Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Bandar Lampung, 12 Agustus 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………1
DAFTAR ISI………………………………………………………………..2

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………....3
LATAR BELAKANG……………………………………………....…….3
RUMUSAN MASALAH…………………………………………...…….4
TUJUAN PENULISAN………………………………………….....…….4

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………5
Farmakologi pada Gangguan Sistem Muskuloskeletal…………….5
1) Vitamin…………………………………………………………5
2) Mineral………………………………………………………….5
3) Analgetik………………………………………………..……...5
4) Antiinflamasi……………………………………………….….6
5) Antibiotika………………………………………………….….7
6) Antineoplastik…………………………………………………8

BAB III PENUTUP……………………………………….………….9


A. Kesimpulan………………………………………….……..…9
B. Saran…………………………………………………………9
Daftar Pustaka…………………….……………………………………………..10

2
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Aktivitas gerak tubuh manusia bergantung pada efektifnya interaksi pada
sendi yang normal dengan unit-unit neuromuskular yang menggerakkannya. Elemen
tersebut juga berinteraksi untuk mendistribusikan stress mekanik ke jaringan sekitar
sendi. Otot, tendon, ligament, rawan sendi dan tulang saling bekerja sama agar fungsi
tersebut dapat berlangsung dengan sempurna (Lukman & Ningsih, 2012: 2).

Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat badan, dan
otot menyusun kurang lebih 50%. Struktur tulang member perlindungan pada organ
vital, termasuk otak, jantung dan paru-paru. Otot yang melekat pada tulang
memungkinkan tubh bergerak. Matriks tulang menyimpan kalsium, fosfor,
magnesium dan fluor. Tubuh manusia dewasa muda mengandung sekitar 1.100 gr
(27,5 mol) kalsium. Kalsium plasma pada keadaan normal sekitar 10 mg/dl hormone
yang mengatur homeostasis kalsium adalah paratiroid dan kalsitonin (Lukman &
Ningsih, 2012: 2).

Sistem muskuloskeletal dapat bergerak secara terstruktur karena adanya


rangsangan dari SSP (sistem saraf pusat) yang mengakibatkan keluarnya output dalam
bentuk gerakan (motorik). Sistem muskuloskeletal termasuk dalam golongan
pengungkit/pengumpil.
Selanjutnya dalam makalah ini akan dibahas secara lebih rinci mengenai farmakologi
dari sistem muskuloskeletal.

B.  Rumusan Masalah


Bagaimana farmakologi pada penyakit gangguan sistem muskuloskeletal?

C. Tujuan
Untuk mengetahui farmakologi pada penyakit gangguan sistem
muskuloskeletal

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Farmakologi pada Gangguan Sistem Muskuloskeletal


Obat (yang biasa digunakan) pada sistem muskuloskeletal (Sugiri, 2010):

1. Vitamin
Adalah zat organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk berbagai
reaksi metabolisme dan mempertahankan kesehatan.  Sumber :  bahan makanan  dan 
obat.

2. Mineral
Tubuh membutuhkan 13 unsur penyusun dan pendukung metabolisme berupa : 7
dalam jumlah banyak dan  6 “trace elements” ( Fe, Cu, Mn, I, Co, Zn ). Ca (kalsium)
dan P (fosfor) merupakan mineral terbanyak pada tulang. Sumber: susu,
telur. Dipengaruhi: vit D. Penyimpanan: tulang . Pengaturan metabolismenya oleh
hormon paratiroid

3. Analgetik
Analgetik atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau
menghalau rasa nyeri tanpa meghalangi kesadaran. Antipiretik adalah zat-zat yg dapat
mengurangi suhu tubuh. Obat analgetik antipiretik serta Obat Anti Inflamasi non
Steroid (OAINS) merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa
obat sangat berbeda secara kimia.Obat-obat ini ternyata memiliki banyak persamaan
dalam efek terapi maupun efek samping. Kesamaan efek terapi dan efek samping
berdasarkan atas penghambatan biosintesis prostaglandin (PG). Prototipe obat
golongan ini adalah aspirin. Karena itu, banyak golongan dalam obat ini sering
disebut obat mirip aspirin (Aspirin-like drugs).
Atas kerja farmakologisnya, analgesik dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu:
a. Analgetik Perifer (non narkotik). 
Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat  narkotik dan tidak bekerja sentral.
b. Analgetik Narkotik.
Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti fraktur dan
kanker.

4
4.    Antiinflamasi
Antiinflamasi adalah obat atau zat-zat yang dapat mengobati peradangan atau
pembengkakan. Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS):
a. Turunan asam salisilat         : Aspirin,  salisilamid,diflunisal.
b. Turunan 5-pirazolidin         : Fenilbutazon,  Oksifenbutazon.
c. Turunan asam N-antranilat: Asam mefenamat,  Asam flufenamat
d. Turunan asam arilasetat     : Natrium diklofenak, Ibuprofen, Ketoprofen.
e. Turunan heteroarilasetat     : Indometasin.
f. Turunan oksikam                : Peroksikam, Tenoksikam.

5.    Antibiotika
Adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai
efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme,
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika khususnya
berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi
Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata
rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri. Berbeda dengan desinfektan,
desifektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi
kuman untuk hidup. Klasifikasi Antibiotik berdasarkan mekanisme kerjanya :
a. Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penicillin,
Polypeptide dan Cephalosporin, misalnya ampicillin, penicillin G;
b. Inhibitor transkripsi & replikasi, mencakup golongan Quinolone,
misal: rifampicin, actinomycin D, nalidixic acid;
c. Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama
dari golongan Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline, misalnya
gentamycin, chloramphenicol, kanamycin, streptomycin, tetracycline,
oxytetracycline;
d. Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomycin, valinomycin;
e. Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida,
misalnya oligomycin, tunicamycin; dan
f. Antimetabolit, misalnya passerine.

6.    Antineoplastik (sitostatika/kemoterapi)


Kemoterapi adalah penggunaan zat kimia untuk perawatan penyakit. Dalam

5
penggunaan modern, istilah ini hampir merujuk secara khusus kepada obat sitostatik
yang digunakan untuk melawan kanker (antineoplastik).
Biasanya kemoterapi berupa kombinasi dari obat yang bekerja bersama
khususnya untuk membunuh sel kanker. Mengkombinasikan obat yang memiliki
mekanisme  aksi yang berbeda saat di dalam sel dapat meningkatkan pengrusakan dari
sel kanker & mungkin dapat menurunkan resiko perkembangan kanker yang resisten
terhadap salah satu jenis obat.
Prinsip antikanker : Membunuh sel yang sedang dalam proses membelah diri

6
BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Sistem muskuloskeletal dalam farmakologi yang berkaitan dengan penyakit-penyakit
sistem muskuloskeletal mencakup vitamin, mineral, analgetik, antiinflamasi,
antibiotik dan antineoplastik.

B.     Saran
Untuk mahasiswa kesehatan, perlu untuk mengkaji lebih tentang sistem
muskuloskeletal yang berkaitan dengan farmakologi. Materi tersebut adalah materi
dasar yang perlu dipahami sebelum melangkah ke materi dengan jenjang yang tinggi
yang berkaitan dengan anatomi dan fisiologi serta penyakit-penyakit yang berkaitan
dengan sistem muskuloskeletal.

7
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Proses Fermentasi Asam Laktat. Available    on    www.sudut-


bacaan.blogspot.co.id diakses tanggal 6 Sepetember 2016.
Cameron, John R, James G. Skofronick, Roderick M. Grant. 2006. Fisika  
Kedokteran: Fisika Tubuh Manusia. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Kuntarti. 2007. Anatomi Sistem Muskuloskeletal dan Sistem Integumen. Available on
www.staff.ui.ac.id diakses tanggal 6 Sepetember 2016.
Latar, Muh Arif. 2012. Biomekanika. Available on www.digilib.esaunggul.ac.id   
diakses tanggal 6 September 2016.
Lukman & Nurna Ningsih. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan
Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.
Rosyidi, Kholid. 2013. Muskuloskeletal. Jakarta: Trans Info Media Jakarta.
            Gabriel. 2013. Fisika Kedokteran. Jakarta: EGC.
Sadikin, Mohamad. 2011. Biokimia Muskuloskeletal. Available on  
www.staff.ui.ac.id diakses tanggal 6 September 2016.
Sephdani. 2014. Bagaimana Al-Qur’an Berbicara tentang Proses
Penciptaan Manusia (Ilmu Kandungan)?. Available on
www.sepdhani.wordpress.com  diakses tanggal 6 September 2016.
Sugiri, Bahana. 2010. Tinjauan Farmakologi Sistem Muskuloskeletal. Available      on
www.hmkuliah.wordpress.com diakse tanggal 6 september 2016.

Anda mungkin juga menyukai