Anda di halaman 1dari 6

Cerita Pengalaman Sembuh dari Gagal Ginjal Plus Pilihan Pengobatannya

Terdiagnosis menderita gagal ginjal merupakan mimpi buruk bagi setiap orang karena berpotensi menyebabkan
komplikasi hingga berakhir fatal. Namun, jangan khawatir, walaupun berbahaya tetapi sudah banyak pasien yang
memiliki pengalaman sembuh dari gagal ginjal. 

Pertanyaan seputar gagal ginjal bisa sembuh, umum terlintas di benak penderita. Sebab, penyakit ini terkenal
mampu menurunkan kualitas hidup seseorang dengan cepat, jika gejala awal tak terdeteksi dan telah memasuki
stadium lanjut. 

Oleh karena itu, pasca terdiagnosis, penderita kerusakan ginjal, wajib mendapat penanganan medis yang tepat agar
tak bertambah parah. 

Mari simak cerita kesaksian sembuh dari gagal ginjal berikut ini:

Kisah pengalaman sembuh dari gagal ginjal

Menderita penyakit kronik atau akut menjadi momok menakutkan, terlebih bagi yang berusia matang dan lansia.
Ginjal yang mengalami gangguan fungsi ikut memengaruhi aktivitas sehari-hari. Kegiatan jadi terhambat karena
tubuh tidak dalam kondisi fit.

Bagi kamu yang tengah menjalani pengobatan untuk sembuh dari gangguan fungsi organ penyaring, jangan patah
semangat. 

Demi mengembalikan semangat jalani perawatan, ikuti kisah orang terlepas dari belenggu gagal ginjal berikut. 

Pengalaman sembuh Tutkartiasih dari gagal ginjal selama 3 tahun

Tutkartiasih perempuan berusia 58 tahun asal Tulungagung menderita gagal ginjal kronis stadium 5, sejak 3 tahun
lalu karena komplikasi diabetes. Gejala yang dia rasakan berawal dari sakit kepala yang menjalar sampai ke leher
dan paralysis atau lumpuh. 

Akibat kelumpuhan sementara selama lebih dari 6 bulan, Ia terpaksa duduk di kursi roda dan tak mampu melakukan
kegiatan sehari-hari. Hal ini sangat menghambat tugasnya yang juga seorang ibu rumah tangga ketika mengurus
suami dan anak-anak. 

Pasca didiagnosis dokter, Tutkartiasih memilih menjalani cuci darah atau dialisis untuk menggantikan fungsi ginjal
sementara dalam membersihkan limbah darah di tubuh. Tak hanya melalui medis, Tutkartiasih juga rutin menjalani
perawatan non-medis demi menunjang keberhasilan perawatan, yakni menerapkan pola hidup sehat bersamaan
dengan konsumsi obat-obatan, dan tetap beraktivitas seperti berjemur, berkebun serta membantu memasak. 

Paling utama, dirinya tetap berpikiran positif dan bahagia serta pantang menyerah menjalani perawatan penyakit
kronis. Satu tak kalah penting, dukungan moril keluarga besar ikut berperan dalam proses penyembuhannya. 

Berkat perawatan medis dan dukungan psikologis dari keluarga selama ini, kini Tutkartiasih dapat kembali
beraktivitas seperti orang normal tanpa bantuan kursi roda. 

 Morten Tyldum
Sutradara

Produser  Nora Grossman


 Ido Ostrowsky
 Teddy Schwarzman
Penulis  Graham Moore

Penulis skenario Graham Moore


Didasarkan Alan Turing: The Enigma
dari
oleh Andrew Hodges

Pemeran Benedict Cumberbatch


Keira Knightley
Matthew Goode
Mark Strong
Charles Dance
Allen Leech
Matthew Beard
Rory Kinnear

Penata musik Alexandre Desplat[1]

Sinematografer Óscar Faura

Penyunting William Goldenberg


Perusahaan Black Bear Pictures[2]
produksi
Bristol Automotive

Distributor The Weinstein Company


Tanggal rilis  29 Agustus 2014 (Festival Film Telluride)
 14 November 2014 (Britania Raya)
 28 November 2014 (terbatas di Amerika Serikat)
 25 Desember 2014 (secara luas di Amerika Serikat)

Durasi 114 menit[3]

Negara Amerika Serikat[4][5]

Tanggal Rilis: 17 Januari 2015 (Indonesia, midnight)


Genre: Historical Thriller
Durasi: 114 menit
Sutradara: Morten Tyldum
Pemain: Benedict Cumberbatch, Keira Knightley, Matthew Goode, Mark Strong, Charles Dance, Allen Leech,
Matthew Beard, Rory Kinnear
Studio: Black Bear Pictures, Bristol Automotive

Cerita bersetting di tahun 1928 ketika Turing masih bersekolah di asrama dan ia tidak nyaman dengan lingkungan di
sekitarnya yang mengintimidasi. Ia kemudian berteman dengan seorang siswa bernama Christopher Morcom yang
memicu minatnya pada kriptografi. Namun kenyamanannya tidak bertahan lama ketika ia mendapati bahwa
Morcom meninggal secara tiba-tiba karena Tuberkulosis Sapi.

Di tahun 1939, Inggris menyatakan perang terhadap Jerman, dan di saat itu Turing melakukan perjalanan ke
Bletchley Park dan bergabung dengan tim kriptografi yang diisi oleh orang-orang pintar lainnya seperti Hugh
Alexander, John Cairncross, Peter Hilton, Keith Furman, serta Charles Richards. Tim Kriptografi ini sedang
mencoba menganalisa mesin enigma yang digunakan Nazi untuk mengirim pesan berkode.

Turing merupakan orang yang cerdas, namun sulit diajak bekerjasama. Ia kemudian memilih bekerja sendiri dengan
merancang mesin enigma untuk menguraikan pesan enigma. Ia menulis surat pada perdana menteri Winston
Churchill yang mendanai mesin tersebut sekaligus menunjuk Turing sebagai penanggung jawab tim.
Turing membentuk timnya dengan memecat beberapa orang dan menggantinya dengan yang baru, salah satunya
adalah masuknya seorang matematikawan wanita bernama Joan Clarke. Turing membuat tes teka teki silang yang
rumit untuk merekrut anggota tim, dan Joan Clarke adalah yang berhasil lolos dalam tes tersebut.

Orang tua Clarke awalnya tidak mengizinkan putrinya bekerja dengan kriptografer pria, namun Turing mengatur
agar Clark tinggal dan bekerja dengan para pegawai wanita. Keberadaan Clarke ini cukup penting, sebab dengan
bantuannya, Turing mulai menyapa dan membaur dengan rekan-rekan kerjanya yang mulai menghormatinya.

Mesin Turing yang bernama Christopher, telah dibangun, namun tidak dapat melakukan pengaturan enkripsi
Enigma dengan cukup cepat, sebab Jerman mengubah sandinya setiap hari. Tim nya terancam bubar, dan jika
Turing pergi, maka semua juga akan ikut pergi. Clarke terpaksa pergi atas perintah orang tuanya, namun kemudian
Turing melamarnya, sehingga ia tetap bisa tinggal.

Bahagia dengan keputusan ini, Clarke selalu menemani Turing di berbagai kesempatan sebagai tunangannya.
Setelah mendengar sebuah pesan seorang petugas wanita, Turing mendapat pencerahan bahwa dia dapat
memprogram mesin untuk memecah kode kata-kata dalam pesan tertentu. Dia kemudian mengkalibrasi ulang
mesinnya dan kemudian mesin itu dengan cepat dapat memecahkan kode pesan, dan semua kriptografer
merayakannya.

Turing mengetahui bahwa salah satu rekannya, Cairncross adalah seorang mata-mata Rusia. Ketika Turing
menghadapinya, Cairncross berpendapat bahwa Soviet adalah sekutu, dan mengancam Turing jika ia
mengungkapkan identitasnya, maka ia juga akan melakukan hal yang sama terhadap Turing.

Agen MI6 Stewart Menzies tampak mengancam Clarke, sehingga Turing membocorkan identitas Cairncross.
Menzies sudah mengetahui ini dan membocorkan pesan Cairncross untuk kepentingan Inggris. Turing khawatir
akan kondisi ini dan menyuruh Clarke meninggalkan Bletchley Park, memberitahunya juga soal penyimpangan
seksual yang dimilikinya.

Clarke mengatakan bahwa ia curiga, namun bersikeras bahwa mereka bisa hidup bahagia bersama setidaknya
sebagai teman. Namun Turing tetap bersikeras dan mengatakan bahwa selama ini ia hanya memanfaatkan
kemampuan Clarke untuk kepentingan kriptografi saja.

Dengan patah hati, Clarke kali ini tidak menuruti perkataan orang tuanya maupun Turing dan memilih tetap tinggal
atas keputusannya sendiri.

Setelah perang usai, Menzies memerintahkan menghancurkan mesin dan mengatakan pada tim kriptografi untuk
tidak saling bertemu dan melupakan apa yang telah mereka kerjakan.

Pada tahun 1952, Turing dihukum karena pelanggaran penyimpangan seksual. Dan untuk menghindari hukuman
penjara, Turing dihukum menjalani kebiri kimia. Clarke mengunjunginya di rumahnya dan menyaksikan
kemerosotan penurunan fisik dan mentalnya. Dia mengatakan bahwa apa yang dilakukannya telah menyelamatkan
jutaan nyawa.

Penemuan Turing ini nantinya mengarah pada penemuan komputer modern dan mendapat penghormatan dari Ratu
Elizabeth atas karyanya

 Kelebihan

Cerita di dalam novel ini diangkat dari kisah nyata sehingga sangat menyentuh hati pembaca. Penulis mampu
membawa pembawa berimajinasi.

 Kekurangan

Dalam novel tersebut sering diijumpai beberapa kata kiasan yang mungkin bisa membuat pembaca sulit dimengerti
makna atau maksudnya.

 Kelebihan

Di dalam novel tersebut mengandung nilai moralitas dan sosialisme. Alur ceritanya menarik sehingga mudah
dimengerti dan menginspirasi para pembaca.

 Kekurangan
Penulis seolah tidak mau memberikan waktu yang jelas sehingga para pembaca dibuat penasaran pada tahun berapa
Indonesia mengalami pemerintahan tersebut.
Seolah menutupi kesalahan yang pemerintahan buat dan jalankan. Namun, semoga saja dengan hal tersebut maka
para pembaca harus lebih hati-hati dalam memilih calon pemimpin.
Kelebihan

Novel ini mempunyai kedekatan dengan hidup banyak orang. Cinta, mimpi, dan rintangan.

Selain itu, penulisannya pun sangat sederhana sehingga mudah dimengerti oleh pembaca.

Salah satu yang juga menjadi kelebihan dari novel ini adalah plotnya yang tidak membosankan.

Kekurangan

Lantaran halaman yang cukup tebal dengan alur yang terkadang cepat kemudian tiba-tiba lambat, acap kali pembaca
kurang fokus dan kehilangan konsentrasi.

Kelebihan

Penuturan sederhana dan bahasa yang mudah dimengerti sehingga pembaca mudah memahami dan terbawa alur
cerita.

Selain itu, ada pula motivasi kepada pembaca untuk mengubah mimpi yang dirasa cukup sulit untuk menjadi
kenyataan.

Kekurangan

Alur cerita di akhir menggambarkan kebahagiaan dari masing-masing karakter.

Namun, kesan akhir cerita ini cukup menggantung dan terasa dipaksakan. Hal ini tergambar dari pembentukan
keluarga serta keturunan yang umurnya sebaya.

Wu Cheng'en, adalah pembuat novel dan penyair Tiongkok dari Dinasti Ming. Ia lahir di Huainan, Jiangsu. Ia
belajar di Universitas Nanjing selama lebih dari 10 tahun. Novelnya yang paling terkenal adalah Journey to the
West. 
Pengarang novel Perjalanan ke Barat (Xi Yoú Jì) adalah Wu Cheng'en, seorang pejabat madya dari Huai'an di
Jiangsu, sebuah Propinsi yang dari dulu hingga kini padat penduduk dan makmur. Wu Cheng'en lahir tahun 1500
dan meninggal pada tahun 1582. Jadi dia hidup sezaman dengan Michelangelo maupun Martin Luther oder
Giordano Bruno (pada tahun 1600 dibakar hidup-hidup di Campo dei Fiori dekat Roma karena mengatakan alam
semesta ini luasnya tak terbatas).
Novel  Xi Yoú Jì dipublikasikan tahun 1590 dimana di Eropa dalam waktu hampir sama, Miguel de Cervantes
membuat dirinya abadi dengan karya Don Quijotte (1605). Juga William Shakespeare (1564-1616), melalui Romeo
dan Julia memberikan kehidupan pada dunia literatur.

Pada masa dinasti Ming inilah pembangunan Tembok Besar berhasil dirampungkan hingga seperti bentuknya
sekarang. Begitu juga dengan pembangunan Terusan Besar (Jīng Háng Dà Yùnhé) juga pemindahan ibukota dari
Nanking ke Peking dan pembangunan Kota Terlarang. Di masa ini pula, Tiongkok menjadi pemilik kekuatan
marinir terkuat.
Ketika novel  Xi Yoú Jì, di Tiongkok sudah mulai mendekati akhir Dinasti Ming. Dan pada tahun 1644 mulailah
kekaisaran baru, yaitu Dinasti Qing yang bertahan hingga th 1912. Peperangan tidak bisa dihitung banyaknya saat
itu. Demikian juga intrik-intrik istana dan ketegangan dalam negeri.

1. Identitas film, berisi; judul film, tahun film dirilis, nama sutradara, produser, penulis naskah,
produksi/penerbit, durasi film, dan nama pemain film.
2. Sinopsis film, adalah bagian dalam resensi film yang berupa deskripsi singkat penulis tentang
berjalannya film dari awal hingga selesai.
3. Ulasan film, bagian ini merupakan tulisan resensi berdasarkan sudut pandang penulis.
4. Kesimpulan film, berisi; saran dan pendapat penulis mengenai direkomendasikan atau tidaknya film
tersebut kepada pembaca untuk ditonton.

The Imitation Game diangkat dari buku Andrew Hodges berdasarkan kisah nyata kehidupan Alan Turing. Film yang
disutradarai Morten Tyldum & screenplay writer Graham Moore ini menceritakan Alan Turing, seorang jenius
matematika dan pakar enkripsi, yang bekerja dalam proyek super rahasia di London. Benedict Cumberbatch sangat
berjasa dalam menghidupkan tokoh Turing, sosok yang lebih bisa berkomunikasi dengan mesin daripada dengan
manusia (dan terbukti banyak orang seperti ini juga di kehidupan nyata). Turing yang sangat kaku ini sempat
mengalami kesulitan ketika harus bekerja sama dengan pakar lainnya, seperti Hugh (Matthew Goode) dkk.
Untunglah ada Joan Clarke (Keira Knightley), satu-satunya wanita dalam tim yang mampu memahami Turing dan
dapat memecahkan kebekuan di dalam tim kerja mereka.

Kekuatan film ini, selain pada cerita asli yang memang menginspirasi (khas film Oscar), juga pada editing film yang
bagus. Tanpa berbelit-belit, penonton bisa menikmati lompatan timeline, dari present ke past moment dan
seterusnya tanpa kebingungan. Setiap scene meskipun hemat budget (hanya menampilkan gambar kuno perang
dunia & prajurit-prajurit dalam sesaat) juga efektif untuk membangkitkan suasana. Timing lompatan adegannya juga
sangat bagus, sehingga intensitas ketegangan dapat terjalin dengan baik. Sebut saja adegan Cumberbatch lari-lari
yang sebenarnya sederhana & tidak penting, tapi memberikan efek yang diperlukan. Dialog-dialog yang ada juga
dapat disampaikan oleh para casting dengan sangat hidup. Jangan lupakan dialog Cumberbatch-Knightley tentang
betapa mereka cocok hidup bersama meski tidak berfungsi layaknya suami-istri pada umumnya.

Tetap saja, kesuksesan terbesar film ini ada di Cumberbatch yang pandangan wajah, mimik wajah, bahkan logat
gagapnya yang mampu menarik penonton untuk bisa sebal, simpatik sekaligus kagum terhadap sosok Turing.
“Keunikan”nya pun disorot dengan cukup tanpa menjadikannya terlalu frontal atau seronok untuk diangkat. Duet
pemeran Turing Muda, Alex Lawther & Jack Bannon sebagai Cristopher juga mampu menggelitik dan
menyampaikan pesan romansa tanpa banyak bicara (mereka hanya tersenyum dan saling memandang! euhh..!).
Nilai untuk film ini adalah 9/10

Untuk film kali ini, Benedict Cumberbatch sepertinya punya kejutan yang belum pernah disaksikan oleh
penggemarnya, bagaimana ia memerankan karakter unik dengan penuh penjiwaan dengan luapan-luapan emosi
yang membuat penonton ikut dalam suasana. Bahkan kita akan tak pernah menyangka sebelumnya, saat sang aktor
bisa menangis tersedu atau ketika anda merasa gemas dengan karakter sombong Alan Turing yang ia mainkan.

Banyak pesan moral yang disampaikan dalam film, bisa dikutip dari beberapa quotes yang diucapkan para aktor.
Seperti ketika Joan Clarke mengatakan “Now, if you wish you could have been normal… I can promise you I do not.
The world is an infinitely better place precisely because you weren’t.,” yang tentunya mengartikan bahwa menjadi
unik dan berbeda justru terkadang adalah hal yang terbaik. Atau quotes lain dari Alan Turing saat berkata “Do you
know why people like violence? It is because it feels good. Humans find violence deeply satisfying. But remove the
satisfaction, and the act becomes… hollow,” yang menunjukan sebagian orang memang senang membuat
kekacauan demi kepuasan dari reaksi kekacauan yang dibuatnya.

Tak heran jika film ini menyabet 39 penghargaan di berbagai festival film Internasional.The Imitation Game juga
telah dinominasikan dalam delapan kategori untuk piala Oscaar di Academy Awards 2015. The Imitation Game
pastinya jadi salah satu film yang wajib anda nonton terutama bagi penggemar film drama juga film based-true-
story. Tunggu tanggal main The Imitation Game di bioskop-bioskop kesayangan anda bulan Januari ini.

Tapi memang kelemahan The Imitation Game ada pada terlalu terfokusnya cerita pada sosok Alan Turing,
sehingga agak mengabaikan peran - peran tokoh lainnya yang berada di tim yang sama

Sebagai sebuah karya sastra, "Kisah Perjalanan Ke Barat" tetap dikenal melintas waktu. Menjadi suatu warisan
budaya bagi generasi ke generasi. Ceritanya tetap kental mempertahankan ciri cerita rakyat sebagai akarnya.

Perbendaharaan dan narasinya begitu hidup dna menarik. Secara keseluruhan, "Kisah Perjalanan Ke Barat"
merupakan sebuah karya hebat yang sangat layak untuk dibaca.
Kisah ini telah diadaptasi dalam berbagai bentuk mulai dari film, opera sampai game. Artinya "Kisah Perjalanan Ke
Barat" tidak hanya menjadi sebuah karya klasik kuno, tetapi berhasil menyesuaikan dengan perkembangan waktu.
Ini yang membuat "Kisah Perjalanan Ke Barat" begitu disukai dan senantiasa dirindukan untuk selalu disimak,
walaupun telah berulang kali diceritakan.

The Imitation Game adalah film biografi drama sejarah tahun 2014 yang disutradarai oleh Morten Tyldum dan
diproduseri oleh Nora Grossman, Ido Ostrowsky dan Teddy Schwarzman. Naskah film ini ditulis oleh Graham
Moore berdasarkan buku Alan Turing: The Enigma karya Andrew Hodges.

Anda mungkin juga menyukai