PLTD
BY ROHMATTULLAH · OCTOBER 2, 2015
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah Pembangkit listrik yang
menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover). Prime mover
merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang
diperlukan untuk memutar rotor generator. Mesin diesel sebagai penggerak mula
PLTD berfungsi menghasilkan tenaga mekanis yang dipergunakan untuk memutar
rotor generator.
Dari gambar di atas dapat kita lihat bagian-bagian dari Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel, yaitu :
4. Bahan bakar dari convertion kit (untuk BBG) atau nozzel (untuk BBM)
kemudian diinjeksikan ke dalam ruang bakar (combustion chamber).
5. Di dalam mesin diesel terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanya
berdasarkan udara murni yang dimanfaatkan di dalam silinder pada tekanan yang
tinggi (35 – 50 atm), sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu
bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bertemperatur dan bertekanan
tinggi melebihi titik nyala bahan bakar sehingga akan menyala secara otomatis
yang menimbulkan ledakan bahan bakar.
6. Ledakan pada ruang bakar tersebut menggerak torak/piston yang kemudian pada
poros engkol dirubah menjadi energi mekanis. Tekanan gas hasil pembakaran
bahan bakar dan udara akan mendorong torak yang dihubungkan dengan poros
engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-balik
(reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh
poros engkol (crank shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah
menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi.
7. Poros engkol mesin diesel digunakan untuk menggerakan poros rotor generator.
Oleh generator energi mekanis ini dirubah menjadi energi listrik sehingga terjadi
gaya geral listrik (ggl).
Daftar Pustaka
http://bersamabelajaruntuktahu.blogspot.co.id/2011/08/pembangkit-listrik-tenaga-
diesel.html
Tags: catu daya
YOU MAY ALSO LIKE...
Generator Listrik
Pendahuluan
Listrik seperti kita ketahui adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis
penggunaannya oleh manusia, di mana listrik dihasilkan dari proses konversi energi
sumber energi primer seperti batu bara, minyak bumi, gas, panas bumi, potensial air
dan energi angin. Sistem pembangkitan listrik yang sudah umum digunakan adalah
mesin generator tegangan AC, di mana penggerak utamanya bisa berjenis mesin
turbin, mesin diesel atau mesin baling-baling. Dalam pengoperasian pembangkit
listrik dengan generator, karena faktor keandalan dan fluktuasi jumlah beban, maka
disediakan dua atau lebih generator yang dioperasikan dengan tugas terus-
menerus, cadangan dan bergiliran untuk generator-generator tersebut. Penyediaan
generator tunggal untuk pengoperasian terus menerus adalah suatu hal yang riskan,
kecuali bila bergilir dengan sumber PLN atau peralatan UPS.
Untuk memenuhi peningkatan beban listrik maka generator-generator tersebut
dioperasikan secara paralel antar generator atau paralel generator dengan sumber
pasokan lain yang lebih besar misalnya dari PLN.
Sehingga diperlukan pula alat pembagi beban listrik untuk mencegah adanya
sumber tenaga listrik terutama generator yang bekerja paralel mengalami beban
lebih mendahului yang lainnya.
Instalasi Teknis
Dalam prakteknya alat pembagi beban generator dipasang dengan bantuan
komponen-komponen seperti berikut : trafo arus, trafo tegangan (sebagai pencatu
daya), electric actuator, potensiometer pengatur kecepatan dan saklar-saklar bantu.
Lihat diagram pengkabelannya dalam Gambar 1.
1. Trafo arus berfungsi sebagai transducer arus keluaran generator sampai
dengan sebesar arus sinyal yang sesuai untuk alat pembagi beban generator
(biasanya maksimum 5 A atau = 100 % kemampuan maksimum generator)
2. Trafo tegangan berfungsi sebagai sumber daya bagi alat pembagi beban,
umumnya dengan tegangan 110 V AC, 50 Hz; dibantu adapter untuk keperluan
tegangan DC.
3. Electric actuator merupakan peralatan yang menerima sinyal dari alat
pembagi beban sehingga mampu menggerakkan motor DC di governor sampai
dengan arus keluaran generator mencapai yang diharapkan.
4. Potensiometer pengatur kecepatan adalah alat utama untuk mengatur
frekuensi dan tegangan saat generator akan diparalelkan atau dalam proses
sinkronisasi. Tegangan umumnya sudah diatur oleh AVR, sehingga naik turunnya
tegangan hanya dipengaruhi oleh kecepatan putaran mesin penggerak. Setelah
generator dioperasikan paralelkan atau sudah sinkron dengan yang telah beroperasi
kemudian menutup Mccb generator, fungsi potensiometer pengatur kecepatan ini
diambil alih oleh alat pembagi beban generator. Untuk lebih akuratnya pengaturan
kecepatan dalam proses sinkronisasi secara manual, biasanya terdapat
potensiometer pengatur halus dan potensiometer pengatur kasar.
5. Pada sistem kontrol otomatis pemaralelan generator dapat dilakukan oleh
SPM (modul pemaralel generator) dengan mengatur tegangan dan frekuensi
keluaran dari generator, kemudian mencocokan dengan tegangan dan frekuensi
sistem yang sudah bekerja secara otomatis, setelah cocok memberikan sinyal
penutupan ke Mccb generator sehingga bergabung dalam operasi paralel. Untuk
mencocokkan tegangan dan frekuensi dapat dilihat dalam satu panel sinkron yang
digunakan bersama untuk beberapa generator dimana masing-masing panel
generator mempunyai saklar sinkron disamping SPM-nya.
Dalam gambar ini ditunjukkan penggunaan alat pembagi beban generator dalam
suatu sistem kontrol tenaga generator, kontrol mesin penggerak dan managemen
beban.(file power generation control).
f. Saklar-saklar bantu pada alat pembagi beban generator berfungsi sebagai alat
manual proses pembagian (pelepasan & pengambilan) beban oleh suatu generator
yang beroperasi dalam sistem paralel. Misalnya *saklar 1 ditutup untuk
meminimumkan bahan bakar diesel yang berarti melepaskan beban.* Saklar 3
ditutup untuk menuju pada kecepatan kelasnya (rated speed) yang berarti
pengambilan beban dari generator yang perlu diringankan beban listriknya.
Setelah generator beroperasi secara paralel, generator-generator dengan alat
pembagi bebannya selalu merespon secara aktif segala tindakan penaikan atau
penurunan beban listrik, sehingga masing-masing generator menanggung beban
dengan prosentasi yang sama diukur dari kemampuan masing-masing.
1. Sistem Pelumasan
Untuk mengurangi getaran antara bagian-bagian yang bergerak dan untuk
membuang panas, maka semua bearing dan dinding dalam dari tabung-tabung
silinder diberi minyak pelumas.
1. Bak minyak
2. Pompa pelumas
3. Pompa minyak pendingin
4. Pipa hisap
5. Pendingin minyak pelumas
6. Bypass-untuk pendingin
7. Saringan minyak pelumas
8. Katup by-pass untuk saringan
9. Pipa pembagi
10. Bearing poros engkol (lager duduk)
11. Bearing ujung besar (lager putar)
12. Bearing poros-bubungan
13. Sprayer atau nozzle penyemprot untuk pendinginan piston
14. Piston
15. Pengetuk tangkai
16. Tangkai penolak
17. Ayunan
18. Pemadat udara (sistem Turbine gas)
19. Pipa ke pipa penyemprot
20. Saluran pengembalian
3. Sistem Pendinginan
Hanya sebagian dari energi yang terkandung dalam bahan bakar yang diberikan
pada mesin dapat diubah menjadi tenaga mekanik sedang sebagian lagi tersisa
sebagai panas. Panas yang tersisa tersebut akan diserap oleh bahan pendingin
yang ada pada dinding-dinding bagian tabung silinder yang membentuk ruang
pembakaran, demikian pula bagian-bagian dari kepala silinder didinginkan dengan
air. Sedangkan untuk piston didinginkan dengan minyak pelumas dan panas yang
diresap oleh minyak pendingin itu kemudian disalurkan melewati alat pendingin
minyak, dimana panas tersebut diresap oleh bahan pendingin.
Pada mesin diesel dengan pemadat udara tekanan tinggi, udara yang telah
dipadatken oleh turbocharger tersebut kemudian didinginkan oleh air didalam
pendingin udara (intercooler), Pendinginan sirkulasi dengan radiator bersirip dan
kipas (pendinginan dengan sirkuit)
Add caption
Generator Control
Penggunaan generator kontrol sekarang ini sangat dibutuhkan untuk sebuah rangkaian kontrol pengendali
Genset. sekarang ini telah banyak beredar kontrol-kontrol genset dari berbagai merk dan type. Selain itu
mempunyai fungsional yang bermacam-macam pula. ada 4 kategori yang bisa dijadikan kontrol Genset
yaitu :
b. Automatik Sistem
Selain menggunakan kontak biasa (kunci kontak) kontrol ini dapat melakukan starting/stop secara jarak
jauh (remote start). Kontrol ini memudahkan untuk pengendalian starting Genset secara jarak jauh (beda
lokasi panel).
Sinkronisasi Genset
Sinkronisasi adalah suatu cara untuk menghubungkan dua sumber atau beban Arus Bolak-Balik (AC).
Sumber AC tersebut antara lain generator dan beban adalah transformer yang akan digabungkan
atau diparalel dengan tujuan untuk meningkatkan keandalan dan kapasitas sistem tenaga listrik,
seperti telah dijelaskan pada artikel “metode paralel generator sinkron”
Pada gambar 1 diperlihatkan 2 buah generator pada satu busbar, generator #1 dalam keadaan
terbuka dan akan diparalel atau disinkronkan ke busbar dimana generator #2 telah masuk (telah
sinkron dengan jaringan/busbar).
Gambar 1. 2 generator dalam satu busbar.
Untuk dapat terjadi proses sinkronisasi generator #1 ke busbar, maka dibutuhkan parameter yang
harus terpenuhi oleh generator #1, yaitu:
1. Nilai Tegangan yang sama antara tegangan Generator #1 dengan tegangan busbar.
2. Nilai Frekuensi yang sama antara Generator #1 dan busbar, di Indonesia digunakan frekuensi 50
Hz.
3. Sudut phase yang sama, vector sudut phase dari generator #1 harus sama dengan vector sudut
pase pada busbar.
4. Phase Sequence yang sama, terminal RST generator #1 harus dihubungkan dengan terminal RST
busbar.
Untuk memenuhi persyaratan sinkron tersebut dilakukan dengan cara mengatur kecepatan putar
shaft generator dan tegangan keluaran generator. Circuit Breaker (PMT) dari Generator #1 dapat
dimasukan jika persyaratan sinkron terpenuhi
Jenis Sinkronisasi
Seperti telah dijelaskan diawal, bahwa sinkronisasi adalah proses untuk menyamakan tegangan,
frekuensi, sudut phase dan sequence phase antara 2 sumber daya AC. Maka berdasarkan arah atau
susunan peralatan pada sistem tenaga listrik, sinkronisasi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
Double Voltmeter
Adalah voltmeter dengan tampilan 2 pengukuran tegangan yaitu tegangan dari peralatan yang akan
disinkron (generator) dan tegangan sistem yang bekerja simultan.
Double Frequency Meter
Menampilkan nilai frekuensi dari kedua sumber AC.
Synchroscope
Alat yang digunakan untuk mengetahui sudut phase dari kedua sumber. Terdiri dari jarum berputar
(rotating pointer), jika jarum berputar tersebut berada pada posisi tepat di jam 12, maka sudut phase
dari kedua sumber sama dengan nol dan dapat dikatakan kedua sumber “sefase”, dalam sudut phase
yang sama.
Phase Sequence Indikator
Alat ini sama dengan yang digunakan untuk mengetahui sequence phase dari motor induksi.
Dilengkapi dengan jarum berputar (rotating pointer), jika jarum berputar searah jarum jam, maka
dapat dikatakan memiliki sequence positif RST dan jika berputar sebaliknya ber-sequence negative
atau RTS.
Namun biasanya peralatan Phase Sequence tidak diikut sertakan di panel sinkron.
Semoga Bermanfaat..
Dari berbagai sumber...dan dari : http://dunia-listrik.blogspot.com/
Generator Listrik
Pendahuluan
Listrik seperti kita ketahui adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaannya oleh
manusia, di mana listrik dihasilkan dari proses konversi energi sumber energi primer seperti batu
bara, minyak bumi, gas, panas bumi, potensial air dan energi angin. Sistem pembangkitan listrik yang
sudah umum digunakan adalah mesin generator tegangan AC, di mana penggerak utamanya bisa
berjenis mesin turbin, mesin diesel atau mesin baling-baling. Dalam pengoperasian pembangkit
listrik dengan generator, karena faktor keandalan dan fluktuasi jumlah beban, maka disediakan dua
atau lebih generator yang dioperasikan dengan tugas terus-menerus, cadangan dan bergiliran untuk
generator-generator tersebut. Penyediaan generator tunggal untuk pengoperasian terus menerus
adalah suatu hal yang riskan, kecuali bila bergilir dengan sumber PLN atau peralatan UPS.
Untuk memenuhi peningkatan beban listrik maka generator-generator tersebut dioperasikan secara
paralel antar generator atau paralel generator dengan sumber pasokan lain yang lebih besar
misalnya dari PLN.
Sehingga diperlukan pula alat pembagi beban listrik untuk mencegah adanya sumber tenaga listrik
terutama generator yang bekerja paralel mengalami beban lebih mendahului yang lainnya.
Pasokan listrik ke beban dimulai dengan menghidupkan satu generator, kemudian secara sedikit
demi sedikit beban dimasukkan sampai dengan kemampuan generator tersebut, selanjutnya
menghidupkan lagi generator berikutnya dan memparalelkan dengan generator pertama untuk
memikul beban yang lebih besar lagi. Saat generator kedua diparalelkan dengan generator pertama
yang sudah memikul beban diharapkan terjadinya pembagian beban yang semula ditanggung
generator pertama, sehingga terjadi kerjasama yang meringankan sebelum beban-beban selanjutnya
dimasukkan. Seberapa besar pembagian beban yang ditanggung oleh masing-masing generator yang
bekerja paralel akan tergantung jumlah masukan bahan bakar dan udara untuk pembakaran mesin
diesel, bila mesin penggerak utamanya diesel atau bila mesin-mesin penggeraknya lain maka
tergantung dari jumlah (debit) air ke turbin air, jumlah (entalpi) uap/gas ke turbin uap/gas atau debit
aliran udara ke mesin baling-baling.
Jumlah masukan bahan bakar/ udara, uap air/ gas atau aliran udara ini diatur oleh peralatan atau
katup yang digerakkan governor yang menerima sinyal dari perubahan frekuensi listrik yang stabil
pada 50Hz,
yang ekivalen dengan perubahan putaran (rpm) mesin penggerak utama generator listrik. Bila beban
listrik naik maka frekuensi akan turun, sehingga governor harus memperbesar masukan ( bahan
bakar/udara, air, uap/gas atau aliran udara) ke mesin penggerak utama untuk menaikkan
frekuensinya sampai dengan frekuensi listrik kembali ke normalnya. Sebaliknya bila beban turun,
governor mesin-mesin pembangkit harus mengurangi masukan bahan bakar/udara, air, uap air/gas
atau aliran udara ke mesin-mesin penggerak sehingga putarannya turun sampai putaran normalnya
atau frekuensinya kembali normal pada 50 Hz. Bila tidak ada governor maka mesin-mesin penggerak
utama generator akan mengalami overspeed bila beban turun mendadak atau akan mengalami
overload bila beban listrik naik.
Governor beroperasi pada mesin penggerak sehingga generator menghasilkan keluaran arus yang
dapat diatur dari 0 % sampai dengan 100% kemampuannya. Jadi masukan ke mesin penggerak
sebanding dengan keluaran arus generatornya atau dengan kata lain pengaturan governor 0 %
sampai dengan 100 % sebanding dengan arus generator 0% sampai dengan 100 % pada tegangan
dan frekuensi yang konstan.
Governor bekerja secara hidrolik/mekanis, sedangkan sinyal masukan dari keluaran arus generator
berupa elektris, sehingga masukan ini perlu diubah ke mekanis dengan menggunakan elektric
actuator untuk menggerakkan motor listrik yang menghasilkan gerakan mekanis yang diperlukan
oleh governor. Pada beberapa generator yang beroperasi paralel, setelah sebelumnya disamakan
tegangan, frekuensi, beda phasa dan urutan phasanya, perubahan beban listrik tidak akan dirasakan
oleh masing-masing generator pada besaran tegangan dan frekuensinya selama beban masih
dibawah kapasitas total paralelnya, sehingga tegangan dan frekuensi ini tidak digunakan sebagai
sumber sinyal bagi governor.
Untuk itu digunakan arus keluaran dari masing-masing generator sebagai sumber sinyal pembagian
beban sistem paralel generator-generator tersebut.
Arus keluaran generator yang dideteksi oleh alat pembagi beban akan merupakan petunjuk posisi
governor berapa % , atau arus yang lewat berapa % dari kemampuan generator. Hasil bagi dari
penjumlahan arus yang dideteksi alat-alat pembagi beban dengan jumlah arus kemampuan
generator -generator yang beroperasi paralel dikalikan 100 (%) merupakan nilai posisi governor yang
harus dicapai oleh setiap mesin penggerak utama sehingga menghasilkan keluaran arus yang
proprosional dan sesuai dengan kemampuan masing-masing generator.
Bila ukuran generator sama maka jumlah arus yang dideteksi oleh masing-masing alat pembagi
beban dibagi jumlah generator merupakan arus beban yang harus dihasilkan oleh generator setelah
governornya diubah oleh electric actuator yang menerima sinyal dari alat pembagi beban sesaat
setelah generator diparalelkan .
Instalasi Teknis
Dalam prakteknya alat pembagi beban generator dipasang dengan bantuan komponen-komponen
seperti berikut : trafo arus, trafo tegangan (sebagai pencatu daya), electric actuator, potensiometer
pengatur kecepatan dan saklar-saklar bantu. Lihat diagram pengkabelannya dalam Gambar 1.
Trafo arus berfungsi sebagai transducer arus keluaran generator sampai dengan sebesar arus sinyal
yang sesuai untuk alat pembagi beban generator (biasanya maksimum 5 A atau = 100 % kemampuan
maksimum generator)
Trafo tegangan berfungsi sebagai sumber daya bagi alat pembagi beban, umumnya dengan tegangan
110 V AC, 50 Hz; dibantu adapter untuk keperluan tegangan DC.
Electric actuator merupakan peralatan yang menerima sinyal dari alat pembagi beban sehingga
mampu menggerakkan motor DC di governor sampai dengan arus keluaran generator mencapai
yang diharapkan.
Potensiometer pengatur kecepatan adalah alat utama untuk mengatur frekuensi dan tegangan saat
generator akan diparalelkan atau dalam proses sinkronisasi. Tegangan umumnya sudah diatur oleh
AVR, sehingga naik turunnya tegangan hanya dipengaruhi oleh kecepatan putaran mesin penggerak.
Setelah generator dioperasikan paralelkan atau sudah sinkron dengan yang telah beroperasi
kemudian menutup Mccb generator, fungsi potensiometer pengatur kecepatan ini diambil alih oleh
alat pembagi beban generator. Untuk lebih akuratnya pengaturan kecepatan dalam proses
sinkronisasi secara manual, biasanya terdapat potensiometer pengatur halus dan potensiometer
pengatur kasar.
Pada sistem kontrol otomatis pemaralelan generator dapat dilakukan oleh SPM (modul pemaralel
generator) dengan mengatur tegangan dan frekuensi keluaran dari generator, kemudian
mencocokan dengan tegangan dan frekuensi sistem yang sudah bekerja secara otomatis, setelah
cocok memberikan sinyal penutupan ke Mccb generator sehingga bergabung dalam operasi paralel.
Untuk mencocokkan tegangan dan frekuensi dapat dilihat dalam satu panel sinkron yang digunakan
bersama untuk beberapa generator dimana masing-masing panel generator mempunyai saklar
sinkron disamping SPM-nya.
Dalam gambar ini ditunjukkan penggunaan alat pembagi beban generator dalam suatu sistem
kontrol tenaga generator, kontrol mesin penggerak dan managemen beban.(file power generation
control).
f. Saklar-saklar bantu pada alat pembagi beban generator berfungsi sebagai alat manual proses
pembagian (pelepasan & pengambilan) beban oleh suatu generator yang beroperasi dalam sistem
paralel. Misalnya *saklar 1 ditutup untuk meminimumkan bahan bakar diesel yang berarti
melepaskan beban.* Saklar 3 ditutup untuk menuju pada kecepatan kelasnya (rated speed) yang
berarti pengambilan beban dari generator yang perlu diringankan beban listriknya.
Setelah generator beroperasi secara paralel, generator-generator dengan alat pembagi bebannya
selalu merespon secara aktif segala tindakan penaikan atau penurunan beban listrik, sehingga
masing-masing generator menanggung beban dengan prosentasi yang sama diukur dari kemampuan
masing-masing.
Dalam pengoperasiannya, suatu instalasi GenSet memerlukan sistem pendukung agar dapat bekerja
dengan baik dan tanpa mengalami gangguan. Secara umum sistem-sistem pendukung tersebut
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Sistem Pelumasan
3. Sistem Pendinginan
1. Sistem Pelumasan
Untuk mengurangi getaran antara bagian-bagian yang bergerak dan untuk membuang panas, maka
semua bearing dan dinding dalam dari tabung-tabung silinder diberi minyak pelumas.
Minyak tersebut dihisap dari bak minyak 1 oleh pompa minyak 2 dan disalurkan dengan tekanan ke
saluran-saluran pembagi setelah terlebih dahulu melewati sistem pendingin dan saringan minyak
pelumas. Dari saluran-saluran pembagi ini, minyak pelumas tersebut disalurkan sampai pada tempat
kedudukan bearing-bearing dari poros engkol, poros jungkat dan ayunan-ayunan. Saluran yang lain
memberi minyak pelumas kepada sprayer atau nozzle penyemperot yang menyemprotkannya ke
dinding dalam dari piston sebagai pendingin. Minyak pelumas yang memercik dari bearing utama
dan bearing ujung besar (bearing putar) melumasi dinding dalam dari tabung- tabung silinder.
Minyak pelumas yang mengalir dari tempat-tempat pelumasan kemudian kembali kedalam bak
minyak lagi melalui saluran kembali dan kemudian dihisap oleh pompa minyak untuk disalurkan
kembali dan begitu seterusnya.
Gambar 1. Sistem Pelumasan
1. Bak minyak
2. Pompa pelumas
4. Pipa hisap
6. Bypass-untuk pendingin
9. Pipa pembagi
14. Piston
17. Ayunan
Didalam udara yang panas akibat pemadatan itu bahan bakar yang sudah dalam keadaan bintik-
bintik halus (kabut) tersebut segera terbakar. Pompa bahan bakar 2 mengantar bahan bakar dari
tangki harian 8 ke pompa penyemprot bahan bakar. Bahan bakar yang kelebihan yang keluar dari
injektor dan pompa penyemperot dikembalikan kepada tanki harian melalui pipa pengembalian
bahan bakar.
7. Injektor
8. Tanki
3. Sistem Pendinginan
Hanya sebagian dari energi yang terkandung dalam bahan bakar yang diberikan pada mesin dapat
diubah menjadi tenaga mekanik sedang sebagian lagi tersisa sebagai panas. Panas yang tersisa
tersebut akan diserap oleh bahan pendingin yang ada pada dinding-dinding bagian tabung silinder
yang membentuk ruang pembakaran, demikian pula bagian-bagian dari kepala silinder didinginkan
dengan air. Sedangkan untuk piston didinginkan dengan minyak pelumas dan panas yang diresap
oleh minyak pendingin itu kemudian disalurkan melewati alat pendingin minyak, dimana panas
tersebut diresap oleh bahan pendingin.
Pada mesin diesel dengan pemadat udara tekanan tinggi, udara yang telah dipadatken oleh
turbocharger tersebut kemudian didinginkan oleh air didalam pendingin udara (intercooler),
Pendinginan sirkulasi dengan radiator bersirip dan kipas (pendinginan dengan sirkuit)
Add caption
Pompa-pompa air 1 dan 2 memompa air kebagian-bagian mesin yarg memerlukan pendinginan dan
kealat pendingin udara (intercooler) 3. Dari situ air pendingin kemudian melewati radiator dan
kembali kepada pompa-pompa 1 dan 2. Didalam radiator terjadi pemindahan panas dari air
pendingin ke udara yang melewati celah-celah radiator oleh dorongan kipas angin. Pada saat Genset
baru dijalankan dan suhu dari bahan pendingin masih terlalu rendah, maka oleh thermostat 5, air
pendingin tersebut dipaksa melalui jalan potong atau bypass 6 kembali kepompa. Dengan demikian
maka air akan lebih cepat mencapai suhu yang diperlukan untuk operasi. Bila suhu tersebut telah
tercapai maka air pendingin akan melalui jalan sirkulasi yang sebenarnya secara otomatis.
4. Radiator
5. Thermostat
8. Kipas.
Susunan Konstruksi Pada Generator
1. Stator
2. Rotor
3. Exciter Rotor
4. Exciter Stator
5. N.D.E. Bracket
6. Cover N.D.E
8. Bearing N.D.E
11. D.E.Screen
14. Foot
21. AVR
26. Varistor
35. Fan
Penggunaan generator kontrol sekarang ini sangat dibutuhkan untuk sebuah rangkaian kontrol
pengendali Genset. sekarang ini telah banyak beredar kontrol-kontrol genset dari berbagai merk dan
type. Selain itu mempunyai fungsional yang bermacam-macam pula. ada 4 kategori yang bisa
dijadikan kontrol Genset yaitu :
Kontrol engine ini terdapat dua jenis system yang digunakan yaitu :
Pada sistem manual biasanya menggunakan kunci kontak namun ditambah dengan proteksi engine
dan generator. Jadi apabila terjadi kerusakan atau kegagalan pada genset dapat diproteksi.
b. Automatik Sistem
Selain menggunakan kontak biasa (kunci kontak) kontrol ini dapat melakukan starting/stop secara
jarak jauh (remote start). Kontrol ini memudahkan untuk pengendalian starting Genset secara jarak
jauh (beda lokasi panel).
Selain mempunyai sistem AMF kontrol ini dilengkapi dengan pengaturan Main Circuit Braker (MCB),
dimana fungsinya sebagai pemindahan sumber tenaga dari sumber utama(PLN) ke sumber
cadangan. Sistem ini disebut juga Automatic Transfer Switch, dimana apa bila suatu panel dilengkapi
Mains Circut Breaker atau Change Over Switch (COS) maka alat ini dapat mengontrol perpindahan
switch tersebut.
Sistem ini mempunyai semua kebutuhan kontrol genset semuanya. Selain AMF dan ATS, kontrol ini
dapat dijadikan sebagai kontrol Sinkron dua atau lebih genset ataupun sinkron dengan sumber
utamanya. Biasanya kontrol ini telah dilengkapi dengan sistem yang digunakan pada sinkronisasi
pada umumnya yaitu terdiri dari :
Dari sekian banyak kontrol Genset yang beredar sekarang ini telah banyak penyempurnaan sehingga
dalam melakukan pembuatan sistem otomatisasi Generator Set lebih mudah dan simpel.
Sinkronisasi Genset
Sinkronisasi adalah suatu cara untuk menghubungkan dua sumber atau beban Arus Bolak-Balik (AC).
Sumber AC tersebut antara lain generator dan beban adalah transformer yang akan digabungkan
atau diparalel dengan tujuan untuk meningkatkan keandalan dan kapasitas sistem tenaga listrik,
seperti telah dijelaskan pada artikel “metode paralel generator sinkron”
Pada gambar 1 diperlihatkan 2 buah generator pada satu busbar, generator #1 dalam keadaan
terbuka dan akan diparalel atau disinkronkan ke busbar dimana generator #2 telah masuk (telah
sinkron dengan jaringan/busbar).
Untuk dapat terjadi proses sinkronisasi generator #1 ke busbar, maka dibutuhkan parameter yang
harus terpenuhi oleh generator #1, yaitu:
1. Nilai Tegangan yang sama antara tegangan Generator #1 dengan tegangan busbar.
2. Nilai Frekuensi yang sama antara Generator #1 dan busbar, di Indonesia digunakan frekuensi 50
Hz.
3. Sudut phase yang sama, vector sudut phase dari generator #1 harus sama dengan vector sudut
pase pada busbar.
4. Phase Sequence yang sama, terminal RST generator #1 harus dihubungkan dengan terminal RST
busbar.
Untuk memenuhi persyaratan sinkron tersebut dilakukan dengan cara mengatur kecepatan putar
shaft generator dan tegangan keluaran generator. Circuit Breaker (PMT) dari Generator #1 dapat
dimasukan jika persyaratan sinkron terpenuhi
Jenis Sinkronisasi
Seperti telah dijelaskan diawal, bahwa sinkronisasi adalah proses untuk menyamakan tegangan,
frekuensi, sudut phase dan sequence phase antara 2 sumber daya AC. Maka berdasarkan arah atau
susunan peralatan pada sistem tenaga listrik, sinkronisasi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Forward Synchronization (sinkronisasi maju), yaitu proses sinkronisasi generator kedalam sistem
atau busbar.
Double Voltmeter
Adalah voltmeter dengan tampilan 2 pengukuran tegangan yaitu tegangan dari peralatan yang akan
disinkron (generator) dan tegangan sistem yang bekerja simultan.
Synchroscope
Alat yang digunakan untuk mengetahui sudut phase dari kedua sumber. Terdiri dari jarum berputar
(rotating pointer), jika jarum berputar tersebut berada pada posisi tepat di jam 12, maka sudut
phase dari kedua sumber sama dengan nol dan dapat dikatakan kedua sumber “sefase”, dalam
sudut phase yang sama.
Alat ini sama dengan yang digunakan untuk mengetahui sequence phase dari motor induksi.
Dilengkapi dengan jarum berputar (rotating pointer), jika jarum berputar searah jarum jam, maka
dapat dikatakan memiliki sequence positif RST dan jika berputar sebaliknya ber-sequence negative
atau RTS.
Namun biasanya peralatan Phase Sequence tidak diikut sertakan di panel sinkron.
Semoga Bermanfaat..
1. Prime mover atau pengerak mula, dalam hal ini mesin diesel (dalam bahasa inggris disebut diesel
engine)
2. Generator
Mesin Diesel
Mesin diesel termasuk mesin dengan pembakaran dalam atau disebut dengan motor bakar, ditinjau
dari cara memperoleh energi termalnya (energi panas). Untuk membangkitkan listrik, sebuah mesin
diesel dihubungkan dengan generator dalam satu poros (poros dari mesin diesel dikopel dengan
poros generator).
* Starting awal berat, karena kompresinya tinggi yaitu sekitar 200 bar.
* Semakin besar daya maka mesin diesel tersebut dimensinya makin besar pula, hal tersebut
menyebabkan kesulitan jika daya mesinnya sangat besar.
* Konsumsi bahan bakar menggunakan bahan bakar minyak yang relatif lebih mahal dibandingkan
dengan pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar jenis lainnya, seperti gas dan batubara.
Prime mover atau penggerak mula merupakan peralatan yang berfungsi menghasilkan energi
mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator. Pada mesin diesel/diesel engine terjadi
penyalaan sendiri, karena proses kerjanya berdasarkan udara murni yang dimampatkan di dalam
silinder pada tekanan yang tinggi (± 30 atm), sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada
saat itu bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bersuhu dan bertekanan tinggi melebihi titik
nyala bahan bakar sehingga bahan bakar yang diinjeksikan akan terbakar secara otomatis.
Penambahan panas atau energi senantiasa dilakukan pada tekanan yang konstan.
Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan mendorong torak yang dihubungkan
dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-balik
(reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank
shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada
langkah kompresi.
Berdasarkan cara menganalisa sistim kerjanya, motor diesel dibedakan menjadi dua, yaitu motor
diesel yang menggunakan sistim airless injection (solid injection) yang dianalisa dengan siklus dual
dan motor diesel yang menggunakan sistim air injection yang dianalisa dengan siklus diesel
(sedangkan motor bensin dianalisa dengan
siklus otto).
Perbedaan antara motor diesel dan motor bensin yang nyata adalah terletak pada proses
pembakaran bahan bakar, pada motor bensin pembakaran bahan bakar terjadi karena adanya
loncatan api listrik yang dihasilkan oleh dua elektroda busi (spark plug), sedangkan pada motor
diesel pembakaran terjadi karena kenaikan temperatur campuran udara dan bahan bakar akibat
kompresi torak hingga mencapai temperatur nyala. Karena prinsip penyalaan bahan bakarnya akibat
tekanan maka motor diesel juga disebut compression ignition engine sedangkan motor bensin
disebut spark ignition engine.
Pada mesin diesel, piston melakukan 2 langkah pendek menuju kepala silinder pada setiap langkah
daya.
1. Langkah ke atas yang pertama merupakan langkah pemasukan dan penghisapan, di sini udara dan
bahan bakar masuk sedangkan poros engkol berputar ke bawah.
2. Langkah kedua merupakan langkah kompresi, poros engkol terus berputar menyebabkan torak
naik dan menekan bahan bakar sehingga terjadi pembakaran. Kedua proses ini (1 dan 2) termasuk
proses pembakaran.
3. Langkah ketiga merupakan langkah ekspansi dan kerja, di sini kedua katup yaitu katup isap dan
buang tertutup sedangkan poros engkol terus berputar dan menarik kembali torak ke bawah.
4. Langkah keempat merupakan langkah pembuangan, disini katup buang terbuka dan menyebabkan
gas akibat sisa pembakaran terbuang keluar. Gas dapat keluar karena pada proses keempat ini torak
kembali bergerak naik keatas dan menyebabkan gas dapat keluar. Kedua proses terakhir ini (3 dan 4)
termasuk proses pembuangan.
5. Setelah keempat proses tersebut, maka proses berikutnya akan mengulang kembali proses yang
pertama, dimana udara dan bahan bakar masuk kembali.
Berdasarkan kecepatan proses diatas maka mesin diesel dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu:
Sistem starting atau proses untuk menghidupkan/menjalankan mesin diesel dibagi menjadi 3 macam
sistem starting yaitu:
Sistem start ini dipakai untuk mesin diesel dengan daya mesin yang relatif kecil yaitu < 30 PK. Cara
untuk menghidupkan mesin diesel pada sistem ini adalah dengan menggunakan penggerak engkol
start pada poros engkol atau poros hubung yang akan digerakkan oleh tenaga manusia. Jadi sistem
start ini sangat bergantung pada faktor manusia sebagai operatornya.
2. Sistem Start Elektrik
Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki daya sedang yaitu < 500 PK. Sistem ini
menggunakan motor DC dengan suplai listrik dari baterai/accu 12 atau 24 volt untuk menstart diesel.
Saat start, motor DC mendapat suplai listrik dari baterai atau accu dan menghasilkan torsi yang
dipakai untuk menggerakkan diesel sampai mencapai putaran tertentu. Baterai atau accu yang
dipakai harus dapat dipakai untuk menstart sebanyak 6 kali tanpa diisi kembali, karena arus start
yang dibutuhkan motor DC cukup besar maka dipakai dinamo yang berfungsi sebagai generator DC.
Pengisian ulang baterai atau accu digunakan alat bantu berupa battery charger dan pengaman
tegangan. Pada saat diesel tidak bekerja maka battery charger mendapat suplai listrik dari PLN,
sedangkan pada saat diesel bekerja maka suplai dari battery charger didapat dari generator. Fungsi
dari pengaman tegangan adalah untuk memonitor tegangan baterai atau accu. Sehingga apabila
tegangan dari baterai atau accu sudah mencapai 12/24 volt, yang merupakan tegangan standarnya,
maka hubungan antara battery charger dengan baterai atau accu akan diputus oleh pengaman
tegangan.
Sistem start ini dipakai oleh diesel yang memiliki daya besar yaitu > 500 PK. Sistem ini memakai
motor dengan udara bertekanan tinggi untuk start dari mesin diesel. Cara kerjanya yaitu dengan
menyimpan udara ke dalam suatu botol udara. Kemudian udara tersebut dikompresi sehingga
menjadi udara panas dan bahan bakar solar dimasukkan ke dalam Fuel Injection Pump serta
disemprotkan lewat nozzle dengan tekanan tinggi. Akibatnya akan terjadi pengkabutan dan
pembakaran di ruang bakar. Pada saat tekanan di dalam tabung turun sampai batas minimum yang
ditentukan, maka kompressor akan secara otomatis menaikkan tekanan udara di dalam tabung
hingga tekanan dalam tabung mencukupi dan siap dipakai untuk melakukan starting mesin diesel.
AMF merupakan alat yang berfungsi menurunkan downtime dan meningkatkan keandalan sistem
catu daya listrik. AMF dapat mengendalikan transfer Circuit Breaker (CB) atau alat sejenis, dari catu
daya utama (PLN) ke catu daya cadangan (genset) dan sebaliknya. Dan ATS merupakan pelengkap
dari AMF dan bekerja secara bersama-sama.
Battery merupakan suatu proses pengubahan energi kimia menjadi energi listrik yang berupa sel
listrik. Pada dasarnya sel listrik terdiri dari dua buah logam/ konduktor yang berbeda dicelupkan ke
dalam larutan maka akan bereaksi secara kimia dan menghasilkan gaya gerak listrik antara kedua
konduktor tersebut. Proses pengisian battery dilakukan dengan cara mengalirkan arus melalui sel-sel
dengan arah yang berlawanan dengan aliran arus dalam proses pengosongan sehingga sel akan
dikembalikan dalam keadaan semula. Battery yang digunakan pada sistem otomatis GenSet
berfungsi sebagai sumber arus DC pada starting diesel.
Battery Charger
Alat ini berfungsi untuk proses pengisian battery dengan mengubah tegangan PLN 220V atau dari
generator itu sendiri menjadi 12/24 V menggunakan rangkaian penyearah. Battery Charger ini
biasanya dilengkapi dengan pengaman hubung singkat (Short Circuit) berupa sekering/ fuse.
Panel ACOS
ACOS (Automatic Change Over Switch) merupakan panel pengendalian generator dan terdapat
beberapa tombol yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda.
Off, Automatic, Trial Service, Manual Service, Manual Starting, Manual Stoping, Signal Test, Horn Off,
Release, Start, Start Fault, Engine Running, Supervision On, Low Oil Pressure, Temperature To High,
Generator Over Load.
1) Pengaman alarm
Bertujuan memberitahukan kepada operator bahwa ada sesuatu yang tidak normal dalam operasi
mesin generator dan agar operator segera bertindak.
2) Pengaman trip
Berfungsi untuk menghindarkan mesin generator dari kemungkinan kerusakan karena ada sistem
yang berfungsi tidak normal maka mesin akan stop secara otomatis.
4) Emergency stop
5) Reverse power
Pentanahan (grounding)
a) Pentanahan sistem, pentanahan untuk suatu titik pada penghantar arus dari sistem. Pada
umumnya titik tersebut adalah titik netral dari suatu mesin, transformator, atau untuk rangkaian
listrik tertentu.
b) Pentanahan peralatan sistem, pentanahan untuk suatu bagian yang tidak membawa arus dari
sistem, misalnya : Semua logam seperti saluran tempat kabel, kerangka mesin, batang pemegang
sakelar, penutup kotak sakelar.
Thermal Over Load Relay (TOLR) digunakan untuk melindungi motor dan perlengkapan kendali
motor dari kerusakan akibat beban lebih atau terjadinya hubungan singkat antar hantaran yang
menuju jaring atau antar fasa.
c) Relay diferensial
bekerja atas dasar perbandingan tegangan atau perbandingan arus, yaitu besarnya arus sebelum
lilitan stator dengan arus yang mengalir pada hantaran yang menuju jaring-jaring.
berfungsi untuk mendeteksi aliran daya aktif yang masuk ke arah generator.
Sekering
berungsi untuk mengamankan peralatan atau instalasi listrik dari gangguan hubung singkat
Jika suatu sekering dilewati arus di atas arus kerjanya, maka pada waktu tertentu sekering tersebut
akan lebur (putus). Besarnya arus yang dapat meleburkan suatu sekering dalam waktu 4 jam dibagi
arus kerja disebut faktor peleburan berkisar 1 hingga 1,5.
Semoga bermanfaat,
HaGe – http://dunia-listrik.blogspot.com
Dalam artikel kali ini saya akan membahas tentang komponen-komponen genset
atau bagian-bagian genset.
Apabila Genset Anda rusak, jika Anda mengetahui komponen genset otomatis Anda
juga bisa mengetahui jenis kerusakanya.
Anda bisa memperbaiki genset sendiri tanpa harus memanggil teknisi, caranya baca
dulu apa saja komponennya dibawah ini:
– Mesin
– Alternator
– Sistem Bahan Bakar
– Voltage Regulator
– Pendingin dan Exhaust System
– Sistem Pelumasan
– Charger Baterai
– Control Panel
– Kerangka Utama / Frame
1.Mesin
Mesin adalah sumber energi input mekanis untuk generator.
2.Alternator
Alternator, juga dikenal sebagai ‘genhead’, adalah bagian dari generator yang
menghasilkan output listrik dari input mekanis yang diberikan oleh mesin. Ini berisi
perakitan bagian-bagian diam dan bergerak terbungkus dalam perumahan.
Komponen bekerja sama untuk menyebabkan gerakan relatif antara medan magnet
dan listrik, yang pada gilirannya menghasilkan listrik.
4.Voltage Regulator
Sesuai namanya, komponen ini mengatur tegangan keluaran dari generator.
1. Bak minyak
2. Pompa pelumas
3. Pompa minyak pendingin
4. Pipa hisap
5. Pendingin minyak pelumas
6. Bypass-untuk pendingin
7. Saringan minyak pelumas
8. Katup by-pass untuk saringan
9. Pipa pembagi
10. Bearing poros engkol (lager duduk)
11. Bearing ujung besar (lager putar)
12. Bearing poros-bubungan
13. Sprayer atau nozzle penyemprot untuk pendinginan piston
14. Piston
15. Pengetuk tangkai
16. Tangkai penolak
17. Ayunan
18. Pemadat udara (sistem Turbine gas)
19. Pipa ke pipa penyemprot
20. Saluran pengembalian
7.Charger Baterai
Genset dioperasikan dengan baterai. fungsi baterai sebagai suplier listrik awal
ketika pertama dihidupkan mengambil listrik dari baterai
8.Control Panel
adalah antarmuka pengguna dari generator dan mengatur beberapa ketentuan
untuk outlet listrik dan kontrol
9.Kerangka Utama / Frame