Nasihatilinnisa 234, Gfgy
Nasihatilinnisa 234, Gfgy
&
04ililE
W
engan dalih sulit, rumit dan pelik, tidak sedikit muslim yang
antipati mengkaji masalah yang satu ini. Ada yang pusing dan
berputus asa mencari .jawaban korelasi antara takdir dan amal.
Walau akhirnya ia (terpaksa) beriman kendati masih menyisakan
"ganialan" yang terselip di hatinya, Padahal, sebagaimana rukun iman
yang lain, iman kepada takdir menuntut kemantapan, keyakinan penuh
dan bersih dari ganlalan, kebimbangan, dan keraguan. 0leh karena
itulah, manakala lbnu Ad Dailamy mendatangi Ubay bin Ka'ab dan ber-
kata,"Ada ganjalan di hatiku perihal takdir," dengan nada tinggi sahabat
agung tersebut berkata,"Demi Allah, andai saja engkau menginfakkan
segunung uhud emas sekali-kali Allah tidak akan menerimanya hingga
engkau beriman kepada takdir."
Risalah ini, -bi idznillah- akan membantu mengusir ganjalan,
mendudukkan hakekat takdir dengan benar hingga anda merasa ridha,
puas dan menerima dengan bulat ketetapan Allah tersebut.
Jika anda merasa kesulitan dengan buku lain, mudah-mudahan
tidak anda temui dengan buku ini. Dengan bahasa yang mudah, dalil
yang shahih dan analogi yang mudah diterima serta contoh-contoh
t,
kasus yang paling sering kita hadapi, risalah ini membuktil€n bahwa
i:
persoalan takdir tidaklah pelik.
i
i
f t'rrflo{:fi
\\ ,g
!!
51
V
I
(i^
Syaikh Muhammad bin Shalih Ah
*Utsaimin
Oadh i
a
Qadar
Penerbit
At-Tibyan
Judul Asli ;Al-Qadha' wal Qadar
Edisi Indonesia :
TanyaJawabTentangQadha’
dan Qadar
Abu Idris
Penerjemah
Editor Abu Umar Abdillah Asy-Syarief
Desain Sampul Studio R a f fi s u a l , J l - C i k a r e t
Raya Komplek Cikaret Hijau
Blok C-7 Tel./Fax ;(0251) 485663
Bogor, 16001
Setting &Lay Out S t u d i o A t - Ti b y a n
Cetakan Pertama Pertama, Maret 2002
Penerbit At-Tibyan -Solo
Jl. Kyai Mojo 58, Solo, 57117
Telp. (0271) 652540 email;
pustaka@tibyan.com
TanyaJawabTentangQadha'danQadariLi
Pertanyaan Kesebelas: ]ika perbuatan orang kafir
telah ditulis mengapa dia disiksa 5 0
m JAl-Qadha'
walQadar
dapat membantu keimanan seseorang .. 7 7
JAl-Qadha’
wal
Qadar
dia ditanya oleh Fir'aun I’Maka apa saja yang telah
terjadi di abad-abad terdahulu, dia (Musa) menjawab:
pengetahuan tentang itu di sisi Rabb-ku di dalanirkUab
yang Rabb-ku tidak akan salah dan alpa (di dalam7^)a)"^\
Maka Allah tidak akan bodoh terhadap sesuatu^yang
akan datang dan tidak akan melupakan se^uatu
yang telah lewat.
2. Beriman bahwa Allah telah menulis ketetapan
segala sesuatu sampai terjadi hari Qiyamat, karena
ketika Dia menciptakan Qalam, Dia berfirman
kepadanya: "Tulislah", kemudian dia (Qalam) berka-
ta: "Hai Tuhanku, apa yang aku tulis ?". Dia berfirman:
''Tulislah (dalam hadits yang lain” "Tulislah taqdir
segala sesuatu hingga hari kiamat") semuanya yang
terjadi", kemudian dia (Qalam) seketika berjalan
menulis segala sesuatu yang terjadi sampai hari
Qiyamat. Maka Allah telah menulis di Lauh Mah-
fudz ketetapan segala sesuatu. Tingkatan ini telah
ditunjukkan oleh firman Allah :"Apakah kamu tidak
tahu bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang ada
di langit dan biimi. Sesungguhnyd itu semua telah ada
dalam kitab, sesungguhnya itu sangat mudah bagi
Allah"^\ Allah juga berfirman :"Sesungguhnya itu
semua berada dalam kitab", artinya telah tertulis dalam
kitab {Lauh Mahfudz). (Sesungguhnya semua itu
sangat mudah bagi Allah). Kemudian penulisan
tersebut terkadang bersifat rinci. Maka janin yang
y JAl-Qadha'zoal
Qadar
maka kamu bagaikan orang yang menempuh jalan
yang mengkhawatirkan dan mengerikan. Maka
mengapa kamu merelakan dirimu menempuh jalan
menuju neraka Jahim dan meninggalkan jalan me-
nuju Jannah Na'im? Kalau saja manusia boleh ber-
alasan dengan Qadar tatkala melakukan ma'siyat,
maka tentunya tidak ada gunanya diutusnya para
rasul. Allah telah berfirman: "Aku telah mengutus
para rasid yang memberi berita gembira dan memberi
peringatan agar ?nanusia tidak mempunyai alasan kepada
Allah setelah para rasul"
Ketahuilah bahwa iman kepada Qadar m e m i -
liki buah yang agung bag! perjalanan manusia dan
hatinya, karena apabila kamu beriman bahwa s e -
gala sesuatu terjadi karena Qadha' dan Qadar
Allah, maka ketika dalam kelapangan kamu akan
bersyukur kepada Allah dan tidak membanggakan
diri dan tidak melihat bahwa semua itu hasil ke-
mampuan dan kekuatanmu, akan tetapi sebaliknya
kamu meyakini bahwa ini hanya sebab dan bila
kamu telah berhasil melaksanakan sebab y a n g
menjadikan kamu mendapatkan kelapangan dan
meyakini bahwa karunia tetap di tangan Allah,
maka kamu akan bertambah syukur dan hal ini
akan mendorong kamu untuk melaksanakan keta-
atan kepada Allah sesuai dengan perintah-Nya,
dan kamu tidak akan melihat kelebihan pada dirimu
di atas Rabb-mu bahkan sebaliknya kamu akan
(_5$J l ✓X ^
J ^
I * t
9 ✓ ^V ^
IAl-Qadha’ walQadar
perbuatan syetan
Maka dengan beriman kepada Qadar mengan-
dung kedamaian jiwa dan hati dan hilangnya ke-
gundahan karena kegagalan, serta hilangnya ke-
khawatiran untuk menghadapi masa depan. Allah
berfirman :"Tidak ada musibah yang menimpa di biimi
dan di dalam dirimu sendiri kecuali telah ada dalain
kitab sebehim Aku niembebaskannya, sesungguhnya
semua itu sangat mudah bagi Allah, agar supaya ka-
mu tidak bersedih atas kegagalanmu dan tidak terlalu
bergembira
”19)
atas apa (nikmat) yang diberikan kepada-
m u
.Orang yang tidak percaya kepada Qadar
sudah pasti mengalami kegoncangan ketika ter-
timpa musibah dan akan bersedih dan syetanpun
akan membuka pintu untuknya dan dia akan merasa
terlalu bersuka ria dan terlena ketika mendapat ke-
gembiraan. Akan tetapi iman kepada Qadar akan
mampu mencegah itu semua.
\Al-Qadha'wal Qadar
pikiran tersebut, sebenamya telah ditakdirkan oleh
Allah tanpa ia sadari, karena dia belum tahu bahwa
Allah telah mentakdirkan apapun kecuali setelah
terjadinya, karena Qadar itu rahasia dan tertutup
yang tak dapat diketahui kecuali melalui petunjuk
Allah dalam bentuk wahyu atau kejadian nyata.
Begitu juga cara membangun tetap dalam Qadar
Allah, karena Allah telah menetapkan segala sesua-
pelaksanaannya”.
JAl-Qadha'wal
Qadar
mw menghendaki, maka mereka tidak melakukannya
(kebohongan). Maka tinggalkanlah mereka dan kebohong-
an7iya"^^\ Allah juga berfirman; "Begitu juga Allah
telah menghiasi kebanyakan orang-orang musyrik
dengan pembunuhan anak-anak mereka kepada teman-
teman mereka untuk menarik mereka dan meremangkan
agama mereka. Apabila Allah menghendaki, maka me¬
reka tidak melakukannya. Maka tinggalkanlah mereka
dan kebohongan mereka"^^\ .Dia juga berfirman :
"Kalau Allah menghendaki, maka tidaklah sating
membunuh orang-orang setelah mereka setelah datang
penjelasan kepada mereka. Akan tetapi mereka sating
berselisih, sehingga sebagian mereka ada yang beriman
dan sebagian ada yang kafir. Kalau Allah menghendaki,
maka mereka tidak salmg 7nembunuh'"^‘^\
Setelah itu, maka sebaiknya seseorang tidak
membicarakan dengan diri sendiri atau dengan
orang lain tentang persoalan seperti ini yang akan
berakibat gangguan dan menimbulkan prasangka
adanya pertentangan antara Syari'ah dan Qadar.
Karena hal itu bukanlah merupakan kebiasaan sa-
habat, padahal mereka orang yang paling semangat
untuk mengetahui berbagai kebenaran dan lebih
dekat dengan nara sumber dan pemecahan kese-
dihan. Disebutkan dalam Sahihul Bukhari dari Ali
bin Abi Thalib bahwa Nabi ^bersabda :
■' . . . l i
J
'J
JLS^^^b lW “c?
"Tak seorangpun dari kamu kecuali telah tertulis tem-
patnya di surga atau tempatnya di neraka". Kemudian
(sahabat) bertanya: "Ya Rasulullah, apakah kita tidak
menyerah saja". (Dalam satu riwayat disebutkan
:"apakah kita tidak menyerah saja pada catatan kita dan
meninggalkan amal). Beliau menjawab :"Jangan,
beramallah, setiap orang dipermudah (menuju
takdirnya)". (Dalam satu riwayat disebutkan :"Ber¬
amallah, karena setiap orang dipermudah menuju se-
suatu yang telah diciptakan untuknya"). Orang
yang termasuk ahli kebahagiaan, maka dia dipermu¬
dah menuju perbuatan ahli kebahagiaan. Adapun
orang yang termasuk ahli celaka, maka dia diper¬
mudah menuju perbuatan ahli celaka". Kemudian
beliau membaca ayatAdapun orang yang memberi
TanyaJawabTentangQadha'danQadar^
danya :"Tulislah", Dia (Qalam) bertanya: "Wahai
Rabb-ku, apa yang hams aku tulis 7" Allah berfirman:
"Tulislah segala sesuatu yang terjadi." Kemudian dia
(Qalam) menuHs segala sesuatu yang terjadi sampai
hari kiamat. Juga diriwayatkan dari Nabi :
amI ^ * ^ 1
«! '
^cjLjl5sL»4JI
»
i f
< 2 i d s <
- y 9 . j j o! ; is ^d Cr-
f - ■
* s
3 r ^ i
> <
\Al-Qadha'wal Qadar
ditetapkan untuk kita karena hal ini termasuk per-
kara ghaib.
Selanjutnya, sekarang kami katakan kepada
orang itu :sebelum terjerumus kepada kekafiran,
di depan anda ada dua perkara; hidayah dan ke-
sesatan. Lalu mengapa anda tidak menempuh jalan
hidayah dengan anggapan bahwa Allah telah m e -
IJJ s l i J l
^ 8 .JAl-Qadha'
walQadar
(hartanya di jalan Allah) dan bertakwa. Dan membe-
narkan adanya pahala yang terbaik (jannah). Maka kelak
Kami akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan
adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya
cukup. Serta mendustakan pahala yang terbaik. Maka ke¬
lak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar"^°K
D a n b a c a l a h fi r m a n A l l a h T a ' a l a : " M a k a t a t k a l a
^ 0'J.\Al-Qadha'wal Qadar
bahwa berhala-berhala yang mereka pahat adalah
makhluk Allah. Maka bagaimana mereka menye-
kutukan Allah dengan makhluk ini. Oleh karena itu,
Allah berfirman: wamaa ta'maliiun, man merupakan
isim maushul yang kembali kepada firman-Nya:
maa tanhitiiun. Inilah makna ayat di atas. Bukan
sebaliknya, Ibrahim mebgesahkan perbuatan syirik
mereka kepada Allah lalu mengatakan; sesungguh-
nya perbuatan kalian adalah makhluk Allah, maka
kalian terbebas dari celaan. Sekali lagi bukan demi-
kian maknanya, karena apabila kita mengatakan
demikian, niscaya hujjah itu memenangkan mereka
dan tidak mengalahkannya. Tetapi di ayat tersebut
Ibrahim berhujjah untuk mengalahkan mereka,
bukan untuk membelanya.
r-=>' ^
^<UP k .r ~ C 7 i S J
^!!!
C'>
L^Lio
"Tidaklah satu miisibah inenimpa seorang muslim
kecuali dengannya Allah mengampuni dosa-dosanya
sampai sebuah duripun yang menusuknya
sj}\ ^<5
rLili liLiLiiij
\
)Al-Qadha'wal
Qadar
Ibnu Majah bahwa Amir bin Rabi'ah melewati
Sahl bin Hanif yang sedang mandi, lalu Amir ber-
kata: Saya belum pernah melihat kamu seperti hari
ini, tidak ada kulit yang tersembunyi. Tidak lama
kemudian Sahl kesurupan. Kemudian Rasulullah
^datang kepadanya, dikatakan kepada Nabi; Sahl
tiba-tiba kesurupan. Maka Rasulullah bertanya:
Siapa yang kalian sangka pelakunya? Para saha-
bat menjawab; 'Amir bin Rabi'ah. Beliaupun ber-
sabda: Dengan alasan apa seseorang di antara
kalian membunuh saudaranya. Apabila salah se-
orang kalian melihat sesuatu yang mengagumkan
dari saudaranya, maka berdo'alah untuk keberka-
tannya. Kemudian Rasulullah meminta air dan
memerintahkan Amir untuk berwudhu, memba-
suh wajah dan kedua tangannya sampai ke siku,
membasuh kedua lututnya dan bagian dalam sa-
rungnya. Selanjutnya Nabi memerintahkan Amir
untuk mengguyurkan air kepada Sahl. Dalam re-
daksi lain: agar ia memiringkan bejana dari bela-
kangnya. Fakta menjadi saksi atas benarnya keja-
dian tersebut dan tidak mungkin mengingkarinya.
Untuk menanggulangi penyakit 'ain tersebut,
digunakan pengobatan secara syar'i yaitu;
1. Membaca (jampi). Nabi^ bersabda:
j' *
0^
' '
'.i- » -.!!« *! !
yUT^ c P 4JJ1 ^