Anda di halaman 1dari 14

PAPER TRANSNATIONAL COOPERATION (TNC)

Mata Kuliah: Masyarakat Transnasional


Dosen Pengampu: MAUDY NOOR FADHLIA, S.HUB.INT., MA
Kelompok 10 Palembang

Nama Anggota:
1. Chindy Nur Rahma (07041382126235) B Palembang
2. Siti fatimah azzahra putri (07041382126172) A Palembang

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2022
Latar Belakang
Nestlé adalah sebuah perusahaan multinasional di Vevey, Swiss yang bergerak
dalam bidang makanan. didirikan pada tahun 1867 oleh Henri Bersarang. Perusahaan ini
menghasilkan makanan dan minuman seperti makanan bayi, susu, kopi, cokelat, dan lain-
lain. Perusahaan ini masuk dalam bursa saham SWX Swiss Exchange. Pada tahun 1842.
HenryNestle membeli salah satu industri yang paling maju dan lincah p a d a
r e g i o n i t u p a d a m a s a t e r s e b u t . i a j u g a t e r l i b a t d a l a m memproduksi
minyak kacang (digunakan sebagai bahan baker lampu .)minyak), minuman keras, rum,
dan cuka. Ia juga mulai memproduksi kan menjual air mineral bergas dan lemonande,
meskipun pada tahun-tahun krisis dari 1845 dan 1847 Nes tle menghentikan
produksi air mineralnya.Nestle mulai tumbuh dan berkembang menjadi sebuah
perusahaan makanan terbesar di dunia, serta perusahaan makanan dan minuman yang
telah di percaya oleh banyak orang di seluruh dunia secara turun temurun hingga
s ekarang. P erus ahaan N es tle ters ebar di s eluruh mancanegara, Nestlé
berkomitmen untuk tetap berkembang p r o d u k - p r o d u k m e l a l u i i n o v a s i d a n
i n o v a s i d e m i m e m u a s k a n kebutuhan konsumennya di seluruh dunia.

Perusahaan transnasional (TNCs) atau perusahaan multinasional (MNCs) adalah


perusahaan yang beroperasi di lebih dari satu negara. Unilever, McDonalds, dan Apple adalah
contoh TNC.
TNC cenderung memiliki kantor dan kantor pusat yang berlokasi di negara maju. Mereka sering
memiliki pabrik di negara-negara yang tidak berkembang secara ekonomi untuk memanfaatkan
tenaga kerja yang lebih murah.

Ketika TNC berada di dalam suatu negara, ada kelebihan dan kekurangannya.
Keuntungan dari TNC yang berlokasi di suatu negara meliputi, antara lain:
 penciptaan lapangan kerja

 pendapatan stabil dan lebih dapat diandalkan daripada bertani

 pendidikan dan keterampilan yang lebih baik


 investasi dalam infrastruktur, misalnya jalan baru – membantu penduduk setempat serta
TNC

 membantu mengeksploitasi sumber daya alam

 basis ekonomi yang lebih berkembang untuk negara

 Kekurangan TNC yang berlokasi di suatu negara meliputi:

 lebih sedikit pekerja yang dipekerjakan, mengingat skala investasi

 kondisi kerja yang lebih buruk dalam beberapa kasus

 kerusakan lingkungan dengan mengabaikan hukum setempat

 keuntungan pergi ke perusahaan di luar negeri daripada lokal

 sedikit reinvestasi di daerah setempat

 pabrik-pabrik sering tidak bekerja dan pekerjaan tidak aman. Jika biaya tenaga kerja
meningkat, perusahaan dapat pindah ke tempat lain

 sumber daya alam yang dieksploitasi secara berlebihan

DAMPAK DAN PENGARUH TNC

Perusahaan transnasional adalah salah satu lembaga ekonomi terbesar di dunia. Beberapa


ahli menyarankan bahwa 300 TNC terbesar memiliki atau mengendalikan setidaknya seperempat
dari seluruh aset produktif dunia. Nilainya sekitar US$5 triliun. Ini menunjukkan skala dan
pengaruh TNC dalam perdagangan dunia.
Beberapa TNC dapat memberikan pengaruh langsung ke negara-negara berkembang:
mempekerjakan pejabat pemerintah yang terlibat dalam pembuatan kebijakan ekonomi
memberikan kontribusi keuangan kepada partai politik penyuapan
Beberapa TNC meminta bantuan pemerintah maju untuk memajukan atau melindungi
kepentingan mereka di negara berkembang. Terkadang ini melibatkan kekuatan militer.
Pada tahun 1954, AS melancarkan invasi ke Guatemala untuk mencegah pemerintah Guatemala
mengambil tanah yang tidak digunakan dari United Fruit Company untuk didistribusikan
kembali kepada petani.
TNC secara kolektif adalah kekuatan ekonomi paling kuat di dunia, tetapi tidak ada
organisasi antar pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengatur perilaku mereka. Hal ini
tentu saja menguntungkan negara maju dan menghambat pembangunan negara berkembang.
Perdagangan internasional bisa menjadi alat yang ampuh untuk mengakhiri
kemiskinan. Namun pada kenyataannya, ketimpangan masih terjadi dalam sistem perdagangan
internasional.
Awal sejarah Nestle dimulai ketika pendiri Nestle, Henri Nestlé, yang merupakan

seorang ahli farmasi Jerman meluncurkan kombinasi susu sapi, tepung terigu dan gula, yang

disebut Farine lactée. Produk ini menyelamatkan seorang anak tetangga Henri karena produk

ini memiliki nutrisi yang baik. 

Pada tahun 1905, perusahaan Anglo-Swiss Condensed Milk yang didirikan oleh Charles

dan George Page, melakukan merger dengan Nestle. Selama bertahun-tahun kedua perusahaan

ini telah saling berkompetisi secara sengit.

Ketika Perang Dunia I, perusahaan ini mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan

baku dan pendistribusian produk pun semakin sulit. Kekurangan susu segar di seluruh Eropa

memaksa pabrik-pabrik untuk menjual hampir semua pasokan mereka untuk memenuhi

kebutuhan kota-kota setempat. Meskipun demikian, perang mendatangkan banyak kontrak

dengan pemerintah kemudian didapatkan perusahaan khususnya permintaan susu. Untuk

mengimbangi permintaan ini, Nestlé membeli beberapa pabrik yang ada di Amerika Serikat dan,

pada akhir perang, perusahaan memiliki 40 pabrik di seluruh dunia.

Pada tahun 1920-an, perusahaan mengalami kesulitan ekonomi yang mendalam .

Beberapa operasi dirampingkan. Namun perusahaan tetap bertahan dengan melakukan akuisisi

dengan  Petrus, Cailler, Kohler Swiss Chocolate Company, yang membuat coklat menjadi bisnis

integral perusahaan ini. Kerjasama ini kemudian membuahkan produk baru yang merupakan

campuran susu malt dan minuman bubuk yang disebut Milo. Pada tahun 19,38, perusahaan
meluncurkan produk kopi Nescafé yang dua tahun kemudian menuai sukses. Perusahaan

kemudian meluncurkan Nestea sebagai modifikasi dari Nescafé. Pada perang Dunia II, produk

Nescafé menjadi minuman pokok prajurit Amerika yang bertugas di Eropa dan Asia. 

Pada tahun 1945, yang merupakan akhir Perang Dunia II, merupakan fase awal bagi

perusahaan. Puluhan produk baru ditambahkan sebagai pertumbuhan perusahaan. Produk Maggi,

dari bumbu sup, menjadi bagian dari keluarga Nestlé setelah merger dengan Alimentana SA di

tahun 1947. Pada tahun 1974, untuk kalinya perusahaan melakukan diversifikasi di luar industri

makanan ketika menjadi pemegang saham utama L'Oréal. Pada tahun 1977, perusahaan kemballi

membuat usaha kedua di luar industri makanan dengan mengakuisisi Alcon Laboratories Inc,

produsen AS dengan produk farmasi dan ophthalmic. 

Namun beberapa waktu lalu adanya info data yang bocor menyatakan 60% produk nestle

tidak sehat bahkan pihak nestle sendiri mengakui bahwasanya 30% dari produk mereka memang

tidak sehat. salah satu contoh nya ialah produk susu formula bayi dari nestle mendapat kecaman

dari pihak yang berkepentingan yaitu ibu ibu bayi,organisasi kesehatan lokal negara dan

pemerintah lokal karena pada produk susu bayi nya telah terkontaminasi dan malnutrisi untuk

bayi yang mengakibatkan kematian pada bayi.namun nestle mendapat jaminan aman dari WHO

dan UNICEF dengan menyatakan: kesalahan pada kelalaian persepsi produk formula bayi yang

terjadi pada umur 1-2 tahun karena terjadiny kontaminasi buatan serta kurangnya pengetahuan

tentang pentingnya air susu ibu. (Ekatnadi, n.d.)


Yang menjadi pertanyaan mengapa produk nestle tetap berdiri dan ada pada saat ini

padahal masyarakat sudah mengetahui bahwa produk tersebut tidak sehat? Setelah melakukan

berbagai analisis kami menemukan alasan alasan mengapa produk nestle masih berada di

pasaran serta masih banyak minat pembeli ialah sebagai berikut; (Prantomo et al., 2010)

1. Nestle dapat menggunakan strategi pemasaran secara berkala dan berkolaborasi dengan

partner lokal seperti organisasi maupun pemerintah melalui program edukasi berkelanjutan

secara jangka panjang dalam memasarkan inovasi-inovasi produk formula bayi.

2. Nestle tetap memeberikan produk sampling berupa pemakaian gratis melalui rumah sakit —

rumah sakit lokal dengan tidak meninggalkan etika dan moral.

3. Nestle dapat memberikan produk paket dengan non formula bayi dalam arti produk luar

seperti bedak, sabun, dan sebagainya sebagai bentuk kepedulian terhadap bayi dan ibu bayi

yang tidak beresiko tinggi seperti kehilangan nyawa.

4. Produk formula bayi sangat dipengaruhi oleh budaya masyarakat khususnya ibu bayi, maka

Nestle dapat melakukan pemasaran produk formula bayinya melalui produk-produk

pendukung yang digunakan oleh ibu bayi secara langsung seperti susu bubuk khusus ibu

hamil yang telah direkomendasikan oleh organisasi kesehatan.

5. Nestle melakukan survei dan observasi mengenai segemntasi pasar berdasar budaya

masyarakat dan perlikau konsumen tiap negara di bagian negara dunia ketiga sehingga

pemasaran formula bayi akan tepat sasaran.

Sedangkan saran yang dapat dikemukakan pada studi kasus ini adalah sebagai berikut :

1. Tetap melakukan pendekatan edukasi pada ibu bayi sebagai pelaku pemakai formula

bayi dalam rangka memberikan formula bayi tersebut pada bayi-bayinya.


2. Memberikan kontribusi yang signifikan selain benefit atau keuntungan secara profit

seperti mendanai program-program kesehatan dan imunisasi.

3. Mengedepankan promosi dalam bentuk sponsor dalam kegiatan peduli terhadap

permasalahan yang beredar di masyarakat seperti sponsor dan bantuan dalam

menanggulangi atau memerangi HIV dan AIDS dengan ikut mensupport kegiatan anti

AIDS.

Visi dan Misi Nestlé


Sebagai perusahaan produksi makanan terbesar di dunia, kami memusatkan perhatian
kami untuk meningkatkan gizi (nutrition), kesehatan (health) dan keafiatan (wellness) dari
konsumen kami. Para karyawan kami berdedikasi dan termotivasi untuk memproduksi produk
berkualitas dan membangun merek-merek yang memenuhi kebutuhan konsumen. (Indonesia,
n.d.)
Nestlé telah hadir di Indonesia sejak abad ke-19. Kini, bersama sekitar 3.400 karyawan,
kami mengoperasikan empat pabrik yang mengolah sekitar 500.000 liter susu segar setiap hari
dari 27.000 peternak sapi perah di Jawa Timur dan biji kopi dari sekitar 20.000 petani kopi di
Lampung. Melalui keeempat sentra distribusi dan ratusan distributor yang hadir di setiap
provinsi, kami memastikan ketersediaan produk Nestlé bagi para konsumen di seluruh Indonesia.
(Indonesia, n.d.)
Sebagai bagian dari sebuah perusahaan global, Nestlé terus-menerus melakukan
penelitian dan pengembangan untuk terus melakukan penyempurnaan berbagai produk yang
dihasilkan. Hal ini dilakukan sejalan dengan berkembangnya konsep dan dimensi makanan, yang
kini tidak lagi sekedar untuk memperoleh kenikmatan (enjoyment), namun telah berkembang
menuju keafiatan (wellness) dan bermuara pada kehidupan yang sejahtera dan berkualitas
(wellbeing). (Indonesia, n.d.)
Hal ini sejalan dengan Misi Nestlé Indonesia untuk turut mewujudkan masyarakat Indonesia
yang lebih sehat melalui produk-produknya yang berkualitas, bergizi dan lezat rasanya. Selain itu
kami juga memfokuskan diri untuk senantiasa memberikan informasi dan pendidikan bagi para
konsumen, antara lain seperti tercantum dalam kemasan setiap produk kami. Dalam menjalankan
bisnisnya, Nestlé berusaha untuk selalu menjalankan tanggung jawab kepada masyarakat dan
menciptakan manfaat. (Indonesia, n.d.)
Sebagai perusahaan terkemuka dalam bidang gizi, kesehatan dan keafiatan, kami di
Nestlé yakin bahwa untuk mencapai kesuksesan perusahaan dalam jangka panjang serta
menciptakan manfaat bagi para pemegang sahamnya, perusahaan harus menciptakan manfaat
bagi masyarakat – kami menyebutnya Creating Shared Value (Menciptakan Manfaat Bersama).
Kami tidak hanya memproduksi produk berkualitas tinggi dan bergizi bagi para konsumen,
namun juga membantu ribuan petani untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas hasil
pertanian mereka, menciptakan lapangan pekerjaan baru, menggunakan bahan baku dalam negeri
yang akan diolah menjadi produk bernilai tambah dan berkualitas tinggi – dengan demikian
menciptakan manfaat bersama sepanjang rantai nilai perusahaan. (Indonesia, n.d.)
Dalam beroperasi, kami senantiasa memastikan standar perilaku bisnis yang ketat dan
mendukung pelestarian lingkungan sebagaimana tercantum dalam Nestlé Corporate Business
Principles. Ini termasuk Prinsip-Prinsip Global Compact PBB tentang Hak Azasi Manusia,
Tenaga kerja, Lingkungan dan Korupsi. Dengan landasan strategi bisnis inilah kami memastikan
sukses jangka panjang bagi perusahaan. (Indonesia, n.d.)

Pencapaian di Tahun 2014


Menteri Perindustrian Republik Indonesia Mohamad S. Hidayat memberikan tiga
Penghargaan Industri Hijau 2014 (Green Industry Award 2014) kepada tiga pabrik PT Nestlé
Indonesia dalammemastikan upaya keberlanjutan melebihi dari kepatuhan yang ada. Bapak
Menteri menyerahkan penghargaan tersebut kepada Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia Arshad
Chaudhry pada acara tersebut yang bertempatdi balai Menteri Perindustrian, Jakarta tanggal 15
pada bulan Oktober. (Nestle Indonesia, n.d.)
Pabrik kembang-gula Nestlé di Cikupa, Banten; pengolahan produk susu Kejayan, Pasuruan;
dan pengolahan produk kopi di Panjang, Lampung menerima penghargaan tersebut dalam
penggunaan sumber alam yang lebih efisien serta menerapkan pelestarian lingkungan secara
berkelanjutan. (Nestle Indonesia, n.d.)
Penghargaan diterima oleh Nestlé Indonesia dalam dua tahun berturut-turut, yang diberikan
kepada perusahaan yang menerapkan sumber bahanbaku seperti air dan energi secara efektif dan
efisien dan menerapkan prosesproduksi yang ramah lingkungan, disamping itu juga menciptakan
manfaat bersamabagi masyarakat disekitar. (Nestle Indonesia, n.d.)
Arshad Chaudhry menerangkan bahwa visi Nestlé bersama Kementrian terkait dalam
menciptakan manfaat bersama (Creating Shared Value – CSV) yang lebih baik dan berkelanjutan di
Indonesia melalui partisipasi aktif seperti diungkapkan pada Forum CSV Februari lalu. (Nestle
Indonesia, n.d.)
“Praktik usaha yang tidak berkelanjutan dan perusakan lingkungan adalah masalah serius yang
dihadapi saat ini. Nestlé percaya bahwa kami dapat menciptakan nilai bagi para pemegang saham
dan masyarakat dengan membantu mengatasi isu-isu lokal danglobal, melalui identifikasi
kesempatan terhadap hubungan bisnis yang utama melalui rantai nilai dalam membantu mengatasi
masalah tersebut,” ungkap Arshad Chaudhry. “Hal ini adalah apa yang kita sebut sebagai
menciptakan manfaat bersama, sebuah strategi yang telah diterapkan selama hamper 150 tahun,”
beliau melanjutkan. (Nestle Indonesia, n.d.)

Nestle Indonesia Raih Penghargaan Industri Hijau 2019


NESTLE Indonesia mendapat penghargaan Industri Hijau 2019 untuk tiga pabriknya dari
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia atas upaya terus-menerus menjaga keberlanjutan
di operasi pabrik dan memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efisien. Pabrik Nestle
Kejayan, Pabrik Nestle Karawang, dan Pabrik Nestle Panjangmendapatpenghargaan Industri
Hijau Level 5, level tertinggi atas penerapan prinsip ramah lingkungan dalam proses produksi
dan menciptakan manfaat bagi masyarakat sekitar."Sampai akhir 2018, melalui ketiga pabrik ini,
Nestle Indonesia mampu menghemat energi sebesar 46% dan air sebesar 28% dibandingkan
2010, di samping berbagai upaya penghematan lainnya. Adanya penghematan pemakaian energi
dan air ini turut mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam upaya menurunkan emisi gas
rumah kaca sebesar 32%," ujar Direktur Corporate Affairs Nesde Indonesia Debora
Tjandrakusuma. (Koran Sindo, 2019)
Sejak 2010, penghargaan Industri Hijauyang diselenggarakan Kementerian Perindustrian
Republik Indonesia merupakan bentuk apresiasi dan motivasi pemerintah kepada manufaktur
dalam negeri untuk menerapkan prinsip industri hijau dalam proses produksinya. Penghargaan
ini diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang terbagi dalam tiga kategori, yaitu industri
besar, industri menengah, dan industri kecil.  (Koran Sindo, 2019)
Pada perhelatan kali ini, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Indonesia Achmad
Sigit Dwiwahjono menganugerahi Nestle Indonesia dengan penghargaan Industri Hijau untuk
keenam kalinya. Pada 2017, pabrik Kejayan juga dianugerahi Sertifikat Industri Hijau sebagai
pabrik pengolahan susu bubuk pertama di Indonesia yang memenuhi persyaratan standar industri
hijau. (Koran Sindo, 2019)
Tidak berhenti di situ, pada akhir 2018, Pabrik Kejayan pun berhasil menelurkan inovasi
baru di bidang penghematan energi. Dengan teknologi centrifugal compressor, Pabrik Kejayan
berhasil meningkatkan produktivitas dengan penggunaan bahan bakar dengan jumlah yang sama.
(Koran Sindo, 2019)

Nestle Indonesia Meraih 2 Medali Emas dari Contact Center World APAC 2022.
Consumer Engagement Services (CES) Indonesia Nestle Indonesia dan Wyeth Nutrition
kembali bergabung dalam ajang Contact Center World Awards 2022 tingkat APAC (Asia
Pasifik), sebuah ajang bergengsi di dunia Contact Center berskala internasional. Tahun ini,
Nestle Indonesia dan Wyeth Nutrition berhasil membawa pulang dua medali emas untuk
kategori Best Contact Center dan Best Use of Social Media, satu medali perak untuk kategori
Best Direct Response dan satu medali perunggu untuk kategori Best Customer Loyalty. (Sri
Sayekti, 2022)
Penghargaan yang diraih Nestle Indonesia dan Wyeth Nutrition tersebut menunjukkan
performa consumer service atau pelayanan konsumen yang prima dari perusahaan ini di seluruh
saluran komunikasi yang dimilikinya. Ini bukan pertama kalinya Nestlé Indonesia dan Wyeth
Nutrition berhasil membawa medali dari ajang penghargaan global. Tahun lalu, Nestlé Indonesia
dan Wyeth Nutrition turut membawa medali untuk beberapa kategori yang diikuti.  (Sri Sayekti,
2022)
Diwakili oleh Gemmala Sofia, Head of Consumer Relations PT Nestle Indonesia,
menerima medali emas kategori Best Contact Center, berikutnya medali emas kategori Best Use
of Social Media diterima oleh Viera Minayu Sasheeta (Consumer Relations Assistant PT Nestle
Indonesia), sementara untuk medali perak kategori Best Direct Response dan satu medali
perunggu kategori Best Customer Loyalty diterima oleh Julicha (Consumer Loyalty Executive
Wyeth Nutrition). Penghargaan tersebut diberikan secara langsung oleh Raj Wadhwani, Presiden
Asosiasi Contact Center World. Perusahaan-perusahaan lain yang hadir dan turut mengikuti
kompetisi Contact Center World APAC 2022 adalah Bank Indonesia, BNI, Blibli, Coca Cola,
OVO, Tokopedia dan masih banyak lainnya. (Sri Sayekti, 2022)
Guy Kellaway, Communications Marketing Service Director PT Nestle Indonesia
mengapresiasi penghargaan yang diraih oleh Nestlé Indonesia dan Wyeth Nutrition tersebut,
“Merupakan kebanggaan bagi Nestlé Indonesia dan Wyeth Nutrition untuk dapat menerima
kembali penghargaan untuk kategori Best Contact Center, Best Use of Social Media, Best Direct
Response dan Best Customer Loyalty dari Contact Center World Awards. (Sri Sayekti, 2022)
Di Nestle Indonesia, kami selalu mengutamakan kenyamanan dan kepuasan konsumen,
sehingga dengan adanya penghargaan seperti ini, kami berharap akan semakin menyemangati
tim Consumer Engagement Services perusahaan untuk selalu memberikan performa terbaiknya.”
(Sri Sayekti, 2022)
Gemmala Sofia, Head of Consumer Relations PT Nestlé Indonesia turut mengatakan,
“Kami sangat senang Nestlé Indonesia dan Wyeth Nutrition dapat membawa pulang dua medali
emas, satu perak dan satu perunggu dalam kompetisi Contact Center yang berskala internasional
ini. Penghargaan ini dapat kami raih karena komitmen dan semangat tinggi tim Consumer
Engagement Services Nestle Indonesia dan Wyeth Nutrition untuk selalu memberikan pelayanan
yang prima kepada konsumen kami.”  (Sri Sayekti, 2022)
Dalam rangkaian acara Contact Center World Awards 2022 yang diselenggarakan di
Nusa Dua, Bali pada tanggal 25 – 29 Juli 2022, Nestle Indonesia dan Wyeth Nutrition diwakili
oleh tim CES turut membagikan presentasi perihal praktik-praktik pelayanan konsumen dalam
Contact Center, media sosial dan loyalty program yang telah dilakukan perusahaan selama ini
untuk berinteraksi dengan konsumen. Nestle Indonesia memiliki berbagai saluran untuk
berkomunikasi dengan para konsumen yang beroperasi 24 jam setiap hari, dimulai dari saluran
telepon bebas pulsa, media sosial, email, Live chat, WhatsApp for business dan chatbot. (Sri
Sayekti, 2022)
Prinsip-Prinsip Bisnis Perusahaan Nestlé merupakan fondasi dari budaya perusahaan
kami, yang telah berkembang selama hampir 150 tahun. Sejak pertama kali Henri Nestlé berhasil
meramu bubur bayi "Farine Lactée" guna membantu seorang ibu yang ingin menyelamatkan
bayinya yang sedang sakit dan tidak mampu menerima air susu ibu, kami telah membangun
bisnis kami pada keyakinan bahwa untuk memiliki keberhasilan jangka panjang bagi pemegang
saham, perusahaan tidak hanya harus mematuhi semua persyaratan hukum yang berlaku dan
memastikan bahwa semua kegiatannya berkelanjutan, namun juga harus menciptakan nilai yang
signifikan bagi masyarakat. (Sri Sayekti, 2022)
Pada 2011, sebuah program pelatihan modular diluncurkan untuk berbagai komponen
Prinsip-Prinsip Bisnis Perusahaan. Kedalaman dan fokus dari pelatihan tersebut dibentuk sesuai
dengan relevansi untuk fungsi yang berbeda-beda dalam perusahaan. Sebagai contoh, pelatihan
tentang komponen hak asasi manusia akan fokus pada manajer dan karyawan di negara-negara
yang lebih tinggi risiko hak asasi manusia sebagai prioritas. (Sri Sayekti, 2022)
Prinsip-Prinsip Bisnis Perusahaan Nestlé akan terus berevolusi dan beradaptasi dengan
perubahan dunia. Landasan dasar kami tidak berubah dari waktu ke waktu dan asal-usul
perusahaan kami, dan mencerminkan ide-ide dasar keadilan, kejujuran dan perhatian umum
untuk kesejahteraan orang-orang. (Sri Sayekti, 2022)
Nestlé berkomitmen untuk menganut Prinsip-Prinsip Bisnis berikut ini di semua negara,
disesuaikan dengan undang-undang lokal, praktik-praktik budaya dan agama:
Konsumen
 Gizi, kesehatan dan keafiatan,
 Jaminan kualitas dan keamanan produk, dan
 Komunikasi konsumen.
Karyawan Kami
 Hak asasi manusia,
 Keberagaman dan inklusi, dan
 Keselamatan dan kesehatan kerja.
Mata rantai nilai
 Pengadaan yang bertanggung jawab,
 Pelanggan dan mitra bisnis, dan
 Keberlanjutan lingkungan.

Integritas bisnis
 Etika dan integritas, dan
 Privasi dan etika manajemen data.
Interaksi dan komunikasi yang transparan
 Interaksi dan komunikasi internal,
 Keterlibatan dan advokasi, dan
 Kepatuhan.

Kesimpulan
Transnasional corporation atau TNC merupakan istilah organisasi yang di berikan oleh
PBB. organisasi ini berisikan perusahaan besar yang terlibat dengan produksi barang atau jasa
internasional investasi asing, atau pendapatan dan manajemen aset di lebih dari satu negara. Ini
mendirikan pabrik di negara berkembang karena tanah dan tenaga kerja lebih murah di sana.
Organisasi ini tersebar di penjuru dunia sehingga tak jarang orang yang tau akan adanya
perusahaan dari organisasi tersebut. Namun walaupun organisasi ini memiliki peranan penting
dalam membantu masyarakat mereka juga menimbulkan akibat yang menjadikan pertentangan
dan masalah bagi masyarakat transnasional. contohnya seperti yang kami bahas di dalam paper
yang kami buat yaitu bagaimana bahayanya produk nestle yang diketahui bahwa 60% dari
produk mereka berbahaya untuk di konsumsi. dan parahnya Nestlé juga menyediakan produk
susu formula pada bayi yang mendapat kecaman dari berbagai pihak karena dapat menyebabkan
kematian pada bayi. lalu yang menjadi pertanyaan ialah jika produk nestle berbahaya lantas
mengapa produk tersebut masih di jual dipasaran dan market places besar? setelah ditelusuri
rupanya nestle sendiri berkolaborasi dengan pemerintah bahkan organisasi lokak dan bahkan
memberikan sampling produk gratis pada rumah sakit dan banyak keuntungan lainya dengan
adanya perusahaan nestle itulah mengapa produk produk nestle masih tersebar di pasara.
DAFTAR PUSTAKA
Ekatnadi, D. (n.d.). Pemasaran Internasional.
Indonesia, N. (n.d.). Visi dan Misi Nestle. Nestle Indonesia.
https://www.nestle.co.id/tentangnestle/misivisi
Koran Sindo. (2019). Nestle Indonesia Raih Penghargaan Industri Hijau Tahun 2019.
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.
https://kemenperin.go.id/artikel/21334/Nestle-Indonesia-Raih-Penghargaan-Industri-Hijau-
2019
Nestle Indonesia. (n.d.). Pencapaian Nestle. Nestle Indonesia.
https://www.nestle.co.id/featuredstories
Prantomo, T. Y., Prasetya, M. E., Wijanto, S. H., & Sucahyo, Y. G. (2010). Analisis pada Siklus
Pengeluaran : Studi Kasus pada PT. Nestle Indofood Citaras Indonesia. Journal of
Education Culture and Society. https://lib.ui.ac.id/detail?id=132534
Sri Sayekti. (2022). Nestle Indonesia Meraih 2 Medali Emas dari Contact Center World APAC
2022. Kontan.Co.Id. https://amp.kontan.co.id/news/nestle-indonesia-meraih-2-medali-emas-
dari-contact-center-world-apac-2022

Anda mungkin juga menyukai