Anda di halaman 1dari 19

MODUL PERKULIAHAN

Pengukuran
Besaran Listrik
Sistem – Sistem Satuan dan
Standar Pengukuran

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

14
Teknik Teknik Elektro 14051 Fina Supegina, ST, MT

Abstract Kompetensi
Untuk menyatakan dan melakukan Mahasiswa dapat mengetahui sistem –
kalkulasi besaran fisis, besaran-besaran sistem satuan dan standar pengukuran.
tersebut harus didefinisikan menurut
jenis dan kebesarannya ( magnitudo )

Sistem – sistem satuan dan standar pengukuran


MODUL 14
INSTRUMEN UNTUK PEMBANGKITAN BENTUK-BENTUK SINYAL
`
14.1 Rangkaian Dasar Osilator

14.1.1 Pendahuluan

Sebuah osilator uji, merupakan sebuah alat yang sangat diperlukan :


- dalam pekerjaan perbaikan alat-alat elektronik.
- dalam laboratorium penelitian.
- pada jalur produksi.

Osilator memperlengkapi para teknisi dengan berbagai jenis sinyal uji, untuk mela- kukan
pengukuran, antara lain :
- pengukuran respons frekuensi dari sebuah penguat
- karakteristik pita pelewat ( bandpass ) dari sebuah filter
- penyesuaian radio penerima atau pesawat televisi, atau
- penyelusuran kerusakan di dalam peralatan elektronik

Bermacam-macam sumber sinyal, seperti : osilator uji, osilator audio, generator


sinyal, generator penyapu, generator fungsi, dan lain-lain.

Secara umum dapat dikatakan bahwa : osilator adalah sebuah alat yang meng-
hasilkan suatu sinyal berbentuk sinusoida dengan frekuensi dan amplitudo
tertentu, sedangkan generator sinyal memiliki kapasitas tambahan yaitu : modu-
lasi amplitudo sinyal keluaran dan rangkuman penyetalaan yang lebar.
Akan tetapi, rangkaian osilator uji merupakan elemen dasar untuk semua sumber sinyal.

Tersedia berbagai jenis rangkaian osilator dengan model rangkaian yang ber-
gantung pada frekuensi yang diinginkan, yaitu :
- osilator-osilator frekuensi rendah, bekerja pada rangkuman kira-kira berkisar

2015 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Fina Supegina, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
antara 1 Hz - 1 MHz., dan sering didasarkan pada rangkaian jembatan Wien. Didalam
instrumen jembatan Wien yang murah dan terandalkan memberikan suatu
kombinasi rangkuman frekuensi yang dapat berubah dan keluaran yang stabil.
- osilator-osilator frekuensi tinggi yang mencakup rangkuman frekuensi dari
100 KHz - 500 MHz atau lebih, pada umumnya didasarkan pada variasi dari
rangkaian LC.

14.1.2 Osilator dengan Rangkaian Tangki LC


Prisip kerja dari rangkaian tangki LC adalah sederhana, dan dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Sebuah kombinasi paralel LC dieksitasi agar berosilasi, dan tegangan bolak balik
( ac ) pada rangkaian LC ini diperkuat oleh sebuah penguat transisitor.

Sebagian dari tegangan ac yang diperkuat tersebut diumpankan kembali ke


rangkaian tangki melalui gandengan induktif atau kapasitif, untuk mengimbangi
kehilangan daya di dalam rangkaian tangki.
Umpan balik pembaharu i ( regeneratif ) ini akan menghasilkan tegangan keluaran
dengan amplitudo yang konstan pada frekuensi resonansi yang dinyatakan oleh
persamaan :
1
f = ------------ …………………….( 12-1 )
2 π √ LC

Osilator-osilator rangkaian LC dapat bekerja pada frekuensi-frekuensi yang sangat tinggi,


sampai beberapa ratus megahertz. Tabung-tabung yang dirancang secara khusus
seperti klystron dan magnetron,memperbesar rangkuman frekuensi dalam daerah
gigahertz.

Pada gambar 1, ditunjukkan rangkaian dari osilator Amstrong, merupakan salah satu
rangkaian osilator yang terdahulu.

2015 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Fina Supegina, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 1

Dari gambar 1, dapat dijelaskan bahwa :


- Jika tegangan suplai VCC bekerja, transistor menginduksi dan akan mengalir- kan
arus kolektor.
- Disebabkan kumparan L2 dan L1 tergandeng secara induktif, maka
penambahan arus kolektor akan mengindusir suatu tegangan pada L1 dalam
arah sedemikian rupa, sehingga basis transistor dikemudikan positif, yaitu
puncak kumparan mempunyai polaritas positip. Hal ini akan menyebabkan
bertambahnya arus kolektor dengan laju yang lebih cepat dan tegangan ter-
induksi akan bertambah.
Sebagai akibatnya, sebuah tegangan positip yang tinggi dibangkitkan pada
rangkaian tangki, dan kapasitor C1 akan mengisi dengan polaritas positip pada plat
atasnya.
- Karena pada waktu yang sama basis dikemudikan positif, maka arus basis
memuati kapasitor Cb menuju nilai puncak tegangan yang diindusir dengan
polaritas seperti yang ditunjukkan pada gambar.

- Pada waktu transistor mulai saturasi, laju kenaikan arus kolektor berkurang dan akan
memperkecil tegangan induksi, yang berarti kapasitor Cb harus
mengosongkan muatan ( discharge ) melalui tahanan Rb, yang membuat basis
transistor menjadi negatip, dan ini menyebabkan suatu reaksi berantai.

2015 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Fina Supegina, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
- Arus kolektor mulai berkurang dari nilai maksimumnya ( saturasi ), maka
medan maknet L2 akan turun, dan ini akan mengindusir suatu tegangan
negatip pada kumparan L1. Pada waktu tersebut kapasitor Cb masih
mengosongkan muatan dan ini akan mengemudikan transisitor menjadi mati
( cut off ), sehingga kolektor berhenti secara mendadak.
- Tegangan induksi pada L1 menyebabkan C1 mengosongkan muatan dan
kemudian mengisi kembali menuju nilai puncak negatip pada bagian atas plat nya.
- Selama setengah siklus berikutnya rangkaian tangki membawa transistor keluar
dari kondis cut off. Kapasitor C1 mulai mengisi melalui L1 dan potensial
basis transistor dinaikkan sampai konduksi dimulai lagi.
- Begitu transistor bekerja ( konduksi ), energi dialihkan dari rangkaian kolektor
ke rangkaian tangki, dan C1 mengisi kembali menuju nilai puncak dari tegangan yang
sekarang telah positip, dan siklus ini berulang kembali mulai dari awal.
- Frekuesi osilator, diatur oleh karakteristik pengisian dan pengosongan muatan dari
rangkaian tangki yang diberikan pada persamaan ( 12-1 ).

Pada gambar 2, ditunjukkan rangkaian dari osilator Hartley.

Gambar 2

Dari gambar 2 dapat dijelaskan bahwa :


- Osilator hanya menggunakan satu kumparan beserta satu titik pencabangan

2015 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Fina Supegina, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
( tap ) yang sesuai dengan titik tanah ac yang biasa dari rangkaian Amstrong.
- Kapasitor penyetalaan C1 diparalel terhadap seluruh kumparan ( L1 + L2 ).
- Karena titik pencabangan kumparan dihubungkan ke tanah, maka rotor dari
kapasitor variabel tidak dapat ditanahkan lebih lama.
- Sinyal keluaran tersedia melalui rangkaian gandengan RC, sebagai pengganti
gandengan induktip seperti halnya pada osilator Amstrong.
- Salah satu jenis gandengan keluaran dapat digunakan ( tidak ada sangkut pautnya
dengan operasi rangkaian ).

2015 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Fina Supegina, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Pada gambar 3, ditunjukkan rangkaian dari osilator Colpitts, yang merupakan variasi
lain dari rangkaian dasar Amstrong.

Gamba
r3

Dari gambar 3, dapat dijelaskan bahwa :


- Rangkaian tangki terdiri dari sebuah induktor L1 dan dua kapasitor seri ( C1 dan
C2 ).
- Kecuali pada cara pencabangan di dalam rangkaian tangki, rangkaian osilator
Colpitts identik dengan rangkaian osilator Hartley.
- Nilai relatif dari C1 dan C2 merupakan faktor yang menentukan besarnya
umpan balik dalam rangkaian Colpitts.
Semakin kecil nilai C1, umpan balik semakin besar.
- Jika penyetalaan diubah, kedua nilai kapasitor bertambah atau berkurang
secara simultan, akan tetapi perbandingan kedua nilai tersebut tetap sama.
- Sinyal keluaran tersedia melalui sebuah gulungan tambahan pada kumparan
rangkaian tangki.

2015 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Fina Supegina, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
12.1.3 Osilator Jembatan Wien

Osilator jembatan Wien merupakan salah satu dari rangkaian-rangkaian standar


yang digunakan untuk membangkitkan sinyal-sinyal gelombang sinus dalam
rangkuman frekuensi audio. Osilator ini konstruksinya sederhana, mempunyai
bentuk gelombang yang relatif murni dan stabilitas frekuensi yang sangat baik.
Pada dasarnya osilator ini merupakan penguat umpan balik dengan sebuah
jembatan Wien sebagai jaringan umpan balik antara terminal keluaran dan
terminal masukan penguat, seperti ditunjukkan pada gambar 4.

Gambar 4
Penguat pada gambar 4 ini akan berosilasi jika dua persyaratan dasar yang dikena
kriteria Barkhausen untuk osilasi dipenuhi

Adapun kedua persyaratan dasar tersebut adalah :


- Penguatan tegangan sekitar penguat dan simpul umpan balik, yang disebut
penguatan simpal ( loop gain ) harus sama dengan satu, atau Av β = 1.
- Pergeseran fasa antara tegangan masukan vi dan tegangan umpan balik vf
yang disebut pergeseran fasa simpal ( loop phase shift ) harus nol.

Jika kedua persyaratan-persyaratan diatas dipenuhi, maka penguat umpan balik pada

2015 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Fina Supegina, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
gambar 4, akan membangkitkan suatu gelombang keluaran berbentuk sinus.

Pada gambar 5, ditunjukkan rangkaian jembatan Wien, dimana dapat dilihat bahwa
rangkaian terdiri dari gabungan RC seri dalam satu lengan dan gabungan RC paralel
dalam lengan sebelahnya, sedangkan lengan-lengan lainnya adalah tahanan murni.

Persamaan kesetimbangan jembatan mem-


berikan :
Z1 Z4 = Z2 Z3 atau z3 = Z1 Z4 Y2 ...( 12-
2 ) Dimana :
Z1 = R1 – j / ωC1 ; Y2 = 1/R2 + j ωC2

Z3 = R3 ; Z4 = R4

Gambar 5

Dengan mensubsitusikan harga-harga Z1, Y2, Z3, Z4 kedalam persamaan ( 12-2 ),


diperoleh :
R3 = ( R1 – j / ω C1 ) R4 ( 1/R2 + j ω C2 ) …………………( 12-3 )

Setelah disederhanakan, menghasilkan :


R1 R4 R4 R4 C2
R3 = --------- + j ω C2 R1 R4 - j ---------- + ---------- …………( 12-4 )
R2 ω C1 R2 C1

2015 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Fina Supegina, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Pada kesetimbangan jembatan, bagian-bagian nyata dan bagian-bagian khayal harus
sama, maka dari persamaan ( 12-4 ) diperoleh : untuk bagian nyata :

R1R4 R4
R3 = -------- + ---------
R2 C1
R3 R1 C2
---- = ---- + ---- ………………..( 12-5 )
R4 R2 C1

Dan untuk bagian khayal :

R4 1
ω C2 R1 R4 - ------------ = 0 atau ω C2 R1 = ------------ …………..( 12-6 )
ω C1 R2 ω C1 R2

dimana : ω = 2 π f

Dengan menyelesaikan persamaan ( 12-6 ), diperoleh frekuensi tegangan


masukan :

2 2
ω C1 C2 R1 R2 = 1 (2πf) C1 C2 R1 R2 = 1

1 1
2
( 2 π f ) = --------------- f = ----------------------- ………..( 12-7 )

C1 C2 R1 R2 2 π √ C1 C2 R1 R2

Pada umumnya, komponen-komponen jembatan dipilih sedemikian rupa, sehing-

2015 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Fina Supegina, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
ga : R1 = R2 = R dan C1 = C2 = C, jadi persamaan ( 12- 5 ) menjadi :

R3
----- = 2 …………………( 12-8 )
R4

Sedangkan frekuensi setimbang atau frekuensi resonansi jembatan menjadi :


1
f = ----------- …………………( 12-9 )
2π RC

Jadi diperoleh suatu kesimpulan bahwa : jembatan dikatakan setimbang


( tegangan keluaran sama dengan nol ), jika :
- Perbandingan tahanan lengan-lengan yang tidak reaktif memenuhi persamaan
( 12-8 ), dan
- Tegangan eksitasi mempunyai frekuensi dinyatakan oleh persamaan ( 12-9 ).

Jika jembatan Wien digunakan sebagai jaringan umpan balik di dalam sebuah osilator
seperti pada gambar 4, maka rangkaian harus sedikit dimodifikasi.

Penguatan tegangan penguat adalah suatu besaran yang terbatas ( misalnya Av


= 100 ). Syarat Barkhausen dengan penguatan loop =1, maka Av β = 1, yang
mempunyai arti bahwa tegangan umpan balik yang dipindah dari jembatan Wien
juga harus berupa suatu besaran terbatas dan tidak boleh nol.

Jadi jembatan harus diubah agar benar-benar memberikan suatu tegangan


keluaran pada frekuensi resonansi, sembari tetap mempertahankan pergeseran fasa
sebesar nol.

Pada gambar 6, ditunjukkan rangkaian jembatan Wien yang diperbaharui ( menun- jukkan
tegangan-tegangan dalam jembatan Wien )

2015 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Fina Supegina, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 6

Impedansi lengan-lengan reaktif pada frekuensi resonansi , f = 1 / ( 2 π R C )


dapat dituliskan :
j
Z1 = R - ----- = (1-j)R …………………..( 12-10 )
ωC
1 (1-j)R
Z2 = --------------- = ------------- ……………………( 12-11 )
1/R + j ω C 2
Penurunan tegangan va pada Z2 adalah : Z2
vi
va = ------------ vi = ----- ……………………( 12-12 )
Z1 + Z2 3
Dan penurunan tegangan pada R4 adalah : R3
vb = ---------- vi ……………………( 12-13 )
R3 + R4

2015 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
12 Fina Supegina, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Tegangan keluaran dari jembatan adalah :

v0 = va - vb ……………………( 12-14 )

Jika diinginkan suatu harga nol, tegangan keluaran harus sama dengan nol, jadi va
= vb. Untuk mencapai hasil ini R3 dan R4 harus dipilih sedemikian rupa, sehingga

2015 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
13 Fina Supegina, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
vb = ⅓ vi , yang berarti { R4 / ( R3 + R4 ) } = ⅓ atau R3 = 2 R4, akan tetapi dalam hal
yang dibahas, tegangan keluaran tidak harus nol dan oleh karena itu
perbandingan { R4 / ( R3 + R4 ) } harus lebih kecil dari ⅓ .

Sebagai contoh :
vb R3
--- = ----------- = ⅓ - 1/δ ……………………( 12-15 )
vi R3 + R4

dimana δ adalah sebuah bilangan yang lebih besar dari 3, maka :


v0 va - vb va
β = ----- = ---------- = ----- - ( ⅓ - 1/δ ) ……………………( 12-16 )
vi vi vi

Untuk menghasilkan suatu tegangan keluaran pada frekuensi resonansi jembatan


( fa ), sehingga memberikan tegangan umpan balik yang diperlukan bagi osilasi, va
/ vi = ⅓ dan β = 1/δ, maka kriteria Barkhausen untuk osilasi, yaitu penguatan loop
sebesar satu atau Av β = 1, akan dipenuhi dengan membuat penguatan penguat
A = δ.

Dalam kondisi tersebut diatas, dua pengamatan penting dapat dilakukan, yaitu :

- frekuensi osilasi persis sama dengan frekuensi nol dari jembatan setimbang, yaitu : f0
= 1/( 2 π R C ).
- pada setiap frekuensi lainnya, va tidak sefasa dengan vi, dengan demikian v0
tidak sefasa dengan vi, sehingga persyaratan penguatan loop sebesar satu
hanya dipenuhi pada frekuensi resonansi.

Pada gambar 7, ditunjukkan diagram rangkaian sebuah osilator jembatan Wien yang
sederhana tetapi praktis ( osilator jembatan Wien dua tingkatan ).

2015 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
14 Fina Supegina, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 7

Dari gambar 7 dapat dilihat bahwa :


- Jembatan terdiri dari R dan C dihubung seri, R dan C dihubung paralel, R1 dan
R2.
- Umpan balik dikembalikan dari kolektor Q2 melalui kapasitor gandeng C1
menuju bagian atas rangkaian jembatan. Kapasitor C1 cukup besar untuk tidak
menghasilkan pergeseran fasa pada frekuensi osilasi paling rendah.
Tahanan R2 melayani pemakaian rangkap dari tahanan emitter Q1 dan elemen
jembatan Wien.
- Amplitudo osilasi ditentukan oleh tingkatan pada mana βA lebih besar dari satu.
Jika β tetap, amplitudo ditentukan oleh A dan bertambah jika A ber- tambah
sampai pertambahan selanjutnya yang dibatasi oleh sifat-sifat yang tidak linier dari
transistor.
- Pengaturan amplitudo dilengkapi oleh tahanan R2 yang melengkapi sebuah β yang
berubah. Tahanan R2 dapat berupa sebuah lampu filamen tungsten yang bertindak
sebagai sebuah elemen tahanan yang berubah.
- Jika keluaran penguat cenderung bertambah, pertambahan arus melalui R2
akan menaikkan temperatur dan memperbesar tahanannya.
- Dari persamaan ( 12-16 ), harga β akan berkurang dan akan cenderung

2015 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
15 Fina Supegina, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
mempertahankan hasil perkalian Aβ konstan, sehingga mengatur keluaran
penguat pada suatu level yang konstan.
- Keterlambatan termal ( thermal lag ) filamen lampu tungsten menyebabkan
tahanannya tetap hampir konstan selama berlangsungnya siklus tegangan atau arus
keluaran bolak balik. Akan tetapi pada frekuensi-frekuensi yang sangat rendah,
keterlambatan termal mungkin tidak cukup besar, sehingga tahanan lampu dapat
berubah selama siklus.
Dalam kondisi ini bisa digunakan sebuah termistor, yang memiliki volume yang cukup
untuk menghasilkan keterlambatan termal yang diinginkan.

Frekuensi osilator secara kontinyu dapat diubah oleh dua kapasitor udara yang dapat
diubah-ubah ( C ) yang dipasang pada sebuah poros bersama.
Rangkuman frekuensi yang berbeda-beda dapat dihasilkan dengan penyakelaran kedua
tahanan R pada nilai-nilai yang berbeda.

Osilator jembatan Wien menghasilkan osilasi-osilasi yang stabil dengan distorsi


keluaran yang rendah.
Dengan penambahan penguat daya untuk memisahkan osilator dengan beban,
rangkaian digunakan melengkapi sinyal-sinyal uji untuk berbagai pemakaian.

Frekuensi atas osilator jembatan Wien dibatasi oleh karakteristik amplitudo dan
pergesaran fasa dari penguat dan biasanya dalam orde 100 KHz. Diatas frekuensi
ini sering digunakan rangkaian osilator RF yang telah dikenal.

12.1.4 Osilator Pergeseran Fasa

Pada gambar 8, ditunjukkan diagram rangkaian osilator RC penggeser fasa yang


mampu membangkitkan tegangan keluaran berbentuk sinus pada frekuensi-
frekuensi sampai beberapa ratus kilohertz.

2015 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
16 Fina Supegina, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
G
ambar 8

Dari gambar 8. dapat dijelaskan bahwa :


- rangkaian terdiri dari sebuah transistor tunggal sebagai tingkat penguat,
dan tiga bagian kaskade RC untuk melengkapi umpan balik dari keluaran
penguat kembali kemasukan.
- Transistor tunggal pada rangkaian menggeser fasa setiap tegangan yang

0
muncul pada basisnya sebesar 180 . Jaringan RC memberikan
sejumlah pergeseran fasa tambahan.
- Pada beberapa frekuensi tertentu, pergeseran fasa dari ketiga jaringan

0
RC persis sama dengan 180 dan pada frekuensi ini pergeseran fasa
total dari basis transistor sekitar rangkaian, kembali ke basis, akan persis
sama dengan
0
360 . Selanjutnya jika penguatan transistor cukup besar, maka rangkaian akan
berosilasi pada frekuensi tersebut.

Faktor umpan balik β yang didefinisikan sebagai perbandingan tegangan keluaran


v0 terhadap tegangan masukan vi, dapat diperoleh dengan menggunakan teori
jaringan konvensioanl terhadap gabungan RC.
Analisis ini menghasilkan :
v0 1

β = ---- = ------------------------------ ……………………( 12-


17 )
2 3
vi 1-5α -j(6α–α )

1
dimana : α = --------
ωRC

Jika bagian khayal dari penyebut persamaan ( 12-17 ) sama dengan nol, maka

0 2
pergeseran fasa antara v0 dan vi akan menjadi 180 , atau jika α = 6.

Frekuensi sehubungan dengan kondisi ini adalah :


1
f = --------------- ……………………( 12-18 )
2 π RC √6

2015 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
18 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Wiliam D. Cooper, “ Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran “
Modul Pengukuran Besaran Listrik, Dian Widi Astuti, ST, MT
Modul Pengukuran Besaran Listrik, Yuliza, ST, MT

2015 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
19 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai