Anda di halaman 1dari 17

DEFINISI PENDIDIKAN, UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN, DAN

HAKIKAT PENDIDIKAN

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Dasar-Dasar Pendidikan

Dosen pengampu :
Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I.
NIP : 196509031998032001

Oleh :
Kelompok 3

Umi Lianan Nisa’ (12204183158)


Lia Amirotus Zakiyah (12204183169)
Revi Shinta Nuria (12204183172)
Muhammad Falahudin Muzaki (12204183177)

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
Maret 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, hidayah dan karunia-
Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik walaupun di dalamnya
masih ada kekurangan. Makalah ini membahas mengenai “Definisi Pendidikan,
Unsur-unsur Pendidikan, dan Hakikat Pendidikan”.
Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa umatnya menuju zaman terang benderang yaitu Adinul
Islam. Dalam pembuatan makalah ini, tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak.
Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada:
1. Bapak H. Dr. Maftukin, M.Ag. Selaku Rektor IAIN Tulungagung yang telah
memberi kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di kampus IAIN
Tulungagung
2. Ibu Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I Selaku Dekan sekaligus Dosen pengampu
Prodi Tadris Matematika kelas D semester 2
3. Teman-teman satu angkatan terutama jurusan matematika yang telah memberi
dukungan serta motivasi
4. Serta beberapa pihak yang turut membantu memberikan referensi buku.
Demikian makalah ini dibuat apabila ada kesalahan yang disengaja ataupun
tidak mohon maaf. Penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk
memperbaiki pembuatan makalah selanjutnya. Terima kasih.

Tulungagung, Maret 2019


Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. i

Daftar Isi....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan Makalah ...................................................................... 1
D. Batasan Makalah ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3

A. Definisi Pendidikan ................................................................................. 3


B. Unsur-unsur Pendidikan ......................................................................... 8
C. Hakikat Pendidikan ................................................................................ 10

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 12

A. Kesimpulan ............................................................................................. 12
B. Saran ....................................................................................................... 13

DAFTAR RUJUKAN ................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan juga bisa diartikan sebagai upaya mengembangkan potensi peserta didik baik
potensi fisik, potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan
dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya.
Perbincangan seputar pendidikan pada hakikatnya adalah perbincangan mnusia
itu sendiri, artinya perbincangan diri sendiri sebagai yang berhak mendapatkan
pendidikan. Karenanya pendidikan harus berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan dasar
manusia dan muatan lain yang mempunyai nilai pragmatis dalam konteks
sosiantropologis, seperti kebutuhan pembangunan. Hal ini juga diwaspadai oleh (mantan)
Presiden Soeharto dalam pidato pengarahannya pada Rakernas Depdikbud 1983. Dengan
mengatakan: “jangan sampai kita mendidik tenaga terdidik yang tidak sesuai dengan
kebutuhan.”1

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi pendidikan?
2. Apa sajakah unsur-unsur yang ada dalam pendidikan?
3. Bagaimana hakikat pendidikan?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Menjelaskan definisi pendidikan
2. Menjelaskan unsur-unsur pendidikan
3. Menjelaskan hakikat pendidikan

1
Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset, 2004), hal.01.

1
2

D. Batasan Makalah
Makalah ini hanya membahas seputar definisi pendidikan, unsur-unsur pendidikan, dan
hakikat pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pendidikan

Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan aspek-aspek rohaniah dan


jasmaniah juga harus berlangsung secara bertahap. Akan tetapi, suatu proses yang
digunakan dalam usaha pendidikan adalah proses yang terarah dan bertujuan, yaitu
mengarahkan peserta didik (manusia) kepada titik optimal. Sedangkan tujuan yang
hendak dicapai adalah terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia
yang individual, sosial, dan hamba Tuhan yang mengabdikan diri kepada-Nya.
Berdasarkan pemikiran tersebut, banyak ahli yang memberikan tanggapan
mengenai pengertian pendidikan, antara lain :
1. Menurut Redja Mudyahardjo (2003: 3)
Secara luas, pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar
yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah
segala situasi hidup yang mempengaruhi individu.
Sedangkan secara sempit, pendidika adalah sekolah. Pendidikan adalah
pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.
Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan
remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan
kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.
2. Menurut Umar Tirtarahardja dan Lasula
Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan
sifatnya sangat kompleks. Oleh karena itu beliau mengemukakan beberapa batasan
pendidikan yang berbeda berdasarkan fungsinya (Tirtarahardja dan Lasula, 2000: 36)
a. Pendidikan sebagai proses transformasi budaya
Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai bagian atau
pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Seperti bayi lahir
sudah berada di dalam suatu lingkungan budaya tertentu. Di dalam lingkungan

3
4

masyarakat dimana seorang bayi dilahirkan telah terdapat kebiasaan-kebiasaan


tertentu, larangan-larangan dan anjuran, dan ajakan tertentu seperti yang
dikehendaki oleh masyarakat. Hal-hal tersebut meliputi banyak hal seperti biasa,
cara menerima tamu, dan seterusnya.
b. Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi
Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai suatu
kegiatan yang sistmatis dan sistematik terarah kepada terbentuknya kepribadian
peserta didik.
c. Pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara
Pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara diartikan sebagai suatu
kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga
negara yang baik. Tentu saja istiah baik di sini bersifat relatif, tergantung kepada
tujuan nasional dari masing-masing bangsa oleh karena masing-masing
mempunyai falsafah hidup yang berbeda-beda.
d. Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja
Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan atau
membimbing pserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk kerja.
Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
kerja pada calon keluaran. Ini menjadi misi penting dari pendidikan karena
bekerja menjadikebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Bekerja menjadi
penopang hidup sesorang dan keluarga sehingga tidak tergantung dan
mengganggu orang lain, melalui kegiatan bekerja seseorang mendapat kepuasan,
bukan saja mereka menerima imbalan melainkan juga karena seseorang dapat
memberikan sesuatu kepada orang ain (jasa atau benda), bergaul, berekreasi, dan
bersibuk diri. Keberadaan hal tersebut menjadi jelas bila kita melihat hal yang
sebaliknya, yaitu menganggur adalah musuh kehidupan.
3. John Dewey
Menurut pandangan John Dewey, seorang ahli pendidikan di abad ke19 di Amerika
Serikat, sebagaimana yang dikutip oleh Made Pidata, dia mengatakan pendidikan itu
adalah The general theory of education. Di bagian lain dia juga mengatakan
Philosophy is the general theory of education. John Dewey tidak membedakan sifat
5

pendidikan dengan teori pendidikan, atau filsafat pendidikan disamakan dengan teori
pendidikan sebab itu ia mengatakan pendidikan adalah teori umum pendidikan
(Pidarta, 1997: 4)
4. Ahmad D. Marimba
Menurut Ahmad D. Marimba, sebagaimana yang dikutip oleh Suwarno, pendidikan
adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani di terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang
utama (Suwarno,1985: 2)
5. Sudirman N. dkk
Pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok
orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang
lebih tinggi dalam arti mental (Sudirman, 1992:4)
6. Ki Hajar Dewantara
Menurut Ki Hajar Dewantara, sebagaimana yang dikutip oleh Suwarno, pendidikan
yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan
yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka
seagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya
7. Langeveld
Pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindunagndan bantuan yang diberikan
kepada anak tertuju kepada kedewasaan anak itu, atau lebih tepatnya dapat
membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh
itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti
sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada
orang yang belum dewasa (Lanngeveld, 1971: 5)
8. Carter Y. Good
a. Pedagogy is the art, practice of profession of teaching.
b. The systematized learning or intruction concerning principles and methods of
theaching and of student control and guidance; largely replaced by the term
educarion (Good, 1959: 387).
Pendidikan ialah :
6

a. Seni, praktek, atau profesi sebagai pengajar.


b. Ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip dan
metode-metode mengajar pengawasan dan bimbingan murid, dalam arti luas
digantikan dengan istilah pendidikan.
9. JJ. Rousseau
Menurut JJ. Rousseau, sebagaimana yang dikutip oleh Hasbullah, pendidikan adalah
memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita
membutuhkannya pada waktu dewasa (Hasbullah, 2001: 2)
10. Prof. Logde
Menurut Prof. Lodge dalam buku Philosohy of Education, sebagaimana yang dikutip
oleh Tim Dosen FIP-IKIP Malang (1981: 5) dinyatakan sebagai berikut : The word
“Education” is used, sometimes in a wider, some times in a narrower, sense, in the
winder sense, all experience is said to the educative. Kata “pendidikan” kadang-
kadang dipakai dalam pengertian yang lebih luas, kadang-kadang dipakai dalam
pengertian yang lebih luas, kadang-kadang dalam arti yang lebih sempit. Dalam
pengertian yang lebih luas, semua pengalaman dapat dikatakan sebagai pendidikan.
11. Prof. Brodjonegoro
Menurut Prof. Brodjonegoro sebagaimana yang dikutip oleh Suwarno, ilmu
pendidikan atau paedagogi adalah teori pendidikan perenungan tentang pendidikan.
Dalam arti yang luas paedagogi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari soal-soal
yang telah timbul dalam praktek pendidikan (Suwarno, 1985: 11).
12. Ahmad Tafsir
Pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segala aspeknya, yang melibatkan
guru maupun tidak, baik formal maupun informal (Tafsir, 1992: 6)
13. Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989
Dalam UU Nomor 2 Tahun 1989 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha dasar
untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimingan, pengajaran, dan atau
latihan bagi peranannya di masa yang akan datang (1991/1992: 2)

14. Dalam Ensiklopedi Indonesia (1992: 2627)


7

Pendidikan (Latin, educare = mengantar keluar). Pendidikan adalah proses


membimbing manusia dari kegelapan kebodohan kepencerahan pengetahuan.
Definisi-definisi tersebut menggambarkan terentuknya manusia yang utuh sebagai
tujuan pendidikan. Pendidikan memperhatikan kesatuan aspek jasmani dan rohani,
aspek diri (individualitas) dan aspek sosial, aspek kognitif afektif, dan psikomotori,
sert segi hubungan manusia dengan dirinya (konsentris), dengan lingkungan sosial
dan alamnya (horizontal) dan dengan Tuhannya (Vertikal).

Dari beberapa pengertian dan uraian tersebut, pendidikan adalah usaha sadar
yang dilakukan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan,
yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan
peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara
tepat dimasa yang akan datang. Pendidikan adalah pengalaman belajar terprogam
dalam bentuk pendidikan formal, non-formal, dan informal di sekolah, dan diluar
sekolah yang bertujuan optimalisasi..
Ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan seperti halnya ilmu-ilmu pengetahuan
yang lain membahas masalah-masalah yang bersifat ilmu, bersifat teori ataupun yang
bersifat praktis. Sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat praktis (terapan), ilmu
pendidikan juga berbicara tentang masalah-masalah yang menyangkut segi pelaksanaan
baik menyangkut teori-teori, pedoman-pedoman maupun prinsip-prinsip tentang
pelaksanaan pendidikan. Ini juga tertuju pada cara-cara bertindak (mendidik), bergerak
dalam situasi pendidikan, tertuju pada pelaksanaan realisasi cita-cita ideal yang telah
tersusun dalam ilmu pendidikan teoritis. Oleh sebab itu dapat didefenisikan bahwa
pendidikan itu ialah usaha yang sadar, teratur, dan sistematis di dalam memerikan
bimbingan/bantuan kepada orang lain (anak) yang sedang berproses menuju
kedewasaan. 2

2
Binti Maunah, Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal.1-6.
8

B. Unsur-Unsur Pendidikan

Unsur-unsur pendidikan adalah semua unsur yang harus ada di dalam proses pendidikan,
yang kesemuanya merupakan kesatuan integral yang saling mengisi.
Unsur-unsur pendidikan antara lain :
1. Subjek yang dibimbing(peserta didik)
Orang yang menerima pendidikan(anak didik,murid/siswa/mahasiswa,dari anak-
anak sampai orang dewasa).Fungsinya ialah belajar diharapkan peserta didik
mengalami perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan dan sistem pendidikan.
2. Orang yang membimbing(pendidik)
Pendidik adalah orang-orang yang disiapkan dengan sengaja untuk menjadi guru atau
dosen.Kedua jenis pendidik ini diberi pelajaran tentang pendidikan dalam waktu
relatif lama agar mereka menguasai ilmu dan terampil melaksanakannya
dilapangan(Pidarta,1997:264)
3. Tujuan dan prioritas
Fungsinya mengarahkan kegiatan sistem.Hal ini merupakan informasi tentang apa
yang hendak dicapai oleh sisitem pendidikan dan urutan pelaksanaannya.
4. Manajemen atau pengelolaan
Fungsinya mengkoordinasi,mengarahkan dan menilai sistem pendidikan komponen
ini bersumber pada sistem nilai dan cita-cita,juga merupakan informasi tentang pola
kepemimpinan dalam sistem pendidikan.
5. Struktur dan jadwal waktu
Fungsinya mengatur pembagian waktu dan kegiatan. Contohnya pembagian waktu
ujian, wisuda, kegiatan perkuliahan, seminar, kuliah kerja nyata, kegiatan belajar
mengajar dan program pengalaman kerja.
6. Isi dan bahan pengajaran
Fungsinya untuk mengembangkan luas dan dalamnya bahan pelajaran yang harus
dikuasai peserta didik. Juga mengarahkan dan mempolakan kegiatan-kegiatan daam
proses pendidikan. Contoh: isi bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran atau
mata kuliah, dan untuk pengalaman lapangan. Bahan atau materi pendidikan yaitu
bahan-bahan atau pengalaman-pengalaman belajar ilmu yang disusun sedemikian
9

rupa (dengan susunan yang lazim tetapi logis) untuk disajikan atau disampaikan
kepada anak didik.
7. Alat pendidikan/alat bantu belajar
Yaitu alat-alat yang digunakan selama melaksanakan pendidikan agar tujuan
pendidikan tersebut lebih berhasil. Alat bantu belajar fungsinya untuk
memungkinkan terjadinya proses pendidikan yang lebih menarik dan lebih
bervariasi. Contohnya fil, buku, papan tulis, peta, dan sebagainya.
8. Fasilitas
Fungsinya untuk tempat terselenggaranya proses pendidikan. Contohnya gedung
dan laboratorium beserta perlengkapannya
9. Teknologi
Fungsinya memperlancar dan meningkatkan hasil guna proses pendidikan. Yang
dimaksud dengan teknologi ialah semua teknik yang digunakan sehingga sistem
pendidikan berjalan dengan efektif dan efisien. Contohnya pola komunikasi satu
arah, artinya guru menyampaikan pelajaran dengan ceramah, peserta didik
mendengarkan dan mencatat atau pola komunikasi dua arah, artinya ada dialog
antara guru dan peserta didik.
10. Pengawasan mutu
Fungsinya membina peraturan-peraturan dan standar pendidikan. Contohnya
peraturan tentang penerimaan anak/peserta didik dan staf pengajar, peraturan ujian
dan penilaian.
11. Penelitian
Fungsinya untuk memperbaiki dan ilmu pengetahuan dan penampilan sistem
pendidikan.
12. Biaya
Fungsinya melancarkan proses pendidikan dan mengajar petunjuk tentang tingkat
efisiensi sistem pendidikan. Contohnya sekarang biaya pendidikan menjadi tanggung
jawab bersama antara keluarga, pemerintah, dan masyarakat (Idris, 1992: 42).3

3
Ibid., hal.7.
10

C. Hakikat Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah,melalui kegiatan


bimbingan,pengajaran,dan latihan yang berlangsung disekolah dan diluar sekolah
sepanjang hayat,untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan
dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang.Pendidikan
adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal,non
formal,dan informal disekolahan,dan diluar sekolaha,yang berlangsung seumur hidup
yang bertujuan optimalisasi.Pertimbangan kemampuan-kemampuan individu,agar
dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup yang tepat.Kematangan
profesional(kemampuan mendidik) yakni menaruh perhatian dan sikap cinta terhadap
anak didik serta mempunyai pengetahuan yang cukup tentang latar belakang anak didik
dan perkembangannya, memiliki kecakapan dalam menggunakan cara-cara
mendidik(Wenstanlain,1989:89).4
Manusia bukanlah seekor makhluk biologis, melainkan seorang pribadi, seorang
person, seorang subyek, artinya ia mengerti akan dirinya, ia mampu menempatkan dirinya
dalam situasinya, ia dapat mengambil sikap dan menentukan dirinya, nasibnya ada
ditangan sendiri (Driyarkara, 1980: 82)
Anak didik adalah manusia muda, manusia yang masih dalam taraf potensial,
manusia yang belum sampai pada taraf “maksimal”. Maka dari itu, mengapa pendidikan
atau mendidik itu disebut suatu perbuatan fundamental. Sebabnya, karena mendidik itu
adalah memanusiakan manusia muda, mendidik itu adalah proses homanisasi dan
humanisasi, yaitu perbuatan yang menyebabkan manusia menjadi manusia (Driyarkara,
1980: 87)5

4
Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal.5.
5
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001) hal. 71.
11

Pada dasarnya didalam hakikat pendidikan ada tiga hubungan dasar kehidupan manusia
yaitu:
a) Hubungan manusia dengan sang pencipta
b) Hubungan manusia dengan manusia
c) Hubungan manusia dengan alam
Maka pendidikan harus membina dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi,
kesadaran bermasyarakat dan kesadaran lingkungan.6

6
Ibid., hal.207.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan aspek-aspek rohaniah dan


jasmaniah juga harus berlangsung secara bertahap. Akan tetapi, suatu proses yang
digunakan dalam usaha pendidikan adalah proses yang terarah dan bertujuan, yaitu
mengarahkan peserta didik (manusia) kepada titik optimal. Sedangkan tujuan yang
hendak dicapai adalah terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai
manusia yang individual, sosial, dan hamba Tuhan yang mengabdikan diri kepada-
Nya.
2. Unsur-unsur pendidikan adalah semua unsur yang harus ada di dalam proses
pendidikan, yang kesemuanya merupakan kesatuan integral yang saling mengisi.
Unsur-unsur pendidikan antara lain :
a. Subjek yang dibimbing(peserta didik)
b. Orang yang membimbing(pendidik)
c. Tujuan dan prioritas
d. Manajemen atau pengelolaan
e. Struktur dan jadwal waktu
f. Isi dan bahan pengajaran
g. Alat pendidikan/alat bantu belajar
h. Fasilitas
i. Teknologi
j. Pengawasan mutu
k. Penelitian
l. biaya
3. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah,melalui kegiatan
bimbingan,pengajaran,dan latihan yang berlangsung disekolah dan diluar sekolah
sepanjang hayat,untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan
dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang.Pendidikan
adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan
formal,non formal,dan informal disekolahan,dan diluar sekolaha,yang berlangsung
seumur hidup yang bertujuan optimalisasi

12
13

B. Saran
Dalam pembahasan di atas telah dijelaskan mengenai Definisi Pendidikan, Unsur-unsur
Pendidikan, dan Hakikat Pendidikan. Penulis berharap setelah membaca makalah ini
pembaca dapat memahami Definisi Pendidikan, Unsur-unsur Pendidikan, dan Hakikat
Pendidikan. Maka dari itu penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang
membangun demi memperbaiki makalah-makalah selanjutnya. Karena bagaimanapun
makalah ini belumlah sempurna tanpa adanya kritik dan saran yang membangun.
DAFTAR RUJUKAN

Ahmadi, Abu, Nur Uhbiyati. (2001). Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Maunah,Binti. (2009). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Teras
Maunah,Binti. (2009). Landasan Pendidikan. Yogyakarta: Teras

14

Anda mungkin juga menyukai