Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. PengertianPendidikan

Thedore Brameld “Pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas dari

pada proses berlangsungnya dalam sekolah. Pendidikan adalah suatu

kegiatan sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan terus

berkembang”.2 Prof.Zaharai Indris, M.A.”Pendidikan adalah serangkaian

kegiatan berkomunikasi yang bertujuan supaya manusia dewasa atau

pendidik dengan peserta didik saling bertatap muka atau dengan

menggunakanmedia dalam rangka ma\emberikan bantuan pada

perkembangan anak dengan utuh3”Ahmad D. Marimba”Pendidikan adalah

pimpinan atau bimbingan secara sadar oleh pihak pendidik terhadap

perkembangan jasmani dan rihani anak didik menuju terbentuknya

kepribadian yang utama”.4An-Nahlawi”Pendidikan dalam bahsa Arab

adalah tarbiyah, arti tarbiyah atau pendidikan ialah segala usaha dalam

megurus, mengatur dan memperbaiki segala sesuatu atau potensi yang

sudah ada dari lahir agar tumbuh dan berkembang menjadi lebih

dewasa”5Prof. Dr. Dedi Supriadi”Pendidikan adalah salah satu fungsi yang

harus dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya oleh keluarga dan

masyarakat secara terpadu dengan berbagai institusi yang memang

diadakan dengan sengaja untuk mengembangkan fungsi pendidikan”6

2
https://m.oase.id/read/qW0mVR-10-hadis-tentang-pendidikan
3
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/12/pengertian-pendidikan.html
4
https://m.oase.id/read/qW0mVR-10-hadis-tentang-pendidikan
5
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/12/pengertian-pendidikan.html
6
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-pendidikan/

6
7

damhA.HR ‫ملعلاب هيلعف ايندلا دارأ نم‬، ‫ملعلاب هيلعف هرخلآا دارأ نمو‬، ‫”ملعلاب هيلعف امهدارأ نمو‬

Artinya: "Barang siapa yang hendak menginginkan dunia, maka


hendaklah ia menguasa iilmu. Barang siapa menginginkan
akhirat, hendaklah ia menguasai ilmu. Dan barang siapa yang
menginginkan keduanya (dunia dan akhirat) ,hendaklah ia
menguasai ilmu.” Dr. Sutari Imam Bernadib” Ilmu
pendidikan adalah mempelajari suasana dan proses-proses
pendidikan. Proses yang dimaksud adalah cara-cara yang
dilakukan untuk memperoleh pendidikan secara sistematis
dan bertahap”7
‫رفاو ظحب ذخأ هب ذخأ نمف ملعلا اوثرو امنإ امهرد َلو ارانيد اوثروي مل ءايبنْلا نإ‬
HR. Abu Dawuddan At-Tirmidzi
Artinya: “Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham,
sesungguhnya mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barang
siapa yang telah mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian
yang banyak.”8

‫ لضفأ لحن نم ادلو دلاو لحن ام‬d‫نسح بدأ نم‬


HR. Al-Hakim

Artinya: "Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada

anaknya selain pendidikan yang baik. 9

H. Horne “Pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari

penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang

secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti

termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan

dari manusia ”Paulo Freire10“ jadi dari beberapa macam teori maka

pendidikan dapat disimpulkan Pendidikan adalah persiapan/bekal untuk

beberapa aktivitas/pekerjaan yang layak. Pendidikan semestinya dipandu

oleh undang-undang untuk membuatnya sesuai (koresponden)

7
https://m.oase.id/read/qW0mVR-10-hadis-tentang-pendidikan
8
https://www.fiqihmuslim.com/2017/12/hadits-tentang-pendidikan.html
9
https://www.fiqihmuslim.com/2017/12/hadits-tentang-pendidikan.html
10
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-pendidikan.
8

dengan hasil analisis psikologis, dan mengikuti perkembangan secara

bertahap, baik secara fisik (lahiriah) maupun mental (batiniah/jiwa)

2. Penggunaan Metode Drill


a. Pengertian metode drill

Sudjana mendefinisikan bahwa,” Metode Drill adalah satu

kegitan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara bersungguh-

sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau

menyempurnakan suatu keterampilan agar menjadi sifat permanen,”

Metode drill merupakan suatu cara mengajar dengan memebrikan latihan-

latihan terhadap apa yang telah dipelajari anak sehingga memperoleh

suatu keterampilan tertentu. Dengan demikian terbentuklah

pengetahuan-siap atau keterampilan-siap yang setiap saat siap untuk

dipergunakan.11 mengatakan,”metode drill suatu cara mengajar dimana

anak melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar anak memiliki

ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang

dipelajari”. Metode latihan merupakan suatu metode yang memberi

kesempatan kepada anak untuk melatih melakukan sesuatu keterampilan

tertentu berdasarkan penjelasan atau petunjuk guru12.

Syaiful menyatakan bahwa,”metode pembelajarn drill

merupakan sutu cara mengajar yang baik untuk menanamkan

kebiasaan-kebiasaan tertentu yang merupakan sebagai sarana untuk

11
Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Sinar Baru
Algensindo,1989), h. 87
12
Abu Ahmad. Metode khusus pedidikan agama. (Bandung : CV.Amrico,1986), h. 152
9

memperoleh sesuatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan

keterampilan.13

Shaleh, yang mengungkapkan bahwa,”ciri khas dari metode ini

adalah kegiatan yang berupa pengulangan yang berkali-kali supaya

asosiasi stimulus dan respon menjadi sangat kuat dan tidak mudah untuk

dilupakan,” Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu

diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang

pertama dengan situasi belajar yang realistis ia akan berusaha melatih

keterampilannya.14

Dari beberapa pengertian tentang metode pembelajaran drill

dapat disimpulkan bahwa metode drill merupakan suatu cara praktek

yang dilakukan berulang kali atau secara kontinyu sehingga anak menjadi

bisa, selain itu agar anak memiliki ketangkasan atau keterampilan lebih

tinggi dan menjadi permanen dalam hal ini kemampuan menulis

permulaan.

b. Tujuan metode drill

Sebuah metode digunakan dalam proses pembelajaran merupakan

berfungsi sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang

kondusif. Abu Ahmad yang mengatakan bahwa ,”metode mengajar adalah

cara guru memberikan pelajaran dengan cara anak menerima

13
Syaiful Sagala. Konsep dan makna Pembelajaran Untuk Membantu Problematika
Belajar dan Mengajar. (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 21
14
Shaleh, A.R. Pendidikan Agama & Perkembangan Watak Bangsa. (Jakarta: Rajawali
Press, 2006) h. 203
10

pelajaran pada waktu pelajaran berlangsung, baik dalam bentuk

memberitahukan atau membangkitkan”.15

Dengan penggunaan sebuah metode dalam proses pembelajaran

diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar anak sehubungan dengan

mengajar guru, dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif antara

guru dengan anak didik. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai

penggerak atau pembimbing sedangkan anak didik berperan sebagai

penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan

dengan baik jika anak didik lebih aktif dibandingkan dengan gurunya.

Oleh karena itu, metode mengajar yang baik adalah metode yang

menumbuhkan kegiatan belajar pada anak didik sesuai dengan kondisi

pembelajaran.

Metode drill menurut Roestyah biasanya digunakan untuk tujuan

agar anak didik: 1) Memiliki kemampuan motorik/ gerak, seperti

menghafalkan kata-kata, menulis, menggunakan alat. 2)

Mengembangkan kecakapan intelek seperti mengalihkan, membagi,

menjumlahkan, 3) Memiliki kemampuan menghubungkan anatara

sesuatu keadaan yang lain.16

Dengan adanya tujuan tersebut maka para pendidik akan tahu

segala kemampuan yang dimiliki anak didiknya baik dari setiap aspek

perkembangan kemampuan anak. Tujuan pengembangan metode drill

adalah agar anak didik dapat secara langsung memahami materi yang

15
Abu Ahmad. Metode khusus pedidikan agama. (Bandung : CV.Amrico, 1986), h. 152
16
Roestiyah. N.K. Metodolog Pembelajaran. (Bandung: Rineka Cipta, 1989), h. 9
11

diajarkan oleh guru dalam hal ini untuk meningkatkan kemampuan

menulis permulaan pada anak didik. Olehnya itu, guru perlu

merumuskan tujuan yang jelas yang hendak dicapai oleh anak didik.

Metode drill biasanya digunakan dengan tujuan sebagai berikut: 1) agar

anak didik memiliki hasil belajar yang lebih baik; 2) untuk memperoleh

pengetahuan, setelah melaksanakan mengerjakan latihan akan

memperluas dan memperkaya pengetahuan serta keterampilan anak di

sekolah; 3) dengan melaksanakan latihan anak aktif belajar; 4) merasa

terangsang untuk meningkatkan belajar yang lebih baik. Memupuk

inisiatif dan berani bertanggung jawab sendiri; dan 5) selalu

memanfaatkan waktu senggangnya untuk hal-hal menunjang

belajarnya.

c. Jenis-jenis metode drill

Bentuk-bentuk metode drill menurut Muhaimin dan Abdul Mujib

bahawa,”dapat direalisasikan dalam berbagai bentuk teknik inquiry,

teknik discovery, teknik micro teaching, teknik modul belajar, teknik

belajar mandiri”.17

1. Teknik Inquiry (kerja kelompok)

Teknik ini dilakukan dengan cara mengajar sekelompok anak didik

untuk bekerja sama dengan memecahkan masalah dengan cara

mengerjakan tugas yang diberikan.

2. Teknik Discovery (penemuan)

17
Muhaimin. Pemikiran Pendidikan Islam. (Bandung: Trigenda Karya, 1993) h. 226
12

Dilakukan untuk melibatkan anak didik dalam proses kegiatan

mental melalui tukar pendapat atau diskusi.

3. Teknik Micro Teaching

Digunakan untuk mempersiapkan diri anak didik sebagai calon guru

untuk menghadapi pekerjaan mengajar di depan kelas dengan

memperoleh nilai tambah atau pengetahuan, kecakapan atau sikap

sebagai guru.

4. Teknik Modul Belajar

Digunakan dengan cara mengajar anak didik melalui paket belajar

berdasarkan performan.

5. Teknik Belajar Mandiri

Dilakukan dengan cara menyuruh anak didik agar belajar sendiri,

baik didalam kelas maupun diluar kelas.

Artinya, didalam metode drill itu sendiri memiliki berbagai

macam teknik-teknik pengajaran yang dapat digunakan yang mana

semua metode tersebut bagus untuk pelajaran tetapi seua itu tak terlepas

dari pemilihan materi yang cocok dengan teknik metode tersebut dan

juga harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak usia dini. Dalam

penelitian ini digunakan metode inquiry (kerja kelompok).

Metode ini dianggap cocok dalam mengembangkan

kemampuan menulis permulaan pada anak dimana anak dapat bekerja

secara berkelompok dalam menyelesaikan tugas/masalah yang sesuai


13

dengan indikator perkembangan menulis permulaan yang diberikan

guru.

d. Langkah-langkah pelaksanaan metode drill

Metode drill dipergunakan apabila suatu pokok bahasan atau

aspek-aspek tertentu yang memerlukan latihan penjelasan lebih lanjut

melalui eksprimen atau sumber informasi lain yang lebih luas. Dalam

keadaan darurat, dimana guru karena sesuatu hal tidak dapat mengajar

baik untuk sebagian maupun seluruh jam pelajaran, dimana tidak ada

guru lain yang dapat melaksanakan latihan mengerjakan materi

pelajaran melalui latihan mandiri. Adapun langkah-langkah yang harus

diikuti dalam penggunaan metode drill menrut Syaiful dan Aswan zein

yaitu “1) fases pemberian latihan, 2) langkah pelaksannan latihan,

3)fase mempertanggungjawabkan latihan”. Dari ketiga langkah tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut:

Fase pemberian latihan. Latihan yang diberikan kepada anaknya

hendaknya mempertimbangkan tujuan yang hendak dicapai, jenis tugas

yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan,

sesuai dengan kemampuan anak, ada petunjuk/ sumber yang dapat

membantu pekerjaan anak, sediakan waktu yang cukup umtuk

mengerjakan tugas tersebut.18

Langkah pelaksanaan latihan. Fase ini meliputi diberikan

bimbingan/ pengawasan oleh guru, diberikan dorongan sehingga anak

18
Syaiful Bahri& Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar.( Jakarta: Rineka Cipta, 2010)
h. 89
14

mau bekerja, diusahakan anak bekerja sendiri, tidak menyuruh orang

lain, dianjurkan agar anak mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan

baik dan sistematik.

Fase mempertanggung jawabkan latihan. Fase ini meliputi laporan

anak secara tertulis apa yang telah dikerjakannya, ada tanya jawab/

diskusi kelas, penilaian pekerjaan anak baik dengan tes maupun nontes

atau cara lainnya. Pada pelaksanaan latihan, dilakukan langkah-langkah

pembelajaran yaitu Depdikbud:

a) Guru memberikan penjelasan mengenai manfaat dan tujuan

pembelajaran/ latihan untuk membangkitkan motivasi belajar dari

pada anak.

b) Pembelajaran latihan dilaksanakan secara bertahap dari yang

sederhana ke tahap yang lebih sulit.

c) Guru dan pendidik memperhatikan bagian yang sulut menurut anak

didik .

d) Guru/pendidik memberikan perhatian khusus bagi anak didik yang

mengalami kesulitan.

3. Menulis Permulaan

a. Pengertian menulis Permulaan

Menulis merupakan salah satu bagian dari kemampuan berbahasa

yang sangat penting bagi setiap manusia sebagai makhluk sosial yang

kerap kali akan melakukan interaksi seperti yang diungkapkan Tarigan

bahwa ”bahasa memiliki empat aspek keterampilan yaitu keterampilan


15

berbicara, menyimak, menulis, membaca”. Dalam kegiatan

berinteraksi terjadi proses komunikasi baik secara lisan maupun

tertulis.19 Semiawan yang mengatakan bahwa:

“Bahasa merupakan suatu kode atau sistim simbol dan urutan kata-

kata yang diterima secara konvensional untuk menyampaikan konsep-

konsep atau ide dan berkomunikasi melalui penggunaan simbol-

simbol yang diatur oleh ketentuan yang ada”.20

Dalam kegiatan menulis, tidak hanya dilakukan asal mencoret atau

menorehkan tinta pada sebuah media tetapi lebih kepada proses

mentrasformasi pikiran, seperti yang diungkapkan oleh Semi

bahwa,”menulis atau mengarang merupakan pemindahan pikiran atau

perasaan dalam bentuk lambang-lambang bahasa”.21 Lambang-

lambang bahasa ini berbentuk tulisan yang berisi pesan atau gagasan

penulis agar bisa dipahami.

Selain itu Tarigan mendefinisikan menulis sebagai “menurunkan

atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu

22
bahasa yang dipahami seseorang”. Setiap anak sebenarnya memiliki

kemampuan dalam menulis. Oleh karena itu, sebagai pendidik jangan

terpaku pada pemikiran dan keinginan menjadikan anak penulis hebat

karena esensi dan manfaat menulis jauh lebih luas.

19
Tarigan. Menyimak Sebagai Satu Keterampilan Berbahasa . (Bandung: Angkasa,
1985), h. 3
20
Semiawan, Conny. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. (Jakarta: Depdikbud,
1999) h. 112
21
Semi, Atar. Menulis Efektif. (Padang: Angkasa Raya, 1990), h. 8
22
Tarigan. Menyimak Sebagai Satu Keterampilan Berbahasa . (Bandung: Angkasa, 1993)
h. 21
16

Dalam proses pengenalan kemampuan menulis atau menulis

permulaan Depdiknas mengungkapkan bahwa “belajar menulis

permulaan erat kaitannya dengan perkembangan motorik halus tangan

dalam membuat lambang-lambang”23. Oleh karena itu, menulis

permulaan dapat dilatihkan dengan pembelajaran sensomotorik.

Materi menulis permulaan antara lain memegang pensil,membuat

garis lurus, garing miring, garis patah, garis melengkung, dan garis

menyudut. Senada dengan hal tersebut, Subakti Akhadiah MK dkk

menambahkan bahwa,”menulis permulaan anak harus berlatih dengan

cara memegang alat tulis, serta menggerahkan tangannya dengan

meemperhatikan apa yang harus ditulisnya”.24

Dari beberapa penjelasan di atas mengenai kemampuan menulis

permulaan maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis

permulaan merupakan tahap pengenalan menulis kepada anak yang

dilakukan dengan melakukan pelatihan dengan cara membiasakan

anak dengan memberikan latihan-latihan seperti membuat garis tegak,

datar, miring, kiri/ kanan, membuat garis lengkung segiempat dan

lingkaran,menebalkan huruf.

23
Depdikbud. 1996. Didaktik Metodik Umum. Online (http:muryonotianov.blog-
spot.com/2011/11/metode latihan-drill.html. Diakses,19 januari 2013)
24
https://www.kompasiana.com/atmimnurona/555477d6739773eb13905585/opini-
pendidikan-di-indonesia
17

b. Tahapan menulis permulaan pada anak

Pada tahap pengenalan menulis,anak hanya biasanya melakukan

coretan-coretan tak bermakna seperti tulisan cakar ayam. Menurut

Santrock bahwa:

“Anak mulai menulis dimulai kegiatan mencoret-coret (scribbing)

sekitar usia 2 atau 3 tahun. Pada usia 4 tahun anak sudah dapat

menuliskan nama depan anak mereka dan pada usia 5 tahun dapat

menuliskan kembali huruf-huruf yang mereka lihat dan menirukan

menulis beberapa kata yang pendek”.25

Kegiatan anak dalam belajar teknik-teknik menulis dimana mereka

menggunakan lekuk-lekuk dan garis sebagai huruf, menulis nama

sendiri. Kemampuan menulis anak akan berangsur-angsur bersamaan

dengan munculnya bahasa lisan. Hal ini dikarenakan dalam membuat

sebuah tulisan. Anak harus memiliki pengertian dan hubungan antara

simbol tulisan dan suara bahasa kata.

Buncil menyebutkan tahapan menulis pada anak:

Tahapan menulis anak, ada delapan tahap yakni: tahap coretan

acak, tahap coretan terarah, tahap garis dan bentuk khusus di ulang-

ulang, tahap latihan huruf-huruf acak dan nama, tahap menulis nama,

25
Santrock, W.John. Perkembangan Anak. (Jakarta. Erlangga, 2007) h. 365
18

tahap mencontoh kata-kata di lingkungan, tahap menemukan ejaan,

tahap ejaan umum26.

1) Tahap 1: Coretan-coretan acak atau disebut juga random

scribbling. Pada tahap ini anak melakukan coretan awal dengan

melakukan coretan-coretan secara acak.

2) Tahap 2: Coretan terarah, anak sudah mampu membuat coretan-

coretan yang terarah seperti dalam bentuk garis lurus yang ditarik

ke atas atau mendatar yang di ulang-ulang.

3) Tahap 3: Tahap garis dan bentuk khusus di ulang-ulang. Pada

tahap ini anak membentuk, memberi tanda dan membuat garis- garis

yang terarah seperti dari sisi kiri ke kanan halaman dengan huruf-

huruf yang sebenarnya atau titik sepanjang garis, dapat mengarah

dari atas ke bawah halaman kertas.

4) Tahap 4: Latihan huruf-huruf acak atau nama. Anak menuliskan

huruf-huruf secara berulang-ulang yang kemudian membentuk

menjadi sebuah nama. Namun huruf-huruf pada nama mungkin

saling bertukar atau letaknya ada yang ditulis di atas atau dibawah.

Latihan nama dapatmenggunakan huruf besar atau yang lainnya

kecil, contoh yang abstrak atau benar.

26
Buncil. 2010. Tahap-tahap Perkembangan Anak Dalam Menulis. Online,
(http://childrengarden.wordpress.com/2010/04/02/tahap-tahapperkembangan anak dalam
menulis/,diakses tanggal 15 januari 2012).
19

5) Tahap 5: Tahap menulis nama, anak dapat menulis nama awal,

nama akhir atau menggabungkan nama tersebut. Selain itu anak

juga dapat membuat tulisan rangkaian angka-angka.

6) Tahap 6: Mencontoh kata-kata di lingkungannya. Menulis kata-

kata dilingkungan secara acak dan diulang-ulang dalam berbagai

ukuran, orientasi dan warna, termasuk nama anggota keluarga

lainnya.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis

Permulaan anak

Lerner yang mengungkapkan bahwa:“Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kemampuan anak menulis, antara lain:

a) Motorik

b) Perilaku

c) Persepsi

d) Memori

e) Kemampuan melaksanakan cross modal

f) Penggunaan tangan yang dominan

g) Kemampuan memahami insting”.27

Anak yang perkembangannya motoriknya belum matang akan

mengalami kesulitan dalam menulis, tulisannyan tidak jelas, terputus-

putus, tidak mengikuti garis. Anak yang hiperaktif atau anak yang

perhatiannya mudah teralihkan, dapat menyebabkan pekerjaannya

27
Mulyono. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. (Jakarta:Rineka
Cipta,2003) h. 23
20

terhambat termasuk pekerjaan menulisnya. Anak yang terganggu

persepsinya dapat menimbulkan kesulitan dalam menulis. Jika

persepsi visualnya tergangu anak akan mungkin kesulitan untuk

membedakan bentuk-bentuk huruf yang hampir sama seperti \d\ dan

\b\ , \p\ dengan \q\, \h\ dengan \n\ atau \m\ dengan \w\. Jika prsepsi

auditori yang tergangu, mungkin anak akan mengalami kesulitan

untuk menulis kata-kata yang diucapkan oleh guru. Gangguan memori

juga dapat dijadikan sebagai penyebab terjadinya ganguan belajar

menulis karena anak tidak mampu mengingat apa yang akan ditulis.

Jika ganguan menyangkut ganguan tersebut menyangkut memori

auditori anak akan mengalami kesulitan menulis kata-kata yang baru

diucapkan oleh guru.

d. Indikator kemampuan menulis permulaan

Dalam Permendikbud No. 137 tahun 2014 pada standar tingkat

pencapaian perkembangan anak (STPPA) lingkup perkembangan

bahasa yang terdiri dari memahami bahasa, mengungkapkan bahasa

dan keaksaraan. Ada 2 indikator dalam menulis permulaan

1. Membuat coretan bermakna

2. Meniru (menulis dan mengucapkan) huruf A-z28

28
Departemen Pendidikan Nasional.2003. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun
2003.Jakarta: Sekretaris Negara Republik Indonesia.
21

B. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dari penelitian ini untuk memudahkan dalam memahami

maksud dan tujuan dilaksanakannya penelitian dengan menggunakan metode

drill dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan pada anak di TK

Negeri Sandey, Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe Selatan. Dengan

menggunakan metode drill dalam pelaksanaan pembelajaran sebagai

tindakan maka diharapkan kemampuan menulis permulaan pada anak diharapkan

mengalami peningkatan secara signifikan agar anak siap dalam menghadapi

tingkat pendidikan lebih lanjut.


22

Adapun skema kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut

Kemampuan menulis Indikator menulis permulaan


permulaan anak dididk TK 1. Membuat coretan bermakna
Negeri Sandey, Rendah. 2. Meniru (menulis dan mengucapkan)
huruf A-Z

Langkah-langkah Metode Drill

1. Guru memberi penjelasan mengenai manfaat dan tujuan


pembelajaran/latihan untuk membangkitkan motivasi
belajar pada anak.
2. Guru memberi pembelajaran/latihan dilaksanakan
secara bertahap dari yang sederhana ke tahap yang
lebih sulit
3. Guru/pendidik memperlihatkan bagian yang sulit
menurut anak didik
4. Guru/pendidik memberikan perhatian khusus bagi anak
didik yang mengalami kesulitan

Indikator menulis permulaan


1. Membuat coretan
Kemampuan menulis permulaan bermakna
anak didik TK Negeri Sandey 2. Meniru (menulis dan
meningkat mengucapkan) huruf A-Z

Gambar 2.1. Skema Kerangka Pikir


23

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka pikir di atas maka dirumuskan

hipotesis tindakan sebagai berikut: jika metode drill dilaksanakan maka

kemampuan menulis permulaan anak Kelompok A di TK Negeri Sandey,

Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe Selatan. akan meningkat.

D. Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

1. Penelitian Yang Dilakukan Oleh Muhammad Parmadi Yaitu Tentang

Penerapan Metode Drill Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca

Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas 2 Madrasah

Ibtadaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi, perbedaan yang dilakukan oleh

penelitian yang dilakukan sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan

peneliti yaitu jika peneliti sebelumnya, penelitiannya lebih mengarah

pada keterampilan membaca kepada anak kelas 2 madrasah Ibtadaiyah

dengan meningkatkan keterampilan membaca bahasa Indonesia dan

sedangkan peneliti yaitu meningkatkan keterampilan menulis pada anak

Tk, sedangkan persamaanya yaitu sama-sama menerapkan metode drill

dalam membantu peningkatan membaca ataupun menulis siswa.

2. Penelitan yang dilakukan oleh Nur Laili Penerapan Metode Drill Dalam

Meningkatkan Keterampilan Gerak Shalat Peserta Didik Kelas III Di MI

Ismaria Al-Quraniyah Rajabasabandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017,

perbedaan antara penelitian yang sebelumnya dengan penelitian yang


24

dilakukan peneliti yaitu kalau penelitian sebelumnya meneliti tentang

meningkatkan keterampilan gerak sholat peserta didik sedangkan peneliti

meneliti untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan anak TK

maka disitu letek perbedaannya sedangkan persamaannya yaitu sama-sama

menggunakan metode drill yaitu untuk dapat membantu peserta didik atau

siswa dengan cepat memahami apa yang diajarkan oleh gurunya.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Indra Gunawan dkk, yaitu Tentang

Metode Drill Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan

Berdasarkan Puebidi Sekolah Dasar, perbedaan antara penelitian yang

dilakukan oleh Indra Gunawan dkk dengan peneliti yaitu jika peneliti

sebelumnya menerapkan metode ini untuk anak sekolah dasar demi

meningkatkan kemampuan tulis anak sekolah dasar sedangkan penelitian

yang dilakukan oleh peneliti yaitu untuk meningkatkan kemampuan

menulis anak pemula bagi siswa TK dan perbedaannya yaitu terletak pada

metode penelitian yang digunakan jika peneliti menggunakan penelitian

tindakan kelas sedangkan peneliti sebelumnya menggunakan metode

penelitian kualitatif, persamaannya yaitu sama-sama menggunakan metode

drill dalam meningkatkan kemampuan menulis peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai