Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

SOSIOLOGI POLITIK

(TEORI KONFLIK SOSIAL)

Disusun oleh:

1. MUHAMMAD ROZI (2010622010996)


2. ABDUL RAHIM (2010622011012)
3. RONALDI (1710622010694)
4. MUTIA RAHMI GUSTIAWAN (2010622011015)
5. PUTRI NENGSIH (2010622011024)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SUMATRA BARAT

TA 2020/2021

1
A. DEFINISI TEORI KONFLIK SOSIAL

Konflik merupakan pertentangan ataupun perbedaan antara dua


pihak atau lebih. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah
ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan
lain sebagainya.
Teori konflik sosial merupakan teori yang memandang konflik
dari segi ilmu sosial. Teori konflik sosial muncul untuk menentang
teori struktural fungsional. Jika menurut teori struktural fungsional
memandang masyarakat dalam kondisi statis atau lebih seimbang
dan teratur, maka menurut teori konflik masyarakat senantiasa
berada dalam proses perubahan yang ditandai dengan pertentangan
yang terus menerus diantara unsur-unsurnya

Adapun teori konflik sosial menurut para ahli sebagai berikut:


 Karl Marx
Marx memandang teori konflik sebagai bentuk pertentangan
kelas. Teori Marx melihat masyarakat sebagai arena
ketimpangan (inequality) yang dapat memicu konflik dan
perubahan sosial. Marx menilai konflik di masyarakat
berkaitan dengan adanya kelompok yang berkuasa dan
dikuasai. Di teori Marx, konflik kelas dipicu oleh pertentangan
kepentingan ekonomi.
 Max Weber
Weber mengemukakan bahwa kekuasaan memiliki arti penting
untuk setiap tipe hubungan sosial.
 Gerorge Simmel
Konflik merupakan bentuk dasar dari interaksi antar individual
maupun kelompok, sehingga memungkinkan interaksi dapat
terus berlangsung.

2
B. SEBAB-SEBAB KONFLIK

Penyebab Konflik sosial yaitu:

1. Perbedaan antara individu seperti perbedaan pendapat,


keinginan, pendirian, perbedaan karakter dll,
2. Perbedaan kepentingan antara anggota masyarakat, seperti
perbedaan ekonomi, politik, agama, sosial,
3. Perubahan sosial, seperti penyimpangan nilai-nilai sosial yang
ada di masyarakat.

Selain dari penyebab diatas terdapat pula teori yang menjelaskan


tentang sebab-sebab terjadinya konflik. Salah satu diantaranya
menyebutkan bahwa timbulnya konflik karena beberapa hal berikut :
1. Teori hubungan masyarakat.
Teori ini menyatakan bahwa konflik disebabkan oleh
ketidakpercayaan dan permusuhan diantara kelompok yang
berbeda dalam masyarakat.
2. Teori negosiasi konflik.
Teori ini menganggap bahwa konflik terjadi karena perbedaan
pandangan serta pendapat tentang konflik oleh pihak-pihak
yang mengalami konflik.
3. Teori kebutuhan manusia.
Teori ini menganggap bahwa konflik disebabkan oleh
kebutuahan dasar manusia (fisik, mental, dan social) yang tidak
terpenuhi.
4. Teori identitas.
Teori ini berasumsi bahwa konflik disebabkan identitas yang
terancam, seperti hilangnya sesuatu atau penderitaan dimasa
lalu yang tidak selesai.
5. Teori kesalahpahaman antar budaya.
Teori ini beasumsi bahwa konflik disebabkan oleh
ketidakcocokan cara-cara berkomunikasi karena budaya yang
berbeda.
6. Teori transsformasi.

3
Teori ini menyatakan bahwa konflik disebabkan oleh
ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai
masalah-masalah social, budaya, dan ekonomi

C. BENTUK-BENTUK KONFLIK

Bentuk konflik sosial diantara sebagai berikut:

1. Konflik antarpribadi, seperti, seperti pertentangan antara


tokoh dalam persoalan ekonomi, pekerjaan, percintaan,
asusila, penghianatan, peselingkuhan, dan pembunuhan.
2. Konflik Kelompok, seperti pertentangan antara tokoh
yang mempersoalkan tentang asusila, menyimpangn
sosial, keyakinan dalam beragama,
3. Konflik antarkelas sosial, seperti pertentangan antara
tokoh yaitu perbedaan kelas sosial antara orang kaya dan
orang miskin, atasan dan bawahan.

D. PENYELESAIAN KONFLIK

Terdapat beberapa bentuk penyelesaian konflik diantaranya


sebagai berikut:

1. Avoidance, menghindari maksudnya pihak yang bertikai


tidak menganggap konflik tersebut ada.
2. Negotiation, bernegosiasi maksudnya kedua belah pihak
yang bertikai melakukan negosiasi berupa musyawarah
atau kesepakatan yang disetujui oleh kedua belah pihak.
3. Mediation, munculnya pihak ketika yang melakukan
mediasi maksudnya munculnya pihak ketiga sebagai
penengah antara pihak yang bertikai.
4. Arbitration, pihak yang bertikai mencari pihak ketiga
yang dipandang netral, seperti membawa pertikaian
tersebut ke pengadilan.

KESIMPULAN

4
Konflik tidak dapat dihindari karena konflik merupakan aspek dari
kehidupan sosial. Meskipun identik dengan kekerasan dan pertikaian
seharusnya konflik menjadi sarana yang bersifat merubah bukan
merusak.

Anda mungkin juga menyukai