Anda di halaman 1dari 1

1.

2 Identifikasi Masalah
Menurut UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan hidup, pada bab kedua tentang tujuan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup yang bertujuan untuk menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan
kelestarian ekosistem. Butir berikutnya menyebutkan tujuannya mencapai keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup, serta mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan. Berdasarkan UU lingkungan hidup tersebut, pembangunan Taman Hutan
Raya di perlukan pengelolaan lahan yang berdasarkan pada keterpaduan prinsip – prinsip
ekologi, ekonomi, dan sosaial guna mengelola sistem ekologis dan fisik agar tetap menjaga
kelestarian, keanekaragaman hayati, habitat, dan produktivitas ekosistem. Hal tersebut di
terapkan sebagai pengaturan struktur dan fungsi ekologi, sebagai konsekuensi input dan
output sistem untuk mencapai kondisi yang diinginkan secara sosial. (wood 1994, dan Agee
et al, dalam landscape architecture theory).
Sebagai kawasan dengan fungsi wisata tentunya akan terdapat beberapa bangunan
fasilitas utama dan penunjang, yang mana akan di tempatkan pada area lahan dengan keadaan
geografis yang ada terutama pada karakteristik tanah, sehingga kondisi tanah dasar nantinya
sangat berpengaruh terhadap kesetabilan dan keamanan konstruksi yang berada diatasnya
(Dharmayasa, 2014). Konstruksi bangunan di atas lahan yang memiliki tanah dengan
karakteristik keras akan berbeda perlakuannya pada tanah dengan karakteristik lunak, di
mana sifat yang lunak tersebut mengakibatkan ketahanan tanah terhadap beban yang di
hasilkan oleh bangunan akan sulit di topang. Salah satu tanah yang memiliki karakteristik
lunak yaitu jenis tanah gambut dimana bahan penyusun utamanya adalah sisa – sisa tanaman
yang telah mati, baik yang sudah lapuk ataupun belum. Tanah gambut sangatlah buruk untuk
pondasi bangunan, dimana kuat gesernya rendah, kadar air tinggi, potensi penurunannya
besar dan penurunan terjadi dalam jangka waktu panjang (Srihandayani S, 2017).
Kalimantan Tengah memiliki sebaran lahan gambut yang cukup luas, dimana lahan –
lahan tersebut berada pada tepian pantai, daerah rawa dan tepian sungai. Kota Palangka Raya
merupakan salah satu wilayah di Kalimantan Tengah yang memiliki luas lahan gambut
mencapai 30.000 ha dimana mayoritas bangunan pada area ini (tepian sungai dan rawa)
memiliki struktur yang dapat meminimalisir dampak dari lahan gambut yang bias di sebut
bangunan air/apung yang berpondasikan galar kayu.

Anda mungkin juga menyukai