PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 5 TAHUN 2021
tentang Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
0
Outline #01
PENDAHULUAN 1
PERUBAHAN PARADIGMA PERIZINAN
BERUSAHA
Subtansi UU No 2 Tahun 2017 UU No 11 Tahun 2020 PP 14 Tahun 2021 PP No 5 Tahun 2021
Definisi Pasal 1 Angka Pasal 1 Angka 4 Pasal 1 Angka 19 Pasal 1
Izin Usaha Jasa Konstruksi Perizinan Berusaha adalah Perizinan Berusaha Bidang
1. Perizinan Berusaha adalah
yang selanjutnya disebut legalitas yang diberikan Jasa Konstruksi adalah izin
legalitas yang diberikan kepada
lzin Usaha adalah izin yang kepada Pelaku Usaha yang diberikan kepada usaha
Pelaku Usaha untuk memulai dan
diberikan kepada badan untuk memulai dan orang perseorangan atau
menjalankan usaha dan/ atau
usaha untuk menjalankan usaha badan usaha untuk
kegiatannya.
menyelenggarakan dan/atau kegiatannya. menyelenggarakan kegiatan
3. Perizinan Berusaha Berbasis
kegiatan Jasa Konstruksi. Jasa Konstruksi.
Risiko adalah Perizinan Berusaha
berdasarkan tingkat Risiko
kegiatan usaha.
4. Perizinan Berusaha Untuk
Menunjang Kegiatan Usaha
adalah legalitas yang diberikan
kepada Pelaku Usaha untuk
menunjang kegiatan usaha.
1. 5.
Pengaturan Perizinan
Pengaturan Perizinan Berusaha
Berusaha Berbasis
BerbasisRisiko;
Risiko; Pengaturan
Evaluasi dan Perizinan
ReformasiBerusaha
KebijakanBerbasis Risiko;
Perizinan
4. 8.
Pengaturan
Tata Perizinan Berusaha
Cara Pengawasan PerizinanBerbasis
BerusahaRisiko; Pengaturan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
Sanksi
Berbasis Risiko;
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
8
RAKYAT
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2021
tentang Perizinaan Berusaha Berbasis Risiko
0
Outline #02
KETENTUAN UMUM DAN NSPK 2
DEFINISI
• Perizinan Berusaha Berbasis Risiko adalah Perizinan Berusaha berdasarkan tingkat Risiko kegiatan usaha.
• Perizinan Berusaha adalah legalitas yang diberikan kepada Pelaku Usaha untuk memulai dan menjalankan
usaha dan/atau kegiatannya.
• Pelaku Usaha adalah orang perseorangan, badan usaha, kantor perwakilan, dan badan usaha luar negeri
yang melakukan kegiatan usaha dan/atau kegiatan pada bidang tertentu.
• Nomor Induk Berusaha yang selanjutnya disingkat NIB adalah bukti registrasi/pendaftaran Pelaku Usaha
untuk melakukan kegiatan usaha dan sebagai identitas bagi Pelaku Usaha dalam pelaksanaan kegiatan
usahanya.
• Sertifikat Standar adalah pernyataan dan/atau bukti pemenuhan Standar pelaksanaan kegiatan usaha.
• Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia yang selanjutnya disingkat KBLI adalah kode klasifikasi yang
diatur oleh lembaga pemerintah non kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
statistik.
• Sistem Perizinan Berusaha terintegrasi Secara Elektronik (Online Single Submission) yang selanjutnya
disingkat Sistem OSS adalah sistem elektronik terintegrasi yang dikelola dan diselenggarakan oleh Lembaga
OSS untuk penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.
6. Perindustrian 14. Pos, telekomunikasi, penyiaran, dan sistem dan transaksi elektronik;
Tingkat Risiko
• Dilakukan dengan mekanisme:
Klasifikasi
2. Risiko Menengah Rendah (MR) NIB + Sertifikat Standar*
1.pengidentifikasian kegiatan usaha;
2.penentuan dan penilaian bahaya; 3. Risiko Menengah Tinggi (MT) NIB + Sertifikat Standar
3.penilaian potensi terjadinya bahaya;
4.penentuan tingkat Risiko; dan
5.penetapan jenis Perizinan Berusaha.
4. Risiko Tinggi (T) NIB + Izin
• Terdapat standar dan • Standar dan kewajiban yang • Izin merupakan persetujuan
kewajiban yang harus dipenuhi ditetapkan pemerintah Pemerintah Pusat atau
pusat/daerah sesuai
dalam memperoleh SS; Pemerintah Daerah untuk
kewenangannya, berdasar hasil
pelaksanaan kegiatan usaha
• Pembuktian pemenuhan verifikasi dan diterbitkan oleh OSS;
standar dan kewajiban cukup yang wajib dipenuhi;
• Membuat pernyataan melalui
dengan bentuk pernyataan Sistem OSS untuk memenuhi • Izin menjadi legalitas dalam
mandiri; standar pelaksanaan, untuk melaksanakan Usaha;
menerbitkan NIB;
• Dilakukan melalui OSS, NIB
terbit • Dilakukan verifikasi oleh
Pemerintah Pusat atau Pemerintah
Daerah sesuai kewenangan masing-
masing dan tidak dapat melakukan
kegiatan usaha sebelum
terverifikasi
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
14
RAKYAT
Pasal 7 s.d. Pasal 15
NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA
PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO
0
Outline #03
SEKTOR PUPR 3
PERIZINAN BERUSAHA SEKTOR PUPR
SUBSEKTOR
KBLI
0
Outline #04 (Pasal 254 s.d. Pasal 260)
TATA CARA PENILAIAN KUALIFIKASI 4
Badan Usaha Jasa Konsultansi Konstruksi BERSIFAT UMUM (1)
Kualifikasi
Uraian
Kecil Menengah Besar
1. Awal Pengajuan • Pengajuan Baru • Baru 🡪 Naik jenjang dari • Baru 🡪 Naik jenjang dari
• Perpanjangan Transisi Kualifikasi Kecil Kualifikasi Menengah
• Perpanjangan Transisi • Perpanjangan
Uraian
Kualifikasi
Kecil Menengah Besar
4. Kesediaan Tenaga Ahli a. 1 (satu) orang PJBU sebagai a. 1 (satu) orang PJBU sebagai a. 1 (satu) orang PJBU sebagai pimpinan
pimpinan tertinggi; pimpinan tertinggi; tertinggi;
Konstruksi b. BUJKN dan/atau KP BUJKA :
b. 1 (satu) PJTBU dengan SKK b. 1 (satu) orang PJTBU dengan
1 (satu) PJTBU dengan SKK Konstruksi
Konstruksi jenjang kualifikasi SKK Konstruksi jenjang jenjang kualifikasi KKNI tingkat 9
Syarat klasifikasi dan jabatan ahli paling rendah kualifikasi KKNI paling rendah (sembilan) atau memiliki sertifikat
jenjang 7 (tujuh) sesuai dengan jenjang 8 (delapan) sesuai ASEAN Architect atau ASEAN Chartered
subklasifikasi subklasifikasinya; dengan subklasifikasinya; dan Professional Engineer sesuai dengan
kompetensi dari c. PJBU dapat merangkap sebagai c. 1 (satu) orang PJSKBU per
subklasifikasinya; dan
c. BUJKN :
masing-masing tenaga PJTBU; dan Subklasifikasi dengan SKK
1 (satu) orang PJSKBU per Subklasifikasi
Konstruksi jenjang kualifikasi
kerja berbeda-beda d. 1 (satu) orang PJSKBU per
KKNI paling rendah jenjang 7
dengan SKK Konstruksi jenjang
Subklasifikasi dengan SKK kualifikasi KKNI paling rendah jenjang 8
tergantung Konstruksi jenjang kualifikasi (tujuh) sesuai dengan (delapan) sesuai dengan
Subklasifikasinya. Subklasifikasinya.
subklasifikasi badan KKNI paling rendah tingkat 6
KP BUJKA :
(enam) sesuai dengan
usahanya Subklasifikasinya.
1 (satu) orang PJSKBU per Subklasifikasi
dengan SKK Konstruksi kualifikasi KKNI
jenjang 9 (sembilan) atau memiliki
sertifikat ASEAN Architect atau ASEAN
Chartered Professional Engineer sesuai
dengan Subklasifikasinya.
Badan Usaha Jasa Konsultansi Konstruksi BERSIFAT SPESIALIS
BADAN USAHA JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI BERSIFAT SPESIALIS
Uraian
Nasional KP BUJKA
3. Ketersediaan Tenaga Ahli a. 1 (satu) orang PJBU sebagai pimpinan a. 1 (satu) orang PJBU sebagai pimpinan tertinggi;
tertinggi; b. 1 (satu) orang PJTBU dengan SKK Konstruksi
Konstruksi.
b. 1 (satu) orang PJTBU dengan SKK Konstruksi jenjang kualifikasi KKNI tingkat 9 (sembilan)
Syarat klasifikasi dan jenjang kualifikasi KKNI paling rendah tingkat atau memiliki sertifikat ASEAN Architect atau
subklasifikasi kompetensi dari 7 (tujuh) sesuai dengan subklasifikasinya; dan ASEAN Chartered Professional Engineer sesuai
dengan subklasifikasinya; dan
masing-masing tenaga kerja c. 1 (satu) orang PJSKBU per Subklasifikasi
dengan SKK Konstruksi jenjang kualifikasi c. 1 (satu) orang PJSKBU per Subklasifikasi dengan
berbeda-beda tergantung KKNI paling rendah tingkat 7 (tujuh) sesuai SKK Konstruksi jenjang kualifikasi KKNI paling
subklasifikasi badan usahanya dengan Subklasifikasinya. rendah tingkat 8 (delapan) sesuai dengan
Subklasifikasinya.
Badan Usaha Pekerjaan Konstruksi BERSIFAT UMUM (1)
Uraian
Kualifikasi
Kecil Menengah Besar
1. Awal Pengajuan • Pengajuan Baru • Baru 🡪 Naik jenjang • Baru 🡪 Naik jenjang dari
• Perpanjangan Transisi dari Kualifikasi Kecil Kualifikasi Menengah
• Perpanjangan Transisi • Perpanjangan Transisi
2. Penjualan Tahunan • Untuk pengajuan • ≥ Rp. 2.500.000.000,- • Untuk BUJKN
(Bukti: Pencatatan baru tidak ada ≥ Rp. 50.000.000.000,-
pengalaman sejenis Penjualan Tahunan • Untuk KP BUJKA
berdasarkan • ≤ Rp. 2.500.000.000,- ≥ Rp.
subklasifikasinya oleh (tidak wajib) 100.000.000.000,-
LPJK)
3. Kemampuan • ≥ Rp. 300.000.000,- • ≥ Rp. 2.000.000.000,- • Untuk BUJKN
Keuangan ≥ Rp.
(Bukti: Laporan 25.000.000.000,-
Keuangan Perusahaan) • Untuk KP BUJKA
≥ Rp.
Badan Usaha Pekerjaan Konstruksi BERSIFAT UMUM (2)
Uraian
Kualifikasi
Kecil Menengah Besar
Uraian
Kualifikasi
Kecil Menengah Besar
3. Ketersediaan Tenaga Ahli a. 1 (satu) orang PJBU sebagai pimpinan a. 1 (satu) orang PJBU sebagai pimpinan tertinggi;
Konstruksi tertinggi; b. 1 (satu) orang PJTBU dengan SKK Konstruksi
b. 1 (satu) orang PJTBU dengan SKK Konstruksi jenjang kualifikasi KKNI tingkat 9 (sembilan)
Syarat klasifikasi dan jenjang kualifikasi KKNI paling rendah
atau memiliki sertifikat ASEAN Architect atau
ASEAN Chartered Professional Engineer sesuai
subklasifikasi kompetensi dari tingkat 8 (delapan) sesuai dengan
dengan klasifikasinya; dan
klasifikasinya; dan
masing-masing tenaga kerja c. 1 (satu) orang PJSKBU per Subklasifikasi
c. 1 (satu) orang PJSKBU per Subklasifikasi
berbeda-beda tergantung dengan SKK Konstruksi jenjang kualifikasi
dengan SKK Konstruksi jenjang kualifikasi KKNI
paling rendah tingkat 8 (delapan) sesuai
subklasifikasi usahanya KKNI paling rendah tingkat 7 (tujuh) sesuai dengan Subklasifikasinya.
dengan Subklasifikasinya.
Badan Usaha Pekerjaan Konstruksi BERSIFAT SPESIALIS (2)
BADAN USAHA PEKERJAAN KONSTRUKSI BERSIFAT SPESIALIS
Uraian
Nasional KP BUJKA
Uraian
Kualifikasi
Kecil Menengah Besar
Uraian
Kualifikasi
Kecil Menengah Besar
Uraian
Kualifikasi
Kecil Menengah Besar
0
Outline #05
SERTIFIKAT STANDAR 5
SERTIFIKAT STANDAR
SUBSEKTOR JASA KONSTRUKSI
Sertifikat Standar Perizinan Berusaha subsektor jasa
konstruksi meliputi:
• SBU Konstruksi wajib dimiliki oleh BUJK • SKK Konstruksi wajib dimiliki tenaga • Lisensi wajib dimiliki oleh Lembaga
yang menyelenggarakan layanan jasa kerja konstruksi. Sertifikasi Badan Usaha (LSBU) dan
konstruksi. SKK Konstruksi diterbitkan melalui uji
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)
• SBU Konstruksi diterbitkan melalui kompetensi sesuai dengan standar
kompetensi kerja. bidang Konstruksi
suatu proses sertifikasi dan pencatatan
oleh menteri PUPR melalui SIJKT. Pelaksanaan uji kompetensi • Lebih lanjut terkait lisensi diatur
• BUJK mengajukan permohonan kepada dilaksanakan oleh LSP bidang dalam PP 14/2021 tentang
menteri PUPR melalui Lembaga konstruksi. Perubahan PP tentang Jasa
Sertifikasi Badan Usaha (LSBU) untuk Sertifikasi SKK Konstruksi dicatat oleh Konstruksi
mendapatkan SBU Konstruksi. menteri PUPR melalui SIJKT
• SBU Konstruksi berlaku untuk jangka SKK Konstruksi berlaku untuk jangka
waktu 3 (tiga) tahun dan dapat waktu 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang, serta dapat dilakukan diperpanjang, serta dapat dilakukan
perubahan. perubahan.
SKK Konstruksi yang akan diperpanjang
• SBU Konstruksi yang akan diperpanjang wajib diajukan sebelum habis masa
wajib diajukan sebelum habis masa berlakunya.
berlakunya.
Pengajuan: Tahapan:
1. Permohonan Baru; 1. permohonan; Dalam hal permohonan
2. Perpanjangan; atau 2. embayaran biaya; diajukan oleh BUJK PMA atau
KP BUJKA, proses berlaku
3. Perubahan 3. verifikasi dan secara mutatis mutandis
terhadap proses penyetaraan
validasi; dan kualifikasi dan subklasifikasi
4. persetujuan/
penolakan
*) Kecuali untuk SKKK jenjang 1
permohonan
s.d. 4 diajukan melalui LSP
0
Outline #06
PENGAWASAN dan SANKSI 6
PENGAWASAN
Pengawasan oleh menteri PUPR, bupati/walikota, Laporan Kegiatan Usaha Tahunan dilengkapi
Administrator KEK, dan kepala Badan Pengusahaan dengan:
KPBPB sesuai kewenangan berdasarkan ketentuan 1. pemenuhan standar keamanan, keselamatan,
peraturan perundang-undangan
kesehatan dan keberlanjutan;
2. daftar penggunaan tenaga kerja konstruksi dan
Untuk usaha orang tenaga kerja konstruksi bersertifikat; dan/atau
perseorangan dan BUJK 3. daftar penggunaan tenaga kerja asing.
kualifikasi kecil:
Pengawawasan 1. data usaha orang
Rutin: perseorangan atau badan Data Ctt. Pengalaman Kuali. Lain-nya
usaha Kecil
2. data kewajiban pelaksanaan
Nama paket pekerjaan; √ √
Laporan Kegiatan berusaha;
Usaha Tahunan Nama pengguna jasa √ √
Untuk BUJK kualifi. menengah,
besar, dan BUJK spesialis: Thn pelaksanaan pekerjaan √ √
Pencatatan 1. data kepatuhan pelaksanaan
Nilai Pekerjaan √ √
Perizinan Berusaha;
Pengalaman
2. data kinerja manajemen BASTP √ √
perusahaan;
Kinerja Peny. Jasa Tahunan - √
3. data kinerja proyek.