Anda di halaman 1dari 7

MODUL

Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam


Disajikan pada pertemuan ke-2
Dosen Pengampu:

Dr. Ahmad Kosasih, M.A

Materi - 2
HAKIKAT AGAMA ISLAM
Learning Outcomes
Mengenal, memahami, menganalisis dan membuat kesimpulan materi hakikat agama Islam,
bermuara pada keyakinan yang teguh terhadap kebenaran agama Islam sehingga dapat
mengaplikasikan ajaran Islam.

Pokok-pokok Materi
A. Pengertian Agama dan Unsur-unsurnya
1. Pengertian Agama

Agama dalam bahasa Indonesia berarti sama dengan kata “ din‫ )دين‬,( millah(‫ )ملّه‬, syari’ah
(‫ )شريعة‬dalam bahasa Arab dan Semit, atau “ religion” (Inggris), “la religion” (Perancis), “de
religie” (Belanda), “die religion” (Jerman). Secara bahasa istilah “agama” berasal dari bahasa
Sanskerta yang berarti “tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi turun-temurun”. Adapun kata “ din”
mengandung arti “menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, atau kebiasaan”. “Din” juga
berarti peraturan-peraturan berupa hukum yang harus dipatuhi baik dalam bentuk perintah yang
wajib dilaksanakan maupun berupa larangan yang harus ditinggalkan.

Kata din dan derivasinya dalam Al-quran disebut sebanyak 94 kali dalam berbagai makna
dan konteks, antara lain berarti pembalasan (Q.S. 1:4), undang-undang duniawi atau peraturan
yang dibuat oleh raja (Q.S. 12:76), agama yang datangnya dari Allah SWT, bila din dirangkaikan
dengan kata Allah (Q.S. 3: 83), Agama yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW sebagai
agama yang benar, yakni Islam, bila kata din dirangkaikan dengan kata Al-Haq (Q.S. 9: 33); dan
1
ada juga berarti agama dengan menyebutkan semua agama termasuk non-Islam (QS.109:6 dan
QS. 61:9).

Defenisi agama Islam adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada RasulNya
untuk segenap umat manusia yang merupakan suatu sistem yang mengatur segala aspek hidup
(hubungan vertikal dengan Allah dan horizontal dengan manusia dan alam semesta) untuk
mewujudkan kebahagian dunia dan akhirat dalam rangka mencapai keridhaan Allah SWT (Anshari,
1982:21).

2. Unsur-unsur Asasi Agama

Unsur-unsur penting yang terdapat dalam agama antara:


a. Kekuatan Gaib.
b. Keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia dan kebahagiaan hidupnya di akhirat
tergantung pada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yang dimaksud. Tanpa adanya
hubungan yang baik itu, manusia akan sengsara hidupnya di dunia dan di akhirat.
c. Respons yang bersifat emosional dari manusia, baik dalam bentuk perasaan takut atau
perasaan cinta. Selanjutnya respons itu mengambil bentuk pemujaan atau penyembahan dan
tata cara hidup tertentu bagi masyarakat yang bersangkutan.
d. Paham adanya yang kudus (the sacred) dan suci, seperti kitab suci, tempat-tempat ibadah,
dan sebagainya.(Ensiklopedi Islam, 2002: 63).

B. Klasifikasi Agama

Dilihat dari sifat dan sumbernya secara garis besar, agama dapat diklasifikasikan kepada
dua kategori, yaitu: (1) Agama samawi atau agama wahyu (2) Agama ardhi atau bukan agama
wahyu. Agama samawi adalah agama yang berdasarkan wahyu Allah melalui para rasul-Nya yaitu
Yahudi, Nasrani dan Islam. Sedangkan agama ardhi disebut juga agama budaya karena ia lahir
dari hasil renungan pemikiran manusia yang mencetuskannya saja seperi agama Budha, Tao,
Konghuchu dsb. Adapun agama-agama samawi dilihat dari sejarah munculnya dibawa oleh
utusan Allah (Rasul). Hanya ada di antara agama-agama tersebut yang sudah menyimpang dari
ajaran yang dibawa oleh rasulnya dan tidak lagi berpegang kepada wahyu (kitab) nya yang asli
seperti Yahudi dan Nasrani. Yahudi itu pada mulanya biukanlah nama sdebuah agama tapi
pengertian Yahudi itu lebih menunjuk kepada nama suku yaitu keturunan yang berasal dari
Yahuda yakni nama salah seorang putra N. Ya’qub AS. Demikian pula kata Nasrani yang berasal
dari Nazaret yaitu nama desa tempat lahir Isa Almasih. Semua agama yang diturunkan Allah
kepada para Rasulnya intinya adalah pengesaan Tuhan (tauhid) dalam hal ini sama dengan inti
ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw, sebagai Rasul terakhir. Dengan demikian,
dapatlah dikatakan bahwa agama yang dibawa oleh para Rasul Allah adalah islam dalam arti
penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah. Hal ini seperti yang ditegaskan Allah dalam Q.S. Ali
Imran [3]:19 dan 85). Dilihat dari segi tempat munculnya secara geografis agama dapat pula
dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu: (1) Agama Semitik yaitu agama-agama yang lahir
dalam kawasan Timur Tengah seperti agama Yahudi, Nasrani dan Islam, (2) Agama Non Semitik
yaitu agama-agama yang lahir di luar kawasan Timur Tengah seperti Hindu, Budha, Kunghuchu
dsb. Dari segi penyiaran atau penyebarannya, agama dapat pula dibedakan menjadi dua bentuk
yaitu (1) Agama Misionari (2) Agama non-Misionari. Agama Misionari adalah agama yang member
tugas kepada penganutnya untuk menyebarkan kepada orang lain, misalnya agama Kristen
(Nasrani). Sedangkan agama non misionari adalah agama yang tidak membebankan kepada
penganutnya untuk menyebarkan kepada orang lain tapi dipakai di lingkungannya saja seperti
agama Budha.

2
Agama wahyu adalah agama yang menghendaki iman kepada Tuhan Pemberi wahyu,
kepada rasul-rasul penerima wahyu dan kepada kitab-kitab kumpulan wahyu serta pesannya
disebarkan kepada seluruh umat manusia. Sedangkan agama bukan wahyu tidak memandang
penyerahan kepada Tuhan dan menaati aturan-aturan Nya sebagai suatu hal yang esensial.
Perbedaan kedua jenis agama ini dikemukakan Al-Masdoosi dalam Living Religious of the World
sebagai berikut:

Perbedaan Agama Samawi dan Agama Ardhi

1. Agama samawi berpokok pada konsep ke Esaan Tuhan (tauhid/monotheisme), sedangkan


agama ardhi ketuhanannya adalah polytheisme (mempercayai banyak tuhan).

2. Agama samawi beriman kepada Nabi, sedangkan agama ardhi tidak


3. Dalam agama samawi sumber utama tuntunan baik dan buruk adalah kitab suci yang
diwahyukan, sedangkan agama bukan ardhi kitab suci tidak penting.
4. Semua agama samawi lahir di Timur Tengah, atau daerah-daerah yang berada di bawah
pengaruh ras semitik sedangkan agama ardhi lahir di luar itu.
5. Agama samawi, kecuali Yahudi, merupakan agama misionari, sedangkan agama ardhi tidak
termasuk agama misionari.
6. Ajaran agama samawi jelas, tegas dan kebenarannya bersifat mutlak, sedangkan agama ardhi
kebenarannya bersifat relatif.
7. Agama samawi mengandung ajaran yang jelas dan lengkap dan seimbang antara aspek
spiritual dan material, sedangkan Agama ardhi ajarannya lebih menitikberatkan kepada aspek
spiritual saja, seperti pada Taoisme, atau pada aspek material saja seperti pada
Confusianisme.

Agama samawi umumnya bersifat monoteistik atau mempercayai satu Tuhan, sedangkan
agama ardhi bersifat politeistik atau meyakini banyak Tuhan. Agama-agama ardhi pada umumnya
menggunakan nama pencetusnya sebagai nama agamanya, sedangkan agama samawi
penamaannya berdasarkan wahyu, tidak menggunakan nama rasul yang menerimanya seperti
agama Islam.

Ada juga sebahagian para ahli memasukkan agama-agama Yahudi, Nasrani ke dalam
kelompok agama samawi namun sebagian yang lain tidak memasukkan agama Yahudi dan
Nasrani ke dalam kelompok agama samawi murni, karena mereka berpendapat bahwa kitab suci
kedua agama tersebut telah mengalami perubahan, yaitu terdapatnya intervensi pemikiran
manusia ke dalam kitab suci mereka (Charles Adam dalam Daud Ali:73). Kalau begitu, agama
samawi yang murni hanyalah Islam yang dapat dibuktikan dengan kitab sucinya, Al-Qur’an. Al-
Qur’an adalah satu-satunya kitab suci agama yang masih terpelihara keotentikan dan
keorisinalannya sampai saat ini. Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut pada materi Sumber Ajaran
Islam.

Dari sudut ketuhanannya pun kedua agama tersebut ternyata tidak lagi menganut
monoteisme mutlak, misalnya menurut agama Nasrani Tuhan yang satu itu terdiri dari tiga oknum,
yaitu Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Ruhul Kudus yang disebut Trinitas. Sedangkan konsep
ketuhanan dalam Islam adalah tauhid atau monoteisme mutlak di mana Tuhan itu Esa yang tidak
terbagi-bagi. Jadi samawi yang murni hingga sekarang hanyalah agama Islam, demikian pula kitab
sucinya yakni Al-Qur’an masih dapat dibuktikan kemurniannya. Adapun agama-agama Hindu dan
Budha dikelompokkan ke dalam agama budaya yang konsep ketuhanannya politeistik.

3
Agama-agama selain Islam pada umumnya bersifat lokal untuk masyarakat tertentu, misalnya
Yahudi untuk Bani Israil saja, sedangkan agama Islam ditujukan untuk seluruh manusia sepanjang
zaman. Agama Islam adalah agama wahyu yang berdasarkan tauhid, berbeda dengan
monoteisme. Tauhid atau keesaan Tuhan diketahui manusia berdasarkan kabar dari Tuhan sendiri
melalui firman yang disampaikan kepada Rasul-Nya. Sedangkan monotheisme lahir dari
perkembangan kepercayaan manusia terhadap Tuhan setelah melalui proses panjang pengalaman
manusia dari dinamisme, animisme, politheisme dan akhirnya monotheisme.

Agama Islam adalah agama samawi satu-satunya yang memiliki kitab suci yang asli dan
autentik, tidak mengalami perubahan sejak diturunkannya pada abad ke-6 Masehi sampai
sekarang bahkan sampai akhir zaman. Rasul yang menerima wahyu Allah bernama
Muhammad putra Abdullah yang memiliki silsilah dan keturunan yang jelas. Beliau
dilahirkan di Mekah tahun 571 Masehi dan mendapat wahyu yang pertama kali ketika
beliau berusia 40 tahun. Sejarah hidupnya tercatat dengan lengkap dan jelas sejak
kelahirannya sampai meninggal dunia. Isi kitabnya (Al-quran) semuanya firman Allah
yang disampaikan dengan bahasa Arab, salah satu bahasa yang telah, sedang dan akan
digunakan manusia sepanjang masa. Karena itu, terjemahan Al-Quran tidak dipandang
sebagai kitab suci. Ajarannya sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk berakal serta
sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan sebagai makhluk sosial dan etis.
Ajaran Islam berlaku universal untuk segala tempat dan bangsa serta berlaku
abadi sepanjang masa sebagaimana diungkapkan Al-Quran Al-Anbiyaa’, [21]: 107.
Ayat ini mengisyaratkan bahwa ajaran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
(Islam) ditujukan untuk semua manusia pada semua tempat dan waktu. Dalam
ayat lain Allah berfirman dalam surat Al-Hijr, [15]:9. Pemeliharaan Al-quran yang
dimaksud dalam ayat di atas adalah pemeliharaan lafaz dan nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya. Hal tersebut dibuktikan dengan aktualitas Al-Quran
sampai hari ini yang telah berusia lebih dari 1400 tahun sejak diturunkannya.

C. Pengertian dan Karakteristik Agama Islam


Secara bahasa kata islam (Arab) dapat dilihat dari dua bentukan kata:
Pertama salima (‫لِ َم‬8 ‫ ) َس‬artinya selamat, sejahtera dan damai. Kedua, aslama (‫لَ َم‬8 ‫)اَ ْس‬
dalam bentuk aktif transitif yang mengandung beberapa arti antara lain patuh, tunduk,
atau berserah diri. (Lois Ma’luf, 1986: 347). Semua makna tersebut tertampung
dalam kata islam karena Islam adalah agama yang menuntut kepatuhan,
ketundukan dan penyerahan diri umatnya agar tercapai keselamatan, kesejateraan
serta kedamaian hidup. Hal ini tertuang dalam Q.S.5:16; S.37:109; S.47:35;
S.2:131; S.6:71; S.22:34. Selanjutnya muncul pula kata silm yang mengandung arti
sejahtera dan damai. Dari pengertian etimologi kata tersebut dapat dipahami bahwa
Islam adalah agama yang menawarkan keselamatan, kesejahteraan dan kedamaian
kepada umat manusia. Islam dalam arti patuh, tunduk atau berserah diri mengisyaratkan
bahwa manusia wajib menunjukkan kepatuhan dan ketundukan serta penyerahan diri
secara penuh dengan melaksanakan suruhanNya dan menjauhi laranganNya. Dengan
jalan demikian manusia akan meraih keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat.

Agama Islam adalah satu-satunya agama wahyu yang memiliki kitab suci yang asli
dan autentik, tidak mengalami perubahan sejak diturunkannya pada abad ke-6 Masehi
sampai sekarang bahkan sampai akhir zaman. Rasul yang menerima wahyu Allah
bernama Muhammad putra Abdullah memiliki silsilah dan keturunan yang jelas. Beliau

4
dilahirkan di Mekah tahun 571 Masehi dan mendapat wahyu yang pertama kali ketika
beliau berusia 40 tahun. Sejarah hidupnya tercatat dengan lengkap dan jelas sejak
kelahirannya sampai meninggal dunia. Isi Al-Qur’an semuanya firman Allah yang
disampaikan dengan bahasa Arab, salah satu bahasa yang telah, sedang dan akan
digunakan manusia sepanjang masa. Ajarannya sesuai dengan fitrah manusia sebagai
makhluk berakal serta selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan sebagai makhluk sosial dan
etis.

Ajaran Islam berlaku universal untuk segala zaman, tempat dan bangsa.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S 21:107 yang terjemahannya sebagai berikut:
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam
(Depag. R.I, 1984: 508).

D. Islam Agama Rahmatan Lil Alamin

Islam diturunkan kepada manusia berfungsi sebagai rahmat. Nilai rahmat tersebut akan
berpengaruh kepada manusia yang melaksanakan ajaran agamanya secara totalitas (kaffah)
sebagaimana firman Allah dalam al-Quran surat Al-Baqarah, [2]:208. Kata kaffah dalam ayat ini
menunjukan kesempurnaan maksudnya ialah seluruh tindak tanduknya mencerminkan seorang
yang Islami. Di dalam kata Islam itu terkandung beberapa makna yang saling berkaitan yakni;
selamat, sejahtera, damai, penyerahan diri, taat dan patuh.

Islam bukan saja agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW melainkan seluruh agama yang
dibawa oleh para nabi-nabi sebelumnya. Islam adalah agama yang menuntun manusia ke jalan
yang lurus agar terciptanya keselamatan hidup di dunia dan kebahagian hidup di akhirat. Ajaran
yang dibawa oleh para rasul Allah itu pada intinya adalah pengesaan Tuhan (tauhid) yang
berpangkal dari pengakuan bahwa tiada Tuhan selain Allah sebagai syahadat ketuhanannya. Hal
ini seperti tercermin dalam do’a Nabi Ibrahim a.s dan beberapa ayat dalam Al-quran di antaranya
surat Al-Baqarah [2]:112 dan128. Pengertian kepatuhan dan kedamaian mentaati aturan-aturan
Allah berlaku secara universal artinya menciptakan kedamaian hidup dan diiringi dengan perbuatan
yang baik, memberikan peringatan bahwa kebaikan itu bukan hanya ibadah Shalat saja akan tetapi
juga melakukan beberapa aspek sosial yang bersifat insaniah yang harus dijalin secara seimbang
untuk mempertahankan harkat dan martabat sebagai mahkluk yang mulia. Aspek Ilahiyah
menciptakan keyakinan yang teguh (istiqamah) kesehatan dan kedamaian jiwa, sedangkan
Insaniyah menciptakan kesehatan individu dan sosialnya karena manusia sebagai makhluk
individu juga membutuhkan orang lain.

Menurut Baumand seorang ahli Sosiologi bahwa manusia dinamakan manusia bila telah
bergaul dengan manusia lain karena mereka saling membutuhkan serta tidak dapat hidup sendiri.
Dalam hal ini Allah membimbing manusia dengan firmanNya surat Ali 'Imran [3]:112. Untuk
mewujudkan kedamaian menurut ayat di atas ditentukan oleh kemampuan manusia menjalin
hubungan baik dengan Allah dan sesama manusia. Keharmonisan hubungan itu akan menciptakan
kehidupan di bumi yang damai dan sejahtera. Namun, semua itu juga ditentukan oleh penguasaan
ilmu pengetahuan, wawasan serta manajemen yang bersumberkan pada petunjuk dari Allah SWT
yaitu Al-quran dan juga Sunnah Rasul.

Realisasi dari penegakan aturan-aturan Allah itu ialah bahwa Islam melarang umatnya
berbuat kerusakan (Q.S.28:77), tidak saling merugikan dan menyakiti pihak lain serta menjadikan

5
nabi Muhammad SAW sebagai figur tauladan/ uswatun hasanah (Q.S.33:21). Rahmat yang
diperoleh dalam kehidupan dapat berbentuk kemudahan yang diperoleh malalui sikap saling
tolong-menolong dan persaudaraan yang baik. Ajaran Islam dalam bentuk rahmatan lilalamin
terwujud dalam bentuk nilai dan norma yang harus dimiliki oleh seorang muslim dalam
kehidupannya sesama manusia dan dengan makhluk lainya. Pada beberapa ayat di atas
dijelaskan tentang norma hubungan sesama manusia atau konsep Islam tentang persaudaraan
yang dikenal dengan ukhuwah islamiyah. Konsep persaudaraan dalam ajaran Islam meliputi
persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah basyariyah), persaudaraan kebangsaan (ukhuwah
wathoniyah), dan persaudaraan seiman (ukhuwah imaniyah) atau persaudaraan interen umat Islam
(ukhuwah fi din al-islam).

Tentang persadaraan kemanusiaan, Islam tidak memandang perbedaan ras, warna kulit,
bangsa, suku bangsa, budaya bahkan agama. Islam mengajarkan saling menghormati perbedaan
yang ada. Pada prinsipnya Islam menganjurkan persaudaraan dengan siapa saja selama dia tidak
mengganggu, mengusir atau memerangi umat Islam (Q.S.49:13; S.60:8-9). Islam juga
mengajarkan persaudaraan antara umat sebangsa dan setanah air. Kata bangsa dan kebangsaan
yang di dalam bahasa Ingris adalah nation. Dari kata ini terbentuk kata nationalisme yang berarti
faham atau rasa kebangsaan. Perasaan cinta tanah air merupakan fitrah yang tertanam dalam diri
setiap manusia dan merupakan anugerah Allah. Al-Jurjani dalam kitab Ta’rifat menyebutnya: al-
wathon al-ashli huwa maulud al rajuli wa al-balad alladzi huwa fihi (yaitu tempat kelahiran
seseorang dan negeri dimana ia tinggal). Sebagaimana kecintaan Rasulullah kepada negeri
kelahirannya, Mekah, sehingga Allah mewujudkan keinginan beliau untuk kembali ke sana
meskipun telah hijrah beberapa tahun ke Medinah (Q.S. 28:85; S.110:1-3). Rasulullah dalam
perjalanan hijrah ke Medinah banyak menyebut kata alwathon (tanah air) maka Allah mewujudkan
keinginan beliau itu. Sahabat Umar berkata, “Jika bukan karena cinta tanah air, niscaya akan rusak
negeri yang jelek (gersang), maka sebab cinta tanah air itulah dibangunnya negeri-negeri”.
Demikian Al-Khalwathi dalam kitab Tafsirnya Ruhul Bayan. Mungkin inilah dasarnya para ulama
pejuang kemerdekaan Indonesia melahirkan sebuah ungkapan “ hubbul wathon minal iman” (cinta
tanah air adalah bahagian dari keimanan). Sedangkan tentang persaudaraan interen umat Islam
(ukhuwah imaniyah), tercermin dalam firman-Nya: “Sesungguhnya orang mukmin itu adalah
bersaudara, maka perbaikilah tali persaudaraan antara sesamamu dan bertakwalah kepada Allah
agar kamu memperoleh rahmat” (Q.S.49:10). Rahmat yang dibawa oleh Islam tidak hanya kepada
manusia tapi juga kepada hewan dan tumbuh-tumbuhan. Sebagai contoh, perintah menajamkan
pisau sebelum melakukan menyembelih hewan dan perintah menjaga serta memelihara tanaman.

E.Fungsi Agama
Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan
manusia, antara lain adalah :
1. Karena agama merupakan sumber moral
2. Karena agama merupakan petunjuk kebenaran
3. Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
4. Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka, maupun di kala
duka.
Manusia sejak dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, serta tidak
mengetahui apa-apa sebagaimana firman Allah dalam Q. S. al-Nahl (16):78.

6
Dalam keadaan yang demikian itu, manusia senantiasa dipengaruhi oleh berbagai macam
godaan dan rayuan, baik dari dalam, maupun dari luar dirinya. Godaan dan rayuan dari
dalam diri manusia dibagi menjadi dua bagian, yaitu
1. Godaan dan rayuan yang berusaha menarik manusia ke dalam lingkungan kebaikan, yang
menurut istilah Al-Gazali dalam bukunya Ihya ‘Ulumiddin disebut dengan malak al-hidayah
yaitu kekuatan-kekuatan yang berusaha menarik manusia kepada hidayah atau kebaikan.
2. Godaan dan rayuan yang berusaha memperdayakan manusia kepada kejahatan,yang menurut
istilah Al-Gazali dinamakan malak al-ghiwayah, yakni kekuatan-kekuatan yang berusaha
menarik manusia kepada kejahatan
Disinilah letak fungsi agama dalam kehidupan manusia, yaitu membimbing manusia
kejalan yang baik dan menghindarkan manusia dari kejahatan atau kemungkaran.
F. Manfaat Agama
Dalam pandangan ajaran Islam, Allah Swt menurunkan agama (syari’at) adalah untuk
memenuhi lima kebutuhan (hajat) yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia yakni:

1. Memelihara akal (hifzh al-‘aql). Dibuktikan dengan larangan mengosumsi minuman


keras (khamr)
2. Memelihara nyawa (hifzh al-nafs). Dibuktikan dengan larangan membunuh
3. Memelihara harta benda (hifzh al-mal). Dibuktikan dengan larangan mencuri
4. Memelihara keturunan serta kehormatan (hifzh al-nasl). Dibuktikan dengan larangan
zina dan khalwat (berduaan dengan lawan jenis yang bukan muhrim di tempat yang
sepi).
5. Memelihara keyakinan (hifzh al-din). Dibuktikan dengan larangan syirik.
Tugas-tugas:
1. Jelaskan pengertian agama menurut bahasa dan istilah!
2. Unsur-unsur penting apa yang harus ada dalam sebuah agama
3. Jelaskan klasifikasi agama dan pengertian masing-masingnya.
4. Jelaskan fungsi dan manfaat agama bagi manusia!
5. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Islam agama rahmatan lil ‘alamin?
Berikan contohnya !
6. Tulis tiga ayat Al-Qur`an yang mengandung kata islam !

Buku sumber:

Depag RI. 1998. Al-Qur'an dan Terjemahannya, Jakarta: CV. Toha Putra Semarang
Tim Dosen PAI UNP. 20017. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum,
Padang: UNP Press
Toto Suryana, dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam, hal. 19-28. Bandung: Tiga Mutiara
Alwi Shihab (Ed.). 2020. Islam dan Kebhinekaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai