Anda di halaman 1dari 46

Penjelasan Lengkap Cara Kerja

PLTD
BY ROHMATTULLAH · OCTOBER 2, 2015
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah Pembangkit listrik yang
menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover). Prime mover
merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang
diperlukan untuk memutar rotor generator. Mesin diesel sebagai penggerak mula
PLTD berfungsi menghasilkan tenaga mekanis yang dipergunakan untuk memutar
rotor generator.

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan


listrik dalam jumlah beban kecil, terutama untuk daerah baru yang terpencil atau
untuk listrik pedesaan dan untuk memasok kebutuhan listrik suatu pabrik.
Penjelasan Bagian-bagian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
Perhatikanlah gambar Dibawah ini :

Dari gambar di atas dapat kita lihat bagian-bagian dari Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel, yaitu :

1. Tangki penyimpanan bahan baker.


2. Penyaring bahan bakar.
3. Tangki penyimpanan bahan bakar sementara (bahan bakar yang disaring).
4. Pengabut.
5. Mesin diesel.
6. Turbo charger.
7. Penyaring gas pembuangan.
8. Tempat pembuangan gas (bahan bakar yang disaring).
9. Generator.
10.Trafo.
11.Saluran transmisi.
Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
1. Bahan bakar di dalam tangki penyimpanan bahan bakar dipompakan ke dalam
tanki penyimpanan sementara namun sebelumnya disaring terlebih dahulu.
Kemudian disimpan di dalam tangki penyimpanan sementara (daily tank). Jika
bahan bakar adalah bahan bakar minyak (BBM) maka bahan bakar dari daily tank
dipompakan ke Pengabut (nozzel), di sini bahan bakar dinaikan temperaturnya
hingga manjadi kabut. Sedangkan jika bahan bakar adalah bahan bakar gas (BBG)
maka dari daily tank dipompakan ke convertion kit (pengatur tekanan gas) untuk
diatur tekanannya.

2. Menggunakan kompresor udara bersih dimasukan ke dalam tangki udara start


melalui saluran masuk (intake manifold) kemudian dialirkan ke turbocharger. Di
dalam turbocharger tekanan dan temperatur udara dinaikan terlebih dahulu. Udara
yang dialirkan pada umumnya sebesar 500 psi dengan suhu mencapai ±600°C.

3. Udara yang bertekanan dan bertemperatur tinggi dimasukan ke dalam ruang


bakar (combustion chamber).

4. Bahan bakar dari convertion kit (untuk BBG) atau nozzel (untuk BBM)
kemudian diinjeksikan ke dalam ruang bakar (combustion chamber).
5. Di dalam mesin diesel terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanya
berdasarkan udara murni yang dimanfaatkan di dalam silinder pada tekanan yang
tinggi (35 – 50 atm), sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu
bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bertemperatur dan bertekanan
tinggi melebihi titik nyala bahan bakar sehingga akan menyala secara otomatis
yang menimbulkan ledakan bahan bakar.

6. Ledakan pada ruang bakar tersebut menggerak torak/piston yang kemudian pada
poros engkol dirubah menjadi energi mekanis. Tekanan gas hasil pembakaran
bahan bakar dan udara akan mendorong torak yang dihubungkan dengan poros
engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-balik
(reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh
poros engkol (crank shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah
menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi.
7. Poros engkol mesin diesel digunakan untuk menggerakan poros rotor generator.
Oleh generator energi mekanis ini dirubah menjadi energi listrik sehingga terjadi
gaya geral listrik (ggl).

8. Tegangan yang dihasilkan generator dinaikan tegangannya menggunakan trafo


step up agar energi listrik yang dihasilkan sampai ke beban. Prinsip kerja trafo
berdasarkan hukum ampere dan hukum faraday yaitu arus listrik dapat
menimbulkan medan magnet dan medan magnet dapat menimbulkan arus listrik.
Jika pada salah satu sisi kumparan pada trafo dialiri arus bolak-balik maka timbul
garis gaya magnet berubah-ubah pada kumparan terjadi induksi. Kumparan
sekunder satu inti dengan kumparan primer akan menerima garis gaya magnet dari
primer yang besarnya berubah-ubah pula, maka di sisi sekunder juga timbul
induksi, akibatnya antara dua ujung kumparan terdapat beda tegangan.

9. Menggunakan saluran transmisi energi listrik dihasilkan/dikirim ke beban. Di


sisi beban tegangan listrik diturunkan kembali menggunakan trafo step down
(jumlah lilitan sisi primer lebih banyak dari jumlah lilitan sisi sekunder).

Daftar Pustaka
http://bersamabelajaruntuktahu.blogspot.co.id/2011/08/pembangkit-listrik-tenaga-
diesel.html
Tags: catu daya
YOU MAY ALSO LIKE...

Generator Listrik
Pendahuluan
Listrik seperti kita ketahui adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis
penggunaannya oleh manusia, di mana listrik dihasilkan dari proses konversi energi
sumber energi primer seperti batu bara, minyak bumi, gas, panas bumi, potensial air
dan energi angin. Sistem pembangkitan listrik yang sudah umum digunakan adalah
mesin generator tegangan AC, di mana penggerak utamanya bisa berjenis mesin
turbin, mesin diesel atau mesin baling-baling. Dalam pengoperasian pembangkit
listrik dengan generator, karena faktor keandalan dan fluktuasi jumlah beban, maka
disediakan dua atau lebih generator yang dioperasikan dengan tugas terus-
menerus, cadangan dan bergiliran untuk generator-generator tersebut. Penyediaan
generator tunggal untuk pengoperasian terus menerus adalah suatu hal yang riskan,
kecuali bila bergilir dengan sumber PLN atau peralatan UPS.
Untuk memenuhi peningkatan beban listrik maka generator-generator tersebut
dioperasikan secara paralel antar generator atau paralel generator dengan sumber
pasokan lain yang lebih besar misalnya dari PLN.
Sehingga diperlukan pula alat pembagi beban listrik untuk mencegah adanya
sumber tenaga listrik terutama generator yang bekerja paralel mengalami beban
lebih mendahului yang lainnya.

Operasi Generator Secara Paralel


Pasokan listrik ke beban dimulai dengan menghidupkan satu generator, kemudian
secara sedikit demi sedikit beban dimasukkan sampai dengan kemampuan
generator tersebut, selanjutnya menghidupkan lagi generator berikutnya dan
memparalelkan dengan generator pertama untuk memikul beban yang lebih besar
lagi. Saat generator kedua diparalelkan dengan generator pertama yang sudah
memikul beban diharapkan terjadinya pembagian beban yang semula ditanggung
generator pertama, sehingga terjadi kerjasama yang meringankan sebelum beban-
beban selanjutnya dimasukkan. Seberapa besar pembagian beban yang ditanggung
oleh masing-masing generator yang bekerja paralel akan tergantung jumlah
masukan bahan bakar dan udara untuk pembakaran mesin diesel, bila mesin
penggerak utamanya diesel atau bila mesin-mesin penggeraknya lain maka
tergantung dari jumlah (debit) air ke turbin air, jumlah (entalpi) uap/gas ke turbin
uap/gas atau debit aliran udara ke mesin baling-baling.
Jumlah masukan bahan bakar/ udara, uap air/ gas atau aliran udara ini diatur oleh
peralatan atau katup yang digerakkan governor yang menerima sinyal dari
perubahan frekuensi listrik yang stabil pada 50Hz,
yang ekivalen dengan perubahan putaran (rpm) mesin penggerak utama generator
listrik. Bila beban listrik naik maka frekuensi akan turun, sehingga governor harus
memperbesar masukan ( bahan bakar/udara, air, uap/gas atau aliran udara) ke
mesin penggerak utama untuk menaikkan frekuensinya sampai dengan frekuensi
listrik kembali ke normalnya. Sebaliknya bila beban turun, governor mesin-mesin
pembangkit harus mengurangi masukan bahan bakar/udara, air, uap air/gas atau
aliran udara ke mesin-mesin penggerak sehingga putarannya turun sampai putaran
normalnya atau frekuensinya kembali normal pada 50 Hz. Bila tidak ada governor
maka mesin-mesin penggerak utama generator akan mengalami overspeed bila
beban turun mendadak atau akan mengalami overload bila beban listrik naik.

Prinsip Alat Pembagi Beban Generator


Governor beroperasi pada mesin penggerak sehingga generator menghasilkan
keluaran arus yang dapat diatur dari 0 % sampai dengan 100% kemampuannya.
Jadi masukan ke mesin penggerak sebanding dengan keluaran arus generatornya
atau dengan kata lain pengaturan governor 0 % sampai dengan 100 % sebanding
dengan arus generator 0% sampai dengan 100 % pada tegangan dan frekuensi
yang konstan.
Governor bekerja secara hidrolik/mekanis, sedangkan sinyal masukan dari keluaran
arus generator berupa elektris, sehingga masukan ini perlu diubah ke mekanis
dengan menggunakan elektric actuator untuk menggerakkan motor listrik yang
menghasilkan gerakan mekanis yang diperlukan oleh governor. Pada beberapa
generator yang beroperasi paralel, setelah sebelumnya disamakan tegangan,
frekuensi, beda phasa dan urutan phasanya, perubahan beban listrik tidak akan
dirasakan oleh masing-masing generator pada besaran tegangan dan frekuensinya
selama beban masih dibawah kapasitas total paralelnya, sehingga tegangan dan
frekuensi ini tidak digunakan sebagai sumber sinyal bagi governor.
Untuk itu digunakan arus keluaran dari masing-masing generator sebagai sumber
sinyal pembagian beban sistem paralel generator-generator tersebut.
Saat diparalelkan pembagian beban generator belum seimbang/sebanding dengan
kemampuan masing-masing generator. Alat pembagi beban generator dipasangkan
pada masing-masing rangkaian keluaran generator, dan masing-masing alat
pembagi beban tersebut dihubungkan secara paralel satu dengan berikutnya
dengan kabel untuk menjumlahkan sinyal arus keluaran masing-masing generator
dan menjumlahkan sinyal kemampuan arus masing-masing generator.
Arus keluaran generator yang dideteksi oleh alat pembagi beban akan merupakan
petunjuk posisi governor berapa % , atau arus yang lewat berapa % dari
kemampuan generator. Hasil bagi dari penjumlahan arus yang dideteksi alat-alat
pembagi beban dengan jumlah arus kemampuan generator -generator yang
beroperasi paralel dikalikan 100 (%) merupakan nilai posisi governor yang harus
dicapai oleh setiap mesin penggerak utama sehingga menghasilkan keluaran arus
yang proprosional dan sesuai dengan kemampuan masing-masing generator.
Bila ukuran generator sama maka jumlah arus yang dideteksi oleh masing-masing
alat pembagi beban dibagi jumlah generator merupakan arus beban yang harus
dihasilkan oleh generator setelah governornya diubah oleh electric actuator yang
menerima sinyal dari alat pembagi beban sesaat setelah generator diparalelkan .

Instalasi Teknis
Dalam prakteknya alat pembagi beban generator dipasang dengan bantuan
komponen-komponen seperti berikut : trafo arus, trafo tegangan (sebagai pencatu
daya), electric actuator, potensiometer pengatur kecepatan dan saklar-saklar bantu.
Lihat diagram pengkabelannya dalam Gambar 1.
1. Trafo arus berfungsi sebagai transducer arus keluaran generator sampai
dengan sebesar arus sinyal yang sesuai untuk alat pembagi beban generator
(biasanya maksimum 5 A atau = 100 % kemampuan maksimum generator)
2. Trafo tegangan berfungsi sebagai sumber daya bagi alat pembagi beban,
umumnya dengan tegangan 110 V AC, 50 Hz; dibantu adapter untuk keperluan
tegangan DC.
3. Electric actuator merupakan peralatan yang menerima sinyal dari alat
pembagi beban sehingga mampu menggerakkan motor DC di governor sampai
dengan arus keluaran generator mencapai yang diharapkan.
4. Potensiometer pengatur kecepatan adalah alat utama untuk mengatur
frekuensi dan tegangan saat generator akan diparalelkan atau dalam proses
sinkronisasi. Tegangan umumnya sudah diatur oleh AVR, sehingga naik turunnya
tegangan hanya dipengaruhi oleh kecepatan putaran mesin penggerak. Setelah
generator dioperasikan paralelkan atau sudah sinkron dengan yang telah beroperasi
kemudian menutup Mccb generator, fungsi potensiometer pengatur kecepatan ini
diambil alih oleh alat pembagi beban generator. Untuk lebih akuratnya pengaturan
kecepatan dalam proses sinkronisasi secara manual, biasanya terdapat
potensiometer pengatur halus dan potensiometer pengatur kasar.
5. Pada sistem kontrol otomatis pemaralelan generator dapat dilakukan oleh
SPM (modul pemaralel generator) dengan mengatur tegangan dan frekuensi
keluaran dari generator, kemudian mencocokan dengan tegangan dan frekuensi
sistem yang sudah bekerja secara otomatis, setelah cocok memberikan sinyal
penutupan ke Mccb generator sehingga bergabung dalam operasi paralel. Untuk
mencocokkan tegangan dan frekuensi dapat dilihat dalam satu panel sinkron yang
digunakan bersama untuk beberapa generator dimana masing-masing panel
generator mempunyai saklar sinkron disamping SPM-nya.
 

Dalam gambar ini ditunjukkan penggunaan alat pembagi beban generator dalam
suatu sistem kontrol tenaga generator, kontrol mesin penggerak dan managemen
beban.(file power generation control).
f. Saklar-saklar bantu pada alat pembagi beban generator berfungsi sebagai alat
manual proses pembagian (pelepasan & pengambilan) beban oleh suatu generator
yang beroperasi dalam sistem paralel. Misalnya *saklar 1 ditutup untuk
meminimumkan bahan bakar diesel yang berarti melepaskan beban.* Saklar 3
ditutup untuk menuju pada kecepatan kelasnya (rated speed) yang berarti
pengambilan beban dari generator yang perlu diringankan beban listriknya.
Setelah generator beroperasi secara paralel, generator-generator dengan alat
pembagi bebannya selalu merespon secara aktif segala tindakan penaikan atau
penurunan beban listrik, sehingga masing-masing generator menanggung beban
dengan prosentasi yang sama diukur dari kemampuan masing-masing.

Dalam pengoperasiannya, suatu instalasi GenSet memerlukan sistem pendukung


agar dapat bekerja dengan baik dan tanpa mengalami gangguan. Secara umum
sistem-sistem pendukung tersebut dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Sistem Pelumasan
2. Sistem Bahan Bakar
3. Sistem Pendinginan

1. Sistem Pelumasan
Untuk mengurangi getaran antara bagian-bagian yang bergerak dan untuk
membuang panas, maka semua bearing dan dinding dalam dari tabung-tabung
silinder diberi minyak pelumas. 

Cara Kerja Sistem Pelumasan


Minyak tersebut dihisap dari bak minyak 1 oleh pompa minyak 2 dan disalurkan
dengan tekanan ke saluran-saluran pembagi setelah terlebih dahulu melewati sistem
pendingin dan saringan minyak pelumas. Dari saluran-saluran pembagi ini, minyak
pelumas tersebut disalurkan sampai pada tempat kedudukan bearing-bearing dari
poros engkol, poros jungkat dan ayunan-ayunan. Saluran yang lain memberi minyak
pelumas kepada sprayer atau nozzle penyemperot yang menyemprotkannya ke
dinding dalam dari piston sebagai pendingin. Minyak pelumas yang memercik dari
bearing utama dan bearing ujung besar (bearing putar) melumasi dinding dalam dari
tabung- tabung silinder.
Minyak pelumas yang mengalir dari tempat-tempat pelumasan kemudian kembali
kedalam bak minyak lagi melalui saluran kembali dan kemudian dihisap oleh pompa
minyak untuk disalurkan kembali dan begitu seterusnya.

Gambar 1. Sistem Pelumasan

1. Bak minyak
2. Pompa pelumas
3. Pompa minyak pendingin
4. Pipa hisap
5. Pendingin minyak pelumas
6. Bypass-untuk pendingin
7. Saringan minyak pelumas
8. Katup by-pass untuk saringan
9. Pipa pembagi
10. Bearing poros engkol (lager duduk)
11. Bearing ujung besar (lager putar)
12. Bearing poros-bubungan
13. Sprayer atau nozzle penyemprot untuk pendinginan piston
14. Piston
15. Pengetuk tangkai 
16. Tangkai penolak
17. Ayunan
18. Pemadat udara (sistem Turbine gas)
19. Pipa ke pipa penyemprot
20. Saluran pengembalian

2. Sistem Bahan Bakar


Mesin dapat berputar karena sekali tiap dua putaran disemprotkan bahan bakar ke
dalam ruang silinder, sesaat sebelum, piston mencapai titik mati atasnya (T.M.A.).
Untuk itu oleh pompa penyemperot bahan bakar 1 ditekankan sejumlah bahan bakar
yang sebelumnya telah dibersihkan oleh saringan-bahan bakar 5, pada alat
pemasok bahan bakar atau injektor 7 yang terpasang dikepala silinder. Karena
melewati injektor tersebut maka bahan bakar masuk kedalam ruang silinder dalam
keadaan terbagi dengan bagian-bagian yang sangat kecil (biasa juga disebut
dengan proses pengkabutan)
Didalam udara yang panas akibat pemadatan itu bahan bakar yang sudah dalam
keadaan bintik-bintik halus (kabut) tersebut segera terbakar. Pompa bahan bakar 2
mengantar bahan bakar dari tangki harian 8 ke pompa penyemprot bahan bakar.
Bahan bakar yang kelebihan yang keluar dari injektor dan pompa penyemperot
dikembalikan kepada tanki harian melalui pipa pengembalian bahan bakar.
Gambar 2. Sistem bahan bakar

1. Pompa penyemperot bahan bakar


2. Pompa bahan bakar
3. Pompa tangan untuk bahan bakar
4. Saringan bahar/bakar penyarinnan pendahuluan
5. Saringan bahan bakar/penyaringan akhir
6. Penutup bahan bakar otomatis
7. Injektor
8. Tanki
9. Pipa pengembalian bahan bakar
10. Pipa bahan bakar tekanan tinggi
11. Pipa peluap.

3. Sistem Pendinginan
Hanya sebagian dari energi yang terkandung dalam bahan bakar yang diberikan
pada mesin dapat diubah menjadi tenaga mekanik sedang sebagian lagi tersisa
sebagai panas. Panas yang tersisa tersebut akan diserap oleh bahan pendingin
yang ada pada dinding-dinding bagian tabung silinder yang membentuk ruang
pembakaran, demikian pula bagian-bagian dari kepala silinder didinginkan dengan
air. Sedangkan untuk piston didinginkan dengan minyak pelumas dan panas yang
diresap oleh minyak pendingin itu kemudian disalurkan melewati alat pendingin
minyak, dimana panas tersebut diresap oleh bahan pendingin.

Pada mesin diesel dengan pemadat udara tekanan tinggi, udara yang telah
dipadatken oleh turbocharger tersebut kemudian didinginkan oleh air didalam
pendingin udara (intercooler), Pendinginan sirkulasi dengan radiator bersirip dan
kipas (pendinginan dengan sirkuit)
Add caption

Cara Kerja Sistem Pendingin


Pompa-pompa air 1 dan 2 memompa air kebagian-bagian mesin yarg memerlukan
pendinginan dan kealat pendingin udara (intercooler) 3. Dari situ air pendingin
kemudian melewati radiator dan kembali kepada pompa-pompa 1 dan 2. Didalam
radiator terjadi pemindahan panas dari air pendingin ke udara yang melewati celah-
celah radiator oleh dorongan kipas angin. Pada saat Genset baru dijalankan dan
suhu dari bahan pendingin masih terlalu rendah, maka oleh thermostat 5, air
pendingin tersebut dipaksa melalui jalan potong atau bypass 6 kembali kepompa.
Dengan demikian maka air akan lebih cepat mencapai suhu yang diperlukan untuk
operasi. Bila suhu tersebut telah tercapai maka air pendingin akan melalui jalan
sirkulasi yang sebenarnya secara otomatis.

Gambar 3. Sistem pendinginan (sistem sirkulasi dengan 2 Sirkuit)


1. Pompa air untuk pendingin mesin
2. Pompa air untuk pendinginan intercooler
3. Inter cooler (Alat pendingin udara yang telah dipanaskan)
4. Radiator
5. Thermostat
6. Bypass (jalan potong)
7. Saluran pengembalian lewat radiator
8. Kipas.

Susunan Konstruksi Pada Generator


Gambar 4. Sistem konstruksi Generator
1. Stator
2. Rotor
3. Exciter Rotor
4. Exciter Stator
5. N.D.E. Bracket
6. Cover N.D.E
7. Bearing ‘O’ Ring N.D.E
8. Bearing N.D.E
9. Bearing Circlip N.D.E
10. D.E.Bracket?Engine Adaptor
11. D.E.Screen
12. Coupling Disc
13. Coupling Bolt
14. Foot
15. Frame Cover Bottom
16. Frame Cover Top
17. Air Inlert Cover
18. Terminal Box Lid
19. Endpanel D.E
20. Endpanel N.D.E
21. AVR
22. Side Panel
23. AVR Mounting Bracket
24. Main Rectifier Assembly – Forward
25. Main Rectifier Assembly – Reverse
26. Varistor
27. Dioda Forward Polarity
28. Dioda Reverse Polarity
29. Lifting Lug D.E
30. Lifting Lug N.D.E
31. Frame to Endbracket Adaptor Ring
32. Main Terminal Panel
33. Terminal Link
34. Edging Strip
35. Fan
36. Foot Mounting Spacer
37. Cap Screw
38. AVR Access Cover
39. AVR Anti Vibration Mounting Assembly
40. Auxiliary Terminal Assembly

 Generator Control
Penggunaan generator kontrol sekarang ini sangat dibutuhkan untuk sebuah rangkaian kontrol pengendali
Genset. sekarang ini telah banyak beredar kontrol-kontrol genset dari berbagai merk dan type. Selain itu
mempunyai fungsional yang bermacam-macam pula. ada 4 kategori yang bisa dijadikan kontrol Genset
yaitu :

1. Start Stop engine Genset


2. Automatic Main Failure.
3. AMF + Automatic Transfer Switch controller.
4. AMF + ATS dan Syncronizing Genset.

1. Start and Stop Engine


Kontrol engine ini terdapat dua jenis system yang digunakan yaitu :

a. Manual sistem (menggunakan kunci kontak)


Pada sistem manual biasanya menggunakan kunci kontak namun ditambah dengan proteksi engine dan
generator. Jadi apabila terjadi kerusakan atau kegagalan pada genset dapat diproteksi.

b. Automatik Sistem
Selain menggunakan kontak biasa (kunci kontak) kontrol ini dapat melakukan starting/stop secara jarak
jauh (remote start). Kontrol ini memudahkan untuk pengendalian starting Genset secara jarak jauh (beda
lokasi panel).

2. Automatic Main Failure


Kontrol Genset ini mempunyai sensor otomatis dari sisi sumber utama (PLN). Berfungsi sebagai sensor,
apabila terjadi pemutusan (pemadaman) sisi sumber utama secara otomatis kontrol akan melakukan
Autostart pada engine genset. dan apabila diperlukan dapat melakukan penyambungan Generator Circuit
Breaker (GCB) secara otomatis pula setelah genset benar-benar stabil.

3. Automatic Main Failure dan Automatic Transfer Switch


Selain mempunyai sistem AMF kontrol ini dilengkapi dengan pengaturan Main Circuit Braker (MCB),
dimana fungsinya sebagai pemindahan sumber tenaga dari sumber utama(PLN) ke sumber cadangan.
Sistem ini disebut juga Automatic Transfer Switch, dimana apa bila suatu panel dilengkapi Mains Circut
Breaker atau Change Over Switch (COS) maka alat ini dapat mengontrol perpindahan switch tersebut.

4. AMF, ATS dan Syncronizing


Sistem ini mempunyai semua kebutuhan kontrol genset semuanya. Selain AMF dan ATS, kontrol ini dapat
dijadikan sebagai kontrol Sinkron dua atau lebih genset ataupun sinkron dengan sumber utamanya.
Biasanya kontrol ini telah dilengkapi dengan sistem yang digunakan pada sinkronisasi pada umumnya
yaitu terdiri dari :
> Load sharing
> Reverse power
> Kontrol Frequency
> Kontrol Voltage
Dari sekian banyak kontrol Genset yang beredar sekarang ini telah banyak penyempurnaan sehingga
dalam melakukan pembuatan sistem otomatisasi Generator Set lebih mudah dan simpel.

 Sinkronisasi Genset
Sinkronisasi adalah suatu cara untuk menghubungkan dua sumber atau beban Arus Bolak-Balik (AC).
Sumber AC tersebut antara lain generator dan beban adalah transformer yang akan digabungkan
atau diparalel dengan tujuan untuk meningkatkan keandalan dan kapasitas sistem tenaga listrik,
seperti telah dijelaskan pada artikel “metode paralel generator sinkron”

Pada gambar 1 diperlihatkan 2 buah generator pada satu busbar, generator #1 dalam keadaan
terbuka dan akan diparalel atau disinkronkan ke busbar dimana generator #2 telah masuk (telah
sinkron dengan jaringan/busbar).
 
Gambar 1. 2 generator dalam satu busbar.

Untuk dapat terjadi proses sinkronisasi generator #1 ke busbar, maka dibutuhkan parameter yang
harus terpenuhi oleh generator #1, yaitu:
1. Nilai Tegangan yang sama antara tegangan Generator #1 dengan tegangan busbar.
2. Nilai Frekuensi yang sama antara Generator #1 dan busbar, di Indonesia digunakan frekuensi 50
Hz.
3. Sudut phase yang sama, vector sudut phase dari generator #1 harus sama dengan vector sudut
pase pada busbar.
4. Phase Sequence yang sama, terminal RST generator #1 harus dihubungkan dengan terminal RST
busbar.

Gambar 2. 2 Sumber dengan sudut phase yang sama.


Gambar 3. Proses penyamaan sudut phase.

Untuk memenuhi persyaratan sinkron tersebut dilakukan dengan cara mengatur kecepatan putar
shaft generator dan tegangan keluaran generator. Circuit Breaker (PMT) dari Generator #1 dapat
dimasukan jika persyaratan sinkron terpenuhi

Jenis Sinkronisasi

Seperti telah dijelaskan diawal, bahwa sinkronisasi adalah proses untuk menyamakan tegangan,
frekuensi, sudut phase dan sequence phase antara 2 sumber daya AC. Maka berdasarkan arah atau
susunan peralatan pada sistem tenaga listrik, sinkronisasi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Forward Synchronization (sinkronisasi maju), yaitu proses sinkronisasi generator kedalam


sistem atau busbar.
2. reverse Synchronization atau backward synchronization (sinkronisasi terbalik), biasanya
terjadi pada sistem tenaga listrik disuatu pabrik, dimana suatu jaringan suplai akan digabungkan
kedalam suatu jaringan sistem atau busbar yang ada. Pada kondisi ini tidak dimungkinkan untuk
mengatur parameter sinkron pada sisi incoming (jaringan yang akan disinkronkan), yang terpenting
CB (PMT) dari beban-beban pada jaringan suplai (grid supply) dalam keadaan terbuka.
Peralatan Instrumentasi Untuk Proses Sinkronisasi

Double Voltmeter
Adalah voltmeter dengan tampilan 2 pengukuran tegangan yaitu tegangan dari peralatan yang akan
disinkron (generator) dan tegangan sistem yang bekerja simultan. 
Double Frequency Meter
Menampilkan nilai frekuensi dari kedua sumber AC.

Synchroscope
Alat yang digunakan untuk mengetahui sudut phase dari kedua sumber. Terdiri dari jarum berputar
(rotating pointer), jika jarum berputar tersebut berada pada posisi tepat di jam 12, maka sudut phase
dari kedua sumber sama dengan nol dan dapat dikatakan kedua sumber “sefase”, dalam sudut phase
yang sama.
Phase Sequence Indikator
Alat ini sama dengan yang digunakan untuk mengetahui sequence phase dari motor induksi.
Dilengkapi dengan jarum berputar (rotating pointer), jika jarum berputar searah jarum jam, maka
dapat dikatakan memiliki sequence positif RST dan jika berputar sebaliknya ber-sequence negative
atau RTS.

Namun biasanya peralatan Phase Sequence tidak diikut sertakan di panel sinkron.
Semoga Bermanfaat.. 
Dari berbagai sumber...dan dari :  http://dunia-listrik.blogspot.com/

Generator Listrik

Pendahuluan

Listrik seperti kita ketahui adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaannya oleh
manusia, di mana listrik dihasilkan dari proses konversi energi sumber energi primer seperti batu
bara, minyak bumi, gas, panas bumi, potensial air dan energi angin. Sistem pembangkitan listrik yang
sudah umum digunakan adalah mesin generator tegangan AC, di mana penggerak utamanya bisa
berjenis mesin turbin, mesin diesel atau mesin baling-baling. Dalam pengoperasian pembangkit
listrik dengan generator, karena faktor keandalan dan fluktuasi jumlah beban, maka disediakan dua
atau lebih generator yang dioperasikan dengan tugas terus-menerus, cadangan dan bergiliran untuk
generator-generator tersebut. Penyediaan generator tunggal untuk pengoperasian terus menerus
adalah suatu hal yang riskan, kecuali bila bergilir dengan sumber PLN atau peralatan UPS.

Untuk memenuhi peningkatan beban listrik maka generator-generator tersebut dioperasikan secara
paralel antar generator atau paralel generator dengan sumber pasokan lain yang lebih besar
misalnya dari PLN.

Sehingga diperlukan pula alat pembagi beban listrik untuk mencegah adanya sumber tenaga listrik
terutama generator yang bekerja paralel mengalami beban lebih mendahului yang lainnya.

Operasi Generator Secara Paralel

Pasokan listrik ke beban dimulai dengan menghidupkan satu generator, kemudian secara sedikit
demi sedikit beban dimasukkan sampai dengan kemampuan generator tersebut, selanjutnya
menghidupkan lagi generator berikutnya dan memparalelkan dengan generator pertama untuk
memikul beban yang lebih besar lagi. Saat generator kedua diparalelkan dengan generator pertama
yang sudah memikul beban diharapkan terjadinya pembagian beban yang semula ditanggung
generator pertama, sehingga terjadi kerjasama yang meringankan sebelum beban-beban selanjutnya
dimasukkan. Seberapa besar pembagian beban yang ditanggung oleh masing-masing generator yang
bekerja paralel akan tergantung jumlah masukan bahan bakar dan udara untuk pembakaran mesin
diesel, bila mesin penggerak utamanya diesel atau bila mesin-mesin penggeraknya lain maka
tergantung dari jumlah (debit) air ke turbin air, jumlah (entalpi) uap/gas ke turbin uap/gas atau debit
aliran udara ke mesin baling-baling.

Jumlah masukan bahan bakar/ udara, uap air/ gas atau aliran udara ini diatur oleh peralatan atau
katup yang digerakkan governor yang menerima sinyal dari perubahan frekuensi listrik yang stabil
pada 50Hz,
yang ekivalen dengan perubahan putaran (rpm) mesin penggerak utama generator listrik. Bila beban
listrik naik maka frekuensi akan turun, sehingga governor harus memperbesar masukan ( bahan
bakar/udara, air, uap/gas atau aliran udara) ke mesin penggerak utama untuk menaikkan
frekuensinya sampai dengan frekuensi listrik kembali ke normalnya. Sebaliknya bila beban turun,
governor mesin-mesin pembangkit harus mengurangi masukan bahan bakar/udara, air, uap air/gas
atau aliran udara ke mesin-mesin penggerak sehingga putarannya turun sampai putaran normalnya
atau frekuensinya kembali normal pada 50 Hz. Bila tidak ada governor maka mesin-mesin penggerak
utama generator akan mengalami overspeed bila beban turun mendadak atau akan mengalami
overload bila beban listrik naik.

Prinsip Alat Pembagi Beban Generator

Governor beroperasi pada mesin penggerak sehingga generator menghasilkan keluaran arus yang
dapat diatur dari 0 % sampai dengan 100% kemampuannya. Jadi masukan ke mesin penggerak
sebanding dengan keluaran arus generatornya atau dengan kata lain pengaturan governor 0 %
sampai dengan 100 % sebanding dengan arus generator 0% sampai dengan 100 % pada tegangan
dan frekuensi yang konstan.

Governor bekerja secara hidrolik/mekanis, sedangkan sinyal masukan dari keluaran arus generator
berupa elektris, sehingga masukan ini perlu diubah ke mekanis dengan menggunakan elektric
actuator untuk menggerakkan motor listrik yang menghasilkan gerakan mekanis yang diperlukan
oleh governor. Pada beberapa generator yang beroperasi paralel, setelah sebelumnya disamakan
tegangan, frekuensi, beda phasa dan urutan phasanya, perubahan beban listrik tidak akan dirasakan
oleh masing-masing generator pada besaran tegangan dan frekuensinya selama beban masih
dibawah kapasitas total paralelnya, sehingga tegangan dan frekuensi ini tidak digunakan sebagai
sumber sinyal bagi governor.

Untuk itu digunakan arus keluaran dari masing-masing generator sebagai sumber sinyal pembagian
beban sistem paralel generator-generator tersebut.

Saat diparalelkan pembagian beban generator belum seimbang/sebanding dengan kemampuan


masing-masing generator. Alat pembagi beban generator dipasangkan pada masing-masing
rangkaian keluaran generator, dan masing-masing alat pembagi beban tersebut dihubungkan secara
paralel satu dengan berikutnya dengan kabel untuk menjumlahkan sinyal arus keluaran masing-
masing generator dan menjumlahkan sinyal kemampuan arus masing-masing generator.

Arus keluaran generator yang dideteksi oleh alat pembagi beban akan merupakan petunjuk posisi
governor berapa % , atau arus yang lewat berapa % dari kemampuan generator. Hasil bagi dari
penjumlahan arus yang dideteksi alat-alat pembagi beban dengan jumlah arus kemampuan
generator -generator yang beroperasi paralel dikalikan 100 (%) merupakan nilai posisi governor yang
harus dicapai oleh setiap mesin penggerak utama sehingga menghasilkan keluaran arus yang
proprosional dan sesuai dengan kemampuan masing-masing generator.
Bila ukuran generator sama maka jumlah arus yang dideteksi oleh masing-masing alat pembagi
beban dibagi jumlah generator merupakan arus beban yang harus dihasilkan oleh generator setelah
governornya diubah oleh electric actuator yang menerima sinyal dari alat pembagi beban sesaat
setelah generator diparalelkan .

Instalasi Teknis

Dalam prakteknya alat pembagi beban generator dipasang dengan bantuan komponen-komponen
seperti berikut : trafo arus, trafo tegangan (sebagai pencatu daya), electric actuator, potensiometer
pengatur kecepatan dan saklar-saklar bantu. Lihat diagram pengkabelannya dalam Gambar 1.

Trafo arus berfungsi sebagai transducer arus keluaran generator sampai dengan sebesar arus sinyal
yang sesuai untuk alat pembagi beban generator (biasanya maksimum 5 A atau = 100 % kemampuan
maksimum generator)

Trafo tegangan berfungsi sebagai sumber daya bagi alat pembagi beban, umumnya dengan tegangan
110 V AC, 50 Hz; dibantu adapter untuk keperluan tegangan DC.

Electric actuator merupakan peralatan yang menerima sinyal dari alat pembagi beban sehingga
mampu menggerakkan motor DC di governor sampai dengan arus keluaran generator mencapai
yang diharapkan.

Potensiometer pengatur kecepatan adalah alat utama untuk mengatur frekuensi dan tegangan saat
generator akan diparalelkan atau dalam proses sinkronisasi. Tegangan umumnya sudah diatur oleh
AVR, sehingga naik turunnya tegangan hanya dipengaruhi oleh kecepatan putaran mesin penggerak.
Setelah generator dioperasikan paralelkan atau sudah sinkron dengan yang telah beroperasi
kemudian menutup Mccb generator, fungsi potensiometer pengatur kecepatan ini diambil alih oleh
alat pembagi beban generator. Untuk lebih akuratnya pengaturan kecepatan dalam proses
sinkronisasi secara manual, biasanya terdapat potensiometer pengatur halus dan potensiometer
pengatur kasar.

Pada sistem kontrol otomatis pemaralelan generator dapat dilakukan oleh SPM (modul pemaralel
generator) dengan mengatur tegangan dan frekuensi keluaran dari generator, kemudian
mencocokan dengan tegangan dan frekuensi sistem yang sudah bekerja secara otomatis, setelah
cocok memberikan sinyal penutupan ke Mccb generator sehingga bergabung dalam operasi paralel.
Untuk mencocokkan tegangan dan frekuensi dapat dilihat dalam satu panel sinkron yang digunakan
bersama untuk beberapa generator dimana masing-masing panel generator mempunyai saklar
sinkron disamping SPM-nya.
Dalam gambar ini ditunjukkan penggunaan alat pembagi beban generator dalam suatu sistem
kontrol tenaga generator, kontrol mesin penggerak dan managemen beban.(file power generation
control).

f. Saklar-saklar bantu pada alat pembagi beban generator berfungsi sebagai alat manual proses
pembagian (pelepasan & pengambilan) beban oleh suatu generator yang beroperasi dalam sistem
paralel. Misalnya *saklar 1 ditutup untuk meminimumkan bahan bakar diesel yang berarti
melepaskan beban.* Saklar 3 ditutup untuk menuju pada kecepatan kelasnya (rated speed) yang
berarti pengambilan beban dari generator yang perlu diringankan beban listriknya.

Setelah generator beroperasi secara paralel, generator-generator dengan alat pembagi bebannya
selalu merespon secara aktif segala tindakan penaikan atau penurunan beban listrik, sehingga
masing-masing generator menanggung beban dengan prosentasi yang sama diukur dari kemampuan
masing-masing.

Dalam pengoperasiannya, suatu instalasi GenSet memerlukan sistem pendukung agar dapat bekerja
dengan baik dan tanpa mengalami gangguan. Secara umum sistem-sistem pendukung tersebut
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Sistem Pelumasan

2. Sistem Bahan Bakar

3. Sistem Pendinginan

1. Sistem Pelumasan

Untuk mengurangi getaran antara bagian-bagian yang bergerak dan untuk membuang panas, maka
semua bearing dan dinding dalam dari tabung-tabung silinder diberi minyak pelumas.

Cara Kerja Sistem Pelumasan

Minyak tersebut dihisap dari bak minyak 1 oleh pompa minyak 2 dan disalurkan dengan tekanan ke
saluran-saluran pembagi setelah terlebih dahulu melewati sistem pendingin dan saringan minyak
pelumas. Dari saluran-saluran pembagi ini, minyak pelumas tersebut disalurkan sampai pada tempat
kedudukan bearing-bearing dari poros engkol, poros jungkat dan ayunan-ayunan. Saluran yang lain
memberi minyak pelumas kepada sprayer atau nozzle penyemperot yang menyemprotkannya ke
dinding dalam dari piston sebagai pendingin. Minyak pelumas yang memercik dari bearing utama
dan bearing ujung besar (bearing putar) melumasi dinding dalam dari tabung- tabung silinder.

Minyak pelumas yang mengalir dari tempat-tempat pelumasan kemudian kembali kedalam bak
minyak lagi melalui saluran kembali dan kemudian dihisap oleh pompa minyak untuk disalurkan
kembali dan begitu seterusnya.
Gambar 1. Sistem Pelumasan

1. Bak minyak

2. Pompa pelumas

3. Pompa minyak pendingin

4. Pipa hisap

5. Pendingin minyak pelumas

6. Bypass-untuk pendingin

7. Saringan minyak pelumas

8. Katup by-pass untuk saringan

9. Pipa pembagi

10. Bearing poros engkol (lager duduk)

11. Bearing ujung besar (lager putar)

12. Bearing poros-bubungan

13. Sprayer atau nozzle penyemprot untuk pendinginan piston

14. Piston

15. Pengetuk tangkai

16. Tangkai penolak

17. Ayunan

18. Pemadat udara (sistem Turbine gas)

19. Pipa ke pipa penyemprot

20. Saluran pengembalian

2. Sistem Bahan Bakar


Mesin dapat berputar karena sekali tiap dua putaran disemprotkan bahan bakar ke dalam ruang
silinder, sesaat sebelum, piston mencapai titik mati atasnya (T.M.A.). Untuk itu oleh pompa
penyemperot bahan bakar 1 ditekankan sejumlah bahan bakar yang sebelumnya telah dibersihkan
oleh saringan-bahan bakar 5, pada alat pemasok bahan bakar atau injektor 7 yang terpasang
dikepala silinder. Karena melewati injektor tersebut maka bahan bakar masuk kedalam ruang
silinder dalam keadaan terbagi dengan bagian-bagian yang sangat kecil (biasa juga disebut dengan
proses pengkabutan)

Didalam udara yang panas akibat pemadatan itu bahan bakar yang sudah dalam keadaan bintik-
bintik halus (kabut) tersebut segera terbakar. Pompa bahan bakar 2 mengantar bahan bakar dari
tangki harian 8 ke pompa penyemprot bahan bakar. Bahan bakar yang kelebihan yang keluar dari
injektor dan pompa penyemperot dikembalikan kepada tanki harian melalui pipa pengembalian
bahan bakar.

Gambar 2. Sistem bahan bakar

1. Pompa penyemperot bahan bakar

2. Pompa bahan bakar

3. Pompa tangan untuk bahan bakar

4. Saringan bahar/bakar penyarinnan pendahuluan

5. Saringan bahan bakar/penyaringan akhir

6. Penutup bahan bakar otomatis

7. Injektor

8. Tanki

9. Pipa pengembalian bahan bakar

10. Pipa bahan bakar tekanan tinggi

11. Pipa peluap.

3. Sistem Pendinginan

Hanya sebagian dari energi yang terkandung dalam bahan bakar yang diberikan pada mesin dapat
diubah menjadi tenaga mekanik sedang sebagian lagi tersisa sebagai panas. Panas yang tersisa
tersebut akan diserap oleh bahan pendingin yang ada pada dinding-dinding bagian tabung silinder
yang membentuk ruang pembakaran, demikian pula bagian-bagian dari kepala silinder didinginkan
dengan air. Sedangkan untuk piston didinginkan dengan minyak pelumas dan panas yang diresap
oleh minyak pendingin itu kemudian disalurkan melewati alat pendingin minyak, dimana panas
tersebut diresap oleh bahan pendingin.

Pada mesin diesel dengan pemadat udara tekanan tinggi, udara yang telah dipadatken oleh
turbocharger tersebut kemudian didinginkan oleh air didalam pendingin udara (intercooler),
Pendinginan sirkulasi dengan radiator bersirip dan kipas (pendinginan dengan sirkuit)

Add caption

Cara Kerja Sistem Pendingin

Pompa-pompa air 1 dan 2 memompa air kebagian-bagian mesin yarg memerlukan pendinginan dan
kealat pendingin udara (intercooler) 3. Dari situ air pendingin kemudian melewati radiator dan
kembali kepada pompa-pompa 1 dan 2. Didalam radiator terjadi pemindahan panas dari air
pendingin ke udara yang melewati celah-celah radiator oleh dorongan kipas angin. Pada saat Genset
baru dijalankan dan suhu dari bahan pendingin masih terlalu rendah, maka oleh thermostat 5, air
pendingin tersebut dipaksa melalui jalan potong atau bypass 6 kembali kepompa. Dengan demikian
maka air akan lebih cepat mencapai suhu yang diperlukan untuk operasi. Bila suhu tersebut telah
tercapai maka air pendingin akan melalui jalan sirkulasi yang sebenarnya secara otomatis.

Gambar 3. Sistem pendinginan (sistem sirkulasi dengan 2 Sirkuit)

1. Pompa air untuk pendingin mesin

2. Pompa air untuk pendinginan intercooler

3. Inter cooler (Alat pendingin udara yang telah dipanaskan)

4. Radiator

5. Thermostat

6. Bypass (jalan potong)

7. Saluran pengembalian lewat radiator

8. Kipas.
Susunan Konstruksi Pada Generator

Gambar 4. Sistem konstruksi Generator

1. Stator

2. Rotor

3. Exciter Rotor

4. Exciter Stator

5. N.D.E. Bracket

6. Cover N.D.E

7. Bearing ‘O’ Ring N.D.E

8. Bearing N.D.E

9. Bearing Circlip N.D.E

10. D.E.Bracket?Engine Adaptor

11. D.E.Screen

12. Coupling Disc

13. Coupling Bolt

14. Foot

15. Frame Cover Bottom

16. Frame Cover Top

17. Air Inlert Cover

18. Terminal Box Lid

19. Endpanel D.E

20. Endpanel N.D.E

21. AVR

22. Side Panel

23. AVR Mounting Bracket


24. Main Rectifier Assembly – Forward

25. Main Rectifier Assembly – Reverse

26. Varistor

27. Dioda Forward Polarity

28. Dioda Reverse Polarity

29. Lifting Lug D.E

30. Lifting Lug N.D.E

31. Frame to Endbracket Adaptor Ring

32. Main Terminal Panel

33. Terminal Link

34. Edging Strip

35. Fan

36. Foot Mounting Spacer

37. Cap Screw

38. AVR Access Cover

39. AVR Anti Vibration Mounting Assembly

40. Auxiliary Terminal Assembly


Generator Control

Penggunaan generator kontrol sekarang ini sangat dibutuhkan untuk sebuah rangkaian kontrol
pengendali Genset. sekarang ini telah banyak beredar kontrol-kontrol genset dari berbagai merk dan
type. Selain itu mempunyai fungsional yang bermacam-macam pula. ada 4 kategori yang bisa
dijadikan kontrol Genset yaitu :

1. Start Stop engine Genset

2. Automatic Main Failure.

3. AMF + Automatic Transfer Switch controller.

4. AMF + ATS dan Syncronizing Genset.

1. Start and Stop Engine

Kontrol engine ini terdapat dua jenis system yang digunakan yaitu :

a. Manual sistem (menggunakan kunci kontak)

Pada sistem manual biasanya menggunakan kunci kontak namun ditambah dengan proteksi engine
dan generator. Jadi apabila terjadi kerusakan atau kegagalan pada genset dapat diproteksi.

b. Automatik Sistem

Selain menggunakan kontak biasa (kunci kontak) kontrol ini dapat melakukan starting/stop secara
jarak jauh (remote start). Kontrol ini memudahkan untuk pengendalian starting Genset secara jarak
jauh (beda lokasi panel).

2. Automatic Main Failure


Kontrol Genset ini mempunyai sensor otomatis dari sisi sumber utama (PLN). Berfungsi sebagai
sensor, apabila terjadi pemutusan (pemadaman) sisi sumber utama secara otomatis kontrol akan
melakukan Autostart pada engine genset. dan apabila diperlukan dapat melakukan penyambungan
Generator Circuit Breaker (GCB) secara otomatis pula setelah genset benar-benar stabil.

3. Automatic Main Failure dan Automatic Transfer Switch

Selain mempunyai sistem AMF kontrol ini dilengkapi dengan pengaturan Main Circuit Braker (MCB),
dimana fungsinya sebagai pemindahan sumber tenaga dari sumber utama(PLN) ke sumber
cadangan. Sistem ini disebut juga Automatic Transfer Switch, dimana apa bila suatu panel dilengkapi
Mains Circut Breaker atau Change Over Switch (COS) maka alat ini dapat mengontrol perpindahan
switch tersebut.

4. AMF, ATS dan Syncronizing

Sistem ini mempunyai semua kebutuhan kontrol genset semuanya. Selain AMF dan ATS, kontrol ini
dapat dijadikan sebagai kontrol Sinkron dua atau lebih genset ataupun sinkron dengan sumber
utamanya. Biasanya kontrol ini telah dilengkapi dengan sistem yang digunakan pada sinkronisasi
pada umumnya yaitu terdiri dari :

> Load sharing

> Reverse power

> Kontrol Frequency

> Kontrol Voltage

Dari sekian banyak kontrol Genset yang beredar sekarang ini telah banyak penyempurnaan sehingga
dalam melakukan pembuatan sistem otomatisasi Generator Set lebih mudah dan simpel.

Sinkronisasi Genset

Sinkronisasi adalah suatu cara untuk menghubungkan dua sumber atau beban Arus Bolak-Balik (AC).
Sumber AC tersebut antara lain generator dan beban adalah transformer yang akan digabungkan
atau diparalel dengan tujuan untuk meningkatkan keandalan dan kapasitas sistem tenaga listrik,
seperti telah dijelaskan pada artikel “metode paralel generator sinkron”
Pada gambar 1 diperlihatkan 2 buah generator pada satu busbar, generator #1 dalam keadaan
terbuka dan akan diparalel atau disinkronkan ke busbar dimana generator #2 telah masuk (telah
sinkron dengan jaringan/busbar).

Gambar 1. 2 generator dalam satu busbar.

Untuk dapat terjadi proses sinkronisasi generator #1 ke busbar, maka dibutuhkan parameter yang
harus terpenuhi oleh generator #1, yaitu:

1. Nilai Tegangan yang sama antara tegangan Generator #1 dengan tegangan busbar.

2. Nilai Frekuensi yang sama antara Generator #1 dan busbar, di Indonesia digunakan frekuensi 50
Hz.

3. Sudut phase yang sama, vector sudut phase dari generator #1 harus sama dengan vector sudut
pase pada busbar.

4. Phase Sequence yang sama, terminal RST generator #1 harus dihubungkan dengan terminal RST
busbar.

Gambar 2. 2 Sumber dengan sudut phase yang sama.

Gambar 3. Proses penyamaan sudut phase.

Untuk memenuhi persyaratan sinkron tersebut dilakukan dengan cara mengatur kecepatan putar
shaft generator dan tegangan keluaran generator. Circuit Breaker (PMT) dari Generator #1 dapat
dimasukan jika persyaratan sinkron terpenuhi

Jenis Sinkronisasi
Seperti telah dijelaskan diawal, bahwa sinkronisasi adalah proses untuk menyamakan tegangan,
frekuensi, sudut phase dan sequence phase antara 2 sumber daya AC. Maka berdasarkan arah atau
susunan peralatan pada sistem tenaga listrik, sinkronisasi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Forward Synchronization (sinkronisasi maju), yaitu proses sinkronisasi generator kedalam sistem
atau busbar.

2. reverse Synchronization atau backward synchronization (sinkronisasi terbalik), biasanya terjadi


pada sistem tenaga listrik disuatu pabrik, dimana suatu jaringan suplai akan digabungkan kedalam
suatu jaringan sistem atau busbar yang ada. Pada kondisi ini tidak dimungkinkan untuk mengatur
parameter sinkron pada sisi incoming (jaringan yang akan disinkronkan), yang terpenting CB (PMT)
dari beban-beban pada jaringan suplai (grid supply) dalam keadaan terbuka.

Peralatan Instrumentasi Untuk Proses Sinkronisasi

Double Voltmeter

Adalah voltmeter dengan tampilan 2 pengukuran tegangan yaitu tegangan dari peralatan yang akan
disinkron (generator) dan tegangan sistem yang bekerja simultan.

Double Frequency Meter

Menampilkan nilai frekuensi dari kedua sumber AC.

Synchroscope

Alat yang digunakan untuk mengetahui sudut phase dari kedua sumber. Terdiri dari jarum berputar
(rotating pointer), jika jarum berputar tersebut berada pada posisi tepat di jam 12, maka sudut
phase dari kedua sumber sama dengan nol dan dapat dikatakan kedua sumber “sefase”, dalam
sudut phase yang sama.

Phase Sequence Indikator

Alat ini sama dengan yang digunakan untuk mengetahui sequence phase dari motor induksi.
Dilengkapi dengan jarum berputar (rotating pointer), jika jarum berputar searah jarum jam, maka
dapat dikatakan memiliki sequence positif RST dan jika berputar sebaliknya ber-sequence negative
atau RTS.

Namun biasanya peralatan Phase Sequence tidak diikut sertakan di panel sinkron.

Semoga Bermanfaat..

Dari berbagai sumber...dan dari : http://dunia-listrik.blogspot.com/

Generator Set (GENSET)

10/25/2009 HaGe 38 komentar


Ketika terjadi pemadaman catu daya utama (PLN) maka dibutuhkan suplai cadangan listrik dan pada
kondisi tersebut Generator-Set diharapkan dapat mensuplai tenaga listrik terutama untuk beban-
beban prioritas. Genset dapat digunakan sebagai sistem cadangan listrik atau "off-grid" (sumber
daya yang tergantung atas kebutuhan pemakai). Genset sering digunakan oleh rumah sakit dan
industri yang membutuhkan sumber daya yang mantap dan andal (tingkat keandalan pasokan yang
tinggi), dan juga untuk area pedesaan yang tidak ada akses untuk secara komersial dipasok listrik
melalui jaringan distribusi PLN yang ada.

Suatu mesin diesel generator set terdiri dari:

1. Prime mover atau pengerak mula, dalam hal ini mesin diesel (dalam bahasa inggris disebut diesel
engine)

2. Generator

3. AMF (Automatic Main Failure) dan ATS (Automatic Transfer Switch)

4. Baterai dan Battery Charger

5. Panel ACOS (Automatic Change Over Switch)

6. Pengaman untuk Peralatan

7. Perlengkapan Instalasi Tenaga

Mesin Diesel

Mesin diesel termasuk mesin dengan pembakaran dalam atau disebut dengan motor bakar, ditinjau
dari cara memperoleh energi termalnya (energi panas). Untuk membangkitkan listrik, sebuah mesin
diesel dihubungkan dengan generator dalam satu poros (poros dari mesin diesel dikopel dengan
poros generator).

Keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai penggerak mula:

* Desain dan instalasi sederhana

* Auxilary equipment (peralatan bantu) sederhana

* Waktu pembebanan relatif singkat

Kerugian pemakaian mesin diesel sebagai Penggerak mula:


*Berat mesin sangat berat karena harus dapat menahan getaran serta kompresi yang tinggi.

* Starting awal berat, karena kompresinya tinggi yaitu sekitar 200 bar.

* Semakin besar daya maka mesin diesel tersebut dimensinya makin besar pula, hal tersebut
menyebabkan kesulitan jika daya mesinnya sangat besar.

* Konsumsi bahan bakar menggunakan bahan bakar minyak yang relatif lebih mahal dibandingkan
dengan pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar jenis lainnya, seperti gas dan batubara.

Cara Kerja Mesin Diesel

Prime mover atau penggerak mula merupakan peralatan yang berfungsi menghasilkan energi
mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator. Pada mesin diesel/diesel engine terjadi
penyalaan sendiri, karena proses kerjanya berdasarkan udara murni yang dimampatkan di dalam
silinder pada tekanan yang tinggi (± 30 atm), sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada
saat itu bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bersuhu dan bertekanan tinggi melebihi titik
nyala bahan bakar sehingga bahan bakar yang diinjeksikan akan terbakar secara otomatis.
Penambahan panas atau energi senantiasa dilakukan pada tekanan yang konstan.

Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan mendorong torak yang dihubungkan
dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-balik
(reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank
shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada
langkah kompresi.

Berdasarkan cara menganalisa sistim kerjanya, motor diesel dibedakan menjadi dua, yaitu motor
diesel yang menggunakan sistim airless injection (solid injection) yang dianalisa dengan siklus dual
dan motor diesel yang menggunakan sistim air injection yang dianalisa dengan siklus diesel
(sedangkan motor bensin dianalisa dengan

siklus otto).

Perbedaan antara motor diesel dan motor bensin yang nyata adalah terletak pada proses
pembakaran bahan bakar, pada motor bensin pembakaran bahan bakar terjadi karena adanya
loncatan api listrik yang dihasilkan oleh dua elektroda busi (spark plug), sedangkan pada motor
diesel pembakaran terjadi karena kenaikan temperatur campuran udara dan bahan bakar akibat
kompresi torak hingga mencapai temperatur nyala. Karena prinsip penyalaan bahan bakarnya akibat
tekanan maka motor diesel juga disebut compression ignition engine sedangkan motor bensin
disebut spark ignition engine.
Pada mesin diesel, piston melakukan 2 langkah pendek menuju kepala silinder pada setiap langkah
daya.

1. Langkah ke atas yang pertama merupakan langkah pemasukan dan penghisapan, di sini udara dan
bahan bakar masuk sedangkan poros engkol berputar ke bawah.

2. Langkah kedua merupakan langkah kompresi, poros engkol terus berputar menyebabkan torak
naik dan menekan bahan bakar sehingga terjadi pembakaran. Kedua proses ini (1 dan 2) termasuk
proses pembakaran.

3. Langkah ketiga merupakan langkah ekspansi dan kerja, di sini kedua katup yaitu katup isap dan
buang tertutup sedangkan poros engkol terus berputar dan menarik kembali torak ke bawah.

4. Langkah keempat merupakan langkah pembuangan, disini katup buang terbuka dan menyebabkan
gas akibat sisa pembakaran terbuang keluar. Gas dapat keluar karena pada proses keempat ini torak
kembali bergerak naik keatas dan menyebabkan gas dapat keluar. Kedua proses terakhir ini (3 dan 4)
termasuk proses pembuangan.

5. Setelah keempat proses tersebut, maka proses berikutnya akan mengulang kembali proses yang
pertama, dimana udara dan bahan bakar masuk kembali.

Berdasarkan kecepatan proses diatas maka mesin diesel dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Diesel kecepatan rendah (< 400 rpm)

2. Diesel kecepatan menengah (400 - 1000 rpm)

3. Diesel kecepatan tinggi ( >1000 rpm)

Sistem starting atau proses untuk menghidupkan/menjalankan mesin diesel dibagi menjadi 3 macam
sistem starting yaitu:

1. Sistem Start Manual

Sistem start ini dipakai untuk mesin diesel dengan daya mesin yang relatif kecil yaitu < 30 PK. Cara
untuk menghidupkan mesin diesel pada sistem ini adalah dengan menggunakan penggerak engkol
start pada poros engkol atau poros hubung yang akan digerakkan oleh tenaga manusia. Jadi sistem
start ini sangat bergantung pada faktor manusia sebagai operatornya.
2. Sistem Start Elektrik

Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki daya sedang yaitu < 500 PK. Sistem ini
menggunakan motor DC dengan suplai listrik dari baterai/accu 12 atau 24 volt untuk menstart diesel.
Saat start, motor DC mendapat suplai listrik dari baterai atau accu dan menghasilkan torsi yang
dipakai untuk menggerakkan diesel sampai mencapai putaran tertentu. Baterai atau accu yang
dipakai harus dapat dipakai untuk menstart sebanyak 6 kali tanpa diisi kembali, karena arus start
yang dibutuhkan motor DC cukup besar maka dipakai dinamo yang berfungsi sebagai generator DC.
Pengisian ulang baterai atau accu digunakan alat bantu berupa battery charger dan pengaman
tegangan. Pada saat diesel tidak bekerja maka battery charger mendapat suplai listrik dari PLN,
sedangkan pada saat diesel bekerja maka suplai dari battery charger didapat dari generator. Fungsi
dari pengaman tegangan adalah untuk memonitor tegangan baterai atau accu. Sehingga apabila
tegangan dari baterai atau accu sudah mencapai 12/24 volt, yang merupakan tegangan standarnya,
maka hubungan antara battery charger dengan baterai atau accu akan diputus oleh pengaman
tegangan.

3. Sistem Start Kompresi

Sistem start ini dipakai oleh diesel yang memiliki daya besar yaitu > 500 PK. Sistem ini memakai
motor dengan udara bertekanan tinggi untuk start dari mesin diesel. Cara kerjanya yaitu dengan
menyimpan udara ke dalam suatu botol udara. Kemudian udara tersebut dikompresi sehingga
menjadi udara panas dan bahan bakar solar dimasukkan ke dalam Fuel Injection Pump serta
disemprotkan lewat nozzle dengan tekanan tinggi. Akibatnya akan terjadi pengkabutan dan
pembakaran di ruang bakar. Pada saat tekanan di dalam tabung turun sampai batas minimum yang
ditentukan, maka kompressor akan secara otomatis menaikkan tekanan udara di dalam tabung
hingga tekanan dalam tabung mencukupi dan siap dipakai untuk melakukan starting mesin diesel.

AMF (Automatic Main Failure) dan ATS (Automatic Transfer Switch)

AMF merupakan alat yang berfungsi menurunkan downtime dan meningkatkan keandalan sistem
catu daya listrik. AMF dapat mengendalikan transfer Circuit Breaker (CB) atau alat sejenis, dari catu
daya utama (PLN) ke catu daya cadangan (genset) dan sebaliknya. Dan ATS merupakan pelengkap
dari AMF dan bekerja secara bersama-sama.

Cara Kerja AMF dan ATS


Automatic Main Failure (AMF) dapat mengendalikan transfer suatu alat dari suplai utama ke suplai
cadangan atau dari suplai cadangan ke suplai utama.AMF akan beroperasi saat catu daya utama
(PLN) padam dengan mengatur catu daya cadangan (genset). AMF dapat mengatur genset
beroperasi jika suplai utama dari PLN mati dan memutuskan genset jika suplai utama dari PLN hidup
lagi.

Baterai (baterry dan accu)

Battery merupakan suatu proses pengubahan energi kimia menjadi energi listrik yang berupa sel
listrik. Pada dasarnya sel listrik terdiri dari dua buah logam/ konduktor yang berbeda dicelupkan ke
dalam larutan maka akan bereaksi secara kimia dan menghasilkan gaya gerak listrik antara kedua
konduktor tersebut. Proses pengisian battery dilakukan dengan cara mengalirkan arus melalui sel-sel
dengan arah yang berlawanan dengan aliran arus dalam proses pengosongan sehingga sel akan
dikembalikan dalam keadaan semula. Battery yang digunakan pada sistem otomatis GenSet
berfungsi sebagai sumber arus DC pada starting diesel.

Battery Charger

Alat ini berfungsi untuk proses pengisian battery dengan mengubah tegangan PLN 220V atau dari
generator itu sendiri menjadi 12/24 V menggunakan rangkaian penyearah. Battery Charger ini
biasanya dilengkapi dengan pengaman hubung singkat (Short Circuit) berupa sekering/ fuse.

Panel ACOS

ACOS (Automatic Change Over Switch) merupakan panel pengendalian generator dan terdapat
beberapa tombol yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda.

Tombol pengontrol operasi Gen Set automatic, antara lain yaitu :

Off, Automatic, Trial Service, Manual Service, Manual Starting, Manual Stoping, Signal Test, Horn Off,
Release, Start, Start Fault, Engine Running, Supervision On, Low Oil Pressure, Temperature To High,
Generator Over Load.

Sistem Pengaman Genset


Sistem pengaman harus dapat bekerja cepat dan tepat dalam mengisolir gangguan agar tidak terjadi
kerusakan fatal. Proteksi pada mesin generator ada dua macam yaitu :

1) Pengaman alarm

Bertujuan memberitahukan kepada operator bahwa ada sesuatu yang tidak normal dalam operasi
mesin generator dan agar operator segera bertindak.

2) Pengaman trip

Berfungsi untuk menghindarkan mesin generator dari kemungkinan kerusakan karena ada sistem
yang berfungsi tidak normal maka mesin akan stop secara otomatis.

Jenis pengaman trip antara lain :

1) Putaran lebih (over speed)

2) Temperatur air pendingin tinggi

3) Tekanan minyak pelumas rendah

4) Emergency stop

5) Reverse power

Pentanahan (grounding)

a) Pentanahan sistem, pentanahan untuk suatu titik pada penghantar arus dari sistem. Pada
umumnya titik tersebut adalah titik netral dari suatu mesin, transformator, atau untuk rangkaian
listrik tertentu.

b) Pentanahan peralatan sistem, pentanahan untuk suatu bagian yang tidak membawa arus dari
sistem, misalnya : Semua logam seperti saluran tempat kabel, kerangka mesin, batang pemegang
sakelar, penutup kotak sakelar.

Relay pengaman pada genset:

a) Relay arus lebih

Thermal Over Load Relay (TOLR) digunakan untuk melindungi motor dan perlengkapan kendali
motor dari kerusakan akibat beban lebih atau terjadinya hubungan singkat antar hantaran yang
menuju jaring atau antar fasa.

b) Relay tegangan lebih


bekerja bila tegangan yang dihasilkan generator melebihi batas nominalnya.

c) Relay diferensial

bekerja atas dasar perbandingan tegangan atau perbandingan arus, yaitu besarnya arus sebelum
lilitan stator dengan arus yang mengalir pada hantaran yang menuju jaring-jaring.

d) Relay daya balik

berfungsi untuk mendeteksi aliran daya aktif yang masuk ke arah generator.

Sekering

berungsi untuk mengamankan peralatan atau instalasi listrik dari gangguan hubung singkat

Jika suatu sekering dilewati arus di atas arus kerjanya, maka pada waktu tertentu sekering tersebut
akan lebur (putus). Besarnya arus yang dapat meleburkan suatu sekering dalam waktu 4 jam dibagi
arus kerja disebut faktor peleburan berkisar 1 hingga 1,5.

*) Gambar langkah kerja piston pada mesin diesel milik gudangilmu.org

*) Gambar ATS dan AMF milik caturmukti.com

*) Gambar panel ACOS milik tredintechnologies.com

Semoga bermanfaat,

HaGe – http://dunia-listrik.blogspot.com

Komponen yang Terdapat pada Genset

Dalam artikel kali ini saya akan membahas tentang komponen-komponen genset
atau bagian-bagian genset.
Apabila Genset Anda rusak, jika Anda mengetahui komponen genset otomatis Anda
juga bisa mengetahui jenis kerusakanya.
Anda bisa memperbaiki genset sendiri tanpa harus memanggil teknisi, caranya baca
dulu apa saja komponennya dibawah ini:
– Mesin
– Alternator
– Sistem Bahan Bakar
– Voltage Regulator
– Pendingin dan Exhaust System
– Sistem Pelumasan
– Charger Baterai
– Control Panel
– Kerangka Utama / Frame
1.Mesin
Mesin adalah sumber energi input mekanis untuk generator.

2.Alternator
Alternator, juga dikenal sebagai ‘genhead’, adalah bagian dari generator yang
menghasilkan output listrik dari input mekanis yang diberikan oleh mesin. Ini berisi
perakitan bagian-bagian diam dan bergerak terbungkus dalam perumahan.
Komponen bekerja sama untuk menyebabkan gerakan relatif antara medan magnet
dan listrik, yang pada gilirannya menghasilkan listrik.

3.Sistem Bahan Bakar


Tangki bahan bakar atau penampung bahan bakar adalah bagian dari dasar skid
generator atau dipasang di atas bingkai generator. Berukuran menurut kapasitas
gensetnya.

1. Pompa penyemperot bahan bakar


2. Pompa bahan bakar
3. Pompa tangan untuk bahan bakar
4. Saringan bahar/bakar penyarinnan pendahuluan
5. Saringan bahan bakar/penyaringan akhir
6. Penutup bahan bakar otomatis
7. Injektor
8. Tanki
9. Pipa pengembalian bahan bakar
10. Pipa bahan bakar tekanan tinggi
11. Pipa peluap.

4.Voltage Regulator
Sesuai namanya, komponen ini mengatur tegangan keluaran dari generator.

5.Pendingin & Exhaust Sistem


Penggunaan terus menerus menyebabkan berbagai komponen memanas, Maka
dari itu dibutuhkan pendingin.

1. Pompa air untuk pendingin mesin


2. Pompa air untuk pendinginan intercooler
3. Inter cooler (Alat pendingin udara yang telah dipanaskan)
4. Radiator
5. Thermostat
6. Bypass (jalan potong)
7. Saluran pengembalian lewat radiator
8. Kipas.
6.Sistem pelumas
Mesin Genset memerlukan pelumasan untuk memastikan operasi daya tahan dan
halus untuk jangka waktu yang panjang. Mesin generator dilumasi oleh minyak
disimpan dalam pompa.

1. Bak minyak
2. Pompa pelumas
3. Pompa minyak pendingin
4. Pipa hisap
5. Pendingin minyak pelumas
6. Bypass-untuk pendingin
7. Saringan minyak pelumas
8. Katup by-pass untuk saringan
9. Pipa pembagi
10. Bearing poros engkol (lager duduk)
11. Bearing ujung besar (lager putar)
12. Bearing poros-bubungan
13. Sprayer atau nozzle penyemprot untuk pendinginan piston
14. Piston
15. Pengetuk tangkai
16. Tangkai penolak
17. Ayunan
18. Pemadat udara (sistem Turbine gas)
19. Pipa ke pipa penyemprot
20. Saluran pengembalian

7.Charger Baterai
Genset dioperasikan dengan baterai. fungsi baterai sebagai suplier listrik awal
ketika pertama dihidupkan mengambil listrik dari baterai
8.Control Panel
adalah antarmuka pengguna dari generator dan mengatur beberapa ketentuan
untuk outlet listrik dan kontrol
9.Kerangka Utama / Frame

Anda mungkin juga menyukai