Anda di halaman 1dari 5

Nama : Lirama Amelda Anggriani Munthe

NIM : D1B018112

Kelas : E Agribisnis

Mata Kuliah : Perdagangan Internasional

Tugas 1 : Mencari data tentang komoditi pertanian ekspor dan impor selama 5 tahun.

Kinerja perdagangan jagungIndonesia selama periode 2013–2017 mengalami defisit


perdagangan (Gambar 4.7). Ekspor jagung selama periode 2013-2017 mengalami
peningkatan dari sisi volume sebesar 126,77%, dan dari sisi nilai naik sebesar 53,18%.
Peningkatan ekspor yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2015 yang cukup signifikan
yaitu menjadi sebesar 250,83 ribu ton dari 44,84 ribu ton di tahun 2014. Impor jagung
Indonesia sebaliknya mengalami penurunan dari sisi volume sebesar 25,52% setiap
tahunnya dalam periode 2013-2017, demikian juga dari sisi nilai menurun rata-rata
sebesar 30,69% setiap tahunnya. Baik volume maupun nilai impor jagung yang selalu lebih
besar dari ekspor menyebabkan kinerja perdagangan jagung Indonesia selalu dalam
posisi defisit. Selama periode tahun 2013–2017, defisit neraca perdagangan jagung
mengalami penurunan dari sisi volume sebesar 27,33% demikian juga dari sisi nilai sedikit
melambat sebesar 32,31% setiap tahunnya.

Defisit neraca perdagangan jagung terbesar terjadi tahun 2013 yang mencapai
3,27 juta ton dengan nilai sebesar USD967,58 juta (Gambar 4.7). Neraca perdagangan
jagung yang selalu defisit menunjukkan bahwa komoditas jagung Indonesia belum
mempunyai andil dalam perdagangan internasional. Keragaan ekspor, impor dan neraca
perdagangan jagung Indonesia tahun 2013–2017 secara rinci tersaji pada Tabel 4.6.
Kinerja ekspor jagung secara total pada Triwulan I tahun 2018 menunjukkan
peningkatan ekspor yang cukup tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Volume ekspor pada Triwulan I 2018 adalah 57,95 ribu ton atau setara USD 15,87
juta meningkat 704,03% (volume) dan 548,72% (nilai) dibanding tahun 2017.
Sementara impor jagung menunjukkan peningkatan yang relatif jauh lebih kecil yaitu
16,88% untuk volume dan 10,63% untuk nilai. Impor jagung secara total di Triwulan I
tahun 2018 adalah sebesar 210,78 ribu ton atau setara USD 50,23 juta (Tabel 4.7).

Ekspor –impor jagung adalah terdiri dari wujud segar dan olahan. Berdasarkan
keragaan data tahun 2013–2017 pada Tabel 4.8, baik ekspor maupun impor jagung
didominasi oleh wujud segar. Secara rata-rata selama 5 (lima) tahun ekspor jagung
Indonesia sebesar 72,83% dalam bentuk segar dan 27,17% dalam bentuk olahan.
Sementara impor sebesar 91,73% dalam bentuk segar dan 8,27% dalam bentuk olahan.

Selama 5 (lima) tahun terakhir, ekspor-impor jagung segar dan olahan Indonesia
mengalami peningkatan baik dari sisi volumekecuali nilai impor dalam wujud segar sedikit
melambat. Pada tahun 2017, ekspor jagung segar Indonesia mencapai 1,88ribu ton
(USD1,06juta), sedangkan jagung olahan mencapai 45,12 ribu ton (USD12,93juta).
Sementara, impor jagung segar mencapai 517,49 ribu ton (USD114,08ribu), dan jagung
olahan mencapai 197,01 ribu ton (USD65,79juta).Secara umum defisit neraca
perdagangan jagung mengalami penurunan dalam periode 2013–2017.
Keragaan ekspor impor jagung Triwulan I tahun 2018 menurut wujud segar dan
olahan menunjukkan kinerja yang positif. Ekspor jagung dalam wujud segar meningkat
cukup tinggi, menjadi 45,62 ribu ton dari 542 ton di periode yang sama tahun 2017.
Demikian juga nilai ekspor wujud segar meningkat dari USD 393 ribu di Triwulan I 2017
menjadi USD 12,13 ribu. Sementara ekspor jagung wujud olahan juga meningkat sekitar
80% dari 6,67 ribu ton (USD 2,05 ribu) menjadi 12,33 ribu ton (USD 3,74 ribu).

Impor jagung wujud segar di Triwulan I 2018 sedikit meningkat dari periode yang
sama tahun 2017. Pada triwulan I 2018 volume impor jagung segar adalah 162,03 ribu ton
(USD 32,64 ribu) atau meningkat 26,93% dari tahun 2017 sebesar 127,66 ribu ton (USD
27,62 ribu). Sebaliknya impor jagung olahan menurun dari 52,68 ribu ton (USD 17,78
ribu) pada triwulan I 2017 menjadi 48,74 ribu ton (USD 17,59 ribu) di tahun 2018.
Peningkatan ekspor yang cukup signifikan membuat defisitneraca perdagangan jagung
wujud segar dan olahan menurun pada triwulan I 2018.

Tugas 2 : Mencari data tentang neraca perdagangan Indonesia 2010-2020

Gambaran umum kinerja perdagangan komoditas pertanian

Kinerja perdagangan suatu komoditas dapat dilihat dari besarnya ekspor, impor
dan neraca perdagangan. Nilai neraca perdagangan komoditas beras, jagung,
kedelai, gula pasir dan daging sapiselalu mengalami defisit, yang berarti volume dan
nilai ekspor lebih kecil dibandingkan dengan volume dan nilai impornya.

Selama periode tahun 2012-2014, defisit neraca perdagangan beras, kedelai dan
gula mengalami penurunan dari sisi nilai masing-masing sebesar 11,36%,5,67%, dan
15,90% per tahun. Sedangkan pertumbuhan neraca perdagangan jagung dan daging sapi
dari sisi nilai mengalami peningkatan defisit sebesar 31,50% dan 48,28% per tahun.
Sumber : file:///C:/Users/HP/Downloads/digital_205665-[_Konten_]-Konten%20E3532.pdf

file:///C:/Users/HP/Downloads/digital_163160-[_Konten_]-Konten%20D1293.pdf

Anda mungkin juga menyukai