Garuda 2501274
Garuda 2501274
Abstrak Motivasi kerja adalah sesuatu hal yang berasal dari internal individu yang
menimbulkan dorongan atau semangat untuk bekerja keras. Motivasi kerja perawat secara
umum dipengaruhi oleh tanggung jawab, gaji atau insentif, dan supervisi. Untuk memberikan
pelayanan yang baik kepada pasien, perawat tidak hanya mempunyai pendidikan dan skill
yang baik pula. Namun harus mempunyai motivasi yang tinggi untuk menunjang pelayanan
yang maksimal. Di RSUD Sungai Gelam Jambi, perawat pelaksana diharapkan dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.
Penelitian ini dilakukan di RSUD Sungai Gelam Jambi pada tanggal 1-15 Maret 2018.
Sampel penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang bekerja di rawat inap
sebanyak 41 orang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tanggung jawab,
imbalan dan supervisi dengan motivasi kerja perawat pelaksana diruang rawat inap RSUD
Sungai Gelam Jambi, pengumpulan data menggunakan kueisioner. Jenis penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian Cross Sectional.
Berdasarkan uji statistik diketahui dari 41 responden terdapat hubungan yang bermakna
antara hubungan tanggung jawab (P-value 0,009), imbalan (P-value 0,025) dan supervisi (p-
value 0,046) dengan motivasi kerja perawat.
Untuk meningkatkan motivasi kerja perawat pelaksana hendaknya pengelolaan rumah sakit
seperti dengan memberikan lingkungan pekerjaan yang kondusif, memberikan reward
kepada staf, memberikan insentif dan kenaikan pangkat secara tepat waktu dan
mengikutsertakan dalam berbagai pelatihan-pelatihan khusus
Kata Kunci : Motivasi Kerja, Tanggung Jawab, Imbalan, Supervis
91
Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Vol.5,No 1, Juni 2019
PENDAHULUAN
Motivasi adalah karakteristik kecemasannya terhadap mutu pelayanan
psikologis manusia yang memberi rumah sakit, dengan berkurangnya jumlah
kontribusi pada tingkat komitmen kunjungan rawat inap, hal ini diperkuat
seseorang. Hal ini termasuk faktor-faktor dengan data yang peneliti dapatkan dari
yang menyebabkan, menyalurkan dan ruang rekam medis tentang BOR tahun
mempertahankan tingkah laku manusia 2015 s/d tahun 2017 sebagai berikut :
dalam arah tekad tertentu (Stoner & Tabel 1 Data BOR Ruangan Rawat Inap
Freeman, 1995 dalam Suarli & Bahtiar, Rumah Sakit Sungai Gelam Muaro
2010:30). Jambi
Motivasi Kerja seseorang Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Banyak
Juml BOR Juml BOR Juml BO
teori yang berkaitan dengan motivasi. ah ah ah R
Menurut Herzberg’s (1959) yang terkenal pasie pasie pasie
n n n
dengan teori dua faktor mengatakan 2133 45,3 1637 34,1 1930 44
bahwa, seseorang akan melakukan % % %
sesuatu dipengaruhi oleh faktor isi
Pada Tabel 1 diketahui bahwa angka
pekerjaan (prestasi, pengakuan, pekerjaan
penggunaan tempat tidur (BOR) terjadi
itu sendiri, tanggung jawab,
penurunan dari tahun 2015 sampai dengan
pengembangan potensi individu) dan faktor
tahun 2017, hal ini menunjukkan kualitas
higienis (gaji atau upah/insentif, kondisi
pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah
kerja, kebijakan dan administrasi,
Sungai Gelam Muaro Jambi masih kurang
supervisi) (Hasibuan, 2007).
optimal
Di Rumah Sakit Umum Daerah
Tanggung jawab yang dilakukan oleh
Sungai Gelam yang menjadi tempat
perawat tidak hanya dilihat dari absensi
penelitian diketahui bahwa masalah
tetapi harus diimbangi dengan tanggung
motivasi perawat menjadi suatu yang
jawab dalam melaksanakan tugas. Dari 10
mempengaruhi kinerja seorang perawat
perawat yang peneliti temui 6 orang
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
diantaranya tidak berada sepenuhnya
Hal ini tergambar dari penelitian yang
diruangan selama jam kerja dan
dilakukan oleh Mirnasari (2009) yang
meninggalkan tugas untuk urusan pribadi
menyebutkan bahwa motivasi
maupun urusan keluarga misalnya
mempengaruhi kinerja perawat.
menjemput anak sekolah, pergi kepasar
Hasil wawancara dengan Kepala
untuk berbelanja keperluan sehari-hari.
Bidang Perawatan RSUD Sungai Gelam
Sehingga ditemukan pekerjaan-pekerjaan
Muaro Jambi mengatakan tentang
92
Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Vol.5,No 1, Juni 2019
Berikut ini akan dibahas satu persatu hasil Selaras dengan penelitian yang dilakukan
penelitian yang telah dilakukan tentang oleh Novita Sari (2008) di ruang rawat inap
motivasi kerja perawat pelaksana di ruang RSUD Muaro Bungo yang menyatakan
rawat inap RSUD Sungai Gelam. bahwa motivasi yang baik akan berdampak
pada pelaksanaan dokumentasi asuhan
Motivasi Kerja perawat diruang rawat keperawatan yang baik. Hasil yang
inap diperoleh dari 92 responden yang memiliki
Berdasarkan hasil penelitian diketahui motivasi yang tinggi dengan
bahwa sebagian besar motivasi perawat pendokumentasian asuhan keperawatan
ialah yang memiliki motivasi rendah 23 yang baik sebanyak 26 (51%) responden,
(56,1%) responden, sedangkan yang sedangkan yang memiliki motivasi rendah
memiliki motivasi tinggi 18 (43,9%) dengan pendokumentasian keperawatan
responden. kurang baik sebanyak 30 (73%)
Motivasi kerja adalah sesuatu hal yang responden, dengan perolehan p-value =
berasal dari internal individu yang 0,033.
menimbulkan dorongan atau semangat
untuk bekerja keras (Ilyas,2001). Tanggung Jawab
Sedangkan motivasi kerja menurut Berdasarkan hasil penelitian diketahui
Suyanto (2009) adalah kondisi yang bahwa sebagian besar tanggung jawab
mempengaruhi, membangkitkan, perawat ialah yang memiliki tanggung
menggerakkan dan memelihara perilaku jawab rendah 22 (53,7%) responden,
seseorang untuk melaksanakan pekerjaan sedangkan yang memiliki tanggung jawab
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. tinggi 19 (46,3%) responden.
Dengan demikian, motivasi merupakan Menurut Ilyas (2001:113), tanggung jawab
bagian integral dari kegiatan organisasi merupakan kesanggupan seorang
dalam menggerakkan dan mengarahkan personel dalam menyelesaikan pekerjaan
staf. yang diserahkan kepadanya dengan baik,
Berdasarkan uraian diatas bahwa tepat waktu serta berani mengambil resiko
sebanyak 56,1% perawat pelaksana masih untuk keputusan yang dibuat atau tindakan
kurang memiliki motivasi dalam bekerja, yang dilakukan.
sementara pemberian pelayanan Berdasarkan uraian diatas bahwa
keperawatan dilakukan dalam 24 jam sebanyak 53,7% perawat pelaksana masih
kepada pasien. Hal ini nantinya akan kurang memiliki tanggung jawab dalam
berpengaruh pada proses interaksi antara bekerja. Pelayanan keperawatan yang
17
perawat dan pasien sehingga berdampak dilakukan dalam 24 jam kepada pasien,
pada citra rumah sakit akan pelayanan hendaknya dilakukan secara bertanggung
keperawatan yang diberikan. jawab sehingga ada kepuasan yang
96
Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Vol.5,No 1, Juni 2019
dirasakan oleh pasien dalam pemberian untuk menentukan penyesuaian gaji dan
pelayanan keperawatan. juga untuk memperbaiki kinerja personel.
Oleh karena itu, perlu dilakukan beberapa Imbalan merupakan satu komponen
upaya peningkatan tanggung jawab penting yang mendukung atmosfir
perawat pelaksana di ruang rawat inap organisasi kinerja tinggi. Evaluasi kinerja
oleh pengelola rumah sakit seperti dengan sering digunakan sebagai alat untuk
memberikan hari libur secara bergantian menentukan penyesuaian gaji dan juga
kepada semua perawat pelaksana. Selalu untuk memperbaiki kinerja personel (Ilyas,
melakukan pertemuan secara berkala 2001).
untuk menanyakan permasalahan setiap Oleh karena itu, perlu dilakukan beberapa
perawat dan melibatkan perawat upaya penyesuaian imbalan perawat
pelaksana dalam pembuatan jadwal dinas, pelaksana di ruang rawat inap oleh
sehingga diharapkan tanggung jawab pengelola rumah sakit seperti dengan
perawat pelaksana dapat meningkat. memberikan insentif pada perawat
pelaksana terlebih yang melakukan lembur
Imbalan pada shift sore dan malam. Memberikan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui insentif tepat pada waktunya dan sesuai
bahwa sebagian besar perawat dengan beban kerja serta disetarakan
menyatakan imbalan tidak sesuai 25 dengan pendidikan dan lama kerja
(61,0%) responden, sedangkan yang perawat.
menyatakan imbalan sesuai 16 (39,0%)
responden. Supervisi
Gaji/upah/imbalan adalah balas jasa dalam Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bentuk uang yang diterima pegawai bahwa sebagian besar perawat
sebagai konsekuensi dari kedudukannya menyatakan supervisi tidak efektif 22
sebagai seorang pegawai yang (53,7%) responden, sedangkan yang
memberikan sumbangan dalam mencapai menyatakan supervisi efektif 19 (46,3%)
tujuan organisasi. Dimana imbalan responden.
merupakan salah satu unsur penting dalam Supervisi berasal dari kata super (diatas)
meningkatkan motivasi kerja sebab gaji dan videre (melihat). Secara umum
adalah alat untuk memenuhi kebutuhan supervisi adalah melakukan pengamatan
pegawai. (Hariandja, 2007). secara langsung dan berkala oleh atasan
Berdasarkan uraian diatas bahwa terhadap pekerjaan yang dilaksanakan
sebanyak 61,0% perawat pelaksana oleh bawahan untuk kemudian apabila
menyatakan imbalan yang diberikan belum ditemukan masalah, segera diberi petunjuk
sesuai dengan beban kerja. Evaluasi atau bantuan yang bersifat langsung guna
kinerja sering digunakan sebagai alat
97
Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Vol.5,No 1, Juni 2019