Anda di halaman 1dari 4

Hal 3-4

TUJUAN STUDI KELAYAKAN BISNIS

Sebagaimana dijelaskan di atas, banyak sekali tujuan yang hendak dicapai ketika melakukan studi
kelayakan bisnis,

1. Bisnis yang dilalukan bisa berhasil, dalam arti bisa kembali modal dalam waktu tertentu,
bahkan modal tersebut dapat berkembang.
2. Tidak merugi, artinya seluruh pengeluaran baik pengeluaran tetap maupun pengeluaran
tidak tetap bisa tertutup, dan masih terdapat sisa usaha sebagai pendapatan sekaligus
memperbesar modal.
3. Tidak tutup di tengah jalan, dalam arti usaha yang dilakukan bisa survival, tidak berhenti
sebelum modal kembali, apakah hal itu karena tidak laku, tidak ada pembeli atau peminta
jasa, kalah bersaing dengan usaha sejenis, baik yang ada disekitar tempat usahanya maupun
di daerah lain.
4. Tidak kalah bersaing dengan bisnis milik orang lain dalam arti usaha yang dilakukan
berkemampuan untuk mengimbangi atau bahkan mampu mengalahkan pesaing bisnis
lainnya.
5. Bisa berkembang secara berkelanjutan dalam arti tidak hanya berdiri di tempat, atau lari di
tempat, tetapi meskipun pelan tetapi dapat secara pasti maju terus sesuai target yang telah
ditetapkan.
6. Dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan dalam arti kita sebagai pelaku bisnis mendapat
gaji atau pendapatan yang sebanding dengan jerih payah kita.
7. Dapat dijadikan sebagai sumber peningkatan modal, dalam arti modal yang ditanam tidak
hanya secara nominal tetap tetapi bisa berkembang.

MANFAAT STUDI KELAYAKAN BISNIS

Studi kelayakan bisnis mempunyai manfaat yang sangat besar dalam memprediksi suatu usaha akan
berhasil atau gagal. Bila berhasil dapat diprediksi sampai titik mana keberhasilan itu dapat dicapai.
Bila akan gagal, dapat juga diprediksi berbagai penyebab kegagalannya, sehingga dapat dihindari dan
dilakukan studi kelayakan bisnis yang lain.

Dengan kata lain, manfaat studi kelayakan bisnis mampu memprediksi dengan akurat, berbagai
kemungkinan yang akan terjadi di kemudian hari baik kejadian yang positif sesuai dengan harapan
maupun kejadian negatif yang akan kita hindari.

Usaha bisnis yang tidak melalui studi kelayakan bisnis besar kemungkinan akan gagal. Sebaliknya,
usaha bisnis yang dilakukan dengan studi kelayakan bisnis akan besar kemungkinannya berhasil.
Meski demikian, tidak menutup kemungkinan usaha bisnis yang dilakukan tetap akan merugi
meskipun sudah melalui studi kelayakan bisnis. Hal itu dapat terjadi manakala, asumsi-asumsi studi
bisnis yang telah dilakukan bergeser atau meleset tidak seperti yang dianalisis.

Pihak yang menerima manfaat atas kegiatan studi kelayakan bisnis

1. Pebisnis itu sendiri, dalam arti pemilik modal yang sekaligus sebagai pelaksana bisnis.
2. Pemodal, dalam arti pemilik modal yang tidak ikut terlibat banyak dalam bisnis yang
dijalankan. Ia hanya menyediakan modal, tetapi tidak ikut terlibat dalam bisnis tersebut.
3. Mitra bisnis, yaitu pihak kedua yang melakukan kerja sama dengan pelaku bisnis utama.
Mitra bisnis di sini dapat berarti pihak kedua yang ikut menanamkan modal, atau pihak
kedua yang terlibat dalam menjalankan usaha.
4. Bank, yaitu pihak lembaga keuangan yang akan memberikan tambahan modal, baik pada
saat mulai usaha maupun pada saat mengembangkan usaha.

Pihak yang paling besar mendapatkan manfaat dengan adanya studi kelayakan bisnis adalah
pemodal yang juga pelaku bisnis. Kemudian pemodal yang akan ikut serta menanamkan modalnya.
Mengapa mereka yang paling mendapat manfaat, karena merekalah yang akan menanggung
kerugian pertama kali, manakala usaha bisnis yang dilakukan merugi, gulung tikar, dan tutup.

ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS

Aspek-aspek studi kelayakan bisnis meliputi seluruh hal yang berkaitan dengan studi mulai dari:

1. Aspek keuangan atau permodalan


2. Aspek manajerial atau pengelolaan
3. Aspek sumber daya alam
4. Aspek sumber daya manusia
5. Aspek pemasaran
6. Aspek pengembangan usaha
7. Aspek mesin dan peralatan lainnya
8. Aspek perkantoran dan pergudangan
9. Aspek rencana strategis pengembangan ke depan
10. Aspek teknologi,
11. Aspek legalitas, dan aspek lainnya.

Aspek yang paling penting setelah mempelajari studi kelayakan bisnis adalah terbangunkan mindset
bisnis pada diri mahasiswa, selain itu ada upaya untuk menumbuhkan ide-ide bisnis secara
cemerlang, dan ada niat baik untuk merencanakan bisnis dengan cermat, bukan atas dasar emosi.
Atau rasa tergesa-gesa untuk cepat berhasil.

TAHAPAN STUDI KELAYAKAN BISNIS

Studi kelayakan bisnis dimulai dari:

1. Survey pengumpulan data berkaitan dengan:


a) Jenis usaha yang sudah dan belum banyak dilakukan oleh pelaku bisnis yang lain
pada suatu wilayah tertentu
b) lokasi yang akan dipilih, aman dari gangguan banjir, gempa,

Bencana alam lain, petir, polusi udara, suara, dan air. C) modal yang diperlukan untuk memulai
usaha, termasuk besar

Modal cadangan yang harus disiapkan d) sumber daya (input) yang akan diolah (bahan baku)
e) sumber daya manusia yang akan menjalankan usaha, baik SDM pimpinan, staf, dan lapangan.

f) khalayak sasaran yang akan membeli atau meminta jasa 2. Pengumpulan data dapat dilakukan
melalui survey penyebaran angket atau questioner, wawancara mendalam dengan masyarakat dan

pelaku usaha yang sudah berjalan, pengamatan partisipatif, dan data

dokumentasi.

3 Setelah data terkumpul dilakukan analisis data. Proses analisis data dimulai dari reduksi atau
penyaringan terhadap data yang masuk. Data yang dipilih dan dianalisis hanya data yang benar-
benar valid, dapat dipercaya kebenarannya. Sedangkan data yang tidak valid dan tidak bisa
dipertanggungjawabkan disortir tidak perlu dianalisis lebih lanjut. Dalam proses analisis data,
khususnya data yang berupa angka-angka (kuantitatif) dapat dilakukan secara:

a) Persentase,

b) Korelasi,

c) Regresi

d) Analisis jalur,

e) Uji beda, dan lain-lain.

5. Tahab analisis data. Apabila datanya berupa data kualitatif, maka dapat dianalisis dengan
menggunakan pendekatan qualitative analysis, yang meliputi pengumpulan data, penyajian
data, reduksi data, klasifikasi data, dan penarikan simpulan Proses penyajian data dapat
dilakukan. Secara naratif atau deskriptif berdasarkan klasifikasi atau tipologi data yang telah
ditetapkan.
6. Pemantapan hasil studi kelayakan bisnis. Hasil studi kelayakan bisnis hendaknya tidak
langsung diputuskan untuk dilaksanakan atau tidak dilaksanakan rencana bisnis yang telah
diteliti. Akan tetapi perlu direnungkan kembali, untung ruginya melaksanakan usaha
tersebut. Langkah ini sebagai bentuk kehati-hatian seorang pebisnis sebelum memulai
usahanya.

Anda mungkin juga menyukai