a.) Umum
Terkait spesifikasi teknis Jembatan Panel Darurat 30-DSR2, PT. Wiratama Globalindo Jaya
memiliki klasifikasi sebagai berikut:
Struktur : Jembatan Rangka Baja Terbuka (Half Through Truss Panel Bridge)
Tipe : Tipe Rangka Panel DSR2 / Double-Single-Reinforced 2
Bentang : 30 meter (panjang setiap satu panel = 3000 mm)
Lebar :
Lantai kendaraan = 4.20 meter (terdiri dari 4 segmen panel arah
melintang)
Rangka panel terdalam = 4.64 meter (pusat ke pusat rangka panel)
Pusat ke pusat antara double panel = 550 mm
Tinggi :
Permukaan lantai terhadap permukaan bawah bearing plate = 910 mm
(fixed end & sliding end)
Tinggi rangka panel utama (jarak center ke center pin atas dan bawah dalam satu
panel, tidak termasuk perkuatan chord) maksimum = 2.134 meter
• Jembatan Rangka Panel Darurat 30-DSR2 (Double-Single-Reinforced 2) memiliki design
yang dapat dioptimalkan menjadi 30-TSR3 (Triple-Single-Reinforced 3)
• Komponen Rangka Jembatan Panel Darurat sekurang-kurangnya memiliki Panel Utama,
Transom, Reinforced Chord, Horizontal Frame, Vertical Frame, End-post (male-female),
Plat lantai (Deck), Kerb, Bearing, Sway Brace, Pin panel serta kunci pin dan baut.
• Panjang Pelat Lantai/Deck adalah 3 meter
• Pin memiliki Spring Steel Safety Clips (Anti-Theft)
• Struktur Jembatan Panel Darurat dilengkapi dengan struktur ramp on dan ramp off
dengan panjang = 4.005 meter yang dilengkapi struktur pengaku yang mampu
menahan beban kendaraan.
b.) Panel
• Sambungan antara rangka panel utama dengan komponen lainya menggunakan baut.
• Jarak antar profil ([100 x 51.5 x 6.5 x 7.5 ) pada panel utama adalah 80 mm.
c.) Transom
• Sambungan antara transom dengan rangka panel utama menggunakan baut.
• Sambungan antara transom dengan deck frame menggunakan pin yang dilas pada
komponen transom.
• Panjang transom dapat mengakomodir kemungkinan jembatan menjadi tipe TSR dengan
lebar bersih lanjur lalu lintas 4,2 meter.
• Tinggi transom adalah 400 mm dihitung dari bagian terbawah top flange hingga bagian
teratas bottom flange.
Baja yang akan ditumpuk di lokasi ditempatkan di atas balok-balok kayu yang rata dan
tidak langsung di atas tanah. Cross Girder, Panel, dan Frame Deck diletakkan mendatar.
Cross Girder disusun secara berdiri vertikal (Gambar 1.1 Terlampir).
Lapisan galvanis dibuat dengan mutu tinggi, dan dalam keadaan normal tidak
memerlukan perbaikan. Cacat kecil memungkinkan untuk tidak perlu diperbaiki.
Sedangkan untuk kerusakan yang lebih luas, misalnya kerusakan galvanis sewaktu
memperbaiki komponen baja, maka komponen tersebut harus dibersihkan dengan
gerinda sampai permukaan logam dasarnya terlihat dan selanjutnya dilabur dengan cat
primer seng organik (inorganic zinc priming).
Banyaknya baut yang disuplai akan sama dengan jumlah yang dibutuhkan untuk bentang
jembatan, launching nose dan peralatan pemasangan, ditambah kelebihan 2-3% (dari
tiap ukuran) sebagai cadangan bila terjadi kehilangan atau kerusakan selama perakitan.
Semua split pin, baut, mur, dan ring yang tersisa setelah penyelesaian pemasangan,
termasuk komponen launching nose dan komponen pemasangan lainnya harus
dibersihkan dan disortir, dibungkus dalam kantong dan dikembalikan kepada pengawas.
Pin dan split pin terbuat dari baja, sementara baut, mur, dan ring digalvanis. Semuanya
harus disimpan di tempat yang tertutup dan aman di atas permukaan tanah sampai
diperlukan untuk digunakan.
Ada dua macam baut yang disuplai, yaitu yang digalvanis dan black finish. Baut dengan
black finish diberi pelindung dari oli ringan, dan mur dengan pelindung lapisan lilin ringan
(light wax coating) pada bagian ulirnya. Sebelum digunakan, baut harus diperiksa terlebih
dahulu dari kotoran, kontaminasi atau oksidasi berat pada bagian ulirnya dengan
menggunakan sikat atau mur yang sudah tidak terpakai. Agar mendapatkan pengencangan
yang benar, saat minyak pelumas hilang atau atas perintah pengawas, maka ulir baut
harus disikat dengan minyak pelumas ringan sebelum dipasang.
3.1 Alat dan Bahan yang digunakan atau peralatan ringan untuk pemasangan
(Toolkit)
Combination Wrench
Pin / Drift
Metode perancah adalah salah satu metode pemasangan Jembatan Panel Bailey yang
paling umum digunakan di Lapangan karena relatif mudah dan cukup menggunakan
peralatan yang sederhana. Langkah-langkah pemasangan Jembatan Panel Bailey dengan
metode perancah dapat diuraikan sebagai berikut :
Peralatan minimum yang harus disiapkan seperti yang sudah diuraikan sub bab
sebelumnya diatas.
Bahan yang digunakan seperti Balok kayu, bisa menyesuaikan ukuran yang ada di
Lapangan misalnya balok kayu 8/8, 10/10, 12/12 (ukuran dalam cm), Paku 2 – 5
inch secukupnya, serta batang kelapa sebagai perancah menyesuiakan panjang
bentang Jembatan. Selain batang kelapa, karena struktur Jembatan Panel relatif
ringan sehingga masih penggunaan scaffolding sebagai perancah masih
memungkinkan untuk digunakan.
2) Setel atau pasang balok stafling dengan elevasi tertentu dengan ketinggian yang
sama pada masing-masing abutment Jembatan. Untuk mendapatkan elevasi yang
sama bisa menggunakan waterpass, theodolite atau total stasiun.
3) Pasang & tempatkan perancah batang kelapa atau scaffolding (bila ada) pada
posisi yang sudah ditentukan.Pastikan top elevasi masing-masing perancah sama.
Posisi perancah yaitu pada jarak 2.5m, 5.5m, 11.5m, 20.5 m dan seterusnya dari
sisi abutmen kiri.
Segmen kedua dan seterusnya : Rangka Panel utama - Perkuatan Panel (bila ada)
– Raker
Setelah segmen terakhir Jembatan Panel terpasang kemudian pasang End post
(Female).
6) Pasang lantai Jembatan (Deck frame untuk lantai kayu atau orthotropic deck untuk
lantai baja
7) Setelah semua baut Jembatan dipastikan terpasang dan sudah kencang 100%
kemudian perancah dilepas, dan Jembatan diturunkan perlahan-lahan dengan
menggunakan dongkrak.
8) Pasang angkur Jembatan pada block out yang sudah ditentukan kemudian di
grouting atau di cor dengan mutu beton yang lebih tinggi.
Metode ini idealnya digunakan untuk Jembatan Panel yang lebih dari satu bentang (multi
span). Karena bentang pertama Jembatan akan menjadi pemberat (counterweight) untuk
bentang Jembatan kedua. Bila metode ini digunakan hanya untuk satu bentang saja,
maka diperlukan segmen Panel tambahan, yang mana bila Jembatan sudah terpasang,
maka segmen tambahan tersebut dibongkar dan bisa digunakan di pemasangan
Jembatan Panel yang lain. Langkah-langkah metode pemasangan Jembatan Panel dengan
metode launching yang dikombinasikan dengan metode cantilever:
Pembersihan area lokasi pekerjaan harus dilakukan, untuk menempatkan direksi keet,
barak, gudang penyimpanan peralatan & material bila diperlukan. Selain itu Oprit
Jembatan pada abutment sebelah kiri harus dibersihkan dan diratakan karena bentang
Jembatan Panel akan dipasang terlebih dahulu pada area ini.
Bahan yang digunakan seperti Kayu bulat berdiameter 10 – 15cm atau pipa baja
berdiameter 10cm panjang minimal 5 meter per batang (bila ada) yang akan
difungsikan sebagai roll.
3) Pasang Jembatan Panel (kecuali Endpost & lantai) dan ditempatkan diatas sekurang-
kurangnya 1.5 kali dari jumlah total segmen Jembatan. Disarankan memasang seluruh
segmen Jembatan Panel bila panjang oprit yang tersedia, cukup rata dan tidak
berbelok.
6) Setelah semua segmen Jembatan terpasang, kemuadian pasang End post (Male &
Female) lalu pasang komponen lantai Jembatan
Dengan metode ini setengah bentang Jembatan Panel harus dirangkai di Darat yang
selanjutnya akan berfungsi sebagai pemberat (counterweight), selain itu dibutuhkan
minimal satu titik perancah (kiri & kanan) di pasang di Tengah sungai. Tahapan-tahapan
pemasangan Jembatan Panel dengan metode ini adalah :
2) Pasang atau rangkai setengah bentang Jembatan di Darat yaitu disebelah kiri
Abutment.
4) Pasang segmen Jembatan Panel seperti yang sudah diuraikan sebelumnya diatas
hingga mencapai titik perancah yang sudah di pasang di Tengah Jembatan
6) Pasang komponen End post (male & female) dan lantai Jembatan
Secara prinsip metode ini hampir sama kombinasi antara metode perancah dan metode
cantilever. Pada metode ini, seluruh komponen Jembatan Panel kecuali end post dan
lantai dipasang di Daratan yaitu sisi sebelah kiri abutment. Tempatkan minimal satu titik
perancah di Tengah bentang sungai. Dari arah abutment sebelah kanan Jembatan ditarik
perlahan-lahan dengan menggunakan winch hingga Jembatan mencapai titik perancah.
• Semua material baja yang digunakan harus dipabrikasi oleh pabrik baja nasional yang
diakui, bersertifikat ISO 9001 dan mempunyai Mill Certificate.
• Material baja yang digunakan merupakan produksi dalam negeri.
• Semua baja harus dikirim bersama dengan sertifikat pabrik dari pabrik baja dan
sertifikat uji langsung kepada Pengguna Barang/Jasa.
• Untuk mencapai efisiensi yang optimal Penyedia barang/jasa boleh mengusulkan
struktur baja ekuivalen dan memenuhi standar spesifikasi dari negara asal untuk
persetujuan Pengguna Barang/Jasa dengan memberikan deskripsi lengkap tentang
material, termasuk komposisi kimia, sifat mekanikanya, dan sebagainya.
• Semua baut menggunakan material Grade 8.8 menurut EN 20898/DIN 6914 (ekivalen
dengan A325M ASTM F3125M) atau setara kecuali baut angkur menggunakan material
dengan mutu A307 menurut ASTM atau setara. Penyedia Barang/Jasa wajib
menyediakan kunci momen untuk pemasangan baut dengan kapasitas torsi yang
memenuhi kebutuhan sambungan baut.
• Untuk sambungan panel menggunakan Pin Panel dengan mutu Grade 30 CrMnTi atau
JIS G4053 grade SCM 440 atau material lain dengan Kuat Tarik minimal 1.200MPa
• Toolkit yang dimaksud pada No. 1 di atas harus disediakan 1 (satu) set untuk setiap
satu bentang jembatan kecuali launching nos dan launcher sejumlah 2 set untuk total
pengadaan jembatan.
Steel Deck Orthotropic berfungsi sebagai lantai Jembatan yg menerima beban langsung
dari kendaraan yang melintas kemudian disalurkan ke gelagar melintang (transom).
DIMENSI
MARKING NAMA KOMPONEN
X-Y-Z
4.10 TOLERANSI
• Mengacu pada analisa perhitungan pembebanan menurut HS25-44 (AASHTO), angka
toleransi pembebanan kurang lebih adalah 5% (lima) persen dari total beban atau yang
dijelaskan HS25-44 sesuai AASHTO 16th edition 1996: STANDAR SPECIFICATION for
HIGHWAYS BRIDGES.
TOTAL 50.924,44