Anda di halaman 1dari 12

RNA

(Ribonucleic Acid) Asam Ribonukleat

DISUSUN
O
L
E
H
Kelompok 4
Nama : Ramzane
Rendi
Wanda
Citra
Fina
Vichyah
Gendis
Guru Pembimbing : Defri Al Fuadi

SMP NEGERI 12 TUNGKAL JAYA


TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “RNA (ribonucleic acid) Asam ribonukleat” ini dengan lancar.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Biokimia.
Kami berharap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat, dan
juga dapat menambah wawasan. Setelah membaca dan mempelajari tugas yang
kami buat ini yang tentunya jauh dari sempurna, tapi setidaknya kami telah
berusaha semampu kami. Untuk itulah kami membutuhkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi perbaikan makalah kami.

Berlian Jaya, September 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


RNA merupakan singkatan dari Ribonukleatid Acid atau Asam
ribonukleat. RNA merupakan substansi genetik yang berperan sebagai
perantara dalam proses pengkodean protein dari gen yang terdapat di dalam
DNA. Selain itu diketahui pula, bahwa pada beberapa kelompok virus,
seperti TMV dan virus influensa, RNA menjadi materi genetik utama,
dikarenakan kelompok virus tersebut tidak memiliki DNA sebagai materi
genetiknya. Pada golongan virus tersebut, RNA menjadi kmponen utama
materi genetik yang berperan dalam mengontrol seluruh aktifitasnya dan
menantukan sifat-sifatnnya, RNA yang seperti ini dinamakan sebagai RNA
genom.
Molekul RNA dapat berbentuk pita tunggal atau pita ganda yang
lurus dan tidak membentuk spiral. Komponen RNA terdiri atas gula ribosa,
basa nitrogen, dan satu (mono), dua (di), atau tiga (tri) gugus fosfat yang
akan membentuk ribonukleotida. Basa nitrogen yang terkandung dalam
RNA, yaitu pasangan adenin dengan guanin (A-G), serta pasangan sitosin
dengan urasil (C-U).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan RNA?
2. Bagaimana struktur RNA?
3. Bagaimana tipe-tipe serta fungsi RNA?
4. Bagaimana interferensi RNA?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian RNA.
2. Untuk mendeskripsikan struktur RNA.
3. Untuk mempelajari tipe-tipe serta fungsi RNA.
4. Untuk mengetahui interferensi RNA.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian RNA


Asam ribonukleat (bahasa Inggris:ribonucleic acid, RNA) adalah
satu dari tiga makromolekul utama (bersama dengan DNA dan protein) yang
berperan penting dalam segala bentuk kehidupan.
Asam ribonukleat berperan sebagai pembawa bahan genetik dan
memainkan peran utama dalam ekspresi genetik. Dalam dogma pokok
(central dogma) genetika molekular, RNA menjadi perantara antara
informasi yang dibawa DNA dan ekspresi fenotipik yang diwujudkan dalam
bentuk protein.
RNA merupakan singkatan dari Ribonukleatid Acid atau Asam
ribonukleat. RNA merupakan substansi genetik yang berperan sebagai
perantara dalam proses pengkodean protein dari gen yang terdapat di dalam
DNA. Selain itu diketahui pula, bahwa pada beberapa kelompok virus,
seperti TMV dan virus influensa, RNA menjadi materi genetik utama,
dikarenakan kelompok virus tersebut tidak memiliki DNA sebagai materi
genetiknya. Pada golongan virus tersebut, RNA menjadi kmponen utama
materi genetik yang berperan dalam mengontrol seluruh aktifitasnya dan
menantukan sifat-sifatnnya, RNA yang seperti ini dinamakan sebagai RNA
genom.
2.2 Struktur RNA
Pada dasarnya struktur RNA sangat mirip dengan struktur DNA.
RNA juga merupakan suatu polinukleotida, nukleotioda pada RNA juga
tersusun dari komponen gula, gugus fosfat, dan basa nitrogen. Basa nitrogen
pada RNA juga ada 4 jenis. Namun Gula pentosa pada RNA adalah gula
ribose, bukan deoksiribosa sebagaimana DNA. Pada RNA tidak terdapat basa
timin, sebagai gantinya terdapat basa urasil, basa ini juga dari golongan
pirimidin sebagaimana timin. Dalam sel eukariot, RNA merupakan rantai
polinukleotida tunggal, bukan rantai heliks ganda sebagaimana DNA.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memahami
struktur RNA, antara lain :
 Gula Ribosa
 Urasil dan Timin
 Polinukleotida
Ribosa memiliki struktur sama dengan deoksiribosa,
perbedaannya adalah pada atom C-2’ terdapat gugus OH. Pada deoksiribosa
oksigen pada gugus OH hilang oleh karena itu disebut deoksiribosa.
Komponen dan urutan atom lain dalam gula ribosa ini sama dengan gula
deoksiribosa, bahkan tempat perlekatan gugus fosfat dan basa nitrogen pun
sama.
Struktur urasil juga sangat mirip dengan timin, karena keduanya
termasuk basa pirimidin. Perbedaannya bila C-5 pada timin memiliki gugus
CH3 maka pada urasil hanya ada satu H. seperti pada sitosin. Tetapi urasil
dan timin berbeda dengan sitosin pada N-3. Urasil setelah berikatan dengan
gula menjadi nukleosida disebut uridin. Sebagaimana timin uridin hanya
dapat berpasangan dengan adenin.
Rantai polinukleotida RNA dalam keadaan normal bukan
merupakan untaian pita ganda sebagaimana DNA. Tetapi hal ini tidak berarti
basa nitrogennya kehilangan sifat untuk selalu berpasangan. Bila pita RNA
bertemu dengan pita RNA lain yang urutan basanya cocok maka juga akan
membentuk pasangan pita. Bahkan dalam keadaan tertentu rantai RNA ini
dapat menekuk dan membentuk pita ganda. Semua RNA asalnya merupakan
pita komplemen DNA, melalui suatu proses yang disebut transkripsi
tersusunlah urutan nukleotida yang akan menjadi pita RNA.
Struktur dasar RNA mirip dengan DNA. RNA merupakan polimer
yang tersusun dari sejumlah nukleotida. Setiap nukleotida memiliki satu
gugus fosfat, satu gugus pentosa, dan satu gugus basa nitrogen (basa N).
Polimer tersusun dari ikatan berselang-seling antara gugus fosfat dari satu
nukleotida dengan gugus pentosa dari nukleotida yang lain.
Perbedaan RNA dengan DNA terletak pada satu gugus hidroksil
cincin gula pentosa, sehingga dinamakan ribosa, sedangkan gugus pentosa
pada DNA disebut deoksiribosa. Basa nitrogen pada RNA sama dengan
DNA, kecuali basa timina pada DNA diganti dengan urasil pada RNA. Jadi
tetap ada empat pilihan: adenina, guanina, sitosina, atau urasil untuk suatu
nukleotida.
Selain itu, bentuk konformasi RNA tidak berupa pilin ganda
sebagaimana DNA, tetapi bervariasi sesuai dengan tipe dan fungsinya.
RNA merupakan molekul terdampar tunggal yang mengandung
ribosa gula. Ini memiliki struktur yang khas dan, tidak seperti DNA, ada
variasi dan berbagai jenis struktur RNA.
2.2.1 Struktur dasar dari RNA
Struktur dasar dari RNA, namun, dapat dijelaskan sebagai
ribosa gula, yang adalah nomor dari 1' melalui 5', dengan:
 basis yang melekat pada posisi 1'
 gugus hidroksil pada posisi 2'
 fosfat yang melekat pada 3' posisi satu ribosa dan 5' posisi
berikutnya
Asam ribonukleat (RNA) memiliki basis adenin (A), sitosina
(C), guanina (G), dan urasil (U).
2.2.2 RNA pangkalan
Basis yang melekat 1' posisi, umumnya adenin (A), sitosina (C),
guanina (G) atau urasil (U).

Adenina dan guanina merupakan purina; sitosina dan urasil


adalah merupakan pirimidina. Dasar dapat membentuk ikatan hidrogen
antara sitosina, dan guanina, adenina dan urasil dan guanina-urasil.
Tidak seperti DNA yang berisi hanya empat basa A, T, G dan C,
RNA matang dapat mengandung basa yang dimodifikasi dan gula.
Pseudouridina (Ψ), di mana hubungan antara urasil dan ribosa
berubah dari ikatan C–N C–C bond, dan ribotimidina (T), yang
ditemukan di berbagai tempat. Lain terkenal adalah Hipoxantina, basa
adenina deaminated nukleosida yang disebut inosina (I).
2.2.3 Gugus hidroksil RNA
Ada kehadiran gugus hidroksil pada posisi 2' ribosa gula. Hal
ini membuat RNA berbeda dari DNA dan RNA membuat mengadopsi
A-bentuk geometri daripada B-bentuk paling sering diamati dalam
DNA. Ini berarti ada alur utama yang sangat dalam dan sempit dan
alur yang dangkal dan lebar kecil.
Gugus hidroksil pada 2' berarti bahwa di daerah fleksibel
molekul RNA bahan kimia dapat menyerang ikatan berdekatan
phosphodiester untuk membelah tulang punggung.
2.2.4 Gugus fosfat RNA
Gugus fosfat melekat 3' posisi satu ribosa dan 5' posisi
berikutnya. Gugus fosfat memiliki muatan negatif. Hal ini
membuat RNA molekul bermuatan (polyanion).
2.2.5 Struktur tersier RNA
Setelah RNA terbentuk, seperti protein memerlukan untuk
mengalami perubahan untuk membentuk struktur tersier tertentu.
Perancah untuk struktur ini disediakan oleh sekunder struktural
unsur-unsur yang ikatan hidrogen dalam molekul. The strand
membentuk jepit rambut loop, tonjolan, dan internal loop. Karena
RNA dikenai, ion-ion logam seperti Mg2+ yang diperlukan untuk
menstabilkan struktur sekunder dan tersier yang banyak.
RNA tersier struktur ditentukan dengan menggunakan
pemetaan gangguan menyelidik dan modifikasi kimia, resonansi
magnetik nuklir (NMR), Kristalografi sinar-x dan mikroskop
elektron cryo.
2.3 Jenis dan Fungsi RNA
RNA terdiri dari atas dua macam, yaitu RNA genetik dan RNA
nongenetik.
1) RNA genetik
RNA genetik hanya dimiliki oleh organisme tertentu yang tidak
memiliki DNA, misalnya virus. Fungsi RNA genetik sama dengan
DNA, yaitu sebagai pewaris sifat dan mampu menyintesis protein.
2) RNA nongenetik
RNA ini terdapat pada organisme yang memiliki DNA sebagai
pewaris sifat. Jadi, baik DNA maupun RNA keduanya terdapat dalam
sel-sel organisme. Fungsi RNA nongenetik tidak sama dengan fungsi
RNA. Ada tiga macam RNA nongenetik, yaitu messenger RNA
(mRNA) , transfer RNA (tRNA), dan RNA ribosom (rRNA).
a) mRNA merupakan RNA terpanjang yang berbentuk pita tunggal.
Fungsi mRNA adalah sebagai pola cetakan pembentuk
polinukleotida atau protein. mRNA juga disebut dengan istilah
kodon karena fungsinya sebagai pembawa kode-kode genetik dari
DNA ke ribosom.

b) rRNA merupakan RNA dengan jumlah terbanyak, hampir 80% dari


seluruh jumlah RNA. Strukturnya berupa pita tunggal yang tidak
bercabang dan fleksibel. tRNA diduga mempunyai fungsi
menyusun ribosom dan membantu dalam proses sintesis protein.

c) tRNA merupakan RNA terpendek dan berperan sebagai penerjemah


kodon yang dibawa oleh mRNA. Fungsi lainnya adalah membawa
asam-asam amino ke ribosom untuk disusun menjadi protein.
Bagian tRNA yang dapat berhubungan dengan kodon yang dibawa
oleh mRNA disebut antikodon.
Pada sekelompok virus (misalnya bakteriofag), RNA merupakan
bahan genetik. Ia berfungsi sebagai penyimpan informasi genetik,
sebagaimana DNA pada organisme hidup lain. Ketika virus ini
menyerang sel hidup, RNA yang dibawanya masuk ke sitoplasma sel
korban, yang kemudian ditranslasi oleh sel inang untuk menghasilkan
virus-virus baru.
Namun demikian, peran penting RNA terletak pada fungsinya
sebagai perantara antara DNA dan protein dalam proses ekspresi
genetik karena ini berlaku untuk semua organisme hidup. Dalam peran
ini, RNA diproduksi sebagai salinan kode urutan basa nitrogen DNA
dalam proses transkripsi. Kode urutan basa ini tersusun dalam bentuk
'triplet', tiga urutan basa N, yang dikenal dengan nama kodon. Setiap
kodon berelasi dengan satu asam amino (atau kode untuk berhenti),
monomer yang menyusun protein. Lihat ekspresi genetik untuk
keterangan lebih lanjut.
Penelitian mutakhir atas fungsi RNA menunjukkan bukti yang
mendukung atas teori 'dunia RNA', yang menyatakan bahwa pada awal
proses evolusi, RNA merupakan bahan genetik universal sebelum
organisme hidup memakai DNA.
3) Virus RNA
RNA genom virus dapat dianggap mRNA virus, dan dapat
segera diterjemahkan oleh sel inang. Tidak seperti negatif sense-RNA,
positif-sense RNA adalah pengertian yang sama dengan mRNA.
Beberapa virus (misalnya Coronaviridae) memiliki genom positif-sense
yang dapat bertindak sebagai mRNA dan digunakan langsung untuk
mensintesis protein tanpa bantuan RNA komplementer komplementer.
Karena itu, virus ini tidak perlu memiliki RNA transkriptase yang
dikemas ke dalam virion.
2.4 Interferensi RNA
Suatu gejala yang baru ditemukan pada penghujung abad ke-20
adalah adanya mekanisme peredaman (silencing) dalam ekspresi genetik.
Kode genetik yang dibawa RNA tidak diterjemahkan (translasi) menjadi
protein oleh tRNA. Ini terjadi karena sebelum sempat ditranslasi, mRNA
dicerna/dihancurkan oleh suatu mekanisme yang disebut sebagai "interferensi
RNA". Mekanisme ini melibatkan paling sedikit tiga substansi (enzim dan
protein lain). Gejala ini pertama kali ditemukan pada nematoda
Caenorhabditis elegans tetapi selanjutnya ditemukan pada hampir semua
kelompok organisme hidup.
Interferensi RNA (RNAi, dari RNA interference) merupakan salah
satu mekanisme pada sel hidup untuk mengendalikan aktivitas gen. Karena
pertama kali ia diketahui sebagai suatu proses untuk "mementahkan" hasil
transkripsi sehingga translasi tidak dapat berlangsung, ia pernah dikenal
sebagai mekanisme peredaman gen pascatranskripsi (post- transcriptional gene
silencing, PTGS). Dalam RNAi terlibat dua jenis RNA berukuran kecil –
miRNA dan siRNA – yang berperan penting. Kedua RNA berukuran kecil ini
dapat berikatan dengan RNA lain (yang komplementer dengan urutan
basanya) sehingga "mengganggu" (meng-interferensi) proses yang melibatkan
RNA tersebut, misalnya dengan mencegah terbentuknya protein/enzim. Peran
penting interferensi RNA mencakup sistem pertahanan terhadap informasi
genetik asing (dari virus dan transposon), mengatur proses perkembangan, dan
dalam sejumlah aspek ekspresi gen lainnya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. RNA menjadi perantara antara informasi yang dibawa DNA dan
ekspresi fenotipik yang diwujudkan dalam bentuk protein.
b. Struktur dasar RNA mirip dengan DNA. RNA merupakan polimer yang
tersusun dari
c. sejumlah nukleotida.
d. Tiga tipe RNA :
1. RNA-kurir (bahasa Inggris: messenger-RNA, mRNA), yang
disintesis dengan RNA polimerase I.
2. RNA-ribosom (bahasa Inggris: ribosomal-RNA, rRNA), yang
disintesis dengan RNA polimerase II.
3. RNA-transfer (bahasa Inggris: transfer-RNA, tRNA), yang
disintesis dengan RNA polimerase III.
e. RNA merupakan bahan genetik universal sebelum organisme hidup
memakai DNA.
f. mRNA dicerna/dihancurkan oleh suatu mekanisme yang disebut sebagai
"interferensi RNA".

Anda mungkin juga menyukai