Buku Aplikasi Keuangan Islam Dan...
Buku Aplikasi Keuangan Islam Dan...
i
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta,
sebagaimana yang telah diatur dan diubah dari Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002,
bahwa:
Kutipan Pasal 113
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang
Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000 (lima ratus juta
rupiah).
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang
Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000 (satu miliar rupiah).
4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang
dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000
(empat miliar rupiah).
ii
APLIKASI KEUANGAN ISLAM
DAN
SISTIM PEREKONOMIAN TURKI UTSMANI
Penulis:
Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA
Dr. Meirison, MA
Editor:
Kontributor:
Tim Peneliti Pada Center for Theorizing on Islamic Economics and Finance
(CTIEF) FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si
Dr. Ade Sofyan Mulazid, MH
Dr. Alimin, Lc., M.Ag
Dr. Busman Edyar, MA
Ade Suherlan, SE., MM, M.BA
Supriyono, SE., MM
Ahmad Tibrizi Soni Wicaksono, SE., ME
iii
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Edisi Pertama
Copyright@ 2021
Penulis:
Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA
Dr. Meirison, MA
Editor:
Inayatul Chusna, M.Hum
Zulfikri Muhammad, M.Si
Penerbit
Kurnia Kalam Semesta
Jl. Solo KM. 8 Nayan No. 108A, Maguwoharjo Yogyakarta 55282
Email: kksjogja@gmail.com
Anggota IKAPI
067/DIY/2010
iv
Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
v
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
vi
Kata Pengantar
vii
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Bagi para pembaca yang tertarik untuk menelaah lebih jauh tentang
perkembangan Turki Utsmani, khususnya dalam bidang perekonomian dan
pergulatannya dalam menghadapi dan beradaptasi dengan kapitalisme yang
muncul dan kemudian mendominasi dunia, dapat merujuk kepada sumber-
sumber berikut ini dimana penulis jadikan sebagai rujukan utama dalam
penulisan buku ini:
viii
Kata Pengantar
Selain kelima buku di atas, buku lain yang disusun oleh Charles Issawi
juga cukup menarik ketika berbicara tentang perekonomian propinsi Turki
Utsmani di wilayah Afrika seperti Mesir yang telah bergerak dengan bebas
dalam melakukan pembangunan dan pengambil alihan pembayaran pajak yang
ix
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
dilakukan oleh Inggris sebagai wali atas Mesir dan Suriah yang diwakili oleh
Sir Cromer.
x
Daftar Isi
DAFTAR ISI
xi
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
xii
Daftar Isi
xiii
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
xiv
Daftar Isi
xv
BAB I ⇛ Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
2
BAB I ⇛ Pendahuluan
Salah satu ikon dari peradaban Barat adalah “standar ganda”, yaitu
memberikan perbedaan perlakuan terhadap suatu negara dengan negara lain
dan merupakan bagian terpenting dari program politik luar negeri mereka,
sekaligus ciri khas dari proses Westernisasi. Hal tersebut bisa kita lihat dari
perlakuan yang mereka berikan pada saat menghadapi perang candu,
seperti yang dilakukan oleh Inggris kepada China. Slogan yang
mereka dengung-dengungkan sangat kontradiksi dengan kenyataan yang ada
sehingga sampai kapan pun peristiwa ini tidak akan bisa dilupakan begitu
saja. Dengan banyaknya peristiwa serupa yang terjadi di negara-negara lemah
dimana Westernisasi tidak hanya semata-mata transaksi perdagangan bebas,
akan tetapi jauh lebih dahsyat dari itu. Contoh lain yang ada di depan mata kita
adalah praktik monopoli terhadap sumber daya alam dalam skala besar dan
menyeluruh. Bagi mereka, Westernisasi Perekonomian adalah aplikasi dari
slogan: tidak ada kerja sama, tidak ada persahabatan, tidak ada permusuhan
yang abadi, yang ada hanyalah kemaslahatan yang abadi.
3
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Kegiatan ekonomi penduduk pribumi dari etnis Turki dan Arab secara
perlahan mulai mati, efek dari perjanjian dagang yang diberlakukan dengan
bangsa-bangsa Barat, seperti Perancis, Inggris, Rusia dan Belanda. Tahun
1838-1841 (Krisis Mesir) beberapa perjanjian Pasar Bebas pun ditanda
tangani. Perjanjian Balta Liman dengan Inggris tahun 1838 dilakukan atas
keinginan Turki Utsmani untuk mendapatkan dukungan Inggris dalam meng-
hadapi serangan Rusia dan Muhammad Ali Pasha dari Mesir. Pemberontakan
Muhammad Ali Pasha di Mesir bertujuan untuk melepaskan diri secara politik
dan ekonomi dari Turki Utsmani, pemberontakan ini didukung oleh Inggris.
Pada tahun 1856 perjanjian resmi antara Turki dan Inggris ditanda-
tangani dalam rangka perang melawan Rusia dan dibantu oleh Mesir dengan
dukungan logistik dari negara-negara Barat. Konsekuensi dari perjanjian
tersebut Turki Utsmani mendapatkan kucuran dana segar dari Inggris dan
Perancis untuk keperluan militer dan perbaikan infrastruktur Turki Utsmani
dengan sistim ribawi. Perjanjian ini merupakan pertanda pergerakan penting
dari program Westernisasi di Turki Utsmani, serta awal bagi Turki kehilangan
kemerdekaan dalam bertindak di semua lini termasuk sektor perekonomian
dan penyusupan investasi asing yang bergerak tanpa terkendali (Pamuk, 2003).
Perubahan perekonomian Turki Utsmani yang didasarkan kepada norma
syari'at Islam telah mulai terasa sejak berdirinya bank asing ribawi pada tahun
1855 dimana mayoritas nasabah dari Bank ini adalah para pejabat tinggi dan
prinsip-prinsip muamalah syar’iyah al-maaliyah mulai terdegradasi.
4
BAB I ⇛ Pendahuluan
Pada tahun 1856 Inggris telah mendirikan Bank Ottoman untuk memper-
lancar perdagangan bebas di Turki. Akan tetapi setelah Inggris kehilangan
kendali atas Turki Utsmani ketika Cyprus dan Mesir diduduki oleh Perancis,
maka manajemen Bank tersebut diambil alih oleh Perancis, walaupun kantor
pusatnya masih berkedudukan di Istanbul dengan cabang-cabangnya yang
tersebar di negara-negara Eropa (Mc Murray, 2001). Dokumen resmi Amerika
Serikat yang berasal dari Kementerian Perdagangan Amerika pada tahun 1926
mengatakan bahwa seluruh bank-bank asing yang tersebar di wilayah Turki
Utsmani telah mengeruk keuntungan yang sangat besar. Keberadaannya telah
mendukung neraca perdagangan asing di seluruh wilayah Utsmaniyah dan
telah membantu kaum Yahudi untuk mendirikan negaranya di Palestina di
bawah lindungan Inggris (Hakki, 1998).
5
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Proses stagnasi ekonomi terus berlanjut antara tahun 1600 hingga 1700-
an, pemerintah pusat terus berusaha mencari sumber pendapatan ekonomi
6
BAB I ⇛ Pendahuluan
B. Permasalahan
7
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
8
BAB I ⇛ Pendahuluan
C. Literatur Review
Penulis juga menela'ah buku yang disusun oleh Stanfor J. Shaw & Ezel
Kural Shaw, History of The Ottoman Empire and Modern Turkey, yang
menceritakan toleransi kekaisaran Ottoman terhadap kelompok minoritas,
dalam buku ini juga diceritakan tetang sistim pemerintahan yang padamulanya
mereguk keberhasilan dan kestabilan diberbagai bidang, namun mengalami
masa krisis terutama di bidang birokrasi serta sistim pemilihan pemimpin.
Buku yang tak kalah pentingnya adalah buku yang disusun oleh Sevket
Pamuk; The Ottoman Empire and European Capitalism 1820-1913, yang
membahas tentang proses Westernisasi terjadi pada kerajaan Turki Utsmani
yang dimulai dengan berdirinya bank-bank menggunkan sistim Barat bebas
bergerak menguasai usaha-usaha dalam negeri akibat dari perjanjian kapitulasi
9
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
yang terus berkembang dari masa kemasa dan merugikan pemerintahan Turki
Utsmani.
Penulis juga menela'ah buku yang ditulis oleh Resat Kasaba; The
Ottoman Empire and the World Economy: The Nineteenth Century, yang mem-
bahas tentang dampak ekonomi global dan pasar bebas terhadap Turki Utsmani
pada abad ke 19 ketika kekaisaran ini mengalami krisis berkepanjangan dan
menjadi pasar yang luas bagi Eropa Barat pada waktu itu. Buku yang disusun
oleh Charles Issawi juga cukup menarik ketika membahas tentang perekono-
mian propinsi Turki Utsmani di wilayah Afrika seperti Mesir. Pada waktu itu
Mesir telah bergerak dengan bebas dalam melakukan pembangunan, sedang-
kan pembayaran pajak kepusat diambil alih oleh Inggris yang bertindak seba-
gai walinya dan Suriah.
10
BAB I ⇛ Pendahuluan
E. Metodologi Penelitian
a. Faktor Internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu manusia
itu, terdiri dari dua unsur yaitu rohani dan jasmani. Sehingga
seseorang yang mengadakan tanggapan terhadap suatu objek tetap
dipengaruhi oleh kedua unsur tersebut. Apabila terganggu salah
satu unsur saja, maka akan melahirkan hasil tanggapan yang
berbeda intensitasnya pada diri individu atau masyarakat.
b. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang ada pada lingkungan
sekitarnya. Faktor ini berhubungan langsung dengan objek dan
selanjutnya akan menimbulkan rangsangan serta berakhir di alat
11
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
12
BAB I ⇛ Pendahuluan
diharapkan akan muncul sehingga policy output dapat diterima dan dimanfaat-
kan dengan baik oleh kelompok sasaran. Sehingga dalam jangka panjang hasil
kebijakan dapat diwujudkan (Awang, 2010).
13
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
14
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
BAB II
DAN WESTERNISASI
15
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Pada dasarnya, negara dengan syariat Islam terdiri dari beberapa unsur
yaitu; Umat, Hukum, dan Kedaulatan; firman Allah Swt:
16
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
ُ ا ۡ
ى با ۡي ان ُه ۡم اوم َِّما ار ازق انٰ ُه ۡم يُنفِقون لصلا ٰو اة اوأا ۡم ُر ُه ۡم ُش ا
ٰ ور ُ ِين ٱ ۡس ات اجابُوا ْ ل اِر ٖبه ۡم اوأا اق
َّ اموا ْ ٱ اوٱ ََّّل ا
ِِ
ا ا ُ َّ ا ا ۡ ا ا ا ا ٰ ا ا ٖ ا ۡ ا ۡ ا َّ ۡ ا ا ا ا َّ ۡ ا ۡ ا ا َّ ا ا
ِين َّل اي ۡعل ُمون ِ ثم جعلنٰك لَع
َشيعةن مِن ٱۡلم ِر فٱتبِعها وَّل تتبِع أهواء ٱَّل
17
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
18
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
ْ ا ْ ْ ُ َّ ا ْ ا ا ْ ا ْ ا ْ ا ْ ا ُّ ْ ا
ُ ْ اَّلم ا ا ْ ْ ٰ ُ ا
ِّي جره ۖا ِن خري م ِن استأجرت القوِي ِ ىه اما يٰٓابا
ِ ت استأ قالت ا ِحد
”Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: ‘Wahai ayahku, ambillah
ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), Karena Sesungguhnya orang
yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang
yang Kuat lagi dapat dipercaya”. (QS. Al-Qashash [28] 26).
19
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
syariat Islam. Hal tersebut didasarkan kepada firman Allah yang memerintah-
kan ketaatan kepada pemerintah selama mematuhi perintah dan petunjuk
Allah, sebagaimana fiman Nya:
20
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Kasus yang sama juga bisa terjadi terhadap kepemilikan khusus (pribadi)
yang diakui oleh Islam selain kepemilikan umum. Pada saat terjadi bentrokan
antara kepemilikan pribadi dengan kepentingan umum, maka kepemilikan
pribadi dapat dibatalkan oleh pemerintah, seperti pembuatan jalan umum atau
pelebaran masjid yang pernah terjadi pada masa Umar bin Khattab. Untuk
keperluan tersebut, Umar bin Khattab merelokasi rumah-rumah penduduk
yang ada disekitar masjid demi pelebaran Masjidil Haram (Ibrahim, 2005).
ۡ اا ۡ اۡ ا ۡا ُ ُ اا ۡاٖ اٰ اا ا ۡا ا ا ُ ُ ۡ اٰ ا ا ۡ ا ا
ان ِِلا ُق ا
ُ َّوم ٱنل
اس ب ِٱلقِ ۡس ِط ت وأنزنلا معهم ٱلكِتب وٱل ِمزي ِ لقد أرسلنا رسلنا ب ِٱْليِن
ا ا ۡ ا ا َّ ُ ا ا ُ ُ ُ ا ُ ُ ُا ٞ اٞ ۡا اوأا ا
نز ۡنلاا ٱ ۡ ا
اس و ِِلعلم ٱّٰلل من ينُصهۥ ورسلهۥ ِ ِيد او ام انٰفِ ُع ل َِّلن
ِيد فِيهِ بأس شد ْلد ا
بٱ ۡل اغ ۡيب إ َّن ٱ َّ ا
ٞ ّٰلل قاو ٌّي اعز
يز ِ ِ ِ ِ ِ
21
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
22
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
23
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma’il dari Juwairiyah dari
Nafi’ bahwa ‘Abdullah ra. berkata: “Kami dahulu biasa menyongsong
kafilah dagang untuk membeli makanan dari mereka. Maka kemudian
Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam melarang kami membelinya sebelum
makanan tersebut sampai di pasar.” Abu ‘Abdullah berkata: “Ini
larangan untuk transaksi di luar pasar sebagaimana dijelaskan oleh
hadits ‘Ubaidulloh”. (HR. Bukhary, 1999)
ُ َّ ِض َّ ْ ا َّ ا ا ُ ا َّ ٌ ا َّ ا ا ا ْ ا ا ْ ُ ا ْ َّ ا ا ا َّ ا ا ٌ ا ْ ا
اّٰللِ ار ِ ا
اّٰلل حدثنا مسدد حدثنا َيَي عن عبي ِد اّٰللِ قال حدث ِِن ناف ِع عن عب ِد
َّ ُ ُ ا ا اا ُ ا ا ْ ُ ا ا ا ُ ا ْ ا ُ ا َّ ا ا ا ْ ا
ِيعون ُه ِف امَكنِهِ ف ان اهاه ْم ار ُسول اّٰلل وق في ِبِ
ُّ لَع
الس عنه قال َكنوا يبتاعون الطعام ِف أ
ُ اّٰلل اعلايْهِ او اس َّل ام أا ْن ياب
ُيعوهُ ف ام اَكنِهِ اح ََّّت اينْ ُقلُوه ُ َّ اص ََّّل
ِ ِ
24
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
َّ ا ْ ا ْ َّ ْ ُ ا ا ا ِ ا
ُاّٰلل ا َّ ا ا ا ْ ُ َّ ْ ُ ُ ُ ا ا ْ ا ا ا ا ٌ ا ْ ا
حدثنا عبد اّٰللِ بن يوسف أخَبنا مال ِك عن ناف ٍِع عن عب ِد اّٰللِ ب ِن عمر رِض
اا ُ ُ اا ُ اّٰلل اعلايْهِ او اس َّل ام قا اال اَّل ياب َّ ا ْ ُ ا ا َّ ا ُ ا
ُ َّ اّٰللِ اص ََّّل
يع اب ْعضك ْم لَع ابيْعِ اب ْع ٍض وَّلِ عنهما أن رسول
ُّ ا ا ا َّ ْ ٖ ا ا ا َّ ُ ْ ا ا ا
وقِ تلقوا السِلع حَّت يهبط بِها إِٰل الس
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yusuf dari Malik dari
Nafi’ dari ‘Abdullah bin ‘Umar ra. bahwa Rasululloh shallallohu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Janganlah sebagian kalian menjual di atas
penjualan sebagian yang lain dan janganlah pula kalian menyongsong
dagangan hingga dagangan itu sampai di pasar-pasar”. (Sahih al-
Bukhari, 1999)
Telah menceritakan kepada kami Al-Makkiy bin Ibrahim dari Ibnu Juraij
dari Ibnu Syihab dari Sa’id bin Al Musayyab dari Abu Hurairah
radhiyallahu‘anhum bahwa Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Janganlah seseorang membeli apa yang sedang dibeli
saudaranya, jangan pula kalian melebihkan harga tawaran barang
(yang sedang ditawar orang lain) dan jangan pula orang kota menjual
buat orang desa”. (HR. Bukhary,1999)
25
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Dalam syariat Islam, negara tidak hanya berfungsi sebagai penjaga dan
pemelihara investasi saja, melainkan juga sebagai pendukung dan pembinanya.
Tujuannya agar modal dan kekayaan negara diarahkan menuju perkembangan
ekonomi demi kemaslahatan masyarakat dan negara secara simultan.
26
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Di masa sahabat, ketiga hal tersebut dilakukan oleh Umar bin Khatab
dengan memanfaatkan dana yang berasal dari Mesir. Umar melakukan pemba-
ngunan jalan, jembatan, pengairan serta mengembangkan industri dasar yang
konsumsinya adalah pemerintah sendiri. Kebijakan Umar membangun dan
membenahi fasilitas negara terbukti mampu membuat industri tetap bertahan
dan masyarakat menjadi produktif.
1
Usyur yaitu bea impor yang dikenakan kepada semua pedagang, dibayar hanya
sekali dalam setahun dan hanya berlaku terhadap barang yang nilainya lebih dari 200 dirham.
Tingkat bea orang-orang yang dilindungi adalah 5% dan pedagang muslim 2,5%. Hal ini juga
terjadi di Jazirah Arab sebelum masa Islam, terutama di Makkah sebagai pusat perdagangan
regional terbesar. Karenanya, Umar memerintahkan kaum muslimin mengambil pajak 1/10
kepada pedagang non muslim ketika mereka masuk ke negeri Islam. Dan memerintahkan
mengambil setengah dari sepersepuluh kepada ahli dzimmah dan kepada kaum muslimin
hanya seperempat dari usyur jika barang dagangan mereka hanya 200 Dirham saja
27
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
ini adalah perwujudan dari asas persamaan, di samping negara juga berkewa-
jiban menjamin keadilan antara penjual dan pembeli dengan mengambil peran
sama-sama menjaga stabilitas harga, berdasarkan prinsip harga pasar atau
harga rata-rata. Dengan demikian, pembeli dan penjual sama-sama mendapat-
kan keuntungan dan terhindar dari kerugian. Demi kelancaran aktivitas pasar,
kekhalifahan Islam pernah membentuk badan Hisbah yang bertugas untuk
melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar, mencegah segala bentuk penipuan,
monopoli, dan penyeludupan. Badan ini berada di bawah badan peradilan
negara, hal yang sejalan dengan sabda Rasulullah Saw.
ا
ُ ا ا اُا
اْل اس ِن قال ثقل ام ْع ِقل يد اي ْعِن ابْ ان ُم َّرةا أبُو ال ْ ُم اع ََّّل اعن ْ ا ُ الص ام ِد اح َّد اث انا ياز َّ اح َّد اث انا اعبْ ُد
ِ ِ ِ
ُكت ْ ْ ُ ا ا ا ا ا ا ا ْ ُ ا ْ ُ َّ ْ ُ ا ا ُ ُ ُ ا ا ا ا ْ ا ْ ا ُ ا ا ْ ُ ا ٖ ا ا
ار فدخل إِِلهِ عبيد اّٰللِ بن زِيا ٍد يعوده فقال هل تعلم يا معقِل أ ِّن سف ٍ بن يس
ا ا ا ْ ا ا ْ ٖ ا ا ْ
ُ ت قاال اهل ات ْعل ُم أّن اد اخل ا ُ اد ًما قا اال اما اعل ِْم
ّي قال اما َش ٍء م ِْن أ ْس اعارِ ال ُم ْسل ِ ِم ْ ت ِف ِ
ا ا ُ ا ا ا َّ ُ ْ جل ُِسوِن ُث َّم قا اال ْ ت قا اال أا
اس ام ْع ياا ع ابيْ اد اّٰللِ اح ََّّت أ اح ٖدِثك شيْئًا ل ْم أ ْس ام ْع ُه م ِْن ِ
ُ اعل ِْم
َّ ا َّ َّ ُ ا ا ْ ا ا َّ ا ا َّ ً ا ا ا َّ ا ْ ا ْ ُ ا ُ ا َّ ا َّ َّ ُ ا
اّٰلل اعليْ ِه ّي س ِمعت رسول اّٰللِ صَّل ِ رسو ِل اّٰللِ صَّل اّٰلل عليهِ وسلم مرة وَّل مرت
ُا
َّ ا َّ ًّ ا ا اا ْ ا ْ ْ اْ ا ْ ا ا ا َّ ا ا ُ ُ ا ْ ا ا ا
ِّي ِِلُغل اِي ُه عليْ ِه ْم فإِن احقا لَع اّٰلل ار ال ُم ْسل ِ ِم ِ وسلم يقول من دخل ِف َش ٍء مِن أسع
َّ
ِول اّٰلل ُ ت اس ِم ْع ات ُه م ِْن ار
س امةِ قا اال أا اأن ْ ااٰل أا ْن ُي ْقعِ اد ُه ب ُع ْظم م ِْن انلَّار يا ْو ام الْقِ اي ا اا ا ا ااا ا
تبارك وتع
ِ ِ ٍ ِ
ْ ا َّ َّ ُ ا ا ْ ا ا َّ ا ا ا ا ا ْ ا ْ ا ا َّ ا ا ا َّ ا
ّي
ِ صَّل اّٰلل عليهِ وسلم قال نعم غري مر ٍة وَّل مرت
28
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
'Ubaidullah, kuberitahu kau sesuatu yang tidak hanya sekali dua kali
aku mendengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Aku
mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang-
siapa sedikit saja mencampuri harga kaum muslimin untuk menjadikan-
nya mahal untuk mereka, maka sesungguhnya Allah Tabaraka wa Ta'ala
akan benar-benar mendudukkannya di atas tulang dari api pada hari
Kiamat kelak." Dia berkata; "Apakah kau mendengarnya dari
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Dia menjawab, "Benar,
bukan hanya sekali atau dua kali." (H.R. Ahmad).
Negara yang berlandaskan syariat Islam harus berusaha keras agar setiap
pasar yang ada di segenap wilayahnya tidak lari dari tujuan pokok, yaitu
memberikan manfaat dan memenuhi kebutuhan orang banyak. Dalam Syariat
Islam disebutkan bahwa setiap pedagang yang mampu memberikan produk
yang baik dan melakukan perlindungan terhadap konsumen akan mendapatkan
pahala jihad di jalan Allah (Ibrahim, 2005).
Salah satu bentuk peran negara dalam sektor khusus adalah mengambil
alih penanganan perusahaan-perusahaan strategis yang tidak maksimal dalam
produksi. Kemudian, melakukan pembenahan dengan menunjuk ahli-ahli yang
berkompeten agar perusahaan tersebut kembali sehat. Kebijakan ini sejalan
dengan Firman Allah Swt.
ُ ۡ ُ ُ ُ ۡ ا ا ُ ۡ ُ ْ ُّ ا ا ا ا ۡ ا ٰ ا ُ ُ َّ ا ا ا َّ ُ ا ُ ۡ ا ٰ ٗ ا
ِيها اوٱك ُسوه ۡم
وه ۡم ف ا وَّل تؤتوا ٱلسفهاء أمولكم ٱل َِّت جعل ٱّٰلل لكم ق ِيما وٱرزق
ٗ ٗ ُ ُ ْ ا ا
اوقولوا ل ُه ۡم ق ۡوَّل َّم ۡع ُروفا
29
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata
yang baik.” (QS An Nisa: 5)
30
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
31
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
mereka untuk membayar pajak. Sistim ini dilengkapi dengan ijtihad para ulama
yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah. Keberadaan sistim keuangan
Islam telah terbukti memberikan kontribusi yang amat besar bagi sistim
keuangan modern.
a. Aqidah
32
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
larangan Allah. Dengan aqidah yang kuat, seorang muslim akan selalu merasa
diawasi oleh Allah Swt. Dengan pengawasan tersebut seseorang akan terhindar
dari berbagai macam bentuk kesalahan dan kekeliruan.
b. Persamaan Kedudukan.
َّ ْ ُ آٰ ا ُّ ا َّ ُ َّ ا ا ۡ ا ٰ ُ ٖ ا ا ا ُ ا ٰ ا ا ا ۡ ا ٰ ُ ۡ ُ ُ ٗ ا ا ا ا ا ا ا
ارف ۚوا إِنيأيها ٱنلاس إِنا خلقنكم مِن ذك نر وأنَث وجعلنكم شعوبا وقبائِل ِِلع
ِٞيم اخبري
ٌ ّٰلل اعل ُ ا ۡ ا ُ ۡ ا َّ ا ۡ ا
ك ۡم إ َّن ٱ َّ ا
ِ ِ ۚ ٰ أك ارمكم عِند ٱّٰللِ أتقى
33
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
34
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Begitu juga, Islam tidak membedakan antara lelaki dan wanita; mereka
memiliki persamaan dalam masalah ekonomi. Setiap individu, baik lelaki
maupun wanita, mempunyai kesempatan yang sama untuk menikmati usaha
masing-masing.
c. Keadilan.
Keadilan adalah inti dari keamanan dan merupakan salah satu pilar
terpenting dalam perekonomian. Sebab, manusia akan saling berbenturan
apabila haknya dizalimi. Dengan tegaknya keadilan, masyarakat tidak akan
merasa khawatir akan kesewenang-wenangan pihak yang kuat dan kezaliman
orang-orang kaya serta kedurjanaan para penguasa. Hasil dari keadilan yang
merata di tengah-tengah masyarakat adalah terwujudnya kestabilan dan
pertumbuhan ekonomi.
ُ آٰ ا ُّ ا َّ ا ا ا ُ ْ ُ ُ ْ ا َّٰ ا َّ ُ ا ا ا ۡ ۡ ا ا ا ۡ ا َّ ُ ۡ ا ا
ٰٓ ان قا ۡو ٍم ا ا
لَع يأيها ٱَّلِين ءامنوا كونوا قومِّي ِّٰللِ شهداء ب ِٱلقِس ِط وَّل َي ِرمنكم شن
ا ُ ا ى اوٱ َّت ُقوا ْ ٱ َّ ا
ّٰلل إ َّن ٱ َّ ا
ُ ّٰلل اخب ۡ َّ ُ ا َّ ا ۡ ُ ْ ۡ ُ ْ ُ ا ا ۡ ا
ري ب ِ اما ت ۡع املونِ ِ ۚ ٰ ا
ۖ أَّل تعدِل ۚوا ٱعدِلوا هو أقرب ل ِلت
و ق
35
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
اّٰللِ بْن ُع ام ار ار ِ ا َّ ْ ا ا ْ ا ْ َّ ْ ا َّ ا ا ْ ا ُ ا َّ ا ا ٌ ا ْ ا
ِض ِ ار عن عب ِد ٍ حدثنا إِسماعِيل حدث ِِن مال ِك عن عب ِد اّٰللِ ب ِن دِين
ٌ ُ ُّ ُ ٍ َّ ُ ا ْ ُ ا ا َّ ا ُ ا َّ ا َّ َّ ُ ا ا ْ ا ا َّ ا ا ا ا ا ُ ُّ ُ ْ ا
اع اوُكك ْم ام ْسئُول اّٰلل عنهما أن رسول اّٰللِ صَّل اّٰلل عليهِ وسلم قال أَّل ُككم ر
اا ُ َّ ا ا ُ ا ا ْ ُ ٌ ا ْ ا َّ ا اا َّ ُ ا ْ ا َّ ا ْ ا
اع لَع ٍ الر ُجل ار اع وهو مسئول عن رعِيتِهِ و ٍ اس ر َّ لَع
ِ انل ام اَّلِي اْلم
ِ عن رعِيتِهِ ف
َله ِ او ِِها ا ْ ا ْ ا ُ ا ا ْ ُ ٌ ا ْ ا َّ ا ْ ا ْ ُ ا ا ٌ ا ا ْ ا ْ ا ْ ا ا ا ا
ا ا
ِ جه ا و و ِ ت زو ِ أه ِل بيتِهِ وهو مسئول عن رعِيتِهِ والمرأة راعِية لَع أه ِل بي
ُّ ا ا ٌْ ا الر ُجل ار ٍ ا ا ا
اع ٍ ك ْم ار ُ ُ ا ُ
ال اس ٖيِ ِده ِ اوه او ام ْسئُول عن ُه أَّل فُك َّ ام ْسئُولا ٌة اعنْ ُه ْم او اعبْ ُد
ِ اع لَع م ِ
ٌ ا ُ ُّ ُ
ِاوُكك ْم ام ْسئُول ع ْن ارع َِّيتِه
36
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Hadits di atas menjelaskan kepada kita, bahwa tidak seorang pun yang
terlepas dari tanggung jawab dalam memelihara kemaslahatan dirinya dan
orang lain. Setiap individu saling menjamin kemaslahatan sesama dan saling
terikat satu sama lainnya.
Kejelasan Harta:
Penjagaan Harta:
37
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
investasi yang ilegal seperti riba, jual beli yang mengandung penipuan,
monopoli dan sebagainya. Perputaran modal berdasarkan kemaslahatan
dunia dan akhirat tanpa ada rasa khawatir akan jatuh kepada
kemiskinan. Allah berfirman Swt:
ا اۡ ُ اُ ا ا ا ا ۡ ُ ٖ ا ۡ ا ا ُ ۡ َّ ا ٖ ا ۡ ُ ُ ٖ ا
َش نء ف ُه او لر ۡزق ل اِمن ياشا ُء م ِۡن ع اِبادِه ِۦ ويقدِر ل ۚۥ وما أنفقتم مِنِ قل إِن ر ِب يبسط ٱ
ُۡ
ُ ۡ ُيل ُِف ُه ۖۥ او ُه او اخ
ري ٱ َّٰلرزق ا
ِّي ِ
“Dan barang apa saja yang kalian nafkahkan, maka Allah akan
menggantinya dan Dia lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya”.
(QS.Saba' [34] 39).
38
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
ا
َي ُدون ِف
ا ۡ ۡ ُ ُّ ا ا ۡ ا ا ا ا ۡ ۡ ا ا ا ا َّ ا ا ا َّ ُ َّ ا ا ۡ ا ا
ِ وٱَّلِين تبوءو ٱَلار وٱ ِْليمٰن مِن قبل ِ ِهم َيِبون من هاجر إِِل ِهم وَّل
ا ٞ ۡ ا ا ٗ ٖ َّ ُ ُ ْ ا ُ ۡ ُ ا ا ا ٰٓ ا ُ ۡ ا ا ۡ ا ا ۡ ا ا ا
اصة ۚ او امن يُوق ُص ُدورِهِم حاجة مِما أوتوا ويؤث ِرون لَع أنفسِ ِهم ولو َكن ب ِ ِهم خص
ا ُ ْ ا ٰٓ ا ُ ُ ۡ ُ ۡ ُ ا ُۡ ا
ش َّح نفسِ هِۦ فأولئِك هم ٱلمفل ِحون
ٖا ا ا ا ۡ ا ا ۡ ُ ا َّ ا ُ ُ ُ ُ ۡ ا ا ۡا ۡ
ٰ ت ل ِۡل ُف اق ارا ِء اوٱل ام ا
ُ ٰ لص اد اق
َّ إ َّن اما ٱ
ِ ِّي وٱلع ٰ ِمل ِّي عليها وٱلمؤلفةِ قلوبهم و ِِف ٱل ِرق
اب ِ سك ِ
ُ َّ يض ٗة ٖم اِن ٱ َّّٰللِ اوٱ
ٌ ّٰلل اعل
ٞ ِيم احك ا ا َّ ۡ َّ ا ا ا ا ا اۡ
ِيم ۗ يل ف ِر
ِ ِ يل ٱّٰللِ وٱب ِن ٱلسب ِ ِ وٱلغ ٰ ِرمِّي و ِِف سب
39
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Pada masa Rasul, belum ada petugas tetap pemungut zakat yang diberi
gaji secara teratur, upah hanya dibagikan pada setiap pemungutan dilakukan.
Demikian pula keadaannya dengan para amil zakat dan para gubernur serta
penguasa wilayah yang bertugas memungut zakat (Inalcik, 1970, p.215).
Sedangkan para mujahidin saat itu, mereka baru berperang ketika ada
panggilan dari Rasulullah. Setelah perang selesai, mereka kembali bekerja
sesuai profesi mereka semula. Bagi setiap orang dan juga kendaraan yang
mereka pakai untuk berperang di jalan Allah, akan mendapat bagian dari
rampasan perang. Pembagian ini pun dilakukan apabila mendapatkan harta
rampasan. Terlepas dari ada tidaknya harta pampasan perang, pahala yang
besar dari Allah Swt. telah dijanjikan untuk para mujahidin tersebut, baik
mereka dalam keadaan menang maupun kalah dalam perperangan tersebut.
Adapun detail pembagian harta rampasan perang juga sudah dijelaskan dalam
al-Qur’an:
م
ۡ ُۡۡ ا
ٰ ب اوٱِلا اتٰ ا ِ ِ ول او
ٰ َّلي ٱلقر ُ َّ اوٱ ۡعلا ُموا ْ اأ َّن اما اغن ِۡم ُتم ٖمِن ا ۡ ا ا َّ َّ ُ ُ ا ُ ا
ِ َشءن فأن ِّٰللِ ُخسهۥ ول ِلرس
َّ ا ا ا ا ۡ ا ا ا ٰ ا ۡ ا ا ۡ ا ۡ ُ ۡ ا ُ ُ ُۡ ا ا ۡ سك ا ا ۡا ا
ان يا ۡو ام
ِ يل إِن كنتم ءامنتم ب ِٱّٰللِ وما أنزنلا لَع عبدِنا يوم ٱلفر
ق َّ
ِ ِ ِّي وٱب ِن ٱلسب ِ ٰ وٱلم
ۡ ك ا
ٌ َش نء قاد ٖ ُ ٰ ۡ ا ا ۡ ا ۡ ا ا َّ ُ ا ا
ِير ِ لَع ان وٱّٰلل
ِ ٱِلَّق ٱْلمع
40
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
ۡ ُۡۡ ا
ٰ ب اوٱِلا اتٰ ا
ٰ ول او َِّلِي ٱلقر َّ ى فال َِّلهِ اول
ُ ِلر ٰ ا ُۡ ۡۡ ا َّ ا ا ا َّ ُ ا ا
ُ لَع ار
ٰ
م ِ س ر قل ٱ ل
ِ ه أ ِن
م ۦِ ِ
ول س ما أفاء ٱّٰلل
ُ ا ُ ا
ۡ ۡ ا ۡ ا ا ُ ا ُ ا اۡ ا ۡ سك ا ا ۡا ا
ّي ٱۡلغن اِياءِ مِنك ۡ ۚم او اما اءاتىٰك ُم يل َك َّل يكون دولَۢة ب َّ
ِ ِ ِّي وٱب ِن ٱلسب ِ ٰ وٱلم
َّ ُ ُ ا ُ ُ ُ ا ا ا ا ُ ۡ ا ۡ ُ ا ا ُ ْ ا َّ ُ ْ َّ ا َّ َّ ا ا ُ ۡ ا
ِ ٱلرسول فخذوه وما نهىٰكم عنه فٱنته ۚوا وٱتقوا ٱّٰللۖ إِن ٱّٰلل شدِيد ٱلعِق
اب
“Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya
(dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah
untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu
jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa
yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang
dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya”. (QS Al Hasyr [59]
7)
ا ا ُ ا ٖ ُ ا ا ا َّ ا َّ ُ ا ا ُ ُ ُ ا ۡ ا َّ ا ۡ ا ٰ ُ ْ َّ ا ا
ولۥ اوَّل ِين َّل يُؤم ُِنون ب ِٱّٰللِ اوَّل ب ِٱِلا ۡو ِم ٱٓأۡلخ ِِر وَّل َي ِرمون ما حرم ٱّٰلل ورس
قتِلوا ٱَّل
ا ُ ا ُ
ا ُ ا ا ۡ ا ٖ ا َّ ا ُ ْ ۡ ا ٰ ا ا َّ ٰ ُ ۡ ُ ْ ۡ ا
ْل ۡزياة اعن يا ند اوه ۡم ص ٰ ِغ ُرون
ِ يدِينون دِين ٱْل ِق مِن ٱَّلِين أوتوا ٱلكِتب حَّت يعطوا ٱ
41
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Sistim keuangan pada masa Abu Bakar tidak banyak berbeda dengan
Rasulullah Saw. Hanya saja, ketika itu ada kendala besar dalam pembayaran
zakat, dimana kelompok orang mengingkari kewajiban zakat mereka menolak
untuk membayarnya. Alasan mereka adalah bahwa kewajiban membayar zakat
tersebut hanya berlaku ketika Rasulullah Saw masih hidup sehingga menjadi
gugur ketika Beliau sudah wafat. Pembangkangan tersebut membuat Khalifah
Abu Bakar memutuskan untuk memerangi mereka lalu memungut zakat secara
paksa dari mereka.
Pada masa Umar bin Khatab, wilayah Islam semakin luas dan menaungi
berbagai macam peradaban dunia lama seperti Persia. Permasalahan menjadi
semakin banyak dan beragam sehingga sistim keuangan ketika itu mulai
berubah secara perlahan dan mengalami pembaharuan. Adapun pembaharuan
pada masa Umar bin Khatab adalah sebagai berikut (Kafrawi, 2000):
42
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
ْ ُ ا ۡ ۡ ا ۡ ا ا ا ا ُ ْ ا ٰٓ ا ا ۡ ا ُ ا ا ا ٗ ٖ ا َّ ا ا ا ا ا ُ ا
َّل ي ا ۡس اتوِي مِنكم َّم ۡن أنف اق مِن قب ِل ٱلفتحِ وقٰتل ۚ أولئِك أعظم درجة مِن ٱَّلِين أنفقوا
ا ۡ ُ ا ا ٰ ا ُ ْ ا ُ ٖٗ ا ا ا َّ ُ ۡ ُ ۡ ا ٰ ا َّ ُ ا ا ۡ ا ُ ا
ٞون اخبري
ِ مِن بعد وقتل ۚوا وُك وعد ٱّٰلل ٱْلسِن وٱّٰلل بِما تعمل
Pada masa Umar, para mualaf tidak lagi mendapatkan zakat karena
pada masa itu Islam sudah kuat dan ekonomi mereka yang muallaf
juga sudah mapan, maka tidak ada lagi kekhawatiran orang yang
masuk Islam akan berpaling dari Islam.
Umar juga mencetak mata uang baru.
43
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Kebijakan yang diambil Ali bin Abi Thalib dalam mengatur keuangan
negara adalah sebagai berikut:
Abu Yusuf al-Qadhi dilahirkan pada tahun 113 H dan wafat pada tahun
182 H. Pemikiran-pemikirannya yang terkait dengan keuangan negara adalah:
44
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
8. Ibnu Taimiyah
Dilahirkan pada tahun 661 H, dan wafat pada tahun 728 H di akhir-akhir
masa kekhalifahan Abbasiyah. Pada masanya, korupsi merajalela dan para
45
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
م
ۡ ُۡۡ ا
ٰ ب اوٱِلا اتٰ ا ٰ ول او َِّلِي ٱلقر ُ ِلر
س ُ ُ َِشء فاأا َّن ِ َّّٰلل
َّ ُخ اس ُهۥ اول ۡ ا ۡ ا ُ ْ ا َّ ا ا ۡ ُ ٖ ا
وٱعلموا أنما غن ِمتم مِن
ِ ن
ا
َّ ا ا ا ۡ ا ا ا ٰ ا ۡ ا ا ۡ ا ۡ ُ ۡ ا ُ لسبيل إن ُك ۡ سك ا ا ۡا ا
ان يا ۡو ام
ِ لَع عبدِنا يوم ٱلفرق
ُ ام
نتم ب ِٱّٰللِ وما أنزنلا نت ۡم اء ا َّ
ِ ِ ِ ِّي وٱب ِن ٱ ِ ٰ وٱلم
ٌ َشءن قاد ۡ ك ا ٖ ُ ٰ ۡ ا ا ۡ ا ۡ ا ا َّ ُ ا ا
ِير ِ لَع ان وٱّٰلل
ِ ٱِلَّق ٱْلمع
46
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
47
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
48
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, yang dengan zakat
itu kamu dapat membersihkan dan mensucikan harta mereka. Dan
berdo’alah untuk mereka, karena do’amu akan membuat tenang jiwa
mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.
(Q.S. At –Taubah [9] 103)
a. Zakat.
Zakat merupakan bagian dari rukun Islam yang kelima dan salah satu
49
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Anfal adalah sama dengan ghanimah (QS. Al Anfal: 1). Ibnu Abbas dan
Mujahid berpendapat bahwa anfal adalah ghanimah, yakni harta kekayaan
orang-orang kafir setelah wilayah mereka berhasil ditaklukkan oleh kaum
50
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Fa’i adalah segala harta kekayaan orang-orang kafir yang dikuasai oleh
kaum muslimin tanpa peperangan. Seperti yang pernah terjadi pada Bani
Nadhir, atau orang-orang kafir yang melarikan diri karena takut terhadap kaum
muslimin dengan meninggalkan rumah dan harta mereka, sehingga harta
tersebut dikuasai oleh kaum muslimin. Atau orang-orang kafir yang takut, lalu
melakukan perdamaian dengan kaum muslimin serta menyerahkan sebagian
dari harta benda dan tanah mereka, seperti terjadi pada penduduk Fidak. Harta
fa’i ini menjadi milik Rasulullah Saw, sebagian dibelanjakan beliau untuk
keperluan keluarganya selama satu tahun, adapun sisanya beliau alokasikan
untuk keperluan amunisi dan penyediaan senjata perang. Setelah Rasul wafat,
Abu Bakar dan Umar melakukan hal yang sama.
ۡ ُۡۡ ا
ٰب اوٱِلا اتٰ ام ٰ ول او َِّلِي ٱلقر ُ ُ َِشء فاأا َّن ِ َّّٰلل
َّ ُخ اس ُهۥ اول
ُِلرس ۡ ا ۡ ا ُ ْ ا َّ ا ا ۡ ُ ٖ ا
وٱعلموا أنما غن ِمتم مِن
ِ ن
ۡ ا ۡ
َّ ا ا ا ا ا ٰ ا ۡ ا ا ۡ ا ُ ۡ ا ا ُ ۡ سك ا ا ۡا ا
ان يا ۡو ام
ِ لَع عبدِنا يوم ٱلفرق
ُ ام
نتم ب ِٱّٰللِ وما أنزنلا ُ لسبيل إن ك
نت ۡم اء ا َّ
ِ ٰ وٱلم
ِ ِ ِ ِّي وٱب ِن ٱ
ٌ َشءن قاد ۡ ك ا ٖ ُ ٰ ۡ ا ا ۡ ا ۡ ا ا َّ ُ ا ا
ِير ِ ان وٱّٰلل لَع ِ ٱِلَّق ٱْلمع
51
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
c. Kharaj
Kharaj adalah hak kaum muslimin atas tanah yang ditaklukkan dari
orang-orang kafir harby, baik melalui peperangan maupun melalui jalan
damai. Secara umum kharaj ada dua macam: kharaj ‘unwah dan kharaj shulhi.
Kharaj ’unwah adalah kharaj yang diambil dari semua tanah yang dikua-
sai oleh kaum muslimin dari orang-orang kafir secara paksa melalui perang,
misalnya tanah Irak, Syam dan Mesir. (QS. Al-Hasyr; 7-10). Sedangkan kharaj
shulhi adalah kharaj yang diambil dari setiap tanah yang penduduknya telah
menyerahkan diri kepada kaum muslimin secara damai. Kharaj muncul seiring
dengan terjadinya perdamaian yang disepakati antara kaum muslimin dan
pemilik tanah dari non muslim. Apabila telah disepakati bahwa tanah tersebut
menjadi hak kaum muslimin dan penduduknya tetap tinggal diatasnya dengan
kesediaan membayar kharaj, maka kharaj berlaku secara permanen pada tanah
tersebut. Artinya, tanah yang telah disepakati itu akan tetap sebagai tanah
kharajiyah sampai hari kiamat, walaupun penduduknya berubah menjadi kaum
muslimin atau dijual kepada orang Islam, atau karena sebab-sebab lainnya.
52
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
jizyah. Dengan demikian, jiziyah bisa gugur bilamana mereka masuk Islam
atau tanah tersebut dijual kepada orang Muslim. Sedangkan untuk menetapkan
besaran kharaj, khalifah dapat bermusyawarah dengan para ahli yang dapat
memperhitungkan luas tanah, atau tanaman yang ada di atasnya, atau diukur
berdasarkan kadar hasil panen yang dihasilkan dari tanaman yang ditanam atau
tumbuh di atas tanah tersebut. Sebagaimana yang dilakukan khalifah Umar
ketika akan menetapkan kharaj atas tanah Sawad.
Kharaj berbeda dengan ‘Usyur. ‘Usyur adalah nilai (harga) yang diambil
dari hasil pertanian tanah ‘usyriyyah. Yang termasuk tanah ‘usyriyyah adalah
sebagai berikut (Kafrawi, 2000):
Jazirah Arab.
Tanah yang penduduknya masuk Islam secara damai, seperti
Indonesia.
Tanah ‘unwah yang dibagikan kepada pasukan perang kaum
muslimin, seperti tanah Khaibar.
Tanah yang penduduknya melakukan perdamaian dengan kaum
muslimin dengan kesepakatan tanah tersebut milik mereka. Maka
apabila mereka masuk Islam atau dijual kepada seorang muslim,
tanah tersebut menjadi tanah ‘usyriyyah.
Tanah mati yang dihidupkan kembali oleh orang Islam.
53
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
d. Jizyah
Jizyah adalah hak yang diberikan Allah Swt, kepada kaum muslimin dari
orang-orang kafir karena ketundukan mereka kepada pemerintahan Islam.
Jizyah merupakan harta kaum muslimin yang dipergunakan untuk
kemaslahatan kaum muslimin, dan wajib diambil setelah melewati satu tahun
(ditetapkan mulai Muharram s/d Dzulhijjah). Berdasarkan QS At Taubah ayat
29, jizyah wajib diambil selama mereka tidak masuk Islam (kufur). Namun
apabila memeluk Islam, maka kewajiban jizyah atas mereka menjadi gugur.
54
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Tabel. 1
Harta milik umum jenis pertama didasarkan pada sabda Rasulullah Saw,
sebagaimana dituturkan oleh Abu Khurasyi dari beberapa sahabat, “Kaum
muslimin berserikat dalam tiga hal, yaitu: air, padang rumput, dan api.”
55
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
milik seluruh kaum muslimin, dan bukan milik orang perorang. Hal yang sama
berlaku untuk jalan umum, saluran-saluran air, pipa- pipa penyalur air, tiang-
tiang listrik, rel kereta, yang berada di jalan umum. Semuanya merupakan
milik umum sesuai dengan status jalan itu sendiri sehingga tidak boleh menjadi
milik pribadi. Rasul Saw, bersabda: “Tidak ada penguasaan (atas harta milik
umum) kecuali bagi Allah dan Rasul-Nya.”
56
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Air, padang rumput, api, jalan umum, laut, samudra, sungai besar, adalah
benda-benda yang bisa dimanfaatkan secara langsung oleh setiap individu.
Siapa saja boleh mengambil air dari sumur, mengalirkan air sungai untuk
pengairan pertanian, juga menggembalakan hewan ternaknya di padang
rumput milik umum. Bagi setiap individu juga diperbolehkan menggunakan
berbagai peralatan yang dimilikinya untuk memanfaatkan sungai yang besar,
misalnya, untuk menyirami tanaman dan pepohonan. Karena sungai yang
besar cukup luas untuk dapat dimanfaatkan seluruh masyarakat walau dengan
menggunakan peralatan khusus; selama penggunaan tersebut tidak membuat
kemudharatan bagi individu lainnya. Setiap individu juga diperbolehkan
memanfaatkan jalan-jalan umum secara individu, dengan tunggangan atau pun
kendaraan. Juga diperbolehkan mengarungi lautan dan sungai serta danau-
danau umum dengan perahu, kapal, dan sebagainya, sepanjang hal tersebut
tidak membuat pihak lain yaitu seluruh kaum muslim dirugikan, tidak
mempersempit keluasan jalan umum, laut, sungai, dan danau (Kafrawi, 2000).
Kekayaan milik umum seperti minyak bumi, gas alam, dan barang
tambang lainnya yang tidak dapat dengan mudah dimanfaatkan secara
langsung oleh setiap individu masyarakat—karena membutuhkan keahlian,
teknologi tinggi, serta biaya yang besar—, menjadi hak negera untuk
mengelola dan mengeksplorasinya. Hasil eksplorasi tersebut akan dimasukkan
57
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
ke dalam kas baitul mal. Dan khalifah adalah pihak yang berwenang dalam
pendistribusian hasil tambang dan pendapatannya sesuai dengan ijtihadnya
demi kemashlahatan umat.
Kedua, dibagikan kepada kaum muslimin atau seluruh rakyat. Dalam hal
ini khalifah boleh membagikan secara gratis air minum, listrik, gas, minyak
tanah, dan barang lain untuk keperluan rumah tangga atau pasar-pasar, atau
menjual semua itu dengan harga semurah-murahnya, atau dengan harga wajar
yang tidak memberatkan. Barang- barang tambang yang tidak dikonsumsi
rakyat, misalnya minyak mentah, dijual ke luar negeri dan keuntungannya —
termasuk keuntungan pemasaran dalam negeri— dibagi keseluruhan rakyat,
58
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Setiap tanah atau bangunan yang berkaitan dengan hak umum kaum
muslimin namun tidak termasuk dalam kepemilikan umum, maka fasilitas
tersebut menjadi milik negara. Pengaturan, pengelolaan, dan pembelanjaan
setiap bentuk kepemilikan negara yang juga dapat dimiliki individu— seperti
tanah, bangunan dan harta-harta bergerak, namun berkaitan dengan hak umum
kaum muslimin— diwakilkan kepada khalifah. Karena khalifah memiliki
wewenang terhadap apa yang berkaitan dengan hak umum kaum muslimin.
Inilah pengertian pemilikan negara.
Pertama: padang pasir, gunung, pantai, tanah mati yang tidak dimiliki
individu.
Kedua: al-bathaih, yaitu saluran air (sungai) yang luas berpasir dan berkerikil
sehingga tidak bisa ditanami.
59
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Ketiga: ash-shawafi, adalah setiap tanah dari negeri taklukan, yang ditetapkan
khalifah sebagai milik Baitul Mal karena tidak ada pemiliknya, atau pun milik
negara atau para penguasa negara yang ditaklukkan, atau milik juga pasukan
musuh yang terbunuh.
Keempat: bangunan dan gedung yang ada di negeri taklukan, yang pada
asalnya dikhususkan oleh negara taklukan untuk fasilitas pemerintahan, sarana
layanan umum, sekolah/perguruan tinggi, rumah sakit dan apotik, industri dan
lain sebagainya. Maka bangunan-bangunan tersebut menjadi ghanimah dan
fa’i kaum muslimin, menjadi hak Baitul Mal, dan statusnya adalah milik
negara. Juga termasuk kepemilikan negara adalah setiap bangunan atau gedung
yang dibangun oleh negara atau yang dibeli dengan dana Baitul Mal, yang
dikhususkan untuk fasilitas pemerintahan, kemaslahatan dan direktoratnya,
sekolah/perguruan tinggi, rumah sakit, ataupun sarana layanan umum (pos
telekomunikasi, bank, transportasi umum, industri).
g. ‘Usyur
‘Usyur merupakan hak kaum muslimin yang diambil dari harta dan
barang perdagangan ahlul dzimmah dan kafir harbi yang melewati perbatasan
negara. Ada beberapa hadits yang menjelaskan bahwa khalifah Umar dan
khalifah setelahnya memungut ‘usyur dari perdagangan yang melewati
perbatasan negara. Ziyad bin Hudayr mengatakan, “Umar bin Khathab pernah
mempekerjakan saya untuk memungut ‘usyur (1/10) dan memerintahkan saya
agar memungut ¼ usyur (zakat) dari perdagangan kaum muslimin.”
Harta ilegal (mal al-ghulul) ialah semua harta yang diperoleh oleh para
60
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
wali, amil, dan pegawai negara dengan cara yang tidak dibenarkah oleh syara’;
baik yang diperoleh dari harta negara maupun harta masyarakat. Selain gaji,
maka setiap harta yang mereka peroleh dengan memanfaatkan kekuasaan dan
jabatan dianggap sebagai harta ghulul. Mereka wajib mengembalikan harta itu
kepada pemiliknya, dan jika tidak diketahui pemiliknya, maka harta itu
diserahkan ke Baitul Mal kaum muslimin.
Pertama; harta suap, yaitu semua harta yang diberikan kepada seorang
penguasa, amil, hakim atau pejabat lainnya dengan maksud untuk memperoleh
keputusan tertentu demi kepentingan tertentu pula yang semestinya wajib
diputuskan tanpa kompensasi apa pun. Semua harta yang didapat dengan cara
suap dianggap harta haram dan bukan hak orang yang menerima suap.
Kedua; hadiah atau hibah, yaitu setiap (uang) yang diberikan oleh
masyarakat atau pihak lain kepada para penguasa, hakim, amil dan pegawai
negara. Hadiah dan hibah semacam ini dianggap suatu kecurangan,
sebagaimana pernah disabdakan oleh Rasulullah Saw.
Ketiga; harta ilegal para penguasa dan pejabat negara, yaitu semua harta
yang diperoleh dari negara dan masyarakat dengan sewenang-wenang dan
tidak dibenarkan syara’.
61
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Rikaz adalah harta yang terpendam (harta karun) di dalam perut bumi,
baik berupa emas, perak, permata, dan lain-lain, ataupun yang tersimpan dalam
guci-guci dan tempat- tempat lainnya dari zaman jahiliyah maupun zaman
Islam di masa lalu. Barang tambang adalah segala sesuatu yang diciptakan
Allah dalam perut bumi, baik berupa emas, perak, tembaga, maupun timah dan
lain sebagainya. Rasulullah saw mewajibkan dikeluarkannya khumus (1/5)
dari harta tersebut untuk Baitul Mal (Itzkowitz, 1980).
62
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
l. Pajak
63
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Dharibah ini hanya diwajibkan bagi seorang muslim yang telah mampu
memenuhi kebutuhan pokok dan sekunder, sesuai dengan standar kebutuhan
hidup pada saat itu. Dan sekali lagi, kewajiban atas kelebihan harta tersebut
hanya sebatas kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi oleh Baitul Maal saja.
64
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Turki Utsmani adalah imperium lintas benua yang didirikan oleh suku-
suku Turki di bawah pimpinan Ertugrul dan Osman Khan di barat laut Anatolia
pada tahun 1299. Seiring dengan penaklukan Konstantinopel oleh Mehmed II
tahun 1453, negara Utsmaniyah berubah menjadi sebuah imperium besar yang
menggantikan Romawi.
Gambar. 1
65
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
66
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
menaklukkan kota Bursa pada tahun 1324 dan menjadikannya sebagai ibu kota
negara Utsmaniyah. Kejatuhan Bursa menandakan berakhirnya kendali Bizan-
tium atas Anatolia di Barat Laut. Kota Thessaloniki direbut oleh Utsmaniyah
dari Republik Venesia pada tahun 1387. Kemenangan Utsmaniyah di Kosovo
tahun 1389 secara efektif mengawali kejatuhan pemerintahan Serbia di
wilayah itu dan membuka jalan untuk perluasan wilayah Utsmaniyah di Eropa.
Pertempuran Nicopolis pada tahun 1396 yang dianggap sebagai perang salib
terbesar berakhir pada Abad Pertengahan telah gagal menghambat laju bangsa
Turki Utsmaniyah (Faridbeik, 1988, hlm.13).
67
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Polandia (sekaligus Raja Hongaria) dan Janos Hunyadi, ini adalah pertem-
puran terakhir dalam Perang Salib Varna. Empat tahun kemudian, Janos
Hunyadi mempersiapkan pasukannya yang terdiri dari pasukan Hongaria dan
Wallachia untuk menyerang Turki, namun dikalahkan oleh Murad II dalam
Pertempuran Kosovo Kedua tahun 1448. Putra Murad II, Mehmed II, menata
ulang kekuatan negara dan militernya, lalu menaklukkan Konstantinopel pada
tanggal 29 Mei 1453. Mehmed II mengizinkan Gereja Ortodoks mempertahan-
kan otonomi dan tanahnya dengan syarat harus mengakui pemerintahan
Utsmaniyah. Hubungan yang buruk antara negara-negara Eropa Barat dan
Kekaisaran Romawi Timur menyebabkan banyak dari pemeluk-pemeluk
Ortodoks mengakui kekuasaan Utsmaniyah (Stone, 205:94).
Pada abad ke-15 dan 16 Turki Utsmani memasuki periode ekspansi, pada
masa ini Kesultanan Ustmaniyah berada dalam tingkatan kemakmuran dan
kesejahteraan yang tinggi karena dipimpin oleh Sultan-sultan yang tegas dan
efektif. Sistim perekonomian berada dalam kemajuan yang pesat, pemerintah
berhasil mengendalikan rute-rute perdagangan darat terutama pada jalur
perdagangan antara Eropa dan Asia. Sultan Selim I (1512-1520) memperluas
batas timur dan selatan, kemudian Kesultanan Utsmaniyah secara dramatis
mengalahkan Shah Ismail dari Persia Safawiyah dalam Pertempuran
Chaldiran. Selim I mendirikan pemerintahan Utsmaniyah di Mesir dan
mengerahkan angkatan lautnya ke Laut Merah. Setelah ekspansi tersebut,
persaingan pun pecah antara Kekaisaran Portugal dan Kesultanan Utsmaniyah
yang sama-sama berusaha menjadi kekuatan besar di kawasan itu. (Hess, 2003,
hlm. 55-75).
68
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
69
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
70
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
71
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
72
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
73
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
74
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
dilihat di tahun 1911, 528 sampai 654 perusahaan grosir di Istanbul dimiliki
oleh etnis Yunani (yang notabene pemeluk agama Kristen) (Geyikdagi, 2001,
hlm. 32)
Pada masa ini juga terjadi perang Krimea (1853-1856) yang merupakan
bagian dari persaingan panjang antara kekuatan-kekuatan besar di Eropa yang
memperebutkan pengaruh di teritorial Kesultanan Utsmaniyah yang melemah.
Beban perang yang berdampak pada minimnya finansial negara memaksa
pemerintah Utsmaniyah mengajukan pinjaman luar negeri senilai 5 juta pound
sterling pada tanggal 4 Agustus 1854 (Geyikdagi, 2001, hlm. 33). Dampak lain
dari perang ini mengakibatkan eksodus warga Tatar Krimea. Sekitar 200.000
diantaranya pindah ke wilayah Kesultanan Utsmaniyah dalam bentuk
gelombang imigrasi. Menjelang akhir Peperangan Kaukasus, 90% etnis
Sirkasia dilenyapkan. Mereka diusir dari tanah airnya di Kaukasus dan
terpaksa mengungsi ke wilayah Kesultanan Utsmaniyah. Sekitar 500.000
sampai 700.000 orang Sirkasia berlindung di Turki. Beberapa sumber memberi
angka yang lebih tinggi, yaitu 1 juta-1,5 juta orang dideportasi dan/atau
dibunuh.
75
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
76
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
juta-an penduduk Muslim terusir dari kawasan itu. Tahun 1914 Kesultanan
Utsmaniyah sudah dipukul mundur hampir di seluruh Kawasan Eropa dan
Afrika Utara. Meski demikian wilayah Kesultanan ini masih dihuni sekitar 28
juta penduduk Muslim. 15,5 juta di antara mereka berada diwilayah Turki
modern, 4,5 juta di Kawasan Suriah, Lebanon, Palestina, dan Yordania, sekitar
2,5 juta berada di kawasan Irak. 5,5 juta sisanya berada di bawah pemerintahan
bayangan Kesultanan Utsmaniyah wilayah Jazirah Arab (Pamuk, 1978, hlm.
313).
77
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
78
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Sultan baru atau penerus kesultanan selalu dipilih dari putra-putra sultan
sebelumnya. Sistim pendidikan sekolah di istana yang sangat ketat dan kuat
bisa mengeliminasi calon pewaris sultan yang tidak mampu menggalang
dukungan elit penguasa terhadap pewaris Sultan. Sekolah istana juga mendidik
calon pejabat negara terbagi dalam beberapa jalur tunggal. Jalur pertama,
79
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
madrasah (Turki Utsmaniyah: Medrese), jalur ini dirancang khusus untuk umat
Islam dan mendidik cendekiawan serta para pejabat negara sesuai dengan
tradisi Islam. Pembiayaan sekolah ini (Medrese) ditanggung oleh wakif,
sehingga anak-anak dari keluarga miskin bisa menaikkan status sosialnya dan
merubah pendapatannya (Imber, 1988, hlm. 231). Jalur kedua adalah sekolah
ber-asrama tanpa pungutan biaya apapun, jalur ini dirancang untuk anak-anak
dari umat Kristen (Enderûn). Sekolah ini mampu merekrut 3.000 siswa tiap
tahunnya dengan umur antara 8 sampai 20 tahun, diantara mereka satu sampai
empat puluh keluarga berasal dari komunitas-komunitas di Rumelia dan/atau
Balkan. Proses ini disebut Devshirme (devşirme).
80
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
81
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
2
Millet adalah peradilan independen untuk “hukum pribadi” dimana komunitas dapat
menerapkan hukum mereka
82
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
83
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
84
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
organisasi pertama yang mempekerjakan tenaga ahli luar negeri dan mengirim-
kan para perwiranya ke pusat pelatihan di negara-negara Eropa Barat. Karena
itu pula, gerakan Turki Muda dirintis ketika para prajurit muda dan terlatih ini
pulang ke negaranya. Angkatan Laut Utsmaniyah turut ambil bagian dalam
perluasan wilayah kesultanan di benua Eropa. Ekspansi ini berawal dari
penaklukan Afrika Utara yang memasukkan Aljazair dan Mesir ke wilayah
Kesultanan Utsmaniyah pada tahun 1517. Sejak kehilangan Aljazair tahun
1830 dan Yunani tahun 1821, kekuatan Angkatan laut dan kendali Utsmaniyah
atas wilayah jajahannya di seberang laut mulai melemah. Sultan Abdul Aziz
yang berkuasa pada tahun 1861-1876 berusaha membangun angkatan laut
yang kuat dengan merekrut armada terbesar ketiga di dunia setelah Britania
Raya dan Perancis. Galangan kapal di Barrow, Inggris, membangun kapal
selam pertamanya untuk Kesultanan Utsmaniyah pada tahun 1886 (Walls,
2001, hlm. 8)
85
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
c. Pembagian Administratif
86
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
desa. Hukum Vilayet pada tahun 1871 menambahkan nahiye di antara kaza
dan desa (Mundi, 2007, hlm. 20).
87
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
dibandingkan organisasi keuangan lainnya yang ada pada saat itu. Organisasi
ini mengembangkan birokrasi juru tulis yang dikenal dengan sebutan "men of
the pen" sebagai kelompok terpisah yang separuhnya diisi ulama yang sangat
berpengalaman. Kelompok juru tulis tersebut berkembang menjadi lembaga
profesional (Black, 2001, hlm. 197). Keefektifan lembaga keuangan
profesional ini berada di balik kesuksesan para negarawan besar Kesultanan
Utsmaniyah (Inalcik, 2009, hlm. 209).
88
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
89
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Jumlah penduduk mulai meningkat hingga angka 25-32 juta jiwa pada
tahun 1800, 10 juta jiwa di antaranya berada di provinsi-provinsi Eropa
(kebanyakan di Balkan), 11 juta jiwa berada di provinsi Asiatik, dan 3 juta jiwa
di provinsi Afrika. Kepadatan penduduk tertinggi berada di provinsi Eropa,
sebanyak dua kali lipatnya di Anatolia, tiga kali lipatnya di Irak dan Suriah,
dan lima kali lipatnya di Semenanjung Arabia. Menjelang berakhirnya
kekuasaan kesultanan Utsmaniyah, angka harapan hidup hanya mencapai 49
tahun, angka tersebut lebih tinggi 20 tahun dibandingkan dengan Serbia pada
awal abad ke-19. Wabah penyakit dan kelaparan mengakibatkan banyaknya
penduduk yang meninggal dan perubahan demografi. Pada tahun 1785, sekitar
satu per-enam jumlah penduduk Mesir meninggal akibat wabah penyakit dan
penduduk Aleppo berkurang hingga 20% pada abad ke-18. Enam kali wabah
kelaparan melanda Mesir antara tahun 1687-1731, sedangkan wabah kelaparan
terakhir melanda Anatolia empat dasawarsa kemudian (Shaw, 1978, hlm. 325).
90
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
91
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
kedua wilayah ini, pada umumnya para pasha hanya rata-rata menjabat selama
dua tahun. Pada periode 1517-1697 terdapat 133 pasha yang bergiliran
memimpin Damaskus. Demikian pula yang terjadi di Mesir selama kurun
waktu 280 tahun pemerintahan Utsmani, terdapat hampir 100 pasha yang
bergiliran memimpin kantor pemerintahan.
Daratan
92
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Laut
93
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Pertanian
Intelektual dan Ekonom pada masa ini sangat terbatas jika dibandingkan
dengan pranata aspek keilmuan lain, seperti arsitektur, karya seni, dan
organisasi militer. Perhatian pemerintah terhadap ekonom dan Intelektual
amatlah kurang, sehingga sulit ditemukan pemikir-pemikir besar seperti Ibnu
Khaldun (1332-1404), dan Al- Maqrizi (1364-1441). (Inalcik, 1970, hlm. 918).
Berikut ini adalah beberapa nama intelektual pada masa Utsmani yang
memiliki pemikiran ekonomi:
Hajji Khalifah
94
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Cemal Kafadar
Mustafa Ali
95
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
3Untuk studi yang komprehensif tentang pemikiran ekonomi Ottoman pra-modern dan
terutama akar Islamnya, lihat Fatih Ermi§, "Pemikiran Ekonomi Ottoman Sebelum Abad ke-19" (Ph.D.
96
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Disertasi yang tidak dipublikasikan, Universitat Erfurt, 2011). Ph.D. tidak dipublikasikan lain disertasi
berfokus pada pemikiran ekonomi Ottoman pra-modern dalam konteks perdagangan gandum dan
peraturan harga; lihat Tujuh M. Agir, "Dari Kesejahteraan untuk Kekayaan: Ottoman dan Kebijakan
Perdagangan Gandum Kastilia dalam Waktu Perubahan" (Disertasi Ph.D. yang tidak dipublikasikan,
Princeton University, 2009).
97
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
4
The same principle was put forward by the Church as well. “It [the Church] actively
discouraged people from wanting to better themselves because to be socially ambitious, to
want to be upwardly mobile, was a sin.” (Wood, Medieval Economic Thought, 153.).
98
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
5
Keadaan ini berlangsung sampai reformasi, see Donald Quataert, Social Disintegration and
Popular Resistance in the Ottoman Empire, 1881-1908: Reactions to European Economic Penetration
(New York: New York University Press, 1983), 150.
6Untuk kritik atas asumsi ini, dengan analisis yang mengiluminasi tentang perusahaan
komersial internasional pedagang Muslim Ottoman di era modern awal, lihat Cemal Kafadar, "A Death
in Venice (1575): Pedagang Muslim Anatolia yang Berdagang di Serenissima," Journal of Turkish
Studies No. 10 (1986): 191-217.
99
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
berada di luar ruang lingkup tulisan ini. Namun, penting untuk dicatat bahwa
gambaran besar pemikiran ekonomi pra-modern Utsmani menunjukkan bahwa
keterbelakangan ekonomi Utsmani tidak dapat dikaitkan hanya dengan
ketidakmampuan intelektual semata. Selain itu, pernyataan "ketidakpedulian
Utsmani" hanya asumsi abad kesembilan belas yang terbentuk di bawah
hegemoni intelektual paradigma industrialis dan eurosentris.
100
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
mereka di Istanbul karena dibawa pada saat penaklukan Tibris dan Mesir
(Inalcik, 1970, hlm. 209). Begitu juga orang-orang Yahudi, mereka berkumpul
di Istanbul untuk menyelamatkan diri dari pembantaian yang terjadi di Spanyol
tatkala kekuasaan muslim berakhir di Andalus. Turki Utsmani juga menfasili-
tasi orang-orang Yahudi yang hijrah ke Eropa Timur yang waktu itu termasuk
bagian dari provinsi Turki Utsmani di Eropa. Pengembangan ekonomi di Eropa
Timur banyak dilakukan oleh Muhammad Al-Fatih, Bayazid II, dan Salim I
untuk menggeliatkan perekonomian Turki Utsmani sebagai kekuatan Ekonomi
yang dominan di Eropa (Inalcik, 1970, hlm. 217).
101
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
uang yang ada dan beredar di negara tersebut, tetapi ditentukan oleh tingkat
produksi negara tersebut dan sirkulasi neraca pembayaran yang positif. Suatu
negara bisa saja mencetak uang sebanyak mungkin, namun bila hal itu bukan
refleksi dari pertumbuhan sektor produksi yang pesat, maka uang yang
melimpah itu tidak ada nilainya. Sektor produksi yang menjadi motor peng-
gerak pembangunan, menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan
pekerja, menimbulkan permintaan atas faktor-faktor produksi lainnya (Abdul
Qadir, 1942, hlm. 443-441). Pendapat ini juga menunjukkan, bahwa perdaga-
ngan internasional telah menjadi bahasan utama para pemikir waktu itu.
Negara yang banyak mengekspor berarti mempunyai kemampuan produksi
lebih besar dari kebutuhan domestiknya, sekaligus menunjukkan bahwa negara
tersebut lebih efisien dalam produksi (Boulakia, 1971, hlm. 1105-1118).
102
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
dapat berfluktuasi sesuai dengan kondisi dan situasi ekonomi, namun tidak
boleh untuk harga emas dan perak. Dalam keadaan nilai uang yang tidak
berubah, kenaikan harga atau penurunan harga semata-mata ditentukan oleh
kekuatan permintaan dan penawaran. Setiap barang akan mempunyai harga
keseimbangan, jika bahan makanan yang ada dipasar lebih banyak daripada
yang diperlukan, maka harga akan menjadi murah dan begitu pula sebaliknya.
Bagi Ibnu Khaldun, dua logam mulia emas dan perak adalah ukuran
nilai. Logam-logam ini diterima secara alamiah sebagai uang di mana nilainya
tidak dipengaruhi oleh fluktuasi subjektif. Oleh karena itu, Ibnu Khaldun
mendukung penggunaan emas dan perak sebagai standar moneter. Baginya,
pembuatan uang logam hanyalah merupakan sebuah jaminan yang diberikan
oleh penguasa bahwa sekeping uang logam mengandung sejumlah emas dan
perak tertentu. Jadi, uang logam bukan hanya ukuran nilai tetapi dapat pula
digunakan sebagai cadangan nilai (Ibn Al-Sabil, 1970). Oleh karena itu
mencetak uang adalah ketentuan Aqidah dan tidak boleh tunduk kepada
aturan-aturan temporal (Udovitch, 1970).
103
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
7Ottoman efforts to gain control over the trade routes in the eastern Mediterranean gained
momentum during the reign of Bayezid II (1481-1512); lihat P. Brummett, Ottoman Seapower and
Levantine Diplomacy in the Age of Discovery (Albany, NY: State University of New York Press, 1994),
131-174; also H. Inalcik, 'Trade,'' in H. Inalcik and D. Quataert (eds.), An Economic and Social History
of the Ottoman Empire, 1300±1914 (Cambridge University Press, 1994),188-314.
104
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
105
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
menggantikan ducat sebagai mata uang emas utama di Mesir dan bertahan
sampai penaklukan Ottoman tahun 1517 (Bacharach, 1973, hlm. 77-96).
Setalah itu, imitasi ducat mulai muncul di banyak lokasi negara-negara barat
Eropa dan Mediterania timur (Ives dan Grierson, 1954).
Ada banyak referensi yang membahas tentang sirkulasi dukat emas Turki
dan florin di negara-negara Eropa selatan dan Timur; Italia, Wallachia,
Moldavia, Ukraina, dan tempat-tempat lainnya di sepanjang pantai Laut Hitam
mulai sejak awal tahun 1425. Walaupun kepingan yang beredar tersebut bisa
jadi ducat yang sesungguhnya atau Florins yang dicetak oleh Utsmani, atau
boleh jadi orang-orang Eropa yang keliru menganggap bahwa Ashrafis Mesir
sebagai koin Utsmani karena ditemukan tulisan arab yang ditambahkan pada
koin tersebut8. Terlepas dari hal tersebut, dapat dipastikan bahwa Utsmani
mulai memproduksi ducat Venesia di percetakan koin milik mereka sendiri di
Istanbul, Edirne, dan Serez di Makedonia setelah penaklukan Istanbul. Pada
saat itu pemerintah Utsmani melakukan pelelangan hak pencetakan koin ducat
dan pelelangan tersebut berbeda dengan hak memproduksi akçe (koin perak)
(Sahillioğlu). Sebuah kanunname dari Mehmed II yang merujuk ke masa
setelah tahun 1456 ia memberikan instruksi terperinci untuk pengelolaan
pencetakan ini termasuk standar pencetakan frengi flori.9 Pemerintah Utsmani
bisa saja memiliki banyak tujuan dalam mencetak koin ducat tersebut; seperti
menambah sirkulasi koin-koin yang populer. Selain itu, pemerintah juga
8
N. Beldiceanu and I. Beldiceanu-Steinherr, ''Les Informations les plus Anciennes sur les
Florins Ottomans,'' A Festschrift presented to Ibrahim Artuk on the Occasion of the Twentieth
Anniversary of the Turkish Numismatic Society (Istanbul: Turkish Numismatic Society, 1988),49±58;
F. Babinger, ''Zur Frage der Osmanischen Goldpragungen im 15. Jahrhundert under Murad II. und
Mehmed II,'' SuEdost-Forschungen 15 (1956), 550-53; H. Sahilliog^lu ''Kuru- lusEtan XVII. Asron
Sonlarona Kadar Osmanlo Para Tarihi,'' 106-110.
9 The precise date of this kanunname is not known. See N. Beldiceanu, Les Actes des Premiers
Sultans ConserveAs dans les Manuscrits Turcs de la BibliotheAque Nationale aA Paris, I: Actes de
Mehmed II et Bayezid II (Paris-La Haye: Mouton and Co, 1960), 65±66; and A. AkguEnduE z, Osmanlo
Kanunnameleri ve Hukuki Tahlilleri (Istanbul: Fey Vakfo, 1990±94), vol. I, 441-42.
106
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
10Ibid.h.178-81
11In the Ottoman kanunnames of this period, the mints were instructed to strike 129 sultani
pieces from 100 mithkal of pure gold. The mithkal here refers to the Ilkhanid measure weighing one and
a half dirhams of Tebriz or 4.61 grams. Sahilliog^lu, ''Bir Asorlok Osmanl Para Tarihi,'' 110.
107
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
keenam belas.12
12
Ibid.,108-112. For the exchange rates of the sultani in the seventeenth century,
13 Sahilliog^lu, ''Bir MuE ltezim Zimem Defteri'' memberikan bukti tidak langsung dari harga
lelang untuk pengelolaan permen yang menghasilkan emas serta koin perak dan tembaga. Jumlah permen
yang bukti ini tersedia terbatas bagaimanapun juga.
14 For Ottoman gold coins and the locations of mints in the fifteenth and sixteenth century, also
see R. Kocaer, Osmanlo Alton Paralaro (Istanbul: GuE zel Sanatlar Matbaaso, 1967); K. M. Mackenzie,
''Gold coins of Suleyman the Magni®cent from the Mint at Sidre Qapsi,'' Nomismatika Chronika 10
(1991), 71-80; Schaendlinger, Osmanische Numismatik, 91-108. For Ottoman gold mines, see H.
Sahilliog^lu, ''Alton,'' I^slam Ansiklopedisi vol. II (Istanbul: TuE rkiye Diyanet Vakfi, 1989), 532-36;
also chapter 2, pp. 36-38.
108
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Standar koin sultani tersebut tetap terjaga dalam waktu yang lama dan
terus dipertukarkan pada nilai nominal yang seimbang dengan ducat venesia
di sebagian besar wilayahnya sampai pada abad keenam belas. Nilai tukar
antara dua koin mulai berubah untuk mengimbangi ducat di awal abad ketujuh
belas.15 Boleh jadi ini disebabkan oleh penurunan kualitas emas koin Utsmani
walaupun ketidakstabilan akçe (koin perak) juga menyebabkan penuruna
konsentrasi koin emas Utsmani.16
b. Koin asing
Informasi penting sekitar abad ke-13 dan ke-16 yang berkaitan dengan
nilai mata uang dari berbagai jenis mata uang asing, banyak tersedia dalam
berbagai inventaris. Inventaris warisan atau tereke defterleri yang berisi aset
dan barang milik orang yang sudah meninggal tersedia dalam catatan
15The exchange rate tables prepared by H. Sahilliog^lu, ''XVII. Asron Ilk Yarosonda
ICstanbul'da TedavuEldeki Sikkelerin Raici,'' TuErk Tarih Kurumu, Belgeler 1/2 (1965), 227±34 show
that the 10-akcEe piece exchanged for 12 akcEes before disappearing.
16 Ketepatan kandungan specie yang dari koin emas Ottoman belum dipelajari. Studi
spektroskopi pada spesimen yang ada akan menyelesaikan masalah ini dan lainnya yang serupa dalam
sejarah moneter Ottoman. Untuk nilai tukar sultan dan ducat pada abad ketujuh belas,
109
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
17Penggunaan gualifier, ''warisan" lebih tepat untuk inventarisasi ini daripada ''pengesahan
hakim" karena sifat yang berbeda dari sistim peradilan Ottoman. “Probate'' menunjukkan kehendak
sebagai dasar hukum untuk disposisi perkebunan, yang tidak diakui dalam hukum Islam. Dalam istilah
antropologis, “warisan” menunjukkan transmisi hak atas properti yang dibedakan dari ''suksesi'' atau
transmisi offices atau peran. Saya berhutang budi kepada Joyce H. Matthews, untuk perbedaan ini.
18Sebagai contoh, lihat Sahilliog^lu, “Osmanlo Para Tarihi,'' 106-9.
19Potongan kepingan emas Hongaria dicetak dengan emas dari tambang di Hongaria yang
merupakan sumber utama emas bagi sebagian besar Eropa sejak abad ketiga belas. Mereka diproduksi
terutama untuk digunakan di luar negeri dan sebagai imitasi langsung dari Florentine florin. Pada
waktunya, penampilan mereka berubah tetapi berat dan kemurniannya tetap sama dengan koin Italia.
Spufford, Uang dan Penggunaannya, 320.
110
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
20 Untuk tabel apendiks lihat Sahillioğlu, "Osmanlo Para Tarihi,'' 108-109 and 141-42; and
Sahillioğlu, "The Role of International Monetary Movements,'' 269-304,. Untuk imitasi ducat kualitas
rendah, lihat P. Grierson and H. E. Ives,. The Venetian Gold Ducat and its Imitations (New York, NY:
The American Numismatic Society, 1954).
111
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Pada kuartal pertama abad keenam belas terdapat tiga tingkatan sistim
moneter Utsmani, masing-masing level menjelaskan tentang perbedaan
ekonomi dan perbedaan jenis koin yang dipakai. Di bagian atas, koin
dijelaskan tempat di mana koin emas tersebut digunakan, yaitu koin emas
paling banyak digunakan oleh para pedagang dalam melakukan pembayaran
dengan nilai yang besar, baik perdagangan dalam negeri maupun interna-
sional.21 Pengguna koin emas lainnya mencakup para pemodal, penukar uang,
pejabat-pejabat di pemerintahan sampai taraf tertentu, pemilik perusahaan-
perusahaan manufaktur dengan skala besar dan menengah. Begitu juga tuan-
tuan tanah di desa-desa dengan ukuran luas yang dikomersialkan seputar
Anatolia dan Balkan, serta para sipahis yang bertugas mengumpulkan pajak
baik dalam bentuk uang maupun barang-barang dari penduduk pedesaan,
mereka ini juga mengenal dan menggunakan koin emas. 22
Fungsi koin emas tidak hanya terbatas pada alat tukar saja, melainkan
juga dipergunakan sebagai alat penghitung untuk menentukan nilai. Koin
Sultani dan Ducat selalu digunakan secara bergantian dan sering disebut
sebagai kepingan emas. Secara turun temurun koin emas digunakan sebagai
alat penyimpan kekayaan, hal itu terbukti dengan adanya temuan terekes yang
disimpan oleh orang yang telah wafat. Terekes (harta peninggalan) pegawai
pemerintah atau anggota kelas askeri diwilayah Edirne dan Istanbul sejak
21 For the use of gold coins in long-distance trade, see H. Inalcik, "Bursa''; and H. inalcik,
''Osmanlo Idare, Sosyal ve Ekonomik Tarihiyle I£ lgili Belgeler: Bursa Kado Sicillerinden SecEmeler,"
TuErk Tarih Kurumu, Belgeler 10±14 (1981), 1±91; for the use of gold coins in intercontinental trade
during the fifteenth and sixteenth centuries, see V. M. Godinho, L'Economie de lEmpire Portugais aux
XVe et XVIe SieAcles (Paris: S.E.V.P.E.N., 1969); and Spufford, Money and its Use.
22 For example, H. Inalcik, 'Osmanlo Idare''; and. H. Inalcik , The Middle East and the Balkans
under the Ottoman Empire, Essays on Economy and Society (Bloomington, IN: Indiana University
Turkish Studies and Turkish Ministry of Culture Joint Series, 1993); and B. W. McGowan, Sirem
Sancaglo Mufassal Tahrir Defteri (Ankara: TuErk Tarih Kurumu, 1983).
112
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
paruh kedua abad keenam belas. Adapun orang-orang kaya yang berasal dari
wilayah Bursa, lumrah bagi mereka menyimpan kekayaannya dalam bentuk
emas, bahkan orang-orang kayanya bisa menyimpan ratusan atau bahkan
ribuan keping emas (Barkan, 1966, hlm. 31-46; Öztürk, 1997, hlm. 227-230).
113
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Utsmani mulai mencetak mata uang kertas, disebabkan oleh biaya perang yang
sangat banyak dan hutang yang melilit(Shaws, 1975, hlm. 33).
114
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
mata uang tersebut hanya berfungsi sebagai alat tukar pada transaksi kecil.
Namun keadaan berubah drastis, ketika ia kemudian berfungsi sebagai alat
tukar untuk transaksi besar, seperti jual-beli perhiasan, kuda, dan investasi.
115
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
116
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
mencetak mata uang fulus secara berlebihan. Akan tetapi, dalam berbagai data
rupanya perubahan sistim mata uang tersebut tidak semata disebabkan oleh
kesengajaan administrasi moneter pemerintah Mamluk, namun disebabkan
pula oleh keterbatasan jumlah pasokan emas dan perak. Keterbatasan jumlah
emas dan perak tersebut menghambat pencetakan mata uang dinar dan dirham,
sehingga tidak dapat mengimbangi kebutuhan transaksi berbasis dinar dan
dirham. Dengan demikian, terjadinya pergantian sistim mata uang pada zaman
tersebut disebabkan oleh faktor keterbatasan atau ketidakmampuan jumlah
mata uang dinar dan dirham untuk mengimbangi kebutuhan transaksi.
Menurut sebagian pendapat, ini adalah kelemahan sistim mata uang berbasis
komoditas seperti emas dan perak.
Indikasi mengenai hal ini dapat dilihat dalam tiga hal, yakni: Pertama,
dinar seringkali tidak dijadikan sebagai patokan pengukuran harga (Ágoston
& Masters, 2009). Hal ini ditandai dengan rendahnya volume penggunaan
mata uang dinar bila dibandingkan dengan dirham, bahkan jauh lebih rendah.
Kedua, kadar dinar dan dirham selalu berubah-ubah (Al-Maqrizi, 1997). Dari
tahun ke tahun kadar zat emas dan perak pada mata uang logam mulia tersebut
selalu turun. Ketiga, pencetakan mata uang fulus sering dilakukan oleh
pemerintah Mamluk dalam rangka mempercepat terpenuhinya kebutuhan
transaksi publik (Al-Maqrizi, 1997). Tindakan pemerintah ini semakin
menguatkan adanya indikasi keterbatasan jumlah emas dan perak di saat itu.
Data seperti ini dapat dilihat dalam berbagai tulisan para tokoh pemikir dan
sejarah yang hidup di Mesir pada abad ke-13 sampai 15 Masehi.
117
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Faktanya, hampir semua negara hari ini menggunakan sistim mata uang
fiat dan tidak ada lagi negara yang menggunakan sistim mata uang berbasis
komoditas. Sejumlah krisis keuangan dan nilai mata uang yang sering terjadi
di berbagai negara ditengarai oleh pemakaian sistim mata uang fiat tersebut.
Oleh karena itu, sebagian kalangan menawarkan bahkan mendorong kembali-
nya sistim mata uang berbasis komoditas seperti emas dan perak yang demi
menjaga stabilitas mata uang tersebut. Kalangan ini beranggapan bahwa sistim
mata uang ini dapat menciptakan stabilitas makro ekonomi khususnya tidak
dapat memicu terjadinya inflasi (I. Donal Quataert Halil, 1994).
f. Perdagangan Domestik
Daulah Utsmaniyah memiliki lahan pertanian yang amat luas dan subur
seluruh wilayah yang dikuasainya di negeri Syam lembah sungai Danube,
Dijlah, Furat dan Wadi Nil, pesisir Asia Kecil dan Afrika Utara. Lahan-lahan
yang berada di wilayah ini dikenal sangat subur, memiliki pengairan yang baik
dengan hasil produksi yang berlimpah pula. Lahan-lahan tersebut
118
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Gambar. 04.
Pada masa keemasan imperium Utsmani ini, industri militer tidak pernah
melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Industri senjata
api, senapan, pistol dan meriam ditangani oleh para insinyur Mejer, Austria,
119
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
120
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
g. Perdagangan Internasional
121
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
122
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Seperti dijelaskan di atas pedagang pada masa itu terbagi dua kelompok;
ada yang menetap di Bedesten dan ada pula yang berpindah- pindah (Pamuk,
2000). Pedagang yang menetap ini membantu pemerintah dalam menetapkan
harga dan memberikan informasi pasar untuk mengambil kebijakan lanjutan
yang berkaitan dengan fluktuasi harga di kota-kota besar di seluruh provinsi
Daulah Ustmaninyah. Tidak banyak penyelewengan dan korupsi yang terjadi
di antara pegawai administrasi pada masa keemasan Daulah Utsmaniyah.
Catatan yang ada hanya menunjukkan bahwa penyelewengan ini pernah terjadi
pada tahun 1609 M. Kasusnya adalah penyeludupan minyak wangi dan
pakaian sutera yang dijual di Bedesten. Perkara ini kemudian diadukan kepada
Sultan dan diselesaikan dengan segera.
123
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
ا
أ ْن ُي ات ال ََّّق ْ ا-صَّل اّٰلل عليه وسلم- ِاّٰلل
ُ اْللا
.ب
َّ ُ ُ ا ا ا
نَه رسول
“Rasulullah Saw. telah melarang talaqqil jalab” (HR. Muslim No. 1519)
Yang dimaksud dengan jalab adalah barang yang diimpor dari tempat
lain, sedangkan tallaqi adalah menyongsong kedatangan barang dari tempat
lain sebelum sampai kepasar. Dalam riwayat lainnya terdapat kata rukban yang
berarti pedagang dengan menaiki tunggangan untuk pergi kepasar menjual
barangnya. Maka talaqqil jalab atau talaqqi rukban adalah sebagian pedagang
menyongsong kedatangan barang dari tempat lain akan di jual di pasarnya, dan
para pedagang pendatang itu belum mengetahui harga yang ada dipasar.
Dengan demikian para pedagang lokal tersebut menawar dengan harga yang
lebih rendah atau jauh dari harga yang ada di pasar, sehingga barang para
pedagang luar itu dibeli sebelum masuk pasar dan sebelum mereka mengetahui
harga sebenarnya. Jual beli seperti ini diharamkan menurut jumhur (mayoritas
ulama) karena adanya unsur penipuan/pengelabuan.
“Dulu kami pernah menyambut para pedagang dari luar, lalu kami
membeli makanan dari mereka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
124
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
lantas melarang kami untuk melakukan jual beli semacam itu dan
membiarkan mereka (para pedagang itu) sampai di pasar dan berjualan
di sana” (HR. Bukhari No. 2166).
Jika pedagang luar daerah itu mengetahui bahwa dia menderita kerugian
besar karena harga penawaran kepadanya jauh di bawah harga pasar, maka dia
memiliki hak khiyar untuk membatalkan jual beli (Zuhaili, 1988).
ْ ْ ُ ا ا ا ا ا ٖ ُ ُ ُّ ا ا ُ ا
اْل ا ْ ا ا ا َّ ُ ْ ا ا ا ا ا ْ ا ا َّ ُ ا
اش ا ا
ار
ِ ِي ِ ب و ه ف وق الس هدِ ي س ت أ اذِ إف هِن
م ى َت فمن تلقاه ف.َّل تلقوا اْللب
Pengecualian terjadi jika jual beli semacam itu tidak mengandung dharar
(bahaya penipuan) atau tidak ada tindak penipuan dan pengelabuan, maka jual
beli tersebut sah. Karena ‘illah (alasan syar’i) dari pelarangan tersebut adalah
keberadaan unsur penipuan transaksi.
125
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
kemudian terjadi penciutan devisa negara yang berasal dari ghanimah ini.
1. Zakat yang wajib dibayar oleh umat Islam yang kaya sebanyak 2.5%
dari kekayaan yang ia miliki. Zakat ini kemudian dibagikan kepada
126
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
127
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
128
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
diberikan kepada pedagang asing tersebut mulai dari abad ke-16. Menurut
Geņc, prioritas kedua dari negara pusat adalah menghasilkan pendapatan dan
keuangan. Negara mengintervensi kegiatan ekonomi untuk mengumpulkan
pajak. Pihak berwenang Ottoman sadar bahwa ekonomi harus vital dan sehat
agar tetap kuat secara fiskal, tetapi mereka tidak ragu-ragu untuk memaksa
produsen dan mengenakan pajak tambahan dalam periode resesi ekonomi
jangka pendek. Prioritas ketiga terkait erat dengan dua yang pertama, yaitu
mempertahankan tatanan tradisional.
Menurut sumber resmi dari Ottoman, ada tatanan sosial dan keseim-
bangan antara petani, pedagang dan gilda.23 Dalam tatanan tersebut, Negara
berusaha melindungi ketertiban dan keseimbangan di masyarakat (Trip,
2006).24 Sikap negara terhadap pedagang mengakibatkan dilema yang serius.
Di satu sisi, bahwa semua pedagang—kecil atau besar—memiliki peran
penting dalam administrasi ekonomi kota merupakan hal yang dapat diterima.
Namun, di sisi lain, kegiatan pedagang yang berorientasi pada keuntungan
dapat menyebabkan kelangkaan beberapa barang fundamental dan
menempatkan serikat ekonomi kota dalam situasi yang sulit. Dalam kasus-
kasus itu, negara lebih memilih untuk menekan pedagang daripada
mendukung atau melindunginya. Pemerintah Ottoman tidak ragu melakukan
intervensi ke pedagang lokal dan jarak jauh untuk mengelola ekonomi kota
23 Gilda adalah serikat atau perhimpunan pengrajin atau saudagar yang dibentuk guna
memantau kegiatan usaha atau perniagaan mereka di daerah tertentu. Gilda-gilda tertua dibentuk sebagai
konferia atau paguyuban usahawan. Gilda-gilda ini diatur mirip dengan perhimpunan profesi, serikat
pekerja, kartel, dan perkumpulan rahasia. Keberadaannya acap kali bergantung pada anugerah surat paten
dari seorang kepala monarki atau kepala pemerintahan lainnya untuk menguasai dan mengalirkan arus
perniagaan bagi para wirausahawan anggotanya, serta untuk mempertahankan kepemilikan atas sarana
kerja dan pasokan bahan baku. Tinggalan sejarah dari gilda-gilda tradisio nal yang masih kekal sampai
sekarang adalah balai gilda, yakni balai pertemuan para anggota gilda. Jika didapati berlaku curang di
muka umum, seorang anggota Gilda akan dikenai denda atau dikeluarkan dari keanggotaan gilda.
24 Untuk survei analitis berkaitan dengan kemunculan “masalah sosial” dalam pemikiran
Islam modern sebagai respons terhadap kapitalisme modern, lihat Tripp, Charles (2006), Islam and the
Moral Economy: The Challenge of Capitalism, Cambridge University Press, hlm. 35
129
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
1. Kapitulasi Asing
130
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Belgia (1838)
Liga Hanseatik (1839)
Portugal (1843)
Yunani (1854 or 1855)
Brazil (1858)
Bavaria (1870)
131
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Hal ini dapat dilihat ketika Perancis ternyata juga memasukkan Paus
Roma dalam perjanjian kapitulasi dengan Turki Utsmani. Padahal, pada saat
yang sama, Turki Utsmani juga sedang mengobarkan peperangan dengan Paus
di Roma (Azawi, 2003: 23). Kemudian, ketika Paus mengumumkan mobilisasi
umum melawan Islam maka seluruh negara Eropa bergerak, mereka
melupakan pertikaian mereka selama ini untuk sementara waktu demi
menghadapi kekuatan Islam yang selalu dianggap merupakan ancaman bagi
mereka.
132
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
dengan personil militer yang tidak terlatih dengan baik seperti yang dimiliki
oleh Turki Utsmani atau keluarga Habsburg. Pada tahun 1526 Perancis berhasil
lepas dari kepungan keluarga Habsburg dengan ditaklukkannya Magzayorzag
dan Honggaria. Kota Buda dan Pest (Budapest) telah menjadi kota baru Turki
Utsmani pada waktu Itu. Pada tahun 1537, bantuan Turki Utsmani terhadap
Perancis datang lagi dengan penyerangan Italia dari selatan oleh armada laut
Utsmani sedangkan Perancis menyerang dari utara melalui jalur darat. Bantuan
Utsmani terus berulang pada tahun 1543 M, ketika Sulaiman memerintahkan
Khaiddun Aruj Barbarossa (Barbaros Hayrettin Paşa / Khair ad-Dien Barba-
rus) untuk melakukan sweeping terhadap wilayah Italia yang terus menyerang
Perancis Selatan. Bantuan demi bantuan yang diberikan atas permintaan
Francois I tersebut tampak diberikan dengan cuma-cuma. Bantuan yang
diberikan membuat Perancis dapat terhindar dari kekuatan pengaruh keluarga
Hapsburg dan di saat yang sama juga memberikan keistimewaan dalam
perdagangan dengan Turki. Asumsi ini lebih dekat dengan kebenaran karena
pada waktu itu Turki Utsmani adalah negara yang kuat. Tapi, apakah izin
Sultan untuk memasukkan Inggris dan Paus Roma —yang telah memberikan
dukungannya terhadap Charles V— dalam perjanjian tersebut sebagai upaya
untuk dapat menahan ekspansi dan dakwah Islam di Eropa, itu masih
memerlukan penelitian dan kajian lebih lanjut. (Azawi, 2003:22)
133
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Perjanjian yang sama juga dilakukan dengan Moldavia pada tahun 1465.
Jenewa yang terlibat dalam perjanjian itu pun ikut menikmati fasilitas keringa-
nan pajak dan kebebasan melakukan aktivitas perdagangan di seluruh wilayah
Imperium Turki Utsmani. Jenewa juga diberikan hak untuk menempati pulau-
pulau kecil seperti Taxos dam Imbrus. Keistimewaan tersebut didapat karena
Jenewa telah membantu Turki Utsmani untuk berperang melawan Kristen
Ortodok yang merupakan musuh Katolik yang bermukim di wilayah Turki
Utsmani (Kotrani, 1986, hlm. 410).
134
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
135
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
136
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
137
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
permasalahan.
Pasal XVII, Sultan berkewajiban memperbaiki atau mengganti
kerusakan dan kemudharatan yang terjadi atas diri atau harta benda
akibat penaklukan Turki Utsmani terhadap kota Istanbul sesuai
dengan prinsip keadilan.
Pasal XIII, Venesia berhak memasukan harta benda serta mata
uang ke negara Utsmani, baik yang sudah dicetak atau yang masih
dalam bentuk bahan mentah, tanpa membayar pajak apapun
dengan syarat logam yang belum dicetak hendaklah diperlihatkan
kepada kantor pencetak uang.
Pasal XIX, Hutang penduduk Istanbul, terutama warga negara
Venesia, dihapuskan setelah Konstantinopel ditaklukan; hutang itu
dipandang tidak lagi syah secara hukum.
138
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
tajam dan pada akhirnya memaksa Sultan untuk menyita harta wakaf
masyarakat untuk menutup biaya jihad atau perang (Mantran, Vol I, 2003, hlm.
144). Perjanjian tersebut membuat Turki Utsmani terlalu mengandalkan
pedagang asing dari Eropa sehingga penghasilan dari pajak merosot secara
drastis (Rari, 2001, hlm. 73).
3. Dampak Kapitulasi
Perjanjian kapitulasi ini telah memberi dampak negatif yang sangat besar
bagi masyarakat Turki Utsmani. Misalnya, pada tahun 1740, pemerintahan
Utsmani terikat perjanjian dengan Perancis dalam rangka memberikan warga
negara Perancis hak penuh untuk bepergian dan berdagang di seluruh wilayah
Utsmani. Warga negara Perancis menjual barang dagangan mereka dengan
harga yang lebih murah, mereka mulai menyingkirkan para pedagang lokal dan
akibatnya merongrong perekonomian rakyat. Kapitulasi juga berakibat
hilangnya kedaulatan pemerintahan Utsmani. Dalam perjanjian kapitulasi
disebutkan bahwa, Perancis memiliki kontrol penuh terhadap warga negaranya
dan semua pemeluk Katolik Roma di wilayah Utsmani. Akibatnya, pemerintah
Utsmani tidak lagi memiliki hak untuk menegakkan hukum terhadap warga
139
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
negara Perancis tersebut, terlebih lagi di saat mereka berada di wilayah yang
jauh di perbatasan (Quataert, 2002).
140
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
1. Awal Westernisasi
141
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
besar daerah Kristen— dari umur belia. Mereka dipisahkan dari orang tuanya
dan dibawa ke Istanbul untuk kemudian dilatih lalu ditempatkan di berbagai
posisi penting dalam pemerintahan. Tujuan Sultan melakukan hal ini adalah
untuk memastikan kesetiaan bawahannya, di samping sebagai upaya memben-
dung pengaruh kaum bangsawan dan potensi mereka untuk tidak setia atau
melawan kepada perintah Sultan.
Permasalahan politik pada abad ke-16 dan 17 tersebut juga diikuti oleh
142
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
masalah ekonomi. Masalah itu dimulai ketika Belanda dan Inggris berhasil
menemukan rute perdagangan baru, lalu menutup jalur perdagangan lama yang
melewati Timur Tengah. Akibatnya, pendapatan kerajaan dari provinsi di
Timur Tengah menurun drastis.
Di samping itu, inflasi juga menjadi masalah serius yang harus dihadapi
oleh Turki Utsmani. Kondisi ini dimulai pada tahun 1500-1600-an pada saat
negara-negara Eropa; Spanyol, Inggris, dan Perancis melakukan eksplorasi dan
penaklukan atas dunia baru di seberang Atlantik. Penaklukan yang mereka
lakukan menghasilkan keuntungan ekonomi yang besar karena mereka
memperoleh emas dan perak dari daerah-daerah yang ditaklukkan, khususnya
Spanyol dan Meksiko. Pada saat itu, kekuatan ekonomi Utsmani berbasis pada
perak, dan semua transaksi ekonomi dibuat dari perunggu, mulai dari mata
uang, pajak, dan pembayaran gaji pegawai. Ketika emas dan perak hasil
rampasan Spanyol dan Meksiko dari wilayah taklukannya masuk ke pasar
dalam jumlah yang besar, maka kondisi mata uang Turki Utsmani terancam.
Kondisi tersebut mendevaluasi nilai mata uang Utsmani secara drastis
(Quataert, 1995).
143
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
144
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Hal lain yang menjadi sorotan pada periode tersebut adalah frekuensi
kontak dengan Eropa, baik dalam bidang pengetahuan, politik, maupun militer.
Kontak tersebut secara tidak langsung membawa budaya baru ke dalam budaya
Turki. Kondisi ini dapat dilihat di periode yang disebut dengan Periode Tulip
(1717-1730) (Encyclopedia Britanica, 2020), ketika para pembesar negeri
mulai mengenakan pakaian mirip pakaian orang Eropa, dan mulai mengimitasi
gaya hidup penuh kesenangan yang biasa dijumpai di istana Eropa.
145
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
146
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
modern dan banyaknya orang Barat yang masuk ke Turki dapat menjadi batu
loncatan bagi Mahmud II.
147
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Ancaman lain yang tidak kalah serius dan sedikit banyak berkontribusi
terhadap kemunduran Utsmani serta kesuksesan Westernisasi Turki adalah
Muhammad Ali Pasha, Gubenur Mesir, yang memberontak dan menuntut
kemerdekaan Mesir. Muhammad Ali bahkan berhasil menembus Syria dan
mendekat ke Istanbul, memaksa Mahmud II untuk meminta perlindungan
kepada Rusia pada 1833. Walaupun kemudian Turki dapat merebut kembali
Syria tapi mereka gagal menaklukkan Mesir dan pada akhirnya Muhammad
Ali mendapatkan pengakuan sebagai penguasa pada 1841.
148
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
2. Tanzimat/Westernisasi
149
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
muslimin sehingga perlahan tapi pasti jumlah siswa non muslim melampui
siswa muslim. Efek jangka panjangnya adalah dominasi kaum non muslim
makin kuat di berbagai bidang.
150
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Namun di sisi lain, perjanjian dan peristiwa ini berdampak negatif bagi
Turki Utsmani. Efek tersebut ditandai dengan makin kuatnya pengaruh Eropa
dalam berbagai urusan Turki Utsmani, maraknya program Westernisasi Turki
dan hilangnya kemerdekaan Turki dalam berbagai bidang, ekonomi, politik,
maupun dalam mengatur kebijakan investasi asing yang menjadi tanpa kendali
(Pamuk, 1999).
151
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Komersial Smirna yang dulu didirikan di London pada tahun 1844 oleh seke-
lompok pedagang Inggris dengan modal sebesar 200.000 poundsterling untuk
memenuhi kebutuhan yang berkembang dari pedagang Eropa dan lainnya di
wilayah Izmir. Bank tersebut dipaksa untuk tutup selama krisis keuangan tahun
1847.
Bagi sebagian besar bank yang didirikan pada tahun 1880-an, fokus
operasi mereka adalah penyediaan pinjaman kepada negara. Setelah krisis,
bank pertama yang didirikan di Kekaisaran Utsmaniyah adalah Banque de
Constantinople (Dersaadet Bankaso), didirikan pada 1847 dengan modal
sebesar 200.000 poundsterling. Bank itu memberikan pinjaman jangka pendek
kepada pemerintah dan menstabilkan nilai tukar mata uang kertas Utsmaniyah.
Inisiatif dan modal untuk bank berasal dari dua bankir Galata terkemuka,
J.Alleon dan Th.Baltazzi.
Sayangnya, karena ekspansi dalam volume mata uang kertas, bank tidak
dapat mencegah penurunan nilai tukar untuk jangka waktu yang panjang. Dan
akibat meningkatnya kerugian serta ketidakmampuan negara untuk terus
memberikan dukungan keuangan terhadap kegiatannya, bank itu terpaksa
ditutup pada 1852 (Du Velay, 1903; Tekeli dan Ilkin, 1997). Upaya pemerintah
mendirikan bank lain untuk kebutuhan keuangan dan moneternya segera
mengarah pada pembentukan Bank of Ottoman oleh kelompok Inggris pada
1856, setelah Perang Krimea. Bank memperoleh piagam kerajaan di Inggris
dan didirikan di London dengan modal sebesar 500.000 pound. Dengan pusat
operasional terletak di Istanbul, Bank tersebut diberikan izin untuk membuka
cabang di kota-kota lain di Kekaisaran, kecuali di Mesir. Di kemudian hari,
ketika terjadi perubahan kondisi politik yang menyebabkan Inggris kehilangan
kendali atas Turki Utsmani (walau Cyprus dan Mesir masih diduduki oleh
Inggris), manajemen Bank tersebut telah diambil alih oleh Prancis yang
152
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Selain itu, sejumlah bank komersial kecil didirikan pada bagian awal
tahun 1870-an tetapi kemudian ditutup selama krisis keuangan pada paruh
kedua tahun 1870-an. Demikian pula, kelompok Inggris mendirikan Asosiasi
Keuangan Utsmaniyah dengan modal satu juta pound pada tahun 1866 untuk
153
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
3. Tujuan Westernisasi
154
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
155
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
156
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Dalam hal ini dapat kita lihat perbedaan visi dan misi antara kedua belah
pihak, yang semuanya berakhir dengan agresi militer, politik dan ekonomi
serta budaya. Walaupun kemaslahatan sesaat dapat diraih, akan tetapi kerja
sama tersebut tidak memberikan kontribusi sama sekali terhadap kemajuan
dalam arti sebenarnya. Kerja sama tersebut tak lebih dari penindasan terhadap
kemajuan negara berkembang. Dan hal tersebut dapat dilihat dari intoleransi
mereka terhadap kemajuan dan kemaslahatan negara berkembang. Apalagi
jika kemajuan dan kemaslahatan tersebut bertabrakan dengan kepentingan dan
kemaslahatan mereka. Tegasnya, sikap dan tindakan yang mereka lakukan
sangat bertolak belakang dengan slogan dan nilai yang mereka gaungkan.
157
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Dari perjanjian demi perjanjian yang disepakati antara Turki dan Eropa,
adalah perdagangan bebas menjadi buah pertama yang dipetik oleh Barat.
Dalam hal ini, Turki Utsmani diberi batasan tarif impor yang tidak bisa diubah
tanpa izin dari pihak Eropa yang sebelumnya telah mengantongi perjanjian
pasar bebas. Turki Utsmani juga dilarang melakukan monopoli perdagangan
luar negeri (monopoli impor), bahkan ia pun kehilangan hak untuk menentukan
tarif barang-barang ekspor.
Kondisi ini sesuai dengan politik ekonomi liberal yang dianut oleh Eropa
beserta para pendukung Westernisasi pada abad ke 19 yang menuntut pengha-
pusan tarrief barrier (batasan tarif) dan melakukan ekspansi perdagangan dan
perekonomian (Hallaq, 2008). Penghapusan batasan tarif tersebut merupakah
salah cara negara anggota yang tercakup dalam perjanjian (negara-negara
Eropa) untuk mencapai keberhasilan dalam membangun perekonomian, baik
dalam produksi pertanian maupun industri, sesuai dengan “pembagian kerja
internasional” menurut mereka. Dan juga sebagai cara Masyarakat Ekonomi
Eropa membuka pasar baru bagi produk mereka (Quataert, 1995).
158
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Dampak lain dari perjanjian tersebut terjadi pada sektor pertanian Turki
Utsmani. Sektor pertanian yang telah lama berhasil mewujudkan swasembada
pangan bagi Turki Utsmani, bertransformasi menjadi sektor industri pertanian
yang bertujuan membekali Eropa Barat dengan pangan dan bahan mentah,
seperti katun (Pamuk, 1999). Perubahan ini dilakukan sebagai cara agar
industri Barat bisa memusatkan perhatiannya dalam produksi serta pemasaran.
Sesuai dengan “pembagian kerja” menurut Eropa Barat, sektor pertanian dan
bahan baku merupakan tugas negara-negara Timur yang terbelakang,
sedangkan sektor industri merupakan tugas negara Eropa Barat yang telah
maju. Ini adalah hal yang membuat perjalanan negara Timur menuju kemajuan
selalu tersandung, lalu mereka kehilangan kemandirian bahkan kehilangan
swasembada pangan.
159
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
merupakan perwakilan dari para donor. Badan baru ini menetapkan bahwa 20-
30% pemasukan Turki Utsmani harus digunakan untuk membayar bunga dan
cicilan hutang.
Salah satu proyek investasi asing di Turki Utsmani pada abad ke-19
adalah pembangun jalur kereta api. Pada awalnya, proyek tersebut dibuat
dengan pertimbangan titik temu kemaslahatan Barat dan Timur. Turki Utsmani
membutuhkan dana segar untuk memenuhi kebutuhan pembangunan sarana
transportasi modern. Sedangkan di sisi lain, Barat juga memiliki kepentingan
atau kemaslahatan besar dalam penyediaan bahan mentah dan pemasaran
produk mereka di wilayah Turki Utsmani, yang semua itu akan lebih efisien
jika dilakukan dengan fasilitas modern seperti kereta api.
160
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Dari sisi Turki Utsmani, manfaat lain yang diharapkan dari proyek
pembangun kereta api adalah mempercepat proses administrasi, pemungutan
pajak, dan meningkatkan hasil pertanian dengan menghubungkan wilayah-
wilayah sentra produksi dengan kota-kota dan pelabuhan. Hal ini sudah jelas
akan menekan biaya transportasi dan menekan biaya produksi lokal sehingga
diharapkan akan sanggup bersaing dengan komoditi-komoditi impor yang
sudah lama membanjiri negara tersebut. Keuntungan lainnya adalah pertam-
bahan produksi sejalan dengan peningkatan penghasilan dari pajak. Dengan
adanya kereta api akan muncullah perumahan dan perkampungan baru di
sekitar jalur kereta api tersebut yang akan membuat perekonomian semakin
menggeliat. Dengan begitu, terciptalah industri yang berkaitan dengan
metalurgi.
161
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
maupun dari hasil jasa transportasi tersebut. Para pakar sejarah mengatakan
nilai jaminan keuntungan minimum ini sangat tinggi dan sebenarnya menjadi
alat para investor untuk merampas kekayaan Turki Utsmani secara berlipat
ganda, sebab jaminan keuntungan minimal ini akan terus meningkat dari waktu
ke waktu (Issawi, 1966).
162
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
reformasi ini berjalan, efek samping yang ditimbulkan luar biasa merugikan.
Ketimbang mendapatkan sedikit kebebasan dan keleluasaan dalam bertindak,
Turki Utsmani malah semakin bergantung kepada negara-negara tersebut
(Syanawi, 2015).
Sisi negatif lainnya dari pembangunan rel kereta api ini adalah membuat
pertanian dan perdagangan di Turki Utsmani berorientasi pada ekspor (Pamuk,
n.d.). Pertanian Industri ini secara berangsur-angsur membuat ladang gandum
berubah menjadi ladang katun. Kondisi ini membuat Turki Utsmani kehila-
ngan swasembada pangan yang akhirnya berdampak pada rapuhnya ketahanan
pangan dalam negeri. Dalam jangka pendek, pertanian industri memang meng-
hasilkan keuntungan bagi Turki Utsmani. Tapi harga yang harus dibayar oleh
Turki Utsmani adalah beralihnya Ekonomi Turki Utsmani menjadi bagian dari
kesatuan pasar Eropa Barat, yang akan selalu bergantung pada Eropa dan
menjadi pasar dengan daya serap tinggi terhadap produksi industri Eropa.
163
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
seluruh dunia semakin sulit untuk dihindari. Keuntungan jangka pendek oleh
Turki Utsmani telah berubah menjadi kemudaratan jangka panjang bersama
dunia Timur yang telah berubah menjadi produsen bahan mentah bagi negara-
negara Eropa Barat. 75% dari fasilitas kereta api digunakan untuk mengangkut
komoditi ekspor Turki ke pasar-pasar Eropa yang membuat mundurnya
pembangunan negara dalam berbagai bidang (Quataert, 1995).
Kita dapat melihat sumber daya alam Turki Utsmani amat besar.
Sayangnya, sepertiga dari sumber daya alam tersebut -- sebagaimana data
statistik tahun 1907-1908 M yang disampaikan oleh Standord J. Shaw -- habis
untuk membayar hutang, sedangkan yang 60% habis untuk membiayai tentara
dan perlengkapannya. Tidak ada lagi yang tersisa untuk pembangunan lain.
Walaupun begitu, program pengembangan ekonomi yang dipergunakan oleh
Sultan Abdul Hamid II dapat bertahan dan mengembangkan pembangunan
ekonomi (Quataert, 1983). Pada masa tersebut, pemasukan negara bertambah
sehingga mencapai 43% (Shaw, 1976).
164
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
165
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
2. Perjuangan Perdagangan
Dalam kebijakan fiskal dan bea cukai, Turki Utsmani berhasil melaku-
kan proteksi sebanyak tiga kali lipat ketika melakukan perjanjian perdagangan
bebas pada tahun 1834 M yang ditandatangani dalam posisi terjepit karena
membutuhkan bantuan pihak Eropa. Kemudian, kapitulasi yang selama ini
menjadi duri dalam daging telah dibatalkan pada tahun 1914 M. Quataert
mengatakan Turki Utsmani tidak tunduk begitu saja terhadap komando Eropa
akan tetapi tetap berusaha untuk mendukung dan melindungi industri dalam
166
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
negeri (Quataert, 1995). Dan salah satu bentuk perwujudan terhadap dukungan
perdagangan dalam negeri adalah pembatalan pajak perdagangan dalam negeri
yang sebenarnya juga merupakan pemasukan bagi negara Turki Utsmani yang
sangat membutuhkan pada waktu-waktu krisis tahun 1874 M (Issawi, 1966).
Para pendukung proteksi tarif bea dan cukai berjuang dengan segala
kekuatannya melawan kelompok ekonomi liberal lokal dan para investor asing
dari Eropa. Perjuangan ini kemudian dimenangkan oleh para ekonom lokal
yang berhasil memproteksi diri dari perdagangan bebas tersebut (Quataert,
1994).
167
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
168
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
169
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
170
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
5. Perjuangan Keuangan
171
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Hasil yang berbeda dapat dilihat dari wilayah-wilayah yang tetap dalam
kesatuan wilayah Turki Utsmani dengan wilayah separatis yang bekerja di
bawah prinsip dan sistim diktator sejak tahun 1883-1907. Argumentasi terebut
membuat negara kreditur serta para investor asing menerima hasil yang tidak
sebesar yang mereka bayangkan. Nilai hutang luar negeri beserta obligasi
Turki berkurang menjadi 15%, sedangkan hutang sebelumnya telah berkurang
menjadi 50%. Kaisar Rusia mencoba memanfaatkan kesempatan ketika Sultan
Turki meminta pengurangan penggantian kerugian perang. Caranya adalah
dengan kompensasi Turki Utsmani harus mendukung kebijakan luar negeri
Rusia. Akan tetapi, Sultan dengan tegas menolak menjual pendirian dan
kemaslahatan rakyatnya dan lebih memilih untuk membayar kerugian perang
kepada Rusia selama seratus tahun, yang kemudian dituangkan dalam
kesepakatan antar kepala negara. Dengan demikian, negara Turki Utsmani
berjuang untuk mengurangi dampak kebijakan negara-negara donor dalam
172
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Hal tersebut di atas berbeda jauh dengan yang terjadi di wilayah otonom
Mesir, yang sebenarnya ia telah melepaskan diri dari Turki Utsmani. Mesir
yang telah dikuasai oleh para pemilik piutang, terutama pada masa Khidewi
Ismail, harus merasakan penggunaan jasa penagihan hutang oleh Inggris yang
turun langsung ke lapangan. Mereka menyiksa para petani Mesir walaupun
pada waktu itu (1878) terjadi musim paceklik di Said yang mengakibatkan
puluhan ribu penduduk meninggal dunia. Para kreditur tetap ingin menagih
hutang tepat waktu dengan alasan apa yang menimpa para petani tersebut
bukanlah disebabkan oleh para kreditur asing tersebut. Meskipun Inggris
dikenal sebagai bangsa yang beradab, namun mereka biadab dalam hal
menagih hutang (Vlami, 1992).
Sir Julian Goldsmith, dalam Majalah Times pada tahun 23 Agustus 1889,
menyatakan karena Khidewi Ismail pada akhirnya meniru cara Sultan Abdul
Hamid dalam menghadapi para kreditur dalam menghapuskan sebagian
hutangnya agar ia terhindar pula dari pembayaran hutang yang sangat berat.
Kebijakan tersebut yang membuat Khidewi Ismail tetap duduk di singgasana
dan rakyat Mesir bisa bahagia di tengah keadaan yang menimpanya (Solet,
2007).
173
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Pergulatan tersebut dapat dilihat dalam upaya keras yang dilakukan oleh
Inggris untuk menghentikan proyek jalur kereta api Turki Utsmani terutama
jalur Hijaz yang dibangun dengan modal umat Islam di seluruh dunia (Kramer,
1999). Begitu juga dengan jalur Baghdad yang dibangun dengan modal
Jerman, walaupun Jerman tidak banyak turut campur (pemaksaan) dalam
kebijakan proyek ini (Inalcik, 2000). Turki Utsmani juga kadang membatalkan
proyek yang telah dilaksanakan oleh investor karena tidak sesuai dengan
perjanjian sebelumnya, walaupun konsul-konsul mereka berusaha menekan
pemerintah Turki Utsmani. Cara lain yang dilakukan oleh pemerintah Turki
Utsmani adalah membangun proyek tandingan sebagaimana yang dilakukan
pada proyek jalur kereta api ke Haifa-Damaskus oleh Inggris dan jalur kereta
api Beirut–Damaskus yang dilaksanakan oleh Perancis. Ketika proyek-proyek
ini tidak sesuai dengan perencanaan sebelumnya maka Turki Utsmani mem-
bangun jalur tandingan yaitu jalur Hijaz-Istanbul yang kemudian mengurangi
keuntungan proyek Perancis.
174
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Pada tahun 1858, hukum agraria yang baru telah mengatur bahwa
kepemilikan tanah masyarakat diubah menjadi kepemilikan dalam skala besar
yang dimiliki oleh kelompok kecil. Namun ternyata kepemilikan tanah dalam
skala kecil dan skala menengah tetap saja berlaku di tiap-tiap wilayah Turki
Utsmani. Penyatuan kepemilikan dalam skala besar tersebut ternyata sukar
diwujudkan karena kebijakan pemerintah pada praktiknya tidak mendukung
hal tersebut. Hal ini berlangsung dari abad ke-19 sampai permulaan abad ke-
20. Munculnya kepemilikan dalam skala besar yang dimiliki oleh kelompok
kecil merupakan salah satu ciri-ciri Westernisasi (Jadallah, 1953). Ini pulalah
yang terjadi pada masa kemandatan Inggris terhadap Palestina sebelum Yahudi
mulai membanjiri wilayah tersebut (Inalcik, 1970).
175
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
tambah lagi, pengadilan Turki Utsmani juga menentang pihak asing untuk
memiliki lahan-lahan yang luas walau para konsul negara asing tidak pernah
bosan untuk mengadukan perkara-perkara tersebut kepada mahkamah tinggi di
Istanbul (Jadallah, 1953).
a. Industri Tradisional
176
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
b. Industri Modern
177
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Jika saja Barat dan Rusia tidak berusaha keras untuk menghambat
jalannya perkembangan dan kemajuan Turki Utsmani ketika itu, maka kondisi
saat ini bisa jadi akan sangat berbeda. Sayangnya, Eropa Barat -- melalui
kapitulasinya – telah menghambat Turki Utsmani dari berbagai macam aspek,
baik itu ekonomi, politik, sosial dan budaya.
Setelah umat Islam menjadi lemah pada masa Turki Utsmani, Barat
menggunakan slogan reformasi di Turki bagaikan Belanda menggunakan
politik Etika (Dutch Ethical Policy) di Indonesia. Slogan ini kemudian
dijadikan sebagai alasan untuk melakukan campur tangan urusan dalam negeri
negara yang akan dieksploitasi. Mereka mulai dengan membuat negara
tersebut secara perlahan semakin tergantung kepada Barat sampai perekono-
mian negara tersebut pada akhirnya menjadi alat penopang perekonomian
negara-negara maju. Eksploitasi ekonomi tersebut juga ditunjang oleh kebija-
kan standar ganda Barat yang membedakan antara negara mereka dan negara
koloni yang menjadi penghasil bahan baku bagi negara mereka. Kebijakan
tersebut membuat pihak pribumi yang pro-Barat menghadapi pilihan yang
sulit, yaitu tunduk kepada seluruh prinsip dan perintah Barat dan menerima
standar ganda, yaitu seperti perlakuan tuan kepada budaknya. Kondisi ini yang
178
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Setiap negara yang telah dijajah oleh kekuatan asing –biasanya penjajah
ini datang dari negara-negara maju (Barat)—selalu melalui berbagai rintangan
dalam menentukan ideologi pembangunannya setelah kemerdekaan berhasil
tercapai. Padahal menentukan ideologi yang akan menjadi cetak biru proses
pembangunan bangsa itu sangat penting. Sebab, hanya dengan ideologi terse-
but suatu negara akan dapat berkembang sesuai dengan aspirasi kemerdekaan
(Karim, 1998).
179
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
negara terjajah hidup dalam tradisi lokal yang penuh mitos tentang supremasi
dan kekebalan para pemimpin lokal feodal. Struktur sosial ini adalah hasil dari
bentukan penjajah di negara yang dijadikan koloni.
180
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
yang cukup, para sarjana ini mulai memahami pentingnya kemerdekaan bagi
suatu bangsa. Kesempatan yang diberikan kepada masyarakat pribumi oleh
penjajah untuk menerima pendidikan rupanya telah membuka mata mereka
tentang perlunya memperjuangkan kemerdekaan (Mansur, 1998).
Namun, Sanusi Pane dan beberapa sarjana lain tidak setuju dengan apa
yang telah diungkapkan oleh Sutan Takdir Alisyahbana. Mereka menganggap
nilai-nilai budaya Barat tidak pantas untuk diterapkan di negara-negara Timur,
termasuk Indonesia. Menurut mereka, sistim nilai yang sudah lama dimiliki
oleh orang Indonesia dapat digunakan sebagai fondasi untuk perbaikan
Indonesia. Budaya Indonesia yang menempatkan solidaritas sosial dan
spiritualisme di atas semuanya adalah kekuatan penting yang dapat digunakan
sebagai landasan untuk orientasi nilai-nilai budaya bangsa. Kemajuan yang
pernah dicapai oleh negara-negara Timur, seperti India dan Cina, serta
181
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
182
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
mulai menjauhkan diri dari Blok Barat dan menjadi lebih dekat dengan Blok
Timur. Pada akhirnya dia memilih untuk menjalin hubungan dekat dengan
Republik Rakyat Tiongkok.
183
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
dianggap tidak pantas untuk diadopsi, termasuk pandangan politik atau budaya
populer, seperti musik, pakaian, dan tarian. Upaya melestarikan karakter
nasional Indonesia selalu ditekankan sebagai bentuk perlawanan terhadap
hegemoni Barat. Dapat dimengerti bahwa penerapan kebijakan politik menjadi
tampak dibesar-besarkan. The Koes Bersaudara, sebuah grup musik, dipenjara
karena mereka memainkan musik yang mirip dengan musik The Beatles. Grup
musik populer ini dikirim ke penjara pada tanggal 29 Juni 1965, dan dirilis
pada 30 September 1965. Tarian ala Barat juga dilarang dan diganti dengan
tari sosial yang dianggap mencerminkan karakter Indonesia, seperti
Serampang Dua Belas tarian Melayu asal dari Sumatra Timur. Orang-orang
Indonesia yang memiliki nama-nama Barat, terutama nama-nama Belanda,
seperti Mince, Tience atau Lince, dipaksa untuk mengganti nama mereka
dengan nama-nama Indonesia.
184
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
185
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Barat sering dibandingkan atau dikaitkan dengan budaya Barat itu sendiri.
Akibatnya, konsep modernisasi tidak dapat dipisahkan dari sistim nilai Barat,
kisah tentang Fiksi dan Fakta pasar bebas pun terus berlanjut dalam perjalanan
gagasan pasar bebas.
186
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
187
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Hal yang senada juga terjadi di bidang ekonomi. Pertumbuhan yang amat
pesat pada masa Soeharto membutuhkan dana yang tidak sedikit. Pada titik ini,
investasi atau penanaman modal asing menjadi sangat penting bagi
pertumbuhan ekonomi suatu negara yang menjadi tujuan investasi, khususnya
Indonesia. Untuk keperluan tersebut, maka pemerintah sudah menerbitkan
beberapa undang-undang yang dapat menjadi payung hukum bagi investasi di
Indonesia, undang-undang yang berkaitan dengan penanaman modal adalah
UU No. 25 tahun 2007.
188
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
modal dalam negeri maupun asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara
Republik Indonesia. Pasal ini merupakan perbaikan terhadap UU No. 6 tahun
1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri yang menyatakan bahwa
penanaman modal dalam negeri adalah penggunaan modal dalam negeri (yang
merupakan bagian dari kekayaan masyarakat Indonesia berupa hak maupun
benda, baik yang dimiliki oleh Negara maupun swasta nasional atau swasta
asing yang berdomisili di Indonesia yang disisihkan/disediakan guna
menjalankan usaha sepanjang modal tersebut tidak diatur dalam Pasal 2 UU
No. 1 Tahun 1967) bagi usaha-usaha yang mendorong pembangunan ekonomi
pada umumnya.
189
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
kerja merupakan salah satu faktor produksi tersebut. Dengan demikian penana-
man modal dapat membuka lapangan kerja baru. Dan dalam siklus ekonomi,
pembukaan lapangan kerja baru berarti memberikan kesempatan bagi masya-
rakat untuk memperoleh pekerjaan. Bila masyarakat memperoleh pekerjaan,
berarti terbuka kesempatan bagi masyarakat untuk memperoleh pendapatan.
b. Alih Teknologi
Penanaman modal, terutama dari luar negeri atau asing, pada umumnya
dilakukan oleh negara-negara maju guna memperluas pasar mereka. Namun
dibalik aksi tersebut, mereka juga melakukan alih teknologi. Hal ini juga
dilakukan oleh Indonesia. Sebagai contoh, perusahaan otomotif Honda diminta
membangun usaha perakitan di Indonesia. Untuk kelancaran pabrik, didatang-
kanlah banyak ahli dari Jepang yang kemudian melatih dan memberikan
pengetahuan tentang perakitan mobil kepada sumber daya dari Indonesia.
Lambat laun, pengetahuan yang diberikan tersebut dapat dipergunakan untuk
mengembangkan dunia otomotif di tanah air.
190
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
g. Kerusakan lingkungan
191
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
192
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila banyak bank asing yang
membuka cabang di Indonesia. Bahkan, bank atau investor asing (termasuk
Malaysia) kemudian membeli bank-bank nasional ataupun lembaga keuangan
nasional lainnya. Data lembaga analisis dan publikasi data bisnis menyebutkan
bahwa mayoritas kepemilikan saham sejumlah bank nasional sudah dipegang
oleh asing, seperti Bank International Indonesia, (BII) 97,5 persen sahamnya
dimiliki Maybank, bank terbesar dari Malaysia. Bank Niaga, yang kini menjadi
Bank CIMB Niaga, 97,9 persen sahamnya dimiliki oleh CIMB Group, bank
terbesar kedua Malaysia. Selain itu Bank Ekonomi, 98,94 persen sahamnya
dimiliki HSBC Holdings Plc, bank terbesar ketiga dunia yang bermarkas di
London. Bank NISP kini menjadi Bank OCBC NISP karena 85,06 persen
193
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
194
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
195
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
mencapai 99,86. Rendahnya NTP ini membuat petani banyak yang beralih
profesi menjadi pekerja serabutan, tukang bangunan, dan pekerjaan lainnya di
sektor informal.
196
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
197
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
berdampak pada harga pembelian, harga sudah berada di atas 400 dolar AS per
ton. Untuk memenuhi target 1,5 juta ton itu, pemerintah mengambil opsi untuk
mendatangkan beras dari negara lain seperti Pakistan dan Brazil.
Di pasar dalam negeri telah beredar beras impor ilegal dari Vietnam yang
masuk melalui Kepulauan Riau (Batam). Komoditi ini meresahkan petani
lokal, sebab harganya lebih murah dan sulit dideteksi perbedaannya dengan
beras lokal. Berdasarkan data Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik
(Perum Bulog) Divisi Regional Jambi, beras ilegal yang masuk setiap tahunnya
mencapai 4 juta ton. Importasinya tidak dilakukan oleh Perum Bulog dan tidak
tercatat di Badan Pusat Statistik (BPS). Namun meski telah mengetahuinya,
pemerintah dan Bulog enggan melakukan investigasi terhadap masalah ini.
198
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
199
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Perubahan sikap Jepang kepada Uni Eropa tersebut diakui oleh Kepala
Perdagangan Uni Eropa Cecilia Malmstrom. Menurutnya, ada perubahan
drastis dari sikap Jepang terkait ajakan bekerja sama dengan Uni Eropa.
Pasalnya sebelum Trump dilantik, Negeri Samurai itu cukup sulit menyepakati
sejumlah topik kerja sama dagang dengan Uni Eropa, sehingga penyele-
saiannya jadi berlarut-larut.
200
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
umum. Tak heran jika selain Kanada dan Jepang, kesepakatan baru dalam
waktu dekat dilakukan dengan Australia, Selandia Baru, Indonesia dan
Malaysia. Namun demikian, Uni Eropa tetap menganggap AS sebagai mitra
penting perdagangan global. Pasalnya, kedua kawasan tersebut telah menun-
jukkan indikasi untuk melakukan pembahasan kerja sama dagang baru. Komisi
Eropa mengatakan, indikasi itu didapat setelah Presiden AS Donald Trump
bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker dan Presiden
Dewan Uni Eropa Donald Tusk di Brussels Mei lalu. “Sejauh ini, Juncker
bersikeras untuk mengintensifkan kerja sama perdagangan baru kedua
kawasan yang dinilai sebagai win-win solution bagi kedua belah pihak," jelas
Komisi Eropa. Kedua kawasan dalam hal ini berusaha melaksanakan pakta
kerja sama Transatlantic Trade and Investment Partnership (Imlah, 2011).
Beberapa waktu yang lalu, WTO mengumpulkan para menteri dari 146
negara –di samping banyak NGO– ke kota resort di Cancun, Mexico. Satu hal
yang hampir saja menggagalkan perundingan ini bahkan sebelum dimulai
adalah isu perdagangan obat internasional. Di satu pihak, negara berkembang
dan kelompok kemanusiaan semacam MSF (Dokter tanpa Batas Negeri)
menginginkan agar orang miskin dapat memperoleh akses pada obat-obatan
generik esensial secara murah. Mereka ditentang oleh perusahaan farmasi
besar yang didukung oleh pemerintah AS dan Uni Eropa. Perusahaan ini
menginginkan agar paten ala Amerika diberlakukan di seluruh dunia sejauh
yang dimungkinkan (Kharudaki, 2003) .
201
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Isu ini lebih menunjukkan betapa tidak akuratnya dan betapa menyesat-
kannya propaganda bahwa proposal tentang FTAA atau NAFTA (WTO)
sebagai sebuah perjanjian “perdagangan bebas”. Sesungguhnya, riset yang
dilakukan oleh Bank Dunia sendiri menunjukkan bahwa negara berkembang
pasti mengalami kerugian jika menerapkan peraturan WTO tentang properti
intelektual (yakni: paten dan hak cipta) serta kebijakan ekspor-impor.
Kerugian ini lebih besar daripada apa yang mungkin mereka raih dengan
adanya akses pasar ekspor ke negeri-negeri kaya. Dengan kata lain, proteksio-
nisme yang dipastikan oleh adanya perjanjian-perjanjian ini, baik dalam hal
farmasi maupun bidang lain, cenderung didasarkan kepada perspektif ekonomi
murni ketimbang poin tentang penghapusan hambatan dagang oleh negeri-
202
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
Satu kesepakatan telah dicapai akhir bulan lalu, yang akan memungkin-
kan adanya celah bagi negeri berkembang untuk mengimpor obat generik.
Dengan begitu, pertemuan tingkat menteri di Cancun terselamatkan dari
kemungkinan kegagalan disebabkan isu tersebut. Tapi tidak ada alasan bagi
negeri-negeri berkembang untuk begitu saja melepaskan hak mereka atas
perdagangan bebas dalam bidang farmasi. Ketika argumen ekonomi yang
mendasari sikap para perusahaan farmasi besar tersebut tersingkap, maka
penggunaan WTO untuk memaksakan peraturan paten ala Amerika Serikat ke
seluruh dunia hanyalah menunjukkan tujuan sebenarnya, yakni kerakusan
proteksionis yang telah dapat dilihat sejak dahulu.
203
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Walaupun Daulah Utsmaniyah telah tiada akan tetapi Turki belum lagi
kehilangan sejarah masa lalunya. Sebagai contoh, masyarakat masih gencar
mengembalikan sistim perekonomian kepada yang sesuai dengan Islam.
Lembaga pembiayaan di Turki mulai memperluas portofolio bisnis syariah
untuk memanfaatkan permintaan dari usaha kecil. Hal ini menunjukkan bahwa
pasar keuangan Islam di Turki tumbuh pesat melampaui layanan perbankan
konvensional. Salah satu lembaga pembiayaan asal Turki yang baru saja
memperluas portofolio syariah adalah Halic Leasing.
204
BAB II ⇒ Kebijakan Ekonomi, Kapitulasi dan Westernisasi
205
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
206
BAB III ⇛ Penutup dan Kesimpulan
BAB III
A. Kesimpulan
207
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
208
BAB III ⇛ Penutup dan Kesimpulan
Akibat yang lebih parah terlihat dalam sistem perekonomian Islam yang
diterapkan oleh Turki Utsmani (berupa sistim wakaf dan Timar) tidak lagi
berjalan dengan efektif ketika terjadi perubahan yang mengarah kepada sistim
perekonomian liberal. Hal tersebut dapat dilihat dari investasi langsung,
pendirian bank konvensional dan pencetakan mata uang yang tidak lagi
dikendalikan oleh pemerintah Turki Utsmani (Ottoman), akan tetapi
dipengaruhi oleh para pemegang obligasi luar negeri yang beredar secara bebas
di pasar uang Eropa.
209
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
B. Saran
210
BAB III ⇛ Penutup dan Kesimpulan
211
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
212
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
213
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Al-Sabil, I., & Khalid, W. (1970). Islami ishtirakiyat fi ’l Islam (Some Aspects
of Islamic Communism). Fikr- O-Nazar (Karachi) 7(7). p. 513-526.
Arnold, B. T., & James, V. (2000). The Treatment of Armenians in the Ottoman
Empire 1915-1916 Documents Presented to Viscount Grey of
Falloden (uncensored ed.). Princeton: Gomidas Institute.
214
Daftar Pustaka
Bayat, F. (2003). Dirasat fi Tarikh al-Arab fi Ahdi al-Utmani. Beirut: Dar al-
Madar al- Islami.
Black, A. (2001). The state of the House of Osman (devlet-i al-i Osman), The
History of Islamic Political Thought: From the Prophet to the Present,
Psychology Press, 199
215
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
216
Daftar Pustaka
Deringil, S. (2007). The Turks and ‘Europe’: The Argumentfrom History. Vol.
43. .
El-Hasry, A.K.S. (1965). البالد العربية والدولة العثمانية. ،دار العلم للماليين.
Erickson, E.J., Mesut Uyar. (2017). A Military Hist ory of the Ottomans: From
Osman to Ataturk. Oxford: ABC CLIO.
217
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Finkel, C. (2007). Osman ’s dream: The story of the Ottoman Empire, 1300-
1923. New York: Basic Books.
Genq, V. (2015). §ah ile Sultan Arasinda Bir Acem Burokrati: idris-i
Bitlisi’nin §ah ismail’in Himayesine Girme £abasi / A Persian
Bureaucrat Between the Shah and the Sultan Idris-i Bidlisi’s Attempt
to Get Shah ismail’s Patronage. Osmanli Ara^tirmalari, INo. 1(53),
15. Retrieved from http://ekonomikarastirmalar.org/-
index.php/UEAD
218
Daftar Pustaka
219
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Hess, A.C. (2009). “The Ottoman Conquest of Egypt (1517) and the Beginning
of the Sixteenth-Century World War”. International Journal of
Middle East Studies, Vol. 4, No. 1, 55-76.
https://doi.org/10.1017/S0020743800027276
Husain, M. (2011). A Concise History of Islam. New Delhi: Vij Books India.
Inalcik, H. (1960). “Bursa and the Commerce of the Levant”. Journal of the
Economic and Social History of the Levant 3. p. 131-47.
Inalcik, H. (1970). Studies in the economic history of the Middle East: from
the rise of Islam to the present day. Oxford: Oxford University Press,
1970. Hlm. 209, 217
220
Daftar Pustaka
Inalcik, H., & Quataert, D. (1997). An Economic and Social History of the
Ottoman Empire, Cambridge University Press, p.471.
Inalcik, H., & Quataert, D., (1994). An Economic and Social History of the
Ottoman Empire, 1300-1914. Cambridge: Cambridge University
Press.p.341
Inalcik, H., Faroqhi, S., & Donald, Quataert. (1997). an Economic and Social
History of the Ottoman Empire. Cambridge University Press, p. 120,
218.
Issawi, C. (1966). The Economic History of the Middle East. Chicago: Chicago
University Press.
221
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Issawi, C. (2006). An Economic History of the Middle East and North Africa
(1 edition (April 19, 2006)). London: Routledge.
Issawi, C. (2010). An Economic History of the Middle East and North Africa,
Routledge, London
Issawi, Charles Philip, ed. (1980). The Economic History of Turkey, 1800-
1914. Publications of the Center for Middle Eastern Studies ; No. 13.
Chicago: University of Chicago Press.
Ives, H. E., & Grierson, P. (1954). The Venetian Gold Ducat and its Imitations.
New York, NY: The American Numismatic Society.
Iyas, I. (1984). Bada’i az-Zuhur fi Waqai’ ad-Duhur. Kairo Dar al-Hadits, Jilid
4 h.384
Janin, H., & Kahlmeyer, A. (2007). Islamic law: The Sharia from
Muhammad’s time to the present. Jefferson, NC: McFarland & Co.
222
Daftar Pustaka
Kafadar, C, (1986). When Coins Turned into Drops of Dew and Bankers
Became Robbers of Shadows: The Boundaries of Ottoman Economic
Imagination at the End of the Sixteenth Century. Disertasi Ph.D yang
belum dipublikasikan, McGill University, p.114
223
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
McMurray, J.S. (2001). Distant Ties: Germany, The Ottoman Empire and the
construction of the Baghdad Railway, Preager, London.
Murad, B. (2009, May 19). The Ottoman Empire. Retrieved November 15,
2018, from The Ottoman Empire Trading Acces website:
WWW.Ottoman.org
224
Daftar Pustaka
Palmer, A. (2011). The decline and fall of the Ottoman Empire. London: Faber
and Faber.
Piri Reis, B. (1988). Ministry of Culture and Tourism ofthe Turkish Republic
(1st ed., Vol. 4). Istanbul: The Historical Research Foundation,
Istanbul Research Center.
225
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Quataert, D., & Inalcik, H. (1994). Donald Quataert, eds.. An Economic and
Social History of the Ottoman Empire, 1300-1914. (3rd ed., Vol. 2).
Cambridge: Cambridge University Press.
226
Daftar Pustaka
Quataert, D., & Inalcik, H. (1995). An Economic and Social History of the
Ottoman Empire, 1300-1914 (2 st, Vol. 2). Cambridge: Cambridge
University Press (January 27, 1995).
Saharuddin, D., & Muchsin, W. (2015).” أحكام دراسة المقارنة بين أراء الفقهاء والمحدثين
( الحكرة واإلحتكار في معامالت الماليةMonopoly Law and Stockpiling
Commodities in Trade Transactions: A Comparison between Scholars
of Fiqh and Hadith Opinions)”. Ahkam: Vol. XV (2)
DOI:10.15408/ajis.v15i2.2870. http://journal.uinjkt.-
ac.id/index.php/ahkam/index
Saharuddin, D., & Rama, A. (2017).” Currency System And It’s Impact On
Economic Stability, Al-Iqtishad”: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah
(Journal Of Islamic Economics) Vol. 9 (2). DOI:
10.15408/aiq.v9i2.4749.
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/iqtishad
Saharuddin, D., Meirison, & Yusna, D. (2020). “Ottoman Trade Policy and
Activities in Europe and Asia”. Al-Falah: Journal of Islamic
Economics, Vol. 5 (1). DOI: 10.29240/jie http://journal.iaincu-
rup.ac.id/index.php/alfalah/index
227
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Shaw, J. & Shaw, S. (1976). History of the Ottoman Empire and Modern
Turkey (Vol. 2). Cambridge: Cambridge University Press.
228
Daftar Pustaka
Shaw, S. J. (1976). History of the Ottoman Empire and Modern Turkey, vol. I:
1280-1808. Cambridge University Press, p. 62-69.
Shaw, S. J. (1991). The Jews on The Ottoman Empire and the Turkish
Republic. New York: University Press.
Smith, R.S. (2007). Governing Property, Making the Modern State: Law,
Administration and Production in Ottoman Syria (Library of Ottoman
Studies). I.B Tauris.
229
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Syuqairi, A. (2006). al-A ’mal al-Kamilah. Beirut: Markaz Dirasat Wihdah al-
Arabia.
Tekeli, I.Q., & İlkin, S. (1997). Enlarged second edition, Türkiye Cumhuriyeti
Merkez Bankası. Türkiye Cumhuriyeti Merkez Bankası, p.53-54; 62-
69.
Tripp, C. (2006), Islam and the Moral Economy: The Challenge of apitalism,
Cambridge University Press
230
Daftar Pustaka
Vlami, D. (1992). Trading with the Ottomans: The Levant Company in the
Middle East. New York: Barnes and Noble.
Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/Capitulations_of_the_Ottoman_Em-
pire. Diakses pada tanggal 25 Juli 2020 jam 8: 47
Yapp, M. (1990). The Making of the Modern Near East, 1792-1923. Longman,
314
231
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
232
Tentang Penulis
TENTANG PENULIS
233
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
234
Tentang Penulis
235
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
Jurnal dan Artikel; ارأي اإلمام البخاري في بيع الحيوان بالحيوان وأثر إختالف العلماء
فيها: Jurnal Studi Islam Komprehensif Al-Zahra, Fak. Dirasat Islamiah UIN
Syahid. ISSN 1412-226x, Vol.5, No.1, 2006 . اإلطار الفكري إلستثمار األموال في
اإلسالم: Jurnal Studi Islam Komprehensif Al-Zahra, Fak. Dirasat Islamiah UIN
Syahid. ISSN 1412-226x, Vol.7, No.1, 2008. من األحكام الفقهية في كتاب البيوع من
ما يجوز من البيوع وأخالق البائعين صحيح البخاري: Jurnal Studi Islam Komprehensif
Al-Zahra, Fak. Dirasat Islamiah UIN Syahid. ISSN 1412-226x, Vol.9, No.1,
2010. المعاملة الممنوعة بسبب الغبن في كتاب البيوع من صحيح البخاري: Journal of
Education and Islamic Studies of Education and Teacher Traning Faculty of
State Islamic University of Sultan Syarif kasim Riau. Vol.3 Number 1 January
–June 2011 ISSN 2086-4841. Problematika Claim Pada Asuransi Kerugian
Syari’ah : Jurnal Agama & Budaya MIMBAR UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Vol. 28. No. 2. Thn. 2011. ISSN 0854-5138. Asuransi Shari’ah dan
Wording Policy, Jurnal Ekonomi Islam, Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Vol. 2, No. 1, April 2012. ISSN: 2087-7056.
Asas Indemnitas dan Kafalah dalam Asuransi Syariah: Jurnal AL-IQTISHAD,
Fak. Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Vol. V, No.1,
Januari 2013. ISSN: 2087-135X. Asuransi Syariah dalam Praktik. Esensi.
Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol. 4 No. 3. Desember 2014. Fakultas Eko-
nomi dan Bisnis UIN Syarf Hidayatullah Jakarta. أحكام الحكرة واإلحتكار في معامالت
236
Tentang Penulis
دراسة المقارنة بين أراء الفقهاء والمحدثين:المالية, Jurnal Ahkam, Fak. Shariah dan
Hukum, 2016. (http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/ahkam/article/view/-
2870). Currency System and Its Impact on Economic Stability, Jurnal Al
Iqtishad, 2017. (http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/iqtishad/article/view/-
4749). Strategi Pendistribusian Zakat, Infak, Dan Sedekah (Zis) Di Badan
Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Tangerang Selatan, al Tijary Samarinda,
2017. https://scholar.google.co.id/citations?-user=Kce-QJ0AAAAJ&hl=id .
Ta’lim Salam Al Islamy Khilal Al Maddah Al Arabiyah Lil Aghradh Al
Khoshoh Fi Majal Al Iqtishodiy Lil Marhalah Al Jami’iyah. http://www.ejour-
nal.uniramalang.ac.id/index.php/JRLA/article/view/222. The Principles of
Law of Negligence as Causes of Compensation in the Sharia Economic Law in
Indonesia. https://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/-au/article/view/722.
Efficiency And Effectiveness Of Zakat Payroll System And Digital Zakat On
The Acceptance Of Zakat Funds Baznas 2016-2017. http://journal.febi.-
uinib.ac.id/index.php/maqdis/article/view/209. بيوع الشائعة و معامالت المالية الربوية
في منظور العلماء و المحدثين, Rahmatan Lil Alamin Journal of Peace Education and
Islamic Studies, ISSN (Print) 2622-089X ISSN (Online) 2622-0903, Vol. 2
No. 1 Juni 2019. http://www.ejournal.uniramalang.ac.id/index.php/JRLA/-
article/view/318/194 Capitulation And Siyasah Syar’iyah Al-Maliyah Impact
On Economic Stability Of The 18th & 19th Ottoman Turks, QIJIS: Qudus
International Journal of Islamic Studies, Volume 7, Number 2, 2019, DOI :
10.21043/qijis.v7i2.4847. Significant Relationship Intellectual Capital And
Macro Economics: A Case Study, International Journal of Research –
Granthaalayah. Volume 8 Issue 4, ISSN- 2350-0530 (O), ISSN- 2394-3629 (P)
https://doi.org/10.29121/granthaalayah.v8.i4.2020.67. Takhrij Fikih dan
Permasalahan Kontemporer, Al-Istinbath, Jurnal Hukum Islam, Vol.5, No.1,
2020. Vol. 5. No. 1, Mei 2020, 51-70 P-ISSN: 2548-3374 (p), 25483382 (e)
DOI: 10.29240/jhi.v5i1.1235. Sharia insight factors: Does it matter to shift
237
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
238
Tentang Penulis
239
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
TENTANG PENULIS
240
Tentang Penulis
241
Aplikasi Keuangan Islam dan Sistim Perekonomian Turki Utsmani
242
Tentang Penulis
Conference and its Chalenge, Amman Yordania 27-30 April, Oral Persentation
2017. Seminar International, ZaimUniversitesi, Istanbul, 15-18 July 2017, Oral
Presentation. International Seminar ICPESS, Ankara 2017. Seminar
Internasional, Universitas Brunai Darussalan 24-26 April 2018 (Invited
Presenter). Seminar Internasional, Universitas Mara, 29 April 2018.
243
Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA
Dr. Meirison, MA
B uku ini adalah hasil penelitian pustaka yang dilakukan oleh penulis
dengan menggunakan literatur-literatur perpustakaan dan dokumen-
dokeman sejarah serta manuskrip-manuskrip yang terkait dengan
pembahasan yang didapat dari situs-situs internet. Metodologi penelitian
yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
metode sejarah kritis-analitis dengan terlebih dahulu melakukan
pengumpulan sumber (Heuristik). Pendekatan sejarah yang digunakan
adalah tinjauan dari sisi sosiologi ekonomi, seperti adanya gerakan,
pemberontakan, budaya, etnis setelah memberikan lukisan sistim sosial
ekonomi dari kurun-kurun tertentu. Pengkajian dari permulaan
terbentuknya sebuah masyarakat sampai menjadi masyarakat yang
kompleks juga disinggung dalam pembahasan. Adapun pendekatan politik
ekonomi merupakan poin yang sangat penting dalam metode penelitian ini,
KEUANGAN ISLAM
SISTIM PEREKONOMIAN TURKI UTSMANI
karena sejarah konvensional identik dengan kekuasaan. Begitu juga dengan
pola perilaku individu dan kelompok dapat membantu menjelaskan apakah
sistim itu berfungsi dengan baik atau tidak, serta perkembangan hukum dan
kebijakan sosial ekonomi yang meliputi etnis, agama, opini publik, birokrasi
dan administrasi. Politik dalam hal ini dikaitkan dengan kemampuan
pemerintah dalam menerapkan sistim keuangan Islam yang merupakan
prinsip dasar dari sistim Daulah Utsmaniyah. Sebuah sistim yang dijalankan
oleh pemerintah sebagai bentuk pengelolaan masalah-masalah umum yang
diukur dengan Syari'at Islam secara menyeluruh. APLIKASI