______________________________________________________________________
Penilaian kinerja Klinik adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil
kerja / prestasi Klinik. Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat Klinik sebagai
instrumen mawas diri karena setiap Klinik melakukan penilaian kinerjanya secara
mandiri, kemudian Pihak lain akan melakukan verifikasi hasilnya.
b. Tujuan Khusus
1) Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu
kegiatan serta manajemen klinik pada akhir tahun kegiatan.
2) Mengetahui tingkat kinerja klinik pada akhir tahun berdasarkan urutan
peringkat.
3) Mendapatkan informasi analisis kinerja klinik dan bahan masukan
dalam penyusunan rencana kegiatan klinik dan dinas kesehatan
kabupaten/kota untuk tahun yang akan datang.
BAB II
PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA
1. Pengumpulan Data.
Pengumpulan data dilaksanakan dengan memasukkan data hasil kegiatan
puskesmas tahun 2015 ( Januari s.d Desember 2015 ) dengan variabel dan
sub variabel yang terdapat dalam formulir penilaian kinerja puskesmas
tahun 2015.
2. Pengolahan Data.
Setelah proses pengumpulan data selesai, dilanjutkan dengan penghitungan
sebagaimana berikut di bawah ini :
Jadi nilai cakupan kegiatan pelayanan kesehatan adalah rerata per jenis
kegiatan. Kinerja cakupan pelayanan kesehatan dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu :
1. Kelompok I (kinerja baik) : Tingkat pencapaian hasil ≥ 91 %
2. Kelompok II (kinerja cukup) : Tingkat pencapaian hasil 81 – 90 %
3. Kelompok III (kinerja kurang) : Tingkat pencapaian hasil ≤ 80 %
b. Penilaian Kegiatan Manajemen Puskesmas
Skala 3 nilai 10
Cara Penilaian :
1. Nilai mutu dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan
dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai.
2. Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variabel
3. Hasil rata – rata nilai variabel dalam satu komponen merupakan nilai
akhir mutu
4. Nilai mutu dikelompokkan menjadi :
* Baik : Nilai rata – rata > 8,5
* Cukup : Nilai 5,5 – 8,4
* Kurang : Nilai < 5,5
BAB III
HASIL KINERJA UPTD PUSKESMAS PERAWANG
TAHUN 2016
Hasil Kinerja Puskesmas Perawang Tahun 2015 berdasarkan data tahun 2014 dapat
kami sajikan sebagaimana berikut ini:
3 UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK KB 78,61% Kurang Kurang≤ 80%
TINGKA
HASIL
N KOMPONEN KEGIATAN UPAYA T KETERAN
CAKUPAN
O KESEHATAN PENGEMBANGAN KINERJ GAN
(%)
A
1 Puskesmas dengan Rawat Inap 88,88% Cukup Baik ≥ 91 %
Cukup ≥ 81-
1 Upaya Kesehatan Usia Lanjut 100% Baik
90%
Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kurang≤
2 100% Baik
Kebutaan 80%
3 Upaya Kesehatan Olahraga 0% Kurang
4 Kesehatan Jiwa 100% Baik
Pencegahan dan penanggulangan penyakit
5 66,22% Kurang
gigi
6 Perawatan Kesehatan Masyarakat 0% Kurang
Rata-rata Kinerja 75,85% Kurang
Nilai cakupan kinerja pelayanan kesehatan adalah : rata – rata nilai upaya kesehatan
wajib dan upaya kesehatan pengembangan, atau dengan kata lain nilai pencapaian
upaya kesehatan wajib + pengembangan dibagi dua.
Jadi Nilai Kinerja cakupan pelayanan kesehatan UPTD Puskesmas Perawang adalah :
72,17 % (Kurang)
Dengan melihat tabel diatas hasil kinerja mutu pelayanan kesehatan Puskesmas
Perawang tahun 2015 adalah 8,5 ( termasuk kinerja Baik )
2. Hasil Total Kinerja Kegiatan di UPTD Puskesmas Perawang Tahun 2015
Tabel. 5. Hasil Total Kinerja Kegiatan UPTD Puskesmas Perawang Tahun 2015
BAB IV
ANALISIS HASIL KINERJA
Kemudian dapat kita jabarkan lagi ke dalam pencapaian kinerja per kegiatan.
Dari grafik di atas terlihat bahwa untuk kegiatan bayi mendapatkan ASI eksklusif
hanya mencapai 20 %, dan kegiatan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat 90 %.
Untuk kegiatan KIA dan KB, Kesehatan ibu (95 %), Kesehatan Bayi
(100%), Upaya Kesehatan bayi dan Anak Prasekolah (92 %), Upaya
Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja (100 %), Pelayanan Keluarga
Berencana (94 %). Untuk Upaya Kesehatan Bayi dan Anak Prasekolah
kami belum mengadakan kegiatan DTKB apras sehingga belum dapat
dinilai.
Untuk kegiatan Kesehatan Ibu, Linakes 99%, KN3 99 %, dan rujukan bumil
resti 82 %.
Untuk program gizi, yang belum mencapai 100 % adalah balita yang naik berat
badannya (60%).
Kinerja P2M yang belum mencapai 100% adalah DBD 80 %, dan ISPA 0 %. Untuk
DBD dikarenakan ABJ 60 %, dan untuk ISPA tidak diketemukan kasus pneumonia.
Untuk Upaya pengobatan 95 %,dikarenakan dari 25547 penduduk, yang
berkunjung dalam tahun 2009 hanya 91 %
Terlihat bahwa pencapaian kinerja sebagian besar baik (>8,5), tetapi masih
ada yang sedang yaitu manejemen alat dan obat 7,6 dikarenakan tidak
semua ruangan terdapat daftar inventaris barang, dan updating data alat
tidak rutin dilaksanakan.
Untuk kinerja manajemen alat dan obat, permasalahan yang ada yaitu pada
masalah inventarisasi barang : tidak terdapat daftar inventaris barang yang
terpasang di ruangan, kemudian updating data inventaris kurang rutin.
Untuk kinerja manajemen keuangan semuanya baik, tidak ada masalah.
Trend belum bisa ditentukan karena baru tahun 2010 pedoman penilaian
kinerja puskesmas dipergunakan.
1. IDENTIFIKASI MASALAH DAN ALTERNATIF
PEMECAHAN MASALAH
Dengan melihat gambaran di atas hasil kinerja kegiatan UPT Puskesmas Playen
II tahun 2010 dapat dikategorikan perjenis kegiatan:
1. Kategori Kinerja Baik
– Upaya Kesehatan Lingkungan
– Kesehatan Ibu & Anak Termasuk KB
– Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
– Upaya Pengobatan
– Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan
– Upaya kesehatan Telinga / Pencegahan Gangguan Pendengaran
– Perawatan Kesehatan Masyarakat
2. Kategori Kinerja Cukup
– Upaya Kesehatan Usia Lanjut
– Pencegahan & Penanggulangan Penyakit Gigi
3. Kategori Kinerja Kurang
– Promosi Kesehatan
– Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
– Kesehatan Jiwa
Selanjutnya akan dibahas jenis kegiatan yg termasuk kategori kinerja cukup &
kurang. Menentukan penyebab dengan menelusuri variabel & sub variabel :
1. Penilaian Kinerja Cukup
1. Upaya Kesehatan Usia Lanjut dengan nilai 83 %
Permasalahan :
1. Penanggung jawab program sedang mengambil ijin
belajar DIII kebidanan, sehingga kegiatan posyandu
lansia kurang terpantau
2. Pendanaan khusus untuk kegiatan usila tidak ada
3. Kegiatan posyandu lansia dilakukan saat siang ataupun
sore hari, sehingga petugas usila tidak dapat rutin hadir
untuk ikut pembinaan
4. Masyarakat yang berusia lanjut, bila sehat tidak datang
ke posyandu, sehingga seakan-akan posyandu usila
hanya untuk berobat saya.
Pemecahan :
5. Kegiatan posyandu usila dilakukan di pagi hari atau saat
hari libur
6. Membuat perencanaan kegiatan melalui dana yang ada
di puskesmas maupun di masyarakat. Contoh :
Jamkesmas, Jamkesos, PNPM, Alokasi Dana Desa
7. Perlu pelatihan untuk kader posyandu usila, sehingga
dapat secara mandiri melaksanakan kegiatan posyandu
usila
8. Perlu adanya sosialisasi ke masyarakat mengenai peran
posyandu usila, dan kegiatan apa saja yang ada di
dalamnya
2. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi dengan nilai
83 %. Disebabkan oleh : pembinaan dan bimbingan sikat gigi
missal pada SD/MI 31 %.
Permasalahan :
1. Jumlah SD/MI di UPT Puskesmas Playen II 25 sekolah,
sedangkan petugas UKS juga bertugas di Poli Gigi
Puskesmas.
2. Pendanaan untuk kegiatan UKS hanya sedikit, tidak
dapat mencakup seluruh SD/MI
3. Belum semua SD dilatih dokter kecil, sehingga dapat
membimbing teman-temannya untuk berPHBS
Pemecahan :
4. Perlu penjadwalan yang matang, sehingga semua
kegiatan dapat terlaksana
5. Membuat perencanaan kegiatan melalui dana yang ada
di puskesmas maupun di masyarakat. Contoh :
Jamkesmas, Jamkesos, PNPM, Alokasi Dana Desa
6. Mengadakan Pelatihan dokter kecil bagi SD/MI yang
belum dilatih dokter kecil
2. Penilaian Kinerja Kurang
1. Promosi Kesehatan dengan nilai 79 %. Disebabkan program
bayi mendapatkan ASI Eksklusif 20 %. Permasalahan :
1. Petugas kurang mempromosikan pentingnya ASI Esklusif
2. Pemerintah kurang tegas untuk menindak produsen susu
yang mempromosikan penggunaan susu formula bagi
bayi usia 0-6 bulan, maupun penyalur (petugas
kesehatan) yang memberikan susu formula pada bayi 0-
6 bulan tanpa indikasi medis.
3. Kurangnya pengetahuan ibu tentang menyusui,
kebanyakan sekarang wanita adalah pekerja sehingga
kadang pemberian ASI eksklusif hanya sampai usia 3
bulan
Pemecahan :
4. Sosialisasikan ke petugas dan pemegang program terkait
untuk lebih giat menginformasikan kepada masyarakat
tentang pentingnya Asi Eksklusif.
5. Sosialisasi ke masyarakat mengenai ASI eksklusif
2. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
dengan nilai 80 %. Untuk program ISPA masih 0 %, ABJ 60 %
Permasalahan ISPA :
1. Petugas dan masyarakat kurang mengerti pneumonia
2. Kebanyakan pneumonia ditemukan di RS, karena
biasanya sudah dalam kondisi buruk, tidak dibawa lewat
puskesmas
3. Pendanaan program ISPA tidak ada
Pemecahan ISPA :
4. Perlunya sosialisasi pneumonia pada petugas dan
masyarakat.
5. Dibuat protap diagnosis Pneumonia
6. Adanya jejaring surveilans pneumonia tingkat kabupaten
7. Membuat perencanaan kegiatan melalui dana yang ada
di puskesmas maupun di masyarakat. Contoh :
Jamkesmas, Jamkesos, PNPM, Alokasi Dana Desa
Permasalahan ABJ :
8. Gerakan PSN hanya terlaksana situasional bila ada
kasus
9. Perilaku masyarakat yang masih kurang tentang PSN
Pemecahan ABJ :
10. Menggalakkan kembali gerakan PSN
11. Sosialisasi PSN di masyarakat secara rutin
3. Kesehatan Jiwa dengan nilai 40 %
Permasalahan :
1. Pemahaman masyarakat tentang gangguan jiwa masih
kurang
2. Tidak semua petugas kesehatan mengetahui tentang
gangguan jiwa
3. Pendanaan untuk Kesehatan Jiwa masih kurang.
Pemecahan :
4. Sosialisasikan ke petugas dan pemegang program terkait
untuk lebih giat melakukan penyuluhan tentang
gangguan jiwa ke masyarakat.
5. Petugas lebih meningkatkan kinerja dalam hal
perencanaan, pelaksanaan , dan evaluasi.
6. Petugas melakukan kunjungan rumah dan memotivasi
masyarakat agar segera memeriksakan keluarganya bila
ada yang menderita gangguan jiwa
Untuk kinerja manajemen puskesmas, yang masih sedang adalah manajemen alat dan
obat. Berdasarkan sub variabel, disebabkan inventarisasi barang di ruangan belum ada,
updating barang masih kurang.
Permasalahan :
1. Kurangnya motivasi dari petugas inventaris barang untuk mendata.
2. Tenaga rangkap
Pemecahan masalah :
1. Memonitor tugas pokok dan fungsi dari pengelola barang
2. Mengusulkan tambahan tenaga administrasi barang
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
UPT Puskesmas Playen II telah melaksanakan penilaian kinerja tahun 2010
dengan hasil sebagai berikut :
1. Kinerja cakupan yankes dgn nilai 85,5 % termasuk kategori kinerja Cukup
2. Kinerja kegiatan manajemen puskesmas dgn nilai
kategori kinerja Baik
1. Dengan melihat gambaran diatas hasil kinerja UPT Puskesmas Playen II
tahun 2010 dapat dikategorikan perjenis kegiatan sebagai berikut :
1. Kategori Kinerja Baik
– Promosi Kesehatan
– Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
– Kesehatan Jiwa
5. Untuk kinerja manajemen puskesmas yang termasuk kinerja sedang
adalah manajemen alat dan obat.
B.Saran dan Usul
Monitoring dan evaluasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten lebih diaktifkan.
o Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor serta