Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FISIKA

BESARAN DAN SATUAN

MARIA ANTONIA NOLE TAPUN

KELAS : X MIA

SMA NEGERI 1 WULANGGITANG


2022
BAB I
PENDAHULAN

A. Latar Belakang

Tanpa kita sadari setiap hari kita menggunakan alat ukur sebagai alat untuk
mempermudah pekerjaan maupun mempermudah aktivitas kita. Alat ukur yang di
gunakan dalam  kehidupan sehari-hari yang sering kita temui adalah alat ukur dari
besaran pokok. Berbagai macam alat ukur dari besaran pokok inilah yang
mempermudah kita mengetahui beberapa hasil dari pengukuran yang didapat. Namun
yang sering kita temui dan kita gunakan, dari 7 besaran pokok yang ditetapkan dalam
satuan internasioanal berupa panjang, suhu, massa, waktu, intensitas cahaya, dan
jumlah zat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Besaran?


2. Apa pengertian Satuan?
3. Apa pengertian Pengukuran?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian Besaran


2. Untuk mengetahui pengertian Satuan
3. Untuk mengetahui pengertian Pengukuran
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Besaran

Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur, serta dapat dinyatakan dengan
angka dan memiliki satuan. Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat
dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu:
1. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena diperoleh
dari pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah massa.
Massa merupakan besaran fisika karena massa dapat diukur dengan
menggunakan neraca.
2. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal
ini tidak diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator.
Contoh besaran non fisika adalah Jumlah.
Besaran Fisika sendiri dibagi menjadi 2, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
a) Besaran Pokok adalah besaran yang ditentukan lebih dulu berdasarkan kesepatan
para ahli fisika. Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam. Selain itu,
terdapat dua besaran tambahan yang tidak memiliki dimensi, yakni sudut datar
dan sudut ruang (tiga dimensi).
Besaran Satuan Lambang Satuan
Panjang Meter m
Massa Kilogram kg
Waktu Sekon s
Suhu Kelvin K
Kuat Arus Ampere A
Intensitas Cahaya Candela cd
Jumlah Zat Mol mol
*tabel besaran pokok
Besaran Tambahan Satuan Lambang Satuan
Sudut Datar Radian rad
Sudut Ruang Steradian sr
* tabel besaran tambahan
b) besaran turunan
besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran ini ada banyak macamnya.
Besaran Turunan Nama Satuan Lambang Satuan
Kecepatan meter/sekon m/s
Massa jenis kilogram/meter3 kg/m3
Luas meter2 m2
Volume meter3 m3
Gaya newton N
energi Newton.meter = joule N.m = j
*tabel besaran turunan dan satuannya
Selain itu, berdasarkan ada tidaknya arah, besaran juga dikelompokkan menjadi dua,
yaitu besaran skalar dan besaran vector.
1. Besaran skalar yaitu  besaran  yang  mempunyai  besar  dan  satuan  saja  tanpa
memiliki arah. Contoh : pangjang, massa, waktu
2. Besaran vektor yaitu  besaran  yang  memiliki  besar  (nilai),  satuan  dan  arah.
Contoh : kecepatan, gaya, perpindahan,dll. 
B. Pengertian Satuan
Satuan  adalah  suatu  pembanding  dalam  pengukuran atau membandingkan
besaran dengan yang lain yang dipakai oleh patokan. Satuan merupakan salah satu
komponen besaran yang menjadi standar dari suatu besaran. Adanya berbagai macam
satuan untuk besaran yang sama akan menimbulkan kesulitan. Kalian harus
melakukan penyesuaian-penyesuaian tertentu untuk memecahkan persoalan yang ada.
Dengan adanya kesulitan tersebut, para ahli sepakat untuk menggunakan satu sistem
satuan, yaitu menggunakan satuan standar Sistem Internasional, disebut Systeme
Internationale d’Unites (SI).
Satuan Internasional adalah satuan yang diakui penggunaannya secara internasional
serta memiliki standar yang sudah baku. Satuan ini dibuat untuk menghindari
kesalahpahaman yang timbul dalam bidang ilmiah karena adanya perbedaan satuan
yang digunakan. Pada awalnya, Sistem Internasional disebut sebagai Metre –
Kilogram – Second (MKS). Selanjutnya pada Konferensi Berat dan Pengukuran
Tahun 1948, tiga satuan yaitu newton (N), joule (J), dan watt (W) ditambahkan ke
dalam SI. Akan tetapi, pada tahun 1960, tujuh Satuan Internasional dari besaran
pokok telah ditetapkan yaitu meter, kilogram, sekon, ampere, kelvin, mol, dan
kandela.
Sistem MKS menggantikan sistem metrik, yaitu suatu sistem satuan desimal yang
mengacu pada meter, gram yang didefinisikan sebagai massa satu sentimeter kubik
air, dan detik. Sistem itu juga disebut sistem Centimeter – Gram – Second (CGS).
Satuan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu satuan tidak baku dan satuan baku. Standar
satuan tidak baku tidak sama di setiap tempat, misalnya jengkal dan hasta. Sementara
itu, standar satuan baku telah ditetapkan sama di setiap tempat.
No Besaran MKS CGS
1 Panjang m Cm
2 Massa kg gram, ons, pounds
3 Waktu detik menit, jam, hari
4 Gaya newton Dyne
5 Energi joule kalori, erg
6 Suhu kelvin Celcius, Fahrenheit,
Reamur
Sistem Satuan Internasional (SI) : Sistem satuan yang berlaku secara internasional
(mendunia). Sistem Satuan Internasional (SI) di bagi menjadi dua, yaitu:
a) Sistem MKS : (Meter, kilogram, sekon, atau detik).
b) Sistem CGS : (Sentimeter, gram, sekon, atau detik).
C. Pengertian Pengukuran
Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala alam seperti gerak, kalor, cahaya,
bunyi , listrik, dan magnet. Proses pengamatan gejala alam tersebut bermula dari
pengamatan yang dilakukan oleh indera kita. Akan tetapi pengamatan tersebut harus
disertai dengan data kuantitatif yang dapat diperoleh dari hasil pengukuran.
Pada proses pengukuran, alat ukur merupakan bagian terpenting dari sebuah
pengamatan. Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari sesungguhnya kita tidak
pernah luput dari kegiatan pengukuran. Kita membeli minyak goreng, gula, beras,
daging, mengukur tinggi badan, menimbang berat, mengukur suhu tubuh merupakan
bentuk aktivitas pengukuran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengukuran
merupakan bagian dari kehidupan manusia. Melalui hasil pengukuran kita bisa
membedakan antara satu dengan yang lainnya. Pengukuran agar memberikan hasil
yang baik maka haruslah menggunakan alat ukur yang memenuhi syarat.
Suatu alat ukur dikatakan baik bila memenuhi syarat
yaitu valid (sahih)danreliable (dipercaya). Disamping ke dua syarat di atas, ketelitian
alat ukur juga harus diperhatikan. Semakin teliti alat ukur yang digunakan, maka
semakin baik kualitas alat ukur tersebut.
Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan suatu besaran dengan suatu
besaran yang sudah distandar. Pengukuran panjang dilakukan dengan menggunakan
mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Pengukuran berat menggunakan
neraca dengan berbagai ketelitian, mengukur kuat arus listrik menggunakan
ampermeter, mengukur waktu dengan stopwatch, mengukur suhu dengan termometer,
dan lain sebagainya. Mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup, neraca, amper meter,
termometer merupakan alat ukur yang sudah distandar. Penggunaan alat ukur yang
sudah distandar, maka siapapun yang melakukan pengukuran, dimanapun pengukuran
itu dilakukan, dan kapanpun pengukuran itu dilaksanakan akan memberikan hasil
yang relatif sama.
1. Instrumen Pengukuran
Instumen pengukuran adalah alat yang digunakan untuk melakukan
pengukuran. Hasil akhir dari proses pengukuran sangat tergantung pada
kemampuan alat ukur yang digunakan. Kemampuan alat ukur dapat diketahui
dari berbagai kriteria yang ditetapkan, diantaranya adalah:
a. accuracy, adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil ukur
yang mendekati hasil sebenarnya.
b. Presisi, adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil yang
sama dari pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dengan cara
yang sama.
c. Sensitivitas, adalah tingkat kepekaan alat ukur terhadap perubahan
besaraan yang akan diukur.
d. Kesalahan ( error ), adalah penyimpangan hasil ukur terhadap nilai
yang sebenarnya
Idealnya sebuah alat ukur memiliki accuracy, presisi dan sensitivitas yang
baik sehingga tingkat kesalahannya relatif kecil dan data yang dihasilkan akan
akurat.
2. Pengukuran Besaran Pokok

a. Pengukuran Besaran Panjang


Pengukuran besaran panjang bisa dilakukan dengan
menggunakan mistar, jangka sorong, atau mikrometer sekrup. Alat ukur
tersebut memiliki nilai ketelitian yang berbeda-beda. Nilai ketelitian
adalah nilai terkecil yang masih dapat diukur.
1) Mistar
Mistar merupakan alat ukur panjang yang paling sederhana
dan sudah lumrah dikenal orang. Ada dua jenis mistar yang sering
digunakan, yaitu stik meter dan mistar metrik. Stik meter memiliki
panjang 1 meter dan memiliki skala desimeter, sentimeter, dan
milimeter. Mistar metrik memiliki panjang 30 sentimeter. Mistar
memiliki skala pengukuran terkecil 1 milimeter, sesuai dengan
jarak garis terkecil antara dua garis yang saling berdekatan.
Ketelitiannya adalah 0,5 milimeter, atau setengah dari skala
terkecil.
Ketika kita akan mengukur panjang suatu objek dengan
menggunakan sebuah mistar kita letakan ujung mistar yang
menunjukan nilai nol ke ujung objek yang akan diukur, kemudian
baca panjang skala yang terdekat dengan ujung objek yang diukur
tersebut. Angka tersebut menunjukan panjang objek yang kita ukur
Untuk pengukuran dengan menggunakan mistar atau penggaris,
kita harus membaca skala pada alat secara benar, yaitu posisi mata
tepat di atas tanda yang akan dibaca. Posisi yang salah akan
menyebabkan kesalahan baca atau kesalahan paralaks.
2) Meteran lipat (pita pengukur)
a) Digunakan untuk megukur suatu obyek yang tidak bisa
dilakukan dengan mistar, misalnya karena ukurannya terlalu
panjang atau bentuknya tidak lurus.
b) Mempunyai tingkat ketelitian sampai dengan 1 mm.
3) Jangka sorong
a) Digunakan untuk mengetahui panjang bagian luar maupun
bagian benda dengan sangat akurat / teliti
b) Mempunyai tingkat ketelitian sampai dengan 0,1 mm
Jangka sorong seperti pada gambar di atas adalah jangka
sorong yang skalanya mudah dibaca. Tetapi jangka sorong yang
ada di laboratorium sekolah mempunyai cara pembacaan skala
yang berbeda, dimana ada skala utama dan skala vernier/nonius.

Cara membaca skala:

Hasil pembacaan =  4,74 cm atau 47,4 mm

4) Mikrometer Sekrup
a) Digunakan untuk mengetahui ukuran panjang yang sangat
kecil
b) Mempunyai tingkat ketelitian sampai dengan 0,01 mm

b. Alat Ukur Massa

Neraca  yang digunakan di laboratorium fisika pada umumnya


berbeda neraca yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Berikut
adalah beberapa contoh neraca berbagai bentuk.

Dan di bawah ini adalah contoh neraca yang sering ditemukan di


laboratarium

Ada empat macam prinsip kerja neraca, yaitu:

1. Prinsip kesetimbangan gaya gravitasi, contoh neraca sama


lenga
2. Prinsip kesetimbangan momen gaya, contoh neraca dacin
3. Prinsip kesetimbangan gaya elastis, contoh neraca pegas
untuk menimbang bahan-bahan ku
4. Prinsip inersia (kelembaman), contoh neraca inersia
c. Alat Ukur Waktu
Sebenarnya ada banyak alat ukur waktu yang tersedia, seperti jam
tangan, jam dinding, jam bandul dan sebagainya. Namun yang sering
digunakan di laboratorium adalah stopwatch.

Ada banyak jenis stopwatch dengan berbagai ketelitian, mulai dari 1


detik, 1/10 detik, sampai 1/100 detik. Ada juga stopwatch digital
dengan ketelitian yang sangat tinggi, misalnya fasilitas stopwatch di
handphone.
d. Alat Ukur Suhu (temperatur)

Alat ukur suhu adalah termometer, dan ada banyak jenis


termomter. Dilihat dari jenis skala ada tiga macam termomometer,
yaitu Celcius, Fahrenheit, dan Reamur. Ditinjau dari bahan
termometrik yang digunakan juga ada tiga jenis termometer, yaitu
termometer gas, zat cair, dan zat padat (termokopel dan hambatan
platina).

e. Alat Ukur Massa jenis


Massa jenis termasuk besaran turunan yaitu sama dengan massa
dibagai volume benda. Oleh karena itu, untuk menentukan massa jenis
sebuah benda kita perlu dua alat ukur, yaitu  alat ukur massa (neraca)
dan alat ukur volume (penggaris untuk benda yang teratur bentuknya
atau gelas ukur).
Cara lain untuk mengukur volume benda adalah dengan memasukkan benda langsung
ke dalam gelas ukur.
Contoh:
Mula-mula air pada gelas ukur menunjuk skala pada 12,4 ml. Setelah sebuah benda
dimasukkan pada gelas ukur, air menunjuk pada skala 20,2 ml. Jadi volume benda
tersebut adalah 20,2 ml – 12,4 ml  atau 7,8 ml
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur, serta dapat dinyatakan dengan
angka dan memiliki satuan. Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat
dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu:
1. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran.
2. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan..
Besaran Fisika sendiri dibagi menjadi 2, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
Satuan  adalah  suatu  pembanding  dalam  pengukuran atau membandingkan besaran
dengan yang lain yang dipakai oleh patokan. Satuan merupakan salah satu komponen
besaran yang menjadi standar dari suatu besaran.
Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan suatu besaran dengan suatu
besaran yang sudah distandar. Pengukuran panjang dilakukan dengan menggunakan
mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Pengukuran berat menggunakan
neraca dengan berbagai ketelitian, mengukur kuat arus listrik menggunakan
ampermeter, mengukur waktu dengan stopwatch, mengukur suhu dengan termometer,
dan lain sebagainya.

B.     Saran

Semoga setelah membaca makalah ini para pembaca lebih memahami lagi apa itu
besaran, satuan, dan pengukuran. Dan makalah ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu
kami meminta kritik dan saran nya yang bersifat relevan.
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2005). Ilmu Pengetahuan Alam-Fisika. Jakarta: Dirjen Dikdasmen

Slamet, A., dkk. (2008). Praktikum IPA. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.

Soejoto dan Sustini, E. (1993). Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Dirjen Dikti

Depdiknas.

Tim Seqip. (2003). Buku IPA Guru Kelas VI. Dirjen Dikdasmen Depdiknas, Jakarta

http://physics.nist.gov/cuu/Units/units.html

http://www.metricviews.org.uk/2007/06/07/british_cast_kilogram/

Anda mungkin juga menyukai