Anda di halaman 1dari 9

90

Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Vol.5,No 1, Juni 2019

HUBUNGAN ANTARA TANGGUNG JAWAB, IMBALAN DAN SUPERVISI DENGAN


MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD SUNGAI GELAM
MUARO JAMBI

Apni Riama Simorangkir


Staf Pengajar Akademi Keperawatan Garuda Putih

Abstrak Motivasi kerja adalah sesuatu hal yang berasal dari internal individu yang
menimbulkan dorongan atau semangat untuk bekerja keras. Motivasi kerja perawat secara
umum dipengaruhi oleh tanggung jawab, gaji atau insentif, dan supervisi. Untuk memberikan
pelayanan yang baik kepada pasien, perawat tidak hanya mempunyai pendidikan dan skill
yang baik pula. Namun harus mempunyai motivasi yang tinggi untuk menunjang pelayanan
yang maksimal. Di RSUD Sungai Gelam Jambi, perawat pelaksana diharapkan dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.
Penelitian ini dilakukan di RSUD Sungai Gelam Jambi pada tanggal 1-15 Maret 2018.
Sampel penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang bekerja di rawat inap
sebanyak 41 orang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tanggung jawab,
imbalan dan supervisi dengan motivasi kerja perawat pelaksana diruang rawat inap RSUD
Sungai Gelam Jambi, pengumpulan data menggunakan kueisioner. Jenis penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian Cross Sectional.
Berdasarkan uji statistik diketahui dari 41 responden terdapat hubungan yang bermakna
antara hubungan tanggung jawab (P-value 0,009), imbalan (P-value 0,025) dan supervisi (p-
value 0,046) dengan motivasi kerja perawat.
Untuk meningkatkan motivasi kerja perawat pelaksana hendaknya pengelolaan rumah sakit
seperti dengan memberikan lingkungan pekerjaan yang kondusif, memberikan reward
kepada staf, memberikan insentif dan kenaikan pangkat secara tepat waktu dan
mengikutsertakan dalam berbagai pelatihan-pelatihan khusus
Kata Kunci : Motivasi Kerja, Tanggung Jawab, Imbalan, Supervis
91
Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Vol.5,No 1, Juni 2019

PENDAHULUAN
Motivasi adalah karakteristik kecemasannya terhadap mutu pelayanan
psikologis manusia yang memberi rumah sakit, dengan berkurangnya jumlah
kontribusi pada tingkat komitmen kunjungan rawat inap, hal ini diperkuat
seseorang. Hal ini termasuk faktor-faktor dengan data yang peneliti dapatkan dari
yang menyebabkan, menyalurkan dan ruang rekam medis tentang BOR tahun
mempertahankan tingkah laku manusia 2015 s/d tahun 2017 sebagai berikut :
dalam arah tekad tertentu (Stoner & Tabel 1 Data BOR Ruangan Rawat Inap
Freeman, 1995 dalam Suarli & Bahtiar, Rumah Sakit Sungai Gelam Muaro
2010:30). Jambi
Motivasi Kerja seseorang Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Banyak
Juml BOR Juml BOR Juml BO
teori yang berkaitan dengan motivasi. ah ah ah R
Menurut Herzberg’s (1959) yang terkenal pasie pasie pasie
n n n
dengan teori dua faktor mengatakan 2133 45,3 1637 34,1 1930 44
bahwa, seseorang akan melakukan % % %
sesuatu dipengaruhi oleh faktor isi
Pada Tabel 1 diketahui bahwa angka
pekerjaan (prestasi, pengakuan, pekerjaan
penggunaan tempat tidur (BOR) terjadi
itu sendiri, tanggung jawab,
penurunan dari tahun 2015 sampai dengan
pengembangan potensi individu) dan faktor
tahun 2017, hal ini menunjukkan kualitas
higienis (gaji atau upah/insentif, kondisi
pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah
kerja, kebijakan dan administrasi,
Sungai Gelam Muaro Jambi masih kurang
supervisi) (Hasibuan, 2007).
optimal
Di Rumah Sakit Umum Daerah
Tanggung jawab yang dilakukan oleh
Sungai Gelam yang menjadi tempat
perawat tidak hanya dilihat dari absensi
penelitian diketahui bahwa masalah
tetapi harus diimbangi dengan tanggung
motivasi perawat menjadi suatu yang
jawab dalam melaksanakan tugas. Dari 10
mempengaruhi kinerja seorang perawat
perawat yang peneliti temui 6 orang
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
diantaranya tidak berada sepenuhnya
Hal ini tergambar dari penelitian yang
diruangan selama jam kerja dan
dilakukan oleh Mirnasari (2009) yang
meninggalkan tugas untuk urusan pribadi
menyebutkan bahwa motivasi
maupun urusan keluarga misalnya
mempengaruhi kinerja perawat.
menjemput anak sekolah, pergi kepasar
Hasil wawancara dengan Kepala
untuk berbelanja keperluan sehari-hari.
Bidang Perawatan RSUD Sungai Gelam
Sehingga ditemukan pekerjaan-pekerjaan
Muaro Jambi mengatakan tentang
92
Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Vol.5,No 1, Juni 2019

perawat seperti menyelesaikan METODE


dokumentasi keperawatan dan Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif,
kelengkapan status pasien tidak terisi dengan menggunakan desain cross
secara maksimal. sectional study yaitu pengukuran variabel
Hal ini diperkuat dengan pernyataan independent dan dependentnya hanya
pasien yang mengatakan bahwa sejumlah dilakukan satu kali pada satu saat dalam
perawat sering lalai dalam melaksanakan waktu bersamaan. Penelitian ini
tugas seperti saat dipanggil untuk dimaksudkan untuk melihat melihat
mengganti infus tidak segera datang, tidak hubungan tanggung jawab, imbalan dan
menjelaskan tentang penyakit pasien supervisi dengan motivasi kerja perawat di
dengan jelas, bekerja tergesa-gesa dan ruang rawat inap RSUD sungai gelam
tidak sabar dalam melayani pasien dan muaro jambi. Teknik pengambilan sampel
bahkan berbicara dengan nada suara yang adalah proportional simple random
tinggi terhadap pasien dan keluarga. sampling dengan jumlah 40 sampel yang
Selain itu, dibeberapa ruangan rawat inap memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
ditemui bahwa pada saat shift sore dan Analisa data menggunakan analisa
malam ditemukan beberapa perawat univariat, analisa bivariat dengan
terlihat hanya duduk-duduk diruang menggunakan uji Chi-Square.
perawat, yang dilakukan hanya
memberikan obat sesuai instruksi dokter. HASIL
Perawat jarang menanyakan kebutuhan Univariat
pasien dan jarang memeriksakan tanda- Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden
tanda vital pasien seperti tekanan darah, Berdasarkan Motivasi Kerja Perawat
nadi, respirasi dan suhu pasien. Semua ini No Motivasi Jumlah Persen
karena perawat di ruang rawat inap RSUD (%)
Sungai Gelam Muaro Jambi tidak 1. Tinggi 18 43,9
mempunyai uraian tugas dalam 2. Rendah 23 56,1
melaksanakan pekerjaannya. Jumlah 41 100,0
Untuk melihat sejauh mana
permasalahan yang timbul dan faktor apa Berdasarkan Tabel 1 diatas
saja yang berhubungan dengan motivasi didapatkan hasil analisa distribusi
kerja perawat maka penulis tertarik untuk frekuensi motivasi kerja perawat ialah yang
melakukan penelitian tentang “Hubungan memiliki motivasi rendah 23 (56,1%)
antara Tanggung Jawab, Imbalan dan responden, sedangkan yang memiliki
Supervisi dengan Motivasi Kerja Perawat motivasi tinggi 18 (43,9%) responden
di Ruang Rawat Inap RSUD Sungai Gelam
Muaro Jambi Tahun 2018”.
93
Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Vol.5,No 1, Juni 2019

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden


Berdasarkan Tanggung Jawab Perawat Berdasarkan Supervisi
No Tanggung Jumlah Persen No Supervisi Jumlah Persen
Jawab (%) (%)
1. Tinggi 19 46,3 1. Efektif 19 46,3
2. Rendah 22 53,7 2. Tidak Efektif 22 53,7
Jumlah 41 100,0 Jumlah 41 100,0

Berdasarkan Tabel 3 diatas Berdasarkan Tabel 4 diatas


didapatkan hasil analisa distribusi didapatkan hasil analisa distribusi
frekuensi tanggung jawab perawat ialah frekuensi responden berdasarkan supervisi
yang memiliki tanggung jawab rendah 22 ialah yang menjawab efektif 19 (46,3%)
(53,7%) responden, sedangkan yang responden, sedangkan yang menjawab
memiliki tanggung jawab tinggi 19 (46,3%) tidak efektif 22 (53,7 %) responden.
responden.
Bivariat
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Tabel 5 Distribusi Hubungan Tanggung
Berdasarkan Imbalan Jawab dengan Motivasi
No Imbalan Jumlah Persen N Tangg Motivasi Ju p-
(%) o ung Rendah Tinggi ml value
1. Sesuai 16 39.0 Jawa Juml % Juml % ah
2. Tidak 25 61.0 b ah ah
Sesuai 1 Rend 17 77, 5 22,7 22 0,009
Jumlah 41 100,0 ah 3
2 Tinggi 6 31, 13 68,4 19
Berdasarkan Tabel 4 diatas 6
didapatkan hasil analisa distribusi Total 23 56, 18 43,9 41
frekuensi responden berdasarkan imbalan 1
ialah yang menjawab sesuai 16 (39,0%)
responden, sedangkan yang menjawab Hasil analisa menunjukkan bahwa
tidak sesuai 25 (61,0%) responden. dari 22 responden yang memiliki tanggung
jawab rendah, sebanyak 17 (77,3%)
responden memiliki motivasi rendah.
Sedangkan dari 19 responden yang
memiliki tanggung jawab tinggi, sebanyak
94
Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Vol.5,No 1, Juni 2019

13 (68,4%) responden memiliki motivasi Tabel 7 Distribusi Hubungan Supervisi


tinggi. dengan Motivasi Kerja Perawat
Hasil uji statistik diperoleh nilai p-
N Super Motivasi Ju p-
value = 0,009 (<0,05) berarti ada
o visi Rendah Tinggi ml value
hubungan yang bermakna antara tanggung
Juml % Juml % ah
jawab dengan motivasi kerja perawat.
ah ah
1 Tidak 16 72, 6 27, 22 0,04
Tabel 6 Distribusi Hubungan Imbalan
Efektif 7 3 6
dengan Motivasi Kerja
2 Efektif 7 36, 12 63, 19
N Imbalan Motivasi Juml p- 8 2
o Rendah Tinggi ah value
Total 23 56, 18 43, 41
Juml % Ju % 1 9
ah ml
ah Hasil analisa menunjukkan bahwa
1 Tidak 18 72,0 7 28, 25 0,02 dari 22 responden yang mengatakan
sesuai 0 5 supervisi tidak efektif, sebanyak 16
2 Sesuai 5 31,3 11 68, 16 (72,7%) responden memiliki motivasi
8 rendah. Sedangkan dari 19 responden
Total 23 56,1 18 43, 41 yang mengatakan supervisi efektif,
9 sebanyak 12 (63,2%) responden memiliki
motivasi tinggi.
Hasil analisa menunjukkan bahwa Hasil uji statistik diperoleh nilai p-
dari 25 responden yang menyatakan value = 0,046 (<0,05) berarti ada
imbalan tidak sesuai sebanyak 18 (72,0%) hubungan yang bermakna antara supervisi
responden memiliki motivasi rendah. dengan motivasi kerja perawat.
Sedangkan dari 16 responden yang
menyatakan imbalan sesuai, sebanyak 11 PEMBAHASAN
(68,8%) responden memiliki motivasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tinggi. lebih dari separuh perawat memiliki
Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = motivasi kerja yang baik. Hasil Uji Chi
0,025 (<0,05) berarti ada hubungan yang Square menunjukkan bahwa terdapat
bermakna antara imbalan dengan motivasi hubungan yang bermakna antara tanggung
kerja perawat. jawab, imbalan dan supervisi dengan
motivasi kerja perawat diruang Rawat Inap
RSUD Sungai Gelam Muaro Jambi.
95
Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Vol.5,No 1, Juni 2019

Berikut ini akan dibahas satu persatu hasil Selaras dengan penelitian yang dilakukan
penelitian yang telah dilakukan tentang oleh Novita Sari (2008) di ruang rawat inap
motivasi kerja perawat pelaksana di ruang RSUD Muaro Bungo yang menyatakan
rawat inap RSUD Sungai Gelam. bahwa motivasi yang baik akan berdampak
pada pelaksanaan dokumentasi asuhan
Motivasi Kerja perawat diruang rawat keperawatan yang baik. Hasil yang
inap diperoleh dari 92 responden yang memiliki
Berdasarkan hasil penelitian diketahui motivasi yang tinggi dengan
bahwa sebagian besar motivasi perawat pendokumentasian asuhan keperawatan
ialah yang memiliki motivasi rendah 23 yang baik sebanyak 26 (51%) responden,
(56,1%) responden, sedangkan yang sedangkan yang memiliki motivasi rendah
memiliki motivasi tinggi 18 (43,9%) dengan pendokumentasian keperawatan
responden. kurang baik sebanyak 30 (73%)
Motivasi kerja adalah sesuatu hal yang responden, dengan perolehan p-value =
berasal dari internal individu yang 0,033.
menimbulkan dorongan atau semangat
untuk bekerja keras (Ilyas,2001). Tanggung Jawab
Sedangkan motivasi kerja menurut Berdasarkan hasil penelitian diketahui
Suyanto (2009) adalah kondisi yang bahwa sebagian besar tanggung jawab
mempengaruhi, membangkitkan, perawat ialah yang memiliki tanggung
menggerakkan dan memelihara perilaku jawab rendah 22 (53,7%) responden,
seseorang untuk melaksanakan pekerjaan sedangkan yang memiliki tanggung jawab
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. tinggi 19 (46,3%) responden.
Dengan demikian, motivasi merupakan Menurut Ilyas (2001:113), tanggung jawab
bagian integral dari kegiatan organisasi merupakan kesanggupan seorang
dalam menggerakkan dan mengarahkan personel dalam menyelesaikan pekerjaan
staf. yang diserahkan kepadanya dengan baik,
Berdasarkan uraian diatas bahwa tepat waktu serta berani mengambil resiko
sebanyak 56,1% perawat pelaksana masih untuk keputusan yang dibuat atau tindakan
kurang memiliki motivasi dalam bekerja, yang dilakukan.
sementara pemberian pelayanan Berdasarkan uraian diatas bahwa
keperawatan dilakukan dalam 24 jam sebanyak 53,7% perawat pelaksana masih
kepada pasien. Hal ini nantinya akan kurang memiliki tanggung jawab dalam
berpengaruh pada proses interaksi antara bekerja. Pelayanan keperawatan yang
17
perawat dan pasien sehingga berdampak dilakukan dalam 24 jam kepada pasien,
pada citra rumah sakit akan pelayanan hendaknya dilakukan secara bertanggung
keperawatan yang diberikan. jawab sehingga ada kepuasan yang
96
Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Vol.5,No 1, Juni 2019

dirasakan oleh pasien dalam pemberian untuk menentukan penyesuaian gaji dan
pelayanan keperawatan. juga untuk memperbaiki kinerja personel.
Oleh karena itu, perlu dilakukan beberapa Imbalan merupakan satu komponen
upaya peningkatan tanggung jawab penting yang mendukung atmosfir
perawat pelaksana di ruang rawat inap organisasi kinerja tinggi. Evaluasi kinerja
oleh pengelola rumah sakit seperti dengan sering digunakan sebagai alat untuk
memberikan hari libur secara bergantian menentukan penyesuaian gaji dan juga
kepada semua perawat pelaksana. Selalu untuk memperbaiki kinerja personel (Ilyas,
melakukan pertemuan secara berkala 2001).
untuk menanyakan permasalahan setiap Oleh karena itu, perlu dilakukan beberapa
perawat dan melibatkan perawat upaya penyesuaian imbalan perawat
pelaksana dalam pembuatan jadwal dinas, pelaksana di ruang rawat inap oleh
sehingga diharapkan tanggung jawab pengelola rumah sakit seperti dengan
perawat pelaksana dapat meningkat. memberikan insentif pada perawat
pelaksana terlebih yang melakukan lembur
Imbalan pada shift sore dan malam. Memberikan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui insentif tepat pada waktunya dan sesuai
bahwa sebagian besar perawat dengan beban kerja serta disetarakan
menyatakan imbalan tidak sesuai 25 dengan pendidikan dan lama kerja
(61,0%) responden, sedangkan yang perawat.
menyatakan imbalan sesuai 16 (39,0%)
responden. Supervisi
Gaji/upah/imbalan adalah balas jasa dalam Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bentuk uang yang diterima pegawai bahwa sebagian besar perawat
sebagai konsekuensi dari kedudukannya menyatakan supervisi tidak efektif 22
sebagai seorang pegawai yang (53,7%) responden, sedangkan yang
memberikan sumbangan dalam mencapai menyatakan supervisi efektif 19 (46,3%)
tujuan organisasi. Dimana imbalan responden.
merupakan salah satu unsur penting dalam Supervisi berasal dari kata super (diatas)
meningkatkan motivasi kerja sebab gaji dan videre (melihat). Secara umum
adalah alat untuk memenuhi kebutuhan supervisi adalah melakukan pengamatan
pegawai. (Hariandja, 2007). secara langsung dan berkala oleh atasan
Berdasarkan uraian diatas bahwa terhadap pekerjaan yang dilaksanakan
sebanyak 61,0% perawat pelaksana oleh bawahan untuk kemudian apabila
menyatakan imbalan yang diberikan belum ditemukan masalah, segera diberi petunjuk
sesuai dengan beban kerja. Evaluasi atau bantuan yang bersifat langsung guna
kinerja sering digunakan sebagai alat
97
Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Vol.5,No 1, Juni 2019

mengatasinya (Suarli dan Bahtiar, 4. Fitri S. (2006). Faktor-FaktorYang


2010:80). Berhubungan Dengan Kinerja Perawat
Oleh karena itu, perlu dilakukan beberapa Di Ruang Rawat Inap RSUD
upaya pengefektifan supervisi oleh RadenMattaher Jambi Tahun 2006.
pengelola rumah sakit seperti didasarkan Skripsi STIKES
atas hubungan profesional, direncanakan 5. Gitosudarmo, Indriyo dan Sudita, I
secara matang, bersifat edukatif, suportif Nyoman.(2008). Perilaku
dan informal, memberikan rasa aman pada Keorganisasian Edisi
staf dan pelaksana keperawatan serta Pertama.Yogyakarta : BPFE
dapat meningkatkan kinerja bawahan Yogyakarta
dalam upaya menikatkan kualitas asuhan 6. Hariandja (2009), Manajemen Sumber
keperawatan. Melakukan evaluasi secara Daya Manuasia, Pengadaan,
berkala, melibatkan perawat pelaksana Pengembangan, Pengkompensasian
dalam mengatasi masalah keperawatan Dan Peningkatan Produktivitas
yang muncul dilapangan, serta senantiasa Pegawai, Jakarta : Grasindo
melakukan sharing secara terjadwal. 7. Hasibuan. (2007). Organisasi dan
Motivasi. Jakarta :BumiAksara
KESIMPULAN 8. Ilyas, Y. (2006). KinerjaTeori,
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Penilaian dan Penelitian.Jakarta
Instalasi Rawat Inap RSUD Sungai Gelam :Universitas Indonesia
Jambi dapat ditarik kesimpulan yaitu 9. Kabri, Ahmad. (2010). Hubungan
terdapat hubungan tanggung jawab, Tanggung Jawab, Insentif dan
imbalan dan supervisi dengan motivasi Supervisi dengan Motivasi Perawat
kerja perawat di Instalasi Rawat Inap Dalam Pendokumentasian Asuhan
RSUD Sungai Gelam Jambi Keperawatan Di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Jambi Tahun 2010. Jambi :
DAFTAR PUSTAKA Skripsi Stikes
1. Arikunto.(2009).Prosedur 10. Kuntoro, Agus. (2010). Buku Ajar
Penelitiansuatu Pendekatan Manajemen Keperawatan.Yogyakarta :
Praktek.Jakarta :Rineka Cipta Nuha Medika
2. Arwani dan Supriyatno, H. 11. Laiti, Verry. (2011). Faktor-faktor yang
(2006).Manajemen Bangsal berhubungan dengan Kepuasan Kerja
Keperawatan.Jakarta : EGC Perawat Honorer di RS.TK IV Dr.
3. Cahayani.(2006). Strategi Kebijakan Bratanata Jambi Tahun 2011.Jambi :
Manajemen Sumber Daya Manusia. Skripsi STIKES
Jakarta : PT. Indek kelompok 12. Mirnasari.(2009). Faktor-faktor Yang
Gramedia Berhubungan Dengan Kinerja Perawat
98
Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Vol.5,No 1, Juni 2019

Pelaksana Di Ruang Rawat Inap


Rumah Sakit Umum Daerah Sungai
Gelam Muaro Jambi Tahun 2009.
Jambi :Skripsi Stikes
13. Notoatmodjo, S (2010).Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT.
Rineka Cipta
14. Suryadi. 2013. Hubungan
Karakteristik, Beban Kerja dan
Pertanggungjawaban/ Lialibility
dengan Motivasi Perawat Dalam
Pelaksanaan Pendokumentaasian
Asuhan Keperawatan Di RSUD Raden
Mattaher Jambi Tahun 2013. Jurnal
Penelitian Universitas Jambi Seri
Sains
15. Wawan Kurniawan. 2016. Hubungan
Pendidikan dan Pelatihan dengan
Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap
RSUD Cideres Kabupaten Majalengka
Tahun 2015. Jurnal Keperawatan dan
Kesehatan MEDISNA Akper
Majalengka. Volume II Nomor 3
16. Widaningsih. 2016. Pengaruh
Karakteristik Terhadap Kinerja
Perawat Pelaksana Di Ruang
Perawatan Intensif Rumah Sakit Kelas
A Dan B Di Indonesia. Program Studi
Ners, Fikes Universitas Esa Unggul.
Volume I Nomor I
17. Zulfan Saam, Sri Wahyuni. 2012.
Psikologi Keperawatan. Jakarta.
Rajawali Pers

Anda mungkin juga menyukai