ID Ekstraksi Gula Stevia Dari Tanaman Stevi
ID Ekstraksi Gula Stevia Dari Tanaman Stevi
Ratnani)
Abstrak
Stevia Rebaudiana Bertoni adalah sejenis Tanaman perdu yang belum banyak dikenal oleh
masyarakat. Didalam Industri, banyak digunakan sebagai bahan pemanis untuk produk
makanan dan minuman berkalori rendah atau sebagai pengganti gula bagi penderita
diabetes.Proses pengambilan bahan pemanis dari daun Stevia Rebaudiana dilakukan dengan
cara ekstraksi bubuk daun didalam pelarut ( metanol,etanol ,spiritus , aquadest ) yang
dilanjutkan dengan pencucian menggunakan Khloroform.Kemudian dicuci kembali dengan
n- Butanol dan diuapkan dengan menggunakan metanol panas kemudian disaring.Dari hasil
penelitian didapatkan kondisi operasi yang relatif baik untuk mengekstraksi daun stevia
,yaitu pada delapan kali sirkulasi dengan pelarut metanol teknis.Kristal halus yang terambil
dari 20 gram serbuk stevia dengan volume pelarut 200 ml berwarna coklat, berat 0.2985
gram dengan indeks bias 1.3950
Kata Kunci : Stevia Rebaudiana Bertoni, Diabetes, Ekstraksi
*)
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang
Jl Menoreh Tengah X/22 Semarang 27
Momentum, Vol. 1, No. 2, Oktober 2005 : 27 - 32
28
EKSTRAKSI GULA STEVIA « (R. D. Ratnani)
b) Sebagai pelarut pada proses ekstrakasi , b. Masukkan pelarut ke dalam labu leher tiga
digunakan: .Jenis pelarut divariasi, yaitu metano,
a. metanol etanol, spiritus, aquadest
b. etanol c. Hidupkan pemanas listrik sehingga pelarut
c. spiritus menguap dan hitung jumlah variasi
d. aquadest sirkulasi ( 4,6,8,10,12 )dalam rangkaian
Dimana metanol berfungsi pula untuk alat ekstrasi.
mengkristalkan larutan dan aquadest untuk d. Air Pendingin juga dihidupkan
melarutkan residu. Dibeli dari toko bahan e. Setelah proses ekstraksi selesai , lalu
kimia Semarang. pekatkan
a) Khloroform,digunakan pada saat f. Lrutan pekat ditambah 100 ml aquadest
ekstraksi yang berfungsi untuk dan ekstraksi pada corong pemisah.
menghilangkan warna hijau yang g. Ekstraksi pada corong pemisahyang
dihasilkan oleh Khlorophyl. pertama, menggunakan khloroform
b) N-Butanol, digunakan pada ekstraksi sebanyak 25 ml dan diulang-ulang hingga
setelah ekstraksi dengan menggunakan warna hijau hampir hilang.
khloroform. h. Pada ekstraksi yang kedua digunakan n-
Untuk menguapkan pelarut, digunakan butanol sebanyak 25 ml dan diulang-ulang
rangkaian alat distilasi. Sedangkan untuk hingga warna n- butanol kuning pucat.
menguapkan n- Butanol pada saat setelah
dilakukan pemisahan dengan corong pisah, 3. Proses Distilasi vacum larutan n- Butanol
digunakan rangkaian alat distilasi vacum. (Winkle,1967)
Analisa hasil
Prosedur penelitian
Larutan pekat yang diperoleh adari proses
1. Perlakuan pendahuluan
ekstraksi ini dianalisa untuk mengetahui indeks
a. Daun Stevia yang digunakan adalah daun
bias dan berat kristal.
stevia basah yang telah di keringkan
1. Indeks Bias ( Sutrisno Puspodikoro,1986)
terlebih dahulu dengan cara pengeringan
Indeks Bias dapat diketahiu dengan
alam, daun dilayukan dengan cara diangin-
menggunakan alat Refraktometer Abbe.
anginkan dalam tampah / pengering yang
2. Berat Kristal.
lain .Maksud dari pengeringan
Larutan pekat hasil ekstraksi daun stevia yang
pendahuluan adalah agar kadar air dari
telah dianalisa indeks biasnya dilarutkan dalam
daun stevia berkurang tidak terlalu cepat.
metanol panas, disaring dan disimpan pada
Setiap saat daun stevia dapat dibolak balik
suhu 5 oC selama 24 jam ( Darnoko &
selama kurang lebih empat hari. Setelah
Atmawinata , 1984) kemudian kristal yang
layu kemudian dipanaskan dibawah sinar
terbentuk ditimbang.
matahari hingga kering.Hal ini dapat
dilihat secara fisika dengan diremas-remas
tangn , bila hancur sebagai tanda bahwa
Hasil dan Pembahasan
daun stevia tersebut telah kering.
b. Selanjutnya di blender sehingga terbentuk
serbuk dan siap diekstraksi. 1. Pengaruh Jumlah sirkulasi terhadap Indeks
c. Dengan jalam pengeringan ini , kadar air Bias Larutan hasil
sediaan tersebut lebih kurang 7 %. Pengaruh Jumlah sirkulasi terhadap indeks bias
larutan hasil ekstraksi daun stevia dapat dilihat
2. Proses ekstraksi daun stevia pada tabel I dan gambar 1.
a. Timbang 20 gram serbuk daun stevia ,
kemudian dimasukkan kedalam kolom
ekstraksi tabung tegak dengan
menggunakan kertas saring sebagai
penahan.
29
Momentum, Vol. 1, No. 2, Oktober 2005 : 27 - 32
Dengan ralat rerata , R = 1,7389 % ( untuk jenis 2 6 0,2099 0,1950 0,2093 0,1439
pelarut etanol )
3 8 0,2985 0,2576 0,2811 0,1642
Y (x) = 1,2102 + 0,0365x ± 0,0019 x2
4 10 0,2173 0,1347 0,1730 0,1530
Dengan ralat rerata ,R = 6,7371 % ( untuk jenis
5 12 0,1569 0,0786 0,1220 0,1198
pelarut Spiritus )
1,4
1,39
Dengan ralat rerat ,R = 8,1307% ( untuk jenis
1,38 Poly. (Spiritus) pelarut metanol )
1,37 Poly. (Aquadest)
1,36 Poly. (Metanol)
1,35 Poly. (Etanol)
1,34 Y ( x) = 1,3335 + 0,0139 x ± 0,0007 x2
1,33
1,32
4 6 8 10 12 Dengan ralat rerata ,R = 13,2893 % ( untuk jenis
Jumlah sirkulasi pelarut etanol)
Gambar.1 Grafik hubungan antara jumlah sirkulasi Y ( x) = 1,2102 + 0,0365 x ± 0,0019 x2
dengan indeks bias
30
EKSTRAKSI GULA STEVIA « (R. D. Ratnani)
Dengan ralat rerata ,R= 7,0620 % ( untuk pelarut terhadap kelarutan suatu senyawa dalam pelarut
spiritus ) tersebut.
Menurut Kinggrorn et al. (1982) dalam
Y(x) = 0,0015 + 0,0422 x ± 0,0027 x2 daun stevia terdapat paling sedikit enam senyawa
glikoside- steviol dengan polaritas yang berbeda-
Dengan ralat rerata ,R = 2,5485 % ( untuk pelarut beda. Diperkirakan larutnya senyawa glikoside ±
aquadest) steviol dalam metanol teknis lebih banyak
sehingga hasil ekstraksinya lebih baik
dibandingkan dengan pelarut yang lain.
3. Kondisi Optimum.
Kondisi operasi yang optimum untuk
Grafik Hubungan Jumlah Sirkulasi dengan berat
kristal
mengekstraksi daun stevia adalah delapan kali
sirkulasi dan pelarut yang digunakan metanol
0,35 teknis.
0,3
Simpulan
Berat Kristal ( gr)
0,25
0,2
Poly. (Metanol) Dari penelitian yang dilakukan dapat diambil
Poly. (Spirtus)
Poly. (Aquadest)
simpulan sebagai berikut :
0,15
Poly. (Etanol)
0,1 1. Gula stevia dapat diperoleh dengan cara
0,05
mengekstraksi daun stevia dengan
menggunakan jenis pelarut yang berbeda yaitu
0
0 5 10 15 metanol,etanol,spiritus, dan Aquades.
Jumlah Sirkulasi 2. Kondisi operasi yang relatif baik untuk
mengekstraksi daun stevia sehingga
memperoleh hasil yang baik pula adalah 8 kali
Gambar. 2 Grafik Hubungan Jumlah Sirkulasi dengan
Berat Kristal. sirkulasi dengan pelariut metanol teknis.
3. Kristal yang terambil dari serbuk stevia dengan
berat 20 gram dan volume pelarut 200 ml
Dari Gambar 2 dapat dilihat adalah 0,2985 gram dengan indeks bias 1,3950
bahwa semakin banyak jumlah sirkulasi 4. Hasil akhir yang diperoleh berbentuk kristal
maka berat kristal yang dihasilkan akan halus berwarna coklat.
semakin besar. Hal ini disebabkan karena
semakin sering terjadi kontak antara bahan Daftar Pustaka
dengan pelarut,sehingga stevioside yang AnoQLP ³ Proses Penyarian Pemanis Alam
terlarut dari jaringan daun stevia akan Berasal dari Tanaman SteviaDepartemnen
semakin banyak diperoleh .Tetapi setelah Perindustrian Badan Penelitian dan Pengembangan
disirkulasi mencapai dan melampaui Industri ³ Balai Penelitian dan Pengembangan
delapan kali sirkulasi ternyata berat kristal industri Semarang.
yang dihasilkan akan semakin
menurun.Hal ini dimungkinkan bahwa Atmawinata Oskaroi, Muhammad Tamzil,Darnoko
dengan delapan kali sirkulasi , ekstraksi & Soekarto, T.,Soewarno, 1984, ³ Tingkat
telah mencapai tingkat Manisnya Gula Stevia Terhadap Sukrose´ 0HQDUD
maksimum,sehingga bila dilanjutkan maka Perkebunan.
tidak effisien lagi karena akan terjadi
penurunan jumlah berat kristal. Darnoko & Oskari Atmawinata,1979, ³ (NVWUDNVL
Sedangkan dari grafik dalam gambar 2 Gula Stevia ³ 0HQDUD Perkebunan.
dapat dilihat bahwa dengan pelarut metanol
diperoleh berat kristal yang paling tinggi. Hal ini di )XMLWD + (GDKLUR 7 ³Safety and
sebabkan karena metanol yang digunakan adalah Utilization of Stevia sweetener³ Shokuhin Hogya.
metanol teknis, sehingga lebih banyak
mengandung air, sehingga popularitasnya lebih 3DGPDZLQDWD . ³Isolasi dan Karakteristik
tinggi. Popularitasnya suatu pelarut berpengaruh Senyawa Manis Dari Daun Stevia Rebaudiana
31
Momentum, Vol. 1, No. 2, Oktober 2005 : 27 - 32
32