Anda di halaman 1dari 40

PENGEMBANGAN PROFESI

MAKALAH
PENANGANAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA IBU HAMIL
TRIMESTER III DENGAN SENAM HAMIL

Disusun Oleh :

PONIYEM, Amd.Keb.

NIP. 19760811 2007 012006

UPT PUSKESMAS SUKOLILO I

PEMERINTAH KABUPATEN PATI

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah Asuhan Kehamilan “Penanganan Nyeri Punggung pada Ibu Hamil

Trimester III dengan Senam Hamil”. Dalam penulisan makalah ini penulis

mendapatkan banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga

makalah ini dapat terwujud dalam bentuk sekarang ini.

Dalam penulisan ini penulis menyadari banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna

bagi berbagai pihak.

Pati, Juli 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Cover ................................................................................................ i

Kata Pengantar ................................................................................................. ii

Daftar Isi .......................................................................................................... iii

BAB I Pendahuluan ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 7

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7

C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 7

D. Manfaat Penulisan ............................................................................... 7

BAB II Pembahasan ........................................................................................9

1. Konsep Dasar Kehamilan .................................................................... 9

2. Konsep Dasar Nyeri ............................................................................. 23

3. Konsep Dasar Senam hamil ................................................................. 30

Daftar Pustaka .................................................................................................. 37

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Potter (2013), Nyeri adalah perasaan tidak nyaman dan

sangat individual yang tidak dapat dirasakan atau dibagi dengan orang lain.

Secara umum nyeri adalah suatu rasa tidak nyaman, baik ringan maupun

berat. Nyeri menyangkut dua aspek yaitu psikologis dan fisiologis yang

keduanya dipengaruhi fakor-faktor seperti budaya, usia, lingkungan dan

sistem pendukung, pengalaman masa lalu, kecemasan dan stress (Mardana &

Tjahja, 2017).

Nyeri menurut International Association for study of pain (IASP)

nyeri adalah sensori subjektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang

didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensia, atau

menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Menurut Potter (2013) nyeri

didefinisikan sebagai suatu kondisi perasaan yang tidak menyenangkan,

bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang

dalam hal skala atau tingkatannya. Nyeri setelah pembedahan normalnya

hanya terjadi dalam durasi yang terbatas, lebih singkat dari waktu yang

diperlukan untuk perbaikan alamiah jaringan-jaringan yang rusak

(Nurhayati,2011).

Untuk menilai skala nyeri terdapat beberapa macam skala nyeri yang

dapat digunakan untuk mengetahui tingkat nyeri seseorang antara lain:

1
1. Visual Analog Scale (VAS)

Visual analog scale (VAS) adalah cara yang paling banyak

digunakan untuk menilai nyeri. Skala linier ini menggambarkan secara

visual gradasi tingkat nyeri yang mungkin dialami seorang pasien.

Rentang nyeri diwakili sebagai garis sepanjang 10 cm, dengan atau tanpa

tanda pada tiap sentimeter. Penilaian ini menjadi beberapa kategori nyeri,

yaitu :

Gambar 1.1: Skala Pengukuran VAS

Skala nyeri pada skala 0 berarti tidak terjadi nyeri, skala nyeri pada

skala (1-3) seperti gatal, tersetrum, nyut-nyutan, melilit, terpukul, perih,

mules.Skala nyeri 4-6 digambarkan seperti kram, kaku, tertekan, sulit

bergerak, terbakar, ditusuk-tusuk. Skala 7-9 merupakan skala sangat nyeri

tetapi masih dapat dikontrol oleh klien. Skala nyeri 10 merupakan skala nyeri

yang sangat berat dan tidak dapat dikontrol. (Mardana & Tjahja, 2017).

Kehamilan adalah sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa

dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari

saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung

dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender

internasional (Winkjosastro, 2009). Kehamilan melibatkan berbagai

2
perubahan fisiologis antara lain perubahan fisik, perubahan sistem

pencernaan, sistem respirasi, sistem traktus urinarius, sirkulasi darah serta

perubahan fisiologis. Kehamilan pada umumnya berkembang dengan normal,

namun kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan, sulit diprediksi apakah

ibu hamil akan bermasalah selama kehamilan ataupun baik-baik saja

(Sarwono, 2016).

Menurut Yosefa, et all (2013), Senam hamil adalah suatu bentuk

latihan guna memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding

perut, ligamen-ligamen, serta otot dasar panggul yang berhubungan dengan

proses persalinan. Latihan ini berfungsi untuk memperkuat stabilitas inti

tubuh yang akan membantu memelihara kesehatan tulang belakang.

Mempunyai kekuatan tubuh yang baik dapat meningkatkan keseimbangan

dan kestabilan individu serta meminimalkan risiko trauma tulang belakang

ataupun jatuh pada saat hamil. Senam hamil dapat meringankan keluhan

nyeri punggung yang dirasakan oleh ibu hamil karena didalam senam hamil

terdapat gerakan yang dapat memperkuat otot abdomen. Menurut Widianti

(2010), Mengikuti senam hamil secara teratur dan intensif dapat menjaga

kesehatan tubuh dan janin yang dikandung secara optimal (Megasari, 2015).

Wanita selama kehamilannya memerlukan waktu untuk beradaptasi

dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya. Perubahan-perubahan

yang terjadi selama kehamilan umumnya menimbulkan ketidaknyamanan dan

kekhawatiran bagi sebagian besar ibu hamil.Perubahan pada ukuran tubuh,

bentuk payudara, pigmentasi kulit, serta pembesaran abdomen secara

keseluruhan membuat tubuh ibu hamil tersebut tampak jelek dan tidak

3
percaya diri.Kekhawatiran dan ketakutan ini sebenarnya tidak berdasar, untuk

itu ibu hamil memerlukan nasihat dan saran khususnya dari bidan dan dokter

yang dapat menjelaskan perubahan yang terjadi selama kehamilan sehingga

ibu tidak khawatir dengan perubahan yang dialaminya (Helen, 2004).

Dalam proses adaptasi tidak jarang ibu akan mengalami

ketidaknyamanan yang meskipun hal itu adalah fisiologis namun tetap perlu

diberikan suatu pencegahan dan perawatan, beberapa ketidaknyamanan

trimester II dan III pada Ibu hamil diantaranya sering buang air kecil 50%,

keputihan 15 %, konstipasi 40%, perut kembung 30%, bengkak pada kaki

20%, kram pada kaki 10%, sakit kepala 20%, striae gravidarum 50%,

hemoroid 60%, sesak nafas 60% dan sakit punggung 70% (Astuti, 2009).

Menurut Wahyuni & Prabowo (2012), nyeri punggung bawah adalah

ketidaknyamanan yang terjadi dibawah costa dan di atas bagian inferior

glueteal. Menurut Robson & Jason (2012), Nyeri punggung bawah adalah

gangguan yang umum terjadi, dan ibu hamil mungkin saja memiliki riwayat

“sakit punggung” dimasa lalu. Nyeri punggung bawah sangat sering terjadi

dalam kehamilan sehingga digambarkan sebagai salah satu gangguan minor

dalam kehamilan, gejala nyeri biasanya terjadi antara 4-7 bulan usia

kehamilan dan nyeri biasanya terasa di punggung bagian bawah, terkadang

menyebar ke bokong dan paha, dan terkadang turun ke kaki sebagai siatika

(Herawati, 2017).

Nyeri pungung saat kehamilan mencapai puncak pada minggu ke-24

sampai dengan minggu ke- 28, tepat sebelum pertumbuhan abdomen

mencapai titik maksimum, selain itu menurut hasil Penelitian epidemiologi

4
yang terbatas yang dilakukan oleh Mayer yang dikutip oleh Yosefa, Febriana

ea all (2014) nyeri punggung sering di perparah dengan terjadinya backache

atau sering disebut dengan “nyeri pungung yang lama”. Backache ini

ditemukan pada 45% wanita saat dicatat kehamilannya, meningkat 69% pada

minggu ke-28 dan hampir bertahan pada tingkat tersebut. Keluhan nyeri

punggung yang dialami oleh ibu hamil tentunya tidak bisa dibiarkan begitu

saja (Purnamasari, 2019).

Usaha dapat dilakukan oleh ibu hamil untuk mengurangi keluhan

nyeri punggung diantaranya; Relaksasi, hipnosis, akupuntur, masase.

(Andarmoyo, 2013). Selain itu juga bisa menggunakan teknik stimulasi

kulityang digunakan adalah pemberian kompres dingin atau pun kompres

hangat (Istiqomah, 2007). Sedangkan latihan yang dapat dilakukan ibu hamil

untuk mengurangi nyeri punggung yaitu; memperbaiki postur tubuh,

melakukan yoga prenatal, berjalan kaki, berenang, dan melakukan senam

hamil.

Prevalensi Penelitian di Australia mulai 33% – 72% mengalami low

back pain saat hamil.LBP selama kehamilan dapat menyebabkan gangguan

tidur, gangguan hidup sehari-hari, dan mengurangi kemampuan untuk

melakukan pekerjaan (Intveld, Cooper & Kessel, 2010). Menurut Fraser

(2012) mengemukakan bahwa 50% ibu hamil yang disurvey di Inggris dan

Skandinavia dilaporkan menderita nyeri punggung yang signifikan.

Menurut hasil Penelitian yang dilakukan oleh Hidayati di wilayah

kerja Puskesmas Baki, Sukoharjo pada 30 (50%) responden mengikuti senam

hamil dan 30 (50%) responden tidak mengikuti senam hamil. Nyeri

5
punggung yang dialami ibu hamil 32 (53,3%) responden mengalami nyeri

punggung ringan, 28 (47,7%) responden mengalami nyeri punggung sedang.

Dari analisis yang digunakan menggunakan Chi Square didapatkan hasil

p=0,001, nilai X2 hitung = 11,279 Nilai OR = 6,417 (Hidayati, 2017).

Penelitian yang dilakukan oleh Purimama di Puskesmas Wates kepada

30 responden ibu hamil TM III, hasil uji statistik didapatkan adanya

penurunan yang signifikan antara mean intensitas nyeri sebelum dan sesudah

diberikan senam hamil dimana p value 0.000 lebih kecil dari nilai alpha (p <

α (0.05), berarti dapat disimpulkan bahwa senam hamil efektif dalam

menurunkan intensitas nyeri punggung pada kehamilan trimester III

(Parimama, 2018).

6
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas rumusan masalah dalam

Makalah ini adalah “Bagaimanakah Penanganan nyeri punggung pada ibu

hamil trimester III dengan senam hamil ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui penanganan nyeri punggung bawah pada ibu

hamil trimester III dengan senam hamil

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengertian kehamilan

b. Untuk mengetahui ketidaknyamanan pada masa kehamilan trimster III

c. Untuk mengetahui pengertian senam hamil

d. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat senam hamil

e. Untk mengetahui penanganan nyeri punggung bawah pada ibu hamil

dengan senam hamil

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi tenaga kesehatan

Memberikan informasi serta sebagai bahan masukan dalam

memberikan asuhan dan mengembangkan suatu program upaya

kesehatan.

7
2. Bagi ilmu pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang

bermanfaat, terutama dalam penanganan nyeri punggung bawah

dengan senam hamil

3. Bagi Penulis

Sebagai bahan bagi Peneliti dalam mengimplementasikan ilmu

yang diperoleh dalam perkuliahan, sehingga dapat memperluas

wawasan dan ilmu pengetahuan.

8
BAB II

PEMBAHASAN

1. Konsep Dasar Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Menurut Nugroho (2014) Kehamilan merupakan suatu proses

yang alamiah dan fisiologis. Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi

sampai lahirnya janin. Pada masa kehamilan terdapat beberapa perubahan

fisik terkait perubahan anatomi dan faktor psikologis yang dipengaruhi

oleh beberapa faktor diantaranya karena perubahan hormon tubuh.

Perubahan menimbulkan ketidaknyamanan ibu menghadapi kehamilan.

Sebagian wanita hamil, mempunyai pengalaman akan gangguan

ketidaknyamanan selama hamil. Beberapa ketidaknyamanan yang dialami

oleh ibu hamil pada trimester III yaitu kram kaki, edema, sering BAK

(buang air kecil), sesak nafas dan nyeri punggung.

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari

saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung

dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut

kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana

trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester ke dua 15 dan

minggu (minggu ke-13 hingga minggu ke-27), trimester ketiga 13 minggu

(minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2016).

9
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehamilan

Kehamilan menyebabkan timbulnya banyak perubahan pada

tubuh ibu. Perubahan-perubahan ini untuk menyesuaikan tubuh ibu pada

keadaan kehamilannya. Kahamilan ibu yang sehat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu:

1) Faktor Fisik

(a) Status Kesehatan

- Kehamilan pada usia tua

1. Segi negatif kehamilan di usia tua

a. Kondisi ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan

sangat menentukan proses kelahirannya. Hal ini turut

memengaruhi kondisi janin.

b. Pada proses pembuahan, kualitas sel telur perempuan

pada usia ini telah menurun jika dibandingkan dengan

sel telur pada perempuan dengan usia reproduksi sehat

(25-30 tahun).

c. Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi

fisik ibu. Jika ibu mengalami penurunan kondisi,

terlebih pada primitua (hamil pertama dengan usia

lebih dari 40 tahun), keadaan ini harus benar-benar

diwaspadai.

2. Segi positif ibu hamil di usia tua

a. Kepuasan peran sebagai ibu.

10
b. Merasa lebih siap.

c. Pengetahuan mengenai perawatan kehamilan dan

bayi lebih baik.

d. Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan.

e. Mampu mengambil keputusan.

f. Karir baik, status ekonomi lebih baik.

g. Perkembangan intelektual anak lebih tinggi.

h. Periode menyusui lebih lama.

i. Toleransi pada kelahiran lebih besar.

j. Kehamilan ganda

- Kehamilan ganda

- Kehamilan dengan HIV

(b) Status gizi

(c) Gaya Hidup

(1) Faktor Psikologis

Adapun faktor psikologis meliputi:

1. Stressor internal

2. Stressor eksternal

3. Dukungan keluarga

4. Substanse abuse

5. Partner abuse

(2) Faktor Lingkungan, Sosial, Budaya, Ekonomi

Faktor lingkungan, sosial, budaya, ekonomi meliputi:

11
1. Kebiasaan adat istiadat

2. Fasilitas kesehatan

3. Ekonomi

c. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

1. Oksigen

Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi saat hamil

sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada

ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang dikandung. Untuk

mencegah hal tersebut maka ibu hamil perlu latihan nafas

melalui senam hamil, tidur dengan bantal yang lebih tinggi,

makan tidak terlalu banyak.

2. Nutrisi

Menurut Rusliati (2006), Nutrisi sangat diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan tumbuh kembang janin, pemeliharaan

kesehatan ibu, dan persediaan laktasi. Nutrisi yang harus

dipenuhi pada kehamilan dengan usia >35 tahun adalah kalori

300 kkal perhari, protein 100 gram perhari (tempe, tahu, susu,

ikan, daging dan unggas), asam folat 470 ug perhari (sayuran

hijau, hati, dan ayam), kalsium 1.200 mg perhari (susu, keju,

ikan teri, kacang kedelai, kacang), zat besi 30 mg perhari (hati,

sumsum tulang, telur, daging, ikan dan sayuran hijau tua)

(Firdayani, 2018).

3. Personal hygiene

12
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi

dianjurkan sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung

untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri

terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah

genetalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan keringkan.

Kebersihan gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian karena

seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu yang

kekurangan kalsium. Rasa mual selama masa hamil dapat

mengakibatkan perburukan hygiene mulut dan dapat

menimbulkan karies gigi.

4. Pakaian

Meskipun pakaian bukan merupakan hal yang berakibat

langsung terhadap kesejahteraan ibu dan janin, namun perlu

kiranya jika tetap dipertimbangkan beberapa aspek kenyamanan

dalam pakaian. Pemakaian pakaian dan kelengkapannya yang

kurang tepat akan mengakibatkan.

5. Eliminasi

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan

dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kecil.

Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormone

progesterone yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos,

salah satunya otot usus. Selain itu desakan usus oleh pembesaran

janin juga menyebabkan bertambahnya konstipasi.

13
6. Hubungan seksual

Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang

selama tidak ada riwayat penyakit seperti berikut ini :

a. Sering abortus dan kelahiran premature.

b. Perdarahan pervaginam.

c. Coitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada

minggu terakhir kehamilan.

d. Bila ketuban sudah pecah, coitus dilarang karena dapat

menyebabkan infeksi janin intra uteri (Firdayani, 2018).

7. Lingkungan yang bersih

Menurut Sulistyowati (2009), Salah satu pendukung

untuk keberlangsungan kehamilan yang sehat dan nyaman

adalah adanya lingkungan yang bersih, karena kemungkinan

terpapar kuman dan zat toksik yang berbahaya bagi ibu dan janin

akan terminimalisasi. Lingkungan yang bersih disini adalah

termasuk bebas dari polusi udara seperti asap rokok (Firdayani,

2018).

8. Senam hamil

Menurut Sulistyowati (2009), Kegunaan senam hamil

adalah melancarkan sirkulasi darah, nafsu makan bertambah,

pencernaan menjadi lebih baik, dan tidur menjadi lebih nyenyak

(Firdayani, 2018).

d. Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan Trimester III

14
Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem genetalia

wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang

perkembangan dan pertumbuhan janin dalamrahim. Plasenta dalam

perkembangannya mengeluarkan hormone somatomamotropin, estrogen,

dan progestron yang menyebabkan perubahan pada bagian – bagian

tubuh.

1. Uterus

Pada TM III itsmus lebih nyata menjadi bagian korpus uteri dan

berkembang menjadi segmen bawah rahim (SBR).

Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri Kehamilan

Usia kehamilan TFU cm


12 minggu 3 jari diatas simpisis
16 minggu Pertengahan simpisis pusat
20 minggu 3 jari di bawah pusat
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 3 jari diatas pusat
32 minggu Pertengahan pusat dan prosesus xiphoideus (px)
36 minggu 3 jari dibawah prosesus xiphoideus (px)
40 minggu Pertengahan pusat prosesus xiphoideus (px)
(Sumber : Manuaba, 2010)

15
2. Sistem Traktus Urinarius

Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan

sering kencing akan timbul. Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan

dan ureter lebih berdilatasi dari pada pelvis kiri akibat pergeseran uterus

yang berat ke kanan akibat terdapat kolon rektosigmoid di sebelah kiri.

3. Sistem Respirasi

Pada minggu ke 32 karena usus-usus tertekan uterus yang membesar

kearah diafragma kurang keluar bergerak mengakibatkan kebanyakan wanita

hamil mengalami derajat kesulitan bernafas.

4. Kenaikan Berat Badan

Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan BB dari

mulai awal kehamilan sampai akhir kehamilan 11-12 kg.

5. Sirkulasi Darah

Hemodilusi penambahan volume darah sekitar 25% dengan puncak

UK 32 minggu, sedangkan hematokrit mencapai level terendah pada umur

30-32 minggu karena setelah 34 minggu masa RBC terus meningkat tapi

volume plasma tidak. Peningkatan RBC menyebabkan penyaluran oksigen

pada wanita hamil lanjut sesak nafas.

6. Sistem Muskuloskeletal

Sendi pelvis pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak, perubahan

tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita hamil menyebabkan

postur dan cara berjalan wanita berubah.

e. Perubahan Psikologis Trimester III

1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak

menarik.

16
2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.

3) Takut akan rasa sakit dan bahaya pada fisik yang timbul pada saat melahirkan,

khawatir akan keselamatanya.

4) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang

mencerminkan perhatian dan kekhawatiran.

5) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.

6) Merasa kehilangan perhatian

7) Perasaan mudah terluka (sensitive)

8) Libido menurun (Firdayani, 2018).

f. Ketidaknyamanan pada Ibu Hamil Trimester III

Menurut Romauli (2011:149) Ketidaknyamanan ibu hamil pada Trimester

III, adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan Frekuensi berkemih

Frekuensi kemih meningkat pada trimester ketiga sering dialami wanita

primigravida setelah lightening terjadi efek lightaning yaitu bagian presentasi

akan menurun masuk kedalam panggul dan menimbulkan tekanan langsung

pada kandung kemih.

Peningkatan frekuensi berkemih disebabkan oleh tekanan uterus karena

turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih tertekan, kapasitas

kandung kemih berkurang dan mengakibatkan frekuensi berkemih meningkat

(Manuaba, 2010).

Sering buang air kecil merupakan suatu perubahan fisiologis dimana

terjadi peningkatam sensitivitas kandung kemih dan pada tahap selanjutnya

merupakan akibat kompresi pada kandung kemih. Pada trimester III kandung

kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati ke arah abdomen. Uretra

17
memanjang sampai 7,5 cm karena kandung kemih bergeser kearah atas.

Kongesti panggul pada masa hamil ditunjukan oleh hiperemia kandung kemih

dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih

menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal

ini memungkinkan distensi kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saat

yang sama pembesaran uterus menekan kandung kemih, menimbulkan rasa

ingin berkemih meskipun kandung kemih hanya berisi sedikit urine.

Tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi akibat terlalu sering buang air

kecil yaitu dysuria, Oliguria dan Asymtomatic bacteriuria. Untuk

mengantisipasi terjadinya tanda – tanda bahaya tersebut yaitu dengan minum

air putih yang cukup (± 8-12 gelas/hari) dan menjaga kebersihan disekitar alat

kelamin. Ibu hamil perlu mempelajari cara membersihkan alat kelamin yaitu

dengan gerakan dari depan kebelakang setiap kali selesai berkemih dan harus

menggunakan tissue atau handuk yang bersih serta selalu mengganti celana

dalam apabila terasa basah.

Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil trimester III

dengan keluhan sering kencing yaitu KIE tentang penyebab sering kencing,

kosongkan kadung kemih ketika ada dorongan, perbanyak minum pada siang

hari dan kurangi minum di malam haru jika mengganggu tidur, hindari minum

kopi atau teh sebagai diuresis, berbaring miring kiri saat tidur untuk

meningkatkan diuresis dan tidak perlu menggunakan obat farmakologis (Hani,

2011 : 59) .

2. Sakit punggung Atas dan Bawah

Karena tekanan terhadap akar syaraf dan perubahan sikap badan pada

kehamilan lanjut karena titik berat badan berpindah kedepan disebabkan perut

18
yang membesar. Ini diimbangi dengan lordosis yang berlebihan dan sikap ini

dapat menimbulkan spasmus.

3. Hiperventilasi dan sesak nafas

Peningkatan aktivitas metabolis selama kehamilan akan meningkatkan

karbondioksida. Hiperventilasi akan menurunkan karbon dioksida. Sesak nafas

terjadi pada trimester III karena pembesaran uterus yang menekan diafragma.

Selain itu diafragma mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan.

4. Edema dependen

Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena

pada ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar pada vena panggul

pada saat duduk/ berdiri dan pada vena cava inferior saat tidur terlentang.

Edema pada kaki yang menggantung terlihat pada pergelangan kaki dan harus

dibedakan dengan edema karena preeklamsi.

5. Nyeri ulu hati

Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang akhir trimester II dan

bertahan hingga trimester III.

Penyebab :

a. Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang

ditimbulkan peningkatan jumlah progesteron.

b. Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi otot

halus yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah progesteron dan

tekanan uterus.

c. Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat dan

penekanan oleh uterus yang membesar.

6. Kram tungkai

19
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau ketidakseimbangan

rasio dan fosfor. Selain itu uterus yang membesar memberi tekanan pembuluh

darah panggul sehingga mengganggu sirkulasi atau pada saraf yang melewati

foramen doturator dalam perjalanan menuju ekstrimitas bawah.

7. Konstipasi

Pada kehamilan trimester III kadar progesteron tinggi. Rahim yang semakin

membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah sehingga terjadi

konstipasi. Konstipasi semakin berat karena gerakan otot dalam usus diperlambat

oleh tingginya kadar progesterone (Romauli, 2011).

Konstipasi ibu hamil terjadi akibat peningkatan produksi progesteron yang

menyebabkan tonus otot polos menurun, termasuk pada sistem pencernaan,

sehingga sistem pencernaan menjadi lambat. Motilitas otot yang polos menurun

dapat menyebabkan absorpsi air di usus besar meningkat sehingga feses menjadi

keras (Pantiawati, 2010).

Konstipasi bila berlangsung lama lebih dari 2 minggu dapat menyebabkan

sumbatan/impaksi dari massa feses yang keras (skibala). Skibala akan menyumbat

lubang bawah anus dan menybabkan perubahan besar sudut anorektal.

Kemampuan sensor menumpul, tidak dapat membedakan antara flatus, cairan atau

feses. Akibatnya feses yang cair akan merembes keluar. skibala juga mengiritasi

mukosa rectum, kemudian terjadi produksi cairan dan mukus yang keluar melalui

sela-sela dari feses yang impaksi (Romauli, 2011).

20
8. Insomnia

Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus yang

membesar, pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran dan kecemasan.

g. Tanda Bahaya Dalam Kehamilan Trimester III

Menurut Sulistyawati (2009), Selama kunjungan antenatal, ibu mungkin

mengeluhkan bahwa ia mengalami ketidaknyamanan. Kebanyakan dari keluhan ini

adalah ketidaknyamanan yang normal dan merupakan bagian dari perubahan yang

terjadi pada tubuh ibu selama kehamilan. Tanda – tanda bahaya yang perlu

diperhatikan :

1) Sakit kepala yang hebat

a) Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan

ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.

b) Sakit kepala yang menunjukkan masalah serius adalah sakit kepala yang

hebat yang menetap dan tidak hilang setelah beristirahat.

c) Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre- eklampsi

(Firdayani, 2018).

2) Penglihatan kabur

a) Oleh karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah

selama proses kehamilan.

b) Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa

adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya pandangan yang kabur

atau berbayang secara mendadak.

c) Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat

dan mungkin merupakan gejala dari pre-eklampsi (Sulistyawati, 2009).

3) Bengkak di wajah dan jari-jari tangan

21
Menurut Sulistyawati (2009), Hampir dari separuh ibu hamil akan

mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore

hari dan biasanya hilang setelah beristirahat dengan meninggikan kaki

(Firdayani, 2018).

a. Keluar cairan pervaginam

2) Harus dapat dibedakan antara urine dengan air ketuban.

3) Jika keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan warna putih keruh,

berarti yang keluar adalah air ketuban.

4) Jika kehamilan belum cukup bulan, hati-hati akan adanya persalinan

preterm dan komplikasi infeksi intrapartum (Sulistyawati, 2009).

b. Gerakan janin tidak terasa

2) Kesejahteraan janin dapat diketahui dari keaktifan gerakannya.

3) Minimal adalah 10 kali dalam 24 jam.

4) Jika kurang dari itu, maka waspada akan adanya gangguan janin dalam

rahim, misalnya asfiksia janin sampai kematian janin.

c. Nyeri perut yang hebat

Menurut Sulistyawati (2009), Pada kehamilan lanjut, jika ibu merasakan

nyeri yang hebat, tidak berhenti setelah beristirahat, disertai dengan tanda-tanda

syok yang membuat keadaan umum ibu makin lama makin memburuk, dan

disertai perdarahan yang tidak sesuai dengan beratnya syok, maka kita harus

waspada akan kemungkinan terjadinya solusio plasenta (Firdayani, 2018).

22
2. Konsep Dasar Nyeri

a. Pengertian Nyeri

Menurut Potter (2013) Nyeri adalah perasaan tidak nyaman dan sangat

individual yang tidak dapat dirasakan atau dibagi dengan orang lain. Secara

umum nyeri adalah suatu rasa tidak nyaman, baik ringan maupun berat. Nyeri

menyangkut dua aspek yaitu psikologis dan fisiologis yang keduanya dipengaruhi

fakor-faktor seperti budaya, usia, lingkungan dan sistem pendukung, pengalaman

masa lalu, kecemasan dan stress (Mardana & Tjahja, 2017).

Nyeri menurut International Association for study of pain (IASP) nyeri

adalah sensori subjektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat

terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensia, atau menggambarkan

kondisi terjadinya kerusakan. Menurut Potter (2013) nyeri didefinisikan sebagai

suatu kondisi perasaan yang tidak menyenangkan, bersifat sangat subjektif karena

perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya.

Nyeri setelah pembedahan normalnya hanya terjadi dalam durasi yang terbatas,

lebih singkat dari waktu yang diperlukan untuk perbaikan alamiah jaringan-

jaringan yang rusak (Nurhayati,2011).

Penilaian nyeri meliputi :

a) Anamnesis umum

b) Pemeriksaan fisik

c) Anamnesis spesifik nyeri dan evaluasi ketidakmampuan yang ditimbulkan

nyeri :

1) Lokasi nyeri

2) Keadaan yang berhubungan dengan timbulnya nyeri

3) Karakter nyeri

23
4) Intensitas nyeri

5) Gejala yang menyertai

6) Efek nyeri terhadap aktivitas

7) Tatalaksana yang sudah didapat

8) Riwayat penyakit yang relevan dengan rasa nyeri

9) Faktor lain yang akan mempengaruhi tatalaksana pasien

b. Penggolongan Nyeri

Nyeri dapat digolongkan dalam berbagai cara, yaitu:

1) Menurut jenisnya : nyeri nosiseptik, nyeri neurogenik, dan nyeri psikogenik

2) Menurut timbulnya nyeri : nyeri akut dan nyeri kronik

3) Menurut penyebabnya : nyeri onkologik dan nyeri non-onkologik

4) Menurut derajat nyerinya : nyeri ringan, sedang, dan berat

Dengan penilaian nyeri yang lengkap dapat dibedakan antara nyeri nosiseptik

(somatik dan visera) dengan nyeri neuropatik

1 Nyeri somatik dapat dideskripsikan sebagian nyeri tajam, panas atau

menyengat, yang dapat ditunjukkan lokasinya serta diasosiasikan dengan

nyeri tekan lokal di sekitarnya.

2 Nyeri visera dideskripsikan sebagai nyeri tumpul, kram atau kolik yang tidak

terlokalisir yang dapat disertai dengan nyeri tekan lokal, nyeri alih, mual,

berkeringan dan perubahan kardiovaskular

3 Nyeri neuropatik memiliki ciri khas:

a) Deskripsi nyeri seperti terbakar, tertembak, atau tertusuk.

b) Nyeri terjadi secara paroksismal atau spontan serta tanpa terdapat.

c) Terdapatnya diastesia (sensasi abnormal yang tidak menyenangkan yang

timbul spontan ataupun dispresipitasi), hiperalgesia (peningkatan derajat

24
respon terhadap stimulus nyeri normal), alodinia (nyeri yang dirasakan

akibat stimulus yang pada keadaan normal tidak menyebabkan nyeri), atau

adanya hipoestesia.

d) Perubahan sistem otonom regional (perubahan warna, suhu, dan keringat)

serta phantom phenomena.

c. Pengukuran Nyeri

Pengukuran derajat nyeri sebaiknya dilakukan dengan tepat karena

sangat dipengaruhi oleh faktor subyektif seperti faktor fisiologis, psikologi,

lingkungan.Karenanya, anamnesis berdasarkan pada pelaporan mandiri pasien

yang bersifat sensitif dan konsisten sangatlah penting. Pada keadaan di mana

tidak mungkin mendapatkan penilaian mandiri pasien seperti pada keadaan

gangguang kesadaran, gangguan kognitif, pasien pediatrik, kegagalan

komunikasi, tidak adanya kerjasama atau ansietas hebat dibutuhkan cara

pengukuran yang lain. Pada saat ini nyeri di tetapkan sebagai tanda vital kelima

yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian akan rasa nyeri dan diharapkan

dapat memperbaiki tatalaksana nyeri akut.

Berbagai cara dipakai untuk mengukur derajat nyeri, cara yang sederhana

dengan menentukan derajat nyeri secara kualitatif sebagai berikut:

1 Nyeri ringan adalah nyeri yang hilang timbul, terutama sewaktu melakukan

aktivitas sehari-hari dan hilang pada waktu tidur.

2 Nyeri sedang adalah nyeri terus menerus, aktivitas terganggu, yang hanya

hilang apabila penderita tidur.

3 Nyeri berat adalah nyeri yang berlangsung terus-menerus sepanjang hari,

penderita tak dapat tidur atau sering terjaga oleh gangguan nyeri sewaktu

tidur.

25
1. Pengukuran Derajat Nyeri Mandiri

Ada beberapa cara untuk membantu mengetahui akibat nyeri menggunakan

skala assessment nyeri unidimensional (tunggal) atau multidimensi:

a. Unidimensional:

1) Hanya mengukur intensitas nyeri

2) Cocok (appropriate) untuk nyeri akut

3) Skala yang biasa digunakan untuk evaluasi pemberian analgetik

Skala assessment nyeri unidimensional ini meliputi:

1) Visual Analog Scale (VAS)

Visual analog scale (VAS) adalah cara yang paling banyak

digunakan untuk menilai nyeri. Skala linier ini menggambarkan secara

visual gradasi tingkat nyeri yang mungkin dialami seorang pasien.

Rentang nyeri diwakili sebagai garis sepanjang 10 cm, dengan atau

tanpa tanda pada tiap sentimeter. Tanda pada kedua ujung garis ini dapat

berupa angka atau pernyataan deskriptif.

Gambar 2. 1: Skala pengukur Nyeri VAS


Keterangan:

Skala 0 : Tidak terjadi nyeri

Skala 1-3 : gatal, tersetrum, nyut-nyutan, melilit, terpukul, perih, mules.

Skala 4-6 : digambarkan seperti kram, kaku, tertekan, sulit bergerak, terbakar,

ditusuk-tusuk.

Skala 7-9 : skala sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien.

26
Skala 10 : skala nyeri yang sangat berat dan tidak dapat dikontrol.

Ujung yang satu mewakili tidak ada nyeri, sedangkan ujung yang

lain mewakili rasa nyeri terparah yang mungkin terjadi. Skala dapat

dibuat vertikal atau horizontal. VAS juga dapat diadaptasi menjadi skala

hilangnya/reda rasa nyeri. Digunakan pada pasien anak >8 tahun dan

dewasa. Manfaat utama VAS adalah penggunaannya sangat mudah dan

sederhana. Namun, untuk periode pasca bedah, VAS tidak banyak

bermanfaat karena VAS memerlukan koordinasi visual dan motorik

serta kemampuan konsentrasi (Mardana & Tjahja, 2017).

d. Nyeri punggung pada ibu hamil trimester III

1 Pengertian Nyeri Punggung

Umum dirasakan pada usia kehamilan lanjut. Disebabkan oleh

progesteron dan relaksin (yang melunakkan jaringan ikat) dan postur tubuh

yang berubah serta meningkatnya beban berat yang dibawa ke dalam rahim.

Yang harus dilakukan adalah dengan menyingkirkan kemungkinan penyebab

yang serius, fisioterapi, pemanasan pada bagian yang sakit, analgesia, dan

istirahat. Berikan nasihat untuk memperhatikan postur tubuh (jangan terlalu

sering membungkuk dan berdiri serta berjalan dengan punggung dan bahu yang

tegak, menggunakan sepatu tumit rendah, hindari mengangkat benda yang berat,

memberitahukan cara-cara untuk mengistirahatkan otot panggung, menjelaskan

keuntungan untuk mengenakan korset khusus bagi ibu hamil, tidur pada kasur

tipis yang dibawahnya (Rukiyah, dkk 2009).

Menurut Richard G. Fesler (2007), nyeri pinggang bagian bawah

menggambarkan suatu nyeri yang tiba – tiba tajam, terus - menerus atau tumpul

yang dirasakan pada daerah pinggang bawah (Mirnawati, 2017).

27
Menurut Pramuji Utomo (2006), gejala yang tampak pada nyeri

pinggang bawah secara umum adalah nyeri yang terasa di daerah pinggang

seperti rasa terbakar, teriris atau tertusuk. Nyeri tersebut hilang timbul dan dapat

disertai dengan adanya kesemutan dan kelemahan ditungkai dua kaki. Nyeri

pinggang bawah akibat faktor mekanikal ditandai dengan gejala sebagai

berikut :

1 Nyeri terjadi secara intermitten / terputus – putus.

2 Sifat nyeri tajam dan mendadak, dipengaruhi oleh sikap / gerakan yang bisa

meringankan atau memberatkan keluhan.

3 Nyeri hilang setelah istirahat dalam waktu yang cukup dan nyeri muncul

setelah beraktifitas.

Pada ibu hamil timbul keluhan nyeri pada pinggang bawah akibat

pengaruh hormon yang menimbulkan gangguan pada substansi dasar bagian

penyangga dan jaringan penghubung sehingga mengakibatkan menurunnya

elastisitas dan fleksibilitas otot. Selain itu, disebabkan karena aktivitas fisik

yang berlebihan, seperti; mengangkat benda berat, membungkuk, posisi tubuh

yang tidak tepat saat beraktivitas, seperti; naik tangga, duduk dan berdiri dari

tempat duduk (seperti masuk dan keluar dari mobil, bak mandi, tempat tidur),

memutarkan badan terlalu keras, membungkukkan badan ke depan, berlari, dan

berjalan dengan kecepatan yang berlebihan. Gangguan nyeri pinggang akan

terasa lebih parah jika sebelum hamil si ibu telah merasakan kondisi ini

(Mirnawati, 2017).

2. Faktor predisposisi nyeri punggung pada kehamilan

Faktor predisposisi nyeri punggung pada masa kehamilan antara lain :

a. Penambahan berat badan secara drastis

28
Nyeri punggung terjadi pada ibu hamil trimester II-III karena

merupakan nyeri yang terjadi akibat perubahan postur yang terjadi akibat

penambahan beban kandungan yang semakin besar yang menyebabkan

pertambahan sudut lengkungan tulang belakang. Pertambahan sudut

lengkungan menyebabkan fleksibilitas dan mobilitas dari lumbal menjadi

menurun.

Nyeri Punggung kadang akan menyebar sampai ke panggul paha

dan turun ke kaki, kadang akan meningkatkan nyeri tekan di atas simpisis

pubis. Nyeri tersebut bisa muncul seiring dengan pertambahan berat badan

(Inding, 2016).

b. Pertumbuhan uterus yang menyebabkan perubahan postur

Menurut Brayshaw (2008) Pada masa kehamilan seiring dengan

membesarnya uterus, maka pusat gravitasi akan berpindah kearah depan

sehingga ibu hamil harus menyesuaikan posisi berdirinya, dimana ibu hamil

harus bergantung dengan kekuatan otot, penambahan berat badan, sifat

relaksasi sendi, kelelahan serta postur sebelum hamil. Postur tubuh yang

tidak tepat akan memaksa peregangan tambahan dan kelelahan pada tubuh,

terutama pada bagian tulang belakang sehingga akan menyebabkan

terjadinya sakit atau nyeri pada bagian punggung ibu hamil (Inding, 2016).

c. Peregangan berulang

Menurut Brayshaw (2008) Postur tubuh yang tidak tepat akan

memaksa peregangan tambahan dan kelelahan pada tubuh ibu hamil,

terutama pada bagian tulang belakang, pelvis, dan sendi penahan berat,

sehingga hal ini dapat menyebabkan rasa sakit dan nyeri pada bagian

tersebut (Inding, 2016).

29
d. Peningkatan kadar hormon estrogen terhadap ligament

Menurut Kisner dan Colby (1996) Penyebab Nyeri punggung pada

wanita hamil adalah adanya perubahan hormonal yang menimbulkan

perubahan pada jaringan lunak penyangga dan penghubung (connective

tissue) sehingga mengakibatkan menurunnya elastisitas dan flexibilitas otot

(Inding, 2016).

3. Konsep Dasar Senam Hamil

a. Pengertian Senam Hamil

Senam hamil adalah suatu bentuk latihan guna memperkuat dan

mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligamen-ligamen, serta otot

dasar panggul yang berhubungan dengan proses persalinan.Latihan ini berfungsi

untuk memperkuat stabilitas intitubuh yang akan membantu memelihara kesehatan

tulang belakang. Mempunyai kekuatan tubuh yang baik dapat meningkatkan

keseimbangan dan kestabilan individu serta meminimalkan risiko trauma tulang

belakang ataupun jatuh pada saat hamil. Senam hamil dapat meringankan keluhan

nyeri punggung yang dirasakan oleh ibu hamil karena didalam senam hamil terdapat

gerakan yang dapat memperkuat otot abdomen (Yosefa, et all, 2013). Mengikuti

senam hamil secara teratur dan intensif dapat menjaga kesehatan tubuh dan janin

yang dikandung secara optimal (Widianti, 2010).

Menurut Muhimah (2010), Senam hamil dilakukan sekitar 30 menit. Dalam

seminggu seorang ibu hamil hanya membutuhkan 1 sampai 3 kali dalam seminggu.

Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi cedera saat hamil. Durasi waktu senam

hamil juga harus memperhatikan kondisi fisik dan kehamilan ibu (Firdayani, 2018).

30
Secara ringkas petunjuk senam hamil berupa konsultasi/pemeriksaan

kesehatan, dilakukan mulai umur kehamilan 28 minggu, membutuhkan ruangan

yang nyaman dan pakaian yang sesuai, minum yang cukup baik sebelum, selama

dan setelah melakukan senam, melakukan senam 3x seminggu/teratur, melakukan

pemanasan dan pendinginan, tidak menahan nafas selama latian, hentikan bila

timbul keluhan, bila dilakukan dirumah sakit senam hamil dipandu dan terdapat

sosialisasi (Anik & Yetty 2011).

Senam hamil ditujukan bagi wanita hamil tanpa kelainan atau tidak terdapat

penyakit yang menyertai kehamilan, seperti penyakit jantung, penyakit ginjal,

penyakit pernapasan, penyulit kehamilan (hamil dengan perdarahan, hamil dengan

gestosis, hamil dengan kelainan letak) riwayat abortus berulang, dan kehamilan

disertai anemia. Adapun syarat mengikuti senam hamil:

1 Ibu hamil cukup sehat

2 Kehamilan tidak ada komplikasi (seperti abortus berulang, kehamilan dengan

perdarahan).

3 Tidak boleh latihan dengan menahan nafas.

4 Lakukan latihan secara teratur dengan instruktur senam hamil.

5 Senam hamil dimulai pada umur kehamilan 24-28 minggu.

b. Tujuan senam hamil

1. Menguasai teknik pernafasan

Dengan menguasai teknik pernafasan ini diharapkan ibu mendapatkan

oksigen yang lebih banyak, latihan ini dilakukan agar ibu siap menghadapi

persalinan.

2. Memperkuat elastisitas otot

31
Tujuannya adalah untuk mencegah atau mengatasi keluhan nyeri di

bokong, perut bagian bawah dan keluhan wasir.

3. Mengurangi keluhan

Melatih sikap tubuh ibu hamil sehingga mengurangi keluhan yang

timbul akibat perubahan bentuk tubuh.

4. Melatih relaksasi

Proses relaksasi akan sempurna dengan melakukan kontraksi dan

relaksasi yang diperlukan untuk mengatasi ketegangan atau rasa sakit saat

proses persalinan.

5. Menghindari kesulitan

Senam hamil ini bertujuan untuk membantu proses persalinan,

sehingga ibu dapat melahirkan tanpa kesulitan serta dapat menjaga tubuh

agar tetap bugar dan sehat.

6. Penguatan otot-otot tungkai

Mengingat tungkai akan menopang berat tubuh ibu yang makin lama

makin berat seiring dengan usia kehamilan

7. Mencegah Varises

Yaitu mencegah pelebaran bembuluh darah balik (vena) secara

segmental yang tak jarang terjadi pada ibu hamil.

8. Memperpajang nafas

Karena makin besarnya kandungan maka akan mendesak isi perut ke

arah dada. Hal ini akan membuat rongga dada lebih sempit dan nafas ibu

tidak optimal. Dengan melakukan senam hamil ini diharapkan ibu

mempunyai nafas yang lebih panjang dan dalam keadaan rileks.

32
9. Latihan mengejan

Menurut Nirwana (2011), Latihan ini khusus untuk menghadapi

proses persalinan, dengan mengejan secara benar bayi dapat lancar keluar

dan tidak tertahan lama di jalan keluar (Firdayani, 2018)

c. Manfaat Senam hamil

Manfaat dari latihan senam hamil antara lain :

1. Merendakan sakit punggung bawah

2. Meningkatkan kebutuhan oksigen dalam otot

3. Merangsang paru-paru dan jantung juga kegiatan otot dan sendi

4. Secara umum menghasilkan perubahan pada keseluruhan tubuh terutama

kemampuan untuk memproses dan menggunakan oksigen

5. Melancarkan peredaran darah

6. Meningkatkan kebugaran dan kekuatan otot

7. Memperlancar persalinan

8. Mengurangi keletihan

(Firdayani, 2018)

d. Langkah-langkah senam hamil

1. Duduk bersila (melakukan gerakan pemanasan dengan menggerakan kepala

menengok ke kanan dan ke kiri, miring ke kanan dan ke kiri, kepala sambil

menarik nafas kemudian menghembuskan lakukan 8 kali)

Gambar 2.2: duduk bersila

33
2. Memutar lengan dan mengencangkan payudara (letakkan jari-jari tangan

dibahu. Meletakkan kedua lengan menjepit kedua payudara dan menggangkat

keatas dengan kedua siku tersebut.lakukan gerakan ini dengan memutar lengan,

lepas perlahan-lahan kemudian lanjutkan dengan menggangkat kedua siku ke

atas dan kembali keposisi semula. Lakukan gerakan 8 kali).

Gambar 2.3: Gerakan Tangan


3. Gerakan relaksasi (posisi tidur miring kekanan dengan kepala ditopang tangan

atau bantal. Kaki bawah lurus, kaki atas ditekuk, tarik nafas dan hembuskan

lewat mulut lakukan gerakan dengan menggangkat kaki atas setinggi pinggul,

kemudian turunkan. Lanjutkan dengan menggangkat kaki atas, tekuk kearah

perut dengan kaki bawah sejajar, luruskan dan kembali keposisi semula. Ulangi

semua dengan posisi miring kekiri (Lakukan masing-masing 8 kali).

Gambar 2.4: gerakan Relaksasi

4. Gerakan kaki dan mengayuh (posisi tubuh terlentang kedua kaki lurus.

Tekanlah jari-jari lurus kebawah dan tekuk keatas kembali. Putar pergelangan

kaki dari arah kanan ke kiri dan sebaliknya. Lanjutkan gerakan dengan kaki

seolah-olah mengayuh sepeda dengan kedua tangan disisi samping untuk

menahan. Lakukan gerakan 8 kali.)

34
Gambar 2.5: Gerakan Mengayuh

5. Menggangkat panggul ( posisi tidur terlentang dengan kedua kaki ditekuk,

kedua tangan diletakkan disamping untuk menahan badan. Tarik nafas, tahan

sambil mengencangkan otot panggul tahan beberapa detik, lalu kembali ke

posisi semula sambil menghembuskan nafas. Lakukan gerakan 8 kali.)

Gerakan 2.6: Gerakan Panggul


6. Latihan membran (posisi tidur terlentang dan merangkul kedua paha dengan

lengan sampai siku, sambil menarik nafas angkat kepala, pandangan ke perut

lalu hembuskan nafas. Lanjutkan dengan memegang pergelangan kaki. Ulangi

gerakan 8 kali.)

Gerakan 2.7: Latihan Membran

7. Melenturkan punggung (posisi seperti merangkak, bahu sejajar dengan kedua

lengan dibuka sejajar, dengan membuka kaki anggakt punggung dan anggukan

35
kepala sambil menarik nafas, tahan beberapa detik kemudian kembali keposisi

semula, pada posisi kembali otot punggung rileks. Ulangi gerakan 8 kali.)

Gambar 2.8: Gerakan Merangkak

8. Gerakan anti sungsang (dengang posisi menungging tangan rileks disamping

tubuh dan kedua kaki terbuka, ditekuk sejajar bahu letakkan kepala diantara

kedua tangan. Turunkan dada perlahan-lahan sampai menyentuh kasur kepala

menoleh kkesamping (kiri/kanan) pertahankan gekan selama ± 5-10 menit atau

sesuai dengan kemampuan ibu.

Gerakan 2.9: Latihan anti Sungsang

36
DAFTAR PUSTAKA

Herawati, Arrisqi. 2017. Upaya Penanganan Nyeri Pinggang Pada Ibu Hamil Trimester III.

Surakarta: KTI, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Observasi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Prawirohardjo, Sarwono. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.

Purnamasari, Kurniati Devi. 2019. “Nyeri Punggung Bawah Pada Ibu Hamil Trimester II

Dan III” Midwifery Journal of Galuh University Volume 1 Nomor 1 Mei 2019.

Megasari, Miratu. 2015. “Hubungan Senam Hamil dengan Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil

Trimester III” Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 3, No. 1, Nopember 2015.

Inding, Ilmiati. 2016. Pengaruh Senam Hamil Terhadap Perubahan Derajat Nyeri Pada Ibu

Hamil Yang Menderita Nyeri Pinggang Bawah (NPB). Makassar: Skripsi, Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Herawati, Arrisqi. 2017. Upaya Penanganan Nyeri Pinggang Pada Ibu Hamil Trimester III.

Surakarta: KTI, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Firdayani, Dhebi. 2018. Pengaruh Senam Hamil Terhadap Penurunan Nyeri Punggung

Bawah Pada Ibu Hamil Trimester II Dan III. Jombang: Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Insan Cendekia Medika.

37

Anda mungkin juga menyukai