Anda di halaman 1dari 8

INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893

Vol. 10, No. 2, 2021 (hal 137-144) E-ISSN: 2615-7489


https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v10i2.57257

PANDANGAN AL-QUR’AN TERHADAP ILMU PENGETAHUAN DAN


IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN SAINS
Baskoro Adhiguna1, Bramastia2

1,2 Program Studi S2 Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia

Email: 1baskoroadhiguna@student.uns.ac.id; 2 bramastia@staff.uns.ac.id

Diajukan: 2 Agustus 2021; Diterima: 20 September 2021; Diterbitkan: 30 Oktober 2021

Abstrak: Pendidikan merupakan kebutuhan bagi setiap manusia. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu
media bagi seseorang untuk dapat memperoleh serta mengembangkan pengetahuannya. Di dalam Al-Qur`an,
ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan manusia dipandang lebih unggul ketimbang makhluk lain guna
menjalankan fungsi kekhalifahannya. Pentingnya menanamkan nilai spiritual agama dalam pembelajaran sains
agar dapat meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Tuhan yang Maha Esa dalam mengamati penciptaan alam
semesta. Artikel ini menggunakan desain kajian literatur yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dan
mengintegrasikan ilmu sains dan islam. Langkah –langkah yang dilakukan diantaranya pengumpulan data
pustaka, membaca dan mencatat, serta membandingkan literatur untuk kemudian diolah dan menghasilkan
kesimpulan. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari textbook, jurnal, artikel ilmiah,
literature review yang berisikan tentang konsep yang diteliti. Ilmu pengetahuan adalah keseluruhan sistem
pengetahuan manusia yang telah dibakukan secara sistematis, didalam agama islam sendiri ilmu pengetahuan
dikembangkan berdasarkan pada 3 pilar yaitu pilar Ontologis (yang menjadi subjek ilmu), Pilar Aksiologis
(tujuan ilmu pengetahuan) dan Pilar Epistemologis (cara untuk mencapai ilmu pengetahuan tersebut).
Implementasi pembelajaran sains dapat dilaksanakan dengan internalisasi nilai-nilai tauhid melalui kajian-kajian
Al-Qur’an terkait dengan ilmu pengetahuan. Internalisasi nilai-nilai ketauhidan atau keyakinan terhadap agama
dalam pembelajaran dapat dilaksanakan dengan 1) integrasi kurikulum, 2) integrasi pembelajaran, dan 3)
integrasi sains (Islamisasi sains).
Kata Kunci : Al-Qur’an, Ilmu Pengetahuan, Implikasi, Pembelajaran Sains

Abstract: Education is a necessity for every human being. Education can be said as a medium for someone to be
able to acquire and develop their knowledge. In the Qur'an, knowledge is a privilege that makes humans
considered superior to other creatures in order to carry out the function of their caliphate. The importance of
instilling religious spiritual values in science learning in order to increase our faith and piety to God Almighty
in observing the creation of the universe. This article uses a literature review design that aims to obtain
information and integrate science and Islam. The steps taken include collecting library data, reading and taking
notes, and comparing the literature to then be processed and produce conclusions. The data used are secondary
data derived from textbooks, journals, scientific articles, literature reviews containing the concepts studied.
Science is the entire system of human knowledge that has been systematically standardized, in Islam itself
science is developed based on 3 pillars, namely the Ontological pillar (which is the subject of science), the
Axiological Pillar (the goal of science) and the Epistemological Pillar (the way to achieve knowledge). the). The
implementation of science learning can be carried out by internalizing the values of monotheism through studies
of the Qur'an related to science. Internalization of monotheistic values or belief in religion in learning can be
carried out by 1) curriculum integration, 2) learning integration, and 3) science integration (Islamization of
science).
Keywords: Al-Qur'an, Science, Implications, Science Learning

Pendahuluan tidak diketahui, menjadi mengerti apa yang


sebelumnya tidak dimengerti dan menjadi
Pendidikan merupakan kebutuhan bagi memahami apa yang sebelumnya tidak
setiap manusia. Pendidikan dapat dikatakan dipahami. Pendidikan juga dapat dijadikan
sebagai suatu media bagi seseorang untuk sebagai tolok ukur majunya suatu bangsa,
dapat memperoleh serta mengembangkan yaitu dilihat dari mutu pendidikannya. Bangsa
pengetahuannya, yang menyebabkan yang maju adalah bangsa yang memiliki mutu
seseorang menjadi tahu apa yang sebelumnya pendidikan yang tinggi, dimana bangsa

137
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893
Vol. 10, No. 2, 2021 (hal 137-144) E-ISSN: 2615-7489
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v10i2.57257

tersebut dapat menghasilkan sumber daya Yunani adalah epitisteme. Sedangkan secara
manusia yang berkualitas. Pendidikan di sini terminology ilmu atau science adalah
tentu yang berkaitan dengan pendidikan yang semacam pengetahuan yang mempunyai ciri-
bersifat formal, yang meliputi proses ciri, tanda-tanda dan syarat-syarat tertentu.
pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa Menurut ensiklopedia pengertian ilmu adalah
di dalamnya. Mutu pendidikan yang baik tentu “Ilmu pengetahuan yaitu suatu sistem dari
akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang pelbagai pengetahuan yang masing-masing
baik pula. Kenyataan saat ini, mutu pendidikan mengenai suatu lapangan pengetahuan
di Indonesia belum mencapai hasil yang tertentu, yang disusun sedemikian rupa
diharapkan, sehingga mutu pendidikan masih menurut asas-asas tertentu, sehingga menjadi
harus terus ditingkatkan. Peningkatan mutu kesatuan suatu sistem dari pelbagai
pendidikan penting untuk dilakukan, karena pengetahuan yang masing-masing didapatkan
pendidikan dianggap sebagai investasi yang sebagai hasil pemeriksaan yang dilakukan
paling berharga dalam bentuk peningkatan secara teliti dengan memakai metode tertentu
kualitas sumber daya insani untuk (induksi, deduksi)”. (Uyoh Sodullah , 2001).
pembangunan suatu bangsa (Nur Raina, 2011). Sedangkan istilah Sains berasal dari
Islam adalah agama yang mengajarkan bahasa latin yaitu “Scientia”, yang artinya
umatnya untuk selalu belajar. Islam pengetahuan. Pengetahuan tersebut dapat
mengajarkan umatnya untuk selalu diperoleh dengan metode saintifik yaitu (1)
menggunakan akal pikiran yang sudah mengidentifikasi masalah; (2) mengolah data;
dikaruniakan Allah kepada manusia. Allah (3) membuat hipotesis; (4) melakukan
menciptakan manusia dari tidak tahu apa-apa percobaan; dan (5) membuat kesimpulan
(QS : An Nahl : 78). Islam juga agama yang (Martin, Ralph et.al, 2005). (Patta Bundu,
memposisikan ilmu dalam posisi mulia Ahmad 2006) mendefinisikan sains secara harfiah
Satori (2003 :48). Sebagai tanda keutamaan yang berasal dari kata natural science. Natural
ilmu dalam Islam adalah sifat ilmu yang artinya alamiah dan berhubungan dengan
menjadi salah satu sifat wajib Allah SWT (QS alam, sedangkan science artinya ilmu
: Al An’am : 3). Dalam QS. al-Baqarah ayat pengetahuan, sehingga natural science
30-33 menunjukkan betapa pentingnya ilmu memiliki arti ilmu pengetahuan tentang alam
untuk manusia, bahkan manusia pertama yang atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa
Allah ciptakan, langsung mendapatkan yang terjadi di alam.
pelajaran tentang apa-apa yang ada di surga Dalam pandangan Sumantri (1982)
oleh Allah. Ayat tersebut juga menjelaskan menjelaskan bahwa tujuan sains adalah
kepada kita, bahwa Islam adalah agama ilmu menjelaskan gejala-gejala alam dan
pengetahuan, di mana kita semua mempunyai memanipulasi faktor-faktor terkait dalam
potensi untuk mengembangkan apa yang gejala tersebut untuk mengontrol dan
sudah kita miliki bersama, yaitu akal pikiran mengarahkan proses yang terjadi. Intinya sains
kita yang merupakan anugerah Allah yang luar diciptakan untuk memenuhi kebutuhan
biasa. Ilmu yang ada membuat manusia lebih manusia. Dari perspektif sains Islam, menurut
baik. Dengan ilmu manusia dapat Ghulsyani, sains islam dijadikan sebagai alat
mengarahkan perilakunya, dengan untuk mendapatkan pengetahuan tentang
perasaannya manusia mendapatkan Allah, keridaan dan kedekatan dengan Allah.
kesenangan. Kombinasi keduanya membuat Ilmu harus dapat mengarahkan seorang
hidup manusia lebih terarah, masuk akal dan Muslim dengan berbagai cara dan upaya untuk
bermanfaat. Tidak dapat disangkal bahwa ilmu dapat dekat kepada Allah SWT. Secara
sangat berperan dalam kehidupan manusia, spesifik, ilmu harus mampu meningkatkan
maka bekali diri kita dengan ilmu yang pengetahuan tentang Allah SWT, membantu
bermanfaat sebanyak-banyaknya. mengembangkan masyarakat Muslim dan
Kata ilmu secara etimologi berarti merealisasikan semua tujuannya, membimbing
tahu atau pengetahuan. Kata ilmu berasal dari orang lain, dan memecahkan berbagai problem
bahasa Arab “Alima-ya’lamu, dan science dari masyarakat dengan demikian, seluruh ilmu
bahasa Latin Scio, scrie artinya to know. (ilmu agama dan ilmu alam) merupakan alat
Sinonim yang paling akurat dalam bahasa untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT

PANDANGAN AL-QUR’AN TERHADAP ILMU PENGETAHUAN DAN… 138


INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893
Vol. 10, No. 2, 2021 (hal 137-144) E-ISSN: 2615-7489
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v10i2.57257

dan selama ilmu memainkan peranan tersebut,


maka ilmu menjadi suci. Jika ilmu tidak Hasil Penelitian dan Pembahasan
diarahkan kepada peranan tersebut, maka ilmu A. Pandangan Al- Qur’an Terhadap Ilmu
menjadi penghalang besar bagi usaha Pengetahuan
mendekatkan diri kepada Allah (Mahdi Dalam al-Qur`an, ilmu adalah
Ghulsyani, 1991). keistimewaan yang menjadikan manusia
Pentingnya menanamkan nilai dipandang lebih unggul ketimbang makhluk
spiritual agama dalam pembelajaran sains agar lain guna menjalankan fungsi
dapat meningkatkan iman dan taqwa kita kekhalifahannya. Ini tercermin dari kisah
kepada Tuhan yang Maha Esa dalam kejadian manusia pertama yang dijelaskan al-
mengamati penciptaan alam semesta. Qur`an pada Surat Al-Baqarah, 31-32:
Sebagaimana (Darmana, 2016) menegaskan “Dia mengajarkan kepada Adam nama-
bahwa sains sebagai sarana untuk nama seluruhnya, kemudian
mengembangkan potensi kognitif, sains pun mengemukakannya kepada para malaikat lalu
dapat menumbuhkan potensi nurani (afektif). berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama
Materi sains ini akan mampu menanamkan benda-benda itu jika kamu mamang benar
keyakinan tentang segala sesuatu yang ada di orang-orang yang benar!”. Mereka menjawab:
alam. dan (Arsyad, 2016) menjelaskan bahwa “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami
dengan meyakini alam semesta yang ketahui selain dari apa yang telah Engkau
diciptakan Allah tidaklah sia-sia, dan ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya
merupakan jalan untuk mensyukuri atas Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha
nikmat yang telah diberikan-Nya. Oleh sebab Bijaksana.”
itu pentingnya artikel ini dikaji agar dapat Allah menampakkan tanda-tanda
mendeksripsikan berbagai pandangan Al- kebesarannya dalam pengalaman lahir batin.
Qur’an terhadap ilmu pengetahuan ilmiah Hal tersebut merupakan pengembaraan
dalam aspek pembelajaran sains Adapun manusia dalam upaya memunculkan dan
kajian ini dilakukan dengan mengkaji literatur- memgembangkan potensi jiwa intelektual
literur terkait dengan kajian agama Islam mereka yang bernuansa islami. Banyak ayat-
dalam tinjauan Al-Qur’an dengan ilmu ayat Al-Qur’an yang menunjukkan
pengetahuan dalam pembelajaran sains. kebesarannya melalui kejadian-kejadian alam
maupun keberagaman yang ada sehingga
Metode Penelitian menggerakkan manusia untuk mencari tahu
Penelitian ini menggunakan desain melalui pengembangan intelektual mereka.
kajian literatur yang bertujuan untuk Manusia diciptakan Allah dengan potensi
mendapatkan informasi dan mengintegrasikan mencari tahu rahasia alam raya. Selain itu,
ilmu sains dan islam. Langkah –langkah yang Allah menciptakan alam sehingga mengantar-
dilakukan diantaranya pengumpulan data kan manusia untuk memanfaatkan alam yang
pustaka, membaca dan mencatat, serta telah ditundukan Tuhan. Usaha untuk
membandingkan literatur untuk kemudian memanfaatkan alam tersebut kini kita kenal
diolah dan menghasilkan kesimpulan. Data dengan teknologi. Dalam bahasa Arab, alam
yang digunakan merupakan data sekunder berasal satu akar kata dengan ilmu dan alamah
yang berasal dari textbook, jurnal, artikel (alamat, pertanda). Sehingga jagat raya dapat
ilmiah, literature review yang berisikan diartikan sebagai pertanda adanya Allah SWT
tentang konsep yang diteliti. Memulai dengan Yang Maha Pencipta (Ardi Kumara, 2020).
materi hasil penelitian yang secara sekuensi Sebagai pertanda adanya Tuhan, jagat
diperhatikan dari yang paling relevan, relevan raya ini disebut ayat-ayat yang menjadi
dan cukup relevan. Membaca abstrak dari sumber ajaran dan pelajaran bagi manusia.
setiap penelitian terlebih dahulu untuk Pelajaran yang dapat diambil dari pengamatan
memberikan penilaian apakah permasalahan terhadap alam semesta ialah keserasian,
yang dibahas sesuai dengan yang hendak keharmonisan, dan ketertiban (Ardi Kumara,
dipecahkan dalam penelitian. Mencatat 2020). Dalam sudut pandang ilmu
bagian–bagian penting dan relevan dengan pengetahuan, Al-Quran merupakan sumber
permasalahan penelitian. ilmu yang luar biasa. Ketika Al Quran pertama

139 B Adhiguna, Bramastia


INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893
Vol. 10, No. 2, 2021 (hal 137-144) E-ISSN: 2615-7489
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v10i2.57257

kali diturunkan, telah menegur kekeliruan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya.


yang dilakukan manusia. Pada era Jahiliyah, Demikianlah ketentuan Yang Mahaperkasa
berhala-berhala banyak diciptakan dan lagi Maha Mengetahui.” (QS Fushshilat [41]:
disembah sebagai tuhan. Ketika informasi 11-12).
yang bertentangan dengan keyakinan mereka Selain itu, ada lagi petunjuk tentang
muncul, masyarakat terkejut. Informasi proses penciptaan alam semesta dalam firman
tersebut mengatakan manusia diciptakan berikut:
secara berproses dari segumpal darah “Dan apakah orang-orang yang kafir
kemudian diciptakan menjadi manusia yang tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi
kemudian lahir ke dunia. Agar manusia belajar itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu,
mencari dan mengembangkan ilmu dengan kemudian Kami pisahkan antara keduanya.
cara membaca, mencoba, memperhatikan, Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang
menyelidiki dan merumuskan suatu teori, hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
semuanya haruslah dilakukan denganberdasa beriman?” (QS Al-Anbiya [21]: 30) (Afzalur,
pada keimanan. Dengan menyebut nama 2007).
Tuhan atau mengucap bismi rabbika allazi
khalaq (membaca dan belajar dengan nama 2. Lapisan Bumi
Tuhanmu Yang Menciptakan). Jika ditelaah “Allah-lah yang menciptakan tujuh
ada banyak ayat Al Quran yang berbicara langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah
mengenai alam. Kurang lebih 750 ayat Al berlaku padanya, agar kamu mengetahui
Quran berisi tentang jagad raya beserta bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala
fenomenanya (Ali, 2020) dan tersurat juga sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya
dalam Al Quran bahwa alam ini diciptakan benar-benar meliputi segala sesuatu.” (At-
dan ditundukkan Allah untuk manusia (Yedi Thalaq: 12).
Purwanto, 2011). Dari ayat ini kita bisa menyimpulkan
Oleh karena itu erat kaitannya antara bahwa maksud dari tujuh bumi adalah tujuh
Islam dengan Ilmu Pengetahuan. Sebagaimana lapisan pembentuk bumi. Pada zaman modern,
Islam hadir yang mendeklarasikan sebagai terungkap fakta ilmiah bahwa bumi
agama yang sempurna maka Islam juga mempunyai tujuh lapisan.
memiliki sudut pandang tersendiri dalam 1) Atmosfer, yaitu udara yang
memaknai ilmu pengetahuan. Hal ini dapat menyelimuti planet bumi.
mematahkan para kaum sekularis yang 2) Hidrosfer, yaitu lapisan air yang
menganggap ilmu pengetahuan dan agama berada di permukaan bumi dam meliputi
dalam hal ini Islam tidak dapat berjalan perairan tawar dan asin.
beriringan. 3) Lapisan Sial. Lapisan ini tersusun
B. Ayat-ayat Al Qur’an yang Terkait Ilmu dari silisium dan alumunium. Disebut juga
Pengetahuan kerak bumi yang bersifat bebatuan.
1. Penciptaan Alam Semesta 4) Lapisan Sima. Lapisan ini tersusun
Al-Quran menunjukkan mengenai dari silisium dan magnesium.
proses yang mendasari formasi alam semesta 5) Lapisan Sima berfasa besi.
yang menghasilkan komposisi planet yang 6) Inti cair bumi.
terhampar di jagat raya ini dalam firman 7) Inti padat bumi (Nadiyah, 2013).
berikut:
“kemudian Dia menuju langit dan langit 3. Bulan sebagai Penunjuk Waktu
itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata bagi Manusia
kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah Allah berfirman, “Dialah yang
kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan menjadikan matahari bersinar dan bulan
suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab: bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-
“Kami datang dengan suka hati.” Maka Dia manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan
menjadikannya tujuh langit dalam dua masa bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan
dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit tahun dan perhitungan (waktu).” (Yunus: 5).
urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat “Dia menyingsingkan pagi dan
dengan bintang-bintang yang cemerlang dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan

PANDANGAN AL-QUR’AN TERHADAP ILMU PENGETAHUAN DAN… 140


INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893
Vol. 10, No. 2, 2021 (hal 137-144) E-ISSN: 2615-7489
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v10i2.57257

(menjadikan) matahari dan bulan untuk ke permukaan bumi yang disebut hujan (Siti
perhitungan….” (Al-An’am: 96). Lailiyah, 2018).
“Mereka bertanya kepadamu tentang
bulan sabit. Katakanlah: “Bulan sabit itu C. Implementasi Ilmu Pengetahuan dalam
adalah tanda-tanda waktu bagi manusia…” Perspektif Al-Qur’an
(Al-Baqarah: 189). Seiring perkembangan zaman
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi kompleksitas permasalahan turut meningkat.
Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Karakter ilmu pengetahuan secara
Allah di waktu Dia menciptakan langit dan epistomologis semakin bergeser menjadi
bumi, di antaranya empat bulan haram.” (At- rasional-empiris-positivistik. Selain itu secara
Taubah: 36). ontologis ilmu pengetahuan modern bersifat
Ayat-ayat diatas menunjukkan bahwa materilistik. Sehingga menjadikan ilmu
Allah telah menjadikan matahari dan bulan pengetahuan menjadi tidak lagi mengenal
sebagai standar perhitungan waktu hari, bulan, nilia-nilai kemanusia. Pada dasarnya ilmu
dan tahun bagi manusia. Dengan begitu, pengetahuan merupakan hasil karya manusia
manusia dapat mengetahui posisi mereka, dalam upaya untuk memenuhi kebetuhunnya
kapan dan dimana. Penelitian-penelitian sekaligus menyelesaikan permasalahan yang
astronomis telah membuktikan bahwa bulan ada secara positif. Namun kenyataanya, ilmu
berputar mengelilingi bola bumi sekali dalam pengetahuan hadir seperti koin yang memiliki
sebulan. Ia juga berputar pada porosnya dalam dua sisi yang saling bertolak belakang, disatu
masa yang sama dengan masa revolusinya sisi pemahaman keilmuan tentang atom dapat
tersebut (Nadiyah, 2013).. dikembangkan untuk menyembuhkan
penyakit, pengawetan makanan, dll yang
4. Proses Terjadinya Hujan berorientasi manfaat positif. Sedangkan disisi
Dalam Surat An-Nur ayat 43, Allah lain, pengembangan tentang atom dapat
SWT. Berfirman : dijadikan senjata mematikan yang dapat
“Tidakkah kamu melihat bahwa Allah membahayakan manusia, sebut saja bom atom.
mengarak awan, kemudian mengumpulkan Hadirnya dualitas tersebut
antara (bagian-bagian)nya, kemudian menggerakkan sebagian saintis atau ilmuwan
menjadikannya bertindih-tindih, maka untuk menghadirkan kembali atau mencari
kelihatanlah olehmu hujan keluar dari paradigma baru yang dapat membangun relasi
celahcelahnya dan Allah (juga) menurunkan yang baik antara sains dengan agama dengan
(butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari tidak menafikkan salah satunya. Hal ini
(gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung- muncuk Karena kegelisahan mereka dalam
gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran- mengembangkan ilmu pengetahuan pada
butiran) es itu kepada kepada siapa yang akhirnya dapat menghadirkan kebaikan
dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari maupun kemudharatan. Berdasarkan bahasan
siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat sebelumnya tantangan pun hadir dari paham-
awan itu hampir-hampir menghilangkan paham kaum sekularis maka upaya
penglihatan” (An-Nuur : 43). memunculkan paradigm ini menghadapi
Para peneliti bidang meteorologi tantangan tersendiri selain dari permasalahan
menyebutkan bahwa fenomena awan tebal yang semakin kompleks seiring perkembangan
bermula ketika angin menggiring atau zaman. Hal inilah yang diupayakan saintis-
mengarak kawanan awan kecil ke convergence saintis muslim yang mencoba memberikan
solusi permasalahan yang ada sekaligus
zone (tempat berkumpul) dari awan-awan
melakukan pembuktian wahyu Illahi untuk
tersebut. Pengarakkan bagian-bagian ini mematahkan paham sekularis yang saat ini
menyebabkan bertambahnya kualitas jumlah berkembang (Ardi Kumara, 2020).
uap air dalam perjalanannya, terutama di Islam merupakan agama pengetahuan.
sekitar convergence zone. Ketika uap air sudah Sumber utama ajaran agama Islam –al-Qur`an
terlalu banyak, maka jatuhlah uap air tersebut dan al-Sunnah– menjelaskan ilmu
pengetahuan dengan seluruh aspeknya.
Sekaligus menganjurkan dan mendorong

141 B Adhiguna, Bramastia


INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893
Vol. 10, No. 2, 2021 (hal 137-144) E-ISSN: 2615-7489
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v10i2.57257

umatnya untuk menggali, mengkaji dan memberikan keleluasaan untuk membangun


memformulasi ilmu pengetahuan yang ada, kemaslahatan umat manusia, yaitu; paradigma
baik yang lafzhi maupun kauny. Adapun sains yang meletakkan nilai rasionalisme,
proses yang digunakan, berkembang sesuai empirisme, positivism dan nilai intuisi (realitas
dengan perkembangan zaman. Dorongan dan spiritual) sebagai unsur epistemnya secara
perintah Islam tersebut tidak ada manfaatnya seimbang dan dialogis-kritis. Dengan
bagi Allah, tapi bagi kehidupan manusia itu ditambahnya unsur intuisi, maka problem
sendiri. Apa yang disampaikan Islam bukanlah ontologis dan aksiologis dari sains modern
tanpa arti dan manfaat sama sekali. Sebab bisa dicari jalan keluarnya secara memadai
tidak ada perintah dan larangan dalam Islam (Ardi Kumara, 2020).
yang merugikan, malah menguntungkan bagi
seluruh alam. D. Implikasi Al-Qur’an Terhadap
Demikian halnya dengan perintah dalam Pembelajaran Sains
mengembangkan ilmu pengetahuan. Arti dan Peranan integrasi Alquran dan sains
manfaatnya akan kembali kepada manusia itu dalam pendidikan modern memiliki dua misi
sendiri. Manusia tidak akan mampu menguasai penting, yakni pembinaan moral spiritual dan
dunia, kalau bukan karena ilmu. Demikian daya intelektual. Mensinergikan antara
pula manusia tidak akan mampu untuk Alquran dan sains merupakan suatu keharusan,
mendapatkan kebahagiaan akhirat, kalau karena Alquran sendiri merupakan sumber
bukan karena ilmu. Dalam Islam iman, ilmu pengetahuan yang mencakup seluruh aspek
dan amal merupakan satu keterpaduan yang kehidupan, dengan ditambah ilmu
total. Iman menjadi dasar dalam ilmu dan pengetahuan teknologi yang saat ini
amal. Demikian pula ilmu dan amal akan berkembang pesat, bukan suatu hal yang
meningkatkan keimanan. Dengan demikian, mustahil jika nantinya dunia pendidikan akan
dalam Islam tidak akan terjadi “kepribadian mencetak generasi pemikir yang memiliki
terpecah” (split personality). Dengan demikian spiritualitas tinggi dibanding dengan masa lalu
barulah berlaku ganjaran Allah yang terdapat (Amin, 2004).
dalam surah al-Mujadilah ayat 11 yang Alquran dan sains adalah dua kata yang
mengangkat derajat orang yang beriman dan mempunyai makna universal. Alquran ialah
berilmu (Ardi Kumara, 2020). sebuah kitab yang menuntun kehidupan
Bentuk implementasi ilmu pengetahuan manusia. Alquran membentuk suatu aturan
dan Islam dapat diwujudkan dengan model dan undang-undang yang berasal dari Allah
integrasi dan interkoneksi keilmuan SWT, Sedangkan sains adalah studi terhadap
merupakan sebuah upaya strategis untuk alam nyata yang tunduk kepada experimen-
memosisikan kembali keberadaan ilmu experimen dan persepsi persepsi manusia
pengetahuan dan agama dalam kedudukan (Khan, 1971). Ada beberapa langkah yang
yang seimbang baik dalam upaya pencarian dapat dijadikan acuan ke arah pengembangan
dan pengembangan ilmu pengetahuan model integrasi Alquran dan sains dalam
sekaligus pemanfaatnnya untuk ummat pendidikan: (Ahmad, 2011)
manusia dan alam. Munculnya konsep Pertama, memetakan konsep ke-
integrasi dan interkoneksi keilmuan tidak lain Ilmuwan dan ke-Islaman. ilmuwan perlu
karena adanya realitas yang tidak diajak bertamasya bersama Alquran ke alam
proporsional, dimana modernisme dengan ilmu pengetahuan, dengan cara
paradigma positivismenya telah meletakkan mengklasifikasikan sains secara sistematis ke
ilmu-ilmu positif lebih dominan dari pada dalam berbagai disiplin ilmu atau tema-tema
ilmu-ilmu agama. Keadaan ini kemudian yang dikehendaki. Dengan kata lain, ilmuan
menimbulkan problem krusial bagi peradaban disarankan terlebih dahulu menjelajahi tema-
manusia. Oleh karena itu diperlukan upaya tema sains yang ada di dalam Alquran.
untuk melakukan integrasi dan interkoneksi Kedua, memadukan konsep keilmuan
ilmu pengetahuan dan agama merupakan dan keislaman. Kerja ini, mengintegrasikan
sebuah keniscayaan dalam alam modern konsep, bukan rumus-rumus. Yaitu mencari
sekarang ini (Hidayatullah, 2016). Paradigma titik kesamaan antara Alquran dan sains.
sains yang dibutuhkan masa kini supaya dapat Tegasnya, antara Alquran dan sains

PANDANGAN AL-QUR’AN TERHADAP ILMU PENGETAHUAN DAN… 142


INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893
Vol. 10, No. 2, 2021 (hal 137-144) E-ISSN: 2615-7489
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v10i2.57257

diintegrasikan sehingga satu sama lain saling bahwa strategi internalisasi nilai-nilai religius
memperkokoh dalam membuka tabir kegaiban dalam pembelajaran meliputi keteladanan,
akan realitas konkrit yang firmankan Allah masalah aktual di masyarakat, penanaman
SWT dalam ayat-ayat-Nya, baik yang qauliyah nilai-nilai edukatif secara kontekstual, dan
maupun kauniyah. penguatan nilai moral.
Ketiga, menjadikan Alquran sebagai Selanjutnya Darmana (2016)
pengawal dari setiap kerja sains. Alquran menjelaskan bahwa internalisasi nilai tauhid
bukan sekedar menjadi pelengkap, tetapi pada materi sains dapat dilakukan melalui
sumber rujukan utama agar supaya menjadi pengungkapan nilai/hikmah/makna/hakikat
lebih terarah dan mempunyai tujuan yang dari materi sains tersebut berdasarkan sudut
mengandungi banyak manfaat. pandang Islam. Internalisasi nilai tauhid dalam
Sejak pertama kali diturunkan, Alquran materi sains merupakan upaya untuk
telah mengisyaratkan pentingnya ilmu mengembangkan potensi hati nurani, sehingga
pengetahuan dan menjadikan proses akan mengarahkan kepada kesadaran bahwa
pencariannya sebagai ibadah. Di samping itu, sains terutama hukum-hukum atau fakta-fakta,
Alquran juga menegaskan bahwa satu-satunya merupakan ketetapan dan kekuasaan Allah
sumber ilmu pengetahuan adalah Allah SWT. Yang Maha Kuasa, yang diciptakan dan
Hal ini mengindikasikan bahwa sebenarnya dianugerahkan untuk kemaslahatan makhluk-
tidak ada pemisahan ilmu dalam pandangan Nya. Kesadaran ini akan mendorong dan
Alquran (Nata, 2005). Dengan demikian, menjadi motivasi untuk menggunakan ilmu
dalam pandangan Alquran dan sains pengetahuan pada kebaikan dan kemaslahatan
merupakan dua hal yang terintegrasi. Proses umat manusia serta pada hal-hal yang diridloi
pembelajaran pada hakikatnya adalah proses oleh Allah Yang Maha Esa.
mengamati, menemukan, memahami, dan
menghayati sunnatullah, yang berupa Kesimpulan dan Rekomendasi
fenomena alamiah maupun sosial, kemudian Ilmu pengetahuan adalah keseluruhan
mengaplikasikan pemahaman tersebut bagi sistem pengetahuan manusia yang telah
kemaslahatan hidup manusia dan dibakukan secara sistematis, didalam agama
lingkungannya serta menjadikan kesadaran islam sendiri ilmu pengetahuan dikembangkan
adanya Allah dengan sifat-sifat-Nya Yang berdasarkan pada 3 pilar yaitu pilar Ontologis
Maha Sempurna sebagai tujuan hakiki dari (yang menjadi subjek ilmu), Pilar Aksiologis
kegiatan pembelajaran. Tujuan ini akan (tujuan ilmu pengetahuan) dan Pilar
membimbing peserta belajar kepada kesadaran Epistemologis (cara untuk mencapai ilmu
adanya realitas supranatural di luar realitas pengetahuan tersebut). Dengan menjadikan
eksternal yang dapat ia indera. Oleh sebab itu, ayat-ayat Al-Qur’an sebagai paradigma atau
prinsip -prinsip dasar kegiatan ilmiah yang konsep dasar dalam keilmuan, namun tak
digariskan Alquran, harus dijadikan titik tolak sedikit pula manusia yang beranggapan bahwa
dalam mempelajari subyek apapun. agama dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi
Implementasi dalam pembelajaran sains, yang berbeda dan tidak bisa disatukan, Hal ini
hendaknya menginternalisasikan nilai tauhid tentu membuat dinding penghalang bagi
pada materi sains. (Fakhri, 2010) menjelaskan keilmuan islam yang memiliki konsep dan
bahwa konsep ilmu pengetahuan dan teknologi paradigma yang mengarah kepada kitab Al-
dalam Al-Qur'an juga berlaku dan relevan Qur’an sehingga keilmuan islam memiliki
untuk diterapkan dalam proses pembelajaran tantangan yaitu mampu menyelaraskan Al-
di lembaga pendidikan Islam yaitu dengan Qur’an untuk menyelesaikan masalah yang
proyek integrasi dalam pendidikan. Hal berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan juga
tersebut dapat dijabarkan dalam tiga hal: 1) menghadapi tantangan yang dihadirkannya.
integrasi kurikulum, 2) integrasi pembelajaran, Konsep Ilmu pengetahuan dan sains
dan 3) integrasi sains (islamisasi sains) adalah sekumpulan pengetahuan yang
(Fakhri, 2010). Ada beberapa metode atau diorganisir secara sistematis berdasarkan
strategi internalisasi nilai tauhid dalam pengalaman dan pengamatan yang kemudian
pembelajaran sains yang dapat dilakukan. dihubungkan berdasarkan pemikiran yang
Murdiono (Darmana, 2016) mengungkapkan, cermat, teliti dan bisa dipertanggungjawabkan

143 B Adhiguna, Bramastia


INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893
Vol. 10, No. 2, 2021 (hal 137-144) E-ISSN: 2615-7489
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v10i2.57257

dengan berlandaskan teori dan metode yang Hidayatulloh, “Relasi Ilmu Pengetahuan dan
bisa dibuktikan kebenarannya. Implementasi Agama”, Proceeding of ICECRS 1 (2016):
pembelajaran sains dapat dilaksanakan dengan h. 906.
internalisasi nilai-nilai tauhid melalui kajian- M. Amin Abdullah et al, Integrasi sains-islam
(Yogyakarta: Pilar Religia, 2004), h. 18.
kajian Al-Qur’an terkait dengan ilmu
Martin, Ralph, Sexton, C., Franklin, T. &
pengetahuan. Internalisasi nilai-nilai Gerlovich, J. (2005). Teaching science for
ketauhidan atau keyakinan terhadap agama all children : Inquiry methods for
dalam pembelajaran dapat dilaksanakan constructing understanding.
dengan 1) integrasi kurikulum, 2) integrasi Nadiyah Thayyarah, Buku Pintar Sains dalam Al-
pembelajaran, dan 3) integrasi sains Qur’an, (Jakarta: Zaman, 2013), h.468-469.
(islamisasi sains). selain itu dapat juga Nur Raina Novianti, “Kontribusi Pengelolaan
diaplikasikan dengan keteladanan, masalah Laboratorium dan Motivasi Belajar Siswa
aktual di masyarakat, penanaman nilai-nilai terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran,”
edukatif secara kontekstual, dan penguatan Jurnal ISSN 1412-565X Edisi Khusus, No. 1
(Agustus, 2011), h. 158
nilai moral (Tursinawati 2020).
S. Jujun Suriasumntri, Filsafat Ilmu: Sebuah
Pengantar Populer, Jakarta: Sinar Harapan,
Daftar Pustaka 1982.
Siti Lailiyah, 2018, Korelasi Al-Qur’an dengan
Abuddin Nata et. al., Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Pengetahuan, Prosiding Seminar
Ilmu Umum (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), Nasional Pendidikan Fisika FITK UNSIQ.
h. 52. Tursinawati. 2020. Ilmu Pengetahuan dalam
Afzalur Rahman, Ensiklopedia Ilmu dalam Al- Pandangan Al-Qur’an dan Implikasinya
Qur’an: RujukanTerlengkap Isyarat-Isyarat dalam Pembelajaran Sains. Jurnal Pesona
Ilmiah dalam AL-Qur’an. (Bandung: Mizan, Dasar. PGSD Universitas Syiah Kuala,
2007), h. 67-68. Vol.8 No.2. h. 52.
Ahmad Barizi, Pendidikan Integratif Akar Tradisi Uyoh Sodullah, Pengantar Filsafat Pendidikan,
dan Integrasi Keilmuan Pendidikan Islam, (Jakarta : Alfabeta, 2001), h. 43
(Malang: UIN Maliki Press, 2011), h. 262. Waheedudddin khan, Agama versus Sains Modern,
Ali Miftakhu Rosyad and Muhammad Anas terj. Ahmadie Thaha (Surabaya: Al-
Maarif, “Paradigma Pendidikan Demokrasi Ikhlas,1971), h. 69.
dan Pendidikan Islam dalam Menghadapi Yedi Purwanto, “Islam Mengutamakan Ilmu
Tantangan Globalisasi di Indonesia,” Pengetahuan dan Teknologi”, Jurnal
Nazhruna: Jurnal Pendidikan Islam 3, no. 1 Sosioteknologi 22, (2011): h. 1046.
(2020): 75–99.
Ardi Kumara, Ayu Virnanda, Lathifah Sekar Azmi,
2020. Implementasi Ilmu Pengetahuan
dalam Perspektif Al-Qur’an sebagai Upaya
Menghadapi Tantangan Zaman. Jounal for
Islamic Studies Al-Afkar. Vol 3 No.2
Arsyad, A. (2016). Integration Tree and the
Interconnectivity of Science and Religion.
Kalimah, 14(2), 115.
Bundu, Patta. (2006). Penilaian Keterampilan
Proses dan Sikap Ilmiah dalam.
Pembelajaran Sains di SD. Jakarta :
Depdiknas.
Darmana, A. (2016). Internalisasi Nilai Tauhid
Dalam Pembelajaran Sains. Jurnal
Pendidikan Islam, 27(1), 66.
Fakhri, J. (2010). Sains Dan Teknologi Dalam Al-
Qur’an Dan Implikasinya Dalam
Pembelajaran. Ta’dib, 15(01), 121–142.
Ghulsyani, Mahdi, Filsafat Sains Menurut Alquran.
Bandung: Mizan, 1991.

PANDANGAN AL-QUR’AN TERHADAP ILMU PENGETAHUAN DAN… 144

Anda mungkin juga menyukai