KEPUTUSAN DIREKTUR
RSUD Dr. R. SOSODORO DJATIKOESOEMO
NOMOR : 445/ 233 /412.202.1/SK/2017
TENTANG
Menimbang : a. bahwa untuk menjamin pasien yang akan menjalani suatu tindakan
operasi mendapatkan tindakan operasi sesuai dengan lokasi keadaan
yang perlu ditindak;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud dalam huruf a diatas,
maka perlu ditetapkan dalam suatu keputusan Direktur RSUD Dr. R.
Sosodoro Djatikoesoemo Tentang Pemberlakuan Panduan Kepastian
Tepat Lokasi, Tepat Prosedur Dan Tepat Operasi di RSUD Dr. R.
Sosodoro Djatikoesoemo.
MEMUTUSKAN
KESATU : Panduan Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur Dan Tepat Operasi
sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari surat keputusan ini.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kesalahan atau kekeliruan akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Bojonegoro
pada tanggal 25 Juli 2017
DIREKTUR
RSUD Dr. R. SOSODORO DJATIKOESOEMO
BAB I
DEFINISI
Ketepatan lokasi, ketepatan prosedur dan ketepatan pasien adalah suatu usaha
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit untuk menjamin pasien yang akan
menjalani suatu tindakan operasi mendapatkan tindakan operasi dan prosedur invasif
sesuai dengan lokasi keadaan yang perlu ditindak, prosedur yang tepat untuk melakukan
tindakan dan diberikan pada pasien yang benar membutuhkan tindakan operasi, dengan
kegiatan pemberian tanda / marking site identifikasi pada pasien yang akan dilakukan
tindakan operasi dengan prosedur yang tepat dan benar.
Instalasi Bedah Sentral adalah salah satu instalasi yang ada di RSUD Dr.
Sosodoro Djatikoesoemo Kabupaten Bojonegoro sebagai salah satu instalasi yang
memberikan pelayanan pembedahan yang aman, diantaranya mengurangi kejadian /
kesalahan yang tidak diinginkan salah satunya adalah kejadian Salah lokasi, prosedur dan
pasien yang akan menjalani suatu tindakan operasi adalah suatu hal yang
mengkhawatirkan dan tidak jarang terjadi di rumah sakit. Selain hal tersebut, komunikasi
yang tidak efektif dan tidak adekuat antar anggota tim, tidak ada keterlibatan pasien untuk
memastikan ketepatan lokasi operasi dan tidak ada prosedur untuk verifikasi, catatan rekam
medik yang tidak lengkap, assesmen pasien yang tidak adekuat, penelaahan ulang catatan
medis tidak adekuat, budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka antar anggota
tim bedah, permasalahan yang berhubungan dengan tulisan tangan yang tidak terbaca
(illegible handwriting) dan pemakaian singkatan merupakan faktor-faktor kontribusi yang
sering terjadi.
. Tindakan bedah dan iprosedur invasif memuat semua prosedur investigasi dan atau
memeriksa penyakit serta kelainan dari tubuh manusia melalui mengiris, mengangkat,
memindahkan, mengubah, atau memasukkan alat laparaskopi / endoskopi kedalam tubuh
untuk keperluan diagnostik dan terapeutik. Di RSUD Dr. R. SOSODORO DJATIKOESOEMO
terdapat area pelayanan yang menggunakan prosedur surgical safety yaitu area yang
melalukan tindakan pembedahan dan prosedur invasif seperti bedah sentral, kateterisasi
jantung, radiologi intervensi, laparaskopi, endoskopi, pemeriksaan laboratorium, dan lainnya.
BAB II
RUANG LINGKUP
Panduan ini berlaku untuk semua ahli bedah, dokter, perawat dan tim operasi yang
terlibat dalam prosedur pembedahan di RSUD Dr.Sosodoro Djatikoesoemo dan yang
melakukan tindakan invasif diruang lain, seperti IRJA, IRNA, cathlab, endoscopy, dan lain-lain . Untuk
keadaan tertentu misalnya insiden besar atau wabah infeksi, RSUD Dr.Sosodoro
Djatikoesoemo mengakui tidak mungkin untuk mematuhi semua aspek dari dokumen ini.
Dalam keadaan ini, staf rumah sakit harus mengambil keputusan berdasarkan
pertimbangan manajer dan direktur serta segera mengambil tindakan untuk menjaga
keselamatan pasien dan staf.
BAB III
TATA LAKSANA
A. Tata Laksana pada tepat lokasi, tepat prosedur serta tepat pasien yang akan
menjalani suatu operasi dengan menggunakan :
1. Penandaan dilakukan pada semua kasus termasuk sisi (laterality), multiple struktur
(jari tangan, jari kaki, lesi), atau multiple level (tulang belakang) didokumentasikan di
lembar gambar dan untuk kasus yang melibatkan gigi dilakukan di foto radiologi
panoramik dan lembar Odontogram gigi.
2. Cara Penandaan Lokasi Operasi
Gunakan tanda yang jelas dan mudah terbaca yang di sepakati dengan
menggunakan spidol marker / tinta khusus.
Tanda ( marking site ) dilakukan pada pasien yang direncanakan operasi
sebelum memasuki ruang operasi minimal H-1 dibuat oleh dokter
operator dan didampingi oleh perawat penanggung jawab serta melibatkan
pasien dan keluarga.
Tanda di buat di poli klinik, rawat inap kecuali pasien cito, tanda di buat di IGD
atau di IBS.
Semua tindakan kedokteran operatif harus sepengetahuan dan
mendapat persetujuan pasien atau keluarga penanggung jawab pasien terhadap
bagian tubuh yang akan dioperasi.
Tanda dibuat dalam keadaan pasien sadar dan memahami
Tanda (Marking site) menggunakan tinta permanen yang tidak mudah
terhapus.
Tanda yang digunakan di RSUD Dr.Sosodoro Djatikoesoemo adalah
Bentuk Tanda Digunakan pada Operasi jenis
Berupa tanda lingkaran Pada operasi dengan:
-
Penjelasan mengenai prosedur secara tertulis harus di sertakan bila pasien
menolak pemberian tanda harus mengisi form penolakan tindakan.
Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan : kasus organ tunggal,
prosedur yang melibatkan bayi premature, kasus dengan batas tepi yang luas dan tidak
jelas, misalnya : combustio, ulkus decubitus, gangren, dan lain-lain.
Untuk prosedur yang tidak memerlukan penandaan ditubuh pasien tetap dilakukan
penandaan pada form penandaan lokasi operasi di rekam medik pasien.
3. Lakukan prosedur surgical safety dengan menggunakan ceklist keamanan
bedah, serta lakukan prosedur verifikasi Pra-Bedah sebelum pasien pasien tiba di
tempat Pra Operasi. Verifikasi :
Identitas pasien
Kelengkapan Dokumen : Lembar Persetujuan tindakan kedokteran,
Persetujuan Tindakan pembiusan
Penandaan area/lokasi operasi (marking site )
Keadaan umum pasien, Puasa Operasi
Pemeriksaan pra anestesi.
Pemberian antibiotik profilaksis bila diperlukan diberikan satu jam pre op.
Hasil pemeriksaan penunjang ( Laboratorium, Radiologi dan lain-lain ).
Perlengkapan khusus alat/implant.
Persiapan darah.
4. Tim operasi harus menerapkan prosedur time out yang terdiri dari sign in, time
out, dan sign out.
1) Lakukan serah terima pasien oleh perawat ruangan dan perawat bedahdengan
melengkapi Lembar Check List Pra Operasi tentang :
a) Identitas Pasien.
b) Kelengkapan Dokumen : Lembar Persetujuan Tindakan Kedokteran,
Persetujuan Tindakan Pembiusan .
c) Penandaan area / lokasi operasi (marking site ).
d) Keadaan umum pasien.
e) Pemeriksaan pra anestesi.
f) Pemberian antibiotik profilaksis bila diperlukan diberikan satu jam pre op.
g) Hasil pemeriksaan penunjang ( Laboratorium, Radiologi dan lain-lain ).
h) Perlengkapan khusus alat/implant.
i) Persiapan darah.
j) Dokumentasikan ke dalam checklist.
k) Pasien masuk ke ruang operasi.
2) Sign In ( sebelum tindakan anestesi / induksi dilakukan di dalam
kamar operasi ) Perawat OK / Bedah dan Tim anestesi melakukan konfirmasi
tentang :
a) Identitas pasien.
b) Penandaan area operasi, lokasi, dan prosedur yang benar
c) Apakah ada riwayat alergi obat
d) Resiko aspirasi dan factor penyulit
e) Bila ada antisipasi penangannya
f) Resiko kehilangan darah > 500 ml selama tindakan operasi.
g) Bila ada konfirmasi akses intra vena
h) Apakah kesiapan alat dan obat anestesi sudah lengkap dan rencana
antisipasinya.
i) Dokumentasikan ke dalam checklist
3) Time Out ( Sebelum Tindakan Insisi / pembedahan ) di dalam kamar operasi
yang dikerjakan oleh perawat sirkuler:
a) Dipimpin oleh dokter Operator
b) Dilakukan ditempat tindakan yang akan dilakukan
c) Melibatkan seluruh tim operasi
d) Didokumentasikan secara ringkas dengan menggunakan checklist
e) Time out dibacakan dengan lantang dan jelas oleh perawat sirkuler tentang
:
Konfirmasi dengan memeperkenalkan seluruh anggota tim dan peran
mereka.
identitas pasien, rencana tindakan dan area
Penandaan area operasi
Penayangan hasil pemeriksaan penunjang (Rongent, Ct Scan)
dengan benar.
Apakah diberikan antibiotik Profilaksis intra operasi.
Tahap penting /Perhatian khusus dalam pembedahan
Perkiraan lamanya operasi.
Antisipasi kehilangan darah
Adakah hal khusus yang perlu perhatian
4) Sign Out ( tindakan Sebelum menutup luka operasi dan meninggalkan kamar
operasi ) perawat sirkuler melakukan konfirmasi verbal tentang :
a) Kelengkapan (instrumen, kasa, benda tajam )
b) Jumlah kasa
c) Apakah spesimen telah diberi label
d) Menyiapkan formulir untuk pengantar pemeriksaan bila di perlukan
e) Peninjauan kembali kegiatan pembedahan, dan anestesi
f) Perhatian khusus fase pemulihan di RR
g) Dokumentasikan ke dalam checklist.
5) Lakukan serah terima pasien oleh perawat RR / perawat anestesi dengan
perawat ruangan tentang :
a) Keadaan umum pasien
b) Keluhan nyeri pasien
c) Aldrette score
d) Kelengkapan dokumen pendukung
e) Berapa kantong darah yang telah diberikan bila ada transfus
f) Jenis cairan infus dan tetesannya per menit
g) Catat produksi kateter urine
h) Keadaan area luka operasi
i) Drain pada luka post operasi
j) Ada atau tidaknya jaringan PA yang harus diperiksakan
k) Instruksi post op dokter bedah dan dokter anestesi
l) Dokumentasikan dalam masing-masing formulir checklist yang ada.
6)Dilakukan prosedur surgical safety checklist untuk menjaga keselamatan pasien
yang dilakukan tindakan invasif diruang lain, seperti pencabutan gigi di poli gigi,
cathlab, endoscopy, dan kuretase di kamar bersalin, dan lain-lain sesuai dengan
prosedur tindakan masing-masing.
B. Pelaporan Insiden / Kejadian Kesalahan lokasi, prosedur dan pasien yang akan
dilakukan tindakan operasi sebagai berikut:
1) Setiap petugas kesehatan yang menemukan adanya kesalahan lokasi,
prosedur dan kesalahan pasien yang menjalani suatu operasi harus segera
melapor kepada Kepala Ruangan instalasi bedah Sentral, kemudian melengkapi
laporan insiden dan melaporkan kepada komite keselamatan pasien RSUD
Sosodoro Djatikoesomo.
2) Petugas kesehatan harus berdiskusi dengan Kepala Instalasi mengenai
pemilihan cara yang terbaik dan siapa yang memberitahukan kepada pasien atau
keluarga mengenai kesalahan yang terjadi pada saat dilakukan operasi.
3) Kesalahan yang dapat terjadi adalah :
Kesalahan identifikasi pasien
Kesalahan lokasi pembedahan
Kesalahan prosedur pembedahan.
Kesalahan pasien yang akan dibedah
Kesalahan pemberian label identitas pada specimen.
Kesalahan identitas spesimen dalam formulir.
Kesalahan pemberian darah.
Kesalahan kelengkapan alat khusus yang dibutuhkan.
4) Beberapa penyebab umum terjadinya insiden adalah :
Salah memberikan label.
Kesalahan pada administrasi.
Salah mengisi formulir
Salah megirim pemeriksaan penunjang
5) Kesalahan pada lokasi pembedahan diantaranya adalah :
Komunikasi yang tidak efektif atau yang tidak adekuat antara anggota tim
bedah.
Kurang /tidak melibatkan pasien didalam penandaan lokasi.
Tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi pasien.
Kesalahan pada prosedur operasi.
Kesalahan pada pasien yang akan dioperasi
6) Jika terjadi insidens akibat kesalahan lokasi, prosedur dan pasien pada
pembedahan, lakukan hal berikut ini
Pastikan keamanan dan keselamatan pasien.
Pastikan bahwa tindakan menjaga Kejadian Tidak diharapkan telah
dilakukan.
Jika suatu prosedur telah dilakukan pada pasien yang salah lokasi, prosedur
dan pasien yang akan dilakukan tindakan, maka dokter dan tim operasi harus
memastikan bahwa langkah-langkah yang penting telah diambil untuk
melakukan prosedur yang tepat pada pasien yang tepat.
BAB IV
DOKUMENTASI
Demikian panduan ini dibuat untuk dijadikan sebagai panduan dalam memberikan
pelayanan bedah dalam melaksanakan tindakan operasi di RSUD Dr.Sosodoro
Djatikoesoemo Kabupaten Bojonegoro, sehingga dapat meminimalkan resiko insiden salah
tempat operasi, meminimalkan resiko insiden prosedur yang salah yang dilakukan dan
menginformasikan dan membimbing ahli bedah untuk melaksanakan operasi dengan tepat
dan benar sesuai rencana, Diharapkan dapat mengurangi kejadian/kesalahan yang
berhubungan dengan salah lokasi, salah prosedur serta salah pasien yang akan
menjalani / dilakukan tindakan operasi.
Ditetapkan di Bojonegoro
pada tanggal 25 Juli 2017
DIREKTUR
RSUD Dr. R. SOSODORO DJATIKOESOEMO