Anda di halaman 1dari 37

Jl. Raya Tutugan No.

117 Km 13 Leles – Garut


Tlp 0262 2850161 HP. 081930777339

1
2
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh, Salam sejahtera untuk kita semua, semoga
kita semua selalu mendapatkan lindungan dari Allah SWT.

Manusia merupakan objek utama yang dijadikan sasaran dari pendidikan. Sehingga
pendidikan dengan manusia merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan. Manusia
diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang memiliki predikat mulia dan istimewa (Al-
Isra’ ayat 70). Terbukti anak-anak kita merupakan subjek paling unik yang mampu dibentuk
ke arah positif sebagai fitrah manusia untuk menuju segalanya menjadi lebih baik,
sebagaimana cita-cita kita semua.
TKIT Siliwangi merupakan salah satu sekolah yang melaksanakan kegiatan pendidikan
sebagai tempat belajar formal, sesuai UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan di
Indonesia bahwa sekolah merupakan tempat belajar siswa untuk pengembangan
potensinya secara akademik, perilaku, dan spiritual sehingga siswa nantinya memiliki
akhlak yang mulia. TKIT Siliwangi terus berupaya meningkatkan kemampuannya di bidang
pendidikan dalam rangka membantu mewujudkan harapan masyarakat dan bagi kami ini
merupakan sumber energi dalam mengabdikan diri sebagai hamba di muka bumi ini.
Pembelajaran Daring (Dalam Jaringan) saat ini menjadi sistem pendidikan pada proses
pembelajaran di dunia pendidikan. sepertia kita ketahui bersama kondisi dunia saat ini
yang sedang dilanda Pandemi akibat virus Corona mengharuskan proses pembelajaran di
TKIT Siliwangi melalui jarak jauh, tentu ini merupakan beban baru yang berbeda dengan
pembelajaran tatap muka, ini dilakukan demi menjamin keselematan semua warga di TKIT
Siliwangi pada khususnya.
Berbagai masalahpun kami dihadapi dalam pembelajaran jarak jauh, namun kami tetap
menjaga semangat untuk mendampingi siswa kami meski tanpa tatap muka, kami sadari
sistem PJJ ini bukan salah satu cara pembelajaran yang ideal jika harus terus menerus
belajar dari rumah, maka dari itu sabagaimana harapan kita semoaga proses pembelajaran
akan kembali seperti semula.
Berdasarkan kondisi yang telah kami sampaikan di atas, maka kami memandang perlu
adanya Buku Panduan Pendampingan Orang Tua Siswa TKIT Siliwangi Tahun Ajaran 2021-
2020, dengan harapan semoga dengan adanya buku ini dapat menunjang kelancaran dalam
pelaksanaan PJJ dari rumah bersama orang tua.
Kami menyadari buku ini bukanlah satu-sutanya sumber panduan orangtua di rumah,
karena buku ini begitu banyak kekurangannya, saran dan masukan bapak/ibu sangat kami
harapkan demi hasil yang maksimal, sehinga akan lebih memberikan kemudahan bagi kita
semua. Kami ucapkan terimakasih atas perhatian dan kerjasamanya yang baik. Semoga kita
senantiasa diberikan berkah usia yang sehat dan bermanfaat di tengah situasi pandemi.

Hormat Kami
Eful Saefulnur, S.Pd.

3
1. Sekapur Sirih dari TKIT Siliwangi
2. Latar Belakang
3. Tujuan dan Manfaat
4. Bagian Kesatu “Mengenal Aku”
a. Perkembangan Awal Anak
b. Bagaimana Gaya Belajarku”
5. Bagian Kedua “Bantu Aku Jadi Bisa”
a. Orang Tua Sebagai Pendidik
b. Peran Orang Tua dalam Belajar Anak”
c. Orang Tua dalam Pendapingan Anak”
d. Kondisi Belajar di Rumah
6. Bagian Ketiga “Upaya Pencapaian Optimal”
a. Sisi Positif Belajar di Rumah
b. Belajar di Rumah
c. Pemanfaatan Gudget / Gawai Secara Efektif
d. Makanan Sehat Stamina Terjaga
e. Tifs Mengelola Emosi Marah
f. Tifs Produktif Bagi Ayah/Bunda yang Bekerja
g. Permainan Edukatif Membangun Lebih Dekat
7. Tentang TKIT Siliwangi
8. Daftar Pustaka

4
5
imbingan menjadi salah satu proses yang dapat dijadikan sebagai cara pencapaian suatu
pendidikan. Salah satunya adalah bimbingan dari orang tua untuk anak. Orang tua memiliki
kewajiban dan tanggung jawab utama untuk pendidikan anak dalam, terutama pada
kondisi pandemi Covid-19.

Sekitar Bulan Maret tahun lalu TKIT Siliwangi mengikuti keputusan pemerintah dengan
Pembelajaran jarak jauh maka dipersiapkanlah sedemikian rupa agar siswa tetap dapat
melakukan pembelajaran yang maksimal, kami berlari mengejar keterabatasan
pemanfaatan teknologi dan media pembelajaran jarak jauh untuk memenuhi kebutuhan
siswa selama belajar di rumah.

Meskipun dengan adanya beberapa kekurangan dalam penerapan pembelajaran jarak


jauh TKIT Siliwangi tetap berusaha memberikan yang terbaik. Untuk menyambut tahun
pelajaran 2021-2022, TKIT Siliwangi telah mempersiapkan metode pembelajaran jarak jauh
berbasis teknologi dengan berbeda dari sebelumnya. Salah satunya dengan membuat Buku
Panduan Pendamping Orang Tua Siswa TKIT Siliwangi agar orang tua dapat lebih berperan
aktif lagi dalam mendampingi dan membimbing dari rumah.

Kendati kurangnya pertemuan antara siswa dan guru selama penerapan pembelajaran di
rumah. Akibatnya kesulitan yang dialami siswa dalam proses belajarnya di rumah akan
menyebabkan siswa menjadi kurang berhasil mencapai prestasi belajar. Prestasi belajar
yang optimal akan diraih bila adanya dukungan, bimbingan, serta arahan yang diberikan
oleh guru dan orang tua kepada anak dengan pantauan secara berkelanjutan.

Harapan kami Buku ini mampu menjadi bagian sebagai sarana Ayah/Bunda/Wali murid TKIT
Siliwangi dalam melahirkan kesinambungan yang signifikan sehingga terbangun sinergi
pilar pendidikan.

6
alam mencapai suatu maksud yang ingin dicapai memerlukan berbagai macam kesiapan
dan tindakan terarah serta fokus pada langkah-langkah yang telah dibuat. Sebagai
makhluk sosial yang antara manusia satu dengan manusia lainnya saling membutuhkan
sehingga terbentuklah kesepakatan dan kerjasama untuk mempermudah demi kelancaran
menempuh satu tujuan.

Tujuan buku ini dibuat agar dapat menjadi jembatan dalam menyatukan sistem
pembelajaran yang diterapkan oleh TKIT Siliwangi, sehingga terbangun kerjasama antara
harapan sekolah dengan harapan Ayah/Bunda, dengan adanya buku ini juga bertujuan
untuk menuntun langkah kita menuju pada satu titik harapan putra/putri kita yang masih
terbungkus rapi untuk kelak di masa depan.

Harapan kami semoga buku ini dapat menjadi bagian dari upaya kita mewujudkan cita-cita
anak melalui terjalinnya kesinambungan pilar-pilar pendidikan demi membangun pondasi
pada kontruksi pertumbuhan anak baik secara kognitif, afektif dan psikomotor sehingga
perkembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan anak semakin mengalami perubahan
ke lebih baik dan meraih prdikat soleh/sholehah.

7
8
.
Pada Buku Perkembangan Psikologi karya Andi Thahir, E.Ed. Dalam tahapan anak belajar
menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Anak dapat
mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda
merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau
warnanya berbeda-beda. tahapan ini disebut pra-operasional mengikuti tahapan
sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak
mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-
benda dengan kata-kata dan gambar.
Perkembangan awal anak-anak dibagi atas lima macam perkembangan, yaitu
perkembangan fisik, kognitif, bahasa, emosi, dan psikososial (Jahja, 2011).
1. Perkembangan fisik berupa perubahan tinggi dan berat yang bertambah, perubahan
otak yang terjadi karena pertambahan saraf-saraf otak, perkembangan motorik,
perkembangan kemampuan anak mulai dari berjalan sampai berlari tanpa jatuh, dan
kemampuan anak membuat lingkaran hingga menyusun kotak-kotak dengan
kompleks.
Salah satu perkembangan fisik yang paling penting selama masa perkembangan
awal anak-anak ialah perkembangan otak. Otak dan kepala bertumbuh lebih
pesat daripada bagian tubuh manapun. Pada saat bayi mencapai usia dua tahun,
ukuran otaknya rata-rata 75% dari otak orang dewasa, dan pada usia lima tahun,
ukuran otaknya telah mencapai sekitar 90% otak orang dewasa. Perkembangan fisik
pada masa anak-anak ditandai dengan berkembangnya keterampilan motorik, yaitu
motorik kasar dan halus. Anak-anak usia 2 – 6 tahun mengalami kemajuan pesat
dalam motorik kasarnya, seperti berlari, melompat, dan memanjat (walking, hoping,
Jumping). Lalu pada motorik halusnya, anak sudah bisa menggambar, menggunting,
dan menempelkan kertas. Sekitar usia tiga tahun, anak sudah dapat berjalan
dengan baik dan sekitar usia empat tahun anak hampir menguasai cara berjalan
orang dewasa.
2. Perkembangan kognitif merupakan perkembangan memori atau cara berpikir anak
dan kemampuan anak dalam merespon. Perkembangan kognitif sangat berpengaruh
terhadap proses berpikir anak dan penyikapan anak terhadap suatu hal.
Perkembangan kognitif pada masa awal anak-anak dinamakan tahap pra-
operasional (preoperational stage) yang berlangsung dari usia dua hingga tujuh
tahun.
3. Perkembangan Bahasa, perkembangan bahasa berkembang sangat cepat.
Perkembangan bahasa anak-anak di klasifikasikan dalam dua tahap, yaitu usia 2,0 –
2,6 dan 2,6 – 6,0 tahun.
9
Anak telah dapat menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya. Tingkat
berpikir anak telah lebih maju, anak banyak menanyakan soal waktu, sebab akibat
melalui pertanyaan: kapan, ke mana, mengapa, dan bagaimana. Pada mulanya,
bahasa anak-anak bersifat egosentris, yaitu bentuk bahasa yang lebih menonjolkan
diri sendiri, berkisar pada minat, keluarga, dan miliknya sendiri. Menjelang akhir
masa anak-anak awal, percakapan anak-anak berangsur-angsur berkembang
menjadi bahasa sosial. Bahasa sosial digunakan untuk berhubungan, bertukar
pikiran, dan mempengaruhi orang lain. Bentuk bahasa yang digunakan sering berupa
pengaduan atau keluhan. Ketika bahasa anak berubah dari bahasa yang bersifat
egosentris ke bahasa sosial, maka terjadi penyatuan antara bahasa dan pikiran.
Penyatuan antara bahasa dan pikiran ini sangat penting bagi pembentukan struktur
mental atau kognitif anak.
4. Perkembangan Emosi merupakan suatu keadaan perasaan yang kompleks yang
disertai karakteristik kegiatan belajar dan motorik.
5. Perkembangan Psikososial merupakan kemampuan untuk beradaptasi terhadap
orang lain. Perkembangan ini sangat berpengaruh terhadap cara anak bersosialisasi
terhadap lingkungan sekitarnya.
Aspek penting dalam perkembangan psikososial yang terjadi pada masa awal anak-
anak, di antaranya permainan, hubungan dengan orang tua, teman sebaya,
perkembangan gender, dan moral. Dengan memahami tugas-tugas perkembangan
ini diharapkan orang tua dan orang dewasa di sekitarnya dapat mengarahkan dan
membantu anak untuk mencapai tugas perkembangan sesuai dengan usianya
dengan optimal. Dalam hal ini, lingkungan khususnya orang tua hendaknya tidak
mengharapkan anak untuk mencapai kemampuan yang melebihi dari tugas
perkembangannya, karena harapan yang tidak sesuai dengan tugas
perkembangannya dapat menghambat proses perkembangan anak.
Umumnya orang tua menganggap anak sebagai masa sulit, karena pada usia ini anak
sering terjadi masalah perilaku dalam proses perkembangan kepribadian yang unik dan
menuntut kebebasan. Masa awal kanak-kanak juga seringkali disebut sebagai usia
bermain. Hal ini dikarenakan anak senang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk
bermain.

10
Yang di sukai dan ditakuti anak berdasarkan survey tentang Ayah dan Ibu (antara lain) :
Kepada Ayah
“Ayahku selalu mengajakku bermain dan membelikan mainan yang aku mau, itu
sangat menyenangkan!”
“Aku senang ketika ayah ingin bermain bola bersamaku”
“aku seneng sekali saat ayah memberiku es krim”
“Aku ingin seperti ayah karena ia hebat!”
“Ayahku sangat tidak suka ketika aku menangis, ia akan sangat marah”
“Ketika aku berbuat salah, ayah langsung memintaku berdiri di pojok dinding kamar”
“Ayah selalu marah dengan suara keras seperti monster”

Kepada Bunda
“Aku suka masakan buatan Bunda!”
“Bunda selalu mengusap kepalaku dan mencium keningku sebelum tidur”
“Kami selalu bermain masak-masakan bersama”
“Aku ingin bercerita dengan Bunda, tapi ia tidak mendengarkanku”
“Bundaku berantakan dan tidak rapi”
“Bunda selalu menyalahkan aku kalau adikku sedang menangis”
“Aku seneng kalau ibu mengajakku jalan-jalan ke tempat wisata”
.
Proses pembelajaran di rumah bersama anak akan lebih menyenangkan dan mudah jika
metode atau gaya belajar kita sesuai dengan situai dan kondisi anak, gaya belajar sangat
memiliki peran penting dalam mendampingi anak belajar di rumah. Kami percaya Ayah dan
Bunda mampu bagaimana mengkondisikan putra/i-nya di rumah, namun ada kalanya
penanganan itu hanya berdasarkan asal anak “anteng” semata, tanpa memikirkan dampak
nanti di hari kemudian. Mari kita sama-sama menambah pustaka kita dalam strategi
membimbing pembelajaran jarak jauh bersama TKIT Siliwangi.
Menurut De Porter (2000), gaya belajar adalah sebuah perpaduan dari tiga bentuk
kecenderungan memproses informasi, yaitu melalui indra penglihatan, pendengaran, dan
melalui tangan/tubuh.
1. Gaya Belajar Visual merupakan suatu kecenderungan memproses informasi melalui
melalui mata atau indra penglihatan, gaya belajar visual ini memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
a. Memperhatikan sesuatu
b. Mengingat dengan gambar
c. Lebih menyukai membaca daripada dibacakan
11
d. Membutuhkan gambaran
e. Memiliki tujuan secara menyeluruh
f. Menangkap secara detail
g. Mengingat apa yang dilihat
Pembelajar visual lebih memilih untuk memproses dan mempelajari informasi dalam
bentuk visual seperti gambar, grafik, atau informasi cetak lainnya, seperti daftar
atau paragraf, mereka belajar dan memiliki ingatan yang baik untuk menerima
informasi dan memvisualisasikan informasi tersebut. Berikut ini merupakan
beberapa karakteristik siswa dengan gaya belajar visual yaitu : Mudah mengingat
informasi dalam bentuk angka, kata, frasa dan kalimat. Mudah memahami dan
mengingat informasi yang disajikan dalam gambar, grafik, atau diagram. (Wong,
2009)
2. Gaya Belajar Auditorial suatu kecenderungan memproses informasi melalui telinga
atau indra pendengaran, gaya belajar ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut (De Porter,
2000):
a. Perhatiannya mudah terpecah
b. Berbicara dengan pola berirama
c. Belajar dengan cara berbicara, menggerakkan bibir
d. Membaca dengan mengeluarkan suara Individu dengan gaya belajar auditori
lebih memilih untuk belajar dengan cara mendengarkan. Mereka memiliki
memori pendengaran yang baik.
Tipe belajar auditori menyukai belajar dengan mendengarkan penjelasan orang
lain, berdebat, meringkas, atau mendiskusikan informasi tentang topik yang
mereka pelajari (Pritchard, 2008).

Individu dengan gaya belajar auditori lebih memilih untuk belajar dengan cara
mendengarkan. Mereka memiliki memori pendengaran yang baik. Tipe belajar
auditori menyukai belajar dengan mendengarkan penjelasan orang lain,
berdebat, meringkas, atau mendiskusikan informasi tentang topik yang mereka
pelajari (Pritchard, 2008). Pembelajar auditori tidak pasif ketika sedang belajar,
pembelajar auditori suka berbicara dan mendengarkan saat mereka sedang
belajar. Mereka sering terlibat dengan diskusi dan belajar dengan menjelaskan
informasi, mengekspresikan pengertian atau pendapat mereka, dan memberikan
komentar dan umpan balik ke pembicara lainnya.

Berikut ini merupakan beberapa karakteristik siswa dengan gaya belajar


auditori, yaitu (Wong, 2009) :
a. Dapat mengingat secara akurat rincian informasi yang didengar.
12
b. Memiliki kemampuan bahasa yang kuat, kosakata berkembang dengan baik.
c. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik secara lisan dan mampu
mengartikulasikannya dengan baik
d. Memiliki pendengaran yang baik dan mungkin akan belajar bahasa asing
dengan lebih mudah.
e. Mendengar nada, irama, dan sering unggul dalam bidang musik.
f. Memiliki ingatan pendengaran yang tajam.
3. Gaya Belajar Kinestetik. Merupakan suatu kecenderungan memproses informasi
melalui tangan dan kaki atau indra peraba. Adapun individu dengan gaya belajar
visual ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut (De Porter, 2000) :
a. Banyak bergerak ketika belajar
b. Belajar dengan melakukan sesuatu
c. Menunjuk tulisan saat membaca
d. Mengingat sambil berjalan
Individu dengan gaya belajar kinestetik lebih menyukai belajar dengan cara
melakukan atau praktik secara langsung. Mereka pandai mengingat kejadian dan
mengasosiasikan perasaan atau pengalaman fisik dengan ingatan. Selain itu, mereka
pun menikmati aktivitas fisik, memanipulasi benda dan pengalaman praktis lainnya.
Mereka sering merasa sulit untuk tetap diam dan membutuhkan istirahat teratur
dalam aktivitas kelas (Pritchard, 2008)

Berikut ini merupakan beberapa karakteristik gaya belajar kinestetik (wong, 2009):
a. Belajar dengan baik melalui gerakan, seperti bermain peran, atau tarian.
b. Belajar melalui kegiatan yang melibatkan pertunjukan (atlet, aktor, penari).
c. Bekerja dengan baik dengan tangan mereka di bidang pekerjaan seperti
perbaikan, pemahat, atau seni.
d. Berkoordinasi dengan baik, dengan perasaan waktu dan gerakan tubuh yang
kuat.
e. Sering bergoyang-goyang atau memindahkan kaki saat mereka duduk.
f. Pembelajar kinestetik sering memilih untuk menggunakan strategi yang
melibatkan otot besar dan otot kecil dalam proses belajar.

13
14
.
Pendidikan utama yang harus didapatkan oleh anak adalah pendidikan keluarga yang
meliputi berbagai aspek, mulai dari etika, moral, kemandirian, seperti melatih kedisiplinan,
belajar bertutur kata sopan, mengucapkan kata tolong, maaf, dan terima kasih. Keluarga
merupakan pilar terdepan pendidikan.

Keluarga yang baik adalah awal dari masyarakat yang sejahtera (Widisuseno, 2018).
Hubungan anak dengan orang tua merupakan dasar bagi perkembangan emosional dan
sosial anak. Sejumlah ahli mempercayai bahwa kasih sayang orang tua selama beberapa
tahun pertama kehidupan merupakan kunci utama perkembangan sosial anak, dalam
penyesuaian diri yang baik pada tahun-tahun pra-sekolah dan setelahnya. Salah satu
aspek penting dalam hubungan orang tua dan anak adalah pola asuh yang diterapkan
(Jahja, 2011).

Sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak, orang tua hendaknya memberikan
motivasi dan dorongan. Sebab tugas memotivasi belajar bukan hanya tanggung jawab guru
semata, tetapi juga orang tua berkewajiban memotivasi anak untuk lebih giat belajar. Jika
anak tersebut memiliki prestasi belajar yang baik, hendaknya orang tua memberikan
apresiasi dan terus memotivasi agar anak semakin semangat dalam meningkatkan
aktivitas belajarnya. Namun jika prestasi belajar anak itu kurang memenuhi kriteria nilai
yang memuaskan, maka tanggung jawab orang tua tersebut adalah memberikan motivasi
atau dorongan kepada anak untuk lebih giat dalam belajar.

Orang tua sangat berperan dalam hal ini, karena keluarga merupakan lingkungan terdekat
bagi anak. Peranan yang dapat dilakukan seperti memberikan bimbingan dan nasihat,
motivasi, memantau perkembangan anak dalam hal akademik maupun non akademik,
memberikan penghargaan serta pemenuhan kebutuhan anak.

. Peran Orang Tua dalam Pendampingan Belajar Anak


Akbar (2011) mengatakan dalam kegiatan belajar diperlukan adanya pendampingan dari
orang tua, agar siswa menjadi semangat dalam belajarnya. Pola budaya pendidikan di
lingkungan keluarga menjadi basis sistem budaya pendidikan di Jepang.

Menurut Emmy (2008), peran orang tua dalam memberikan pendidikan yang terbaik bagi
anak-anaknya memang tidak perlu diragukan lagi. Peranan keluarga terutama kedua
orang tua sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Peranan orang
tua sangat berpengaruh dalam keluarga untuk menciptakan ikatan emosional dengan

15
anak, menciptakan suasana aman di rumah sehingga rumah merupakan tempat anak
untuk kembali, menjadi contoh bagi anaknya, memberikan kedisiplinan dan memperbaiki
tingkah laku anak, serta menciptakan komunikasi yang baik diantara anggota keluarga.

Pendampingan yang dapat dilakukan seperti:


Membantu menyiapkan hari pertama sekolah
Mendampingi anak belajar
Menjaga kesehatan anak
Memberi perhatian kepada anak
Membantu anak ketika mengalami kesulitan belajar dan lain-lain.

Akbar (2011) menegaskan bahwa “proses belajar anak perlu melibatkan peran
pendampingan orang tua karena anak masih dalam area tanggung jawab dan
pemeliharaan orang tua”. Dalam proses ini kedudukan orang tua sangat vital, karena
tugas orang tua salah satunya adalah sebagai alat kontrol terhadap putra-putrinya. Jika
suatu masalah muncul pada anak, maka kesalahan utama bukan pada diri anak saja,
akan tetapi orang tua ikut terlibat di dalamnya. Anak bukanlah orang dewasa yang
memiliki kebebasan penuh untuk menentukan pilihan.

Menurut Akbar (2011), kesalahan yang sering ditemui pada orang tua adalah menyerahkan
tanggung jawab secara penuh pendidikan anak kepada guru di sekolah sehingga jika anak
mengalami hambatan, sering kali yang disalahkan adalah guru. Padahal, guru hanya
memiliki waktu 25% bersama anak, sedangkan 75% sisanya adalah peran orang tua
(keluarga). Selain itu, jika melihat sistem pendidikan yang diterapkan setelah adanya
pandemi Covid-19, maka orang tua tidak bisa bergantung penuh pada sekolah. Oleh karena
itu proses pendidikan pendampingan terhadap belajar anak perlu dilakukan.

Fungsi pendampingan tersebut bukan bermaksud untuk meniadakan hal- hal yang telah
diperoleh anak dalam pendidikan formal, namun mendukung dan memberikan nilai
kepuasan psikologis pada anak sehingga anak lebih senang belajar, tidak mengalami
kejenuhan dan meminimalkan gangguan-gangguan belajar yang bisa muncul di kemudian
hari. Namun, pada kenyataannya adanya tuntutan untuk memenuhi kebutuhan, banyak
orang tua yang bekerja dan sulit untuk membagi waktu dalam pendampingan anak.
Sedangkan peranan orang tua sangat dibutuhkan sebagai salah satu faktor yang
menentukan anak dalam mecapai prestasi optimal.

16
.
Ketiga pilar dalam pendidikan itu harus saling mendukung dalam membangun karakter
yang baik (Azzel, 2011). Selama pembelajaran jarak jauh, diharapkan orang tua dapat
berkomunikasi aktif dengan guru untuk mendampingi perkembangan anak, seperti:

1. Memastikan jadwal kepada guru agar anak tidak lupa mengikuti pertemuan
pemberlajaran dengan guru melaui daring.
2. Bertanya mengenai perkembangan anak selama pembelajaran dengan guru yang
bersangkutan.
3. Memastikan kepada guru terkait tugas dan materi belajar, dan hal lain yang perlu
dikomunikasikan dengan guru di sekolah.

Hal ini dilakukan sebagai peranan aktif orang tua dalam mengetahui perkembangan,
kemampuan belajar, serta kegiatan yang dilakukan oleh anak. Proses Pendidikan tidak
mungkin berjalan dengan baik dan berhasil optimal apabila hanya satu pihak yang
berperan, tanpa keterlibatan pihak lain di dalamnya. Peran guru dan orang tua merupakan
hal mendasar dalam mendukung proses anak belajar di rumah. Kolaborasi sangat penting
dilakukan untuk memaksimalkan kegiatan belajar anak. Kreativitas guru dalam
menghadirkan pembelajaran daring yang menarik dan menyenangkan akan sangat
menentukan besarnya atensi siswa terhadap kegiatan belajar daring tersebut. Sedangkan
pendampingan dan keaktifan orang tua dalam menemani anak akan menentukan sejauh
mana kegiatan belajar di rumah akan menyenangkan, bermanfaat, dan bermakna.

.
Kondisi ruang belajar menjadi salah satu faktor pendukung dalam proses belajar anak di
rumah. Ruangan belajar yang nyaman akan membuat anak bersemangat dan rileks saat
belajar, sehingga lebih mudah menyerap berbagai pelajaran.

Berikut ini terdapat panduan untuk menyiapkan ruangan khusus yang bisa mendukung
kegiatan belajar anak, sebagaimana dirangkum dari laman Scholastic:

1. Tata ruangan sesuai kebutuhan anak


Untuk anak yang menyukai situasi belajar tenang, Ayah dan Bunda bisa menyiapkan
tempat belajar di kamar tidur atau ruangan khusus yang tenang. Sedangkan untuk
anak yang menyukai suasana lebih interaktif atau kerap meminta bantuan orang tua
saat mengerjakan tugas, tempat belajar sebaiknya berada di ruang keluarga atau di

17
sudut khusus tidak jauh dari dapur. Namun, saat anak belajar pastikan tidak ada
distraksi yang bisa mengganggu konsentrasinya.
2. Buat ruangan nyaman, tapi tidak terlalu santai
Siapkan ruangan belajar yang bisa membuat anak santai, tetapi tetap fokus dan
serius. Bisa jadi, ananda lebih suka membaca buku di atas tempat tidur. Namun, hal
itu bisa membuat mereka terlalu nyaman dan cepat tertidur saat tugas-tugas
sekolah belum selesai dikerjakan. Oleh karena itu, sebaiknya Ayah dan Bunda
menyiapkan kursi atau sofa di ruangan belajar agar anak tetap nyaman, tetapi tidak
kehilangan fokus.
3. Atur ruang belajar menjadi ergonomis
Idealnya, tinggi meja belajar anak-anak harus setara pinggang mereka. Ketika anak
duduk, lihat apakah ia bisa meletakkan sikunya di atas meja tanpa mengangkat
pundak. Selain itu, anak harus bisa meletakkan kakinya rata di lantai ketika duduk di
kursi belajar. Jika tinggi kursi tidak sesuai postur tubuh anak, Ayah dan Bunda bisa
menaruh bantal di atas tempat duduk atau menyelipkan benda di bawah agar
kakinya bisa seakan-akan menapak di lantai. Ayah dan Bunda juga bisa menaruh
gulungan selimut di belakang punggung anak agar pinggangnya tak sakit ketika
duduk terlalu lama. Sementara apabila anak belajar dengan memakai komputer,
pastikan posisi monitor sejauh 18-30 cm di depannya. Sebaiknya, pasang layar anti-
radiasi untuk menjaga mata anak agar tetap sehat.
4. Buat pencahayaan terang
Pasang lampu overhead dan sediakan lampu baca di meja yang bisa diarahkan ke
halaman buku atau komputer.
5. Tata meja belajar
Pastikan anak dapat mengatur tugasnya dengan baik. Jika ia memakai komputer,
posisikan ke sisi samping meja agar ada ruang yang lega untuk kegiatan menulis.
6. Pastikan ruang belajar rapi
Arahkan ananda untuk menaruh barang-barang yang ia perlukan saat belajar di laci
dan kotak khusus, sehingga ruangan tetap rapi. Jangan lupa, gantung papan buletin
atau kalender dinding di ruangan belajar agar ananda mudah mengingat tanggal
atau hari tenggat pekerjaan rumahnya.
7. Sediakan semua alat yang dibutuhkan di satu tempat
Sediakan peralatan pendukung dalam belajar, seperti kalkulator, gunting, kertas-
kertas kecil, buku catatan, penggaris dan sebagainya lalu simpan di satu tempat
agar mudah dicari ketika diperlukan.
8. Pasang hiasan di ruangan
Pada masa pandemi ini, sebagian besar waktu anak mungkin akan dihabiskan di
ruang belajarnya, untuk itu Ayah dan Bunda bisa membantu anak dalam
18
mempersonalisasikan ruang belajarnya agar tetap nyaman dengan memasang
hiasan berupa poster, gambar, karya seni, atau hiasan lainnya.
9. Matikan semua perangkat elektronik dan TV
Suara bising dari perangkat elektronik, TV, dan apa pun yang bisa menarik perhatian
anak ketika sedang belajar merupakan gangguan yang harus disingkirkan. Apabila
anak tidak suka keheningan, Ayah dan Bunda bisa memutarkan musik untuk
mengiringi kegiatan belajar anak.

19
20
.
Momen belajar di rumah bisa menjadi kesempatan berharga bagi orang tua untuk
membangun komunikasi yang intens dengan anak. Orang tua bisa meluangkan waktu
menemani anak belajar, juga membangun kreativitas anak melalui aktivitas bersama yang
dilakukan. Di tengah situasi darurat Covid-19 saat ini, orang tua diharapkan mampu
mengajak anak melakukan kegiatan-kegiatan yang bermakna. Misalnya, berdiskusi
bersama untuk lebih mengenal Covid-19, penularannya, gejalanya, dan cara
menangkalnya. Bisa juga mengajak anak membuat alat-alat yang bermanfaat yang
sedang dibutuhkan di masyarakat, seperti membuat hand sanitizer, masker, dan
sebagainya.

Selain itu, orang tua juga bisa membangun empati dan kepedulian anak kepada para
pasien Covid-19, tenaga medis, hingga orang-orang yang mengalami kesusahan akibat
pandemi ini. Orang tua bisa mengajak anak untuk berbagi kepada mereka yang mengalami
kesulitan dan butuh pertolongan.

.
Ayah dan Bunda dapat mengajak anak melakukan aktivitas menyenangkan di rumah
seperti, membuat origami berbagai bentuk, bermain playdough, bermain puzzle, melukis
atau membuat kreasi lainnya, membaca buku cerita bergambar, bermain peran,
belajar mengenal warna, huruf (alfabet & hijaiyah), angka melalui printable material
(dapat diunduh gratis di internet), belajar menghitung benda-benda di rumah, serta
membuat alat permainan sendiri dari benda-benda di rumah (Razi, Yulianty , Amani, &
Fauzia, 2020).

Alternatif Kegiatan Selama #Dirumahaja (Razi, Yulianty , Amani, & Fauzia, 2020) adalah
sebagai berikut :
1. Mendekatkan diri kepada Tuhan YME, seperti beribadah, membaca kitab suci, dan lain
sebagainya.
2. Membaca buku cerita bergambar.
3. Menyalurkan kreativitas dengan menggambar, melukis, menata rumah, dan hal
kreatif lainnya.
4. Membersihkan dan merapikan rumah.
5. Berolahraga dengan berbagai pilihan yang tersedia dalam aplikasi atau media sosial
tertentu.
6. Bercocok tanam di area rumah.
7. Mencoba memasak menu baru dan sehat.
21
8. Menghabiskan waktu berkualitas dengan anggota keluarga di rumah (makan
bersama, diskusi, bermain bersama anak, dll).
9. Menyambung silaturahmi dengan keluarga, saudara, teman, sahabat, dan rekan
lainnya melalui telepon atau video call.

. /
Gawai memang sangat dibutuhkan di era digital ini, terlebih lagi pada saat ini anak-anak
diharuskan belajar di rumah karena adanya pandemi Covid- 19. Namun, dengan begitu
radiasi yang ditampilkan dari cahaya layar gawai atau komputer dapat menimbulkan
ketidaknyamanan khususnya pada organ mata anak. Hal lain mungkin juga memunkinkan
terjadinya penyakit atau gejala tertentu yang berbahaya untuk anak. Untuk itu, orang tua
perlu untuk menjadwalkan anak dalam bermain gawai dan tentunya juga mendampingi
anak dalam menggunakan gawainya agar lebih efektif dan positif.

. ,
1. Makanan Sehat
Kandungan makanan dengan gizi seimbang dapat memenuhi kebutuhan tubuh anak
beserta aktivitas yang dilakukannya. Anak mengalami pertumbuhan fisik,
kecerdasan, mental, dan emosional yang sangat cepat. Maka dari itu, makanan yang
mengandung zat gizi sangat diperlukan untuk proses tumbuh kembangnya. Dengan
mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi secara teratur, anak akan tumbuh
dengan sehat sehingga mampu mencapai prestasi belajar yang tinggi dan kebugaran
dalam aktivitas yang dilakukan (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016).
Setiap hari, anak membutuhkan gizi seimbang yang terdiri dari asupan karbohidrat,
lemak, protein, vitamin dan mineral. Asupan kandungan gizi tersebut dapat diperoleh
dari makanan yang dikonsumsi yang berguna untuk pertumbuhan otak (inteligensi)
dan pertumbuhan fisik. Pada usia ini anak sudah harus belajar untuk menerapkan
pola makan yang teratur, yaitu sarapan, makan siang, dan makan malam. Porsi
makan yang diberikan pada anak usia dini adalah setengah dari porsi orang dewasa.
Pemberian makanan pada anak bisa divariasikan meliputi makanan pokok, lauk
pauk, sayuran, dan buah. Usahakan protein yang diberikan juga berganti sehingga
semua zat gizi terpenuhi.
Jjika pada usia ini anak kekurangan gizi, maka perkembangan otak dan kecerdasan
akan terhambat dan tidak dapat diperbaiki (Auliana, 2011).

2. Tips Mengatasi Sulit Makan Pada Anak

22
Mengatasi sulit makan pada anak merupakan permasalahan yang dihadapi oleh
sebagian besar orang tua. Permasalahan ini mungkin terjadi karena pemberian
makan yang salah sejak awal. Misalnya, anak tidak dikenalkan dengan beragam jenis
makanan dan terlalu banyak diberikan susu formula atau jajanan.
Mengatasi sulit makan pada anak dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah
satunya adalah memberikan suasana makan yang nyaman dan menyenangkan,
perhatikan pula hal-hal berikut (Auliana, 2011) :
a. Ajak anak untuk makan bersama dan sampaikan dengan penuh kasih sayang.
Lebih ideal jika disertai dengan menanamkan pemahaman tentang arti
makanan.
b. Berikan suasana yang menyenangkan seperti sambil menonton TV,
mendengarkan musik atau bermain, tetapi usahakan anak tetap duduk dan
sambil berkomunikasi.
c. Cobalah untuk mengajak makan bersama temannya.
d. Ajak makan bersama seluruh anggota keluarga dan duduk di meja makan.
Biarkan anak makan sendiri dengan alat makan yang sama dengan anggota
keluarga yang lain.
e. Buat jadwal makan secara teratur sehingga anak akan mengenal dan
mengetahui waktu makannya.

.
Kondisi mental akan mempengaruhi daya tahan tubuh kita, jika kondisi mental kita baik,
maka kita menjadi lebih kuat. Jaga gaya hidup sehat teratur dengan istirahat yang cukup,
makan-makanan sehat seimbang, serta berolahraga. Tak lupa, sempatkan untuk
menghirup udara segar dan merasakan kehangatan matahari pagi yang akan memberikan
ketenangan serta sugesti untuk produktif sejak pagi hari.
Cara tersebut bisa digunakan sebagai upaya mengurangi kecemasan diri. Selain itu
mengelola emosi sangatlah penting untuk dilakukan. Ketidakmampuan dalam mengontrol
emosi dapat berdampak buruk baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan sekitar.
Berikut ini terdapat tiga langkah dalam mengelola emosi marah :
a. Langkah Pertama Ketika sedang marah, berlatihlah untuk menenangkan diri setelah
mengatakan suatu pernyataan negatif yang marah, daripada melanjutkan serangan
verbal lainnya yang lebih parah.
Contoh: ketika anak memecahkan gelas tanpa sengaja, Ayah/Bunda sangat marah
dan membentak dengan kata yang kasar “Bodoh kamu!”, dengan begitu Ayah dan
Bunda harus segera sadar dan meninggalkan tempat untuk menenangkan diri
sejenak.

23
Ayah dan Bunda bisa menenangkan diri dengan cara pergi ke suatu tempat misal,
taman rumah, tempat ibadah, atau tempat lain yang membuat Anda nyaman. Pada
langkah pertama tadi, Ayah dan Bunda harus ingat ketika telah mengatakan satu
pernyataan negatif dari emosi marah, segera tinggalkan situasi tersebut! Tentu saja
dalam melakukan langkah pertama ini, diperlukan beberapa latihan untuk menyadari
reaksi tubuh saat marah dan menghentikan verbalisasi atau perkataan negatif saat
marah pada tahap awal. Setelah berhasil melakukan langkah pertama ketika marah,
Ayah dan Bunda dapat berlatih untuk melakukan langkah kedua ketika marah.
b. Langkah Kedua Ketika Ayah dan Bunda sudah mulai merasa bahwa akan marah,
segera tinggalkan situasi tersebut sebelum mengatakan pernyataan negatif terhadap
orang lain. Pada langkah kedua ini, ketika Ayah dan Bunda merasa bahwa akan
marah berlatihlah untuk memahami dan menyadarinya. Ketika sudah menyadari
bahwa akan marah, segera tinggalkan situasi tersebut. Hal ini dilakukan untuk
menghindari mengatakan pernyataan negatif, dan lainnya. Setelah beberapa kali
sukses berlatih, Ayah dan Bunda bisa berlatih ke langkah ketiga.
c. Langkah Ketiga Ayah dan Bunda akan belajar bagaimana mengelola emosi marah
dengan cara yang elegan atau anggun. Ketika sedang marah, Ayah dan Bunda harus
menyadarinya dan coba untuk mengatakan kepada orang yang membuat Ayah dan
Bunda marah (anak) bahwa Ayah dan Bunda akan marah dan pergi sejenak. Ayah dan
Bunda juga boleh mengatakan bahwa masalah ini akan dibahas setelah sudah
merasa lebih tenang.
.
1. Bangun pagi seperti biasa melakukan aktifiatas pagi seperti mandi, berpakaian
rapi dan sarapan
2. Menentukan area khusus yang nyaman dipakai untuk bekerja atau belajar
3. Tentukan skala prioritas.
4. Buatlah list prioritas/target harian yang ingin dikerjakan dan diselesaikan.
5. Mulai dengan niat dan fokus menyelesaikan target yang telah dibuat.
6. Luangkan waktu untuk beristirahat dan melakukan peregangan badan kurang
lebih 5 menit setelah bekerja atau belajar.
7. Sediakan waktu untuk beribadah dan makan. Berikan apresiasi kepada diri
sendiri ketika berhasil menyelesaikan target dengan baik.
8. Berikan apresiasi kepada diri sendiri dari setiap mendapatkan keberhasilan

24
.

Banyaknya waktu di rumah juga dapat dimanfaatkan oleh Ayah/Bunda TKIT Siliwangi agar
dapat membangun hubungan lebih dekat kepada anak dengan bermain bersama. Berikut
terdapat permainan yang dapat dimainkan bersama anak di rumah (Suhesti, 2017):
1. Permainan Mengenal Diri dan Anggota Keluarga
Di lingkungan sekolah, sering kali ditemukan siswa yang belum memiliki karakter
percaya diri. Hal ini terjadi mungkin dikarenakan anak belum memahami dirinya dan
juga lingkungan baru di sekitarnya. Untuk membantu mengembangkan rasa
kepercayaan dirinya, anak bisa mulai dengan mengenal dirinya dan diikuti dengan
mengenal lingkungannya.
a. Ini Gayaku!
Tujuan: Membangun kepercayaan diri dan imajinasi, serta melatih kreativitas.
Waktu: ±20 menit Cara Bermain:
1) Atur anak untuk duduk dengan tenang.
2) Beri penjelasan bahwa anak diminta memperkenalkan dirinya dengan
diakhiri mempraktikkan satu gaya.
Contoh: Hallo, nama saya Adit, kegiatan yang saya sukai adalah bermain
bola basket. Ini gayaku (sambal menopangkan kedua tangan di pipi).
3) Buat nama kocokan sesuai anggota keluarga di rumah.
4) Lakukan permainan sesuai dengan nama yang keluar dari kocokan.
5) Akhiri kegiatan dengan memaknai tujuan permainan.
b. Gambar Unik
Tujuan : Membangun kepercayaan diri dan keterbukaan, melatih
kejujuran, membangun rasa tanggung jawab, serta
melatih kerja sama.
Waktu : ±30 menit
Bahan : Kertas HVS dan alat tulis
Cara Bermain :
1. Atur anak untuk duduk dengan tenang.
2. Bagikan kertas dan minta anak menyiapkan alat tulisnya.
3. Minta anak untuk menggambar satu benda yang ia sukai beserta
alasannya (jika anak belum bisa menulis, orang tua dapat membantunya
sambil belajar menulis dan membaca). Contoh: anak menggambar kucing.
Alasannya karena ia sangat menyukai binatang kucing dan senang
bermain dengan binatang peliharaannya tersebut.
4. Mintalah anak untuk menunjukkan gambarnya dan bercerita secara
25
singkat tentang hasil gambarnya kepada seluruh anggota keluarga di
rumah.

2. Permainan Komunikatif
a. Pesan Berantai
Tujuan : Melatih komunikasi, melatih konsentrasi dan daya ingat,
melatih kerja sama, serta melatih rasa tanggung jawab.
Waktu : ±20 menit
Cara Bermain : .
1. Atur anak untuk duduk dengan tenang.
2. Minta anak untuk membentuk barisan memanjang bersama anggota
keluarga di rumah. Bila anggota keluarga terdiri dari 6 orang, maka bisa
dibagi menjadi 2 kelompok.
3. Anggota keluarga yang berada di barisan paling depan ditunjuk sebagai
pembawa pesan pertama dan anggota keluarga pada barisan paling
belakang sebagai pelapor pesan.
4. Bisikkan sebuah pesan kepada anggota keluarga yang telah ditunjuk
sebagai pembawa pesan.
5. Selanjutnya, anggota keluarga tersebut membisikkan pesan yang ia
tangkap ke barisan belakangnya sampai anggota keluarga terakhir.
6. Anggota keluarga terakhir menyampaikan hasil pesan yang telah
dibisikkan kepadanya.
7. Permainan berlanjut dari bisikkan pesan sederhana ke yang paling sulit.
8. Anggota keluarga/kelompok yang bisa menyampaikan pesan secara utuh
dianggap sebagai pemenangnya dan kelompok yang paling kompak

3. Permainan Membangun Konsentrasi


a. Senam Angin
Tujuan: Melatih konsentrasi dan daya ingat, serta melatih pemahaman
instruksi.
Waktu: ±5 – 10 menit
Cara Bermain:
1. Minta seluruh anggota keluarga untuk membentuk lingkaran.
2. Beritahu anggota keluarga bahwa mereka akan diajak untuk
peregangan sejenak dengan melakukan senam angin.
3. Jika instruktur memberi aba-aba: angin datang dari kiri maka peserta
harus mencondongkan badannya ke kanan, lalu ketika angin datang
26
dari kanan maka peserta harus mencondongkan badannya ke kiri,
angin datang dari depan maka peserta harus membungkukkan badan
ke belakang, angin datang dari belakang maka peserta harus
membungkukkan badan ke depan, angin ribut maka peserta harus
bergerak secepat-cepatnya untuk berganti tempat.
4. Anggota keluarga yang paling lama mencari posisi baru harus maju
untuk memimpin senam angin.
5. Lakukan 2-3 orang memimpin senam.

b. Lakukan apa yang saya katakan


Tujuan: Melatih konsentrasi, melatih pemahaman pada instruksi, serta
melatih kesiagaan.
Waktu: ±10 menit
Cara Bermain:
1. Atur anak untuk duduk dengan tenang.
2. Berikan penjelasan bahwa permainan ini menggunakan kata kunci
“lakukan apa yang saya katakan”.
3. Mulai permainan dengan memberi instruksi, misalkan (untuk pengecoh)
- Pegang hidung!, tetapi pemimpin memegang pundak.
- Pegang mata! Tetapi pemimpin memegang tangan.
4. Akhiri permainan dengan memaknai tujuan.

27
28
1. PROFIL TKIT SILIWANGI
Data Yayasan
Nama : Yayasan Almuawanah Garut
Alamat : Jl. Raya Tutugan No 117 Leles – Garut
Akte Notaris : Aam warlimah, SH. Tanggal 2 Maret 1976
Akta Kemenkumham : AHU-380.AH02.01 tahun 2016
Tahun Berdiri : 1973

Identitas Sekolah
Nama Sekolah : TKIT Siliwangi
NSS : 20260135
Alamat : Jl. Raya Tutugan 117 Leles - Garut
Tahun Berdiri : 2000

Identitas Kepala Sekolah


Nama : Eful Saefulnur, S.Pd
TTL : Garut, 03 September 1979
Pendidikan : S1
Agama : Islam
Alamat Rumah : Jl. Mandalika No. 1 Ds. Haruman Leles - Garut
No. Telepon : 081930777339

Keadaan Tanah
Status Milik : Hak Milik
Luas Tanah : 9000 m2

Sarana Prasarana
No Bangunan / Ruang Jumlah Ukuran Kondisi
1 Ruang Kelas 3 8x7m Baik
2 Ruang Kantor 1 7x3m Baik
3 Toilet 2 2x2m Baik
4 Teras 2 8x2m Baik
5 Dapur Sekolah 1 7x5m Baik

29
Keadaan Siswa ( TA 2020/2021)
Berdasar Jenis Kelamin Berdasar usia anak
No Jenis Kelamin Jumlah No Usia Jumlah
1 Laki-laki 16 1 Usia 4-5 tahun 18
2 Perempuan 15 2 Usia 5-6 tahun 13
Total 31 Total 31

2. Visi dan Misi TKIT Siliwangi


a. Visi : “Terwujudnya pendidikan dasar anak usia dini yang unggul dalam ilmu dan
amal sholeh berpijak pada Al-Quran dan As-Sunah”
b. Misi :
1) Menanamkan keimaanan, membekali ilmu dan membiasakan amal sholeh
2) Menanamkan dan berpegang teguh pada nilai-nilai islami sesuai Al-quran
dan As-sunah serta mencintainya
3) Mewujudkan pelayanan pendidikan secara optimal dan profesional
4) Mengajarkan akhlak ikslami kepada anak didik usia dini melalui
keteladanan dan pembiasaan
5) Mengembangkan pengetahuan, potensi dan bakat anak didik sesuai tingkat
perkembangannya.
3. Tenaga Pendidik dan Kependidikan TKIT Siliwangi
No. Nama Sebagai No. HP
1 Eful Saefulnur, S.Pd. Kepala Sekolah 081930777339
2 Yuli M., S.Pd. Paud Guru Sentra Persiapan 082219476117
3 Fatimah, S.Pd.Paud Sentra Seni & Kreativitas 085871079157
4 Dede J., S.Pd. Paud Guru Sentra Balok 083861964281
5 Tarlinasari, S.Pd. Paud Guru Sentra Bahan Alam 085315008926
6 Ani H.Wati, S.Pd. Paud Guru Sentra Imtaq 083871790070

4. Kegiatan di TKIT Siliwangi masa Pandemi


Kegiatan pendidikan pada masa pandemi di TKIT Siliwangi tahn pelajaran 2021-2022
menerapkan sistem blendid learnig yaitu pencampuran pembelajaran tatap muka
dengan pembelajaran dalam jaringan dari rumah
Menurut Driscol (2002) Blended learning merupakan pembelajaran yang
mengkombinasikan atau menggabungkan berbagai teknologi berbasis web, untuk
mencapai tujuan pendidikan. Penerapan model pembelajaran blended learning dalam
kegiatan pembelajaran disekolah diharapkan sebagai jembatan dari hampir seluruh

30
orang tua dalam pemenuhan hak mendapatkan pendidikan anak secara terukur yang
dapat memberikan nilai positip terhadap hasil pembelajaran.
a. Tatap Muka di Sekolah
Teknis Pembelajaran tatap muka di sekolah bertujuan untuk dapat mengontrol
kondisi perkembangan anak dalam bersosialisasi dan pemenuhan kebutuhan
perkembangan baik secara akademik maupun kemampuan bersosialisasi anak, tentu
saja ini merujuk pada situasi kondisi kesehatan di lingkungan. Hal ini diperlukan
koordinasi semua pihak terutama persetujuan dari orang tua juga pihak terkait.
1) Tata Tertib Tatap Muka di Sekolah di Masa Pandemi
a) Dilaksanakan secara terbatas baik jumlah maupun waktu yang
ketentuannya ditetapkan oleh sekolah
b) Tenaga pendidik dan kependidikan sudah divaksin dan dipastikan sehat dan
tidak memiliki riwayat penyakit / komorbid
c) Dipastikan keadaaan semua warga sekolah dalam keadaan sehat terutama
tidak sedang terpapar c-19
d) Berdasarkan pengajuan/persetujuan orang tua, dan pihak sekolah telah
berkoordinasi dengan pihak terkait seeperti Satgas C-19 dan pihak dinas
pendidikan setempat
e) Sekolah menyiapkan/mempasilitasi prokes kesehatan sesuai dengan
standar yang ditetapkan yaitu, sarana CTPS, handsanitizer, masker untuk
guru, dan alat kebersihan kelas dan lingkungan, tenaga kebersihan kelas
dan lingkungan, penyemprotan secara berkala, dan kebutuhan lainnya.
f) Segala kebutuhan terkait pembelajaran tatap muka di sekolah akan
dibebankan kepada orang tua berdasarkan hasil rapat dan sosialisasi
program kerja dan program anggaran sekolah
g) Pihak sekolah akan memberhentikan sementara jika kondisi
perkembangan c-19 tidak terkendali atau merajalela.
2) Kegiatan
Adapun program kegiatan sekolah dalam setiap tahun ajaran adalah sebagai
berikut :
Pengembangan kemampuan dasar (sikap perilaku, berbahasa, kognitif,
fisik, motorik dan Seni).
Tahaji, Tahsin dan Tahfidzul Qur’an, Tahfidzul Hadits/Doa harian, surat
pendek, Shalat berjamaah, Qiroati / Baca, Pesantren Ramadlan, Idul Qurban,
Olahraga anak, Kesenian
Pengenalan dan pembelajaran shaum sunat Senin Kamis
Program pengenalan lingkungan, teknologi komunikasi, transportasi
Bahasa Arab dan Bahasa Inggris
31
Market day kids
Fruit Day
Haflah Musyahadah / Kreasi Seni
Study tour
Manasik Haji
Gebyar
Out Bond Kids

b. Pembelajaran Jarak Jauh (Daring/Online)


Pembelajaran dari rumah merupakan bagian dari program pembelajaran TKIT
Siliwangi yang wajib diikuti oleh semua siswa dengan bantuan orang tua/wali
melalui pemanfaatan teknologi yang disesuaikan untuk jenjang PAUD,
1) Tatatertib PJJ TKIT Siliwangi
a) Setiap siswa wajib mengikuti pembelajaran daring sesuai jadwal yang
telah ditentukan sekolah
b) Orang tua memberikan nomor yang selalu aktif, segera konfirmasi jika
ada penggantian nomor telepon/wa
c) Setiap siswa selalu didampingan orangtua/wali pada saat kegiatan
daring, guna memantau aktivitas penggunaan gawai/hp
d) Siswa menyampaikan laporan kegiatan kepada guru sesuai dengan
informasi dari guru pada setiap kegiatan
e) Aktif komunikasi terkait dengan proses kegiatan selama daring
f) Hal-hal yang berkaitan dengan administrasi bisa langusng
berhubungan dengan bagian administrasi secara daring maupun datang
langsung
2) Kegiatan PJJ
a) Video Pembelajaran
b) Youtube
c) Tatap Muka Online (zoom, Video Call WA dan Google Mett)
d) Aplikasi Online (Wordwall, Educandy, PearDeck, ProProfs, GarticIo,
Kahoot, Quizizz dll), bersifat kondisional
e) Pembiasaan perilaku disekolah diterapkan dirumah seperti pembiasaan
ibadah, tahfidz, shodaqoh, menabung dan laiinya.
3) Etika menghubungi guru melalui Handphone
a) Waktu
Mohon tidak menghubungi guru di luar jam kerja sesuai jam kerja
yang dijadwalkan dan di waktu istirahat, kecuali urgent
b) Awali menyapa dengan salam
32
Awali sms/chat/telepon dengan Assalamu’alaikum, selamat pagi atau
siang
c) Memberitahukan nama orang tua dan nama siswa
Jika guru belum sempat menyimpan nomor kontak siswa, pastikan
menyertakan nama
d) Permintaan maaf
Permintaan maaf dalam hal ini bukan karena ada kesalahan
melainkan untuk pembiasaan kerendahan hati dan etika/adab
e) Kata ganti pertama
Disarankan mememakai sebutan bunda, ibu guru, atau ibu kepada guru
f) Langsung ke isi
Jelaskan tujuan dan maskud dengan jelas namun tidak terlalu panjang
g) Akhiri dengan terimakasih dan saling mendoakan.

5. Persiapan Masuk TKIT Siliwangi bagi Siswa Baru


Mengisi formulir secara lengkap dan menyerahkan fotocopy akte kelahiran, KK,
pas photo ukuran 2 x 3, 3 x 4, 4 x 6 @2 lembar, dan foto keluarga berwarna 1
lembar ukuran minimal 2R.
Melunasi administrasi awal yang telah ditentukan
Hendaknya sebelum hari pertama anak masuk sekolah orang tua menceritakan
situasi sekolah yang akan dihadapi anak.
Bila anak tidak mau lepas dari orang tuanya, maka orang tua dapat
menunggunya tetapi tidak lebih dari satu pekan (pada masa open house/MPLS).
Seluruh perlengkapan belajar anak di sekolah diberi nama, seperti :
Perlengkapan Sholat (Mukena warna putih polos/sarung warna putih, peci,
sajadah anak)
Perlengkapan harian Kaos Kaki, Sandal, handuk kecil dan alat mandi.
Perlengkapan yang disediakan sekolah :
1 Buku Tulis 6 Buku tabungan 11 Alat tulis
2 Buku paket 7 Buku penghubung 12 Penggaris
3 Buku Qiroati/Iqro 8 Map portopolio 13 Penghapus
4 Buku Bacalah 9 Kartu harian 14 Gunting, serutan, lem
5 Buku gambar 10 Pensil warna 15 Media Pendukung
Anak diharapkan telah terlatih di rumah untuk dapat mengurus diri sendiri pada
saat ke belakang (BAB/BAK) dan pada saat makan bersama.
Waktu kegiatan tatap muka terbatas dari Senin sampai Rabu jam 08.00 – 10.00.
Waktu kegiatan Daring Kamis dan Jum’at dari jam 08.00 sampai 10.00 wib
Untuk laporan kegiatan pada saat daring sampai pukul 20.00 wib
33
Libur sekolah mengikuti kalender akademik Nasional dan Kalender Akademik
Siliwangi.
6. Mengantar dan Menjemput Anak pada masa Pandemi
Jemputan Siliwangi tidak bisa beroperasi sampai batas waktu yang belum
ditentukan
Para pengantar dipersihkan pulang setelah siswa diterima oleh guru
Orang tua diharapkan memperkenalkan kepada guru kelas, siapa yang akan
menjemput anak, sampaikan kepada guru kelasnya apa bila ada penggantian
penjemputan anak., dan mematuhi aturan proses jam pulang yang diatur oleh
guru
Pengantar dihimbau berpakaian sopan (sangat dianjurkan berbusana
muslim/muslimah).
Siswa dan pengantar/penjemput tetap selalu menerpkan prokes
Batas area mengantar, menunggu dan menjemput sesuai batas yang ditentukan.

SERAGAM
 Senin : Blezer 34
 Selasa : Profesi
 Rabu : Olahraga
7. Hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Bantu anak untuk datang senantiasa tepat waktu, usahakan anak cukup tidur dan
sarapan pagi.
b. Setelah masa open house, orang tua tidak diperkenankan menunggu anak di
kelas atau di depan kelas ketika sedang belajar.
c. Bila anak tidak segera menunjukkan hasil kemampuan setelah masuk sekolah,
mohon kesabaran dan pengertian serta kerjasamanya, karena setiap anak
memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda satu dengan yang lainnya,
termasuk penyesuaian dengan lingkungan / situasi baru.
d. Orang tua diharapakan tahu pelajaran yang diterima siswa di sekolah sehingga
tidak kesulitan ketika anak bertanya atau belajar bersama di rumah.
e. Sebelum berangkat ke sekolah jangan lupa mengulang keterangan, bahwa anak
selama di sekolah bermain dan belajar bersama ibu guru dan nanti akan di
jemput lagi
f. Orang tua memberi keterangan melalui surat apa bila anaknya tidak bisa hadir
ke sekolah karena sakit atau ada keperluan keluarga. Akan sangat dihargai
apabila orang tua memberitahukan penyakit yang diderita oleh anak secara jelas
(bila ada).
g. Seluruh pembayaran administrasi melalui petugas administrasi dan pastikan
menerima tanda bukti pembayaran/kwitansi.
h. Komunikasi antara guru dengan orang tua, bisa melalui buku penghubung, atau
whatsapp dengan tata tertib komunikasi yang telah ditetapkan.
i. Menjaga netralitas guru dengan anak sehingga dapat melaksanakan kode etik
sebagai tenaga pendidik.
j. Hal-hal yang belum tercantum pada buku ini akan diberitahukan melalui surat
pemberitahuan atau melalui wali kelasnya.
k. Tidak diperkenankan mengadakan acara ulang tahun anak di sekolah

35
Azzel. (2011). Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia: Revitalisasi Pendidikan Karakter
terhadap Keberhasilan Belajar dan KemaJUan Bangsa. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
De Porter, B. d. (2000). QUantUm Teaching. Bandung: Kaifa.
Jahja, Yudrik. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Pritchard, A. (2008). Ways of Learning: Learning theorist and learning style in classroom
(2nd ed.). London & New York: Routledge Taylor Francis Group.
Razi, F., Yulianty , V., Amani, S. A., & Fauzia, J. H. (2020). BUnga Rampai COVID- 19 : BUkU
Kesehatan Mandiri UntUk Sahabat #dirUmahaja. Depok: PD PROKAMI.
Soetjiningsih, C. H. (2012). Perkembangan Anak (Sejak PembUahan Sampai dengan Kanak-
Kanak Akhir). Jakarta: Kencana.
Suhesti, E. A. (2017). 77 Games Berkarakter dalam Bimbingan Konseling.Bandung: Penerbit
Yrama Widya.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Urip, Edwin 2020, buku-panduan-orang-tua-tentang-pembelajaran-selama-masa-lfh
http://sdpjbintaro.sch.id/index.php/informasi/239-
Widisuseno, Irianto. (2018). Pendidikan Anak Model Orang Tua di Jepang. Kiryoku, (2) 1,58-64

36
37

Anda mungkin juga menyukai