0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
16 tayangan13 halaman
Dokumen ini membahas tentang peran agama dalam konteks kebangsaan dan perdamaian dunia. Agama dapat memperkuat rasa kebangsaan dan menjunjung tinggi perdamaian melalui nilai-nilai seperti kasih, solidaritas, dan toleransi. Penganut agama diharapkan menjadi agen kebhinekaan dan perdamaian dengan sikap saling menghormati dan menerima perbedaan. Agama dapat menyebarkan perdamaian jika menerapkan nilai
Deskripsi Asli:
Judul Asli
PERTEMUAN KE 13 AGAMA DALAM KONTEKS KEBANGSAAN INDONESIA DAN PERDAMAIAN DUNIA
Dokumen ini membahas tentang peran agama dalam konteks kebangsaan dan perdamaian dunia. Agama dapat memperkuat rasa kebangsaan dan menjunjung tinggi perdamaian melalui nilai-nilai seperti kasih, solidaritas, dan toleransi. Penganut agama diharapkan menjadi agen kebhinekaan dan perdamaian dengan sikap saling menghormati dan menerima perbedaan. Agama dapat menyebarkan perdamaian jika menerapkan nilai
Dokumen ini membahas tentang peran agama dalam konteks kebangsaan dan perdamaian dunia. Agama dapat memperkuat rasa kebangsaan dan menjunjung tinggi perdamaian melalui nilai-nilai seperti kasih, solidaritas, dan toleransi. Penganut agama diharapkan menjadi agen kebhinekaan dan perdamaian dengan sikap saling menghormati dan menerima perbedaan. Agama dapat menyebarkan perdamaian jika menerapkan nilai
yang berhubungan dengan konteks kebangsaan dan perdamaian dunia A. Pengantar • Dalam Tujuan Negara Republik Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, Alinea IV: “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. • Soekarno: Paham kebangsaan Indonesia mengandung internasionalisme, bukan chauvinism. Artinya, Indonesia terbuka pada upaya menjaga dan memperjuangkan terciptanya perdamaian abadi. • Kehadiran agama dapat memperkuat rasa kebangsaan sekaligus menjunjung tinggi perdamaian dunia. B. Agama: Landasan moral bagi terciptanya rasa kebangsaan dan perdamaian
• Setelah menempatkan Tujuan Negara, menyusul dalam alinea IV
Pancasila sebagai dasar Negara. Tercatat jelas penempatan sila pertama pada urutan pertama. • Sila pertama Pancasila: Agama “tidak dilebur” dengan Negara, “tidak pula dipisahkan” dari Negara, tetapi “bekerja sama kritis-kolaboratif- kontributif” dengan Negara sambil menghormati posisi masing-masing. “Kehilangan agama” mengantar Indonesia menjadi bangsa tanpa jiwa moral-spiritual. Sebaliknya “kehilangan Negara” menjebak Indonesia ke dalam fundamentalisme agama yang meruntuhkan bangunan NKRI. • Artinya, agama-agama dengan ajaran-ajaran dan nilai moralnya dapat menguatkan rasa kebangsaan sekaligus perdamaian dunia. C.Nilai-nilai universal agama yang penting bagi terwujudnya kebangsaan dan perdamaian
• Nilai kasih: Setiap agama mengajarkan tentang bagaimana mengasihi. Relasi
kasih dapat menguatkan kebangsaan dan mewujudkan perdamaian. • Nilai solidaritas: Setiap agama mengajarkan bagaimana menolong atau berempati. Bangsa Indonesia lahir dari rasa solider senasib dan sepenanggungan. Solidaritas merekatkan kebangsaan. • Nilai keluhuran martabat manusia: Agama mengajarkan tentang manusia sebagai makhluk istimewa dan luhur, sehingga tidak boleh ada kekerasan atau perang. • Nilai toleransi: agama mengajarkan untuk saling menghargai satu sama lain. Toleransi sangat penting untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Toleransi juga penting untuk mempertahankan situasi damai. D. Penganut agama di Indonesia: Agen Kebhinekaan • Penganut agama harus menjadikan dirinya agen kebhinekaan artinya melalui cara hidup keagamaan yang TOLERAN DAN TERBUKA. • Adapun sikap-sikap praktis dari penganut keagamaan: 1. Menghargai dan menghormati ajaran dan tradisi agama lainnya 2. Berdialog dengan agama lain, tanpa memutlakkan pandangan sendiri sebagai kebenaran satu-satunya 3. Rendah hati dan bersedia mendengarkan pendapat 4. Bergotong royong terlibat dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan 5. Berbesar hati menerima keterbatasan/kelemahan manusiawi. Pemeluk agama sekaligus agen kebangsaan, Siapa Dia? • Punya sikap saling menghormati dan menghargai antara pemeluk agama. • Tidak membeda-bedakan suku, ras atau golongan. • Merasa senasib sepenanggungan. • Menciptakan persatuan dan kesatuan, rasa kebangsaan atau nasionalisme • Mengakui dan menghargai hak asasi manusia. • Membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan. • Menghindari hal-hal yang menyebabkan Terjadinya Perpecahan • Memperkokoh Silaturahmi dan Menerima Perbedaan- • Tidak mengganggu peribadatan dan adat istiadat setiap pemeluk agama- • Bersikap adil terhadap setiap warga tanpa membeda-bedakan berdasarkan ras, golongan, dan agama D. Penganut agama di Indonesia: Agen Perdamaian • Penganut agama harus menjadikan dirinya agen perdamaian artinya terlibat dalam upaya kebangsaan mewujudkan perdamaian abadi dari konteks lokal hingga konteks internasional. • Adapun sikap-sikap praktis dari agen perdamaian: 1. Menolak eksklusivisme dan primordialisme SARA 2. Menjalankan kasih secara konkret dalam hidup sehari-hari. 3. Menyelesaikan konflik sosial berdasarkan nilai-nilai universal dalam agama 4. Berpikir dan bertindak rasional ketika menghadapi perbedaan. 5. Mewujudkan keadilan dalam hidup sehari-hari. E. Agama: dari Kasih menuju Perdamaian • James A. Haught, dalam bukunya Holy Hatred: Religious Conflicts of the ’90’s menulis: ”Hal yang sangat ironis sejak 1990-an adalah bahwa agama—yang semestinya menjadi sumber kebaikan dan kepedulian bagi manusia— kini berada di barisan terdepan penyebab kebencian, peperangan, dan terorisme.” • SYARAT TERCAPAINYA PERDAMAIAN, SALAH SATUNYA SANGAT DITENTUKAN OLEH PENERAPAN AJARAN TENTANG NILAI KASIH SEBAGAI NILAI UNIVERSAL DALAM AGAMA-AGAMA. • Agama adalah sumber bagi kasih melalui ajaran-ajarannya. Bahkan agama adalah Kasih itu sendiri. Kasih harus tetap menjadi inti agama-agama dan dipraktikkan, sehingga terjadi perdamaian. • Pemeluk agama harus menjadikan agama sebagai “agama kasih”: Agama yang memberikan dirinya tanpa syarat bagi kasih; karena dari kasih sebagai nilai universal, muncul perdamaian. Agama dapat menyebarkan perdamaian, jika: • Adanya budaya toleransi, hidup bersama dalam kebinekaan dan perdamaian. Peperangan dan konflik berdarah harus segera dihentikan. Demikian pun proses penghancuran ekologis dan ambruknya moralitas dan budaya manusia harus menemukan titik akhir. • Agama-agama tidak pernah boleh menjadi alasan perang, kebencian, permusuhan, dan ekstremisme. Agama tak pernah boleh menghalalkan kekerasan dan pertumpahan darah. Sebaliknya, kekerasan atas nama agama merupakan penyimpangan dari ajaran agama yang sesungguhnya, akibat dari politisasi agama dan interpretasi yang keliru. • Agama-agama harus bekerja menerapkan agenda kemanusiaan, membantu orang-orang miskin, memperjuangkan keadilan dan kesetaran. Praktik sehari-hari…. • Memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan (korban gempa, dan lain-lain • Menghargai perbedaan keyakinan/agama • Menghormati perbedaan pendapat • Bersikap adil terhadap diri sendiri • Rela berkorban • Dan lain-lain Menunjukkan nilai-nilai dan prinsip keagamaan tentang kebangsaan dan Tugas perdamaian dunia Individual Penulisan hasil refleksi secara individual Pendidikan Agama Islam, Ristekdikti, 2016 Pendidikan Agama Kristen, Ristekdikti, 2016 Pendidikan Agama Katolik, Ristekdikti, 2016 Referensi Pendidikan Agama Hindu, Ristekdikti, 2016 Pendidikan Agama Budha, Ristekdikti, 2016 Pendidikan Agama Khong Hu Cu, Ristekdikti, 2016