Anda di halaman 1dari 70

Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

Bab 1

Hakikat STUDI Kelayakan BISNIS

TUJUAN Belajar dalam Bab ini adalah:

 Pengertian BiSniS
 Pengertian StUdi Kelayakan biSniS
 Perbedaan antara STUdi kelayakan biSniS dengan rencana BISNiS
 Langkah-Langkah STUdi Kelayakan BiSniS
 ASpek-ASpek STUDI Kelayakan BiSniS
 Bidang IlmU yang terkait dengan STUDI kelayakan biSniS

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 2


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

Hakikat STUDI Kelayakan BISNIS


1. Pengertian Bisnis :

Keseluruhan kegiatan yng direncanakan dan dijalankan oleh perseorangan


atau kelompok secara teratur dengan cara menciptakan, memasarkan barang dan jasa,
baik dengan tujuan mencari keuntungan maupun tidak bertujuan mencari keuntungan.

Berdasarkan definisi tersebut, dilihat dari tujuannya bisnis dapat


dikelompokkan menjadi 2 kelompok :

1. Bisnis yang berorientasi keuntungan (profit oriented), bisnis yang didirikan semata-
mata bertujuan memperoleh keuntungan untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik
dan karyawannya serta untuk mengembangakan usaha lebih lanjut.
Contoh Perusahaan rokok, perusahaan pembuat sepatu, perusahaan pengilingan
padi, dan sejenisnya
2. Bisnis yang tidak berorientasi keuntungan (non-profit oriented), bisnis yang
didtrikan dengan tujuan utama untuk keperntingan social
Contoh : yayasan social yatim piantu, yayasan social orang jompo, yayasan social
penyandang cacat.

Bisnis bergerak dalam berbagai kegiatan, namun berdasarkan jenis


kegiatannya secara umum bisnis dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :
1. Binis ekstraktif, bisnis yang bergerak dalam penggalian barang-barang tambang.
Contoh:perusahaan pertambangan minyak, perusahaan pertambangan emas,
perusahaan pertambangan batu granodiorit, perusahaan pertambangan batu kapur,
dan sejenisnya.
2. Bisnis agranis, bisnis yang bergerak dalam bidang pertanian, termasuk di dalamnya
perikanan, peternakan, perkebunan, dan kehutanan dan sejenisnya.
Contoh : perkebunan the, perkebunan tembakau, perkebunan karet, peternakan sapi,
peternakan ayam, tambak udang dan sejenisnya.
3. Bisnis Industri, bisnis yang bergerak dalam bidang pengolakan (manufaktur), yaitu
bisnis dengan tujuan untuk mengubah barang yang kurang berdaya guna menjadi
lebih berdaya guna
Contoh : pabrik sepeda motor, pabrik pakaian, pabrik baja, pabrik makanan, pabrik
kerajinan rumah tangga, dan sejenisnya.
4. Bisnis Jasa, bisnis yang bergerak dalam penyediaan produk yang tidak berwujud,
seperti jasa dalam bidang kesehatan, jasa dalam bidang pendidikan, jasa dalam
bidang konsultan bisnis.
Contoh: Rumah sakit, kantor akuntan, kantor konsultan bisnis, biro perjalanan,
lembaga pendidikan dan sejenisnya.

2. Pengertian Studi Kelayakan bisnis

Kondisi lingkungan yang sangat dinamis, tingkat persaingan yang semakin ketat,
membuat seorang pengusaha tidak cukup hanya mengandalkan pengalaman dan intuisi
saja dalam memulai usahanya.

Studi kelayakan bisnis :


1. penelitian yang bertujuan untuk memutuskan apakah sebuah ide bisnis layak untuk
dilaksanakan atau tidak. Sebuah ide bisnis dinyatakan layak untuk dilaksanakan jika
ide tersebut dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi semua pihak (stake
holder) di bandingkan dampak negative.
2. Subagyo (2005) menyatakan bahwa studi kelayakan adalah penelitian yang mendalam
terhadap suatu ide bisnis tentang layak atau tidaknya ide tersebut untuk dilaksanakan.
3. Studi kelayakan bisnis menurut Wikipedia (diakses, 2009) adalah penelitian yang
menyangkut berbagai aspek, baik dari segi hokum, social ekonomi dan budaya, pasar
dan pemasaran, teknis dan teknologi, sampai dengan aspek manajemen dan keuangan

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 3


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

yang digunakan sebagai dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan
untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan, ditunda
atau tidak dijalankan.

Rencana Bisnis atau business plan adalah dokumen tertulis yang mendeskripsikan masa
depan bisnis yang dimulai. Rencana ini meliputi apa, bagaimana, siapa, kapan, dan
mengapa sebuah bisnis dijalankan. Business plan pada umumnya terdiri dari :
(1) tujuan bisnis,
(2) strategi yang digunakan untuk mencapainya
(3) masalah potensial yang kira-kira akan di hadapi dan cara mengatasinya
(4)modal yang diperlukan untuk membiayai perusahaan dan bagaimana
mempertahankannya sampai mencapai Break Event Point (BEP)

3. Perbedaan antara STUDI kelayakan BISNIS dengan rencana BISNIS


No Faktor Pembeda Studi Kelayakan Bisnis Rencana Bisnis
1 Jenis data yang digunakan Mengunakan data Menggunakan data
estimasi (peramalan) empiris perusahaan
2 Sumber data yang Data eksternal Data internal
digunakan
3 Penyusun Pihak eksternal, Pihak internal, yang
Dengan tujuan agar lebih lebih mengetahui
independen kondisi perusahaan
4 Tujuan Menilai kelayakan Membuat rencana
sebuah ide bisnis Bisnis yang akan
datang
5 Waktu Memakan waktu relatif Memerlukan waktu
lama, karena harus yang relatif pendek,
mengali data dari karena data hanya
berbagai sumber bersumber dari
intern perusahaan
6 Biaya Memerlukan biaya yang Memerlukan biaya
relatif besar Yang tidak terlalu
besar

Setiap bisnis memerlukan adanya studi memerlukan adanya studi kelayakan pada saat
memulai usahanya meskipun dengan intensitas yang berbeda-beda. Intensitas pada
penyusunan studi kelayakan bisnis tergantung pada beberapa hal sebagai berikut :
1. Besar kecilnya dampak yang akan ditimbulkan, semakin besr dampak yang akan
ditimbuloka dari ide bisnis yang akan dijalankan, semakin tinggi kecermatan yang
diperlukan dalam menyusun studi kelayakan bisnis, sebaliknya, semakin kecil dampak
yang dapat ditimbulkan dari ide bisnis yang akan dijalankan, semakin rendah tuntutan
akan kecermatan dalam menyusun studi kelayakan bisnis.
2. Besar kecilnya tingkat kepastian bisnis, semakin besar tingkat ketidakpastian suatu
bisnis, semakin tinggi intentitas dalam menyusun studi kelayakan bisnis, sebaliknya
semakin kecil tingkat ketidakpastian bisnis, semakin rendah intensitas dalam
menyusun studi kelayakan bisnis.
3. Banyak-sedikitnya investasi yang diperlukan untuk melaksanakan suatu bisnis,
semakin besar nilai investasi yang ditanamkan pada suatu bisnis, semakin tinggi
kecermatan yang diperlukan dalam menyusun studi kelayakan bisnis, sebaliknya,
semakin kecil investasi yang ditanamkan, semakin sederhana studi kelayakan yang
dilakukan.

Pihak-Pihak yang membutuhkan studi kelayakan bisnis :

a. Pelaku bisnis/manajemen perusahaan, sebagai dasar dalam mengambil keputusan


untuk melanjutkan ide bisnis atau tidak, jika berdasarkan hasil studi kelayakan bisnis
dinyatakan layak dilaksanakan maka pelaku bisnis manajemen akan menjalankan ide
bisnis tersebut untuk mengembangkan usahanya.
b. Investor, sebagai dasar untuk mengambil keputusan apakah akan ikut menanamkan
modal pada suatu bisnis atau tidak.

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 4


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

c. Kreditor, sebagai dasar akan memberikan kredit pada suatu bisnis yang diusulkan atau
tidak, jika berdasarkan hasil studi kelayakan bisnis dinyatakan layak dilaksanakan
maka kreditor akan memberikan kredit dengan harapan akan memperoleh keuntungan
berupa bunga, demikian sebaliknya.
d. Pemerintah, sebagai dasar untuk mengambil keputusan apakah memberikan ijin
terhadap suatu bisnis atau tidak, dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
member kesempatan kerja, mengoptimalkan sumber daya yang ada, dapat
meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
e. Masyarakat, sebagai dasar untuk mengambiln keputusan apakah mendukung suatu
bisnis atau tidak. Memberikan dampak positif yang lebih besar terhadap masyarakat
di bandingkan dampak negatifnya.

4. Langkah-Langkah Studi Kelayakan Bisnis :

Penemuan Ide Melakukan studi Membuat desain


Bisnis pendahuluan studi kelayakan

Menarik Analisis dan Pengumpulan Data


kesimpulan dan interpretasi data

Penyusunan
Laporan Studi
Kelayakan bisnis

1. Penemuan Ide, bersumber dari bacaan, hasil pengamatan, informasi dari orang lain,
media masa maupun berdasarkan pengalaman.
2. Melakukan studi pendahuluan, digunakan untuk memperoleh gambaran umum peluang
bisnis dari ide bisnis yang dijalankan, termasuk di dalamnya prospek dan kendala yang
dapat muncul dari bisnis yang akan dilakukan
3. Membuat desain studi kelayakan, meliputi penentuan aspek-aspek yang akan diteliti,
responden, teknik pengumpulan data, penyusunan kuesioner, alat analisis data,
penyusunan anggaran, sampai dengan penentuan desain laporan akhir
4. Pengumpulan data, dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara, maupun
kuesioner, sedangkan sumber data berupa data primer maupun data sekunder
5. Analisis dan interpretasi data, dengan menggunakan analisis kualitatif maupun
kuatintatif, analisis kualitatif dilakukan jika data yang dikunmpulkan berupa data
kualitatif, analisis kuantitatif dilakukan jika data yang dikumpulkan berupa data
kuantitatif.
6. Menarik kesimpulkan dan rekomendasi
7. Penyusunan laporan studi kelayakan bisnis

5. ASPEK-ASPEK STUdi Kelayakan BISniS :


1. Aspek hukum, menganalisis kemampuan pelaku bisnis dalam memenuhi ketentuan
hukum dan perizinan yang diperlukan untuk menjalankan bisnis di wilayah tertentu
2. Aspek lingkungan, menganalisis keseuaian lingkungan sekitar (baik lingkungan
operasional, lingkungan dekat dan lingkungan jauh) dengan ide bisnis yang akan
dijalankan. Dalam aspek ini dampak bisnis bagi lingkungan juga dianalisis.
3. Aspek apsar dan pemasaran, menganalisis potensi pasar, intensitas persaingan, market
share yang dapat di capai, serta menganalisis strategi pemasaran yang dapat digunakan
untuk mencapai market share yang diharapkan.
4. Aspek teknis dan teknologi, menganalisis kesiapan teknis dan ketersediaan teknologi
yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis
5. Aspek manajemen dan sumber daya manusia, menganalisis tahap-tahap pelaksanaan
bisnis dan kesiapan tenaga kerja, baik tenaga kerja kasar maupun tenaga kerja terampil
yang diperlukan menjalankan bisnis.
6. Aspek keuangan, menganalsiis besarnya biaya investasi dan modal kerja serta tingkat
pengembalian investasi dari bisnis yang akan dijalankan.

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 5


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

6. Bidang Ilmu yang terkait dengan studi kelayakan bisnis :

Ilmu Penunjang :

Metodologi Penelitian
Statistika
Komputer

Aspek Hukum – Ilmu Hukum


Bisnis

Aspek Lingkungan – Ilmu


Sosiologi & Lingkungan

Aspek Pasar & Pemasaran – Ilmu Manajemen


Pemasaran

Aspek Manajemen & SDM – Ilmu Manaj. SDM & Operational


Research

Aspek Teknis & Teknologi - Ilmu Manaj. Operasional & Operational


Research

Aspek Keuangan – Ilmu Manajemen Keuanangan &


Akuntansi

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 6


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

Bab 2
Aspek Pasar & Pemasaran

TUJUAN Belajar dalam Bab ini adalah:

 ASpek PASar dan PemASaran


 TUJUAN ASPEK PemASaran
 PASar & PemASaran
 Strategi BaUran PemaSaran
 Barang KonSUmSi & Barang InDUStri
 Strategi PemASaran (SegmentASi, targeting, differentiation, pOSitioning)

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 7


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

1. ASPEK PASAR & PEMASARAN


Analisis aspek pasar menganalisis jenis produk yang akan diproduksi,
banyaknya produk yang diminta konsumen, serta menganalisis banyaknya produk
yang ditawarkan oleh pesaing. Sedangkan analisis aspek pemasaran menganalisis cara
atau strategi agar produk yang dihasilkan dapat sampai ke konsumen dengan lebih
efisien di bandingkan pesaing.
Falsafah bisnis “Jangan menjual produk yang dapat kamu buat, tapi buatlah
produk yang dapat kamu jual” menunjukkan bahwa untuk memproduksi produk harus
melihat potensi pasarnay terlebih dahulu, tidak asal membuat produk produk,
kemudian memasarkan dengan berbagai upaya.

2. TUJUAN ASPek PeMASaran

1. Menganalisis permintaan atas produk yang kan dihasilkan


2. Menganalisis penawaran atas produk sejenis
3. Menganalisis ketersediaan rekanan atas pemasok factor produksi yang dibutuhkan
4. Menganalisis ketepata startegi pemasaran yang akan digunakan.

3. PASar & PemaSAran


Pasar adalah jumlah seluruh permintaan barang atau jasa oleh pembeli-
pembeli potensial, atau pasar sebagai orang-orang yang mempunyai keinginan puas,
uang untuk berbelanja, dan kemauan untuk membelanjakannya,

Bentuk bentuk pasar antara lain :

1. Pasar sempurna, jenis pasar persaingan sempurna, aktivitas persaingan tidaklah


Nampak karena terbatas tidak terbatasnya jumlah produsen (sehingga pangsa pasar
mereka menjadi terkotak-kotak atau kecil-kecil) dan konsumen dapat menjual atau
membeli beraoa saja tanpa ada batas asal bersedia membeli atau menjual pada harga
pasar.
2. Pasar Monopoli, adalah sebuah bentuk pasar yang dikuasai oleh seorang penjual
saja. Dalam hal ini tidak ada barang substitusi terhadap barang yangdi jual oleh
penjual pasar tunggal tersebut, serta terdapat hambatan untuk masuknya pesaing
dari luar. Penyebab terjadinya monopoli bisa bermacam-macam antara lain :
menguasai bahan mentah, penguasaan teknik produksi tertentu yang dimiliki,
tindakan yuridis dalam perolehan hak paten dan secara alamiah Karen aluas pasar
yang tak cukup besar untuk dilayani oleh lebih dari satu produsen dengan
menggunakan skala pabrik yang optimal
3. Pasar Oligopoli, merupakan perluasan dari pasar monopoli, dalam menentukan
tingkat harga dan kuantitas produksi, karena pengaruh dari pesaing sangat terasa,
tindakan atau aktivitas perlu dimaukkan dalam perhitungan
4. Pasar Persaingan Monopolistik, pasar ini merupakan bentuk campuran antara
persaingan sempurna dengan monopoli, karena ada kebebasan bagi perusahaan
untuk masuk-keluar pasar, selain itu barang yang dijual pun tidak homogen, oleh
karena barang-barang heterogen itu dimiliki oleh beberapa perusahaan besar saja,
pasar ini mirip dengan monopoli.
5. Pasar Konsumen, pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa oleh
perorangan atau keluarga dalam rangka penggunaan pribadi (tidak untuk
dibisniskan)
6. Pasar Industri, pasar ini adalah pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau
disewa oleh perorangan atau organisasi untuk digunakan pada produksi barang atau
jasa lain, baik untuk dijual maupun untuk disewakan (dipakai untuk diproses lebih
lanjut)
7. Pasar Penjual Kembali (Reseller), adalah suatu pasar yang terdiri dari perorangan
dan/atau jasa organisasi yang disebut para pedagang menengah yang terdiri dari
dealer, distribusi, grossier, agent dan retailer. Kesemua reseller ini melakukan
penjualan kembali dalam rangka mendapatkan keuntungan
8. Pasar Pemerintah, merupakan pasar yang terdiri dari unit-unit pemerintah yang
membeli atau menyewa barang atau jasa untuk menjalankan tugas-tugas
pemerintah, misalnya di sector pendidikan, perhubungan, kesehatan, dan lain-lain.

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 8


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

Sedangkan pemasaran merupakan system keseluruhan dari kegiatan-kegiatan


usaha yang ditunjukkan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan
dan mendistribusikan barang atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada
pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

4. Strategi BAURan peMASaran (PrODUk, Harga, Tempat, PromoSI)


Bauran Pemasaran merupakan kombinasi dan empat variabel yang merupakan inti
dari system pemasaran yang dapat dikendalikan oleh perusahaan.

(1) Produk, adalah sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian,
pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau
kebutuhan. Sedangkan menurut swasta (1984) produk adalah suatu sifat yang
kompleks, baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna,
harga perusahaan, pengecer, pelayanan peusahaan dan pengecer yang diterima
pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya.

Penyusunan studi kelayakan bisnis harus mengetahui posisi produk dalam siklus
kehidupan produk,
 Tahap perkenalan, jenis produk yang dihasilkan masi baru dan belum dikenal pasar,
jumlah pesaing belum ada, penjualan mengalami peningkatan meskipun kecil, dan laba
yang diperoleh masi kecil, strategi marketing mix yang paling ditekankan pada tahap
perkenalan adalah strategi promosi
 Tahap pertumbuhan, Jenis produk yang dihasilkan masih relatif baru, tetapi
masyarakat sudah mulai mengenal produk tersebut, pesaing sudah mulai masuk,
penjuala mengalami peningkatan, dan laba yang diperoleh mulai ,meningkat, strategi
marketing mix yang paling ditekankan pada tahap pertumbuhan adalah strategi
distribusi
 Tahap kedewasaan, jenis produk yang dihasilkan sudah tidak baru lagi dan masyarakat
sudah mengenal produk tersebut dengan baik, pesaing sudah banyak, penjualan
mengalami peningkatan dan laba sudah sangat tinggi, strategi marketing mix yang
paling ditekankan pada tahap kedewasaan adalah strategi harga
 Tahap Kejenuhan, jenis produk yang dihasilkan sudah tidak baru lagi dan hampir
semua masyarakat sudah mengenal produk tersebut dengan baik, penjualan masi
meningkat dengan laju pertumbuhan yang menurun, pesaing sudah sangat banyak, dan
laba mulai menurun. Strategi marketing mix yang paling ditekankan pada tahap
kejenuhan adalah strategi harga dan promosi
 Tahap kemunduran, jenis produk yang dihasilkan sudah dapat dikatakan kuno dan
hampir semua masyarakat sudah mengenal produk tersebut dengan baik, pesaing sudah
sangat banyak, penjualan terus mengalami penurunan, dan laba mulai menurun,
strategi marketing mix yang paling ditekankan pada tahap kemunduran adalah strategi
produk.

Kebijakan Produk, Produk berupa barang dapat dikelompokkan atau diklasifikasi


menurut macamnya, misalnya dikelompokkan menjadi barang konsumsi, yaitu barang
yang dibeli oleh konsumen akhir dan dikonsumsi, dan barang industry, yaitu barang yang
dibeli untuk diolah kembali. Perusahaan menetapkan manfat-manfaat apa yang diberikan
oleh produk tersebut, antara lain Untuk produk barang, misalnya dalam bentuk seperti
mutu, cirim dan desain. Mutu Produk menunjukkan kemampuan sebuah produk untuk
menjalankan fungsinya, cirri produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan
produk perusahaan dengan produk pesaing, sedangkan desain dapat menyumbangkan
kegunaan atau manfaat serta coraknya. Jadi produk barang tidak hanya
memperhatikan penampilan, tetapi juga memperhatikan penampilan, simple,
aman, tidak mahal, sederhana dan ekonomis dalam proses produksi dan
distribusinya.

(2) . Price (Harga)


Harga adalah sejumlah uang dan atau barang yang dibutuhkan untuk mendapatkan
kombinasi dari barang lain yang disertai dengan pemberian jasa. Penentuan tingkat
harga sangat menentukan keberhasilan sebuah bisnis. Oleh karena itu, analisis yang

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 9


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

mendalam mengenai factor-faktor yang menentukan tingkat harga diperlukan


menentukan harga.

Pada umumnya Perusahaan menetapkan tingkat harga menggunakan pendekatan


penetapan harga :
a. Cost Based Pricing (Penetapan Harga Berdasarkan biaya), merupakan penetapan harga
berdasarkan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tertentu. Metode ini
di bagi menjadi :
 Cost Plus Princing (Penetapan harga biaya plus), metode ini merupakan penetapan
harga jual berdasarkan biaya total per unit untuk menghasilkan barang tersebut di
tambah dengan margin keuntungan yang diharapkan. Rumus : Biaya Total + Margin
= Harga Jual
 Mark Up Princing (Metode Mrk Up) perhitungan metode ini hampir sama dengan
perhitungan pada metode cost plus pricing, perbedaannya adalah bahwa metode
mark up ditetapkan terhadap produk yang dibeli untuk langsung dijual kembali pada
pihak lain tanpa memerlukan pengolahan lebih lanjut, sedangkan dalam metode cost
plus produk dibuat atau dibiayai sendiri kemudian dijual kepada pihak lain sehingga
penetapan metode ini banyak dipakai oleh pedagang atau perantara. Rumus : Harga
Jual + Mark Up = Harga Jual
 Break Event Analysis (analisis pulang pokok), metode yang digunakan perusahaan
untuk menetapkan harga berdasarkan break event point, kemudian membuat target
laba yang dikehendaki.
b. Value Based Princing (Penetapan harga berdasarkan nilai) adalah merupakan metode
penetapan harga dengan menggunakan persepsi nilai dari pembeli (bukan dari biaya
penjualan) untuk menetapkan suatu harga
c. Competition Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan persaingan), merupakan
metode penetapan harga dengan mempertimbangkan harga yang ditetapkan pesaing.
 Going Rate Pricing (Penetapan harga berdasarkan harga yang berlaku), perusahaan
mendasarkan harganya pada harga pesaing dan kurang memperhatikan biaya dan
permintaannya. Perusahaan dapat mengenakan harga yang sama, lebih tinggi atau
lebih rendah dari pesaing utamanya
 Scaled Bid Pricing (Penetapan harga penawaran tertutup), perusahaan menetapkan
pesaing dan bukan berdasarkan hubungan yang kaku atas biaya atau permintaan
perusahaan.

Kebijakan Harga, harga merupakan sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan
manfaat memiliki atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan
penjual melalui tawar-menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama
terhadap semua pembeli. Keputusan-keputusan mengenai harga dipengaruhi oleh
berberbagai factor, yaitu factor internal, keputusan harga disesuaikan dengan sasaran
pemasaran, misalnya sasaran untu bertahan hidup, emmaksimalkan laba jangka pendek,
memaksimalkan pangsa pasar. Keputusan harga disesuaikan dengan strategi marketing
mix, factor eksternal, pasar dan permintaan konsumen, merupakan plafon harga,
konsumen akan membandingkanharga suatu produk dengan manfaat yang
dimilikinya, tingkat inflasi, booming, dan keputusan-keputusan pemerintah

c. Promosi, adalah kombinasi dari periklanan, personal selling dan alat promosi lainnya
yang direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan, sedangkan kotler
(1997) mendefiniskan promosi sebagai semua aktivitas yang dilakukan perusahaan
untuk mengomukasikan dan mempromosikan produk pada target pasar.

Berdasarkan definisi tersebut, alat promosi terdiri dari beberapa jenis, Kotler (1997)
membagi alat promosi sebagai berikut :
 Advertising (Periklanan) komunikasi non individu dengan sejumlah biaya melalui
berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non laba serta individu-
individu, contoh periklanan melalui radio, televise, surat kabar dan majalah
 Personal selling (penjualan persorangan) merupakan kegiatan penjualan yang
dilakukan oleh para wiraniaga yang mencoba dan membujuk pembeli untuk
melakukan pembelian, contoh penjualan tatap muka yaitu penjualan dengan bertemu
muka, tenaga penjual langsung menemui konsumen untuk menawarkan produknya

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 10


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

 Public relation (publisitas), merupakan suatu kegiatan pengiklanan secara tidak


langsung di mana produk atau jasa suatu perusahaan disebarluaskan oleh media
komunikasi tanpa disporsori oleh perusahaan.
 Sales promosi (promosi penjualan) adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk
membantu mendapatkan konsumen yang bersedia membeli produk atau jasa suatu
perusahaan, selain personal selling, periklanan dan publisitas, contoh peragaan,
pameran, demonstrasi dan sebagainya

Kebijakan Promosi : Periklanan merupakan tiap-tiap bentuk penyajian dan promosi


bukan pribadi yang dibayar, mengenai gagasan atau barang oleh sponsor yang
teridentifikasi. Promosi penjualan adalah intensif jangka pendek untuk meningkatkan
pembelian atau penjualan suatu produk dimana pembelian diharapkan dilakukan sekarang
juga Kegiatan promosi yang termasuk ke dalam promosi penjualan seperti pemberian
kupon, obral, pameran, dan lain-lain. Hubungan masyarakat, bertujuan membangun
hubungan yang baik dengan public perusahaan dengan menghasilkan publisitas yang
menyenangkan, menumbungkembangkan suatu citra perusahaan yang baik, cerita dan
peristiwa yang tidak menyenangkan. Hubungan Masyarakat merupakan konsep yang
menggunakan banyak sarana seperti siaran pers, publisitas produk, komunikasi
perusahaan, lobbying dan penyuluhan. Penjualan Perorangan, adalah manajemen armada-
penjual (Wiraniaga) adalah suatu analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian
atas kegiatan para wiraniaga, di dalamnya termasuk menetapkan sasaran, strategi armada
penjual, merekrut, menyeleksi, melatihm mensupervisi serta mengevaluasi armada
penjual perusahaan

d. Place (Tempat atau distribusi) adalah semua kegiatan yang dilakukan perusahaan
dengan tujuan membuat produk yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen
dapat dengan mudah diperoleh pada waktu dan tempat yang tepat. Sedangkan saluran
distribusi merupakan saluran yang digunakan untuk menyalurkan barang dari
produsen sampai ke tangan konsumen akhir.

Kebijakan Distribusi, dalam hal kebijakan distribusi, desain saluran perlu ditetapkan,
memerlukan analisis kebutuhan layanan konsumen, penetapan sasaran dan kendala-
kendala saluran, pengidentifikasi alternative-alternatif saluran yang utama yang
berhubungan dengan jenis perantara( maksudnya mencari jenis perantara yang sesuai
dengan produk untuk dapat menjual atau mendekatkannya pada konsumen) jumlah
perantara ( maksudnya perusahaan harus memutuskan banyak pedagang perantara dari
tiap tingkat yang menurutnya paling efektif dan tanggung jawab anggota saluran (
maksudnya produsen dan perantara harus sepakat mengenai syarat-syarat dan tanggung
jawab masing-masing anggota anggota saluran misalnya mengenai harga, hak wilayah
dan layanan khusus ) serta mengevaluasi. Berdasarkan kriterian ekonomi ( maksudnya
memilih alternative berdasarkan keuntungan bersih yang dihasilkan setelah mengurangi
pendapatan penjualan yang dilakukan oleh saluran distribusi dengan semua biaya yang
dikeluarkan), criteria pengendalian (maksudnya pemilihan saluran yang problem
pengendalian menjadi hal yang utama, mungkin perusahaan memilih pedagang-
pedagang perantara yang lebih mudah dikendalikan) dan criteria adaptif (maksudnya
perusahaan dapat menyalurkan produknya ke saluran-saluran itu dalam waktu yang
berjangka lama atau berjangka pendek)

4. Barang KonSUMSi & Barang InDUSTRi

Berdasarkan tujuan pemakaiannya, barang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu


barang konsumsi dan barang industry. Barang konsumsi adalah barang yang dibeli
dengan tujuan untuk langsung dikonsumsikan, sedangkan barang industry adalah barang
yang dibeli dengan tujuan untik diproses lagi untuk kepentingan industry. Barang
konsumsi di bagi menjadi 3 golongan :
 Barang konvenien, adalah barang yang mudah pemakaiannya, dapat ditemukan di
banyak tempat dan tersedia setiap waktu, contoh pasta gigi, permen, sabun, sampo dan
sejenisnya

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 11


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

 Barang shopping adalah barang yang proses membelinya harus dengan mencari
terlebih dahulu (tidak semudah barang konveniew) dan proses pembeliannya
memerlukan pertimbangan yang mantang dengan mempertimbangkan kualitas, harga,
keemasan, dan sebagainya, contohnya baju, sepeda, peralatan elektronik, perabot
rumah tangga, dan sejenisnya.
 Barang special adalah barang yang mempunyai cirri khas sehingga hanya tersedia
ditempat-tempat tertentu saja, contoh barang antic, mobil mewah, berang seni
(patung/lukisan) dan sejenisnya.

Barang Industri dikelompokkan menjadi :


1. Bahan baku adalah barang yang digunakan untuk membuat barang lain dan
sebagainya, contoh ketela pohon untuk membuat tepung tapioca, gandum untuk
membuat terigu dan sebagainya.
2. Bahan setengah jadi, adalah bahan yang sudah masuk proses produksi, tetapi masih
perlu diproses lebih lanjut untuk menjadi produk akhir. Contoh tepung tapioca untuk
membuat kerupuk, tepung terigu untuk membuat roti dan sebagainya
3. Perlengkapan operasi adalah barang-barang yang digunakan untuk membantu
kelancaran proses produksi maupun kegiatan lain yang ada dalam perusahaan. Contoh
alat tulis kantor untuk kegiatan administrasi, pelumas untuk mesin , dan sebagainya
4. Instalansi adalah alat produksi utama yang ada dalam perusahaan untuk jangka waktu
lama. Contoh mesin penggiling padi pada perusahaan rice mill, mesin cetak pada
perusahaan percetakan, dan sebagainya
5. peralatan ekstra adalah alat-alat yang digunakan untuk membantu peralatan utama atau
instalasi dan sebagainya, contoh gerobak dorong, sekop yang digunakan di pabrik
penggilingan padi.

Perusahaan yang menghasilkan produk berupa barang disebut dengan perusahaan


manufaktur, sedangkan perusahaan yang menghasilkan produk berupa jasa disebut
perusahaan jasa, Produk yang berupa jasa memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Tidak dapat diraba, produk yang berupa jasa tidak dapat di raba, hanya dapat dirasakan
manfaatnya
2. Tidak dapat dipisahkan, proses konsumsi berlangsung bersamaan dengan proses
produksi
3. Sangat beragam, produk berupa jasa sangat beragam spesifikasinya sehingga lebih
sulit untuk distandarisasikan dibandingkan dengan produk berupa barang
4. Tidak dapat disimpan, karena proses produksi dan proses konsumsi produk jasa
bersamaan maka produk jasa tidak dapat disimpan untuk dikonsumsi pada saat yang
akan datang.

Strategi pemasaran barang konvenien, barang shoping, dan barang special berbeda-
beda jika produk yang akan dihasilkan berupa barang konvenien maka strategi distribusi
untuk menjaga agar barang yang dihasilkan tersedia di mana-mana sangat penting,
sedangkan jika barang yang dihasilkan berupa barang shopping maka strategi produk dan
harga untuk menyediakan produk dengan kualitas bagus dan dengan harga yang
terjangkau sangat penting, sedangkan jika produk berupa barang special maka stretagi
promosi menyakinkan bahwa barang yang akan dijual sangat istimewa menjadi sangat
penting.

5. AnalISIS PerSaingan
a.Mengidentifikasi Pesaing, Perusahaan dapat mendefinisikan para pesaingnya
sebagai suatu perusahaan lain yang mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
- Perusahaan yang menawarkan produk dan harga yang sama di pasar
- Perusahaan yang membuat produk atau kelas produk yang sama
- Perusahaan lain yang membuat produk dan memasok yang sama
- Perusahaan yang bersaing merebut uang dari konsumen yang sama
b.Menentukan Sasaran Pesaing, memang pada dasarnya semua pesaing akan
berusaha memaksimalkan laba mereka, tetapi kenyatannya pesaing berbeda pada
penekanan pada laba, baik untuk laba jangka pendek, maupun jangka panjang,
apabila orientasi pesaing bukan untuk memaksimalkan laba melainkan memuaskan
pelanggan yang sudah tentu kesemuanya itu memiliki sasaran yang relatif yang
berbeda seperti halnya komponen pangsa pasar, arus kas, pemakaian teknologi dan
pelayanan

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 12


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

c.Mengidentifikasi strategi pesaing, persaingan terjadi diantara tiap kelompok


strategi lebih ketat terjadi di dalam kelompok strategi yang sama, seperti mutu,
ciri, ragam produk dari masing-masing pesaing, layanan, kebijakan harga,
distribusi, program promosi, dan lain-lain
d. Menilai Kekuatan dan Kelemahan Pesaing. Untuk mengetahui apakah pesaing
menjalankan strategi dan mencapai tujuan, hal ini tergantung pada kemampuan
masing-masing pesaing untuk mengidentifikasi secara tepat kekuatan-kekuatan dan
kelemahan-kelemahan pesaing melalui data sekunder, melakukan riset terhadap
pelanggan, pemasok maupun dealer, data tersebut dianalisis untuk menghailkan
informassi yang dibutuhkan untuk menilai pesaing
e.Mengestimasi Pola reaksi Pesaing, untuk mengetahui bagaimana pesaing akan
bertindak atau bereaksi terhadap tindakan pesaing lainnya, strategi, sasaran,
program, kekuatan dan kelemahan pesaingdapat dijadikan pesaing dapat dijadikan
indicator mengestimasi pola reaksi pesaing.
f.Memilih Pesaing, setelah perusahaan dapat menentukan pesaing utamanya melalui
keputusan, sebelumnya mengenai sasaran pelanggan, saluran distribusi, dan bauran
pemasaran, selanjutnya harus diputuskan pesaing mana yang harus diserang

6. Strategi PemaSAran (SegmentASi, targeting, differentiation,


pOSitioning)

Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan serta aturan yang
member arah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu ke waktu pada masing-masing
tingkatan serta lokasinya. Kottler (1997) menyatakan bahwa strategi pemasaran modern
secara umumnya terdiri dari tiga tahap, yaitu segmentasi pasar (segmenting), penetapan
pasar sasaran (targeting) dan penetapan posisi pasar (positioning)

a. Segmentasi Pasar (Segmenting), merupakan kegiatan membagi-bagi pasar yang


bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar yang bersifat
homogen. Segmentasi pasar dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :
 Segmentasi geografis, adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang didasarkan atas
lokasi konsumen atau daerah penjualan. Lokasi konsumen: lokasi geografis
konsumen atau lokasi daerah penjualan yang terdiri dari lokasi kot dan desa,
lokasi pantai dan pegunungan, dan lain sebagainya
 Segmentasi demografis adalah kegiatan membagi-bagi pasar berdasarkan factor-
faktor demografis seperti umur, jenis kelamin, suku, agama, kebangsaan,
pendidikan maupun pekerjaan
 Segmentasi psikografis adalah kegiatan membagi-bagi pasar berdasarkan factor-
faktor psikologis seperti kepribadian, sikap, opini dan gaya hidup

Syarat-syarat segmentasi diperlukan saat melakukan segmentasi, syarat-syarat segmentasi


adalah sebagai berikut:
 Dapat diukur, misalnya ukuran, daya beli, dan profil segmen
 Dapat dijangkau, segmen pasar dapat dijangkau dan dilayani secara efektif
 Cukup besar, segmen pasar cukup besar dan mampu memberikan laba jika di layani
 Dapat dilaksanakan, yaitu program yang efektif dapat dirancang untuk menarik dan
melayani segmen tersebut.
b. Penetapan Pasar Sasaran (Targeting) adalah pemilihan pasar sasaran dari kumpulan
pembeli dengan kebutuhan atau karakteristik serupa yang akan dilayani perusahaan.

Pemilihan target pasar perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:


 Sumber daya perusahaan, yang kuat memungkinkan perusahaan untuk memilih
strategi pembedaan maupun dengan strategi pembedaan
 Variabilitas produk, pemasaran tanpa pembedaan cocok untuk produk yang standar,
seperti telur, gula pasir
 Tahapan produk dalam daur hidup, produk pada tingkat kedewasaan dalam siklus
hidup produk lebih cocok menggunakan strategi konsentrasi yaitu memilih salah satu
target pasar
 Strategi pesaing, jika pesaing menggunakan strategi tanpa pembedaan maka
perusahaan akan lebih dihargai jika menggunakan strategi dengan pembedaan.

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 13


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

c. Diferensiasi, adalah tindakan merancang satu set perbedaan yang berarti untuk
membedakan penawaran perusahaan dari penawaran pesaing.
Diferensiasi dapat dilakukan melalui lima dimensi sebagai berikut :
 Diferensiasi produk, membedakan produk utama berdasarkan keistimewaan, kinerja,
kesesuaian, daya tahan, keandalan, kemudahan untuk diperbaiki, gaya dan rancangan
produk
 Diferensiasi pelayanan, emmbedakan pelayanan utama beradsarkan kemudahan
pemesanan, pengiriman, pemassangan, pelatihan pelanggan, konsultasi pelanggan,
pemeliharaan dan perbaikan
 Diferensiasi personil, membedakan personil perusahaan berdasarkan kemapuan,
kesopanan, kredibilitas, dapat diandalkan, cepat tanggap, dan komunikasi yang baik
 Diferensiasi saluran, langka pembedaan melalui cara membentuk saluran distribusi,
jangkauan, keahlian dan kinerja saluran-saluran tersebut
 Diferensiasi citra embedakan citra perusahaan berdasarkan perbedaan identitas melalui
penetapan posisi, perbedaan lambing dan perbedaan iklan

d. Penetapan Posisi Pasar (Positioning) adalah tinnbdakan merancang penawaran dan


citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berada
dalam benak pelanggan sasarannya (kottler, 1997), oleh karena itu positioning
merupakan factor utama dalam meningkatkan kekuatan pasar perusahaan di suatu
pasar tertentu di bandingkan dengan pesaing-pesaingnya.

Dengan menggunakan informasi dari peta persepsi, strategi penentuan posisi :


 Positioning menurut atribut produk, yaitu usaha memosisikan diri menurut atribut
produknya
 Positioning menurut manfaat, yaitu usaha memosisikan produk sebagai pemimpin
dalam suatu manfaat tertentu
 Positioning menurut harga/kualitas yaitu usaha memosisikan produk sebagai nilai
(harga dan kualitas) terbaik
 Positioning menurut pengunaan/penerapan yaitu usha memosisikan produk sebagai
yang terbaik untuk sejumlah penggunaan/penerapan
 Positioningmenurut pemakai, yaitu usaha memosisikan produk sebagai yang terbaik
untuk sejumlah kelompok pemakai
 Positioning menurut pesaing, yaitu usaha mempromosikan produk diri sebagai yang
lebih baik dibandingkan pesaing utama
 Positioning menurut kategori produk, yaitu usaha memosisikan produk sebagai
pemimpin dari suatu kategori produk.

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 14


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

Bab 3
Aspek Teknis & Teknologi

TUJUAN Belajar dalam Bab ini adalah:

. MaSalah Manajemen OperASional


. MaSalah PrOSeS PrODUKSI
. TUJUAN ASPEK TeknIS & Teknologi
. Faktor-Faktor Yang perLU dipertimbangkan Dalam ASPEK TekniS
Dan Teknologi

. DIMENSI KUalitaS PRODUK


. DeSAin

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 15


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

Aspek Teknis & Teknologi


1. MaSAlah Manajemen OperASional
a. Masalah Penentuan Posisi Perusahaan, Penentuan posisi perusahaan dalam
masyarakat bertujuan agar keberadaan perusahaan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan dapat dijalankan secara ekonomis, efektif dan efisien, keputusan ini
meliputi mengenai pemilihan strategi berproduksi, penentuan produk yang ditawarkan
ke pasar, termasuk menentukan kualitas
b. Masalah desain, masalah ini mencakup perancangan fasilitas operasi yang digunakan.
Untuk mengatasi masalah ini hendaknya dilakukan pengambilan keputusan di bidang
rancang bangun (design). Untuk proses yang menghasilkan barang, keputusan ini
antara lain perencanaan letak pabrik, proses produksi, teknologi yang digunakan,
rencana kapasitas mesin yang akan dipakai, perencanaan kapasitas mesin yang dipakai,
perencanaan bangunan, tata letak (lay out) ruangan, dan lingkungan kerja yang
digunakan.
c. Masalah operasional, masalah operasional tibul biasanya pada proses produksi sudah
berjalan. Untuk proses manufaktur yang menghasilkan barang, keputusan terhadap
masalah operasional ini antara lain, rencana produksi, rencana persediaan bahan baku,
penjadwalan kerja pegawai, pengawasan kualitas dan pengawasan biaya produksi.

2. MaSAlah ProSES PrODUKSI


a. Kelompok Masalah Posisi Perusahaan, persoalan-persoalan utama adalah pemilihan
strategi produksi, pemilihan dan perencanaan produk dan perencanaan kualitas
b. Kelompok Masalah Desain, persoalan-persoalan utamanya adalah pemilihan
teknologi, perencanaan kapasitas pabrik, perencanaan letak pabrik, perencanaan tata
letak (layout) pabrik
c. Kelompok Masalah Operasional, persoalan persoalan uatamanya adalah
perencanaan jumlah produksi, manajemen persediaan, matreals Requirement planning,
pengawasan kualitas produk

3. TUJUan ASPEK TeknIS & Teknologi


Apakah secara teknis bisnis dapat dibangun dan dijalankan dengan baik, suatu ide
bisnis dinyatakan layak berdasarkan aspek teknis dan teknologi jika berdasarkan hasil
analisis ide bisnis dapat dibangun dan dijalankan dengan baik, dari sudut aspek teknis dan
teknologi dalam studi kelayakan bisnis bertujuan untuk :
 Menganalisis kelayakan lokasi untuk menjalankan bisnis
 Menganalisis besarnya skala produksi untuk mencapai tingkatan skala ekonomi
 Menganalisis criteria pemilihan mesin peralatan dan teknologi untuk menjalankan
proses produksi
 Menganalisis layout pabrik, layout bangunan dan fasilitas lainnya
 Menganalisis teknologi yang akan digunakan

4. Faktor-Faktor Yang perLU dipertimbangkan berkaitan dengan


ASPEK TekniS dan Teknologi antara lain :
1. Penentuan Lokasi Bisnis, adalah lokasi di mana bisnis akan dijalankan, baik lokasi
untuk lahan pabrik maupu lokasi untuk perkantoran. (administrasi)

Variabel-Variabel dalam pemilihan lokasi bisnis adalah sebagai berikut:


a. Ketersedian bahan mentah, ketersediaan bahan mentah merupakan variabel utama
yang harus diperhatikan untuk menentukan lokasi bisnis, jika lokasi bisnis jauh dari
bahan mentah maka pengeluaran yang sangat besar akan diperlukan untuk
transportasi bahan mentah ke lokasi bisnis. Penentuan lokasi berkaitan dengan bahan
mentah adalah :

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 16


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

 Jumlah bahan mentah yang dibutuhkan dalam satu periode dan selama usia
investasi
 Harga bahan mentah, baik sekarang maupun proyeksi harga bahan mentah pada
masa yang akan datang
 Kapasitas, kualitas dan kontinuitas sumber bahan mentah yang ada di lokasi
tersebut
 Biaya pendahuluan yang diperlukan sebelum bahan mentah diproses, termasuk
biaya pengangkutan dan sebagainya

b. Letak Pasar Yang dituju, biaya produksi tidak hanya diperlukan untuk mengangkut
bahan mentah ke lokasi bisnis (pabrik), tetapi juga diperlukan untuk mengangkut
barang-barang jadi. Oleh karena itu, dalam pemilihan lokasi bisnis biaya distribusi
dan transportasi barang hasil produksi dari pabrik ke konsumen perlu diperhatikan.
Lokasi bisnis sebaiknya lebih mendekati pasar jika biaya transportasi barang jadi ke
konsumen lebih besar di bandingkan biaya transportasi bahan mentah ke lokasi bisnis
(pabrik)

c. Ketersediaan sumber energy, air dan sarana komunikasi, hampir setiap bisnis
memerlukan sumber energy untuk menggerakkan mesin maupun peralatan lainnya,
selain itu ketersediaan fasilitas air dan sarana komunikasi juga sangat penting untuk
menunjang proses produksi

d. Ketersediaan tenaga kerja, Perusahaan harus menganalisis ketersediaan supply


tenaga kerja, baik tenaga kerja terampil maupun tenaga kerja kasar, karena hal ini
sangat berpengaruh terhadap biaya produksi yang ditanggung perusahaan. Perusahaan
yang padat karya akan membutuhkan banyak tenaga kerja, misalnya industry rokok,
garmen, sepatu dan sejenisnya. Sehubungan dengan tenaga kerja, beberapa hal yang
perlu diperhatikan antara lain :
 Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, baik tenaga kerja terdidik maupun yang
tidak terdidik
 Upah tenaga kerja baik upah sekarang maupun proyeksi upah pada masa yang akan
datang
 Karakteristik sikap dan tingkat ketrampilan tenaga kerja yang ada
 Biaya pendahuluan yang diperlukan sebelum tenaga kerja dapat bekerja, termasuk
biaya rekrutmen dan biaya pelatihan

e. Ketersediaan fasilitas transportasi, ketersediaan sarana transportasi tidak hanya


penting untuk keperluan bahan mentah ke pabrik dan pengangkutan bahan jadi dari
pabrik ke pasar, tetapi juga penting untuk pengangkutan tenaga kerja dari tempat
tinggal ke lokasi bisnis. Ketersediaan sarana transportasi yang baik dapat mengatasi
kelemahan daerah tersebut sebagai akibat lemahnya factor-faktor pemilihan lokasi
yang lain.
f. Hukum, peraturan, dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat setempat
g. Iklim, keadaan tanah, dan struktur geografis lain
h. Sikap masyarakat terhadap ide bisnis yang akan dijalankan
i. Rencana pengembangan perusahaan pada masa yang akan datang
j. Biaya pengerasan tanah

2. Penentuan Luas Produksi, luas produksi merupakan jumlah atau volume hasil
produksi yang seharusnya diproduksi oleh perusahaan dalam satu periode tertentu.
Luas produksi harus direncanakan secara matang agar perusahaan dapat memperoleh
keuntungan yang optimal, Jumlah produksi yang terlalu besar akan menyebabkan
adanya pemumpukan barang jadi di gudang sehingga menimbulkan pemborosan,
sebaliknya, jumlah produksi yang terllau kecil akan menyebabkan perusahaan tidak
mampu memenuhi permintaan pasar dan berakibat kehilangan kesempatan untuk
mendapatkan keuntungan. Luas produksi berbeda dengan luas perusahaan, hal ini
karena mengukur luas perusahaan tidak hanya dapat diukur dengan pendekatan luas
produksi saja, tetapi diukur dengan beberapa indicator sebagai berikut:
 Bahan dasar yang digunakan, contoh; bahan dasar ketela pada pabrik tapioca,
bahan dasar beras pada pabrik tepung

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 17


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

 Barang yang dihasilkan, contoh perusahaan tegel yang menggunakan bahan semen
dn pasir, perusahaan roti yang menggunakan bahan dasar tepung beras, tepung
terigu dan telur
 Peralatan mesin-mesin yang digunakan, contoh kandang dalam peternakan ayam,
tanah dalam perusahaan pertanian
 Jumlah pegawai yang digunakan

Faktor-faktor yang membatasi luas perusahaan dan harus dipertimbangkan dalam


menentukan luas produksi :
1. Permintaan pasar
2. Kapasitas mesin
3. Jumlah dan kemampuan tenaga kerja
4. Kemampuan finansil dan manajemen
5. Ketersediaan bahan dasar
6. Ketersediaan factor-faktor produksi yang lain

3. Pemilihan Mesin Peralatan Dan Teknologi, merupakan hal yang penting, hal ini
karena kesalahan dalam pemilihan mesin,peralatan dan teknologi yang digunakan
akan menimbulkan kerugian jangka panjang, Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
dalam pemilihan mesin dan peralatan antara lain :
 Kesesuaian dengan teknologi, mesin dan peralatan harus sesuai dengan teknologi
yang berlaku sekarang.
 Harga perolehan, mesin, peralatan dan teknologi harus sesuai dengan besarnya
biaya investasi yang dianggarkan agar tidak membebani keuangan perusahaan
dalam jangka panjang.
 Kemampuan, mesin peralatan yang akan digunakan harus sesaui dengan luas
produksi yang direncanakan.
 Tersedianya pemasok, harus dipertimbangkan sehingga pada saat kegiatan
pembangunan di mulai tidak ada kendala dalam hal pengadaan.
 Tersedianya suku cadang, harus dianalisis secara cermat agar proses pemeliharaan
dan perbaikan karena suatu kerusakan pada mesin dan peralatan dapat dilakukan
dengan mudah.
 Kualitas, menentukn keawetan dan kualitas produk yang akan dihasilkan, oleh
Karen aitu kualitas mesin dan peralatan perlu dipertimbangkan, disesuaikan
dengan kemampuan keuangan yang ada.
 Umur ekonomis harus sesuai dengan keberadaan bisis yang akan dijalankan
jangan sampai umur ekonomi mesin terlalu pendek sehingga habis sebelum bisnis
mencapai tingkat pengembalian investasi.
 Kemampuan tenaga kerja dalam menggunakan teknologi.
 Kesesuaian teknologi dengan bahan baku yang digunakan.
 Kemungkinan untuk mengembangkan teknologi di masa yang akan datang.
 Keberhasilan pemakaian teknologi di tempat lain.

4. Penentuan Layout Pabrik dan bangunan, merupakan keseluruhan bentuk dan


penemptan fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam proses produksi. Penentuan
layout pabrik pada umumnya dilakukan ketika lokasi pabrik ditentukan banyak
pertimbangkan. Lay out yang baik memiliki criteria sebagai berikut :
 Meminimalkan jarak angkut antar bagian.
 Aliran material yang baik
 Efektif dalam penggunaan ruang
 Luwes dan indah
 Memberikan keselamatan atas barang-barang yang diangkut
 Memungkinkan adanya perluasan bisnis
 Meminimalkan biaya produksi
 Memberikan jaminan keamanan yang cukup bagi keselamatan tenaga kerja

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 18


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

Bagi Perusahaan Manufaktur :


 Letak konsumen potensial atau pasar sasaran yang akan dijadikan produk yang
dijual, mendirikan pabrik didekat pasar sasarannya dalam hal-hal tertentu akan
sangat menguntungkan walaupun disisi lain dapat merugikan
 Letak bahan baku, mendirikan pabrik didekat dengan pusat bahan baku akan
menguntungkan, walaupun sudah tentu memiliki kekuarangan-kekuarangan
 Sumber tenaga kerja, jika sumber tenaga kerja dekat dan mudah didapat disekitar
pabrik, proses SDM akan sangat terbantu
 Sumber daya seperti air, kondisi udara, tenaga listrik disekitar pabrik adalah
penting bagi proses produksi agar tidak terganggu sehingga factor-faktor ini perlu
dipertimbangkan secara seksama
 Fsilitas transportasi yang memadai untuk memindahkan bahan baku ke pabrik,
dan memindahkan hasil produksi dari pabrik ke pasar
 Fasilitas untuk pabrik, seperti pengadaan orderdil untuk kendaran serta fasilitas
untuk karyawan seperti pasar, apotik, praktek dokter dan seterusnya perlu juga
dikaji
 Lingkungan masyarakat sekitar yang akan mempengaruhi aktivitas pabrik baik
secara positif maupun negative
 Peraturan pemerintah, misalnya dalam hal kawasan berikat dan Amdal (Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan)

Bagi Perusahaan Jasa,


 Pelanggan datang ke lokasi fasilitas jasa, seperti pasien mendatangi tempat
praktek dokter
 Penyedia jasa mendatangi konsumen, seperti mobil pemandam kebakaran
mendatangi lokasi kebakaran. Penentuan Lokasi fasilitas jasa perlu
mempertingkan banyak hal antara lain mudah dan dapat diakses oleh konsumen,
tempat parker yang memadai, dapat diekspansi, lingkungan yang mendukung
usaha, kesesuaian dengan lokasi pesaing dan izin lokasi dari pihak berwenang.

5. Rencana Kualitas, kualitas produk, merupakan hal penting bagi konsumen,


kualitas produk, baik yang berupa barang maupun jasa perlu ditentukan melalui
dimensi- dimensinya. Perusahaan hendaknya menentukan suatu tolak ukur rencana
kualitas produk dari tiap dimensi kualitas.

6. Rencana Kapasitas Produksi, kapasitas didefiniskan sebagai suatu kemampuan


pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu, kaapsitas dapat
dilihat dari sisi masukan (input) atau keluaran (ouput), misalnya kapasitas mesin
didasarkan pada jam kerja operasional per harinya, kapasitas dari keluaran
(ouput) misalnya adalah pabrik tempe diukur dari kemampuannya untuk
menghasilkan tempe, kapasitas buruh pabrik rokok diukur dengan kemampuan
menghasilkan barang-barang rokok. Rata-rata penggunaan kapasitas dapat diukur
dengan persentase pemakaian kapasitas untuk berproduksi di bagi dengan kapasitas
yang tersedia.

Rencana kapasitas produksi dalam rangka studi kelayakan aspek teknis dan
teknologi :

a. Skala Ekonomi, dengan factor ini kapasitas yang dipilih adalah memiliki biaya per
unit yang paling rendah, akan tetapi, cara ini memiliki kelemahan-kelemahan, seperti
waktu pengembalian modalnya berjangka panjang, akibatnya produk menjadi kurang
flesibel untuk disesuaikan dengan selera konsumen
b. Focused facilities, di mana cara mempertahankan volume produksi yang tinggi
diganti dengan penyediaan produk yang lebih disesuaikan dengan kebutuhan, selain
itu dalam perencanaan kapasitas produksi terdapat dua cara strategi antara lain :
strategi ekspansi, untuk mengetahui apakah untuk waktu yang akan datang
permintaan pasar atas produk akan meningkat atau sebaliknya, sehingga

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 19


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

kapasitas produksi harus ditambah atau dikurangi, dan strategi wait and see,
cara ini dilakuan jika permintaan produk sudah yakin benar meningkat atau
tidak meningkat

6. DIMENSI KUalitAS PrODUK

a. PRODUk BERUpa Barang :

Menurut David Garvin, yang dikutif Vincet Gaspersz, menentukan


dimensi kualitas barang dapat dilakukan melalui delapan dimensi antara lain :
1. Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan
merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam
membeli barang tersebut.
2. Features, yaitu aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi
dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya.
3. Realibility, hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu
barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode
waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.
4. Conformance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan
pelanggan.
5. Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomi berupa ukuran daya tahan atau
masa pakai barang.
6. Serviceability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan,
kompetensi, kemudahan dan akurasi dalam memberikan layanan untuk
perbaikan barang.
7. Aesthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai-
nilai estitika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari
preferensi individual.
8. Fit and finish, suatu sifat subyektif, berkaitan dengan perasaan pelnggan
mengenai keberadaa produk tersebut sebagai produk yang berkualitas.

b. Produk Jasa/Servis,

Menurut Zeithaml et.al mengemukakan lima dimensi dalam menentukan


kualitas jasa, yaitu :
 Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan
janji yang ditawarkan
 Reponsivemess, yaitu respons atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan
dan memberikan pelayanan yang cepat tanggap yang meliputi kesigapan karyawan
dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dala menanggani transaksi dan
penanganan keluhan pelanggan
 Assurance, meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk
secara tepat, kualitas keramah-tamahan, perhatian dan kesopanan dalammemberi
pelayanan, ketrampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam
memberikan keamanan dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan
dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.
 Emphanty, yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada
pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan
karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk
memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya
 Tangibles, meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan front
office, tersedianya tempat parker, kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan,
kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan.

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 20


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

7. DeSain
Desain, dalam industry jasa, desain dan tata letak fasilitas jasaerat hubungannya
dengan pembentukan persepsi pelanggan, yang pada gilirannya akan berpengaruh
terhadap kualitas jasa tersebut dimata pelanggan. Faktor-Faktor yang berpengaruh
dalam desain fasilitas jasa antara lain:
 Sifat dan tujuan perusahaan jasa itu sendiri, karena hal ini akan menentukan
berbagai persyaratan desainnya
 Ketersediaan tanah dan kebutuhan akan ruang/tempat di mana jasa akan
ditawarkan
 Fleksibilitas desain apabila volume permintaan yang berubah-ubah dan
spesifikasi jasa yang cepat berkembang
 Faktor estetis, penataan yang rapid an menanrik pada fasilitas jasa dapat
meningkatkan sikap positif pelanggan terhadap suatu jasa
 Masyarakat dan lingkungan sekitar fasilitas jasa berpengaruh terhadap
perusahaan, baik secara positif maupun negative dilihat dari sisi perusahaan
 Biaya konstruksi dan ioperasi serta sumber daya lain.

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 21


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

Bab 4
Aspek Manajemen & Organisasi

TUJUAN Belajar dalam Bab ini adalah:

 ASPek Manajemen & OrgANISASI


 Hal-Hal Pertimbangan dalam ASPEK Manajemen & OrganiSASI
 AnALISIS Jabatan
 Sumber Tenaga Kerja/Rekrutmen Karyawan
 Desain & Struktur Organisasi

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 22


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

1. ASPEK MANAJEMEN & ORGANISASI


Analisis Aspek Manajemen & Sumber Daya Manusia, dilakukan untuk menjawab
“Apakah bisnis yang dijalankan dapat dibangun sesuai dengan waktu yang
direncanakan dan apakah tersedia sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk
menjalankan bisnis?”

Adapun Tujuan dari Aspek Manajemen & Organisasi adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis penjadwalan pelaksanaan pembangunan bisnis
2. Menganalisis jenis-jenis pekerjaan yang diperlukan untuk pembangunan bisnis
3. Menganalisis waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan yang
diperlukan untuk pembangunan bisnis
4. Menganalisis biaya yang diperlukan untuk melaksanakan setiap pekerjaan yang
diperlukan untuk pembangunan bisnis
5. Menganalisis struktur organisasi yang cocok untuk menjalankan bisnis
6. Menganalisis metode pengadaan tenaga kerja untuk menjalankan bisnis
7. Menganalisis kesiapan tenaga kerja untuk menjalankan bisnis

2. Hal-Hal yang dipertimbangan dalam ASPEK Manajemen &


OrgANISASI :
a. Perencanaan dan Penjadwalan Proyek, Penjadwalan proyek merupakan bagian
dari perencanaan proyek secara keseluruhan, bertujuan untuk menentukan kapan
sebuah proyek dilaksanakan berdasarkan urutan tertentu, dari awal sampai akhir
proyek. Dalam membuat perencanaan proyek, beberapa hal yang harus diidentifikasi
pada perencanaan proyek adalah sebagai berikut:
 Kegiatan-kegiatan yang diperlukan pada pembangunan proyek
 Pihak/rekanan/sumber daya manusia yang akan melakukan setiap tahap
pelaksanaan kegiatan
 Fasilitas yang diperlukan untuk setiap tahap pelaksanaan kegiatan
 Waktu mulai setiap pelaksanaan tahap pekerjaan
 Waktu pelaksanaan setiap tahap pekerjaan
 Waktu berakhirnya setiap pelaksanaan tahap pekerjaan
 Bahan dan peralatan yang diperlukan setiap tahap pekerjaan
 Biaya yang diperlukan untuk setiap pelaksanaan tahap pekerjaan
 Pengawasan yang diperlukan untuk setiap pelaksanaan tahap pekerjaan
 Biaya yang diperlukan untuk melakukan percepatan setiap tahap kegiatan

Penjadwalan proyek merupakan hal yang penting pada perencanaan proyek, hal
ini karena pada penjadwalan proyek terdapat beberapa kegiatan yang sangat
menentukan keberhasilan dalam pembangunan proyek, kegiatan-kegiatan yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
 Membagi proyek ke dalam bentuk tugas dan mengestimasikan waktu serta sumber
daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tersebut
 Pengorganisasi tugas yang bersamaan untuk membuat jadwal yang optimum
 Meminimumkan ketergantungan tugas untuk menghindari adanya waktu jeda
yang ditimbulkan oleh suatu tugas yang pengerjaannya harus menunggu tugas
lainnya selesai.

Teknik yang dapat digunakan untuk perencanaan dan penjadwalan proyek adalah :

1. Bagan GANTT, digunakan untuk memberikan informasi tentang jenis-jenis pekerjaan


yang dilakukan dan lama waktu untuk setiap kegiatan.

Kelebihan dan Kekurangan bagan GANTT untuk perencanaan proyek :

Kelebihan :
 Sederhana sehingga mudah dibuat dan dipahami

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 23


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

 Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyatan kemajuan


sesungguhnya pada saat pelaporan

Kekurangan :
 Tidak menunjukkan dengan jelas hubungan ketergantungan antar satu kegiatan
dan kegiatan yang lain sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan
oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek
 Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan/pembaruan bila diperlukan

2. PERT (Program Evaluation and Review Technique), adalah teknik penjadwalan


suatu proyek dengan cara membagi proyek atau kegiatan induk menjadi kegiatan-
kegiatan yang lebih kecil dan menyusunnya menjadi jalur kerja yang logis, sehingga
jangka waktu dan biaya pengerjaan program dapat dioptimalkan. Pelaksanaan suatu
aktivitas tidak selalu sesuai dengan apa yang direncanakan, oleh karena itu waktu
optimistis, waktu pesimistis dan waktu paling mungkin untuk menyelesaikan suatu
aktivitas perlu diidentifikasi.

Kelebihan dan Kekurangan Metode PERT :


Kelebihan :
 Mudah mengidentifikasi tingkat prioritas pada sebuah proyek
 Mudah mengetahui ketergantungan antar kegiatan yang satu dengan yang lain
pada sebuah proyek

Kekurangan :
 Tidak sesederhana bagan GANTT
 Tidak seperti bagan GANTT, metode ini tidak dapat menggambarkan jadwal
suatu kegiatan dan kenyatan kemajuan sesungguhnya pada saat pelaporan

3. CPM (Critical Path Method) atau Metode Jalur Kritis adalah jalur terlama antara
titik dimulai sampai dengan titik penyelesaian proyek, perbedaan antara metode
PERT dengan CPM terletak pada factor penekanan, PERT lebih menekankan factor
waktu sedangkan CPM lebih menekankan factor biayanya

3. AnALISIS Jabatan
Analisis jabatan merupakan kegiatan mempelajari dan mengumpulkan
informasi tentang suatu pekerjaan berkaitan dengan berbagai operasi dan kewajiban
suatu jabatan. Analisis jabatan berusaha menganalisis seluk-beluk tentang pekerjaan

1. Deskripsi Jabatan, merupakan uraian tentang tugas, kewajiban suatu jabatan


tertentu, mulai dari fungsi pekerjaan, tugas, tanggung jawab, dan wewenang,
pengawasan yang diberikan dan diterima, hubungan dengan jabatan-jabatan lain.
Deskripsi Jabatan memuat antara lain :
 Identifikasi Jabatan
 Ringkasan Jabatan
 Tugas yang harus dilaksanakan
 Pengawasan yang diberikan dan diterima
 Hubungan dengan jabatan-jabatan lainnya
 Kondisi kerja

2. Spesifikasi Pekerjaan/ jabatan, setelah deskripsi pekerjaan dibuat. Langkah


selanjutnya menentukan siapa saja yang akan menjalankan pekerjaan, untuk dapat
menjalankan pekerjaan sesuai dengan yang telah diuraikan dalam deskripsi jabatan,
diperlukan orang yang cocok atau mampu melaksanakan segala tugas dan
kewajiban sesuai dengan deskrisp jabatannya. Spesifikasi Pekerjaan/ Jabatan
memuat antara lain:
 Identifikasi Jabatan, meliputi Nama Jabatan, Kode Pekerjaan, Bagian
 Persyataran Kerja, meliputi tingkat pendidikan, tingkat kecerdasan minimum,
pengalaman yang diperlukan, pengetahuan dan ketrampilan, status perkawinan,
jenis kelamin, usia dan kewarga negaraan, dan lain- lain

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 24


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

4. ProyekSI KeBUTUhan Tenaga Kerja


Besarnya proyeksi kebutuhan tenaga kerja tergantung pada proyeksi penjualan
yang diperoleh pada perhitungan aspek pasar dan luas produksi yang diperoleh dari
perhitungan aspek teknis, semakin besar proyeksi penjualan dan luas produksi,
semakin besar pula proyeksi kebutuhan tenaga kerja, demikian sebaliknya.

Cara-cara yang dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan tenaga kerja :

1. Metode Work Force Analysis (WFA), diperoleh dengan menghitung Work Load
Analysis + % absensi + % turn over, metode ini pada umumnya digunakan untuk
menentukan kebutuhan tenaga kerja pada bagian operasional di mana satuan hasil
pekerjaannya mudah diukur, sedangkan untuk pekerjaan seorang mandor, supervise,
dan staff metode ini sulit dilakukan karena satuan kerjanya sulit diukur. Perhitungan
Work Force Analysis (WFA), dilakukan dengan menghitung man hour yang
diperlukan untuk memproduksi satu barang atau memproses sebuah berkas atau
melayani satu orang konsumen dan sebagainya. Proses perhitungan dilakukan dengan
menghitung beban kerja total (man hour) di bagi dengan man hour/satuan barang
maka akan diperoleh man hour yang diperlukan selama periode tertentu di bagi
dengan lama kerja tiap karyawan sehingga menghasilkan jumlah yang diperlukan.

2. Metode antrean, merupakan metode penentuan jumlah karyawan yang optimal


dengan berdasarkan pada teori antrean. Dasar pemikiran teori ini adalah jika jumlah
karyawan terlalu banyak maka akan terjadi pengangguran karyawan sehingga akan
menimbulkan pemborosan, sebaliknya jika jumlah karyawan terlalu sedikit maka
akan terjadi antrean yang panjang sehingga optimalisasi profit tidak akan tercapai.

5. Sumber Tenaga Kerja/Rekrutmen Karyawan

Rekrutmen karyawan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan bisnis pada


masa yang akan datang karena bisnis akan dapat berjalan baik jika dijalanka oleh
orang-orang yang sesuai dengan spesifikasi jabatang yang telah ditentukan.

Cara yang dilakukan Perusahaan/Organisasi untuk menarik calon karyawan


antara lain :

1. Melalui Iklan, penarikan karyawan melalui iklan dapat dilakukan melalui media
cetak, maupun media elektronik. Contoh media cetak adalah surat kabar (Koran),
majalah, leaflet, sedangkan media elektronik adalah televise, radio maupun internet
2. Kantor Penempatan Tenaga Kerja
3. Rekomendasi dari karyawan yang sedang bekerja, cara ini dilakukan dengan cara
karyawan yang sudah bekerja memberikan rekomendasi kepada perusahaan untuk
dapat bekerja pada perusahaan tersebut, kelebihan metode ini adalah tingkat
kepercayaan yang tinggi karena sebelumnya memberikan rekomendasi, karyawan
pasti sudah melakukan pertimbangan tertentu karena jika karyawan yang
direkomendasi bekerja asal-asalan maka karyawan yang merekomendasikan akan ikut
menerima beban
4. Lembaga pendidikan, perusahaan menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga
pendidikan yang menghasilkan lulusan yang sesuai dengan spesifikasi karyawan yang
dibutuhkan
5. Lamaran yang masuk secara kebetulan, pada saat perusahaan membutuhkan tenaga
kerja maka perusahaan dapat membuka kembali lamaran yang masuk dan memanggil
pelamar yang sesuai dengan spesifikasi jabatan
6. Nepotisme
7. Leasing, dilakukan dengan cara mengontrak tenaga kerja dalam jangka pendek
8. Serikat buruh, dapat memberikan informasi tentang tenaga kerja yang sesuai dengan
spesifikasi masing-masing.

6. Desain & Struktur Organisasi


1. Struktur Organisasi Fungsional, merupakan struktur organisasi yang
mengelompokkan individu-individu pada organisasi berdasarkan pekerjaan yang

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 25


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

sama, struktur ini cocok diterapkan pada organisasi yang masih kecil dengan
sumber daya terbatas dan lini produk yang dihasilkan tidak banyak

Kelebihan dan kekurangan struktur organisasi fungsional


Kelebihan :
 Sangat sesuai untuk lingkungan yang stabil
 Dapat mencapai skala ekonomis pada masing-masing bagian
 Merangsang berkembangnya ketrampilan yang bersifat fungsional
 Sesuai untuk organisasi berukuran kecil sampai sedang’
 Baik bagi organisasi yang menghasilkan satu atau sejumlah kecil jenis produk

Kekurangan :
 Respon organisasi terhadap perubahaan kondisi lingkungan agak lambat
 Pengambilan keputusan menumpuk pada puncak organisasi
 Koordinasi antar bagian/fungsi tidak terlalu baik
 Inovasi relatif terbatas
 Pandangan terhadap sasaran organisasi agak terbatas, anggota organisasi
cenderung hanya memperhatikan sasaran bagian sendiri

2. Struktur Organiasi Produk, merupakan struktur organisasi yang mengelompokkan


individu-individu pada organisasi berdasarkan jenis produk yang
dihasilkan/dipasarkan

Kelebihan Struktur Organisasi Produk :


Kelebihan
 Paling sesuai untuk lingkungan yang tidak stabil dengan perubahaan cepat
 Penanggung jawab produk jelas
 Koordinasi antarfungsi baik
 Mudah beradaptasi dengan tuntutan luar
 Sesuai untuk organisasi berukuran besar
 Baik bagi organisasi yang menghasilkan banyak jenis produk

3. Struktur Organisasi Matriks, merupakan kombinasi dari struktur organisasi


fungsional dan struktur organsasi produk.

Kelebihan dan Kekurangan struktur Organisasi Matriks


Kelebihan :
 Mampu mencapai tingkat koordinasi yang diperlukan untuk menjawab tuntutan
ganda lingkungan
 Dapat memanfaatkan karyawan secara fleksibel
 Sesuai untuk pengambilan keputusan yang sifatnya rumit serta lingkungan yang
tidak stabil
 Sangat sesuai untuk organisasi ukuran sedang

Kekurangan :
 Tidak mampu mencapai efisiensi ekonomis
 Koordinasi antarproduk sulit
 Keahlian teknis hilang karena tidak ada spesialisasi fungsional
 Integrasi ataupun standarisasi antarproduk sulit tercapai
 Adanya wewenang ganda yang menyebabkan munculnya kebingungan
 Menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi
 Hanya bisa berjalan jika hubungan bersifat kolegial, bukan vertikal

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 26


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

Bab 5
Aspek Hukum

TUJUAN Belajar dalam Bab ini adalah:

 ASPEK HUKUm
 TUJUAN ASPEK HUKUm
 Hal-Hal yang berkaitan dengan ASPek HUKUm dalam STUdi
kelayakan BISNIS

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 27


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

1. ASPEK HUKUM
Aspek hukum mengkaji ketentuan-ketentuan hukum yang harus dipenuhi sebelum
menjalankan usaha, ketentuan hukum untuk setiap jenis usaha berbeda-beda
tergantung pada komplektisitas bisnis yang dijalankan dan otonomi daerah
menyebabkan ketentuan hukum dan perijinan antara daerah yang satu dengan daerah
yang lain berbeda-beda pula. Hal yang perlu di pahami, sebelum melakukan
penyusunan desain studi kelayakan aspek hukum, jenis-jenis badan usaha dan
dokumen yang diperlukan untuk mengajukan ijin usaha dan ijin lokasi.

2. TUJUAN ASPek HUKUm


Aspek hukum untuk menjawab pertanyaan “Apakah bisnis yang akan dijalankan dapat
memenuhi ketentuan hukum dan perijinan di suatu wilayah” Analisis aspek hukum
bertujuan sebagai berikut :
 Menganalisis legalitas usaha yang akan dijalankan
 Menganalisis ketepatan bentuk hukum dengan ide bisnis yang akan dilaksanakan
 Menganalisis kemampuan bisnis yang akan diusulkan dalam memenuhi persyaratan
perijinan
 Menganalisis jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika bisnis akan dibiayai
dengan pinjaman.

3. Hal-Hal yang berkaitan dengan ASPEK HUKUm dalam STUDI


kelayakan BISNIS antar lain :
a. Jenis-Jenis Badan Usaha :
Pemilihan badan usaha didasarkan oleh beberapa pertimbangan sebagai berikut :
a. Besarnya modal yang diperlukan untuk menjalankan bisnis.
b. Tingkat kemampuan dan tanggung jawab hokum dan keuangan
c. Bidang Industri yang dijalankan
d. Persyaratan perundangan-undangan yang berlaku

Untuk memilih badan usaha yang tepat, sesuai dengan dasar-dasar pertimbangan
tersebut, perlu mengetahui definisi, peraturan perundangan yang mengatur, serta
kelebihan dan kekurangan masing-masing bentuk badan usaha.

Perusahaan Perseorangan :
1. Perusahaan Perseorangan, merupakan bentuk badan usaha tanpa ada pembedaan
pemilikan antara hak milik pribadi dengan hak milik perusahaan (Indriyo, 2005),
Sedangkan menurut Swasta (2002), perusahaan perseorangan adalah salah satu
bentuk usaha yang dimiliki oleh seseorang dan ia bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap semua resiko dan kegiatan perusahaan.
2. Peraturan Perundangan, tidak ada peraturan untuk pendirian perusahaan
perseorangan, yang diperlukan hanya izin permohonan dari kantor perizinan
setempat.

3. Kelebihan dan Kekurangan :

Kelebihan Kekurangan
1. Memiliki kebebasan dalam bergerak 1. Mengandung tanggung jawab hokum dan
2. Pajak rendah, karena pemerintah tidak keuangan yang tak terbatas
memungut pajak perusahaan, tetapi 2. Keterbatasan kemampuan keuangan
hanya kepada pemilik 3. Keterbatasan kemampuan manajerial
3.Penguasaan sepenuhnya terhadap 4. Kontinuitas kerja karyawan terbatas
keuntungan yang diperoleh
4. Rahasia perusahaan terjamin
5. Motivasi usaha yang tinggi
6, Proses pengambilan keputusan dapat
dilakukan dengan cepat
7. Penanganan aspek hokum yang minimal

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 28


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

Firma (Fa)
 Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan untuk
mengelola usaha bersama (Indriyo, 2005). Sedangkan menurut Manulang (1975),
persekutuan dengan firma adalah persekutuan untuk menjalankan perusahaan dengan
memakai nama bersama

 Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan Kekurangan
1. Penguasaan terhadap keuntungan tinggi, 1. Sering terjadi konflik antar anggota
meskipun harus dibagi dengan kongsi kongsi berkaitan dengan pembagian
yang lain keuntungan maupun strategi bisnis
2. Motivasi usaha yang tinggi, meskipun 2. Mengandung tanggung jawab
tidak setinggi perusahaan perseorangan keuntungan tak terbatas, namun
3. Penanganan aspek hokum minimal, tanggung jawab keuangan sudah dibagi
meskipun sedikit lebih rumit di banding dengan anngota kongsi yang lain
perusahaan perseorangan karena harus 3. Keterbatan kemampuan keuntungan,
ada kesepakatan antar anggota kongsi namun sudah lebih baik dibandingkan
dengan perusahaan persorangan
4. Keterbatasan kemampuan manajerial
namun lebih baik dibandingkan dengan
perusahaan perseorangan
5. Kontinuitas kerja karyawan terbatas,
namun sudah lebih baik dibandingan
dengan perseorangan.

Perserikatan Komanditer (CV)


 Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan untuk
mengelola uasaha bersama, di mana sebagian anggota merupakan anggota aktif,
sedangkan anggota lain merupakan angota pasif. Anggota aktif merupakan anggota
yang mengelola usahanya serta bertanggung jawab penuh terhadap utang perusahaan,
sedangkan anggota pasif merupakan anggota yang hanya menyetorkan modalnya saja
dan tidak ikut mengelola perusahaan, bertanggung jawab sebatas pada modal yang
disetorkan saja.

 Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan Kekurangan
1. Penguasaan terhadap keuntungan tinggi, 1. Mengandung tanggung jawab keuangan
harus dibagi dengan anggota kongsi sekutu aktif tak terbatas, meskipun
yang lain sudah dapat di bagi dengan anggota
2. Motivasi usaha tinggi, meskipun tidak sekutu aktif yang lain
setinggi perusahaan perseorangan 2. Status hukum CV belum badan hokum
3. Penanganan aspek hukum minimal, sehingga sulit untuk mendapatkan
meskipun sedikit lebih rumit di banding proyek-proyek besar
perusahaan perseorangan 3. Tidak dapat dengan mudah
mengumpulkan modal dari para
sekutunya, tidak seperti perseroan
terbatas yang dapat mengumpulkan
modal dari peemgang saham
4. Nama CV sering sama antara satu dengan
lain karena tidak ada pengecekan dengan
nama CV sebelumnya.

Perseroan Terbatas (PT)


 Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan untuk
mengelola bersama, di mana perusahaan memberikan kesempatan kepada masyarakat
luas untuk menyertakan modalnya ke perusahaan dengan cara membeli saham
perusahaan.
 Kelebihan dan Kekurangan

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 29


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

Kelebihan Kekurangan
1. Memiliki masa hidup yang tidak terbatas 1. Pajak yang besar, karena PT merupakan
2. Pemisahan kekayaan dan utang-utang subyek pajak tersendiri sehingga bukan
pemilik dengan kekayaa dan utang- perusahaan yang kena pajak, tapi dividen
utang perusahaan. yang dibagika kepada pemegang saham
3. Kemampuan keuangan yang sangat besar juga kena pajak
4. Kammapuan manajerial yang tinggi 2. Penanganan aspek hokum yang rumit
5. Kontinuitas kerja karyawan yang karena dalam pendirian PT memerlukan
panjang akta notaries dan ijin khusus untuk usaha
tertentu
3. Biaya pembentukan yang relatif tinggi
dibandingkan dengan badan usaha lain
4. Kerahasiaan perusahaan kurang
terjamin karena setiap aktivitas
perusahaan harus dilaporkan kepada
pemegang saham.

Yayasan, badan hokum yang terdiri dari atas kekayaan yang dipisahka dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu dfi bidang social, keagamaan dan
kemamusiaan yang tidak mempunyai anggota
Contoh, yayasan panti jompo, yayasan anak yatim

Koperasi, kumpulan orang-orang untuk bekerja sama demi kesejahteraan bersama.

b. Prosedur Mendirikan Badan Usaha :

Perusahaan Persorangan
 KTP pihak yang akan mendirikan perusahaan perseorangan
 Menentukan calon nama perusahaan
 Mnenrukan tempat kedudukan perusahaan
 Menentukan maksud dan tujuan yang spesifik dari perusahaan perseorangan teersebut
 Pendaftaran ke notaries

Perserikatan Komanditer (CV)


 Membuat kesepakatan antar pihak yang akan membentuk CV
 KTP pihak yang akan membentuk CV
 Menentukan calon nama yang akan digunakan oelh CV
 Menentukan tempat kedudukan CV
 Menentukan pihak yang bertindak selaku persero aktif dan pihak yang akan berpihak
selaku persero diam
 Menentukan maksud dan tujuan yang spesifik dari CV
 Pendaftaran notaries
 Untuk memperkoko posisi CV sebaiknya CV yang telah didirikan dengan akta notaries
didaftarkan ke pengadilan negeri dengan membawa Surat Keterangan Domisili
Perusahaan (SKDP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama CV

Perseroan Terbatas (PT)


 Pembuatan Akta Notaris, akta pendirian PT memuat anggaran dan keterangan seperti :
 Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan kewargaan
negaraan pendiri
 Susunan nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tenpat tinggal dan
kewarganegaraan anggota direksi dan komisaris yang kali pertama diangkat
 Nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham, rincian jumlah saham
dan nilai nominasi atau nilai yang diperjanjikan dari saham yang telah ditempatkan
dan disetor pada saat pendirian.
 Anggaran dasar, berisi nama dan tempat kedudukan perseroan, maksud dan tujuan
serta kegiatan usaha yang sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang
berlaku, jangka waktu berdirinya persetroan, besarnya jumlah modal dasar, modal
yang ditempatkan, dan modal yang disetor, jumlah saham, jumlah klasifikasi saham
apabila ada jumlah saham untuk tiap klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 30


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

saham dan nilai nominal setiap saham, susunan, jumlah, dan nama anggota direksi dan
kominasris, peentapan tempat dan tata cara penyelenggarakan rapat umum pemegang
saham (RUPS), tata cara pemilihan, pengangkatan, pengantian dan pemberhentian
anggota direksi dan komisaris,
 Pengesahan Menteri kehakiman
 Pendaftaran wajib, akta pendirian/anggaran Dasar PT disertai SK pengesahan dari
Menteri Kehakiman selanjutnya wajib didaftar perusahaan paling lambat 30 hari
setelah tanggal pengesahan PT atau tanggal diterimanya laporan
 Pengumunan dalam Tambahan Berita Negara

Yayasan

1. Penyampaian dokumen-dokumen yang diperlukan, meliputi :


 KTP para badan pendiri, badan Pembina, badan pengurus
 Nama yayasan
 Maksud dan tujuan yayasan serta kegiatan usaha yayasan
 Jangka waktu berdirinya yayasan
 Modal awal yayasan
 Susunan badan pendiri, badan Pembina, dan badan yayasan
2. Penandatangani akta pendirian yayasan
3. Pengurusan surat keterangan domisili uasaha
4. Pengurusan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
5. Pengesahan yayasan menjadi badan hokum di Dep. Kehakiman dan HAM
 Salinan akta pendirian yayasan yang dibubuhi materai
 Fc NPWP atas nama yayasan yang telah dilegalisir notaries
 Fotocopi surat keterangan domisili yayasan yang dikeluarkan oleh lurah atau
kepala desa setempat dan dilegalisir notaries
 Bukti pembayaran penerimaan Negara bukan pajak, pembayaran pegumuman
dalam tambahan berita Negara
6. Pengumunan dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Koperasi

1. Menyelenggarakan rapat pendirian koperasi oleh anggota masyarakat yang menjadi


pendirinya, pada saat itu mereka harus menyusun anggaran dasar, menentukan jenis
koperasi dan keanggoataannya sesuai dengan kegiatan usaha koperasi yang akan
dibentuknya, menyusun rencana kegiatan usaha, dan neraca awal koperasi
2. Pelaksanaan rapat pendirian yang dihadiri oleh para pendiri ini dituangkan dalam
berita acara rapat pembentukan dan akta pendirian yang memuat anggaran dasar
kioperasi
3. Apabila diperlukan dan atas permohonan para pendiri, pejabat departemen koiperasi,
pengusaha kecil dan menengah dalam wilayah domisili para pendiri dapat diminta
hadir untuk membantu kelancaran jalannya rapat dan memberikan petunjuk-petunjuk
seperlunya
4. Para pendiri koperasi mengajukan permohonan pengesahan akta pendirian secara
tertulis kepada pejabat dengan melampirkan :
 2 rangkap akta pendirian koperasi, satu diantaranya bermaterai cukup
 Berita acara rapat pembentukan
 Surat bukti penyetoran modal
 Rencana awal kegiatan usaha
5. Permohonan pengesahan akta pendirian kepada pejabat, tergantung pada bentuk
koperasi yang didirikan dan luasnay wilayah keanggotaan koperasi yang
bersangkutan dengan ketentuan sebagai berikut:
 Kepala kantor departemen koperasi pengusaha kecil dan menengah
kabupaten/kodya mengesahkan akta pendirian koperasi yang anggotanya
berdomisili dalam wilayah kabupaten/kodya
 Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan menengah
Propinsi mengesahkan akta pendirian koperasi primer dan sekunder yang
anggotanya berdosmili dalam wilayah propinsi yang bersangkutan dan koperasi

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 31


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

primer yang anggotanya berdosmili di beberapa propinsi, namun koperasinya


berdosmili di wilayah kerja kanwil yang bersangkutan
 Sekretaris Jenderal Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan menengah
mengesahkan akta pendirian koperasi sekunder yang anggotanya berdosmili di
beberapa propinsi
6. Dalam hal permintaan pengesahan akta pendirian ditolak, alas an penolakan
diberitahukan oleh pejabat kepada para pendiri secara tertulis dalam waktu paling
lambat (3) bulan setelah diterimanya permintaan
7. Pengesahan akta pendirian diberikan dalam jangka waktu paling lama 3 bulan setelah
diterimanya permintaan pengesahan.
8. Pengesahan akta pendirian diumumkan dalam berita Negara republic Indonesia.

c. Pengurusan Ijin Usaha & Lokasi

1. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)


 Fc KTP atau Kartu Keluarga
 Fc akta pendirian perusahaan
 FC KTP pengurus
 Surat Ketarangan kegiatan usaha
 Surat Tanda Daftar Perusahaan
2. Pengurusan izin prinsip adalah ijin yang harus dimiliki oleh seseorang atau badan
hukum untuk dapat menjalankan usaha tertentu. Dokumn yang diperlukan untuk
memperoleh ijin prinsip adalah :
 Surat permohonan yang ditunjukkan kepada bupati
 Proposal perencanaan penanaman modal
 Fotokopi akta pendirian perusahaan
 Fc NPWP
 Fc KTP
 Gambar lokasi
3. Pengurusan ijin lokasi, adalah ijin yang diberikan kepada perusahaan untuk
memperoleh tanah yang diperlukan dalam rangka penanaman modal, yang berlaku pula
sebagai ijin pemindahan hak dan untuk menggunakan tanah tersebut guna keperluan
usaha penamanan modalnya. Dokumen yang diperlukan antara lain :
 Proposal perencanaan penanaman modal
 Denah lokasi tempat usaha
 Fc Akta pendiorian perusahaan
 Fc NPWP
 Fc KTP penanggung jawab/pimpinan peruishaan
 Surat pernyataan kesanggupan membayar ganti rugi
 Sertifikat yang dimiliki
4. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) adalah ijin yang harus di miliki oleh orang pribadi
atau badan yang melakukan kegiatan mendirikan, mengubah atau merobohkan
bangunan. Dokumen yang diperlukan untuk memperoleh IMB adalah sebagai berikut :
 Fc KTP
 Fc surat keterangan tanah yang sah
 Fc Pembayaran PBB tahun terakhir
 Surat keterangaqn kelengkapan yang lain/rekomendasi dinas/ instansi tekniks
 Gambar rencana bangunan (berskala)
 Perhitungan konstruksi dan instalasi
 Permohonan dilegalisasi lurah dan camat
5. Izin HO (Hinder Ordonansi) adalah pemberian ijin tempat usaha kepada orang pribadi
atau badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan gangguan dan atau kerugian
atau bahaya. Pada umumnya persyaratan yang diperlukan untuk mengurus izin
gangguan adalah :
 Fc izin mendirikan bangunan (IMB)
 Fc KTP dan Nomor Pokok Wajib pajak (NPWP)
 Fc akta penditrian/perubahaan (bila ada)
 Fc tanda lunas Pajak Bumi Bangunan (PBB) tahun terakhir
 Fc sertifikat tanah atau bukti perolehan tanah
 Gambar denah lokasi/tempat usaha

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 32


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

 Persetujuan tetangga atau masyarakat yang berdekatan


 SPPL atau UKL/UPL
 Berita acara pemeriksaaan kecamatan
6. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah surat ijin untuk dapat melaksanakan
kegiatan usaha perdagangan. Dokumen yang diperlukan untuk memperoleh SIUP
adalah sebagai berikut :
 Fc KTP pemilik/pengurus/penanggung jawab
 Asli keterangan tempat usaha (lurah mengetahui camat)
 Akta pendirian dan perubahaan (bila ada)
 Asli dan Fc pengesahan Men Keh (khusus PT)
 Fc Ijin Gangguan HO
 Surat keterangan kelengkapan yang lain/rekomendasi dinas/instansi teknis
 Fc Nomor Pokok Wajib Pajak
 Susunan pengurus (khusus koperasi)
 Pas foto pemilik/pengurus/penanggung jawab
7. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah surat tanda pengesahan yang diberikan kepada
perusahaan yang telah melakukan pendaftaran perusahaannya. Syarat untuk
mendapatkan tanda daftar perusahaan adalah sebagai berikut :
 Fc KTP pengurusw/pemilik/penanggung jawab
 Asli keterangan tempat usaha (lurah mengetahui camat)
 Akta pendirian dan perubahaan (bila ada)
 Asli dan Fc pengesahan Menteri Kehakiman Rebublik Indonesia (Khusus PT)
 Fc HO
 Fc ijin-ijin yang dimiliki
 Fc Nomor Pokok Wajib pajak (bila ada)
 Susunan Pengurus
8. Ijin Usaha Industri (IUI) adalah ijin yang harus dimiliki untuk melakukan kegiatan
usaha industry dengan nilai investasi perusahaan di atas Rp. 200.000.000 (tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha). Dokumen yang diperlukan untuk
meperoleh ijin usaha industry (IUI) adalah sebagai berikut:
 Fc KTP
 Fc akta pendirian/perubahaan (bila ada)
 Fc Ijin Gangguan (HO)
 Fc Nomor Pokok Wajib Pajak
 Dokumen AMDAL/UKL/ UPL/SPPL
9. Ijin Reklame adalah surat ijin yang harus dimiliki untuk dapat melakukan kegiatan-
kegiatan (pemasangan dan atau peragaan) reklame di tempat umum. Dokumen yang
diperlukan untuk memperoleh ijin reklame adalah sebagai berikut:
 Rekomendasi dari dina teknis
 Memiliki tanda lunas sewa tanah/ijin penggunaan tanah
 Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)
 Rekomendassi tempat pemasangan reklame
 Fc ijin mendirikan bangunan (IMB) bila perlu
 Fc Nomor Pokok Wajib pajak
 Surat pernyataan keanggupan pembongkaran reklame yang telah habis masa
berlakunya
10. Ijin Usaha Jasa Kontruksi (IUJK) adalah surat ijin usaha yang dikeluarkan oleh
pemerintah daerah kepada badan usaha atau perorangan yang berkaitan dengan
layanan jasa pelaksanaan konstruksi, layanan jasa perencanaan dan pengawasan
pekerjaan kontruksi. Dokumen yang diperlukan untuk memperoleh ijin usaha jasa
kontruksi adalah sebagai berikut:
 Fc Sertifikat Badan Usaha (SBU)
 Akta pendirian/perubahaan (yang telah disahkan)
 Fc Nomor Pokok Wajib pajak (NPWP)
 Fc Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
 Surat keterangan domisili perusahaan
 Pas foto pemilik/pengurus/penanggung jawab
 SIUJK lama bagi pengusaha yang memiliki
 Surat ijin tempat usaha yang dilakukan oleh pemda setempat
 Surat rekomendasi dari kadin setempat

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 33


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

 Surat ijin Usaha perdagangan (SIUP)


 Surat tanda terbit
 Sertifikat

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 34


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

Bab 6
Aspek Ekonomi & Sosial

TUJUAN Belajar dalam Bab ini adalah:

 ASPEK Ekonomi
 Hambatan di bidang Ekonomi
 DUKUNgan Pemerintah
 ASPEK SOSial

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 35


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

1. ASPEK Ekonomi
Aspek-aspek penilaian manfaat bisnis yang direncanakan dapat ditinjau dari
beberapa sisi sebagai berikut :

1. Sisi Rencana Pembangunan Nasional

a. Memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat, kegiatan usaha dapat dikerjakan oleh
tenaga kerja local, tidak perlu digantikan kerja asing, juga penggunaan tenaga mesin
dipertimbangkan terlebih dahulu apakah tidak akan menjadi lebih baik jika
menggunakan tenaga bukan mesin atau menggunakan tenaga kerja masyarakat
sekitarnya.
b. Menggunakan sumber daya local, misalnya bahan baku, komponen bahan baku local
jika dimanfaatkan, layak sesuai standar untuk proses produksi, jelas akan
meningkatkan perekonomian didaerah tersebut, karena sumber daya local dapat
dijadikan usaha bagi masyarakat.
c. Menghasilkan dan menghemat devisa, penggunaan bahan baku yang diambil dari
produk local berarti mengurangi penggunaan bahan import, sudah tentu penggunaan
bahan baku local menghemat devisa Negara apabila jika kandungan terus ditingkatkan,
jika produk yang dihasilkan sebagian atau bahkan seluruhnya untuk pasar eksport,
maka bisnis ini akan menghasilkan devisa bagi Negara
d. Menumbuhkan industry lain, dengan adanya proyek bisnis baru, diharapkan tumbuh
industry lain baik yang sejenis atau industry pendukung lainnya seperti industry bahan
baku maupun industry sebagai dampak positif adanya kegiatan ekonomi di daerah
tersebut
e. Turut menyediakan kebutuhan konsumen dalam negeri sesuai dengan kemampuan,
usaha sejenis perlu dikembangkan di dalam negeri agar kebutuhan dalam negeri
terpenuhi dan juga agar tidak terjadi monopoli
f. Menambah pendapatan Negara, sudah jelas bahwa dengan bertumbuhnya bisnis di
dalam negeri misalnya dengan diproduksinya produk yang dikonsumsi secara baik di
dalam negeri, maka import atas produk dan komponen inputnya berkurang atau
bahkan ditiadakan sama sekali. Jika permintaan eksport atas produk tersebut atau
bahkan meningkat dan produsen dapat memenuhi permintaan itu, sudah tentu bisnis
itu menambah pendapatan nasional.

2. Sisi Distribusi Nilai Tambah, maksudnya agar proyek yang akan dibangun memiliki
nilai tambah, nilai tambah hendaknya dapat dihitung secara kuantitatif, dengan asumsi
bahwa proyek berproduksi dengan kapasitas normal, setelah nilai tambah diketahui
besarannya, nilai ini selanjutnya dapat distribusikan.

3. Sisi Nilai Investasi per Tenaga Kerja, bahwa proyek tersebut mampu meningkatkan
kesempatan kerja, salah satu cara mengukur proyek padat modal atau padat karya
adalah dengan membagi jumlah investasi (Modal tetap + Modal kerja) dengan jumlah
tenaga kerja yang terlibat sehingga didapat nilai investasi per tenaga kerja. Untuk
proyek perluasan, perhitungan nilai investasi merupakan jumlah investasi sebelum dan
sesudah investasi.
2. Hambatan Di Bidang Ekonomi

1. Iklim tropis, menyebabkan terjadinya lingkungan kerja yang panas, lembab sehingga
menurunkan usaha atau gairah kerja manusia, banyak muncul penyakit, serta membuat
pertanian kurang menguntungkan.
2. Produktivitas rendah, disebabkan oleh kualitas manusia dan sumber alam yang relatif
kurang menguntungkan
3. Kapital sedikit, ini disebabkan oleh rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berakibat kepada rendahnya pendapatan Negara, sehingga tabungan sebagai sumber
capital juga rendah
4.Nilai perdagangan luar negeri yang rendah, ini disebabkan Negara miskin
mengandalkan eksport bahan mentah yang mempunyai elasisitas penawaran
permintaan atas perubahaan harga yang inelastic, hal ini dalam jangka panjang dapat
mengakibatkan kerugian.

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 36


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

5 Besarnya penggangguran, hal ini disebabkan karena banyaknya tenaga kerja yang
pindah dari desa ke kota tak mampu ,menampung tenaga kerja karena kurangnya
factor produksi lain untuk mengimbanginya sehingga terjadinya pengangguran
6. Besarnya ketimpangan distribusi pendapatan, misalnya keuntungan lebih banyak
dimiliki oleh sebagian kecil golongan tertentu saja
7. Tekanan penduduk yang berat, hal ini disebabkan antara lain, naiknya rata-rata umur
manusia di barengi dengan masih besarnya persentase kenaikan jumlah penduduk
yang makin lama makin membebani sumber daya lain untuk memenuhi kebutuhan
hidup
8. Kelemahan dalam factor budaya dari masyarakat, ketidaksempurnakan pasar,
mekanisme dalam rangka meningkatkan jumlah tabungan dalam negeri, situasi dan
kondisi krisis yang multidimensi yang masih terasa sampai saat ini.

3. DUKUNgan Pemerintah
Pemerintah mempunyai kepentingan agar perdagangan yang dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan di dalam negeri akan menghasilkan devisa bagi Negara, salah satu dukungan
melalui proteksi perdagangan, yaitu merupakan seluruh insentif perdagangan baik
berupa proteksi maupun bantuan, instrument kebijakan proteksi perdagangan banyak
ragamnya tetapi tujuannya tetap satu, yaitu menimbulkan distorsi pasar, mencegah
adanya pasar persaingan bebas. Instrumen kebijakan proteksi perdagangan digolongkan
sebagai berikut :
Kebijakan langsung terhadap komoditi yang bersangkutan:

a. Kebijakan perdagangan luar negeri, terbagi atas dua instrument yaitu instrument
tariff yang terdiri atas pajak impor, pajak ekspor, dan subsidi eksport, serta instrument
Non-Tarif terbagi atas dua pembatasan yaitu pembatasan kuantitatif, berupa kuota
impor dan kuota ekspor, serta pembatasan kualitatif berupa syarat-syarat kesehatan,
kualitas lingkungan.
b.Kebijakan perdagangan dalam negeri, terbagi atas, pajak penjualan, restribusi, dan
kewajiban pembayaran lainnya, pengaturan distribusi barang, pengaturan (stabilisasi)
harga
c.Kebijakan produksi, terdiri dari, subsidi/pajak langsung bagi produsen, perlindungan
harga produksi dan sarana produksi, pengaturan penggunaan sarana produksi

Kebijakan tidak langsung, kebijakan ekonomi makro terdiri dari pengaturan suku
bunga dan alokasi kredit perbankan serta kebijakan proteksi terhadap komoditi lainnya.
Dampak dari proteksi perdagangan dapat dilihat paling tidak dua aspek yaitu dampak
distorsi dan transfer pendapatan kepada konsumen dan produsen, Distorsi pasar tidak lain
adalah terjadi jika tidak ada kebijakan proteksi pemerintah (harga pasar bersaing bebas).

4. ASPek SOSial
Tujuan utama perusahaan adalah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, tetapi
perusahaan tidak dapat hidup sendiri melainkan hidup bersama-sama dengan
komponen lain dalam tataan kehidupan yang pluralitas dan kompleks, perusahaan
memiliki tanggung jawab social antara lain :
 Perusahaan sebagai lembaga social, selain mencari keuntungan dalam menjalankan
usahanya sebsar-besarnya hendaknya perusahaan mengemban misi social
kemasyarakatan hal ini penting agar antara dirinyasebagai perusahaan dengan
masyarakat sekitarnya dapat hidup saling menguntungkan.
 Perubahaan Kondisi social yang kompleks, pemencatan karyawan karena berbagai
alas an, seprti ini akan mengakibatkan terganggunya keseimbangan dalam sistim
social yang kompleks dalam perusahaan, hal ini disebabkan antara lain makin
baiknya peraturan-peraturan pemerintah, meningkatnya kualitas SDM, kemajuan di
bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, perkembangan pasar yang sudah harus
dilayani oleh banyak perusahaan dan adanya system social yang bersifat pluralistic
di mana tugas-tugas social mulai ditangani oleh lembaga-lembaga social.
 Perusahaan dalam masyarakat yang pluralistic, masyarakat pluralistic adalah sebuah
kehidupan berbagai kelompok yang mempengaruhi lingkungan perusahaan dalam
mendapatkan harapan-harapan social, ekonomi atau politik. Di kaitkan dengan
perusahaan, hubungan antara perusahaan dan lembaga-lembaga lingkungan menjadi

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 37


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

kompleks karena semakin banyak lembaga yang terlibat seperti penanaman modal,
karyawan, pembeli, penjual, pemerintah dan sebagainya. Berkaitan perusahaan
dalam masyarakat yang pluralistic tersebut, hendaknya bisnis memiliki
manfat-manfat social yang hendaknya diterima oleh masyarakat, seperti :
1. Membuka lapangan kerja baru
2. Meningkatkan mutu hidup
3. Pengaruh positif bagi masyarakat sekitarnya, tidak hanya berdampak pada
meningkatnya atau semakin baik kondisi lingkungan fisik, seperti jalan,
jembatan, tetapi juga kondisi psikis mereka

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 38


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

Bab 7
Aspek Finansial

TUJUAN Belajar dalam Bab ini adalah:

 ASPEK FinanSIAl
 TUJUAN ASPEK FinANSIAL
 KeBUTUhan Dana dan SUMber Dana
 AliraS KAS (CaSH Flow)
 AnalISIS Kelayakan InveSTASi

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 39


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

1. ASPEK FinANSIAL (KeUANgan)


Banyak perusahaan yang menutup usahanya karena salah dalam melakukan analisis
keuangan, kesalahan ini dapat disebabkan karena salah dalam memproyeksikan
pendapatan, biaya investasi, maupun kesalahan dalam memproyeksikan biaya
operasional

2. TUJUAN ASPek FinanSIAl


 Untuk mdenentukan rencana investasi melalui perhitungan dan manfaat yang
diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan seperti
tersedianya dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali
dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan
dapat berkembang.
 Menganalisis sumber dana untuk menjalankan usaha
 Menganalisis besarnya kebutuhan biaya investasi yang diperlukan
 Menganalisis besarnya kebutuhan modal kerja yang diperlukan
 Memproyeksikan rugi laba usaha yang akan dijalankan
 Memproyeksikan arus kas dari usaha yang akan di jalankan
 Memproyeksikan neraca dari usaha yang akan dijalankan
 Menganalisis sumber dana untuk menjalankan bisnis

3. KeBUTUHan Dana Dan SUMbernya :


Untuk merealisasikan proyek bisnis yang dibutuhkan dana untuk investai, Dana
tersebut diklasifikasi atas dasar aktiva tetap berwujud seperti tanah, bangunan, pabrik
dan mesin-mesin serta aktiva tetap tidak berujud seperti paten, lisensi, biaya-biaya
pendahuluan dan biaya-biaya sebelum operasi. Disamping untuk aktiva tetap, dana
yang dibutuhkan untuk modal kerja, yang diartikan sebagai modal kerja bruto
(menunjukkan semua investasi yang diperlukan untuk aktiva lancer).

Sumber Dana antara lain :

1. Modal pemilik perusahaan yang disetorkan


2. Saham yang diperoleh dari penerbitkan saham di pasar modal
3. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar modal
4. Kredit yang diterima dari bank
5. Sewa gedung (leasing) dari lembaga non bank

Jenia-Jenis Biaya Usaha :

 Biaya investasi, investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang
dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan
di masa-masa yang akan datang, contoh biaya investasi 1) biaya persiapan penyusunan
kelayakan bisnis, perijinan, perekrutan karyawan dan pelatihan karyawan baru, biaya
uji coba mesin dan peralatan; 2) biaya pembelian atau sewa tanah dan gedung, 3) biaya
pembelian mesin dan peralatan, 4) biaya pembelian furniture dan 5) biaya pembelian
kendaran. Investasi juga diperlukan sebagai modal kerja, merupakan modal yang
diperlukan untuk belanja operasi sehari-hari, misalnya untuk memberikan persekot
pembelian bahan mentah, membayar upah, di mana dana yang dikeluarkan tersebut
kan segera kembali masuk ke perusahaan dalam jangka pendek melalui hasil penjualan
produksi
 Biaya operasional, adalah bsemua biaya yang harus dikeluarkan agar kegiatan
bisnis dapat beroperasi atau berjalan secara normal. Misalnya 1) biaya bahan termasuk
di dalamnya biaya bahan baku, biaya bahan penolong 2) biaya bahan bakar, misalnya
solar, minyak tanah, 3) biaya personal, termasuk di dalamnya gaji, tunjangan dan
bonus dan 4) biaya-biaya lainnya termasuk di dalamnya iuran listrik, air, telepon dan
gas

Jenis-Jenis Modal :

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 40


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

Modal yang digunakan untuk menjalankan bisnis dapat berasal dari dua sumber
berikut :

1. Modal asing, merupakan modal yang berasal dari luar perusahaan, yang sifatnya
sementara bekerja dalam suatu perusahaan, bagi perusahaan modal asing merupakan
utang yang harus dibayar kembali, berdasarkan jangka waktu modal asing atau
utang, dapat di bagi tiga yaitu :
 Utang jangka pendek, adalah utang yang jangka waktu pengembaliannya paling
lama satu tahun, misalnya 1) kredit rekening Koran, 2) kredit dari penjual, 3)
kredit dari pembeli dan 4) kredit dari wesel
 Utang jangka menengah adalah utang yang jangka waktu pengembaliannya lebih
dari satu tahun dan kurang dari sepuluh tahun. Jenis utang jangka menengah
misalnya tearm loan, lease financing
 Utang jangka panjang adalah utang yang jangka waktu pengembaliannya lebih
dari sepuluh tahun, mialnya 1) pinjaman obligasi, 2) pinjaman hipotek

2. Modal sendiri, merupakan modal yang berasal dari pemilik perusahaan, yang tertanam
dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak tertentu. Modal sendiri dapat dibagi
dalam bentuk berikut ini :
 Modal saham, saham merupakan tanda ikut ambil bagian atau peserta dalam suatu
Perseroan Terbatas (PT). Jenis-Jenis saham dapat berupa 1) saham biaya, 2)
saham preferen dan 3) saham kumulatif preferen
 Cadangan, adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan selama beberapa waktu
lampau atau dari tahun yang berjalan. Cadangan yang termasuk dalam modal
sendiri adalah 1) cadangan ekspansi, 2) cadangan modal kerja 3) cadangan selisih
kurs dan 4) cadangan umum
 Laba di tahan, keuntungan perusahaan sebagian dapat dibayarkan sebagai
dividend an sebagian dapat ditahan oleh perusahaan.

4. AliraS KaS (CASh Flow)

Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsure modal
kerja yang paling tinggi likuiditasnya. Prinsip kehati-hatian perlu diterapkan
dalam menentukan tingkat likuiditas ini karena jika tingkat likuiditasnya tinggi
dapat saja disebabkan oleh tingkat perputaran kas yang rendah, keuntungan
perusahaan pun rendah, sebaliknya jika tingkat likuiditasnay rendah atau jumlah kas
sedikit disebabkan misalnya oleh tingkat perputaran kas yang tinggi, memang akan
mendapatkan keuntungan yang lebih besar, tetapi menjadi tidak likuid jika terjadi
kebutuhan dana secara mendadak.

Sumber-sumber penerimaan kas dapat berasal dari :

1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap atau adanya penurunan
aktiva tidak lancer yang diimbangi dengan penambahan kas
2. Adanya emisi saham maupun penambahan modal oleh pemilik dalam bentuk kas
3. Pengeluaran surat tanda bukti utang serta bertambahnya utang yang diimbangi
dengan penerimaan kas
4. Berkurangnya aktiva lancer selain kas yang diimbangi dengan adanya penerimaan
kas, misalnya berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya penjualan
secara tunai
5. Adanya penerimaan kas misalnya Karena sewa, bunga atau dividen

Sedangkan pengeluaran kas dapat disebabkan oleh transaksi-transaksi sebagai berikut


:

1. Pembelian saham atau obligasi dan aktiva tetap lainnya


2. Penarikan kembali saham yang beredar dan pengembalian kas perusahaan oleh
pemilik perusahaan

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 41


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

3. Pembayaran angsuran atau pelunasan utang


4. Pembelian barang dagangan secara tunai
5. Pengeluaran kas untuk membayar dividen, pajak, denda dan lain sebagainya

5. AnalISIS Kelayakan InveSTASi


Metode dapat digunakan untuk menilai kelayakan investasi antara lain :

1. Metode Payback Period (PP). Payback Period adalah suatu periode yang
diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment)
dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio
anta initial cash investment dengan cash inflow yang hasilnya merupakan satuan
waktu. Selanjutnya nilai rasio dibandingkan dengan maximum pay back period yang
dapat diterima.
Rumus :
Payback Period =
Contoh missal disediakan data hipotesis seperti di bawah ini :
Keuntungan setelah pajak : Rp.
2.100.000,- Depresiasi : Rp. 3.600.000,-
Aliran Kas Masuk Bersih : Rp.
5.700.000,- Nilai Investasi :
Rp.18.000.000,- Maka :
Payback Period =
Kriteria Penilaian :
Jika payback period lebih pendek waktunya dari maximum payback period-nya maka
usulan investasi diterima

Kelebihan dan Kekurangan Payback Period :

Kelebihan :
 Mudah dihitung, tidak memerlukan data yang banyak
 Berdasarkan pada cash basis, bukan accrual basis
 Cukup akurat untuk mengukur nilai investasi yang diperbandingkan untuk beberapa
kasus dan bagi pembuat keputusan
 Dapat digunakan untuk melihat hasil-hasil yang dapat diperbandingkan dan
mengabaikan alternative-alternatif investasi yang buruk (tidak menguntungkan)
 Menekankan pada alternative-alternatif investasi yang memiliki periode
pengembalian lebih cepat

Kekurangan :
 Tidak mampu memberikan informasi tentang tingkat profitabilitas investasi
 Tidak memperhitungkan nilai waktu uang
 Sulit membuat kesimpulan jika terdapat dua peluang investasi atau lebih yang
memiliki umur ekonomis yang tidak sama
 Tidak memperhitungkan pengembalian investasi setelah melewati waktu payback
period

2. Metode Internal Rate Of Return (IRR), metode ini digunakan untuk mencari tingkat
bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang
atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi awal

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 42


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

Rumus :
n = jumlah tahun
CF = arus aks bersih
IRR = tingkat bunga yang dicari harganya

Contoh :

Biaya investasi awal : Rp. 18.000.000,-


Kas masuk bersih : Rp. 5.700.000,-
Umur Proyek : 5 tahun

Kriteria penilaian :
Jika IRR yang didapat ternyata lebih besar dari rate of return yang ditentukan maka
investasi dapat diterima

Kelebihan & Kekurangan Internal Rate Return (IRR) :

Kelebihan :
 Menghindari pemilihan rate of return minimum yang diinginkan
 Memperoleh rate return yang sebenarnya
 Berdasarkan preferensi rate of return yang sebenarnya bukan sekendar selisih Net
Present Value (NPV)
 Tidak memiliki beban untuk menginvestasikan kembali seperti yang digambarkan
pada metode Net Present Value (NPV)

Kekurangan :
 Lebih rumit, terutama jika aliran kas bersih tidak sama untuk satu periode
 Harus menggunakan analisis sensitivitas

3. Metode Net Present Value (NPV), yaitu selisih antara present value dari investasi
dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih (aliran kas operasional
maupun aliran kas terminal) di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai
sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan.

Rumus :

K = suku bunga (diskont rate)

Contoh :

Jika suku bunga diasumsikan sama tiap tahun sebesar 12 persen dan arus kas masuk
bersih pun sama yaitu Rp. 5.700.000,- serta nilai investasi awal sebesar Rp. 18.000.000,-
maka dengan perhitungan yang sederhana nilai NPV di dapat sebesar Rp. 2.547.136,-

Kriteria Penilaian :
- Jika NPV > 0, maka usulan proyek di terima
- Jika NPV < 0, maka usulan proyek di tolak
- Jika NPV = 0, nilai perusahaan tetap walaupun usulan proyek diterima ataupun di
tolak

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 43


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

Kelebihan dan Kekurangan Net Present Value (NPV)

Kelebihan :
 Memperhitungkan tingkat bunga yang sebenarnya
 Mudah diterapkan karena tidak menggunakan pendekatan trial and error
 Mudah menyesuaikan dengan resiko, yaitu dengan menggunakan tingkat uang
berbeda untuk tahun-tahun berikutnya

Kekurangan :
 Sulit menentukan rate minimum yang diinginkan
 Tidak menunjukan rate of return sebenarnya
 Adanya aumsi bahwa semua aliran kas masuk bersih segera dapat diinvestasikan
kembali pada rate yang dipilih
 Metode ini tidak sesederhana metode verage Rate of Return maupun metode Payback
Period

4. Metode Profitability Indeks (PI), dengan menghitung melalui perbandingan antara


nilai sekarang (present value) dari rencana penerimaan-penerimaan kas bersih di masa
yang akan datang dengan nilai sekarang (present value) dari investasi yang telah
dilaksanakan.

Rumus :

PI =
Contoh,

Dengan menngunakan nilai NPV di atas tanpa dikurangi investasi awal yaitu sebesar Rp.
20.547.136,- dan dibagi dengan nilai investasi awal, yaitu sebesar Rp. 18.000.000,- maka

PI =
= 1,14

Kriteria penilaian :
- Jika PI > 1, maka usulan proyek dikatakan menguntungkan
- Jika PI < 1 maka usulan proyek tidak menguntungkan

Kelebihan & Kekurangan Profitabilitas Indeks (PI)

Kelebihan :
 Memperhitungkan tingkat bunga yang sebenarnya
 Mudah diterapkan Karen atidak menggunakan pendekatan trial and error
 Mudah menyesuaikan dengan risiko yaitu dengan menggunakan tingkat bunga yang
berbeda untuk tahun-tahun berikutnya

Kekurangan :
 Sulit menentukan rate minimum yang dinginkan
 Tidak menunjukkan rate of return yang sebenarnya
 Adanya asumsi bahwa semua aliran kas masuk bersih segera dapat diinvestasikan
kembali pada rate yang dipilih
 Metode ini tidak sesederhana metode Average Rate of Return (ARR) maupun
Payback Period (PP)

Contoh & Pembahasan :


Perusahaan “waebetu” mempunyai dana sebesar Rp. 36.000.000,- direncanakan untuk
diinvestasikan. Tersedia dua alternative investasi yaitu Investasi A dengan dana
Rp.36.000.000,- direncanakan untuk diivestasikan. Tersedia dua alternative investasi,

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 44


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

yaitu investasi A dengan dana sebesar Rp. 30.000.000 tau investasi B dengan dana Rp.
36.000.000. Data cash in flo dari kedua investasi tersebut adalah sebagai berikut:
CASH IN FLOW CASH IN FLOW
Nomer A B
1 Rp. 8 juta Rp. 11 Juta
2 Rp. 8 juta Rp. 12 Juta
3 Rp. 8 juta Rp. 13 Juta
4 Rp. 8 juta Rp. 10 Juta
5 Rp. 8 juta Rp. 7 Juta
6 Rp. 8 juta Rp. 7 Juta
Saudara di minta menghitung :
a. Average Rate of Return Investasi tersebut
b. Pay Back Period
c. Net Present Value
d. IRR
e. Bagaimana pendapat saudara tentang kedua jenis investasi tersebut, bila diketahui
discount rate 10 %

Penyelesaian :

a. Average Rate of Return


Depresiasi A per tahun = Rp. 30.000.000 : 6 = 5.000.000
Depresiasi B per tahun = Rp. 30.000.000 : 6 = 5.000.000
Investasi A
Nomer Cash in flow Depresiasi Laba
1 8.000.000 5.000.000 3.000.000
2 8.000.000 5.000.000 3.000.000
3 8.000.000 5.000.000 3.000.000
4 8.000.000 5.000.000 3.000.000
5 8.000.000 5.000.000 3.000.000
6 8.000.000 5.000.000 3.000.000
Total 48.000.000 30.000.000 18.000.000

Rata-rata laba =
Average Rate of Return =
Investasi B
Nomer Cash in flow Depresiasi Laba
1 11.000.000 6.000.000 5.000.000
2 12.000.000 6.000.000 6.000.000
3 13.000.000 6.000.000 7.000.000
4 10.000.000 6.000.000 4.000.000
5 7.000.000 6.000.000 1.000.000
6 7.000.000 6.000.000 1.000.000
Total 60.000.000 36.000.000 24.000.000

Rata-rata laba =
Average Rate of Return =

b. Pay Back Period (PBP)


Pay Back A =
Pay Back B = Investasi Rp. 36.000.000,-
Tahun 1 cash inflow Rp. 11.000.000,-
sisa Rp. 25.000.000,-

Tahun 2 cash inflow Rp. 12.000.000,-


Sisa Rp. 13.000.000,-
Tahun 3 cash inflow Rp. 13.000.000,-
Sisa 0
Pay Back B = 3 tahun

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 45


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

c. Net Present Value (NPV)


Proyek A
Cash flow per tahun = Rp. 8.000.000,-
Present value = Rp. 8.000.000 x 4.3553 Rp. 34.847.400,-
Outlay Rp. 30.000.000,-
NPV Rp. 4.842.400,-
Proyek B
Nomer Cash in flow DF 10 % PV
1 11.000.000 0,90909 9.999.990
2 12.000.000 0,82645 9.917.400
3 13.000.000 0,75131 9.767.030
4 10.000.000 0,68304 6.830.100
5 7.000.000 0,62092 4.634.644
6 7.000.000 0,56447 3.951.290
Total PV 45.100.454
Outlay 36.000.000
9.100.454
d. Internal Rate Return (IRR)
Proyek A
Df pada saat NPV = 0 adalah Rp. 30.000 : Rp. 8.000.000 = 3,7500

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 46


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

Bab 8
Aspek Lingkungan Amdal

TUJUAN Belajar dalam Bab ini adalah:

 RUANG LinGKUP ASpek LinGKUNgan


 TUJUAN ANALISIS ASpek lingkUNgan dalam STUDI kelayakan BISNIS
 Pengelompokan LinGKUNgan BISniS
 Mengapa Amdal
 KeGUNaan Amdal
 TUJUAN Amdal

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 47


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

ASPEK LINGKUNGAN

1. RUang LingkUP ASPEK LingkUNgan

a. Lingkungan operasional, merupakan lingkungan yang paling dekat dengan aktivitas


perusahaan, lingkungan operasional perusahaan meliputi pesaing, kreditor, pelanggan,
pemasok dan pegawai
b. Lingkungan industry merupakan lingkungan yang meliputi kelompok yang
memproduksi produk atau jasa yang sama atau barang pengganti yang dekat. Lima
factor persaingan dalam lingkungan industry yang dikemukakan (Porter, 1985) yaitu
masuknya pendatang baru, ancaman produk substitusi, daya tawar-menawar pembeli,
daya tawar pemasok dan persaingan di antara para pesaing yang ada.
c. Lingkungan jauh, mencakup factor-faktor yang bersumber dari luar operasional
perusahaan, meliputi lingkungan ekonomi, social, politik, teknologi, ekologi dan
global

2. TUJUAN analiSIS aSPEK lingkUNgan dalam STUDI kelayakan BISNIS


a. Menganalisis kondisi lingkungan operasional yang terdiri dari pesaing, pemasok,
pelanggan, kreditor dan pegawai untuk memperoleh jawaban apakah kondisi
lingkungan operasional memungkinkan atau tidak untuk menjalankan ide bisnis.
b. Menganalisis kondisi lingkungan industry yang terdiri dari persaingan antar
perusahaan, kekuatan pemasok, kekuatan pembeli, barang substitusi dan hambatan
masuk untuk memperoleh jawaban apakah kondisi lingkungan industry
memungkinkan atau tidak untuk menjalankan suatu ide bisnis.
c. Menganalisis kondisi lingkungan jauh yang terdiri dari lingkungan ekonomi, social,
politik, teknologi dan global untuk memperoleh jawaban apakah kondisi lingkungan
jauh memungkinkan atau tidak untuk menjalankan suatu ide bisnis.
d. Menganalisis dampak positif maupun dampak negative bisnis terhadap lingkungan,
baik lingkungan operasional, lingkungan industry maupun lingkungan jauh
e. Menganalisis usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meminimalkan dampak
negative bisnis terhadap lingkungan, baik lingkungan operasional, lingkungan
industry, maupun lingkungan jauh.

3. Pengelompokan LinGKUNgan BISniS


a. Lingkungan Opersaional, lingkungan yang memiliki kaitan langsung dengan aktivitas
operasional perusahaan, dengan kata lain lingkungan operasional merupakan
lingkungan yang paling dekat dengan semua aktivitas perusahaan. Lingkungan
operasional perusahaan meliputi pesaing, pemasok, pelanggan, kreditor dan pegawai.
 Lingkungan pesaing, pesaing adalah perusahaan dalam industry yang sama dan
menjual produk baik berupa barang atau jasa kepada pelanggan, pesaing sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan bisnis, untuk dapat memenangkan persaingan
dalam bisnis, perusahaan harus memiliki keunggulan bersaing
 Lingkungan pelanggan, pelanggan adalah pembeli produk yang dihasilkan oleh
perusahaan, pelanggan merupakan factor kunci keberhasilan bisnis. Hal ini karena
pelanggan merupakan sumber pendapatan bagi perusahaan, untuk dapat
mengindentifikasi kebutuhan dan keinginan pelangga, usaha-usaha mengenal
karakteristik pelanggan perlu dilakukan. Analisis pelanggan dalam lingkungan
operasional dapat dilakukan dengan analisis reaktif dan proaktif. Analisis reaktif
merupakan analisis masalah pelanggan setelah kejadian, misalnya keluhan
pelanggan, sedangkan analisis proaktif dilakukan dengan memperkirakan
kecenderungan dan masalah sebelum terjadi. Segmentasi pelanggan dapat dilakukan
dengan mempermudah menganalisis kebutuhan dan keinginan pelanggan sebagai
dasar untuk menentukan strategi untuk memuaskan pelanggan, segmentasi
pelanggan dapat dilakukan berdasarkan dasar geografis, demografis, sosiologis, dan
psikografis.

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 48


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

 Lingkungan pemasok, pemasok adalah perusahaan yang menyediakan bahan baku,


tenaga kerja, keuangan dan sumber informasi kepada perusahaan lain. Pemasok
memegang peranan penting bagi kelancaran bisnis, oleh karena itu gangguan pada
pasokan bahan baku maupun sumber daya lainnya akan mengganggu aktivitas
produksi. Pemilihan pemasok yang tepat akan dapat meningkatkan keunggulan
bersaing dan sebaliknya kesalahan dalam meilih pemasok akan berakibat pada
terganggunya proses produksi dan menimbulkan harga jual yang mahal
 Lingkungan Kreditor, kreditor merupakan pihak yang memiliki peranan yang
penting dalam mendukung perusahaan dalam bidang keuangan. Peranan ini akan
semakin penting jika permodalan perusahaan sebagian besar dibiayai dengan
kredit. Dalam memilih kreditor, perusahaan harus melakukan evaluasi terlebih
dahulu, terutama berkaitan dengan bunga, persyaratan kredit lainnya.
 Lingkungan pegawai, pegawai merupakan aspek yang paling penting dalam sebuah
organisasi dan harus mendapatkan perhatian yang lebih di bandingkan dengan
sumbewr daya lainnya. Hal ini disebabkan pegawai adalah pelaku yang menunjang
tercapainya tujuan perusahaan, selain itu pegawai memiliki kekhasan disbanding
sumber daya lainnya, yaitu mempunyai perasaan, pikiran dan keinginan yang dapat
mempengaruhi sikap dan tanggung jawabnya terhadap pekerjaan.

b. Lingkungan Industri
Porter (1985) membagi lima kekuatan yang menentukan tingkat persaingan dalam
suatu industry, yaitu masuknya pendatang baru, ancaman produk substitusi, daya
tawar- menawar pembeli, daya tawar pemasok, dan persaingan di antara para pesaing
yang ada
Pendatang baru dalam pasar persaingan sempurna akan mudah untuk masuk ke pasar
sehingga persaingan dalam pasar ini akan semakin ketat. Kondisi persingan yang ketat
mengharuskan penyusunan strategi harus didasarkan pada analisis masing-masing
sumber. Oleh karena itu, memahami kekuatan dan kelemahan untuk merumuskan
strategi merupakan hal yang penting.
Ancaman pendatang baru dipengaruhi oleh besar kecilnya hambatan masuk dalam
suatu industry. Hambatan masuk adalah (1) skala ekonomi (2) diferensi produk, (3)
persyaratan permodalan (4) Keunggulan biaya (5) akses ke saluran distribusi dan (6)
kebijakan pemerintah
Selain adanya hambatan masuk, pendatang baru akan berpikir dua kali (1) pemain
lama memiliki sumber daya penting yang dapat digunakan untuk menyerang balik,
seperti kelebihan modal, kapasitas produksi, serta kedekatan dengan saluran distribusi
dan pelanggan, (2) pemain lama kemungkinan akan menrunkan harga untuk
mempertahankan market share (3) pertumbuhan industry yang lambat sebagai akibat
masuknya pendatang baru atau mungkin karena penurunan kinerja keuangan kolega-
kolega yang terlibat.
Sementara itu, pemasok akan memiliki kekuatan jika (1) pemasok didominasi oleh
sedikit perusahaan (2) produk yang dihasilkan unik sehingga sulit untuk mencari
pengantinya (3) produk pemasok sangat penting bagi pembeli (4) pemasok merupakan
ancaman serius apabila berintergrasi ke depan kea rah industry pembeli (5) pembeli
bukan merupakan konsumen penting bagi pemasok.
Pembeli akan mempunyai kekuatan tawar, jika (1) pembeli terkonsentrasi atau
membeli dalam jumlah yang besar (2) produk yang dibeli dari industry standar atau tidak
terdiferensi, (3) produk yang dibeli dari industry memiliki porsi yang signifikan dari
biaya beli sehingga jika ada kenaikan harga atau perusahaan lain menawarkan harga yang
lebih murah akan segera berpindah (4) produk yang dibeli hanya akan mendatangkan
keuntungan kecil bagi pembeli (5) produk yang ditawarkan industry di pandang tidak
begitu penting bagi pembeli (6) produk yang ditawarkan industry memiliki resiko
keuangan yang tinggi.
Ancaman produk pengganti akan kuat, jika (1) konsumen memiliki switching cost
yang rendah sehingga mudah untuk berpindah ke produk yang lain, (2) produk pengganti
memiliki harga yang murah dengan kualitas yang sama.
Intensitas rivalitas antarpemain dalam industry dipengaruhi oleh struktur biaya
produk, tingkat diferensiasi produk, pertumbuhan industry dan tingkat kapasitas
terpasang.

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 49


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

Intensita persaingan antar perusahaan dalam industry tergantung pada


(1) Jumlah pesaing banyak dengan kekuatan berimbang,
(2) pertumbuhan industry lambat
(3) produk atau jasa yang dihasilkan kurang terdiferensiasi
(4) produk memiliki biaya tetap tinggi dan tidak tahan lama
(5) penambahan kapasitas dalam jumlah besar akan menganggu keseimbangan
permintaan dan penawaran dalam industry
(6) rintangan keluar yang tinggi
(7) peaing memiliki perbedaan dalam strategi

4. Mengapa Amdal
1. Karena undang-undang dan peraturan-pemerintah menghendaki demikian, pemilik
proyek yang kurang memperhatikan kualitas lingkungan dan hanya memikirkan
keuntungan proyek sebesar mungkin tanpa menghiraukan dampak samping yang
timbul.
2. Amdal harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya
proyek-proyek industri.

5. KegUNaan Amdal
 Peran Amdal dalam Pengelolaan Lingkungan, aktivitas pengelolaan
lingkungan baru dapat dilakuan apabila rencana pengelolaan lingkungan telah
disusun berdasarkan dampak lingkungan yang akan timbul akibat dari proyek
yang akan di bangun
 Peran Amdal dalam pengelolaan proyek, Amdal merupakan salah satu studi
kelayakan lingkungan yang disyaratkan untuk mendapatkan perijinan selain
aspek-aspek studi kelayakan yang lain seperi aspek teknis dan aspek ekonomi,
seharusnya amdal dilakukan bersama-sama di mana masing-masing aspek dapat
memberikan masukan untuk aspek-aspek lainnya sehingga penilaian yang optimal
terhadap proyek dapat diperoleh.
 Amdal sebagai dokumen penting, laporan amdal merupakan dokumen penting
sumber informasi yang detail mengenai keadaan lingkungan pada waktu
penelitian proyek dan gambaran kedaan lingkungan di masa setelah proyek di
bangun. Dokumen ini juga penting untuk evaluasi, untuk membangun proyek
yang lokasinya berdekatan dan dapat digunakan sebagai alat legalitas

 Sebagai bahan bagi perencana dan pengelola usaha dan pembangunan wilayah
 Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup
dari rencana usaha dan atau kegiatan
 Memberi masukan untuk penyusunan desain rinci teknis dari rencana usaha dan
atau kegiatan
 Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup dari rencana usaha dan atau kegiatan
 Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu
rencana usaha dan atau kegiatan

6. TUJUAN AMDAL
1. Mengidentifikasi semua rencana usaha dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan
terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup
2. Mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan hidup yang akan terkena
dampak besar dan penting
3. Memperkirakan dan mengevaluasi rencana usaha dan atau kegiatan usaha yang
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 50


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 51


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

Bab 9
Analisis Data Berkala

TUJUAN Belajar dalam Bab ini adalah:

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 52


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

ANALISIS DATA BERKALA


Data berkala (time series data) adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk
menggambarkan perkembangan kegiatan (misalnya, perkembangan omzet penjualan
rokok kretek x dari tahun 1970 s/d 1999, dan lain-lain) Dengan menggunakan data
berkala, dimungkinkan untuk membuat ramalan (forecasting) berdasarkan garis regresi
atau garis tred, di mana ramalan ini merupakan perkirakan (estimasi) untuk waktu yang
akan datang yang sangat dibutuhkan bagi proses perencanaan.
Data berkala terdiri dari beberapa komponen, sehingga akan selalu mengalami
perubahaan dan apabila dibuat grafik akan menunjukkan suatu fluktuasi (gerakan naik
turun)

Trend Linier
Trend linier memiliki persamaan umum sebagai berikut:

Y = a + bX

Di mana :
Y = variable terikat (dependent variable)
X = Variabel bebas (independent variable, dalam hal ini waktu)
a = bilangan konstan
b = slope garis trend

Metode dan Model AnALISIS Data Berkala Linier


Terdapat beberapa metode dan model yang digunakan untuk membuat garis trend yang
didasarkan pada data-data yang didasarkan pada data-data yangb bersifat skala (time
series), yaitu : (a) Metode Tangan Bebas (Free Hand Method); (b) Metode Semi Rata-
Rata (Semi Average Method); (c) Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method); serta
(d) Metode Rata-Rata Bergerak (Moving Average Method)

1. Metode Bebas, Metode ini merupakan metode yang paling mudah, yang digunakan
untuk melihat kecenderungan bentuk garis trend berdasarkan data yang tersedia.
Adapun langkah-langkah dalam menerapkan metode ini yaitu : (i) Buatlah sumbu
tegak untuk menggambarkan variable yang akan dianalisa trendnya (sumbu Y) dan
sumbu mendatar untuk mengggambarkan variable tahun (sumbu X) (ii) Buatlah
diagram pancar, yang menggambungkan sumbu X dan Y (iii) Dengan jalan
observasi/pengamatan langsung terhadap diagram pencar, tarik garis yangmewakili
atau paling mewakili semua titik yang membentuk diagram pencar tersebut.

2. Metode Setengah Rata-Rata (Semi Average Method), metode ini pada dasarnya
merupakan pengembangan metode tangan Bebas, yang didekati dengan perhitungan
secara matematika. Dalam prakteknya data dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu
(1) Data Genap dan (2) Data Ganjil :

(1) Data Genap, Untuk data yang jumlah observasinya genap, (2) Data Ganjil, data
yang jumlah observasinya ganjil, maka tahapan dan langkah-langkah yang harus
ditempuh, yaitu :
(a). Sumbu datar yang mencerminkan variable waktu (sumbu X), identitas tahunnya
diganti dengan angka, mulai dari angka 0 (nol) dan seterusnya, sementara
variable yang dianalisis dismbolkan dengan Y
(b) Membagi data deret waktu membagi dua kelompok 1 dan kelompok II. Bila
jumlah tahunnya genap langsung di bagi dua saja. Bila jumlah tahunnya ganjil
maka tahun yang ditengah dihilangkan saja atau dimasukkan ke dalam kedua
kelompok.
(c) Menentukan Rata-rata hitung tiap kelompok ( Rata-rata hitung ini disebut
setengah rata-rata dan letakkan pada tahun pertengahan tiap kelompok
(d) Nilai setengah rata-rata pada masing-masing kelompok dapat dianggap sebagai
nilai trend per 30 Juni masing-masing periode dasar ( periode dasar= tahun yang
memuat nilai setengah rata-rata tersebut)

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 53


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

(e) Menentukan perubahaan nilai trend (Rata-rata pertambahan atau rata-rata


penurunan tiap tahunnya) dengan rumus :

b=

b = Rata-rata perubahaan tiap tahun ( bila nilai b > 0 = pertambahan, dan bila nilai
b < 0= penurunan
n = banyaknya unit tahun antara tahun dasar (periode

(f) Menentukan nilai trend pada periode (tahun) tertentu

Y = a + bX
Y = nilai trend pada periode tertentu a =
nilai trend periode dasar
b = perubahaan nilai trend X
= periode waktu

Contoh 6-1
1. Berdasarkan data yang tercantum pada tabel di bawah ini, tentukanlah :
a. Persamaan trend
b. Nilai trend masing-masing tahun
c. Ramalan rata-rata produksi tiga tahun ke depannya yaitu tahun 2012, 2013 dan 2014
d. Interpretasi nilai b yang diperoleh

Tabel 6-1 Berikut ini menyajikan rata-rata produksi per bulan ( dalam ribuan) kendaraan di
Toyota dari tahun 2003 sampai dengan 2011

Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Produksi 20 10 30 50 35 40 35 50 40

Penyelesaian :
(a) Menentukan persamaan trend
Tahun Produksi Rata-rata tiap kelompok/ Nilai trend
setengah rata-rata
2003 20
2004 10 27,5
2005 30 ==
2006 50

2008 40
2009 35 == 41,25
2010 50
2011 40
 Nilai b =

Nilai b =
= = 3,438
Persamaan trendnya :
(1) Y = 27,5 + 3,438 X
(2) Y = 41,25 + 3,438 X

(b) Menentukan nilai trend masing-masing tahun, dengan menggunakan rumus Y = a + bX,
didapatkan nilai trend tahun-tahun lainnya :
Untuk tahun 2003 : Y = 27,5 + 3,438 (-2) = 20,624
Untuk tahun 2004 : Y = 27,5 + 3,438 (-1) = 24,063
Untuk tahun 2005 : Y = 27,5 + 3,438 (0) = 27,5
Untuk tahun 2006 : Y = 27,5 + 3,438 (1) = 30,938
Untuk tahun 2007 : Y = 27,5 + 3,438 (2) =34,375
Untuk tahun 2008 : Y = 41,25 + 3,438 (-2) = 34,374
Untuk tahun 2009 : Y = 41,25 + 3,438 (-1) = 37,812
Untuk tahun 2010 : Y = 41,25 + 3,438 (0) = 41,25
Untuk tahun 2011 : Y = 41,25 + 3,438 (1) = 44,688
Untuk tahun 2012 : Y = 41,25 + 3,438 (2) = 48,126

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 54


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

(c) Ramalan rata-rata produksi tiga tahun ke depannya adalah :


Untuk tahun 2013 : Y = 41,25 + 3,438 (3) = 51,564
Untuk tahun 2014 : Y = 41,25 + 3,438 (4) = 55,002
Untuk tahun 2015 : Y = 41,25 + 3,438 (5) = 58,44
(d) Interprestasi nilai b = 3,438 artinya bahwa pertambahan rata-rata produksi kendaran Toyota
sebesar 3,438 per bulan dalam kurun waktu 2003 – 2011

2. Berdasarkan data yang tercantum pada tabel di bawah ini, tentukan


Tabel 6-2 Produksi Semen Nusantara kurun waktu 2004 – 2010 (dalam ribuan ton) seperti data
berikut ini

Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010


Produksi semen Nusantara 15 10 20 25 16 12

a. Persamaan trend
b. Nilai trend untuk masing-masing tahun
c. Taksirlah produksi pabrik semen gresik untuk lima dan 10 tahun ke depan
d. Interpretasi nilai b yang diperoleh

(a) Menentukan persamaan trend


Tahun Produksi Rata-rata tiap kelompok/ Nilai trend
setengah rata-rata
2005 15
2006 10 15
2007 20 = =

2008 25
2009 16 = = 17,67
2010 12

 Nilai b =

Nilai b =
= = 0,89

Persamaan trendnya :
(1) Y = 15 + 0,89 X
(2) Y = 17,67 + 0,89 X

(b) Interprestasi nilai b = 0,89 artinya bahwa pertambahan produksi semen nusantara sebesar
0,89 per bulan dalam kurun waktu 2005 – 2010
(c) Ramalan rata-rata produksi tiga tahun ke depannya adalah :
Untuk tahun 2011 : Y = 17,67 +0,89 (2) = 19,45
Untuk tahun 2012 : Y = 17,67 +0,89 (3) = 20,34
Untuk tahun 2013 : Y = 17,67 +0,89 (4) = 21,23

3. Metode Rata-Rata bergerak (Moving Average Method)

Dalam metode ini tidak dibedakan apakah data berjumlah genap atau berjumlah ganjil, Tujuan
analisis ini yaitu agar data-data yangb bergejolak dengan tidak teratur diisolasikan fluktuasinya
baik karena pengaruh musim, residu, atau bahkan fluktuasi siklis. Dasar perhitungan ini yaitu
mencari nilai rata-rata dari beberapa tahun secara berturut-turut, sehingga dip[eroleh nilai rata-
rata yang bergerak secara teratur atas dasar jumlah tahun tertentu.
Apabila kita memiliki data verkala sebanyak i : X1, X2, X3 … Xi, maka rata-rata bergerak (moving
average), n waktu (tahun, bulan, minggu, hari) merupakan urutan rata-rata hitung sebagai berikut

Contoh 6-2 :

Berdasarkan data di bawah ini, hitunglah nilai rata-rata bergerak dengan dasar 5 tahun Tabel 6-
3 Berikut ini menyajikan rata-rata produksi per bulan ( dalam ribuan) kendaraan di Toyota dari
tahun 2003 sampai dengan 2011

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 55


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Produksi 20 10 30 50 35 40 35 50 40

Penyelesaian :
Tahun Produksi Rata-rata bergerak dengan dasar Nilai Trend Rata-rata
5 tahun bergerak dengan dasar
5 tahun
2003 20 -
2004 10 -
2005 30 -
2006 50 -
2007 53 20 + 10 + 30 +50 + 53 = 163 163/5 = 32,6
2008 40 10 + 30 +50 + 53 + 40 = 183 183/5 = 36,6
2009 35 30 + 50 + 53 + 40 + 35 = 226 226/5 = 45,2
2010 50 50 + 53 + 40 + 35 + 50 = 228 228/5 = 45,6
2011 40 53 + 40 +35 +50 + 40 = 218 218/5 = 43,6

4. Metode Kuadrat Terkecil ( Least Square Method), seperti pada metode semi rata- rata,
data yang akan dianalisis juga dibedakan menjadi 2 yaitu (1) Data Genap (2) Data Ganjil,
(1) Data Genap, Untuk data yang jumlahnya observasinya genap, maka tahapan dan langkah-
langkah yang harus ditempuh yaitu :
(2) Untuk Data Ganjil, data yang jumlahnya observasinya ganjil,

Adapun Langkah-Langkah yang harus ditempuh :

(a) Sumbu datar mencerminkan variable waktu (sumbu x) dan sumbu vertilkal
mencerminkan variable yang akan dianalisis (sumbu y)
(b) Data untuk sumbu x (variable waktu) di bagi menjadi 2 (dua) sama besarnya,
kemudian diberi angka selisih 2 (dua) dan tidak ada angka 0, sedangkan untk data
ganjil, data yang letaknya ditengah diberi angka 0 (nol) dan selisihnya angkanya 1
(satu)
(c) Cari persamaan garis trend :

Persamaan Nilai Trend linier :

DY
i m=anaa+ bX

∑฀฀
a= ฀

∑฀฀฀฀
b=
∑฀฀

Y = nilai trend pada periode tertentu


a = intersep yaitu besarnya nilai Y bila nilai X = 0
b = slope garis trend, yaitu perubahaan variable y untuk setiap perubahaan satu unit
variable x
x = periode waktu

Untuk membuat nilai ∑ tergantung dari jumlah data tahunnya yaitu genap atau
ganjil, :

(1) Bila jumlah data tahun tidak habis di bagi dua yaitu ganjil maka di pakai skala x = 1
tahun, maka tahun dasar diletakkan pada tahun yang tengah, misalnya sebagai berikut
:
Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Skala x -3 -2 -1 0 1 2 3

(2) Bila jumlah data tahun habis di bagi dua yaitu genap maka di pakai skala x = ½
tahun, maka tahun dasar diletakkan pada pertengahan tahun, misalnya sebagai berikut
Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Skala x -7 -5 -3 -1 1 3 5 7

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 56


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

Contoh 6-3 :
Tabel 6-4 Berikut ini menyajikan rata-rata produksi per bulan ( dalam ribuan) kendaraan di
Toyota dari tahun 2003 sampai dengan 2011

Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Produksi 20 10 30 50 35 40 35 50 40

a. Tentukan persamaan trendnya menurut metode kuadrat terkecil


b. Hitunglah nilai trend untuk masing-masing tahun
c. Proyeksikan rata-rata produksi pada tahun 2016

Penyelesaian :

Tahun
2003 20 -4 16 -80
2004 10 -3 9 -30
2005 30 -2 4 -60
2006 50 -1 1 -50
2007 35 0 0 0
2008 40 1 1 40
2009 35 2 4 70
2010 50 3 9 150
2011 40 4 16 160
∑ ∑ ∑


a = = = 34,44

b = = = 33,33

Persamaan garis trendnya adalah Y = 34,44 + 33,33 X
b) nilai trend untuk masing-masing tahun
untuk tahun 2003, Y = 34,44 + 33,33 (-4) = -98,88
untuk tahun 2004, Y = 34,44 + 33,33 (-3) = -65,55
untuk tahun 2005, Y = 34,44 + 33,33 (-2) = -32,22
untuk tahun 2006, Y = 34,44 + 33,33 (-1) = 1,11
untuk tahun 2007, Y = 34,44 + 33,33 (0) = 34,44
untuk tahun 2008, Y = 34,44 + 33,33 (1) = 67,77
untuk tahun 2009, Y = 34,44 + 33,33 (2) = 101,1
untuk tahun 2010, Y = 34,44 + 33,33 (3) = 134,43
untuk tahun 2011, Y = 34,44 + 33,33 (4) = 167,76

c). Proyeksikan rata-rata produksi pada tahun 2016 adalah


Y2016 = 34,44 + 33,33 (9) =334,41

Jadi rata-rata produksi pada tahun 2016 diperkirakan 334,41 rata-rata produksi

2. Berdasarkan data yang tercantum pada tabel di bawah ini, tentukan


a. Tentukan persamaan trendnya menurut metode kuadrat terkecil
b. Hitunglah nilai trend untuk masing-masing tahun
c. Proyeksikan rata-rata produksi pada tahun 2013

Tabel 6-5 Produksi Semen Nusantara kurun waktu 2004 – 2010 (dalam ribuan ton) seperti data
berikut ini
Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Produksi semen Nusantara 15 10 20 25 16 12

Penyelesaian :
Tahun
2005 15 -5 25 -75
2006 10 -3 9 -30
2007 20 -1 1 -20
2008 25 1 1 25
2009 16 3 9 48

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 57


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

2010 12 5 25 60
∑ ∑ ∑


a = = = 16,33

b = = = 1,33

Persamaan garis trendnya adalah Y = 16,33 + 1,33 X
b) nilai trend untuk masing-masing tahun
untuk tahun 2005, Y = 16,33 + 1,33 (-5) = 9,68
untuk tahun 2006, Y = 16,33 + 1,33 (-3) = 12,34
untuk tahun 2007, Y = 16,33 + 1,33 (-1) = 15
untuk tahun 2008, Y = 16,33 + 1,33 (1) = 17,66
untuk tahun 2009, Y = 16,33 + 1,33 (3) = 20,32
untuk tahun 2010, Y = 16,33 + 1,33 (5) = 22,98
c). Proyeksikan rata-rata produksi semen nusantpada tahun 2012 adalah
Y2012 = 16,33 + 1,33 (9) = 28,3
Jadi rata-rata produksi pada tahun 2012 diperkirakan 28,3 rata-rata produksi

Trend Non Linier


1. Trend Parabola

Y = a + bx + c𝑥
Di mana :
a,b,c adalah bilangan konstan
Y’ = variabel terikat
x = variabel bebas yaitu waktu

Dengan metode kuadrat terkecil (least square method) persamaan trend tersebut dapat di
cari dengan terlebih dahulu menghitung nilai a, b dan nilai c, dengan cara menyelesaikan
secara simultan (ketiga) persaman normal berikut :

Persamaan :

∑y1 = n.a +b.∑ + c.∑


∑ =a.∑ b. ∑
∑ y1 = a. ∑ + b. ∑ c. ∑

Persamaan di atas dapat disederhanakan ∑ sehingga persamaan tersebut


menjadi persamaan :

Persamaan :
∑y1 = n.a + c.∑
∑ = b. ∑
∑ y1 = a. ∑ + c. ∑

Contoh 6-4 :
Tabel 6-6 Produksi Semen Nusantara kurun waktu 2004 – 2010 (dalam ribuan ton) seperti data
berikut ini
Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Produksi semen Nusantara 15 10 20 25 16 12

a. Dengan menggunakan kuadrat terkecil tentukanlah persamaan trend parabola

b. Hitunglah nilai trend untuk masing-masing tahun

c. Taksirlah untuk tahun 2015

Penyelesaian :
Tahun
2005 15 -5 25 -75 375 625
2006 10 -3 9 -30 90 81
2007 20 -1 1 -20 20 1

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 58


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

2008 25 1 1 25 25 1
2009 16 3 9 48 144 81
2010 12 5 25 60 300 625
∑ 98 ∑0 ∑ 69 ∑8 ∑ 954 ∑ 1414

∑ = b. ∑
8 = 69 b
b = 8,625
∑y1 = n.a + c.∑
98 = 6a + 69 c Persamaan (1)
∑ y1 = a. ∑ + c. ∑
954 = 69a + 1414c Persamaan (2)
(1) 98 = 6a + 69c (x 69)
(2) 954 = 69a + 1414c (x6) -
6762 = 414a + 4761c
5724 = 414a + 8484c -
1038 = -3723c
c=
= -3,639

(1) 98 = 6a + 69 c
98 = 6a + 69 (-3,64)
98 = 6a + (-251,16)
-6a = -251,16 – 98
-6a = -349,16
a = 58,193

Jadi Persamaan garis trendnya adalah Y = 58,193 + 8,625x - 3,639 x2

b. Menentukan nilai trend masing-masing tahun


Tahun 2004 = Y = 58,193 + 8,625 (-3) – 3,639 (-3)2 = 58,193 – 25.875 – 32,751 = 19,567
Tahun 2005 = Y = 58,193 + 8,625 (-2) – 3,639 (-2)2 = 58,193 – 17,25 – 14,556 =26,387
Tahun 2006 = Y = 58,193 + 8,625 (-1) – 3,639 (-1)2 = 58,193 - 8,625 – 3,639 = 45,929
Tahun 2007 = Y= 58,193 + 8,625 (-0) – 3,639 (-0)2 = 58,193
Tahun 2008 = Y = 58,193 + 8,625 (1) – 3,639 (1)2 = 58,193 + 8,625 – 3,639 = 63,179
Tahun 2009 = Y= 58,193 + 8,625 (2) – 3,639 (2)2 = 58,193 + 34,5 – 14,556 = 78,137
Tahun 2010 = Y = 58,193 + 8,625 (3) – 3,639 (3)2 = 58,193 + 25,875 – 32,751 = 51,317

2. Trend Eksponensial
Trend eksponensial di gunakan bila tingkat perubahaan per periode dari suatu variable tetap.
Persamaan trend eksponensial , persamaan ini dalam bentuk logaritma menjadi : Log
Y = log a + x log b

Dengan meminimumkan ∑( melalui metode kuadrat terkecil di dapat dua persamaan


normal sebagai berikut :
∑log ∑
∑( ∑ ∑

Dengan ∑ , kedua persamaan normal di atas dapat disederhanakan menjadi dua


persamaan sebagai berikut :

log a =

log b =

Contoh 6-5:
Tabel 6-7 Produksi Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta dalam kurun waktu tahun 2004 – 2010
(dalam ribuan ton) seperti data berikut ini

Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010


Jumlah Produksi 10 11 16 15 22 21 23
(x1000 ton)

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 59


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

a. Buatlah persamaan trend dengan menganggap distribusi data observasi mengikuti


trend eksponensial Y = abx

b. Hitunglah nilai trend untuk masing-masing tahun

c. Taksir untuk tahun 2015

Penyelesaian :
Tahun ฀ ฀ ฀ log ฀ ฀ ฀฀ ฀
2004 10 -3 9 1,000 10,000
2005 11 -2 4 1,041 11,451
2006 16 -1 1 1,204 19,264
2007 15 0 0 1,176 17,640
2008 22 1 1 1,342 29,524
2009 21 2 4 1,322 27,762
2010 23 3 9 1,362 31,326
Jumlah ∑ ฀ 118 ∑฀ 0 ∑ ฀ 28 ∑ log ฀ 8,447 ∑ ฀ ฀฀ ฀ 146,967

Penyelesaian :
Log a =∑log 1,21
Log a = ∑ = = 5,25

Jadi Persamaan trend eksponensial adalah
Y = 1,21 (5,25) x
b. Menentukan nilai trend masing-masing tahun
Untuk Tahun 2004 = Y = 1,21 (5,25)-3 = 0,0084
Untuk Tahun 2005 = Y = 1,21 (5,25)-2 = 0,044
Untuk Tahun 2006 = Y = 1,21 (5,25)-1 = 0,023
Untuk Tahun 2007 = Y = 1,21 (5,25)0 = 1,21
Untuk Tahun 2008 = Y = 1,21 (5,25)1= 6,35
Untuk Tahun 2009 = Y = 1,21 (5,25)2 = 33,35
Untuk Tahun 2010 = Y = 1,21 (5,25)3= 175,10
c. Menghitung tahun 2015 skala X =9
Y = 1,21 (5,25)9= 3.666.225

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 60


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

Bab 10
Laporan Studi Kelayakan Bisnis

TUJUAN Belajar dalam Bab ini adalah:

. Laporan STUdi Kelayakan BiSNIS

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 61


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

LAPORAN STUDI KELAYAKAN BISNIS

1. Bagian Awal Laporan Studi Kelayakan Bisnis :


 Sampul
 Halaman Daftar Isi
 Halaman daftar tabel (jika ada)
 Halaman daftar gambar (jika ada)
 Halaman Daftar singkatan (jika ada)
 Halaman daftar lampiran (jika ada)

2. Bagian Utama Laporan Studi Kelayakan Bisnis

1. Ikhtisar, berisi tentang latar belakang bisnis dan hasil analisis setiap aspek
kelayakan bisnis beserta kesimpulan dan saran secara singkat. Dengan membaca
ikhtisar dalam laporan studi kelayakan bisnis, pembaca diharapkan dapat
memahami dengan cepat alas an dibangunnya bisnis dan kelayakan tiap aspek
beserta kesimpulan dan sasarannya dengan cepat, sedangkan jika pembc ingin
memahami isi secara rinci, pembaca dapat melanjutkan dengan membaca pada
bab-bab berikutnya

2. Latar belakang bisnis


A. Alasan Dibangunnya Bisnis
B. Kondisi Industri

3. Aspek Hukum
A. Analisis Kesesuaian Bisnis dengan Hukum
B. Analisis Kemampuan Memenuhi Perijinan
C. Analisa Bdan Usaha
D. Analisa Profil Pemilik
E. Kesimpulan Analisis Aspek Hukum
4. Aspek Lingkungan
A. Analisis Lingkungan Operasional
B. Analisis Lingkungan Dekat
C. Kesimpulan Analisis Aspek Lingkungan

5. Aspek PAsar dan Pemasaran


A. Analisis Potensi Pasar
B. Analisis Persaingan
C. Analisis Market Share
D. Analisis Strategi Pemasaran untuk mencapai Market Share
E. Kesimpulan Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran

6. Aspek Teknis dan Teknologi


A. Analisis Lokasi Bisnis
B. Analisis Luas Produksi
C. Analisis Layout Pabrik
D. Analisis Kesiapan Teknologi
E. Kesimpulan Analisis Aspek Teknis dan Teknologi

7. Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia


A. Analisis Penjadwalan Proyek
B. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja
C. Analisis Kemampuan Memenuhi Kebutuhan Tenaga Kerja
D. Analisis Rencana Struktur Organisasi
E. Kesimpulan Kelayakan Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 62


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

8. Aspek Keuangan
A. Analisis Kebutuhan Ivestasi
B. Analisis Kebutuhan Modal Kerja
C. Analisis Biaya Operasional
D. Analisis Struktur Pemodalan
E. Analisis Rasio Kelayakan Keuangan (Payback Period, Net Present Value,
Profitabilitas Indeks, Internal Rate of Return, dan Avera Rate of Return)
F. Kesimpulan Analisis Aspek Keuangan

9. Kesimpulan dan Rekomendasi

Daftar Pustaka

Lampiran

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 63


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

Bab 11
Pedoman Pelaksanaan Studi Kelayakan Bisnis

TUJUAN Belajar dalam Bab ini adalah:

Pedoman PELAKSanaan STUdi Kelayakan BISniS

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 64


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

PEDOMAN STUDI KELAYAKAN BISNIS

A. PENGANTAR

1. Tujuan yang diperoleh dari proses pembelajaran suatu ilmu hendaknya diukur,
dari segi kognitif hendaknya pembelajaran mampu menyadarkan mahasiswa akan
maksud dan manfaat ilmu tersebut, termasuk dalam hal konsep-konsep, ide-ide
dan prinsip-prinsipnya. Dari aspek afektif hendaknya pembelajaran dapat
diasosiasikan dengan perasaan-perasaan dalam hal sikap, penilaian, dan aspresiai
terhadap ilmu tersebut, terakhir dari apek psikomotorik, hendaknya apa yang
diajarkan mampu diasosiasikan dengan motor skill yaitu mampu
mempraktekkannya di lapangan
2. Tugas lapangan ini bertujuan untuk mengukur aspek psikomotorik, yaitu
memanfaatkan pengetahuan yang telah mahasiswa terima selama kuliah, berupa
kerja praktek melakukan studi kelayakan suatu rencana/ide bisnis

B. TEKNIS PELAKSANAAN

1. Kelompok mahasiswa, dengan jumlah tertentu, melaksanakan tugas praktek


lapangan, berupa suatu kajian atau studi mengenai kelayakan pada bisnis berskala
kecil, cirinya, modal awal usaha tersebut berkisar antara puluhan juta rupiah
sampai 1 milyard rupiah
2. Jenis usaha dapat dipilih, seperti yang telah disiapkan di bawah ini, akan tetapi,
kelompok mahaiswa dapat memilih jenis usaha lain yang paling mungkin
dikerjakan, misalnya
 Warung internet
 Warung telekomunikasi
 Rental VCD dan Play station
 Rental computer
 Rental kendaran bermotor
 Percetakan, Foto copi
 Usaha penitipan anak
 Usaha kurir
 Usaha DEsain Website
 Usaha Penerbitan Buku
 Usaha Penyelengara Seminar
 Usaha Pengadaan T-Shirt Berlogo
 Usaha Penyelenggarakan Kursus secara In House Training
 Usaha Penyajian Informasi Bisnis berkala
 Usaha Dokumentasi Acara Penting
3. Dalam melakukan studi terhadap aspek-aspek yang akan diteliti, misalnya aspek
apsar, aspek pasar, aspek pemasaran, aspek ekonomi, aspek SDM, keuangan, dan
sebagainya
4. Pilih salah stu scenario, scenario pertama adalah produk yang menjadi follower
atau yang kedua, mejadi produk leader, juga apakah bisnis akan dibuat dari nol
yaitu terlebih dahulu membuat perusahaan, sarana dan prasarana atau hanya untuk
memproduksi suatu produk baru saja
5. Kajian, dalam hal paparan datanya, cara menganalisa, hasil analisis, dan
kesimpulan dari studi hendaknya terpola
6. Kerangka penyajian laporan hendaknya telah disiapkan, akan tetapi tentu saja
dapat dimodifikasikan sesuai dengan kebutuhan asal menjadi semakin lengkap
7. Petunjuk pelaksanaan kegiatan ditulis dalam huruf miring

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 65


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

C. DESAIN PEDOMAN PRAKTEK


Pedoman Praktek Kerja SKB ini akan terbagi atas tiga bagian, yaitu :
1. Ikhtisar ( Executive Summary)
2. Proses dan hasil Studi Tiap Aspek
3. Rangkuman dan Rekomendasi

IKHTISAR (EXECUTIVE SUMMARY)

Bagian ini mdemaparkan beberapa karakteristik utama mengenai obyek penelitian, waktu
dan tenaga pelaksanaan seperti berikut ini :
1. Nama Industri/Jenis Usaha (Sebutkan nama jenis usaha yang diajukan)
2. Bidang Industri : Manufaktur/Jasa/Perdagangan
3. Sifat Usaha : Bisnis baru/Diversifikasi Produk (Pilih salah satu sifat usaha, maksud
dari bisnis baru adalah bahwa bisnis akan dibangun dari nol, di mana produknya dapat
berapa produk sebagai follower atau leader, di pasar belum ada, sedangkan,
diversifikasi produk dianggap bahwa bisnis tidak dibangun dari nol, dan produk hasil
diversifikasi produk dianggap bahwa bisnis tidak dibangun dari nol, dan produk hasil
diversifikasi juga dapat berupa produk sebagai follower atau leader)
4. Deskripsi usaha dan Manfaat Bagi Konsumen (Jelaskan secukupnya mengenai usaha
yang akan diajukan, berikut manfaatnya bagi konsumen)
5. Waktu studi (Tulis tanggal mulai dan tanggal selsesai proses penelitian, mulai dari
awal pembuatan desain sampai laporan penelitian di buat)
6. Anggota kelompok studi (tulis nama-nama anggota yang secara aktif turut
berkontribusi dalam melakukan studi kelayakan ini)
7. Hasil Studi (Kesimpulan tiap aspek, apakah rencana bisnis layak atau tidak layak) serta
kesimpulan akhir)

PROSES DAN HASIL STUDI

Bagian ini memaparkan bagaimana hendaknya proses kajian dilakukan untuk semua
aspek, yaitu berupa paparan mengenai data, alat analisis, cara menganalisis, hasil analisis
dan kesimpulan hasil studi.

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

a. Bentuk pasar produsen dan pasar konsumen yang akan dipilh, atas kajian tersebut,
misalnya, pasar produsen yang dipilih adalah persaingan sempurna, dan pasar
konsumen yang dipilih adalah pasar industry
b. Prakiraan perkembangan permintaan konsumen terhadap produk, sejenis di masa
depan. Kajiannya misalnya dilakukan dengan metode peramalan (forecasting)
c. Prakiraan perkembangan penawaran produsen produk sejenis di masa depan. Kajian ini
pun dapat menggunakan metode peramalan seperti diatas
d. Peluang pasar yang masih tersedia dari produk sejenis di masa depan, dengan
diketahuinya volume produksi yang diterima pasar, dan diketahui pula besar pasar
potensialnya, maka dapat diketahui peluang pasar yang masih tersedia
e. Produk Life Cycle dari produk pesaing, penentuan PLC-nya dapat dilakukan dengan
misalnya pembuatan kurva yang dapat dibuat berdasarkan penjualan produk dalam
beberapa waktu tertentu
f. Market share produk sejenis saat ini, nilainya dapat diketahui dengan membandingkan
volume produk perusahaan dengan total produk yang diproduksi oleh seluruh
perusahaan pesaing
g. Penentuan segmentasi, target, dan posisi produk. Berikan analisis keputusannya
h. Sikap dan perilaku konsumen terhadap produk yang akan diproduksi, konsumen
potensial perlu disurvey
i. Kebijakan bauran pemasaran yang akan dilakukan, kebijakan bauran pemasaran yang
terdiri dari aspek place, price, promosi dan produk perlu disusun dan ditetapkan
terhadap produk yang akan dipasarkan.

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 66


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI


a. Pemilihan dan perencanaan produk yang akan diproduksi, dalam kegiatan ini, tentukan
ide-ide produk, lalu seleksilah untuk menentukan ide produk yang paling tepat.
Selanjutnya, buat desain produk awal, lanjutkan dengan pembuatan prototif serta
mengujinya, Jadi, berdasarkan desain produk, perencanaan proses manufaktur dibuat
melalui penetapan rincian spesifikasi proses serta urutannya, secara cermat
b. Rencana kualitas, kualitas produk merupakan hal penting bagi konsumen, kualitas
produk, baik yang berupa barang maupun jasa perlu ditentukan. Tentukan tolok ukur
rencana kualitas produk yang akan diproduksi
c. Pemilihan teknologi, teknologi yang dipilih perlu ditentukan. Patokan umum yang
dapat dipakai, misalnya adalah dengan mengetahui seberapa jauh derajat mekanisasi
yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan. Beberapa criteria lainnya,
misalnya adalah kesesuaian dengan bahan mentah yang dipakai, keberhasilan
pemakaian teknologi di tempat lain, kemampuan tenaga kerja dalam pengoperasian
teknologi, dan kemampuan antisipasi terhadap teknologi lanjutan
d. Rencana kapasitas produksi, rata-rata penggunaan kapasitas dapat diukur dengan
persentase pemakaian kapasitas untuk berproduksi di bagi dengan kapasitas yang
tersedia. Tentukan rencana kapasitas produksi
e. Perencanaan letak pabrik/lokasi fasilitas jasa, tentukan letak pabrik bagi usaha
manufaktur dan letak layanan jasa bagi usaha jasa. Untuk Usaha Manufaktur,
hendaknya perlu dianalisis perihal letak konsumen potensial, letak bahan baku utama
berada, sumber tenaga kerja, sumber daya lainnya, fasilitas transportasi, failitas untuk
pabrik, lingkungan masyarakat sekitar yang akan mempengaruhi aktiviyas pabrik dan
peraturan pemerintah.
f. Perencanaan tata letak (layout) pabrik/fasilitas jasa. Bagi perusahaan manufaktur,
paling tidak ada tiga jenis tempat yang perlu diatur layoutnya yaitu pabrik, kantor, dan
gudang. Bagi fasilitas jasa, tata letak fasilitas jasa akan berpengaruh pada persepsi
pelangan terhadap kualitas suatu jasa. Tentukan rencana tataletak ini secara spesifik.
g. Perencanaan tataletak bagian lainnya, hendaknya dipaparkan pula bagaimana rencana
tata letak bagian lainnya, baik untuk usaha manufaktur maupun untuk layanan jasa
h. Perencanaan Jumlah produksi, di dalam industry manufaktur, ada beberapa factor
utama yang akan mempengaruhi perencanaan jumlah produksi perusahaan, yang
biasanya dijadikan sebagai pembatas bagi jumlah produksi yang akan dihasilkan,
factor-faktor tersebut adalah jumlah permintaan, kapasitas pbrik, suplai bahan baku,
modal kerja, peraturan pemerintah, dan ketentuan teknis lainnya, jadi, tentukan jumlah
produksi yang direncanakan.
I Perencanaan mengenai persediaan, perencanaan dapat dilakukan dengan dua cara,
pertama bersifat independen, di mana permintaan bahan bakunya tidak tergantung
pada produksi barang lain; dan keduanya; bersifat dependen, di mana sifat permintaan
tergantung pada jumlah suatu produk yang dibuat. Hal-hal yang perlu dikaji antara lain
adalah perihal jumlah order, safety stock, system inventori dan materials requirement
planning
j. Pengawasan kualitas produk, kualitas produk merupakan suatu kesatuan karakteristik
produk yang dapat memenuhi harapan-harapan para konsumennya. Untuk menentukan
kualitas produk yang diharapkan dapat dilihat berdasarkan tiga aspek, yaitu
perencanaan kualitas, pengendalian kualitas, dan perbaikan kualitas.

ASPEK MANAJEMEN

a. Pembangunan proyek, hal-hal yang perlu dikaji adalah :


1. Bagaimana perencanaan pembangunan proyeknya
2. Bagaimana pengorganisasiaan pembangunan proyeknya
3. Bagaimana penggerakan pembangunan proyeknya
4. Bagaimana pengendalian pembangunan proyeknya
5. Bagaimana teknis dalam mengakhiri pembangunan proyeknya
6. Lain-lain yang dianggap perlu
b. Aspek Manajemen Implementasi Bisnis, hal-hal yang perlu dikaji adalah :
1. Bagaimana perencanaan dari implementasi bisnisnya
2. Bagaimana pengorganisasian dari implementasi bisnisnya
3. Bagaimana penggerakan dari implementasi bisnisnya
4. Bagaimana pengendalian implementasi bisnisnya
5. Lain-lain yang dianggap perlu

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 67


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA

a. Perencanaan SDM, dalam membangun proyek bisnis, ketersediaan SDM-nya yaitu


manajer proyek dan staff proyek hendaknya dikaji secara cermat
b. Analisis pekerjaan, analisis pekerjaan merupakan proses untuk menentukan isi suatu
pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat dijelaskan kepada orang lain. Isi suatu pekerjaan
merupakan hasil dari analisis pekerjaan dalam bentuk tertulis dan sering disebut
deskripsi pekerjaan, selanjutnya agar suatu pekerjaan dapat dikerjakan oleh orang yang
tepat, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh orang tersebut. Ini sering disebut
dengan kualifikasi/spesifikasi personalia
c. Kompensai, kompensaasi dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang diterima karyawan
sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Imbalan atau balas jasa yang diterima karyawan
terbagi menjadi dua, yaitu imbalan yang bersifat finasial dan non financial, kajilah
rencana kompensasinya
d. Keselamatan dan kesehatan kerja, keselamatan dan kesehatan kerja perlu terus dibina
agar dapat meningkatkan kualitas keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.Kajilah
rencana keselamatan dan kesehatan kerja dari bisnis yang akan dilaksanakan.
e. Pemberhentian. PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dari suatu organisasi terhadap
karyawannya dapat menimbulkan kerugian baik bagi perusahaan maupun bagi
karyawan. Agar tidak muncul masalah bagi pemberhentian ini, proses pemberhentian
karyawan hendaknya didasarkan pada peraturan-peraturan yang berlaku, namun
demikian, dalam kenyatan pemecatan sering terjadi. Jika pemencatan terpaksa
dilakukan, hendaknya itu dilakukan menurut prosedur yang berlaku. Kajilah rencana
PHK bagi karyawan berkaitan dengan dampaknya bagi pembangunan proyek maupun
dalam implementasi bisnis.

ASPEK KEUANGAN

a. Jumlah dana yang dibutuhkan untuk aktiva tetap dan modal kerja
b. Sumber dana yang akan dipilih
c. Prakiraan aliran kas (cash-flow)
d. Biaya modal (cost of capital)
e. Kondisi sensitivitas
f. Penilaian investasi melalui PP, NPV, IRR, PI dan Breakevent Point
g. Pilihan aktiva, apakah melalui leasing atau beli
h. Lain-lain yang dianggap perlu
Simpulkan hasil studi aspek keuangan, baik untuk pembangunan proyek maupun
implementasi bisnis

ASPEK LINGKUNGAN HIDUP

1. PIL (Penyajian Informasi Lingkungan)


2. KA (Kerangka Acuan)
3. ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)
4. RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan)
5. RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan)
6. Lain-lain yang diangap perlu
Catatan : Komponen-komponen aspek lingkungan hidup akan dipelajari tergantung pada
jenis bidang bisnis, sesuai dengan aturan dalam AMDAL

ASPEK EKONOMI, SOSIAL, DAN POLITIK


A. Aspek Ekonomi terdiri atas:
1. Sisi rencana pembangunan nasional
2. Sisi distribusi nilai tambah
3. Sisi investasi per tenaga kerja
4. Hambatan di bidang ekonomi
5. Dukungan pemerintaj
B. Aspek social
C. Aspek Politik

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 68


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

ASPEK YURIDIS
A. Aspek Pelaku Bisnis
1. Bentuk Badan Usaha
2. Identifikasi Pelaksana Bisnis
B. Bisnis apa yang akan dilaksanakan
C. Di mana bisnis akan dilaksanakan
D. Waktu Pelaksanaan Bisnis
E. Bagaimana Cara Pelaksanaan Bisnis

RANGKUMAN DAN REKOMENDASI, apakah rencana bisnis dinyatakan layak atau


tidak, berikan rekomendasikannya.

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 69


Universitas Mohammad Husni Thamrin Studi Kelayakan Bisnis

DAFTAR PUSTAKA

Freddy Rangkuti, Studi Kelayakan Bisnis & Investasi Studi Kasus, Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2012
Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis, Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis
Secara Komprehensif, Edisi 2, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997
Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis, Edisi 3 Revisi, Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2005
Suad Husnan, Suwarsono Muhammad. Studi Kelayakan Proyek, Edisi Keempat, UPP
AMP YKPN Yogyakarta,
Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis, Penerbit Andi Yogyakarta 2010
Kasmir, Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Revisi, Penerbit Prenadamedia Group,
Jakarta, 2003

Agustinus Yanuar Budhi Heriyanto, ST.,MM 70

Anda mungkin juga menyukai