Anda di halaman 1dari 3

Popularitas teh di dunia sebagai komoditas yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh

mulai meningkat seiring berjalannya waktu. Program improvisasi dalam budidaya tanaman teh
semakin masif dilakukan dalam upaya mencukupi permintaan konsumen dengan cara
meningkatkan kualitas produksi.
Salah satu faktor yang berperan dalam optimalisasi hasil budidaya tanaman teh adalah
manajemen pemupukan. Dalam hal ini, baik pupuk inorganik maupun organik memberikan
pengaruh besar terhadap kualitas dari daun teh yang dipanen, baik dari segi rasa, aroma,
maupun warna. Namun saat ini, sebagian besar penggunaan pupuk dalam rangka optimalisasi
budidaya tanaman teh masih bergantung pada pupuk inorganik. Di sisi lain, dominasi
penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dikhawatirkan memberi dampak pada
kestabilan ekosistem, terutama kelestarian tanah dan mikrobiota yang ada di dalamnya.
Salah satu unsur yang diperlukan dalam jumlah yang relatif banyak adalah unsur K atau
kalium. Walaupun tidak turut serta dalam struktur tanaman dan konstituen senyawa organik,
unsur K dilaporkan terlibat pada berbagai proses biokimiawi maupun fisiologis yang berperan
penting dalam pertumbuhan, meningkatkan indeks panen, dan membantu tanaman dalam
merespons cekaman. Dengan demikian, aplikasi nutrisi berimbang turut serta berkontribusi
dalam mempengaruhi serapan unsur K oleh tanaman untuk menghasilkan kualitas hasil panen
yang optimal.
Pada beberapa penelitian, introduksi KSB (Potassium Solubilizing Bacteria) mampu
meningkatkan efektivitas serapan unsur K pada tanaman. Beberapa strain bakteri anggota
famili Pseudomonaceae dilaporkan mampun meningkatkan kadar unsur K tersedia dalam
tanaman dan berkorelasi positif terhadap hasil panen. Proses peningkatan ketersediaan unsur K
di dalam tanah oleh bakteri ini dibantu oleh sekresi fraksi-fraksi asam organik dan beberapa
jenis enzim. Selain itu, bakteri tersebut juga mampu menghasilkan asam amino, vitamin,
fitohormon seperti auksin dan giberelin.
Penelitian yang di lakukan oleh Bagyalakshmi, et al., (2012) bertujuan untuk menguji
pengaruh introduksi KSB lokal yang dikombinasikan dengan variasi dosis unsur K dalam
meningkatkan hasil dan kualitas panen dari tanaman teh hitam. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan aplikasi KSB dengan 75% dosis kalium terbukti mampu meningkatkan status
nutrisi tanah, arsitektur kanopi, kandungan biokimiawi tajuk, populasi KSB dalam tanah,
aktivitas enzim dehidrogenase dalam tanah, serta kandungan metabolit sekunder dari teh
hitam.
Tabel 1. Status nutrisi tanah (Bagyalakshmi, et al., 2012)
Introduksi KSB pada tanah mampu mengurangi pemberian dosis kalium sebanyak 25%.
Adanya KSB terbukti meningkatkan unsur-unsur tersedia meliputi nitrogen, fosfor, kalium,
kalsium, magnesium, dan natrium tersedia di dalam tanah melalui proses mineralisasi (Tabel
1.). Hasil ini memiliki korelasi positif terhadap serapan nutrisi pada tajuk (Tabel 2.).
Kemelimpahan unsur-unsur tersebut dalam bentuk tersedia memudahkan tanaman teh untuk
menyerap nutrisi dari dalam tanah sebagai material untuk melakukan metabolisme secara
optimum di dalam tajuk. Hasil tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan kadar klorofil
daun serta kandungan gula sebagai produk asimilasi primer. Metabolisme yang terjadi secara
optimum membantu tanaman untuk memproduksi metabolit sekunder seperti theaflavin,
thearubigin, kafein dan substansi-substansi polimer lainnya yang dapat diamati pada (Tabel 3.).
Tabel 2. Kandungan nutrisi tajuk (Bagyalakshmi, et al., 2012)

Tabel 3. Kandungan metabolit sekunder (Bagyalakshmi, et al., 2012)


Signifikansi pada parameter-parameter biokimiawi dan fisiologis tanaman the yang
diberi perlakuan KSB dengan dosis 75% tersebut juga berkorelasi secara positif terhadap luas
area daun petikan maupun jumlah titik pemetikan per satuan luas, kelembaban air daun
sebagai indikasi peningkatan metabolisme, serta berat kering hasil panen (Tabel 4.), sehingga
didapatkan efisiensi perlakuan yang dibuktikan dengan nilai indeks produktivitas (Tabel 5.).
Tabel 4. Arsitektur kanopi (Bagyalakshmi, et al., 2012)
Tabel 5. Evaluasi KSB terhadap produktivitas (Bagyalakshmi, et al., 2012)
Populasi KSB pasca perlakuan di dalam tanah juga meningkat secara signifikan pada
perlakuan dosis kalium 75% (Grafik 1). Parameter ini didukung oleh aktivitas enzim
dehidrogenase yang signifikan pada perlakuan yang sama. (Grafik 2). Aktivitas enzim
dehidrogenase merupakan salah satu indikator tingginya populasi aktivitas KSB di dalam tanah
dalam melarutkan unsur kalium ke dalam bentuk yang tersedia untuk tanaman.

Grafik 1. Populasi KSB dalam tanah Grafik 2. Aktivitas dehidrogenase dalam tanah

Anda mungkin juga menyukai