, September 2018 263

Melalui kegiatan fun cooking, tanpa rasa takut dan KESIMPULAN DAN SARAN
malu anak mengungkapkan apa yang ia rasakan,
seperti ketika anak merasakan tangannya bergetar Kesimpulan
saat memegang mixer yang digunakan untuk Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
membuat adonan. Hal tersebut menunjukkan anak maka dapat disimpulkan bahwa:
melalui fun cooking anak mampu 1. Kegiatan fun cooking memiliki peran dalam
mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kemampuan bahasa anak terutama dalam
kondisi yang ada. Hal ini terlihat saat anak memahami beberapa perintah secara
mengemukakan apa yang ia rasakan saat bersamaan; menjawab pertanyaan yang lebih
memegang mixer yang sedang bekerja. Anak juga kompleks; memperkaya perbendaharaan kata;
terlihat antusias untuk menyelesaikan semua tugas serta menuliskan nama sendiri.
yang diberikan seperti memotong buah-buahan 2. Kegiatan fun cooking memiliki peran dalam
maupun mengaduk adonan untuk pancake. kemampuan sosial emosional anak terutama
dalam menaati aturan kelas; mengatur diri
Pembahasan Hasil Penelitian sendiri; berbagi dengan orang lain;
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa menunjukkan sikap toleran; serta
kegiatan fun cooking memberikan kesempatan mengekspresikan emosi yang sesuai dengan
kepada anak untuk meningkatkan kemampuan kondisi yang ada
sosial emosional dan juga kemampuan bahasanya.
Dalam hal berbahasa, anak dapat memperoleh Saran
berbagai informasi yang terkait dengan memasak, Adapun saran yang dapat disampaikan adalah:
baik mengenai peralatan memasak, menu masakan 1. Untuk mengembangkan kemampuan bahasa
hingga cara pengolahan dan penyajiannya. Anak anak:
juga mampu apa yang ia ketahui saat ditanya a. Hendaknya guru meminta anak untuk
mengenai hal yang akan dimasak, serta mampu menyebutkan peralatan masak serta bahan
mengungkapkan apa yang ia rasakan saat mengolah apa apa saja yang akan digunakan sesuai
masakan. Hal ini seperti yang dikatakan oleh dengan apa yang sudah mereka ketahui.
Suhartono (2005: 13) bahwa peranan bahasa bagi b. Guru meminta anak untuk menuliskan apa
anak usia dini diantaranya sebagai sarana untuk saja peralatan memasak yang digunakan,
berpikir, sarana untuk mendengarkan, sarana untuk bahan makanan yang akan dimasak, serta
berbicara dan sarana agar anak mampu membaca cara mengolahnya dengan cara membagi
dan menulis. anak menjadi 3 kelompok. Hal ini dilakukan
untuk mendukung kemampuan keaksaraan
Sementara terkait dengan kemampuan sosial anak. Kegiatan lain yang juga dapat
emosional, seluruh anak mampu menciptakan dilakukan adalah meminta anak membacakan
situasi yang kondusif pada saat memasak. Tidak menu masakan atau alat-alat masak yang
ada anak yang berebut untuk melakukan atau akan digunakan.
mendapatkan sesuatu jika belum saatnya atau c. Guru dapat meminta anak menceritakan
belum gilirannya. Semua kegiatan dikerjakan kembali apa saja yang anak lakukan atau apa
dengan hati-hati terutama pada saat memotong yang anak rasakan dari makanan yang telah
buah-buahan dan memarut keju. Sehingga semua mereka buat bersama di depan. Sehingga
anak dapat menikmati salad buah dan pancake guru dapat mengetahui kemampuan anak
buatan mereka dengan rasa senang. Hal ini sesuai dalam menggunakan kosa kata, sekaligus
dengan apa yang disampaikan Sutirna (2013: 118) juga memupuk keberanian anak untuk
bahwa perkembangan sosial merupakan proses bercerita di depan banyak orang.
pemerolehan kemampuan untuk berperilaku yang 2. Untuk mengembangkan kemampuan sosial
sesuai dengan keinginan yang berasal dari dalam emosional anak guru dapat memberi tugas
diri seseorang yang sesuai dengan tuntunan dan kepada anak untuk secara bergiliran
harapan-harapan sosial yang berlaku dalam memberikan sesuatu kepada teman-temannya.
masyarakat. Semua yang dilakukan anak dalam Sebagai contoh ada anak yang membagikan
kegiatan fun cooking merupakan tuntutan sekaligus talenan untuk semua anak, ada anak yang
harapan dari seluruh anggota kegiatan tersebut dan membagikan pisau, ataupun membagikan piring
semua anak mampu menyelesaikannya dengan plastik tempat buah. Dengan demikian anak
baik. tidak hanya merasa bertanggung jawab atas
264 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol. 4, No. 4, September 2018

tugas pribadi tetapi juga merasa memiliki tugas [7] Sutirna, Perkembangan & Pertumbuhan
kelompok. Peserta Didik. Yogyakarta: Penerbit Andi,
2013.
[8] Trianto, Desain Pengembangan Tematik
DAFTAR PUSTAKA Bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak Usia
Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Kencana
[1] Moersintowati, Tumbuh Kembang Anak dan Prenada Media Group, 2011.
Remaja, Jakarta: Sagung Seto, 2002. [9] Permendikbud Nomer 137 Tahun 2014
[2] Marwati, dkk, Peningkatan Kompetensi Tentang Tingkat Pencapaian Perkembangan
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Melalui Anak (TPPA).
Pencapaian Keterampilan Wirausaha [10] D. Setyawati, Upaya Meningkatkan
Bidang Boga. Jakarta: Gramedia Pustaka Kreativitas Anak Melalui Fun cooking Di
Utama, 2007. Kelompok B TK Puspasari, Margosari,
[3] J. Appleton, and Nadien McCrea, Do Carrots Pengasih, Kulon Progo, Skripsi: PG PAUD
Make You See Better? A Guide To Food and UNY Yogyakarta, 2013.
Nutrition in Early Childhood Programs. [11] J. L. Moleong, Metodologi Penelitian
Maryland: Gryphon House, 2011. Kualitatif. Bandung: Remaja Resdakarya,
[4] D. T. Dodge, and L. J. Colker. The Creative 2011.
Curriculum For Early Childhood, Third [12] D. Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif
Edition. Washington, DC: Teaching Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu
Strategies, Inc, 2001. Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010.
[5] Suhartono, Pengembangan Keterampilan [13] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif
Bicara Anak Usia Dini, Jakarta: Depdikbud, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabe,
2005. 2011.

Anda mungkin juga menyukai