Anda di halaman 1dari 6

4.

Perhitungan beban biaya pengangkutan

Perhitungan beban biaya pengangkutan ditetapkan berdasarkan jenis barang yang diangkut.
Perusahaan akan memperhitungkan tarif pengangkutan barang untuk wilayah yang dilewati aman
ataupun dalam kondisi darurat atau berbahaya. Jenis-jenis beban biaya pengangkutan sebagai berikut :

a. Actual value rate adalah beban biaya angkut barang yang didasarkan pada jenis dan kondisi
kargo, yang biasanya terdiri dari pembebanan biaya angkutan barang yang bersifat curah atau
cair.
b. Handred weight pricing adalah tarif khusus yang ditetapkan untuk pengapalan bersifat
berkali-kali ke satu tujuan, yang berdasarkan berat total pengapalan dan berbeda dengan yang
ditetapkan berdasarkan paket.
c. Join rate adalah tarif tunggal yang ditetapkan untuk pengankutan barang atau komoditas
dengan menggunakan dua sarana atau lebih.
d. Mileage pro rate adalah pembebanan biaya angkut barang secara rat-rata untuk sistem
pengiriman berdasarkan jarak tempuh angkutan.
e. Out of packet cost adalah biaya tambahan yang dikeluarkan langsung dalam proses
pengiriman barang.
f. Minimum carload weight adalah penetapan tarif beban biaya yang didasarkan pada berat
minimum barang berdasarkan klasifikasi tertentu.

5. Beban biaya tambahan atau bersifat khusus

Beberapa kondisi proses pengangkutan barang yang menyebabkan timbulnya tambahan bebab biaya
adalah :

a. Accessorial charges adalah beban tambahan yang dibebankan kepada pemilik barang
berkaitan dengan adanya pemberian fasilitas tambahan dalam proses pengiriman yang
disebabkan oleh jarak tempuh yang lebih jauh dari jarak yang ditetapkan.
b. Advancement of charges (AoC) atau advanced charges atau advance freight adalah biaya
dibayar dimuka baik untuk sebagian atau seluruhnya dari beban biaya yang diperhitungkan
untuk pengiriman barang.
c. Aggregated shipments adalah pengiriman barang dengan cara digabung menjadi satu dan
diperlakukan untuk satu penerima.
d. Back freight adalah tambahan biaya yang harus ditanggung pemilik barang karena
keterlambatan mengambil barang dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
e. Coastal trade adalah lalu lintas perdagangan domestik dari satu pelabuhan ke pelabuhan
lainnya dalam suatu negara.
f. Dead frieght adalah ganti rugi yang harus dibayar oleh pemilik barang karena batal memakai
ruang kapal yang telah dipesan.
g. Dispatch money adalah pengembalian premi dari pemilik kapal kepenyewa kapal karena
jangka waktu lebih pendek dari jangka waktu yang dijanjikan.
h. Demurage atau ship demurage adalah ganti rugi yang harus dibayar oleh penyewa kapal
karena jangka waktu lebih panjang dari jangka waktu yang ditetapkan.
i. Deviation adalah kerusakan barang akibat penyimpangan dari rute perjalanan. Contohnya,
buah rusak atau busuk akibat rute pelayaran yang lebih lama dari waktu yang seharusnya.
j. Free astray adalah pengiriman barang atau komoditas kepelabuhan tujuan tanpa dipungut
biaya karena terjadi kesalahan dalam pengiriman dan bongkar pada tahap sebelumnya.
k. Heavy lift charge adalah biaya tambahan yang dibebankan untuk pengangkutan dan muat
bongkar jenis barang yang beratnya melampau berat normal. Seperti mesin – mesin dan alat
berat.
l. Interline freight adalah biaya tambahan barang atau komoditas yang memakai moda atau
sarana lebih dari satu. Misalnya, pengangkutan melalui laut dan darat menggunakan kapal
kemudian kereta api atau truk

D. Kepelabuhan

Pelabuhan adalah suatu tempat atau lokasi yang ditetapkan oleh pemerintah suatu negara sebagai awal
atau tujuan suatu pelayaran dan berfungsi sebagai wilayah atau area dilakukannya muat dan bongkar
barang dari dan masuk kedalam suatu wilayah pabean suatu negara. Fungsi pelabuhan :

a. Pintu gerbang (gateway) lalu lintas barang atau penumpang dari satu wilayah atau negara ke
suatu wilayah negara lain.
b. Interface yaitu penyediaan segala jenis fasilitas serta layanan jasa pihak pelabuhan kepada
suatu kapal baik untuk kebutuhan pelayaran maupun dalam rangka muat bongkar barang.
c. Mata rantai (link) yaitu berkaitan dengan rangkaian proses angkutan barang dari daerah asal
sampai ketempat tujuan pemilik barang.
d. Kawasan industri (industrial estate), dalam hal ini pelabuhan berperan sebagai tempat
dilakukan pengolahan barang atau komoditas untuk tujuan ekspor.

Jenis pelabuhan ditentukan dari beberapa segi seperti berikut :

1. Letak geografis

a. Pelabuhan alam
Pelabuhan alam adalah pelabuhan yang keberadaannya terbentuk secara alamiah tanpa ada
rekayasa atau perbuatan/konstruksi oleh manusia terutama yang berkaitan dengan kedalaman
dan luas areal yang dapat digunakan untuk armada angkutan laut berlabuh.
b. Pelabuhan buatan
Pelabuhan buatan adalah pelabuhan yang khusus dibangun dan dibuat dengan sistem dan
perencanaan konstruksi yang telah dirancang oleh pihak yang berkepentingan dalam hal ini
yaitu pemerintah.

2. Fungsi

a. Pelabuhan muat
Pelabuhan muat adalah pelabuhan yang secara khusus digunakan untuk pemuatan barang atau
komoditas kedalam kapal atau armada angkutan laut.
b. Pelabuhan bongkar
Pelabuhan bongkar adalah pelabuhan yang secara khusus digunakan untuk melakukan
bongkar barang dari kapal atau armada angkutan laut.
c. Pelabuhan transit atau singgah
Pelabuhan transit atau singgah adalah pelabuhan tempat persinggahan sementara dan tidak
menjadi tujuan satu pelayaran.
d. Pelabuhan pilihan atau option
Pelabuhan pilihan (option) adalah pelabuhan yang tidak menjadi pelabuhan tujuan tetapi
menjadi alternatif untuk singgah.

3. Status pelabuhan

a. Pelabuhan samudra
Pelabuhan samudra adalah pelabuhan yang mempunyai area luas dan dilengkapi dengan
berbagai macam fasilitas untuk dapat disinggahi kapal dalam ukuran besar dan untuk tempat
dilakukan muat bongkar barang atau komoditas tujuan ekspor impor.
b. Pelabuhan nasional
Pelabuhan nasional adalah pelabuhan yang menyediakan akomodasi tempat kapal atau
armada angkutan yang jalur pelayarannya dalam kawasan suatu negara.
c. Pelabuhan intersuler
Pelabuhan intersuler adalah pelabuhan untuk kapal atau armada laut yang berlayar antar pulau
dalam suatu kawasan negara namun lebih kecil dari pelayaran nasional.

E. Pergudangan

Pergudangan adalah bangunan yang berada di dalam wilayah pelabuhan untuk menyimpan barang
masuk atau barang keluar untuk jangka waktu sementara. Penyelenggaraan dan pengusahaan bongkar
dan muat barang dari kapal dan le gudang di wilayah pelabuhan disebut gudang laut. Gudang laut
adalah gudang atau lapangan penumpukan yang berada di lini 1 dan digunakan untuk penumpukan
barang dari dan ke kapal. Dasar hukum pengaturan dan pengelolaan gudang di pelabuhan Indonesia
didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1985. Jenis gudang dilihat dari fungsi dan
lokasinya terdiri dari tujuh jenis sebagai berikut.

1. Gudang Lini I
Gudang lini I disebut juga gudang pabean, gudang laut, gudang pelabuhan, ata gudang
diepzee. Gudang lini I adalah gudang yang menerima barang barang atau komoditas yang
baru dibongkar dari kapal atau armada angkutan laut dan disimpan untuk sementara waktu,
karena menunggu pengurusan formalitas dokumen kepabeanannya dan melunasi atau
membayar bea masuk sebelum dizinkan keluar untuk diteruskan ke gudang importit. Gudang
lini dapat juga berfungsi sebagai gudang transit dan berada dalam kawasan pabean di bawah
pengawasan pejabat kepabeanan, misalnya di Indonesia Direktor Jenderal Bea dan Cukai.
Ciri-ciri gudang lini I adalah
a. berada dalam kawasan pabean
b. menghadap ke laut atau pelabuhan
c. berfungsi juga sebagai gudang persinggahan atau transit
d. dikenakan tarif progresif atau penetapan
e. tidak dapat digunakan untuk melakukan proses, pengepakan (packing), memberi
label (labeling), pemilahan (sorting), dan sejenisnya.
2. Gudang lini II
Gudang lini II adalah gudang yang berada di luar kawasan pengawasan Ditjen Bea dan Cukai,
namun berada di dekat lokasi pelabuhan. Gudang lini II pada dasarnya adalah gudang antara
sebelum barang-barang atau komoditas dimasukkan ke dalam Gudang lini I. Di dalam
Gudang lini II dapat dilakukan pekerjaan seperti pemberian label (labeling) barang atau
produk, pemilahan (sorting), pemberian tanda produk (marking), atau pengepakan (packing).
Secara formal, ciri-ciri gudang lini II adalah
a. tidak menerima langsung barang atau komoditas dari dan ke kapal atau armada
angkutan laut;
b. berada di luar lokasi pengawasan Pejabat Ditjen Bea dan Cukai;
c. di dalam gudang dapat dilakukan pekerjaan modifikasi terhadap produk atau
komoditas, seperti pengepakan, pemberian label, dan pemberian rama;
d. tidak berlaku tarif secara progresif,
e. pada umumnya diusahakan oleh perusahaan pergudangan atau veem.
3. Gudang Entrepot
Gudang entrepot adalah gudang yang dibangun oleh instansi atau pihak-pihak tertentu yaitu
sebagai berikut.
a. Gudang entrepot di dalam kawasan berikat (bonded warehouse) merupakan gudang di
luar pengawasan pihak pabean. Barang atau komoditas yang dimasukkan ke dalam
gudang ini pada umumnya dalam status transit menunggu angkutan lebih lanjut ke
pelabuhan tujuan akhir, dan belum dikenakan bea atau tarif pajak.
b. Gudang entrepot swasta atau pertikelir adalah gudang yang dibangun oleh pihak
swasta atas izin pihak yang berwenang untuk membongkar dan memuat barang atau
komoditas milik pihak yang membangun gudang tersebut. Di dalam gudang ini
terdapat "meja pabean", yang mengawasi masuk dan keluarnya barang atau
komoditas yang disimpan dalam gudang tersebut.
4. Gudang Bebas
Gadang bebas adalah gudang yang dibangun oleh pihak swasta berada di luar kawasan pabean
yang dapat disewa atau dipakai oleh pemilik barang untuk barang atau komoditas kedatangan
yang baru dibongkar atau akan dimuat. Gudang bebas yang berada di luar kawasan pelabuhan
pada umumnya milik sta (veem) atau perusahaan ekspedisi muatan kapal laut (EMKL) untuk
daewakan dalam tempo atau jangka waktu sementara kepada pemilik barang rang akan
memuat barang untuk dikapalkan atau sebaliknya.
5. Gudang Tertutup
Gudang tertutup adalah gudang dibangun sesuai dengan konstruksi bangunan, mempunyai
atap dan dinding, serta berukuran untuk menyimpan barang untuk sementara atau dalam
jangka waktu lama. Gudang ini berada di luar kawasan pabean. Seperti halnya gudang bebas,
gudang tertutup yang berada di hur kawasan pabean milik swasta (veem) atau perusahaan
EMKL yang dapat disewa untuk jangka waktu sementara.
6. Gudang Terbuka
Gudang terbuka adalah gudang yang dibangun dalam ukuran yang luas dan tidak mempunyai
atap atau bahkan tanpa dinding. Pada umumnya, barang atau komoditas yang disimpan dalam
gudang terbuka adalah barang-barang atau komoditas yang tidak menarik untuk diambil oleh
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
7. Lapangan Penumpukan
Lapangan penumpukan (open strorage) adalah lokasi tertentu yang ditetapkan sebagai gudang
terbuka untuk menimbun atau menumpuk barang-baranga komoditas yang mempunyai sifat
atau karakteristik tertentu. Karakter tersebut seperti:
a. barang atau komoditas tersebut tidak dapat disimpan dalam gudang tertutup
karena ukurannya tidak sama dan besar serta terlalu panjang,
b. karena sifatnya dapat mengganggu kesehatan manusia, seperti belering amoniak,
minyak bumi atau minyak tanah, pupuk dan sejenisnya;
c. karena sifatnya tidak menarik, sulit untuk diambil atau dicuri misalnya, rel kereta
api dan plat baja.
Di dalam sistem perdagangan nasional ataupun internasional antara syarat penyerahan barang,
moda transportasi, dan kepelabuhan mempunyai kaitan atau hubungan satu sama lainnya dan
tidak dapat dipisahkan. Oleh sebab itu, pemahaman ketiga unsur ini dalam proses
pengangkutan atau pengiriman suatu partai larang atau komoditas diperlukan pengetahuan
yang memadai. Banyak perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan internasional
khususnya terkait dengan proses ekspor dan impor, menetapkan seorang personel yang secara
khusus memahami dan menangani mekanisme ketiga faktor tersebut sangat diperlukan
(urgent), terutama untuk kelancaran lalu lintas barang atau komoditas ke dan atau dari satu
pelaku usaha yang menjadi mitra dagang.

Anda mungkin juga menyukai