Anda di halaman 1dari 2

KELOMPOK LAYANAN BK

1. Menemukan Masalah
: Permasalahan ditemukan saat pelaksanaan PLP II di SD Muhammadiyah 3 Surakarta, siswa
kelas 2A. Siswa memiliki sifat yang sangat aktif, emosi kurang stabil dan sering mengganggu
temannya. Selama proses pembelajaran berlangsung siswa sulit duduk dengan tenang,
terkadang ia mondar-mandir dari tempat duduknya, menganggu temannya yang sedang
belajar dengan melempar penghapus atau kertas. Dibalik sifat tersebut, siswa mampu
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru dengan tepat, mampu mengerjakan
soal yang diberikan oleh guru dengan baik.

2. Pengumpulan Data
: Berdasarkan observasi yang dilakuka, di SD Muhammadiyah 3 Surakarta yang dibersamai
dengan kegiatan PLP II tepatnya yaitu pada tanggal 25 Juli-3 September 2022. Saat
melakukan pembelajaran di kelas ditemukan siswa kelas 2A yang memiliki sifat yang spesial
yakni anak hiperaktif,sehingga perlu perhatian khusus dalam menangani siswa tersebut.S
3. Analisis Data
:
4. Diagnosis
:
5. Prognosis
:
Pengondisian aversi, teknik ini digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk pada siswa.
Teknik bertujuan untuk meningkatkan kepekaan klien agar mengamati respons pada
stimulus yang disenanginya dengan kebalikan stimulus tersebut. stimulus yang tidak
menyenangkan yang disajikan tersebut diberikan secara bersamaan dengan munculnya
perilaku yang tidak dikehendaki kemunculannya. dari pengondisian ini diharapkan
terbentuknya asosiasi antara perilaku yang tidak dikehendaki dengan stimulus yang tidak
menyenangkan.

6. Terapi
:
1. tidak membatasi waktu bermain anak. untuk mengatasi anak yang hiperaktif, membatasi
waktu bermain anak adalah hal kurang tepat karena mereka masih memiliki energi yang
tersisa karena apabila energi itu tidak dikeluarkan maka tingkat hiperaktivitas anak semakin
meningkat.
2. Hindari penggunaan kalimat “tidak boleh” pada anak, karena hal tersebut justru akan
menjadikan anak lebih memiliki perasaan melanggar sebuah peraturan. Maka dari itu dari
pada melarang anak dengan sebuah aturan yang akan dilanggarnya alangkah lebih baiknya
lakukan hal yang bersifat mengajak anak. Mengajak anak dengan melakukan hal-hal yang
baik justru akan membuat mindset anak tersebut tumbuh secara mandiri sehingga dengan
begitu anak akan dapat membedakan mana yang baik dan tidak untuk dilakukan
berdasarkan pengalaman pribadi yang dimilikinya.
3.
7. Evaluasi dan Follow Up
: 1.Mengarahkan Pada Kegiatan Produktif

Pergerakan siswa yang super aktif di mana mengalami ketidaknormalan pada fungsi otaknya
ini jangan hanya difokuskan pada sisi negatif. Sebagaimana anak-anak normal, ia juga punya
keistimewaan. Pasti ada bakat yang ia miliki. Cari tahu skill tersebut, lalu arahkan
keaktifannya yang berlebihan pada hal yang ia suka.

Aktivitas tidak penting yang biasanya dilakukan siswa hiperaktif bisa menjadi lebih produktif.
Guru yang menanganinya di kelas harus menjadi perantara dalam menyalurkan bakat
tersebut.

2. Melakukan Pendekatan

Tunjukkan bahwa Anda tidak memperlakukan ia secara berbeda. Semakin bagus apabila
Anda memberikan pengertian kepada siswa yang lain mengenai kondisi psikologis siswa yang
Hiperaktif. Dengan begitu, semua siswa di kelas dapat saling bekerja sama untuk tidak
mendiskriminasi.

Pendekatan ini penting karena gangguan mental berupa sikap hiperaktif sangat rentan
memicu emosi. Butuh dukungan dari lingkungan sekitar untuk mendidiknya dengan rasa
aman. Cari tahu apa saja kesukaannya, sesuatu yang ia benci, hingga tentang makanan yang
harus dikonsumsinya setiap hari.

Lakukan pendekatan secara intensif. Baik di sekolah, maupun saat ia di rumah. Sering-
seringlah berkomunikasi dengan orang tuanya. Sampaikan semua perkembangan serta
penurunan yang terjadi pada anak mereka secara jujur.

Anda mungkin juga menyukai