DISUSUN OLEH :
Nama : Mutmainah
NIM : G1B120016
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Dzat penguasa alam semesta yang telah
memberikan taufiq, rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga kami dapat untuk
menyusun dan menyelesaikan makalah tentang “Farmakologi pada pasien
dengan masalah musculoskeletal dan integumen”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata, saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin. Dan
akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca.
Terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui Apa saja farmakologi pada sistem muskuloskeletal
2) Untuk mengetahui Apa saja farmakologi pada sistem integumen
1.4 Manfaat
a. Untuk mahasiswa
1
Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang farmakologi
pada pasien dengan masalah sistem muskuloskeletal dan integument.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Vitamin
2. Mineral
3. Anagetik & Antireumatik
4. Antinflamasi Streoroid dan Nonstreoid
5. Antibiotik
6. Antineoplastic (sitostatika)
1. Vitamin
Adalah zat organic yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk
berbagai reaksi metabolism dan mempertahankan Kesehatan. Sumbernya
bisa berasal dari makanan dan obat.
Vitamin A, D, E, K
Vitamin D
4
• Jika defisiensi dapat terjadi gangguan pertumbuhan tulang: penyakit
rachitis (pada anak atau bayi) & osteomalasia (dewasa).
2. Mineral
Tubuh membutuhkan 13 unsur penyusun dan pendukung metabolism
berupa 7 dalam banyak dan 6 “trace elements” (Fe, Cu, Mn, I, Co, Zn). Ca
(Kalsium) dan P (Posfor) merupakan mineral terbanyak pada tulang.
4. Antiinflamasi
Antiinflamasi adalah obat atau zat-zat yang dapat mengobati
peradangan, termasuk di dalamnya menghalau nyeri dan pembengkakan.
5. Antineoplastik (sitostatika/kemoterapi)
Kemoterapi adalah penggunaan zat kimia untuk perawatan
penyakit. Dalam penggunaan modern, istilah ini hampir merujuk
5
secara khusus kepada obat sitostatik yang digunakan untuk melawan
atau membunuh sel kanker (antineoplastik).
2. Dermatitis
Dermatitis kontak, disebabkan iritasi kimia atau tumbuhan, ditandai
dengan ruam kulit yang disertai rasa gatal, pembengkakan, melenting dan
keluar cairan atau bersisik pada tempat yang terkena. Tindakan
nonfarmakologi adalah menghindari kontak langsung dengan agen
penyebab. Pengobatan dapat berupa kompres basah yang mengandung
alumunium asetat, lotion dengan antihistamin. Bila rasa gatal tidak
menghilang dapat digunakan antipruritus dypenhidramin topical. Anti
pruritus tidak boleh digunakan pada luka terbuka. Agen yang digunakan
sebagai anti pruritus adalah
a. Obat sistemik seperti siproheptadin hidroklorida
b. Larutan Kalium Permanganat atau normal salin
c. Salf, krim atau gel glukokortikoid.
6
Krim deksametazon, salep hidrokortizon, Triamsinolon
asetoid merupakan contoh obat glukokortikod topical untuk
menyembuhkan dermatitis.
3. Luka Bakar
Luka bakar akibat panas dapat menyebabkan lesi pada kulit.
Luka bakar dikelompokkan berdasar derajat dan dalamnya jaringan
luka bakar.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelompok obat (yang biasa digunakan) pada system musculoskeletal
misalnya:
1. Vitamin
2. Mineral
3. Anagetik & Antireumatik
4. Antinflamasi Streoroid dan Nonstreoid
5. Antibiotik
6. Antineoplastic (sitostatika)
3.2 Saran
Diharapkan kepada seluruh mahasiswa agar dapat mengetahui
farmakologi pada pasien dengan masalah musculoskeletal dan integument
setelah membaca makalah ini.
8
DAFTAR PUSTAKA