9 Motivasi
9 Motivasi
Motivasi
Diterapkan sistem insentif dalam bentuk uang atau barang kepada pegawai yang berprestasi
Mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna dan penting
Pegawai dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya uang atau barang tetapi juga
kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti
Menurut Marquis dan Huston (2000), motivasi terbagi menjadi dua yaitu:
Berasal dari dalam individu, merupakan dorongan bagi individu untuk menjadi produktif.
Motivasi intrinsik berhubungan langsung dengan cita-cita individu.
Misalnya memiliki IPK yang bagus agar bisa melanjutkan studi di Universitas X atau bisa
diterima kerja dengan mudah.
➔ Baik, karena anak-anak biasanya belum memiliki motivasi instrinsik dalam dirinya untuk
melakukan sesuatu, kecuali untuk anak-anak yang gifted (IQ >130). Sehingga anak-anak
ini perlu memiliki dorongan dari luar/ekstrinsik. Untuk memberikan pengalaman berhasil
kepada anak agar anak memiliki konsep bahwa mereka mampu mencapai sesuatu.
➔ Tidak baik, jika menimbulkan ketergantungan dan adanya konsep bahwa kemenangan
didapatkan ketika diberikan hadiah/pujian oleh orang tua.
Jika sudah menjadi ketergantungan, harus diberikan pemahaman dan dikurangi secara
perlahan (teori behavior).
Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan
Kepada arah tujuan yang hendak dicapai sehingga motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya
Contoh: setelah lulus, mau lanjut praktik atau lanjut spesialis?
Menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai
tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut
Contoh: besok mau ada ujian, memilih untuk ikut ajakan teman jalan-jalan atau untuk
belajar di rumah?
Contohnya, tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar (yu punya motivasi
untuk belajar yu:”)
Penggerak yang berfungsi seperti mesin pada mobil, menggerakkan tingkat laku seseorang.
Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Pada dasarnya teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan bertindak (bersemangat
kerja) untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan (inner needs) dan kepuasannya. Semakin
tinggi standar kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan maka semakin giat orang itu
bekerja.
Dikenal dengan teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Acheivement
(N.Ach) yang menyatakan bahwa
Teori motivasi ini diungkapkan oleh Vroom. Vroom mengemukakan bahwa orang-orang
akan termotivasi untuk melakukan hal-hal tertentu guna mencapai tujuan apabila mereka
yakin bahwa tindakan mereka akan mengarah pada pencapaian tujuan tersebut (Koontz,
1990: 123)
Teori motivasi ini diungkapkan oleh Frederick Taylor yang menyatakan bahwa pekerja
hanya termotivasi .
Konsep ini menyatakan bahwa seseorang akan menurun semangat kerjanya bila upah
yang diterima dirasa terlalu sedikit atau tidak sebanding dengan pekerjaan yang harus
dilakukan (Griffin, 1998: 259)
Teori ini dikemukakan oleh Douglas McGregor, ia membedakan pekerja menjadi 2 tipe: