Anda di halaman 1dari 21

Powerpoint Templates

Page 1
Powerpoint Templates
Page 2
Powerpoint Templates
Page 3
RESIKO PASAR DAN KREDIT

By : Firli Agusetiawan shavab, M.M


PENGERTIAN RISIKO PASAR
Risiko Pasar adalah risiko pada laporan posisi keuangan
dan rekening administratif akibat perubahan harga pasar,
antara lain risiko berupa perubahan secara keseluruhan
dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga opsi.

Risiko Pasar terdiri : Risiko Spesifik dan Risiko Pasar Umum

Risiko Spesifik adalah risiko yang timbul akibat pergerakan


atas surat berharga individual yang disebabkan oleh faktor-
faktor yang terkait dengan surat berharga atau penerbitnya.

Risiko Pasar Umum adalah risiko yang timbul akibat


pergerakan harga pasar yang berpengaruh terhadap
beberapa instrumen keuangan.
Risiko Pasar Umum ada 4 kategori :

Risiko suku bunga, risiko nilai tukar, dan risiko komoditas berasal dari posisi
trading book dan posisi banking book, sedangkan risiko ekuitas berasal dari
posisi trading book.
Risiko suku bunga : risiko akibat perubahan harga
instrumen keuangan dari posisi trading book atau akibat
perubahan nilai ekonomis dari posisi banking book yang
disebabkan oleh perubahan suku bunga.

Risiko nilai tukar : risiko akibat perubahan nilai posisi


trading book dan banking book yang disebabkan
perubahan nilai tukar valuta asing atau perubahan harga
emas.

Risiko komoditas : risiko akibat perubahan harga


instrumen keuangan dari posisi trading book dan banking
book yang disebabkan perubahan harga komoditas.

Risiko ekuitas : risiko akibat perubahan harga instrumen


keuangan dari posisi trading book disebabkan perubahan
harga saham.
Risiko pasar muncul karena harga pasar bergerak dalam
arah yang merugikan organisasi.
Misal, suatu perusahaan mempunyai portofolio
sekuritas saham yang dibeli dengan harga Rp 1 milyar.
Misalkan harga saham tersebut jatuh, sehingga nilai
pasar tersebut turun menjadi Rp 800 juta. Perusahaan
tersebut mengalami kerugian karena nilai portofolio
sahamnya turun sebesar Rp 200 juta. Kerugian tersebut
disebabkan karena harga saham bergerak ke arah yang
kurang menguntungkan.
STANDARD DEVIASI
Jika kita mengetahui distribusi suatu variable, maka kita bisa
melakukan banyak hal, seperti menghitung probabilitas nilai
tertentu akan muncul. Jika kita membicarakan distribusi normal,
maka kita hanya membutuhkan dua parameter, yaitu:
1. Nilai Rata-rata
2. Dan Deviasi Standarnya
Dengan dua parameter tersebut, kita bisa melakukan banyak hal
seperti menghitung probabilitas nilai tertentu.
Konsep deviasi standar, distribusi normal, nilai rata-rata menjadi
landasan bagi perhitungan Value At Risk (VAR)
    Perhitungan deviasi standar
E(R)    =          ∑Ri / N
σ Rt       =          ∑ (Ri – E(R))2 / (N - 1)
σR          =          (  σ R2 )1/2
Ditannya :
Contoh soal Deviasi standar dari Aset A = ?
Jawab :
Ø  Tingkat keuntungan rata – rata
Untuk aset A sebagai berikut :
E(RA) = ( 4,5+3+3+4+4 ) / 5 = 3,7%
Ø  Perhitungan Varians sebagai berikut :
σA2 = {( 4,5-3,7 )2 + ( 3-3,7 )2 + ( 3-3,7 )2 +
( 4-3,7 )2 + ( 4-3,7 )2 } / ( 5-1 )

     = { (0,8)2 + (-0,7)2 + (-0,7)2 + (0,3)2 +


(0,3)2 } / 4

     = { (0,64) + (0,49) + (0,49) + (0,09) +


(0,09) } / 4

     = ( 1,8 / 4 ) = 0,45


Value At Risk
Misal jika besok adalah hari yang jelek, berapa besar (
nilai rupiah ) dan berapa besar kemungkinan (
probabilitas ) kerugian yang bisa dialami perusahaan
besok ( atau beberapa hari mendatang ), jawabannya
besok ada kemungkinan sebesar 5% bahwa kerugian
perusahaan ( karena pergerakan harga pasar yang tidak
menguntungkan ) sebesar Rp 10 juta atau lebih. Dalam
hal ini VAR menjawab pertanyaan tersebut dengan
memberikan nilai uang dari kerugian tersebut ( Rp 10
juta ), dan besar kemungkinannya ( 5% )
Teknik perhitungan VAR bisa menggunakan metode
historis, metode analitis dan simulasi Monte-Carlo.
  VAR Metode Historis ( Back Simulation )
Return dapat dihitung dengan cara
Return             =          {[P(t+1) – Pt)] / Pt}*100%

Dimana Pt   =          return pada hari t


    Pt+1 =          return pada hari t+1
Metode historis mempunyai kelebihan yaitu tidak
mengamsumsikan distribusi tertentu dan sederhana. Namun ada
juga kelemahannya seperti asumsi bahwa data masa lalu bisa
digunakan untuk memperediksi masa datang.
VAR portofolio = [ VAR X2 + VAR Y2 + 2 x PXY X VARX VARY] 1/2
VAR x = VAR (value at risk saham X)
VARy  = VAR (value at risk saham Y)
Pxy      = korelasi return saham X dengan saham Y
Contoh Soal
Diketahui adalah :
VAR saham A atau                                   VAR A = 74,2
VAR saham B atau                                   VAR B = 63,8
Korelasi return saham A dan B atau          ρAB     = 0,098
Ditannya : VAR portofolio kedua saham menggunakan metode Histeris atau
VAR port =?
Jawab :
      VAR port = { VARA2 + VARB2 + ( 2 x ρAB x VARA x VARB ) }1/2
                       = { (74,2)2 + (63,8)2 + ( 2 x 0,098 x 74,2 x 63,8 ) }1/2
                       = { 5505,64 + 4070,44 + 927,856 }1/2
                       = ( 10503,936 )1/2
     =  102,489
VAR Metode Modeling ( Analytical )
·      Metode analitis biasanya mengasumsikan distribusi
tertentu yang mendasari return atau harga. Biasanya
distribusi normal ( yang berbentuk bel ) yang
diasumsikan mendasari pergerakan harga. Kemudian
dapat dihtung nilai yang diharapkan ( misal rata – rata )
dan penyimpangan dari nilai yang diharapkan. VAR
dapat dihitung dengan parameter yang dideduksi (
diambil ) dari distribusi ( nilai yang diharapkan dan
penyimpangan )
Ditannya : Standar Deviasi dengan menggunakan Metode
Modeling = ?
Jawab :
Ø  Nilai Portofolio Total = Nilai Investasi A + B
= Rp 20 milyar + Rp 17 milyar = Rp 37 milyar
Ø  Return Portofolio        = XA . E ( RA ) + XB . E ( RB )
= ( 20/37 ) x 15 + ( 17/37 ) x 13,5
= 0,54 x 15 + 0,46 x 13,5
= 8,1 + 6,21     = 14,31 %
Deviasi Standar Portofolio untuk dua aset bisa dihitung sebagai
berikut :
σP = { XA2. σA2 + XB2.  σB2 + 2. XA . XB .  ρAB . σA σB }1/2
dimana  σP                   = deviasi standar ( resiko ) portofolio
              σA , σB          = deviasi standar return aset A dan B
              ρAB                     = korelasi antara return aset A dengan return aset B
Untuk Portofolio diatas, deviasi standar bisa dihitung sebagai
berikut :
σP = { (20/37)2.(14)2+(17/37)2.(16)2+2.(20/37).(17/37).(14).(16).(0,
58)}1/2
     = { (0,54)2.(14)2+(0,46)2.(16)2+2.(0,54).(0,46).(14).(16).(0,58) }1/2
     = { (0,29).(196)+(0,21).(256)+2.(0,54).(0,46).(14).(16).(0,58) }1/2
     = { (56,84)+(53,76)+2.(32,27) }1/2
      = { (56,84)+(53,76)+2.(32,27) }1/2

     = { (56,84)+(53,76)+(64,54) }1/2
      = { 175,14 }1/2

    =  13,24 %
VAR 95 %      = Return Portofolio – Nilai Standar  atau1,65( Deviasi
Standar )
= 14,31 – 1,65 . ( 13,24 )
= 14,31 – 21,85
= - 7,54

VAR 95 %      = - 7,54 x Rp 37 milyar


= - Rp 2,79 milyar

VAR 95 % Portofolio tersebut lebih kecil dibandingkan dengan


penjumlahan VAR untuk masing – masing aset
( Rp 8,85 milyar = Rp 4,55 milyar + Rp 4,3 milyar ). VAR Portofolio yang
lebih kecil tersebut disebabkan adanya efek diversifikasi yang bisa
mengurangi risiko.
Latihan Soal

Nilai portofolio diatas adalah Rp 32 M. Tingkat


keuntungan yang diharapkan untuk portofolio adalah rata
– rata tertimbang dari return asset individualnya.
Return portofolio =
Terima Kasih
Semoga bermanfaat

Powerpoint Templates
Page 21

Anda mungkin juga menyukai