Anda di halaman 1dari 51

PROSEDUR PELAKSANAAN RONDE PELAYANAN OLEH TIM

GRSBT

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


01.01.02 1
RSUD Dr.R.SOEDJONO
SELONG
DITETAPKAN DIREKTUR
RSUD Dr. R. SOEDJONO SELONG

SPO TANGGAL TERBIT


7 Mei 2009
Dr.H.MAWARDI MHAMRY,MPPM
NIP1991

Pengertian Merupakan gerakan kegiatan diluar jam kerja yang dilaksanakan oleh semua
pejabat baik struktural maupyun fungsional.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penerapan Preventif dan Promotif


serta kebersihan dan ketertiban di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah
dr.R.Soedjono Selong.

Kebijakan SK Direktur Nomor : / 448 / RSUD / V / 2009 tentang pembentukan Tim


Gerakan Rumah sakit Bersih dan tertib.( GRSBT ).

Prosedur 1. Petugas melaksanakan ronde pelayanan sesuai jadwal dan waktu yang
telah ditentukan.
2. Petugas menggunakan tanda pengenal dan berpakaian bebas rapi dan
bersepatu.
3. Apabila ada pihak luar / Media Massa yang memerlukan keterangan
tentang Rumah Sakit diharuskan menghubungi Bagian Sekretariat
4. Petugas Bagian Kesekretariatan akan mencatat dalam buku agenda
penerimaan tamu, dilanjutkan dengan wawancara secara umum oleh Kasubag
Kesekretariatan dan RM/TU.
5. Kasubag Kesekretariatan dan RM/TU menyampaikan kepada Direktur RSU
Dr. R. Soedjono Selong tentang informasi yang diperlukan oleh pihak lain /
media massa.
6. Direktur RSU Dr. R. Soedjono Selong memberikan informasi yang
diperlukan dan atau menunjuk pejabat / pegawai yang diberikan kewenangan.
7. Kasubag Kesekretariatan dan RM / TU mendampingi pihak lain / media
massa ke ruang kerja pejabat / pegawai yang diberi wewenang.

Unit terkait Direktur, Kasubag Kesekretariatan, Humas dan Dokter


PENYEBARLUASAN INFORMASI KELUAR
LINGKUNGAN RUMAH SAKIT

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


01.01.02 II 1
RSUD Dr.R.SOEDJONO
SELONG
DITETAPKAN DIREKTUR
RSU Dr. R. SOEDJONO SELONG
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 April 2005
Dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 140 337 274

Pengertian Informasi keluar Rumah Sakit adalah penyampaian data / fakta yang telah diolah
oleh pejabat / unit terkait untuk kebutuhan pihak lain diluar Rumah Sakit

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penyebarluasan informasi keluar


Rumah Sakit

Kebijakan Penyebarluasan Informasi yang positif bagi masyarakat luas.

Prosedur 1. Apabila ada pihak luar / Media Massa yang memerlukan keterangan tentang
Rumah Sakit diharuskan menghubungi Bagian Sekretariat
2. Petugas Bagian Kesekretariatan akan mencatat dalam buku agenda penerimaan
tamu, dilanjutkan dengan wawancara secara umum oleh Kasubag
Kesekretariatan dan RM/TU.
3. Kasubag Kesekretariatan dan RM/TU menyampaikan kepada Direktur RSU Dr.
R. Soedjono Selong tentang informasi yang diperlukan oleh pihak lain / media
massa.
4. Direktur RSU Dr. R. Soedjono Selong memberikan informasi yang diperlukan
dan atau menunjuk pejabat / pegawai yang diberikan kewenangan.
5. Kasubag Kesekretariatan dan RM / TU mendampingi pihak lain / media massa
ke ruang kerja pejabat / pegawai yang diberi wewenang.

Unit terkait Direktur, Kasubag Kesekretariatan, Humas dan Dokter


PENYEBARLUASAN INFORMASI KELUAR
LINGKUNGAN RUMAH SAKIT

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


01.01.02 II 1
RSUD Dr.R.SOEDJONO
SELONG
DITETAPKAN DIREKTUR
RSU Dr. R. SOEDJONO SELONG
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 April 2005
Dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 140 337 274

Pengertian Informasi keluar Rumah Sakit adalah penyampaian data / fakta yang telah diolah
oleh pejabat / unit terkait untuk kebutuhan pihak lain diluar Rumah Sakit

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penyebarluasan informasi keluar


Rumah Sakit

Kebijakan Penyebarluasan Informasi yang positif bagi masyarakat luas.

Prosedur 6. Apabila ada pihak luar / Media Massa yang memerlukan keterangan
tentang Rumah Sakit diharuskan menghubungi Bagian Sekretariat
7. Petugas Bagian Kesekretariatan akan mencatat dalam buku agenda
penerimaan tamu, dilanjutkan dengan wawancara secara umum oleh Kasubag
Kesekretariatan dan RM/TU.
8. Kasubag Kesekretariatan dan RM/TU menyampaikan kepada Direktur RSU
Dr. R. Soedjono Selong tentang informasi yang diperlukan oleh pihak lain /
media massa.
9. Direktur RSU Dr. R. Soedjono Selong memberikan informasi yang
diperlukan dan atau menunjuk pejabat / pegawai yang diberikan kewenangan.
10. Kasubag Kesekretariatan dan RM / TU mendampingi pihak lain / media
massa ke ruang kerja pejabat / pegawai yang diberi wewenang.

Unit terkait Direktur, Kasubag Kesekretariatan, Humas dan Dokter


PROSEDUR CUTI TAHUNAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


01.03.02 I 1-2
RSUD Dr.R.SOEDJONO
SELONG
DITETAPKAN DIREKTUR
RSU Dr. R. SOEDJONO SELONG
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 4 April 2005
Dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 140 337 274.

Pengertian  Setiap Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1 ( satu )
tahun secara terus-menerus, berhak atas cuti tahunan. Lamanya cuti tahunan
12 ( dua belas ) hari kerja dan tidak dapat dipecah-pecah hingga jangka waktu
yang kurang dari 3 ( tiga ) hari kerja.
 Cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan, dapat
diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 ( delapan belas ) hari
kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan.
 Cuti tahunan yang tidak diambil 2 ( dua ) tahun berturut-turut atau lebih dapat
diambil tahun berikutnya untk paling lama 24 ( dua puluh empat ) hari kerja
termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan.
 Cuti tahunan yang tidak diambil secara penuh dalam tahun yang
bersangkutan, dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18
( delapan belas ) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang
berjalan.
 Cuti tahunan yang tidak diambil secara penuh dalam beberapa tahun, dapat
diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24 ( dua puluh empat ) hari
kerja termasuk cuti tahunan yang sedang berjalan.
 Cuti tahunan yang akan dijalankan ditempat yang sulit perhubungannya,
jangka waktu cuti tahunan tersebut dapat ditambah untuk paling lama 14
( empat belas ) hari termasuk hari libur. Ketentuan ini tidak berlaku bagi cuti
tahunan yang diambil kurang 12 ( dua belas ) hari kerja.
 Cuti tahunan yang ditangguhkan pelaksanaannya oleh pejabat yang
berwenang memberikan cuti dapat diambil oleh PNS yang bersangkutan
dalam tahun berikutnya selama 24 ( dua puluh empat ) hari kerja termasuk cuti
tahunan yang sedang berjalan.
 Pegawai Negeri Sipil yang telah berhak atas cuti tahunan dan bermaksud
akan mengambil cuti tahunan tersebut , harus mengajukan permintaan secara
tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti melalui saluran
hierakhi.
 Cuti tahunan diberikan oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti secara
tertulis.

Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk mendapatkan Cuti


Tahunan.
Kebijakan 1. Cuti diterbitkan oleh Urusan Kepegawaian berdasarkan persetujuan dari
Atasan langsung pegawai ybs. Dan diatas atasan langsung.
2. Persetujuan cuti diberikan apabila ada tenaga pengganti dan ybs. Bekerja
dengan baik.

Prosedur 1. Karyawan / karyawati mengambil Formulir permohonan cuti di Kepala


Urusan Kepegawaian.
2. Setelah diisi lengkap kemudian ditanda tangani oleh yang bersangkutan
dan ditanda tangani oleh pengganti tugasnya.
3. Yang bersangkutan meminta persetujuan atasan langsung dan diatas
atasan langsung.
4. Menyerahkan kembali permohonan yang telah disetujui kepada Kepala
Urusan Kepegawaian paling lambat 1 ( satu ) minggu.
5. Urusan Kepegawaian membuat surat keterangan cuti rangkap 3 ( tiga ) dan
ditanda tangani oleh Direktur RSU. Selong.
6. Urusan Kepegawaian memberitahukan bahwa surat keterangan cuti sudah
bisa diambil.
7. Sebelum menjalankan cuti supaya menyerahkan tugas kepada atasan atau
yang berwenang.
8. Setelah melaksanakan cuti supaya melaporkan diri kepada Urusan
Kepegawaian/atasannya dan mulai melaksanakan tugas sebagaimana
biasa.

Unit terkait 1. Semua Seksi/Sub.Bag/Instalasi


2. Semua Urusan/Sub.Seksi/Kepru.
PROSEDUR PENSIUN
PEGAWAI NEGERI SIPIL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


01.03.02 I 1
RSUD Dr.R.SOEDJONO
SELONG
DITETAPKAN DIREKTUR
RSU Dr. R. SOEDJONO SELONG
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 4 April 2005
Dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 140 337 274

Pengertian Pensiun adalah merupakan hak atas PNS yang telah melaksanakan tugas
pengabdiannya pada Pemerintah.

Tujuan Sebagai Acuan dalam penyelesaian administrasi terhadap PNS yang akan
pensiun.

Kebijakan  Prosedur disusun oleh Urusan Kepegawaian dan disahkan Direktur RSU.
Dr.R.Soedjono Selong.
 Pengusulan Pensiun sesuai ketentuan yang berlaku.

Prosedur 1. Mendata keaadan PNS di RSU Dr.R.Soedjono Selong melalui Buku


Register Pegawai.
2. Memberitahukan terhadap PNS yang akan memasuki masa pensiun untuk
waktu secepatnya 1,5 tahun sebelum masa pensiun tiba.
3. Meminta semua bahan pengajukan pensiun terhadap yang bersangkutan
dalam waktu secepatnya sesuai dengan kebutuhan.
4. Memeriksa / memilih serta melengkapi bahan-bahan pensiun tersebut
sebagaimana mestinya.
5. Membuatkan surat pengantar untuk ditanda tangani oleh Direktur RSU.
Dr.R.Soedjono Selong yang ditujukan kepada pihak yang berwenang.
6. Penyampaian bahan permohonan pensiun kapada pihak yang lebih
berwenang paling lambat 1 ( satu ) tahun sebelum MPP.

Unit terkait  Semua unit di lingkungan RSU Dr.R. Soedjono Selong.


PROSEDUR
ROTASI / MUTASI INTERN
DI LINGKUNGAN RSU SELONG

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


RSUD Dr.R.SOEDJONO 01.03.02 I 1
SELONG
DITETAPKAN DIREKTUR
RSU Dr. R. SOEDJONO SELONG
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 4 April 2005
Dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 140 337 274

Pengertian Pemindahan/penempatan Pegawai Negeri Sipil/kontrak dari unit kerja yang satu
ke unit kerja lain dilingkungan RSU Dr.R.Soedjono Selong.

Tujuan Untuk penyegaran Pegawai Negeri Sipil/kontrak dilingkungan RSU


Dr.R.Soedjono Selong.

Kebijakan Prosedur ini disusun oleh Tim pemberdayaan RSU. Dr. R. Soedjono Selong

Prosedur 1. Merencanakan kemungkinan mutasi dari Pegawai Negeri Sipil/kontrak yang


tenaganya akan dimutasi / penerima tenaga mutasi.
2. Pertemuan pembahasan untuk memperoleh kesepakatan tenaga mutasi
intern
3. Menyusun daftar mutasi / perpindahan yang diajukan ke direktur untuk
disetujui diterbitkan SK mutasi
4. Setelah disetujui direktur kemudian diterbitkan SK mutasi / perpindahan
definitif
5. Pemberian SK mutasi kepada masing-masing yang bersangkutan dan
tembusannya kepada unit terkait.
6. Melapor kepada ruangan/unit asal ybs. Dan kepada unit yang menjadi
tujuan mutasi.

Unit terkait Semua unit yang terkait di RSU Dr.R.Soedjono Selong.


PROSEDUR
IJIN TIDAK MASUK KERJA UNTUK TENAGA KONTRAK / JOB
DI LINGKUNGAN RSU Dr. R. SOEDJONO SELONG

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


RSUD Dr.R.SOEDJONO 01.03.02 I 1
SELONG
DITETAPKAN DIREKTUR
RSU Dr. R. SOEDJONO SELONG
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP
10 Mei 2005
Dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 140 337 274

Pengertian Ijin tenaga kontrak / job adalah sama dengan Pegawai negeri Sipil.

Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk mendapatkan ijin tidak
masuk bekerja.

Kebijakan 1. Ijin diajukan melalui urusan kepegawaian setelah memperoleh


persetujuan dari atasan langsung.
2. Ijin diberikan oleh Direktur paling lama 3 (tiga) hari.

Prosedur Tenaga Kontrak / Job mengambil Formulir Ijin pada Urusan Kepegawaian.
Formulir diisi lengkap sesuai format kemudian di tanda tangani oleh yang
bersangkutan.
Yang bersangkutan meminta persetujuan atasan langsung dengan menanda
tangani kolom yang telah disediakan.
Menyerahkan kembali Formulir Ijin yang sudah ditanda tangani atasan langsung
kepada Urusan Kepegawaian paling lambat 1 (satu) minggu.
Urusan Kepegawaian mengajukan Formulir Ijin kepada Direktur melalui kasubag
Kesekretariatan untuk ditanda tangani.
Urusan Kepegawaian memberitahukan bahwa surat ijin sudah bisa diambil.
Sebelum menjalankan ijin supaya menyerahkan tugas kepada atasan langsung
atau yang berwenang.
Setelah melaksanakan ijin melaporkan diri kepada Urusan Kepegawaian / atasan
langsung dan mulai melaksanakan tugas kembali.

Unit terkait Semua unit di RSU Dr.R.Soedjono Selong.


PROSEDUR KENAIKAN PANGKAT

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


01.03.02 I 1-2
RSUD Dr.R.SOEDJONO
SELONG
DITETAPKAN DIREKTUR
RSU Dr. R. SOEDJONO SELONG
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 4 April 2005
Dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 140 337 274

Pengertian  Setiap Pegawai Negeri Sipil diangkat dalam pangkat tertentu berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Kenaikan Pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas pengabdian
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan terhadap Negara.
 Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil ditetapkan dalam empat periode yaitu:
Periode Januari, April, Juni dan Oktober setiap tahun.
 Usul Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil dapat dipertimbangkan apabila
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan pada penilaian DP3 bernilai
sekurang-kurangnya cukup, tidak dalam proses hukuman disiplin maupun
dalam menjalankan hukuman disiplin.
Jenis Kenaikan Pangkat:
1. Kenaikan Pangkat Reguler yaitu: Kenaikan pangkat yang diberikan kapada
pegawai negeri sipil yang telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan
tanpa memperhatikan pangkat yang dipangkunya.
2. Kenaikan Pangkat Pilihan/Fungsional yaitu : kenaikan pangkat yang diberikan
kepada Pegawai Negeri Sipil yang memangku jabatan Struktural atau
Fungsional tertentu dan telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan :
 Dapat dipertimbangkan dalam waktu 1 ( satu), / 2 ( dua ) tahun apabila
memperoleh penghargaan tingkat nasional ( sesuai dengan bidang tugasnya
) seperti : Perawat teladan, bidan teladan dan dokter teladan.
 Dapat dipertimbangkan kenaikan pangkatnya kurang dari 4 ( empat ) tahun,
apabila telah memenuhi atau mencapai angka kredit yang ditetapkan.
3. Kenaikan Pangkat Istimewa yaitu : kenaikan pangkat yang diberikan kepada
Pegawai Negeri Sipil yang menunjukkan prestasi kerja yang luar biasa
baiknya, atau memperoleh penemuan baru yang bermanfaat bagi negara,
menunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya selama 2 ( dua ) tahun terakhir,
sehingga nyata-nyata menjadi teladan bagi lingkungannya dan setiap unsur
penilaian pelaksanaan pekerjaan bernilai amat baik selama 2 ( dua ) tahun
terakhir.
4. Kenaikan Pangkat Pengabdian yaitu : kenaikan pangkat bagi Pegawai Negeri
Sipil yang telah mencapai batas pensiun yang akan berhenti dengan hormat
dengan hak pensiun, dan mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya 1 ( satu
) tahun dalam pangkat yang dimilikinya.
5. Kenaikan Pangkat Anumerta yaitu: kenaikan pangkat yang diberikan oleh
pemerintah kepada Pegawai Negeri Sipil yang tewas dalam dan sedang
melaksanakan tugas kedinasan.
6. Kenaikan Dalam Tugas Belajar yaitu : kenaikan pangkat yang diberikan
kepada Pegawai Negeri Sipil yang dalam tugas belajarnya untuk jangka waktu
minimal 4 ( empat ) tahun, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan masih
dalam pendidikan mendapatkan unsur nilai DP3 yang baik dari tempat yang
bersangkutan mengikuti pendidikan.
7. Kenaikan Pangkat selama menjadi pejabat negara yaitu : kenaikan pangkat
selama menjadi pejabat negara dan dibebaskan dari jabatan organiknya,
dapat diberikan kenaikan pangkatnya setiap kali setingkat lebih tinggi tanpa
terikat pada jenjang pangkat apabila telah 4 ( empat ) tahun dalam pangkat
yang dimilkinya dengan unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan rata-rata
bernilai baik.
8. Kenaikan sebagai Penyesuaian Ijazah yaitu : kenaikan pangkat yang diberikan
kepada Pegawai Negeri Sipil yang memperoleh Surat Tanda Tamat Belajar
Ijazah dan telah memperoleh ijin belajar dari Pejabat yang berwenang.
9. Kenaikan Pangkat lain-lain yaitu : kenaikan pangkat yang diberikan kepada
Pegawai Negeri Sipil yang memiliki Surat Tanda Tamat Belajar / ijazah
Kejuruan dan akademi, hanya berlaku 1 ( satu) kali yaitu pada kenaikan
pangkat yang pertama sejak pengangkatannya menjadi Calon Pegawai Negeri
Sipil dan masa kredit kepangkatannya dalam 2 ( dua ) sampai 3 ( tiga ) tahun.

Sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah dalam pengusulan kenaikan


Tujuan pangkat Pegawai Negeri Sipil.

Kebijakan 1. Prosedur ini dibuat oleh Urusan Kepegawaian dan disahkan oleh Direktur
RSU. Selong.
2. Urusan Kepegawaian Mengusulkan Kenaikan Pangkat karyawan/ti yang
sudah memenuhi syarat, baik yang melalui angka kredit maupun regular.

Prosedur 1. Urusan Kepegawaian memberitahukan kepada yang bersangkutan sesuai


dengan buku penjagaan kenaikan pangkat.
2. Yang bersangkutan melengkapi bahan-bahan yang dibutuhkan dalam waktu
selambat-lambatnya 5 ( lima ) bulan sebelum masa waktu kenaikan pangkat
yang bersangkutan tiba. Bahan-bahan yang dilengkapi berupa :
 Photo Copy SK. Pangkat terakhir.
 Photo Copy Kartu Pegawai ( Karpeg).
 Photo Copy Daftar Riwayat Pekerjaan.
 DP3 untuk masa kerja penilaian 2 ( dua ) tahun terakhir.
 Photo Copy SK Jabatan dan Surat Pernyataan Pelantikan bagi yang
menduduki jabatan structural
 Photo Copy PAK bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki Jabatan
Fungsional.
 Photo Copy SK. CPNS, Ijazah masing-masing rangkap 5 ( lima ) dan telah
dilegalisir.
3. Menghimpun bahan-bahan persyaratan tersebut dan diteliti.
4. Diajukan kapada Pimpinan untuk mohon tanda tangan pengantar.
5. Melanjutkan kepada pihak yang lebih atas yang berwenagn untuk
menyelesaikannya.
Unit terkait 1. Semua Kasubag/Kasi RSU. Selong
2. Semua Kaur/Kasubsi/Karu

KEBIJAKAN PENGELOLAAN Disahkan oleh :


Direktur RSU Dr. R. Soedjono Selong
SUMBER DAYA MANUSIA
(S D M )
Dr. H. M. Hasbi Santoso, M.Kes.
RSUD Dr.R.SOEDJONO Diterbitkan di Selong
NIP. 140 337 274
SELONG Tanggal : 4 April 2005

1. Pengelolaan Kepegawaian Rumah Sakit dikelola oleh Urusan Kepegawaian antara lain :
a. Pengusulan Kenaikan Pangkat
b. Pengusulan Kenaikan Gaji Berkala
c. Pengurusan Tenaga Kontrak Rumah Sakit
d. Pengusulan Penerbitan PAK bagi Tenaga Fungsional
e. Pengusulan Pemegang Jabatan Struktural
f. Penerimaan Tenaga Job Training
g. Cuti Pegawai PNS dan Kontrak
h. Analisis Kebutuhan Tenaga
i. Pembinaan Pegawai Indisipliner
j. Dan lain-lain yang berkaitan dengan Kepegawaian

2. Penyusunan pola Ketenagaan oleh masing-masing Seksi / Bagian


3. Pembinaan pegawai Rumah Sakit dilakukan melalui Tim Pemberdayaan antara lain
meliputi : Mutasi/ Penempatan pegawai, Rekruitmen Pegawai Honor, Pembinaan Disiplin,
Promosi dll.
4. a.Pengelolaan SDM PNS meliputi : Rekruitmen PNS, Penggajian PNS, Seleksi dan
Pengangkatan PNS tetap menjadi kewenangan Pemda. Lombok Timur.
b. Adapun yang menjadi kewenangan RSU Dr.R.Soedjono Selong antara lain :
- Rekruitmen tenaga Job / Kontrak
- Penggajian Tenaga Kontrak dari anggaran Rumah Sakit yang dikelola melalui
Pemda.Lombok Timur.
Pengangkatan tenaga kontrak sangat tergantung pada kemampuan Financial yang
disyahkan melalui DPRD.
- Pembinaan Pegawai Indisipliner baik untuk PNS maupun Tenaga Job./ Konttrak
- Prosedur Pembinaan pegawai berupa hukuman disiplin tingkat ringan, adapun untuk
tingkat sedang dan Berat akab diproses lebih lanjut pada Bagian Kepegawaian Setda Kab.
Lotim.
5. Penggajian Pegawai dilaksanakan oleh Bagian Keuangan pada tanggal 1 ( satu ) pada
setiap bulannya.
6. Orientasi Pegawai baru, penyegaran Pegawai lama dan sosialisasi bagi karyawan yang telah
selesai mengikuti Diklat diserahkan kepada bagian Diklat Rumah Sakit.
7. Penetepan jam kerja dan pakaian kerja antara lain :
A. Jam Kerja
Senin – Kamis mulai masuk Pukul 07.00 Wita -- 14.00 Wita
Jum,at mulai masuk pukul 06.30 Wita -- 11.00 Wita
Sabtu mulai masuk Pukul 07.00 Wita -- 12.30 Wita
Bagi Tenaga Fungsional ( baik Dokter maupun perawat ) yang jam kerjanya aplausan
diserahkan kepada masing-masing ruangan perawatan dibawah koordinator Seksi
Keperawatan
B. Pakaian Kerja
Senin – Kamis ( Pakaian Dinas Harian warna Cokelat )
Jum,at ( Pakaian Olah Raga )
Sabtu ( Pakaian Bebas Rapi / Pakain Batik )
Khusus untuk Tenaga Fungsional ( Dokter + Perawat ) setiap harinya menggunakan
pakaian warna putih

8. Pemberian nilai bagi pegawai ( DP-3 ) bagi Tenaga Administrasi, Pelayanan dan
Keperawatan tetap berpedoman pada Job discription.
9. a) Setiap pegawai yang baru masuk kerja di RSU Dr. R. Soedjono Selong tetap melalui Tim
Pemberdayaan Pegawai sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
b) Khusus bagi dokter baru melalui panitia kredensial Komite Medik.
10. Bagi setiap seksi / bagian tetap berkoordinasi untuk menghindari Mis Komunikasi.
PROSEDUR
TENAGA SUKARELA

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


RSUD Dr.R.SOEDJONO 01.03.02 I 1
SELONG
DITETAPKAN DIREKTUR
RSU Dr. R. SOEDJONO SELONG
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP
4 April 2005
Dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 140 337 274

Pengertian Tenaga sukarela adalah tenaga yang dengan sukarela mengabdikan diri pada
RSU. Selong dengan tidak menuntut imbalan atau upah.

Tujuan Sebagai Pedoman dalam memeperkerjakan tenaga sukarela.

Kebijakan  Prosedur ini disusun oleh Urusan Kepegawaian dan disahkan Direktur
RSU Dr.R.Soedjono Selong.
 Penerimaan tenaga sukarela disesuaikan dengan prioritas kebutuhan
tenaga dan dukungan dana untuk pembiayaan.

Prosedur 1. Mengadakan pemantauan terhadap kebutuhan tenaga di unit-unit kerja


RSU. Selong sesuai dengan bidang disiplin ilmu yang dibutuhkan.
2. Menerima lamaran permohonan seseorang sebagai tenaga sukarela.
3. Memeriksa permohonan / lamaran untuk disesuaikan dengan kebutuhan
RSU. Selong.
4. Memanggil yang bersangkutan untuk dinyatakan diterima sebagai tenaga
sukarela.
5. Memberikan orientasi terhadap tenaga sukarela yang diterima di unit-unit
yang telah ditentukan.
6. Menempatkan tenaga sukarela di unit-unti kerja / pelayanan sesuai ilmu
dan keterampilannya.

Unit terkait Semua unit di lingkungan RSU Dr.R.Soedjono Selong.


PROSEDUR PEMINJAMAN
FILE KEPEGAWAIAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


RSUD Dr.R.SOEDJONO 01.03.02 I 1
SELONG
DITETAPKAN DIREKTUR
RSU Dr. R. SOEDJONO SELONG
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP
4 April 2005
Dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 140 337 274

Pengertian File Kepegawaian adalah merupakan kelengkapan penyimpanan semua berkas


yang menyangkut masalah administrasi kepegawaian dari Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan untuk keamanan semua administrasi khususnya Administrasi
Kepegawaian sehingga tidak menyulitkan di dalam pendataan dan penyusunan
kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, pensiun dan lain sebagainya.

Tujuan Sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah peminjaman file kepegawaian.

Kebijakan 1. Prosedur Peminjaman File Kepegawaian disusun/dibuat oleh urusan


Kepegawaian dan disyahkan oleh Direktur RSU Dr.R.Soedjono Selong.
2. 1 ( satu ) orang pegawai ditugaskan dan bertanggung jawab untuk
mengelola File Kepegawaian.

Prosedur 1. Karyawan/ti yang akan meminjam File Kepegawaian untuk keperluan foto
copy atau yang lainnya hendaknya terlebih mengisi formulir yang sudah
disediakan oleh urusan kepegawaian.
2. Formulir tersebut berisi antara lain :
a. Nama Peminjam
b. NIP
c. Bangsal/Ruangan
d. Lama Peminjaman
3. Setelah mengisi Formulir ditanda tangani yang bersangkutan mengetahui
petugas pengelola File Kepegawaian.
4. Apabila sudah sampai batas waktu pinjam yang telah ditentukan, agar
Bendel File Kepegawaian tersebut secepatnya dikembalikan kepada
Petugas pengelola File Kepegawaian dengan dilampiri formulir bukti
peminjaman.

Unit terkait Semua karyawan/ti pada setiap unit di RSU Dr.R.Soedjono Selong.
KUALIFIKASI TENAGA KEPERAWATAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


01.03.02 I 1-2
RSUD Dr.R.SOEDJONO
SELONG
DITETAPKAN DIREKTUR
RSU Dr. R. SOEDJONO SELONG
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP
4 April 2005
Dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 140 337 274

Pengertian Kualifikasi tenaga keperawatan adalah jenis tenaga keperawatan berdasarkan


lulusan pendidikan formal & informal dan masa kerja

Tujuan Perawat dan bidan dapat bekerja secara professional berdasarkan kompetensi
yang dipersyaratkan untu mencapai tujuan pelayanan keperawatan dan kebidanan

Kebijakan I. KASI KEPERAWATAN


1. Seorang perawat dengan pendidikan S I dengan pengalaman Kerja 2 tahun
ditambah diklat perjenjangan ( Struktural ) dan pelatihan manajemen
2. Seorang perawat dengan pendidikan D III dan pengalaman 5 tahun
ditambah diklat perjenjangan ( struktural ) dan pelatihan manajemen
3. Seorang perawat / bidan dengan pendidikan SPK / SPR / Bidan dan
pengalaman 15 tahun ditambah diklat perjenjangan ( struktural ) dan
pelatihan manajamen
II. KASUBSI BIMBINGAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
1. Seorang perawat dengan pendidkan D III dan pengalaman 5 tahun
ditambah diklat perjenjangan ( struktural ) dan pelatihan manajemen
Keperawatan
2. Seorang perawat / bidan dengan pendidikan SPK / SPR / Bidan dan
pengalaman 15 tahun ditambah diklat perjenjangan ( struktural ) dan
pelatihan manajamen
III. KASUBSI ETIKA DAN MUTU KEPERAWATAN
Seorang perawat dengan pendidikan D III dan pengalaman 5 tahun ditambah
diklat perjenjangan ( struktural )
Seorang perawat / bidan dengan pendidikan SPK / SPR / Bidan dan
pengalaman 15 tahun ditambah diklat perjenjangan ( struktural ).
IV. KASUBSI PENDIDIKAN DAN PKMRS
1. Seorang perawat dengan pendidikan D III dan pengalaman 5 tahun
ditambah diklat perjenjangan ( struktural )
2. Seorang perawat / bidan dengan pendidikan SPK / SPR / Bidan dan
pengalaman 15 tahun ditambah diklat perjenjangan ( struktural ).
V. PENANGGUNG JAWAB SORE, MALAM DAN HARI LIBUR
1. Seorang perawat / bidan dengan pendidikan D III dan pengalaman 5
tahun
2. Seorang perawat / bidan dengan pendidikan SPK / SPR / Bidan dan
pengalaman 10 tahun

VI. KEPALA RUANG KEPERAWATAN


1. Seorang perawat dengan pendidikan D III dan pengalaman 5 tahun
ditambah diklat perjenjangan ( struktural )
2. Seorang perawat / bidan dengan pendidikan SPK / SPR / Bidan dan
pengalaman 15 tahun ditambah diklat perjenjangan ( struktural ).
VII. PENANGGUNG JAWAB SHIFT
1. Seorang perawat dengan pendidikan D III dan pengalaman 3 tahun
2. Seorang perawat / bidan dengan pendidikan SPK / SPR / Bidan dan
pengalaman 5 tahun
VIII. PERAWAT PENGGANTI KARU
1. Seorang perawat dengan pendidikan D III dan pengalaman 2 tahun
2. Seorang perawat / bidan dengan pendidikan SPK / SPR / Bidan dan
pengalaman 6 tahun ditambah
IX. PELAKSANA KEPERAWATAN
1. Tenaga Keperawatan dengan pendidikan SPK, D III Keperawatan dan
Bidan yang telah diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil serta mampu
melaksanakan tugas dan tanggung jawab dibidang keperawatan
2. Tenaga Keperawatan dengan pendidikan SPK, D III Keperawatan dan
Bidan yang telah diangkat sebagai tenaga kontrak serta mampu
melaksanakan tugas dan tanggung jawab dibidang keperawatan
3. Tenaga Keperawatan dengan pendidikan SPK, D III Keperawatan dan
Bidan yang telah diangkat sebaga teanga magang serta mampu
melaksanakan tugas dan tanggung jawab dibidang keperawatan
X. PERAWAT & BIDAN PENGGANTI / CADANGAN
1. Sesuai dengan uraian tugas pelaksana keperawatan
2. Sesuai dengan tugas perawat / bidan yang digantikan termasuk tugas
tambahan dari Karu
3. Melaksanakan serah terima tugas dengan petugas sebelum dan
sesudahnya
4. Membuat laporan pelaksanaan tugas
XI. TENAGA ADMINISTRASI RUANG PERAWATAN
Seorang minimal dengan pendidikan SLTA, diutamakan yang telah
mengikuti Pekarya Kesehatan.
XII. PEMBIMBING PRAKTIK KLINIK
1. Seorang perawat / bidan minimal dengan pendidikan Akademi yang
berkaitan dengan keperawatan
2. Seorang perawat / bidan dengan pendidikan SPK / SPR / Bidan
PROSEDUR PENYIMPANAN
FILE KEPEGAWAIAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


01.03.02 I 1
RSUD Dr.R.SOEDJONO
SELONG
DITETAPKAN DIREKTUR
RSU Dr. R. SOEDJONO SELONG
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP
4 April 2005
Dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 140 337 274

Pengertian File Kepegawaian adalah merupakan kelengkapan penyimpanan semua berkas


yang menyangkut masalah administrasi kepegawaian dari Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan untuk keamanan semua administrasi khususnya Administrasi
Kepegawaian sehingga tidak menyulitkan di dalam pendataan dan penyusunan
kenaikan pangkat, kemaikan gaji berkala, pensiun dan lain sebagainya.

Tujuan Sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah penyimpanan file


kepegawaian.

Kebijakan 1. Prosedur Peminjaman File Kepegawaian disusun/dibuat oleh urusan


Kepegawaian dan disyahkan oleh Direktur RSU Dr.R.Soedjono Selong.
2. 1 ( satu ) orang pegawai ditugaskan dan bertanggung jawab untuk
mengelola File Kepegawaian.

Prosedur 1. Bersurat kepada semua pegawai yang ada di RSU. Selong untuk meminta
semua Surat Keputusan, Karte Pegawai (KARPEG), Kartu Istri/Suami,
Kartu Tasprn dan DP3 yang dimiliki.
2. Petugas Pengelola File Kepegawaian menyimpan dalam file masing-
masing Pegawai kw dalam bendel yang sudah disiapkan.
3. Bendel tersebut dimasukkan ke dalam rak Kepegawaian dan dikunci.
4. Kalau pegawai yang bersangkutan ada yang membutuhkan untuk
keperluan, Foto Copy harus ada Ijin dari Petugas Pengelola File
Kepegawaian mengetahui Kepala Urusan Kepegawaian.

Unit terkait Semua karyawan/ti pada setiap unit di RSU Dr.R.Soedjono Selong.
PROSEDUR PENGEMBANGAN STAF DAN
PROGRAM PENDIDIKAN TENAGA DOKTER
RSU. Dr. R. SOEDJONO SELONG

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


RSUD Dr.R.SOEDJONO 01.03.02 I 1
SELONG
DITETAPKAN DIREKTUR
RSU Dr. R. SOEDJONO SELONG
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP
4 April 2005
Dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 140 337 274

Pengertian Suatu cara yang ditempuh oleh pihak RSU. Dr. R. Soedjono Selong untuk
memenuhi kebutuhan tenaga, melalui program pengembangan pendidikan &
latihan baik intern RSU maupun extern RSU.

Tujuan 1. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga khususnya kebutuhan tenaga dokter


spesialis.
2. Untuk meningkatkan jangkauan pelayanan khususnya dokter spesialis.
3. Untuk mengembangkan staf RSU secara keseluruhan sehingga terjadi
penigkatan mutu pelayanan

Kebijakan 1. Direktur membuat kebijakan dan program pengembangan pendidikan


dokter spesialis.
2. Direktur membuat perencanaan kebutuhan peralatan medis sebagai
penunjang dalam pemberian pelayanan spesialisasi
3. Direktur membuat usulan ke Pemerinta Daerah untuk program tugas
belajar dokter spesialis yang dibutuhkan RSU Dr.R.Soedjono Selong

Prosedur 1. Rencana kerja pelayanan dan rencana program pengembangan dan


pendidikan disusun berdasarkan standar kebutuhan tenaga sesuai Renstra
serta beban kerja unit pelayanan.
2. Rencana pengembangan dan pendidikan di bahas bersama dengan Komite
Medik, SMF dan Sub Komite pada saat pertemuan ilmiah, dll.
3. Program kerja pengembangan staf dan pendidikan dibuat sebagai acuan
dalam perencanaan pengadaan tenaga medis sesuai kebutuhan.
Unit terkait 1. Kasi Pelayanan
2. Komite Medik
3. Kepegawain

PROSEDUR PENANGANAN ETIKA


PROFESI KEDOKTERAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


01. 05. 04 I 1-3
RSUD Dr.R.SOEDJONO
SELONG
DITETAPKAN DIREKTUR
RSU Dr. R. SOEDJONO SELONG
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 Mei 2005
Dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 140 337 274

Pengertian Etik jabatan kedokteran menyangkut masalah yang berhubungan dengan sikap
para dokter terhadap sejawat, para pembantunya serta terhadap masyarakat dan
pemerintah.
Etik asuhan kedokteran merupakan etik kedokteran dalam kehidupan sehari-hari
adalah peraturan tentang sikap dan tindakan seorang dokter terhadap penderita
yang menjadi tanggung jawabnya.
Uraian Umum ;
Penanganan etika profesi kedokteran di RSU Dr. R. Soedjono Selong adalah suatu
tindakan yang dilakukan bila seorang dokter atau dokter gigi melanggar salah satu
etika dari profesi kedokteran.

Tujuan Sebagai acuan dalam penanganan terhadap pelanggaran etika profesi kedokteran
di RSU Dr. R. Soedjono Selong

Kebijakan Program ini disusun oleh Tim Etika Rumah Sakit yang disahkan oleh Direktur.

Prosedur 1. Semua laporan dan keluhan dari masyarakat pengguna jasa Rumah Sakit
yang disampaikan melalui :
a. Laporan langsung ke Direktur.
b. Kotak Saran
c. Media Massa
d. Unsur Pengawasan
e. Pusat Informasi
f. Petugas RSU Dr. R. Seodjono Selong
2. Ketua Sub Komite Etika Profesi mengadakan seleksi terhadap kasus yang
menyangkut pelanggaran etika profesi.
Kasus yang tidak menyangkut pelanggaran etika profesi diselesaikan oleh unit
pelayanan atau SMF yang bersangkutan.
3. Bagi kasus pelanggaran terhadap etika profesi kedokteran selanjutnya
dicatat didalam agenda pelanggaran untuk penanganan lebih lanjut.
4. Ketua beserta anggota sub komite etika profesi mencari data melalui :
a. tenaga medis yang melakukan pelanggaran (mencari keterangan
atau pendapat tentang kronologis kejadian)
b. penelusuran dokumen medik

c. pengumpulan keterangan dan informasi baik dari petugas RSU Dr.


R. Soedjono Selong maupun dari pasien atau keluarganya.
5. Sub Komite Etika Profesi mengundang kepala SMF terkait untuk
memperoleh masukan atau saran, selanjutnya membuat resume kejadian,
menganalisa, membuat kesimpulan serta menyusun alternatif pemecahan.
6. Sub Komite Etika Profesi menyampaikan berkas kasus pelanggaran
kepada komite medik.
7. Komite Medik menganalisa lebih lanjut berkas pelanggaran kemudian
menyerahkan kesimpulan dan alternatif pemecahannya kepada Direktur RSU
Dr. R. Soedjono Selong sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
sanksi atau tindakan (yang berhak menentukan sanksi adalah Direktur RSU Dr.
R. Soedjono Selong).
8. Apabila terhadap kasus atau pelanggaran etika profesi yang ada kaitannya
dengan tuntutan pengadilan, maka ditangani langsung oleh sub komite etika
profesi sampai selesai dengan memperhatikan petunjuk dari Direktur RSU Dr.
R. Soedjono Selong.
9. Bilamana pengadilan meminta Direktur bertindak sebagai saksi dalam
kasus atau pelanggaran etika profesi, maka Direktur dapat memerintahkan
ketua komite etika profesi untuk memberikan keterangan sesuai dengan hasil
temuan dan keputusan sidang komite medik.

Unit terkait Staf Medis RSU Dr. R. Soedjono Selong


Lampiran :

BERITA ACARA PEMERIKSAAN


PELANGGARAN ETIKA PROFESI RUMAH SAKIT

Pada hari ini : .................................. tanggal ....................................... tahun ........................................


Pukul : .......................... Nama : .......................................................... Bagian : .....................................

Telah dilakukan pemeriksaan dengan hasil : terjadi pelanggaran ( etika profesi / tidak terjadi ).
Bila terjadi pelanggaran dalam kriteria : ( ringan, sedang, berat )

Demikian laporan ini dibuat dengan benar, berdasarkan pengetahuan yang terbaik saat ini dari
pemeriksaan.
1. ...........................................................................
2. ...........................................................................
3. ...........................................................................

Selong, ..........................................
Pelapor,

( ....................................................... )
NIP.
PENYELESAIAN MASALAH ETIK KEPERAWATAN
RSU Dr. R. SOEDJONO SELONG

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


01.05.01 I 1-2
RSUD Dr.R.SOEDJONO
SELONG
DITETAPKAN DIREKTUR
RSU Dr. R. SOEDJONO SELONG
KEBIJAKAN TANGGAL TERBIT
10 Mei 2005
Dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 140 337 274

Tujuan Agar masalah yang berkaitan dengan etik keperawatan dapat ditangani secara
profesional, tepat berdasarkan permasalahan yang ada dan hirarki tanggung
jawab pengelolaan tenaga keperawatan.

Ruang Lingkup Mencakup seluruh tenaga keperawatan RSU Dr. R. Soedjono Selong yang
meliputi perawat, bidan dan perawat gigi dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
Identifikasi masalah etik keperawatan
Mengumpulkan data-data dan informasi tentang masalah etik keperawatan
Menelaah masalah etik keperawatan dan menyimpulkannya.
Mengusulkan jenis-jenis tindakan.
Menetapkan tindakan
Mengevaluasi tindakan.

Tanggung Jawab Direktur bertanggung jawab atas penyelesaian masalah etik keperawatan
berdasarkan pada prosedur penanganan masalah etik di RSU Dr. R.
Soedjono Selong.
Kepala Seksi Keperawatan bertanggung jawab atas telaah dan pelaporan
masalah etik keperawatan kepada Direktur dan melakukan penyelesaian
masalah etik keperawatan sesuai dengan kewenangannya.
Tim etik keperawatan bertangggung jawab atas telaah dan pelaporan masalah
etik keperawatan kepada Kepala Seksi Keperawatan dan melakukan
penyelesaian masalah etik keperawatan sesuai dengan kewenangannya.
Petugas ronde keperawatan bertanggung jawab atas telaah dan pelaporan
masalah etik keperawatan kepada Kepala Seksi Keperawatan dan
melakukan penyelesaian masalah etik keperawatan sesuai dengan
kewenangannya.
Penaggung jawab ruang keperawatan bertanggung jawab atas telaah dan
pelaporan masalah etik keperawatan kepada Kepala Seksi Keperawatan
dan melakukan penyelesaian masalah etik keperawatan sesuai dengan
kewenangannya.

Kebijakan Direktur memberikan sanksi berdasarkan rekomendasi tim etik keperawatan


melalui panitia etik RSU Dr. R. Soedjono Selong sesuai dengan prosedur
yang berlaku. Sanksi ini akan dikaitkan dengan penerapan sanksi
pelanggaran disiplin PNS.
Penyelesaian masalah etik keperawatan dilaksanakan oleh pengelola
keperawatan berdasarkan hirarki dengan prosedur yang berlaku.
Tim etik keperawatan bertugas menyusun prosedur penyelesaian masalah etik
keperawatan, menelaah dan melaporkan masalah etik keperawatan ke
Seksi Keperawatan, memberi saran dan tindak lanjut penyelesaian masalah
etik keperawatan dan melakukan bimbingan dan pembinaan etik profesi
keperawatan. Bila perlu bekerja sama dengan PPNJ dan IBI RSU Dr. R.
Soedjono Selong.
Keputusan tentang pelanggaran etik keperawatan dibedakan atas ringan,
sedang dan berat :
 Pelanggaran Ringan :
Melakukan tindakan / perilaku yang dapat mengganggu kenyamanan
atau ketenangan kerja di lingkungan RSU Dr. R. Soedjono Selong.
Tidak menghormati hak sesama perawat dan atau tenaga kesehatan
lainnya.
Menunjukkan perilaku yang melanggar disiplin profesi dan norma sopan
santun.
 Pelanggaran Sedang :
a. Tidak mematuhi standar profesi dan menghormati hak
pasien ( UU Kesehatan No.23 Tahun 1992 pasal 53 ayat 2 ).
b. Melanggar pasal 53 ayat 2 tersebut diatas yang
mengakibatkan pasien mengalami kerugian secara fisik/mental tetapi
tidak membahayakan/mengancam jiwa pasien seperti memberikan
informasi yang kurang jelas kepada pasien yang berakibat pasien
cemas dan atau pasien menjadi salah tafsir.
 Pelanggaran Berat :
a. Melanggar UU Kesehatan No.23 Tahun1992 pasal 53
ayat 2 yang mengakibatkan atau beresiko tinggi mengancam jiwa
pasien seperti melakukan kesalahan dalam;
Memberikan trnsfusi darah
Melakukan tindakan invasif; memasang cateter urine, infus, NGT dan
lain-lain
Pemberian obat-obatan injeksi/obat citostatika
Pemberian cairan intravcena
Pemberian makanan per sonde
Pengaturan posisi pasien
b. Melakukan mal praktek atau melanggar U Kesehatan
No.23 Tahun 1992 pasal 32 ayat 4 yang dapat mengakibatkan
kecacatan dan atau kematian pada pasien.
c. Memberikan keterangan palsu pada
pasien/keluarganya untuk tujuan tertentu tanpa alasan yang dapat
dipertanggung jawabkan.
d. Memiliki, memanfaatkan dan atau megkomersialkan
harta benda milik Rumah Sakit untuk kepentingan pribadi yang dapat
mengganggu stabilitas kerja.
Penyelesaian masalah etik keperawatan mengacu pada kode etik keperawatan
yang terdiri dari kode etik perawat yang disusun oleh PPNI dan kode etik
bidan yang disusun oleh IBI.

Unit terkait Bagian Kepegawaian


Ruang Keperawatan

PROGRAM KERJA
KODE ETIK RUMAH SAKIT INDONESIA (KODERSI)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


I 1-4
RSUD Dr.R.SOEDJONO
SELONG
DITETAPKAN DIREKTUR
RSU Dr. R. SOEDJONO SELONG
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP
10 Mei 2005
Dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 140 337 274

Pengertian Etik adalah norma-norma akhlak atau moral yang berlaku dalam kehidupan
manusia bermasyarakat.

Kode Etik adalah rangkuman norma-norma akhlak yang dikodifikasikan oleh


kelompok profesi tertentu dan diberlakukan secara khusus di kalangan para
anggota kelompok tersebut.

KODERSI merupakan rangkuman norma-norma akhlak yang telah dikodifikasikan


oleh PERSI (Persatuan Rumah Sakit Indonesia ) sebagai organisasi perumah
sakitan, yang pengertiannya dapat dipandang dari dua sisi :
Merupakan kewajiban moral yang harus ditaati oleh setiap Rumah Sakit (sebagai
suatu lembaga) di Indonesia.
Merupakan rangkuman nilai-nilai moral mengenai perumah sakitan di Indonesia
guna dijadikan pegangan dan pedoman bagi insan-insan perumah sakitan di
dalam penyelenggaraan dan pengelolaan Rumah Sakit di Indonesia.

Rumah Sakit sebagai ”Unit Sosio – Ekonomi” :


Rumah Sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan adalah merupakan ”Unit Sosio-
Ekonomi” yang harus senantiasa mengutamakan tugas kemanusiaan dan
mendahulukan fungsi sosialnya, bukan bertujuan mencari keuntungan semata.
Dalam menjalankan tugasnya harus senantiasa berpedoman dan berpegang teguh
kepada KODERSI.

Insan-Insan Perumah Sakitan :


Adalah mereka yang terlibat dalam kegiatan penyelenggaraan dan pengelolaan
Rumah Sakit.
Insan-insan perumah sakitan wajib memahami, mendalami dan menghayati serta
mampu mengamalkan KODERSI secara utuh dan konsekuen.
Insan-insan perumah sakitan terdiri dari beberapa kelompok :
Pendiri / pemilik Rumah Sakit
baik perorangan maupun badan hukum pemilik modal, mempunyai gagasan
atau ide serta menentukan misi dan falsafah Rumah Sakit.
Dewan Penyantun atau Dewan Pembina
terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat dengan latar belakang berbagai profesi,
serta memiliki kepedulian mengenai kesejahteraan masyarakat khususny
dibidang perumah sakitan tanpa maksud mencari keuntungan pribadi,
bersedia mengabdikan diri untuk kepentingan Rumah Sakit.
Pimpinan Eksekutif
adalah pimpinan yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan Rumah Sakit,
dibantu oleh staf medik maupun non medik.

Staf Medik dan Staf Keperawatan


adalah tenaga-tenaga profesi medik dan keperawatan yang bertugas dan
bertanggung jawab dalam hal pelayanan medik dan keperawatan

Tata Laksana Inti dan Pola Pembinaan KODERSI di Rumah Sakit :


KODERSI Pembinaan KODERSI di Rumah Sakit merupakan upaya-upaya ;
 Preventive
 Persuasif
 Edukatif
 Korektif
Terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan dari norma-norrma sebagaimana
yang termuat dalam KODERSI.
Pembinaan KODERSI diarahkan pada dua sisi :
1. Pembinaan terhadap Rumah Sakit sebagai lembaga lewat
manajemen Rumah Sakit.
2. Pembinaan terhadap insan-insan Rumah Sakit dilaksanakan
secara komprehensif dan berkelanjutan.

Peran Badan-badan Etika Rumah Sakit Indonesia dalam Pelaksanaan KODERSI di


Rumah Sakit :
 Badan Etika Rumah Sakit Indonesia di tingkat pusat
dan cabang dinamakan MAKERSI (Majelis Kehormatan Etika Rumah Saklit
Indonesia), dan di tingkat Rumah Saklit dinamakan KERSI (Komite Etika
Rumah Sakit Indonesia)
 MAKERSI pusat dan cabang adalah perangkat
organisasi PERSI
 KERSI di Rumah Sakit sepenuhnya merupakan
perangkat organisasi Rumah Sakit bukan di bentuk oleh PERSI tetapi di bentuk
oleh Pemilik atau Pimpinan Rumah Sakit dan sepenuhnya bertanggung jawab
kepada pihak yang mengangkatnya, hanya secara fungsional pembinaannya
dilakukan oleh MAKERSI.

Program Kerja KERSI merupakan pemeran utama dan ujung tombak dalam penerapan KODERSI
Komite Etika di Rumah Sakit.
Rumah Sakit Untuk itu perlu disusun suatu program kerja tahunan dari KERSI RSU Dr. R.
(KERSI) RSU Soedjono Selong sebagai berikut ; upaya-upaya preventif, persuasif, edukatif dan
Dr. R. korektif yang merupakan inti pembinaan KODERSI diarahkan kepada dua sisi :
Soedjono 1. Pembinaan Rumah Sakit sebagai suatu lembaga
Selong 2. Pembinaan terhadap insan-insan Rumah Sakit.
Pembinaan Rumah Sakit sebagai suatu lembaga :
Disini pembinaan melalui manajemen Rumah Sakit, pelaksana diharapkan bisa
melibatkan Pimpinan / Direktur Rumah Sakit, para kepala unit terkait, ketua
SMF dan sebagainya.
Waktu tidak tertentu, sebab pembinaan ini harus senantiasa diberikan agar
aktifitas dan proses manajemen Rumah Sakit selalu berada dalam batas-batas
rambu moral sebagaimana telah disepakati.
Pembinaan tersebut bisa diberikan saat rapat-rapat / pertemuan-pertemuan
Direktur dengan staf, kasi dan sebagainya atau rapat-rapat intern unit-unit
maupun SMF.

Pembinaan terhadap insan-insan Rumah Sakit :


Mengadakan sosialisasi KODERSI kepada semua insan Rumah Sakit.
Penyebar luasan buku KODERSI sedapat mungkin kepada setiap insan
Rumah Sakit dengan melihat kemampuan pendanaan yang ada.
Untuk pelaksanaan (Bab I pasal 3 dan Bab IV pasal 14 KODERSI)
dilaksanakan melalui forum ;
Pertemuan ilmiah mingguan ( Siang Klinik ) setiap hari Kamis.
Pelatihan- pelatihan keterampilan klinik terstandarisasi yang dilakukan oleh
P2KP ( Pusat Pelatihan Klinik Primer ) melalui dana APBD atau donatur
lain yang diorganisir oleh Dinas Kesehatan Lombok Timur ataupun
pendanaan dari Diklat RSU Dr. R. Soedjono Selong.
Waktu penyelenggaraan tergantung pada tersedianya dana.
Pensosialisasian KODERSI bagi calon pegawai baru melalui seleksi oleh
Panitia Kredensial dengan mewajibkan baca / memiliki buku KODERSI.
Melakukan evaluasi per triwulan dengan melibatkan pimpinan Rumah Sakit dan
unit-unit terkait.
KERSI melakukan pelaporan berkala ke MAKERSI cabang tentang
pelaksanaan KODERSI di Rumah Sakit.

Prosedur Semua keluhan dan laporan dari masyarakat pengguna jasa Rumah Sakit
penanganan disampaikan melalui :
pelanggaran Laporan langsung kepada Direktur Rumah Sakit
KODERSI Kotak saran
Media Massa
Unsur Pengawasan
Pusat Informasi
Petugas RSU Dr. R. Soedjono Selong
Ketua Komite Etika Rumah Sakit mengadakan seleksi terhadap kasus yang
menyangkut pelanggaran etika Rumah Sakit.
Bagi kasus pelanggaran terhadap etika Rumah Sakit selanjutnya dicatat di dalam
buku agenda pelanggaran untuk penanganan lebih lanjut.
Pelanggaran etika Rumah Sakit bisa berupa ;
Pelanggaran oleh salah satu atau lebih unit di dalam lingkup Rumah Sakit
sebagai lembaga.
Pelanggaran etika Rumah Sakit oleh insan-insan Rumah Sakit.

Pelanggaran oleh salah satu unit di dalam Rumah Sakit sebagai lembaga :
Ketua beserta anggota Komite Etika Rumah Sakit (KERSI) mencari data
melalui :
Unit yang melakukan pelanggaran (kronologis kejadian)
Pengumpulan keterangan dan informasi dari petugas RSU Dr. R. Soedjono
Selong maupun dari pasien dan keluarganya.
Sumber-sumber lain yang bisa dipertanggung jawabkan.
KERSI mengundang unit terkait atau Ketua SMF terkait untuk memperoleh
masukan atau saran, selanjutnya membuat resume kejadian, menganalisa
dan membuat kesimpulan serta menyusun alternatif pemecahan.
KERSI melaporkan hasil temuan, saran-saran dan hasil analisa maupun
alternatif pemecahan kepada Direktur Rumah Sakit.

Tindak lanjut oleh Direktur ini bisa berupa pembinaan yang bersifat :
Preventif
Persuasif
Edukatif
Korektif
terhadap unit terkait.

Pelanggaran oleh insan-insan Rumah Sakit bisa berupa :


Pelanggaran etika profesi
Tenaga medis, penanganan diserahkan kepada Panitia Etika Profesi pada
Komite Medis.
Tenaga paramedis, penanganan diserahkan kepada Sub Seksi Etika &
Mutu Keperawatan di bawah Seksi Keperawatan.
Bukan Pelanggaran etika profesi :
Proses penanganan menyerupai pelanggaran etika Rumah Sakit oleh unit
(lembaga) namun pembinaannya langsung ditujukan kepada insan Rumah
Sakit yang melanggar tersebut dan pembinaannya bisa dilakukan oleh
kepala unit yang bersangkutan atau langsung oleh Direktur Rumah Sakit.

Unit terkait Semua unit di RSU Dr. R. Soedjono Selong


PROSEDUR
PENANGANAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


01.03.02 I 1-2
RSUD Dr.R.SOEDJONO
SELONG
DITETAPKAN DIREKTUR
RSU Dr. R. SOEDJONO SELONG
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP
10 Mei 2005
Dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 140 337 274

Pengertian Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah peraturan yang mengatur
kewajiban, larangan dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan
dilanggar Pegawai Negeri Sipil.
Pelanggaran Disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau perbuatan Pegawai Negeri
Sipil baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja.
Hukuman Disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada Pegawai Negeri Sipil
karena melanggar peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Tujuan Untuk memperbaiki dan mendidik Pegawai Negeri Sipil yang melakukan
pelanggaran disiplin.
Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah penanganan disiplin Pegawai
Negeri Sipil.

Kebijakan Proses penanganan disiplin Pegawai Negeri Sipil dilakukan oleh Kasubag
Kesekretariatan, Urusan Kepegawaian dan unit-unit terkait.
Penjatuhan hukuman disiplin ringan ditetapkan oleh Direktur berdasarkan berita
acara hasil pemeriksaan / data yang ada.
Penjatuhan hukuman disiplin sedang dan berat ditentukan oleh pejabat Pembina
Kepegawaian Daerah.

Prosedur Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin terlebih dahulu
diperingati secara lisan oleh atasan langsung.
Jika masih melakukan pelanggaran dilaporkan kepada atasan pejabat langsung.
Atasan pejabat langsung memanggil Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
secara tertulis untuk dimintai keterangan dan diperingati yang dibuat dalam
bentuk tertulis yang ditanda tangani oleh yang bersangkutan dan pejabat
atasan langsung.
Jika Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan masih melakukan pelanggaran,
kembali atasan langsung melaporkan kepada atasannya / pejabat yang
berwenang untuk dibuatkan teguran tertulis sampai pada pernyataan tidak
puas secara tertulis dan diajukan melalui Kepala Urusan Kepegawaian untuk
diteruskan kepada Direktur.

Setelah ditanda tangani oleh Direktur, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
diberikan agar mengetahuii dan ditembuskan kepada unit terkait lainnya sesuai
keperluan.
Sedangkan untuk hukuman disiplin sedang dan berat dilanjutkan ke Bagian
Kepegawaian Setda Kab. Lombok Timur bersama dengan berita acara hasil
pemeriksaan dan data-data pendukung lainnya.

Unit terkait Semua Kepala Seksi / Sub. Bagian / Instalasi


Semua Kepala Urusan / Sub. Seksi / Ruangan
PENANGANAN ETIKA
PROFESI KEDOKTERAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


01.05.21 I 1/2
RSUD Dr.R.SOEDJONO
SELONG
DITETAPKAN DIREKTUR
RSU Dr. R. SOEDJONO SELONG
PROSEDUR TANGGAL TERBIT
TETAP 02 Januari 2007
Dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 140 337 274

Pengertian Etik jabatan kedokteran menyangkut masalah yang berhubungan dengan sikap
para dokter terhadap sejawat, para pembantunya serta terhadap masyarakat dan
pemerintah.
Etik asuhan kedokteran merupakan etik kedokteran dalam kehidupan sehari-hari
adalah peraturan tentang sikap dan tindakan seorang dokter terhadap penderita
yang menjadi tanggung jawabnya.
Uraian Umum :
Penanganan etika profesi kedokteran di RSU Dr. R. Soedjono Selong adalah suatu
tindakan yang dilakukan bila seorang dokter atau dokter gigi melanggar salah satu
etika dari profesi kedokteran.

Tujuan Sebagai acuan dalam penanganan terhadap pelanggaran etika profesi kedokteran
di RSU Dr. R. Soedjono Selong.

Kebijakan Buku pedoman Etika dan Medicolegal RSU Dr. R. Soedjono Selong.

Prosedur Semua laporan dan keluhan dari masyarakat pengguna jasa Rumah Sakit yang
disampaikan melalui :
Laporan langsung ke Direktur
Kotak Saran
Media Massa
Unsur Pengawasan
Pusat Informasi
Petugas RSU Dr. R. Soedjono Selong
Ketua Sub KomiteProfesi mengadakan seleksi terhadap kasus yang menyangkut
pelanggaran etika profesi.
Kasus yang tidak menyangkut pelanggaran etika profesi diselesaikan oleh unit
pelayanan atau SMF yang bersangkutan.
Bagi kasus pelanggaran terhadap etika profesi kedokteran selanjutnya dicatat di
dalam agenda pelanggaran untuk penanganan lebih lanjut.
Ketua beserta anggota sub komite etika profesi mencari data melalui :
Tenaga medis yang melakukan pelanggaran ( mencari keterangan atau
pendapat tentang kronologis kejadian )

PENANGANAN ETIKA
PROFESI KEDOKTERAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


01.05.21 I 2/2
RSUD Dr.R.SOEDJONO
SELONG

Penelusuran dokumen medik


Pengumpulan keterangan dan informasi baik dari petugas RSU Dr. R.
Soedjono Selong maupun dari pasien atau keluarganya.
Sub Komite Etika Profesi mengundang kepala SMF terkait untuk memperoleh
masukan atau saran, selanjutnya membuat resume kejadian, menganalisa,
membuat kesimpulan serta menyusun alternatif pemecahan.
Sub Komite Etika Profesi menyampaikan berkas kasus pelanggaran kepada komite
medik.
Komite medik menganalisa lebih lanjut berkas pelanggaran kemudian
menyerahkan kesimpulan dan alternatif pemecahannya kepada Direktur RSU
Dr. R. Soedjono Selong sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
sanksi atau tindakan ( yang berhak menentukan sanski adalah Direktur RSU
Dr. R. Soedjono Selong ).
Apabila terhadap kasus atau pelanggaran etika profesi yang ada kaitannya dengan
tuntutan pengadilan, maka ditangani langsung oleh sub komite etika profesi
sampai selesai dengan memperhatikan petunjuk dari Direktur RSU Dr. R.
Soedjono Selong.
Bilamana pengadilan meminta Direktur bertindak sebagai saksi dalam kasus atau
pelanggaran etika profesi, maka Direktur dapat memerintahkan ketua komite
etika profesi untuk memberikan keterangan sesuai dengan hasil temuan dan
keputusan sidang komite medik.

Unit terkait Staf Medis RSU Dr. R. Soedjono Selong.


Lampiran :

BERITA ACARA PEMERIKSAAN


PELANGGARAN ETIKA PROFESI RUMAH SAKIT

Pada hari ini : ........................................... tanggal ............................................... tahun .....................


Pukul : ................................... Nama : .................................................... Bagian : ...............................

Telah dilakukan pemeriksaan dengan hasil : terjadi pelanggaran ( etika profesi / tidak terjadi ).
Bila terjadi pelanggaran dalam kriteria : ( ringan, sedang, berat ).

Demikian laporan ini dibuat dengan benar, berdasarkan pengetahuan yang terbaik saat ini dari
pemeriksaan :
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................

Selong, ................................................
Pelapor,

( ..................................................... )
NIP.
KEBIJAKAN PENYELESAIAN
MASALAH ETIK Disahkan oleh :
KEPERAWATAN Direktur RSU Dr. R. Soedjono
RSU Dr. R. SOEDJONO Selong
SELONG

Diterbitkan di Selong
RSUD Dr.R.SOEDJONO Dr. H. M. Hasbi Santoso, M.Kes.
Tanggal : 02 Januari 2007
SELONG NIP. 140 337 274
Halaman 1 / 2

Tujuan
Agar masalah yang berkaitan dengan etik keperawatan dapat ditangani secara profesional, tepat
berdasarkan permasalahan yang ada dan hirarki tanggung jawab pengelolaan tenaga keperawatan.

Ruang Lingkup
Mencakup seluruh tenaga keperawatan RSU Dr. R. Soedjono Selong yang meliputi Perawat, Bidan dan
Perawat Gigi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Identifikasi masalah etik keperawatan.
Mengumpulkan data-data dan informasi tentang masalah etik keperawatan.
Menelaah masalah etik keperawatan dan menyimpulkannya.
Mengusulkan jenis-jenis tindakan.
Menetapkan tindakan.
Mengevaluasi tindakan.

Tanggung Jawab
Direktur bertanggung jawab atas penyelesaian masalah etik keperawatan berdasarkan pada prosedur
penanganan masalah etik di RSU Dr. R. Soedjono Selong.
Kepala Seksi Keperawatan bertanggung jawab atas telaah dan pelaporan masalah etik keperawatan
kepada Direktur dan melakukan penyelesaikan masalah etik keperawatan sesuai dengan
kewenangannya.
Tim etik keperawatan bertanggung jawab atas telaah dan pelaporan masalah etik keperawatan kepada
Kepala Seksi Keperawatan dan melakukan penyelesaian masalah etik keperawatan sesuai dengan
kewenangannya.
Petugas ronde keperawatan bertanggung jawab atas telaah dan pelaporan masalah etik keperawatan
kepada Kepala Seksi Keperawatan dan melakukan penyelesaian masalah etik keperawatan sesuai
dengan kewenangannya.
Penanggung jawab ruang keperawatan bertanggung jawab atas telaah dan pelaporan masalah etik
keperawatan kepada Kepala Seksi Keperawatan dan melakukan penyelesaian masalah etik
keperawatan sesuai dengan kewenangannya.

Kebijakan
Direktur memberikan sanksi berdasarkan rekomendasi tim etik keperawatan melalui panitia etik RSU
Dr. R. Soedjono Selong sesuai dengan prosedur yang berlaku. Sanksi ini akan dikaitkan dengan
penerapan sanksi pelanggaran disiplin PNS.
Penyelesaian masalah etik keperawatan dilaksanakan oleh pengelola keperawatan berdasarkan hirarki
dengan prosedur yang berlaku.

KEBIJAKAN PENYELESAIAN
MASALAH ETIK
KEPERAWATAN
RSU Dr. R. SOEDJONO
SELONG

Diterbitkan di Selong
RSUD Dr.R.SOEDJONO Tanggal : 02 Januari 2007
SELONG Halaman 2 / 2

Tim etik keperawatan bertugas menyusun prosedur penyelesaian masalah etik keperawatan, menelaah
dan melaporkan masalah etik keperawatan ke Seksi Keperawatan, memberi saran dan tindak lanjut
penyelesaian masalah etik keperawatan dan melakukan bimbingan dan pembinaan etik profesi
keperawatan. Bila perlu bekerja sama dengan PPNI dan IBI RSU Dr. R. Soedjono Selong.
Keputusan tentang pelanggaran etik keperawatan dibedakan atas ringan, sedang dan berat :
Pelanggaran Ringan
Melakukan tindakan / prilaku yang dapat mengganggu kenyamanan atau ketenangan kerja
dilingkungan RSU Dr. R. Soedjono Selong.
Tidak menghormati hak sesama perawat dan atau tenaga kesehatan lainnya.
Menunjukkan prilaku yang melanggar disiplin profesi dan norma sopan santun.
Pelanggaran Sedang
Tidak mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien ( UU Kesehatan No. 23 Tahun
1992 pasal 53 ayat 2 ).
Melanggar pasal 53 ayat 2 tersebut diatas yang mengakibatkan pasien mengalami kerugian
secara fisik / mental tetapi tidak membahayakan / mengancam jiwa pasien seperti
memberikan informasi yang kurang jelas kepada pasien yang berakibat pasien cemas dan
atau pasien menjadi salah tafsir.
Pelanggaran Berat
Melanggar UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 pasal 53 ayat 2 yang mengakibatkan atau
beresiko tinggi mengancam jiwa pasien seperti melakukan kesalahan dalam :
Memberikan transfusi darah
Melakukan tindakan invasif, memasanag cateter urine, infus, NGT dan lain-lain
Pemberian obat-obatan injeksi / obat citostatika
Pemberian cairan intravcena
Pemberian makanan per sonde
Pengaturan posisi pasien
Melakukan mal praktek atau melanggar UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 pasal 34 ayat 4
yang dapat mengakibatkan kecacatan dan atau kematian pada pasien.
Memberikan keterangan palsu pada psien / keluarganya untuk tujuan tertentu tanpa alasan
yang dapat dipertanggung jawabkan.
Memiliki, memanfaatkan dan atau mengkomersialkan harta benda milik Rumah Sakit untuk
kepentingan pribadi yang dapat mengganggu stabilitas kerja.
Penyelesaian masalah etik keperawatan mengacu pada kode etik keperawatan yang terdiri dari kode
etik perawat yang disusun oleh PPNI dan kode etik bidan disusun oleh IBI.

Unit terkait
Bagian Kepegawaian
Ruang Keperawatan

TATA CARA MEMPEROLEH PELAYANAN


DI RSU Dr. R. SOEDJONO SELONG

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


01.01. I 1/1
RSUD Dr.R.SOEDJONO
SELONG
DITETAPKAN DIREKTUR
RSU Dr. R. SOEDJONO SELONG
PROSEDUR TANGGAL TERBIT
TETAP 02 Januari 2007
Dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 140 337 274

Pengertian Cara memperoleh pelayanan di Instalasi Rawat Jalan ( Poliklinik ) pemeriksaan


dokter, perawat maupun pemeriksaan penting sesuai penyakit.

Tujuan Sebagai pedoman memperoleh pelayanan di Rumah Sakit.


Agar pasien mengetahui dengan jelas prosedur pelayanan di Rumah Sakit.

Kebijakan Protap ini disusun oleh Seksi Pelayanan dengan pengesahan Direktur untuk disebar
luaskan.

Prosedur Pasien datang daftar di Loket karcis baik dengan rujukan maupun tanpa rujukan.
Pasien Askes langsung ke loket kartu sambil membawa rujukan
Pasien gawat darurat langsung ke Instalasi Gawat Darurat ( IGD )
Setelah pasien mendapat karcis diarahkan ke loket kartu ( TP2 RJ ) untuk
memperoleh kartu / nomor Rekam Medis.
Petugas Rekam Medis ( TP2 RJ ) mengarahkan pasien / keluarga pasien ke
poliklinik yang dituju sesuai penyakit atau rujukan dokter Puskesmas / swasta.
Di Poliklinik pasien tersebut di anamnesa dan diperiksa dokter Poliklinik , jika
diperlukan dilakukan pemeriksaan penunjang sesuai penyakit / indikasi.
Pasien di diagnosa dan diberikan resep obat sesuai penyakit, pasien tersebut
dianjurkan untuk membeli obat di apotik, khusus untuk pasien Askes harus
dilegalisasi dulu resep obatnya di di Tim Pengendali Askes baru mengambil
obatnya di apotik yang ditunjuk oleh Askes.
Menindak lanjuti hasil pemeriksaaan penunjang Laboratorium, Rontgen, EKG dan
USG.
Apabila pasien tersebut memerlukan rawat inap oleh Dokter Poliklinik pasien
tersebut dibuatkan surat permintaan rawat inap kemudian daftar di Loket Rawat
Inap ( TP2 RI ).
Pasien diantar melalui Instalasi Gawat Darurat ( IGD ).
Unit terkait Loket Karcis
Rekam Medis
Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Rawat Inap
Instalasi Gawat Darurat ( IGD )

JADWAL KEGIATAN INSTALASI RAWAT JALAN ( POLIKLINIK )

NO JAM / WAKTU URAIAN KEGIATAN

1 07.00 – 08.00 Wita Mengikuti apel pagi ( diikuti oleh semua karyawan )
dilakukan oleh Petugas Poliklinik Menyiapkan kelengkapan administrasi untuk kegiatan pela-yanan :
Buku Registrasi Pasien
Blangko Resep
Blangko Sensus
Blangko Laporan
Kelengkapan administrasi lainnya yang diperlukan
Menyiapkan kelengkapan peralatan untuk kegiatan pelayanan :
Alat Timbangan
Alat Tensi Meter
Alat Stetoskop
Alat-alat lain yang diperlukan

Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien ; tensi nadi,


08.00 – 13.45 Wita suhu, tinggi badan, berat badan dan resep.
dilakukan oleh Dokter Poliklinik Melakukan pemeriksaan lengkap Laboratorium, EKG dan Rontgen
Menentukan degrial
Melakukan tindakan medis serta memberikan obat keperluan
pasien
Memberikan penyuluhan / advis saran kepada pasien (PKMRS)
Melakukan konsul ke Dokter Spesialis atau SMF lain sesuai
kebutuhan
Membaca hasil pemeriksaan lengkap ; Laboratorium, EKG,
Rontgen dan lain-lain
Merujuk pasien yang perlu mendapat tindakan lanjut

Melakukan administrasi pasien


Melaoprkan jumlah kunjungan pasien setiap hari ; jumlah pasien
masuk, pasien keluar dan pasien pindahan.
13.00 – 14.00 Wita

Selong, 02 Januari 2007


Direktur RSU Dr. R. Soedjono Selong

Dr. H. M. Hasbi Santoso, M.Kes.


NIP. 140 337 274

JADWAL KEGIATAN INSTALASI RAWAT INAP

WAKTU JAM URAIAN KEGIATAN

Pagi 07.00 – 08.00 Wita Mengikuti aple pagi, diikuti oleh kepala ruangan dan staf administrasi
Serah terima tugas dari petugas jaga malam ke petugas jaga pagi

Memperhatikan pasien-pasien yang perlu mendapat perhatian


khusus
08.00 – 10.30 Wita Melakukan Visite Dokter yang diiukuti oleh ;
Dokter Umum
Perawat Bangsal
Petugas Gizi
Petugas Fisioterapi
Kepala Bangsal sebagai notulen
Memperhatikan pasien-pasien yang perlu mendapat pemeriksaan
lengkap seperti Laboratorium, Rontgen, EKG dan USG )

Menindak lanjuti hasil visite dokter


Melaksanakan tindakan medik sesuai indikasi
Melaksanakan konsul ke SMF lain
10.30 – 14.00 Wita Melaksanakan pemeriksaan penunjang ( Laboratorium, Rontgen,
EKG, USG dan Fisioterapi )
Menindak lanjuti hasil pemeriksaan penunjang
Melaksanakan registrasi bagi pasien pulang, pasien konsul dan
pasien yang dirujuk
Mebereskan semua adminstrasi pasien ( registrasi dan sensus
harian )

Menindak lanjuti rencana - rencana yang dikerjakan oleh petugas


dinas pagi setiap hari
Melaksanakan kegiatan sensus pasien ; pasien masuk, pemindahan
dll
Sore / Malam 14.00 – 16.00 Wita Melaksanakan kegiatan lain sesuai keperluan seperti ; tindakan
esok paginya khusus, konsul dll.

Selong, 02 Januari 2007


Direktur RSU Dr. R. Soedjono Selong

Dr. H. M. Hasbi Santoso, M.Kes.


NIP. 140 337 274
PEMBAYARAN / PENYETORAN PENERIMAAN
DI RSU Dr. R. SOEDJONO SELONG

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


01.05. I 1/1
RSUD Dr.R.SOEDJONO
SELONG
DITETAPKAN DIREKTUR
RSU Dr. R. SOEDJONO SELONG
PROSEDUR TANGGAL TERBIT
TETAP 02 Januari 2007
Dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 140 337 274

Pengertian Pembayaran / Penyetoran Penerimaan biaya yang dipungut RSU Dr. R. Soedjono
Selong sebagai imbalan atas jasa pelayanan kesehatan dan lain-lain yang diberikan
oleh Rumah Sakit.

Tujuan Sebagai acuan dan dasar untuk mengoptimalkan penerimaan RSU Dr. R. Soedjono
Selong.

Kebijakan Perda No. 10 Tahun 2004 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan.

Prosedur Penerimaan biaya atas imbalan jasa yang diberikan oleh Rumah sakit baik dari
pasien Rawat Inap dan Rawat Jalan harus diverifikasi terlebih dahulu baru
diterima oleh Kasir Penerima.
Kaur verifikasi melakukan evaluasi setiap hari terhadap semua penerimaan yang
dituangkan dalam daftar penerimaan harian.
Kasir Penerima harus membayar / menyetor ke BPD ( Kas Daerah ) semua
penerimaan sesuai hasil verifikasi setiap dua kali seminggu dalam sebulan.
Surat Tanda Setoran ( STS ) yang sudah dilegalisasi / ditanda tangani Direktur harus
disetor pada hari dan tanggal ditanda tangani.
Pembayaran / Penyetoran dari penerimaan Askin dan Askes PNS disetor langsung
oleh Bendahara Askes setelah ada legalisasi / tanda tangan dari Kasir Penerima.

Unit terkait Kasubag Keuangan dan Program


Kasi Pelayanan
Kaur Verifikasi
Kaur Perbendaharaan
Kaur Program
Pemegang Kas
Bendahara Penerima

ALUR PENGAJUAN SPD, SPP DAN SPM


DI RSU Dr. R. SOEDJONO SELONG

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


01.05. I 1/1
RSUD Dr.R.SOEDJONO
SELONG
DITETAPKAN DIREKTUR
RSU Dr. R. SOEDJONO SELONG
PROSEDUR TANGGAL TERBIT
TETAP 02 Januari 2007
Dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 140 337 274

Pengertian Untuk proses pengajuan permintaan SPD, SPP dan SPM RSU Dr. R. Soedjono
Selong.

Tujuan Untuk memperlancar proses pengurusan pencairan dana operasional RSU Dr. R.
Soedjono Selong dari Pemda.

Kebijakan Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Prosedur Pengajuan permintaan SPD kepada PPKD dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran
melalui Kaur Program dan Mobilisasi Dana untuk dilakukan pengendalian dan
pengecekan.
Berdasarkan SPD yang diterbitkan oleh PPKD, Bendahara Pengeluaran membuat
dan mengajukan SPP UP, GU, TU dan LS kepada PPK-SKPD melalui Kaur
Program dan Mobilisasi Dana untuk di cek kebenaran dan kelengkapan yang
dipersyaratkan.
Setelah semua persyaratan SPP UP, GU, TU dan LS dianggap benar selanjutnya
diajukann kepada PPK-SKPD melalui Kaur Perbendaharaan untuk dibuatkan
SPM.
Kaur Verifikasi melakukan penelitian atas kebenaran dan kelengkapan SPM,
selanjutnya diajukan ke Pengguna Anggaran melalui PPK-SKPD.
Setelah SPM ditanda tangani oleh Pengguna Anggaran dilakukan registrasi oleh
Kaur Akuntansi selanjutnya disampaikan kepada PPK-SKPD dan diteruskan
kepada Bendahara Pengeluaran untuk pengurusan Cek / SP2D ke BUD.

Unit terkait Kasubag Keuangan dan Program


PPTK - SKPD
PPK / Pejabat Pembuat Komitmen
Kaur Perbendaharaan
Kaur Program dan Mobilisasi Dana
Kaur Verifikasi
Kaur Akuntansi
Bendahara Pengeluaran
DOKTER JAGA BANGSAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


1/1
RSUD Dr.R.SOEDJONO
SELONG
DITETAPKAN DIREKTUR
RSU Dr. R. SOEDJONO SELONG
PROSEDUR TANGGAL TERBIT
TETAP 26 Maret 2008
Dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 140 337 274

Pengertian

Tujuan Untuk memperlancar proses pelayanan terhadap pasien di Instalasi Rawat Inap dan
Instalasi Rawat Jalan.

Kebijakan Kebijakan Direktur RSU Dr. R. Soedjono Selong berdasarkan kebutuhan Rawat Inap

Prosedur Waktu jaga dimulai dari jam 14.00 wita s/d 08.00 wita.
Dokter jaga bangsal hanya menangani kegawatan di bangsal.
Jika berhalangan hadir harus menghubungi teman sejawat (TS) dokter jaga bangsal.
Setiap bulan dibuatkan jadwal jaga oleh Kepala Instalasi Rawat Inap dan dilaporkan
ke Bagian Pelayanan.
Berada dibawah dan bertanggung jawab terhadap Kepala Instalasi Rawat Inap (Dr.
Niken Widyantini).
Pada hari libur jaga sampai 24 jam tetapi tidak melaksanakan Visite.
Dokter Bangsal meresepkan pada hari libur jika ada pasien baru dan pasien yang
dikonsul.
Pada hari libur Dokter Jaga Bangsal berhak memulangkan pasien jika dianggap baik
dan pulang atas permintaan sendiri serta harus dilaporkan ke penanggung jawab
ruangan masing-masing.
Harus membuat laporan jaga.
Bila Dokter Bangsal berhalangan jaga maka Kepala Instalasi Rawat Inap berhak
mengatur jaga dokter berdasarkan junioritas antara lain ;
Dr. Citra Razaaq Lahay
Dr. Lysa Mariam
Dr. Sri Lestari
Dr. Syamsul Hidayat
Dr. Ahmad Tahir
Dr. Resna Hermawati
Dr. I Made Wardana
Dr. Iva Rini Aryani
Bila ada hal yang kurang jelas akan diatur kemudian.

Unit terkait Semua unit dilingkungan RSU Dr. R. Soedjono Selong


PROSEDUR DOKTER JAGA RUANG RAWAT INAP

No.Dokumen No.Revisi Halaman


1/3

RSUD Dr.R.SOEDJONO
SELONG
Ditetapkan
Tanggal terbit Direktur
PROSEDUR TETAP
Dr. H. M Hasbi Santoso, M.Kes.
NIP. 140 337 274
Pengertian Dokter jaga bangsal adalah dokter yang diberi tugas dan tanggung jawab
melaksanakan tugas dan fungsi medis di ruang rawat inap RSU Dr.R.Soedjono
Selong
Sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab di ruang
Tujuan
perawatan RSU Dr.R.Soedjono Selong
Kebijakan Surat Keputusan Direktur RSU Dr.R.Soedjono Selong Nomor 800/64.1/RSU/2008
Tanggal 26 Maret 2008 Tentang Rotasi dan penempatan tenaga medis di
lingkungan RSU Dr. R. Soedjono Selong.
Prosedur Jadwal Jaga
Waktu jaga terdri dari 2 (dua) kelompok waktu jaga yaitu :
Jaga Sore : Pukul 14.00 s/d 20.00 WITA.
Jaga Malam : Pukul 20.00 s/d 08.00 WITA.
Pada hari Minggu dan Libur Nasional waktu jaga jam :
a. Jaga Pagi : Pukul 08.00 s/d 20.00 WITA.
b. Jaga Malam : Pukul 20.00 s/d 08.00 WITA.
Jadwal jaga disusun oleh Kepala Instalasi Rawat Inap (IRNA)
Jadwal Jaga disampaikan oleh Kepala IRNA kepada dokter jaga ruang rawat inap
paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum hari pertama bulan berikutnya dan
ditembuskan kepada Kasi Pelayanan melalui Kasubsi Pelayanan Medis untuk
disebarluaskan ke masing-masing ruang rawat inap.
Dokter jaga bangsal yang karena sesuatu hal tidak terencana sehingga tidak dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai jadwal jaga yang telah
dibuat, wajib menyampaikan hal tersebut kepada Kepala IRNA.
Dokter jaga bangsal yang karena sesuatu hal terencana baik untuk kepentingan
sendiri maupun atas perintah pimpinan sehingga tidak dapat melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya sesuai jadwal jaga yang telah dibuat, wajib
menyampaikan permohonan ijin kepada Kepala IRNA paling lambat 1(satu)
hari kerja sebelum jadwal jaganya. Kepala IRNA berwenang memberikan atau
menolak permohonan ijin yang dimaksud.
Tugas dan tanggung jawab jaga pada jadwal jaga yang dimaksud poin 4 dan 5
diatas menjadi tanggung jawab Kepala IRNA untuk mencarikan penggganti,
atau menggantikan dokter jaga yang dimaksud.
Bila Dokter Bangsal berhalangan jaga maka Kepala Instalasi Rawat Inap berhak
mengatur jaga dokter berdasarkan junioritas antara lain ;
Dr. Citra Razaaq Lahay
Dr. Lysa Mariam
Dr. Sri Lestari
Dr. Syamsul Hidayat
Dr. Ahmad Tahir
Dr. Resna Hermawati
Dr. I Made Wardana
Dr. Iva Rini Aryani
PROSEDUR DOKTER JAGA RUANG RAWAT INAP

No.Dokumen Halaman
No.Revisi
2/3
RSUD Dr.R.SOEDJONO
SELONG
Tanggal terbit
PROSEDUR TETAP

Tugas dan Tanggung Jawab


Dokter jaga bangsal bertugas melaksanakan fungsi tenaga medis di RSU
Dr.R.Soedjono Selong, khususnya di IRNA.
Dokter jaga bangsal bertanggung jawab terhadap pelayanan medis di RSU
Dr.R.Soedjono Selong, khususnya IRNA
Bila dianggap perlu baik diminta atau tidak diminta dari Instalasi Gawat Darurat
(IGD), dokter jaga bangsal atas persetujuan dokter jaga IGD dapat membantu
tugas dan tanggung jawab di IGD dengan tetap mengutamakan tugas dan
tanggung jawab di IRNA.
Diluar jam jaga dokter bangsal (08.00 s/d 14.00) pelayanan medis menjadi
tanggung jawab dokter penanggung jawab ruangan, kecuali bila diatur lebih
lanjut

Tatalaksana Kerja
Dokter jaga bangsal harus mengetahui situasi pasien di seluruh ruang rawat inap
pada awal waktu jaganya, dan menuliskan situasi tersebut dalam buku laporan
jaga.
Bila ada hal-hal yang dianggap penting, hal tersebut harus dituliskan lebih rinci dan
jelas dalam buku laporan jaga.
Perawat jaga ruangan segera menyampaikan kepada dokter jaga bangsal bila ada
hal-hal yang memerlukan pelayanan medis melaui intercom (aipon) ruang jaga
dokter bangsal (xxxxx), bila komunikasi melalui aipon tidak dapat tersambung,
maka perawat jaga atas inisiatif sendiri atau melalui perawat pengawas
menghubungi hand phone dokter jaga bangsal (081xxxxxxxxx).
Apabila dalam waktu yang bersamaan ada lebih dari satu ruangan yang
memerlukan pelayanan medis, maka ruangan diutamakan dilayani
berdasarkan pertimbangan tingkat kegawatan pasiennya dan hal tersebut
disampaikan kepada perawat jaga ruangan yang belum dapat dilayani saat itu.
Apabila ada hal yang dianggap perlu, dokter jaga bangsal dapat meminta bantuan
kepada dokter jaga IGD
Apabila ada pasien yang memerlukan penanganan spesialistik, maka dokter jaga
bangsal melakukan konsultasi kepada dokter spesialis yang bersangkutan
dengan mengacu kepada prosedur konsultasi yang ada.
Apabila ada pasien yang meminta untuk pulang atas permintaan sendiri, maka
perawat jaga menyampaikan hal tersebut kepada dokter bangsal dan setelah
melalui prosedur pasien pulang atas permintaan sendiri dokter bangsal dapat
memulangkan pasien tersebut.
Semua prosedur, kesepakatan dan tindakan medis yang telah dilakukan segera
dituliskan dalam buku laporan jaga.
PROSEDUR DOKTER JAGA RUANG RAWAT INAP

No.Dokumen Halaman
No.Revisi
3/3
RSUD Dr.R.SOEDJONO
SELONG
Tanggal terbit
PROSEDUR TETAP

Apabila terdapat permasalahan yang memerlukan bantuan pihak manajemen atau


kejadian luar biasa, dokter jaga bangsal dapat menghubungi bagian
pelayanan.
Pada akhir waktu jaga dokter jaga bangsal menandatangani buku laporan jaga.
Buku laporan jaga diserah terimakan :
Kepada Kepala IRNA dari dokter jaga malam
Kepada dokter jaga pengganti dari dokter jaga siang
Kepada dokter jaga siang dari Kepala IRNA

Unit Terkait Seksi Pelayanan


Seksi Keperawatan
Instalasi Rawat Inap
Instalasi Gawat Darurat
PROSEDUR DOKTER JAGA RUANG IGD

No.Dokumen No.Revisi Halaman


1/1

RSUD Dr.R.SOEDJONO
SELONG
Ditetapkan
Tanggal terbit Direktur
PROSEDUR TETAP
Dr. H. M Hasbi Santoso, M.Kes.
NIP. 140 337 274
Pengertian Dokter yang bertugas jaga di Instalasi gawat Darurat RSU Dr. R. Soedjono
Selong selama 24 jam.
Untuk memperlancar proses pelayanan terhadap pasien di Instalasi Gawat
Tujuan Darurat.
Kebijakan Surat Keputusan Direktur RSU Dr.R.Soedjono Selong Nomor 800/64.1/RSU/2008
Tanggal 26 Maret 2008 Tentang Rotasi dan penempatan tenaga medis di
lingkungan RSU Dr. R. Soedjono Selong.
Prosedur Kepala Instalasi Gawat Darurat bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pelayanan di IGD.
Dokter Jaga IGD bertugas selama 24 jam menangani pasien baru dan pasien
gawat darurat.
Dokter Jaga IGD menyeleksi pasien yang akan masuk ke bangsal dan
memastikan pasien yang masuk ke bangsal adalah pasien yang dalam
keadaan baik dengan GCS > dari 10.
Pastiikan pasien yang masuk ke bangsal sudah dilengkapi dengan status yang
sudah terisi, obat sudah lengkap dan pemeriksaan laboratorium.
Menjalin kerjasama yang baik dengan dokter jaga bangsal dan melakukan
komunikasi yang efektif dengan dokter jaga bangsal.
Pasien yang di bangsal sepenuhnya menjadi tanggung jawab dokter bangsal.
Sebelum pasien dikirim ke bangsal, terlebih dahulu menghubungi dokter jaga
bangsal ( operan pasien dari IGD ke Bangsal Rawat Inap ).
Apabila ada pasien gawat di bangsal rawat inap yang membutuhkan bantuan
Dokter IGD maka Dokter IGD harus membantu.
Apabila Dokter IGD membutuhkan bantuan Dokter bangsal maka Dokter Bangsal
harus membantu.
Kalau ada Dokter Bangsal kekurangan alat dan obat emergency maka obat yang
ada di IGD dapat dipergunakan oleh Dokter Bangsal.

Unit Terkait Semua unit di lingkungan RSU Dr. R. Soedjono Selong.


PROSEDUR DOKTER PENANGGUNG JAWAB RUANG ANTARA

No.Dokumen No.Revisi Halaman


1/3

RSUD Dr.R.SOEDJONO
SELONG
Ditetapkan
Tanggal terbit Direktur
PROSEDUR TETAP
Dr. H. M Hasbi Santoso, M.Kes.
NIP. 140 337 274
Pengertian Dokter jaga bangsal adalah dokter yang diberi tugas dan tanggung jawab
melaksanakan tugas dan fungsi medis di ruang rawat inap RSU Dr.R.Soedjono
Selong
Sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab di ruang
Tujuan
perawatan RSU Dr.R.Soedjono Selong
Kebijakan Surat Keputusan Direktur RSU Dr.R.Soedjono Selong Nomor 800/64.1/RSU/2008
Tanggal 26 Maret 2008 Tentang Rotasi dan penempatan tenaga medis di
lingkungan RSU Dr. R. Soedjono Selong.
Prosedur Jadwal Jaga
1. melaksanakan pelayanan / visite ruangan mulai jam 08.00 sampai selesai
2. melengkapi status pasien yang setelah melakukan visite
3. meresepkan obat sesuai dengan diagnosa pasien
jika dalam pemeriksaan paisen ada masalah yang ditemukan maka
waqjib melakukan konsul sesuai dengan SMF
4 melakukan prosedur konsul ke dokter yang bertanggung jawab terhadap SMF
tersebut
5 jika prosedur konsul sudah dilakukan maka dokter tempat konsul harus
memeriksa pasien yang dikonsulkan
6 jika dokter konsuler tidak memeriksa pasien maka sepenuhnya akan menjadi
tanggung jawab dokter konsulan
7

2. bertanggung jawab penuh terhadap proses pelayanan di ruang antara


j

Pada hari Minggu dan Libur Nasional waktu jaga jam :


a. Jaga Pagi : Pukul 08.00 s/d 20.00 WITA.
b. Jaga Malam : Pukul 20.00 s/d 08.00 WITA.
Jadwal jaga disusun oleh Kepala Instalasi Rawat Inap (IRNA)
Jadwal Jaga disampaikan oleh Kepala IRNA kepada dokter jaga ruang rawat inap
paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum hari pertama bulan berikutnya dan
ditembuskan kepada Kasi Pelayanan melalui Kasubsi Pelayanan Medis untuk
disebarluaskan ke masing-masing ruang rawat inap.
Dokter jaga bangsal yang karena sesuatu hal tidak terencana sehingga tidak dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai jadwal jaga yang telah
dibuat, wajib menyampaikan hal tersebut kepada Kepala IRNA.
Dokter jaga bangsal yang karena sesuatu hal terencana baik untuk kepentingan
sendiri maupun atas perintah pimpinan sehingga tidak dapat melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya sesuai jadwal jaga yang telah dibuat, wajib
menyampaikan permohonan ijin kepada Kepala IRNA paling lambat 1(satu)
hari kerja sebelum jadwal jaganya. Kepala IRNA berwenang memberikan atau
menolak permohonan ijin yang dimaksud.
Tugas dan tanggung jawab jaga pada jadwal jaga yang dimaksud poin 4 dan 5
diatas menjadi tanggung jawab Kepala IRNA untuk mencarikan penggganti,
atau menggantikan dokter jaga yang dimaksud.
Bila Dokter Bangsal berhalangan jaga maka Kepala Instalasi Rawat Inap berhak
mengatur jaga dokter berdasarkan junioritas antara lain ;
Dr. Citra Razaaq Lahay
Dr. Lysa Mariam
Dr. Sri Lestari
Dr. Syamsul Hidayat
Dr. Ahmad Tahir
Dr. Resna Hermawati
Dr. I Made Wardana
Dr. Iva Rini Aryani
TATA CARA PENILAIAN ANGKA KREDIT
JABATAN FUNGSIONAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


1/1
RSUD Dr.R.SOEDJONO
SELONG
DITETAPKAN DIREKTUR
RSUD Dr. R. SOEDJONO SELONG
PROSEDUR TANGGAL TERBIT
TETAP Dr. H. MAWARDI HAMRY, MPPM.
NIP. 19611106 199603 1 002

Pengertian Angka Kredit adalah angka yang diberikan berdasarkan penilaian atas prestasi yang telah
dicapai oleh seseorang pejabat fungsional dalam mengerjakan butir kegiatan dan digunakan
sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan dan kenaikan jabatan / pangkat.

Tujuan 1. Memperjelas akan proses penilaian angka kredit pejabat


fungsional.
2. Menghindari adanya kesalahfahaman antara Tim Penilai dengan
pejabat yang dinilai.

Kebijakan Kebijakan ini disusun oleh Tim Penilai Angka Kredit dengan pengesahan Direktur untuk
disebarluaskan.

Prosedur 1. Berkas laporan kegiatan yang sudah dilengkapi dengan dokumen


pendukung yang ada dijadikan sebagai bahan pembuatan DUPAK diajukan ke
Sekretaris Tim PAK / Kasubag Umum dan Kepegawaian.
2. Berkas yang diajukan oleh pejabat fungsional sebelum diterima
diperiksa kelengkapannya, jika belum lengkap dikembalikan untuk dilengkapi dan jika
sudah lengkap diterima dengan mencatat dalam Buku Agenda Penerimaan.
3. Berkas laporan yang dinyatakan lengkap, setelah diterima
Sekretaris Tim PAK selanjutnya didistribusikan kepada masing-masing Tim Penilai
sesuai Profesi / Jabatannya.
4. Tim Penilai sesuai profesi, setelah menerima berkas laporan
DUPAK melakukan penilaian dengan mengkaji, menganalisa dan merekap data-data
yang ada dalam berkas.
5. Setelah dilakukan perekapan, jika dalam hasil komulatif terdapat
kekurangan atau kelebihan nilai dari standar yang ada, Tim Penilai melakukan
konfirmasi kepada pejabat fungsional sesuai profesi atau Tim Penilai yang lain untuk
dilakukan pemecahan masalahnya.
6. Berkas laporan dan rekap hasil penilaian yang sudah selesai
diproses oleh Tim Penilai sesuai profesi dikembalikan ke Sekretaris Tim Penilai.
7. Sekretaris Tim Penilai berdasarkan rekapan hasil penilaian oleh
Tim Penilai sesuai profesi membuat Daftar Usulan PAK ( DUPAK ).
8. DUPAK yang telah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang
selanjutnya dijadikan dasar untuk pengusulan Penetapan Angka Kredit ( PAK ).
9. Setelah PAK ditandatangani oleh pejabat yang berwenang
selanjutnya diserahkan kepada pejabat fungsional yang bersangkutan untuk dijadikan
sebagai salah satu bahan usul kenaikan pangkat.

Unit terkait 1. Tim Penetapan Angka Kredit ( PAK ).


2. Semua Pejabat Fungsional.

PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


DILINGKUNGAN RUMAH SAKIT

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


1/1
RSUD Dr.R.SOEDJONO
SELONG
DITETAPKAN DIREKTUR
RSUD Dr. R. SOEDJONO SELONG
PROSEDUR TANGGAL TERBIT
TETAP Dr. H. MAWARDI HAMRY, MPPM.
NIP. 19611106 199603 1 002

Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah Tata cara / aturan yang disusun oleh rumah
sakit untuk melakukan suatu kegiatan atau tindakan pelayanan tertentu

Tujuan 1. Untuk mempermudah melakukan suatu tindakan atau kegiatan tertentu


2. Untum meminimalisir kesalahan dalam melakukan pekerjaan

Kebijakan Kebijakan ini disusun oleh Tim Penilai Angka Kredit dengan pengesahan Direktur untuk
disebarluaskan.

Prosedur 1. Berkas laporan kegiatan yang sudah dilengkapi dengan dokumen pendukung yang ada
dijadikan sebagai bahan pembuatan DUPAK diajukan ke Sekretaris Tim PAK / Kasubag
Umum dan Kepegawaian.
2. Berkas yang diajukan oleh pejabat fungsional sebelum diterima diperiksa
kelengkapannya, jika belum lengkap dikembalikan untuk dilengkapi dan jika sudah
lengkap diterima dengan mencatat dalam Buku Agenda Penerimaan.
3. Berkas laporan yang dinyatakan lengkap, setelah diterima Sekretaris Tim PAK
selanjutnya didistribusikan kepada masing-masing Tim Penilai sesuai Profesi /
Jabatannya.
4. Tim Penilai sesuai profesi, setelah menerima berkas laporan DUPAK melakukan
penilaian dengan mengkaji, menganalisa dan merekap data-data yang ada dalam
berkas.
5. Setelah dilakukan perekapan, jika dalam hasil komulatif terdapat kekurangan atau
kelebihan nilai dari standar yang ada, Tim Penilai melakukan konfirmasi kepada pejabat
fungsional sesuai profesi atau Tim Penilai yang lain untuk dilakukan pemecahan
masalahnya.
6. Berkas laporan dan rekap hasil penilaian yang sudah selesai diproses oleh Tim Penilai
sesuai profesi dikembalikan ke Sekretaris Tim Penilai.
7. Sekretaris Tim Penilai berdasarkan rekapan hasil penilaian oleh Tim Penilai sesuai
profesi membuat Daftar Usulan PAK ( DUPAK ).
8. DUPAK yang telah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang selanjutnya dijadikan
dasar untuk pengusulan Penetapan Angka Kredit ( PAK ).
9. Setelah PAK ditandatangani oleh pejabat yang berwenang selanjutnya diserahkan
kepada pejabat fungsional yang bersangkutan untuk dijadikan sebagai salah satu bahan
usul kenaikan pangkat.

Unit terkait 3. Tim Penetapan Angka Kredit ( PAK ).


4. Semua Pejabat Fungsional.

Anda mungkin juga menyukai